BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemilihan...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pemilihan...
81
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Model Estimasi Data Panel
Sebelum melakukan interpretasi terhadap uji model estimasi yang telah
dilakukan, akan dilakukan Uji Chow terlebih dahulu. Uji Chow dilakukan dengan
tujuan untuk membandingkan pilihan yang terbaik antara model Common Effect dan
model Fixed Effect. Hipotesis Uji Chow dalam penelitian ini adalah:
H0 : Common Effect lebih baik
H1 :Fixed Effect lebih baik
Kriteria dalam Uji Chow adalah apabila nilai Prob. Chi Square lebih besar
daripada nilai signifikansi (0.05), maka H0 diterima, dan apabila nilai Prob. Chi
Square lebih rendah daripada nilai signifikansi (0.05), H0 ditolak.
Tabel 4.1 - Hasil Uji Chow
Effect Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 8.799386 (2,132) 0.0003
Cross-section Chi-
square 17.646845 2 0.0001
Sumber: Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel hasil Uji Chow di atas, menunjukkan bahwa nilai Prob. Chi
Square-nya sebesar 0.0001, lebih rendah dari nilai signifikansi (0.05). Dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini estimasi dari model Fixed Effect lebih baik
untuk digunakan.
82
4.2 Hasil Model Estimasi Data Panel
Berdasarkan hasil dari Uji Chow, model Fixed Effect adalah model yang lebih
tepat digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2 - Hasil Regresi Model Fixed Effect
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 20688.23 1529.656 13.52476 0.0000
SPIN 9617.264 756.5846 12.71142 0.0000
UWSP -0.183471 0.376201 -0.487695 0.6266
SIZE 0.454383 0.162731 2.792238 0.0060
ROA 9167.121 9473.039 0.967707 0.3350
LVRG 4252.174 2090.367 2.034176 0.0439
VOC 1.734462 1.111285 1.560771 0.1210
R-squared 0.771351 Mean dependent var 33488.95
Adjusted R-squared 0.757494 S.D. dependent var 6818.949
S.E. of regression 3357.985 Akaike info criterion 19.13777
Sum squared resid 1.49E+09 Schwarz criterion 19.32599
Log likelihood -1340.213 Hannan-Quinn criter. 19.21426
F-statistic 55.66313 Durbin-Watson stat 0.228489
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber: Hasil pengolahan data
Berdasarkan hasil regresi menggunakan model Fixed Effect di atas, diketahui
persamaan ekonometrika dalam penelitian ini dengan menggunakan model Fixed
Effect adalah sebagai berikut:
83
ASETit = 20688.23+ 9617.264 SPINit – 0.183471 UWSPit + 0.454383 SIZEit +
9167.121 ROAit + 4252.174 LVRGit + 1.734462 VOCit
Nilai tiap variabel dari hasil regresi model Fixed Effect di atas dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
20688.23, artinya tanpa dipengaruhi variabel apa pun dan sebelum perusahaan
perasuransian melakukan proses spin-off, kenaikan aset industri asuransi
syariah adalah sebesar Rp. 20,688 miliar atau sebesar Rp. 20.7 triliun.
9617.264 SPIN, artinya apabila perusahaan perasuransian telah melakukan
proses spin-off, maka jumlah aset industri asuransi syariah akan bertambah
sebesar Rp. 9,617 miliar atau sebesar Rp. 9.6 triliun.
–0.183471 UWSP, artinya peningkatan Underwriting Surplus perusahaan
perasuransian syariah sebesar Rp 1 miliar akan mengurangi jumlah aset
industri asuransi syariah sebesar Rp. 183 juta atau sebesar Rp. 0.183 miliar.
0.454383 SIZE, artinya peningkatan aset perusahaan perasuransian syariah
sebesar Rp. 1 miliar akan menaikkan aset industri asuransi syariah sebesar
Rp.454 juta rupiah atau sebesar Rp. 0.45 miliar.
9167.121 ROA, artinya peningkatan Return on Asset perusahaan
perasuransian syariah sebesar Rp. 1 miliar akan menaikkan jumlah aset
industri asuransi syariah sebesar Rp. 9,167 miliar atau sebesar Rp. 9.1 triliun.
84
4252.174 LVRG, artinya peningkatan Leverage perusahaan perasuransian
syariah sebesar 1% akan menaikkan jumlah aset industri asuransi syariah
sebesar Rp. 4,252 miliar atau sebesar Rp. 4.2 triliun.
1.734462 VOC, artinya peningkatan Volume of Capital perusahaan
perasuransian syariah sebesar Rp. 1 miliar akan menaikkan jumlah aset
industri asuransi syariah sebesar Rp. 1.73 miliar.
Dari penjelasan hasil regresi menggunakan model Fixed Effect di atas dapat
diketahui bahwa hipotesis pertama dari penelitian ini yaitu Spin-Off memengaruhi
aset industri asuransi syariah, dapat diterima dan hal ini sejalan dengan penelitian Al
Arif (2015) dan Nasuha (2012) di mana proses spin-off memengaruhi industri
perbankan syariah secara agregat. Sama seperti hasil regresi model Random Effect,
dalam hasil regresi model Fixed Effect juga terdapat satu variabel kinerja keuangan
perusahaan perasuransian syariah hasil spin-off yang berpengaruh negatif atau
mengurangi variabel dependen, yaitu variabel Underwriting Surplus.
4.3 Uji Asumsi Klasik
Setelah model dalam penelitian ini terpilih, selanjutnya dilakukan Uji Asumsi
Klasik tehadap data dalam model yang akan diestimasi. Uji Asumsi Klasik dalam
penelitian ini adalah Uji Normalitas, Heteroskedastisitas dan Multikolinearitas.
85
4.3.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Jarque-Bera, didasarkan
pada sampel besar yang diasumsikan bersifat asymptotic dan menggunakan
perhitungan skewness dan kurtosis. Menurut Widarjono (2007) pengambilan
keputusan Uji Jarque-Bera dilakukan jika:
a. Probabilitas Jarque-Bera > taraf signifikansi, maka tidak menolak H0 atau
residual mempunyai distribusi normal.
b. Probabilitas Jarque-Bera < taraf signifikansi, maka tolak H0 atau residual tidak
mempunyai distribusi normal.
Tabel 4.3 - Hasil Uji Normalitas
Mean 1.29e-13
Median 113.8919
Maximum 7663.233
Minimum -4606.677
Std. Dev. 3260.632
Skewness -0.102421
Kurtosis 2.484967
Jarque Bera 1.804912
Probability Jarque Bera 0.405572
Sumber:Hasil pengolahan data
Dari hasil Uji Normalitas di atas terlihat bahwa nilai Probabiliy Jarque-Bera
adalah sebesar 0.405572. Dengan taraf signifikansi sebesar 5% atau 0.05, ini artinya
H0 tertolak karena probabilitas Jarque-Bera (0.405572) lebih besar dari taraf
86
signifikansi (0.05). Dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi
normal.
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui residual dari model yang
terbentuk memiliki varians yang konstan atau tidak. Uji Heteroskedastisitas perlu
dilakukan pada model yang terbentuk. Masalah heteroskedastisitas, membuat hasil uji
t dan uji F menjadi tidak akurat (Nachrowi & Usman, 2006). Dalam penelitian ini
untuk melihat ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan Uji Glejser,
yang dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel independen terhadap nilai
absolut residualnya. Kriteria dalam pengujian ini jika nilai probabilitas lebih besar
daripada tingkat signifikan (Prob. > α (0.005)), maka dapat dipastikan tidak terdapat
masalah heteroskedastisitas.
Tabel 4.4 - Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
RESABS 1506.692 749.4351 2.010437 0.0464
SPIN -364.6475 370.6788 -0.983729 0.3270
UWSP -0.183451 0.184315 -0.995315 0.3214
SIZE 0.143544 0.079728 1.800424 0.0741
ROA -1740.780 4641.192 -0.375072 0.7082
LVRG 3640.549 1024.148 3.554710 0.0005
VOC -0.934169 0.544460 -1.715772 0.0886
Sumber: Hasil pengolahan data
87
Setelah dilakukan pengujian dengan melakukan regresi variabel independen
terhadap terhadap nilai absolut residualnya, terlihat bahwa sebagian besar variabel
nilai probabilitasnya melebihi tingkat signifikan yaitu 0.05. Namun, terdapat satu
variabel yang nilai probabilitasnya di bawah tingkat signifikan, yaitu variabel LVRG
(leverage). Karena itulah, perlu dilakukan pembobotan white untuk mengatasi
variabel yang mengalami masalah heteroskedastisitas.
Tabel 4.5 - Hasil Uji Heteroskedastisitas Pembobotan White
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 1506.692 485.4141 3.103931 0.0023
SPIN -364.6475 369.3945 -0.987149 0.3254
UWSP -0.183451 0.120279 -1.525213 0.1296
SIZE 0.143544 0.045618 3.146649 0.0020
ROA -1740.780 4258.393 -0.408788 0.6834
LVRG 3640.549 986.4779 3.690452 0.0003
VOC -0.934169 0.274840 -3.398949 0.0009
Sumber: Hasil pengolahan data
4.3.3 Uji Multikolinearitas
Tabel 4.6 - Hasil Uji Multikolinearitas
Spin-
Off
Underwriting
Surplus Size ROA Leverage
Volume of
Capital
Spin-Off 1.00 0.34 0.22 0.19 -0.29 0.26
Underwriting
Surplus 0.34 1.00 0.59 0.56 -0.219 0.64
Size 0.22 0.59 1.00 0.20 0.10 0.79
88
Spin-
Off
Underwriting
Surplus Size ROA Leverage
Volume of
Capital
ROA 0.20 0.56 0.20 1.00 -0.07 0.05
Leverage -0.29 -0.22 0.10 -0.07 1.00 0.05
Volume of
Capital
0.26 0.64 0.79 0.05 0.05 1.00
Sumber: Hasil pengolahan data
Dapat dikatakan terdapat masalah multikolinearitas apabila korelasi antara tiap
variabel bebas bernilai lebih dari 0.80. Berdasarkan hasil Uji Multikolinearitas di
atas, tidak terdapat hubungan atau korelasi setiap variabel bebas yang lebih dari 0.80
yang berarti H0 diterima. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
tidak terdapat masalah multikolinearitas.
4.4 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui dampak dari kebiajakan spin-off terhadap industri asuransi
syariah di Indonesia, diperlukan beberapa uji untuk membuktikannya (uji kelayakan
model estimasi). Uji kelayakan model estimasi dalam penelitian ini adalah Uji F, Uji t
dan Koefisien Determinasi.
4.4.1 Uji F (Simultan)
Uji F dilakukan untuk membuktikan apakah semua variabel independen yang
dimaksudkan dalam model memiliki keterkaitan atau pengaruh secara bersamaan
(simultan) terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
89
significance level sebesar 0.05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau penolakan
hipotesis adalah sebagi berikut:
a. Jika nilai Prob. F-Statistic > 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
tidak signifikan). Ini membuktikan bahwa secara bersamaan atau simultan
keenam variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai Prob. F-Statistic ≤ 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
signifikan). Ini membuktikan bahwa secara bersamaan atau simultan keenam
variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
Tabel 4.7 – Hasil Uji F Model Fixed Effect
Model F-Statistic Prob. (F-statistic) Keterangan
Regresi 55.66313 0.000000 Signifikan
Sumber: Hasil pegolahan data
Berdasarkan tabel hasil Uji F model Fixed Effect di atas, nilai Prob. F-statistic
yang didapat adalah 0.000000. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu
0.05, artinya secara bersamaan atau simultan keenam variabel independen yaitu
variabel Spin-Off, Underwriting Surplus, Size, Return on Asset, Leverage, dan
Volume of Capital memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
4.4.2 Uji t (Parsial)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
90
Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level sebesar 0.05 (α=5%).
Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
a. Jika nilai Probability > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai Probability ≤ 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.8 - Hasil Uji t Model Fixed Effect
Variabel Koefisien Prob. Keterangan
Aset Industri Asuransi
Syariah Agregat (Y) 20688.23 0.0000 -
Spin-Off 9617.264 0.0000 Signifikan
Underwriting Surplus -0.183471 0.6266 Tidak Signifikan
Size 0.454383 0.0060 Signifikan
ROA 9167.121 0.3350 Tidak Signifikan
Leverage 4252.174 0.0439 Signifikan
Volume of Capital 1.734462 0.1210 Tidak Signifikan
Sumber: Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel hasil Uji t model Fixed Effect, terdapat tiga variabel
independen yang nilai Probability-nya di bawah 0.05 atau berarti secara signifikan
berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu variabel SPIN (Spin-Off), SIZE, dan
LVRG (Leverage). Hasil ini sejalan dengan penelitian Al Arif (2015) dan Nasuha
91
(2012) di mana variabel Spin-Off memengaruhi secara positif industri perbankan
syariah secara agregat.
Kemudian terdapat tiga variabel yang memiliki nilai Probability di atas 0.05 atau
berati tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen, variabel
tersebut adalah UWSP (Underwriting Surplus), ROA (Return on Asset) dan VOC
(Volume of Capital).
4.4.3 Koefisen Determinasi
Kualitas persamaan regresi dilihat dari nilai determinasi (R2). Secara matematis,
nilai determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi (r). Nilai determinasi
memberikan informasi seberapa besar peranan variabel-variabel bebas dalam
menentukan variabel terikat. Nilai Koefisien Determinasi mencerminkan seberapa
besar variasi dari variabel terikat dependen diterangkan oleh variabel independen,
semakin besar nilai yang muncul semakin baik. Nilai determinasi antara 0% sampai
dengan 100%. Semakin mendekati 100% semakin baik determinasi dari persamaan
regresi (Nachrowi & Usman, 2006).
Tabel 4.9 - Hasil Koefisien Determinasi Model Fixed Effect
Model R-squared Adjusted R-squared
Regresi 0.771351 0.757494
Sumber: Hasil pengolahan data
Berdasarkan tabel hasil Koefisien Determinasi di atas, diketahui dalam penelitian
ini nilai R-squared sebesar 0.771351 atau 77% . Itu artinya, secara simultan variabel-
variabel independen yaitu Spin-Off, Underwriting Surplus, Size, Return on Asset,
92
Leverage, dan Volume of Capital berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar
77%, dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
4.5 Dampak Kebijakan Spin-Off terhadap Industri Asuransi Syariah di
Indonesia Periode 2015 – 2018
Berdasarkan Uji F atau Uji Simultan, didapatkan hasil bahwa secara bersamaan
variabel independen yang terdiri dari variabel dummy Spin-Off dan variabel kinerja
keuangan perusahaan perasuransian syariah seperti Underwriting Surplus, Size,
Leverage, Return on Asset, dan Volume of Capital memengaruhi variabel dependen
yaitu aset agregat industri asuransi syariah di Indonesia periode 2015 – 2018. Dalam
hasil Uji t atau Uji Parsial, variabel dummy spin-off juga menunjukkan signifikansi
yang positif dengan variabel aset agregat industri asuransi syariah di Indonesia
periode 2015 – 2018. Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bahwa unit syariah
perusahaan perasuransian yang telah melakukan proses spin-off, maka jumlah aset
industri asuransi syariah akan bertambah sebesar Rp. 9,617 miliar atau sebesar Rp.
9.6 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah
untuk mewajibkan unit syariah perusahaan perasuransian melakukan pemisahan atau
spin-off telah tepat, karena telah berdampak langsung secara positif terhadap kondisi
asuransi syariah di Indonesia yang ditunjukkan oleh aset agregat. Hasil ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Arif (2015), spin-off berpengaruh secara
pengaruh positif terhadap tingkat efisiensi operasional pada bank syariah di
Indonesia. Hal ini berkaitan dengan tujuan spin-off diungkapkan oleh Anshori &
93
Dasopang (2015) yaitu untuk mengembangkan ekspansi industri syariah agar
semakin efektif dan efisien, serta meningkatkan kemandirian dan kapasitas unit
syariah dalam menjalankan usahanya, sehingga menimbulkan peningkatan dalam
pangsa pasar aset industri keuangan syariah (Fitriyani, 2014).
Pada variabel kinerja keuangan, hasil Uji t atau Uji Parsial menunjukkan bahwa
hanya 2 dari 5 variabel yang secara signifikan berpengaruh pada aset agregat industri
asuransi syariah di Indonesia pada periode 2015 – 2018, yaitu variabel Size dan
Leverage. Setiap peningkatan Size atau aset perusahaan perasuransian syariah hasil
spin-off sebesar Rp. 1 miliar akan menaikkan aset industri asuransi syariah sebesar
Rp.454 juta Pada variabel Leverage, peningkatan sebesar 1% akan menaikkan jumlah
aset industri asuransi syariah sebesar sebesar Rp. 4.2 triliun. Berdasarkan penelitian
Nasuha (2012), kegiatan spin-off yang dilakukan oleh industri keuangan syariah
memang menimbulkan perbedaan terhadap kinerja keuangan yang dimiliki meskipun
tidak secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang tidak signifikan yaitu Underwriting
Surplus, Return on Asset dan Volume of Capital. Underwriting Surplus didapat dari
kumpulan dana peserta yang diinvestasikan kemudian dikurangi biaya atau beban
asuransi seperti klaim dan reasuransi (Sula, 2004). Surplus underwriting menurut
Mokhtar, Aziz & Hilal (2015) memang berpengaruh positif terhadap eksistensi
perusahaan perasuransi syariah dalam jangka panjang, namun tidak terhadap jumlah
aset secara agregat secara nasional. Berdasarkan hasil penelitian variabel
Underwriting Surplus perusahaan perasuransian syariah hasil spin-off sebesar Rp 1
94
miliar akan mengurangi jumlah aset industri asuransi syariah sebesar Rp. 183 juta,
tidak secara signifikan. Ini berarti peningkatan Underwriting Surplus perusahaan
dapat meningkatkan jumlah aset agregat. Return on Asset yang merupakan rasio
profitabilitas secara signifikan tidak memengaruhi aset industri asuransi syariah di
Indonesia secara agregat. Hal ini seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian
Nasuha (2012) pada industri perbankan syariah di mana variabel Return on Asset
tidak memilki perbedaan karena adanya proses spin-off. Hasil ini menunjukkan
bahwa perusahaan yang memiliki jumlah aset besar namun tingkat return yang kecil
tetap dapat memengaruhi aset agregat industri asuransi syariah di Indonesia. Variabel
Volume of Capital tidak signifikan mempengaruhi asuransi syariah di Indonesia, hasil
ini seperti yang ditemukan oleh penelitian Nurlatifah & Mardian (2016). Ini
menunjukkan bahwa perusahaan perasuransian syariah yang tidak memiliki modal
besar dapat memengaruhi kondisi industri asuransi syariah di Indonesia, dalam hal ini
adalah aset secara agregat.