BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

24
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Sebagai daerah terluas di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo memiliki beragam obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Beragam objek wisata itu tersebar di sejumlah wilayah kecamatan maupun desa di Kabupaten Gorontalo termasuk jenis wisata sejarah dan budaya, seperti Benteng Otanaha, Rumah adat, Makam Juu Panggola, Desa wisata religi, dan objek wisata yang menjadi tempat penelitian yaitu Museum Soekarno. Di Provinsi Gorontalo terdapat 3 museum diantaranya, Museum Nani wartabone di Kabupaten Bone Bolango, Museum pusat fosil kayu dan Museum Soekarno di Kabupaten Gorontalo. 4.1.1 Gambaran Objek Wisata Museum soekarno berada di kawasan Danau Limboto, tepatnya di Desa Iluta Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Desa Iluta merupakan pintu masuk ke wilayah Kabupaten Gorontalo dari Kota Gorontalo, tidak jauh dari tapal batas wilayah Desa Iluta terdapat cagar budaya atau situs rumah pendaratan Soekarno tersebut yang berdekatan dengan dermaga pendaratan pesawat amfibi dan catalina. Lokasi cagar budaya ini sangat strategis yakni terletak di tepi jalan arah Kota Gorontalo dan Batudaa, jaraknya sekitar ± 10 Km dari pusat Kota Gorontalo. Bangunan situs sejarah ini telah ada sekitar tahun 1936 yang merupakan peninggalan tentara Belanda, lalu dijadikan rumah persinggahan Presiden Soekarno

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi...

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sebagai daerah terluas di Provinsi Gorontalo, Kabupaten Gorontalo memiliki

beragam obyek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Beragam objek wisata

itu tersebar di sejumlah wilayah kecamatan maupun desa di Kabupaten Gorontalo

termasuk jenis wisata sejarah dan budaya, seperti Benteng Otanaha, Rumah adat,

Makam Juu Panggola, Desa wisata religi, dan objek wisata yang menjadi tempat

penelitian yaitu Museum Soekarno. Di Provinsi Gorontalo terdapat 3 museum

diantaranya, Museum Nani wartabone di Kabupaten Bone Bolango, Museum pusat

fosil kayu dan Museum Soekarno di Kabupaten Gorontalo.

4.1.1 Gambaran Objek Wisata

Museum soekarno berada di kawasan Danau Limboto, tepatnya di Desa Iluta

Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo. Desa Iluta merupakan pintu masuk ke

wilayah Kabupaten Gorontalo dari Kota Gorontalo, tidak jauh dari tapal batas

wilayah Desa Iluta terdapat cagar budaya atau situs rumah pendaratan Soekarno

tersebut yang berdekatan dengan dermaga pendaratan pesawat amfibi dan catalina.

Lokasi cagar budaya ini sangat strategis yakni terletak di tepi jalan arah Kota

Gorontalo dan Batudaa, jaraknya sekitar ± 10 Km dari pusat Kota Gorontalo.

Bangunan situs sejarah ini telah ada sekitar tahun 1936 yang merupakan

peninggalan tentara Belanda, lalu dijadikan rumah persinggahan Presiden Soekarno

2

sekitar tahun 1950 dan 1956 untuk mengkampanyekan kemerdekaan Indonesia.

Selama 30 tahun lebih kondisi dermaga pendaratan pesawat amphibi dan rumah

persinggahan Presiden Soekarno tersebut terbengkalai dan tidak terurus, hingga

Pemerintah Provinsi Gorontalo memperbaiki dan menambahkan fasilitas ditempat

yang sangat bersejarah ini, seperti area parkir, taman, toilet, dan gazebo yang

dibangun di sekitar dermaga pendaratan. Bangunan tersebut telah diperbaiki dengan

ukuran 5x15 Meter untuk dilestarikan, demikian pula dermaganya yang telah

diperbaiki. Pada 29 Juni 2002 rumah pendaratan pesawat amphibi itu diresmikan

Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, ketika itu Presiden Megawati

berkesempatan mengunjungi Gorontalo dalam rangka pelaksanaan hari keluarga

nasional.

Bangunan museum ini tidak banyak mengambarkan bagaimana kondisi

kedatangan Presiden Soekarno saat itu. Sekitar 3 buah foto besar tampak Soekarno

sementara berpidato di rumah Dinas Walikota (sekarang rumah Dinas Gubernur)

tanpa banyak keterangan yang dituliskan dan dijelaskan di foto tersebut. Selain tahun

kedatangan seperti yang tertera diketerangan gambar tahun 1950 dan kedatangan

kedua kali tahun 1956 tidak ada data lagi layaknya museum seutuhnya. Bahkan

gambar yang diabadikan hanyalah ketika Soekarno bersama sang isteri dan Gubernur

Sulawesi utara saat itu. Terdapat pula beberapa jenis mata uang kertas di era awal

kemerdekaan Republik Indonesia, buku-buku yang menceritakan tentang Presiden

Soekarno, dan beberapa barang-barang milik warga yang disumbangkan di museum

3

ini, barang-barang tersebut merupakan barang-barang kuno yang telah ada sekitar

tahun 1950 yang ikut dipajang didalam museum.

Pemerintah Provinsi Gorontalo menjadikan rumah pendaratan Presiden

Soekarno ini sebagai museum, dengan melihat tempat ini adalah situs sejarah dari

peninggalan Bangsa Belanda hingga sebagai tempat persinggahan Presiden Soekarno.

Pembangunan museum tersebut adalah bagian dari upaya untuk mengenang semangat

juang Presiden Soekarno dalam mempertahankan negara Republik Indonesia.

Pemerintah Gorontalo memandang bahwa perlu mewariskan nilai-nilai perjuangan

berupa tempat bersejarah di masa lalu agar tetap diketahui oleh generasi yang akan

datang.

4.2 Hasil Penelitian

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh Peneliti Museum soekarno yang

telah diperbaiki dan diresmikan oleh pemerintah sebagai museum sejak tahun 2002

ini tetap mempertahankan jenis bangunannya yang merupakan ciri khas bangsa

Belanda. Hal ini merupakan bukti bahwa Museum Soekarno adalah objek wisata

yang bersejarah, museum ini juga sering dilakukan pemeliharaan dan perawatan

bangunan oleh petugas yang ada di museum.

4

Gambar 4.1

Bangunan Museum Soekarno

Sumber : Data Pribadi, 2013.

Gambar diatas menunjukan kondisi bangunan Museum Soekarno pada saat ini yang

telah diperbaiki oleh pemerintah untuk dijadikan museum.

Gambar 4.2

Kondisi dermaga pendaratan di lokasi Museum Soekarno.

Sumber : Data Pribadi, 2013.

Gambar diatas menunjukkan kondisi dermaga pendaratan pesawat Amphibi dan

Catalina yang digunakan oleh Presiden Sekarno, dermaga ini juga telah

diperbaiki oleh pemerintah.

5

Gambar 4.3

Koleksi museum

Sumber : Data Pribadi, 2013.

Gambar diatas merupakan koleksi berupa foto-foto terbaru yang ada di Museum

Soekarno, foto-foto tersebut merupakan sumbangan dari komunitas “Kelapa Batu”.

Gambar 4.4

Koleksi museum

Sumber : Data Pribadi, 2013.

Gambar di atas merupakan buku-buku dokumenter tentang Presiden Soekarno dan

sebuah radio kuno yang merupakan sumbangan dari Bapak Lukman Monoarfa salah

satu warga Gorontalo.

6

Gambar 4.5

Koleksi museum

Sumber : Data Pribadi, 2013.

Gambar diatas merupakan beberapa mata uang Republik Indonesia di era

pemerintahan Presiden Soekarno.

Gambar 4.6

Koleksi museum

Sumber : Data Pribadi, 2013

Gambar diatas merupakan benda kuno yaitu alat penumbuk padi, namun benda

tersebut tidak ada hubungannya dengan momen sejarah saat kedatangan Soekarno di

Gorontalo.

7

Saat ini di Museum Soekarno telah ditambahkan beberapa foto-foto Soekarno

tetapi bukan merupakan foto-foto saat kedatangan Soekarno di Gorontalo, foto-foto

itu merupakan sumbangan dari komunitas “Kelapa Batu”. Komunitas kelapa batu

merupakan komunitas pecinta sejarah yang ada di Gorontalo, komunitas ini diketuai

oleh Rollins helingo (berdasarkan wawancara pada tanggal 17 Desember 2013)

mereka ikut melestarikan objek wisata Museum Soekarno karena berdasarkan hasil

pengamatan museum ini kurang banyak diketahui oleh masyarakat Gorontalo, koleksi

museum yang masih sedikit, dan kurangnya data yang lengkap mengenai Museum

Soekarno. Hal-hal yang telah dilaksanakan oleh komunitas ini diantaranya:

pengadaan foto-foto Soekarno di museum, kegiatan pameran temporer yang telah

dilaksanakan 2 kali, kegiatan jalan sehat yang ikut melibatkan masyarakat,

penanaman pohon disekitar museum, dan pengenalan Museum Soekarno kepada

masyarakat.

Benda-benda yang dipamerkan dalam pameran temporer yaitu foto-foto

tentang Soekarno, kartu pos, stiker, dan buku-buku sejarah tentang Soekarno. Benda-

benda tersebut didapatkan oleh komunitas ini melalui teman-teman sesama pecinta

sejarah yang berada di luar daerah seperti, Bali, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta dan

lain-lain yang memiliki koleksi foto-foto atau benda-benda yang berkaitan dengan

Presiden Soekarno, foto-foto tentang Soekarno juga didapatkan dari seorang

wartawan Gorontalo pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dulu, serta dari

kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Gorontalo. Selain itu pada pameran temporer

diadakan pemutaran film dokumenter dan nasionalis tentang Presiden Soekarno dan

8

pahlawan Gorontalo Nani Wartabone, pemutaran lagu-lagu kebangsaan, pemutaran

video-video tentang museum dan objek-objek wisata di Gorontalo. hal itu bertujuan

agar masyarakat lebih mencintai sejarah dan peduli terhadap Museum Soekarno.

Tabel 4.1

Daftar keterangan benda-benda koleksi yang ada di Museum Soekarno.

No Benda/Koleksi Keterangan Asal benda

1. 4 buah foto

berukuran besar

Keempat foto itu mengambarkan

kedatangan Presiden Soekarno di

Gorontalo.

Foto tersebut berasal

dari bapak Lukman

monoarfa.

2. 8 foto yang

berukuran kecil.

Foto-foto saat Presiden Soekarno

bersama keluarganya dan presiden

soekarno dalam berbagai kegiatan.

Foto-foto itu berasal dari

pemerintah dan bapak

Lukman Monoarfa.

3.

8 foto berukuran

besar dan 3 yang

berukuran kecil.

Merupakan foto-foto yang baru

ditambahkan di museum soekarno,

tetapi foto-foto itu bukan

mengambarkan kedatangan Presiden

Soekarno di Gorontalo.

dari komunitas kelapa

batu.

4.

1 buah buku

berukuran tebal.

Buku seri dokumenter “Bung karno

di Bawah Bendera Revolusi”.

merupakan karya Presiden Soekarno

Dari bapak Lukman

monoarfa (Masyarakat

Gorontalo).

9

sendiri.

5.

3 buah buku

berukuran kecil.

Buku yang mengisahkan tentang

perjuangan Presiden Soekarno.

berasal dari Bapak

lukman monoarfa.

6. 3 buah buku

berukuran kecil.

Buku yang membahas tentang cagar

budaya Gorontalo.

Dari bapak lukman

monoarfa.

7. 1 buah Radio

kuno

Benda yang dinilai kuno dan ikut

dipajang didalam museum.

Dari bapak Lukman

monoarfa.

8. Lesung padi

Lesung padi merupakan alat

tradisional untuk menumbuk padi

yang dipajang di museum.

Dari bapak Lukman

monoarfa.

9.

Beberapa mata

uang Indonesia.

Mata uang tersebut merupakan uang

yang berlaku pada masa

pemerintahan presiden soekarno.

Dari bapak lukman

monoarfa.

Sumber: Hasil Observasi, 2013

Tabel diatas menunjukkan bahwa koleksi yang dimiliki di Museum Soekarno

masih sedikit. Koleksinya di dominasi dengan foto-foto dan barang-barang kuno yang

tidak mempunyai nilai sejarah yang berhubungan dengan sejarah di Museum

Soekarno. Hanya terdapat 4 buah foto sebagai bukti saat kedatangan Presiden

Soekarno di Gorontalo.

Tabel 4.2

Data kunjungan wisatawan tiga tahun terakhir

10

di objek wisata museum soekarno.

No. Tahun Jumlah Kunjungan

1. 2011 1.563

2. 2012 1.827

3. 2013 2.006

Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata

Provinsi Gorontalo, 2013.

Tabel diatas menunjukkan angka kunjungan wisatawan di Objek wisata

Museum Soekarno dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Berdasarkan buku

data kunjungan di Museum Soekarno para pengunjung lebih didominasi oleh

wisatawan dari luar daerah yang memiliki agenda-agenda kegiatan di Gorontalo dan

tertarik untuk mengunjungi Museum Soekarno karena ingin mengetahui tentang

sejarah dari museum.

Para wisatawan yang datang ke museum soekarno dengan tujuan untuk wisata

sejarah, edukasi, melukis, fotography, prawedding, dan lain sebagainya. Pada buku

data wisatawan juga kebanyakan para pengunjung menyarankan perlunya

penambahan koleksi museum khususnya foto-foto kedatangan soekarno di Gorontalo

yang dinilai masih kurang, serta informasi tentang museum ini. Di Museum soekarno

belum tersedia media informasi tentang museum, ini merupakan salah satu hal yang

sangat penting agar wisatawan yang datang ke Museum Soekarno bisa mendapatkan

keterangan yang jelas tentang museum ini.

11

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Salihun Ishak (pengelola

Museum Soekarno dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo,

wawancara pada tanggal 16 Desember 2013), Museum Soekarno dikelola oleh 2

pihak yaitu Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Balai

Pelestarian Peninggalan Purbakala Gorontalo. Museum soekarno ini dilindungi oleh

Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang benda cagar budaya. Pemerintah

menjadikan rumah pendaratan Soekarno ini menjadi museum karena pernah

terjadinya momen bersejarah di tempat ini yaitu kedatangan Presiden Soekarno

dengan pesawat amphibi dan catalina, bangunan museum ini adalah bangunan tua

yang telah ada sejak masa penjajahan di Indonesia yang merupakan kantor

peninggalan tentara Belanda pada tahun 1936. Museum Soekarno kondisinya sudah

cukup baik dibandingkan selama lebih dari 30 tahun setelah kedatangan Presiden

Soekarno, yang kemudian diperbaiki oleh pemerintah pada tahun 2002.

Dari segi pemeliharaan pemerintah telah mengupayakan pelestarian museum

sejak tahun 2002, seperti perbaikan bangunan, kebersihan, perbaikan dermaga tempat

pendaratan Presiden Soekarno, penambahan fasilitas seperti: fasilitas penerangan,

toilet, tempat parkir, selain itu adanya agenda-agenda kegiatan yang dilaksanakan

oleh pemerintah dan komunitas kelapa batu di Museum Soekarno seperti pameran

temporer (pameran di waktu tertentu), dan pemutaran film sejarah, event tahunan

tumbilotohe di sekitaran museum dan Danau Limboto, dan penambahan foto-foto

Soekarno. Tetapi menurut pemerintah Museum Soekarno masih memiliki banyak

kekurangan diantaranya isi koleksi yang kurang seperti foto-foto kedatangan

12

soekarno, tempat parkir yang kurang luas, penerangan di museum, tidak adanya

panggung pementasan, ruang untuk pameran temporer, tempat/media informasi, dan

fasilitas-fasilitas pendukung yang seharusnya ada di museum.

Menurut pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi

Gorontalo, Museum Soekarno tidak termasuk sebagai salah satu museum yang akan

direvitalisasi sesuai yang direncanakan oleh Pemerintah Nasional sejak tahun 2013

untuk museum-museum di seluruh Indonesia yang perlu direvitalisasi. Hal ini karena

Museum Soekarno bukan merupakan museum yang distandarkan sesuai penilaian

pemerintah nasional dengan beberapa alasan diantaranya, tempat atau lahan

berdirinya museum ini masih kurang standar sebagai tempat berdirinya museum,

bangunan ini awalnya hanya merupakan tempat pendaratan dan persinggahan

Presiden Soekarno, koleksi museum yang masih sedikit, dan pada saat museum ini

diresmikan oleh Pemerintah Gorontalo sebagai museum tempat ini masih menjadi

wilayah kerja atau masih tergabung dengan Sulawesi utara dan Sulawesi tengah.

Bangunan ini dijadikan sebagai museum hanya karena inisiatif dari pemerintah

Gorontalo untuk melestarikan tempat ini sebagai tempat bersejarah.

Untuk itu pihak pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi

Gorontalo menghimbau kepada masyarakat Gorontalo yang mempunyai koleksi

benda-benda atau foto-foto yang berkaitan dengan kejadian saat kedatangan Presiden

Soekarno di Gorontalo dapat menyumbangkan benda-benda tersebut di Museum

Soekarno, agar museum ini koleksinya semakin bertambah dan menjadi museum

13

yang memenuhi standar sebagai museum sesuai dengan persyaratan yang diberikan

oleh pemerintah pusat.

4.3 Pembahasan

Museum Soekarno sebenarnya merupakan salah satu objek wisata yang

memiliki latar belakang sejarah yang bermanfaat dalam hal pengembangan dan

peningkatan pariwisata yang dimiliki oleh Provinsi Gorontalo khususnya Kabupaten

Gorontalo. Tetapi keberadaan situs sejarah yang dijadikan sebagai museum ini belum

dapat mengambarkan dan menjelaskan secara jelas sejarah mengenai Museum

Soekarno melalui benda-benda yang ada di dalam museum, para pengunjung atau

wisatawan yang datang ke museum ini mendapatkan informasi mengenai sejarah

Museum Soekarno melalui petugas yang ada di museum dibandingkan benda-benda

yang dipamerkan didalam museum. Padahal sebuah museum menurut Dirjen

Pembinaan Permuseuman adalah lembaga dan tempat untuk mengumpulkan,

menyimpan, mengkaji, mengkomunikasikan koleksi kepada masyarakat. Melalui

koleksi itulah para pengunjung dapat mengenal dan mengetahui sejarah, budaya, seni,

ataupun ilmu pengetahuan di museum.

Koleksi merupakan salah satu komponen penting dari sebuah museum,

koleksi yang dipamerkan disesuaikan dengan tema yang ingin disampaikan oleh

museum, seperti museum sejarah, seni dan budaya, ilmu pengetahuan dan lain

sebagainya. Sama halnya dengan Museum Soekarno yang merupakan museum

sejarah, maka sangatlah penting di dalam Museum Soekarno sebagai lembaga yang

14

berfungsi untuk menyimpan dan memamerkan benda-benda yang memiliki nilai

sejarah dan mengambarkan sejarah melalui koleksi benda tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian isi koleksi di Museum Soekarno terdapat

beberapa koleksi seperti buku-buku dokumenter tentang Soekarno, beberapa mata

uang di era pemerintahan Presiden Soekarno, alat penumbuk padi, dan 4 buah foto

Soekarno saat kedatangannya di Gorontalo, yang lainnya merupakan foto-foto saat

Soekarno berada dalam beberapa kegiatan dan saat bersama keluarganya. Koleksi

benda tersebut masih sangat minim untuk mengambarkan bukti nyata sejarah saat

kedatangan Presiden Soekarno di Gorontalo, begitu pula dengan foto-foto yang baru

ditambahkan di Museum Soekarno oleh komunitas “Kelapa Batu”, bukan merupakan

foto-foto pada saat kegiatan Presiden Soekarno di Gorontalo.

Penamaan situs rumah pendaratan presiden soekarno sebagai museum oleh

pemerintah di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo dan Balai

Pelestarian peninggalan Purbakala Provinsi Gorontalo tujuannya yaitu :

1) Karena pemerintah ingin melestarikan situs ini sebagai tempat yang memiliki

nilai sejarah yang sangat penting pada masa lampau.

2) Untuk mengenang semangat juang presiden soekarno untuk menyatukan negara

kesatuan Republik Indonesia pada masa penjajahan dulu.

15

3) Dapat menyampaikan sejarah tentang museum soekarno kepada generasi yang

akan datang.

4) Serta sebagai objek wisata sejarah di Gorontalo.

Untuk itu pemerintah meresmikan rumah pendaratan presiden soekarno menjadi

museum pada tanggal 29 juni 2002, oleh presiden Indonesia ke-5 Megawati Soekarno

Putri.

1

6

No. Indikator Teoritis Realita

1. Lokasi Lokasi museum, harus strategis, mudah dijangkau, dan sehat

(tidak terpolusi, bukan daerah yang berlumur atau tanah rawa).

Lokasi museum menurut pemerintah belum

memenuhi standar untuk pengembangan

museum yakni untuk menambah bangunan dan

fasilitas penunjang seperti tempat parkir.

2. Bangunan Bangunan museum, dapat berupa bangunan baru atau

memanfaatkan gedung lama. Harus memenuhi prinsip-prinsip

konservasi agar koleksi museum tetap lestari. Bangunan

museum minimal terdiri atas dua kelompok, yaitu bangunan

pokok (pameran tetap, pameran temporer, auditorium, kantor,

perpustakaan, laboratorium konservasi, dan ruang penyimpanan

koleksi). Dan bangunan penunjang (pos keamanan, kios

cenderamata, kantin, toilet, tempat parkir.

Untuk bangunan pokok, museum soekarno

hanya memiliki ruang untuk pameran tetap tetapi

belum memiliki ruang untuk pameran temporer,

auditorium, kantor, perpustakaan, dan

laboratorium konservasi. Dan belum memiliki

fasilitas penunjang berupa pos keamanan, kios

cenderamata, dan kantin.

3. Koleksi

Museum

mempunyai nilai sejarah, nilai ilmiah, dan nilai estetika,

harus diterangkan asal-usulnya secara historis, geografis dan

fungsinya.

harus dapat dijadikan monumen jika benda tersebut

bangunan,

dapat diidentifikasi mengenai bentuk, tipe, gaya, fungsi,

makna, asal secara historis geografis, genus (untuk biologi),

atau periode (untuk geologi),

harus dapat dijadikan dokumen dan dapat dijadikan bukti

bagi penelitian ilmiah,

harus merupakan benda asli, bukan tiruan,

harus merupakan benda yang memiliki nilai keindahan

(masterpiece), dan

harus merupakan benda yang unik, yaitu tidak ada duanya.

Koleksi di museum soekarno yang memiliki nilai

sejarah hanya sedikit, dan asal-usul koleksi tidak

semuanya dicantumkan keterangan dan

fungsinya, serta yang lainnya bukan merupakan

benda asli (foto) saat kedatangan presiden

soekarno di Gorontalo.

1

7

4. Peralatan

museum

Peralatan museum, harus memiliki sarana dan prasarana yang

berkaitan erat dengan kegiatan pelestarian, seperti vitrin, sarana

perawatan koleksi (AC dehumidifier), pengamanan, (CCTV,

alarm), lampu label, dan lain-lain.

Kurangnya sarana dan prasarana untuk kegiatan

pelestarian, sarana perawatan, dan pengamanan

koleksi museum.

5. Organisasi

dan

ketenagaan

Organisasi dan ketenagaan, sekurang-kurangnya terdiri atas

kepala museum, bagian administrasi, pengelola koleksi

(kurator), bagian konservasi (perawatan), bagian penyajian

(preparasi), bagian pelayanan masyarakat, bimbingan edukasi,

dan pengelola perpustakaan.

Di museum soekarno hanya memiliki 1 orang

petugas jaga yang keseluruhannya berperan

untuk menjaga dan merawat museum. Museum

soekarno tidak memiliki organisasi dan

ketenagaan untuk bagian administrasi, pengelola

koleksi, bagian konservasi, bagian penyajian,

bagian pelayanan masyarakat, bimbingan

edukasi, dan pengelola perpustakaan.

6. Sumber

dana

Sumber dana tetap, untuk penyelenggaraan dan pengelolaan

museum.

Sumber dana untuk museum soekarno menurut

pemerintah tidak tetap, karena salah satu

hambatan dalam pengelolaan dan

pengembangan objek wisata adalah dana.

Sumber : Hasil olahan pribadi yang didapatkan dari acuan pendirian Direktorat Museum dan Dinas Perhubungan dan Pariwisata

Provinsi Gorontalo, 2013.

Tabel diatas merupakan teori yang diangkat dari Pedoman atau persyaratan pendirian sebuah museum yang telah ditentukan

oleh Direktorat Museum dan perbandingannya dengan realita keadaan Museum Soekarno pada saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa

Museum Soekarno masih belum memenuhi persyaratan sebagai museum sesuai yang ditentukan oleh Direktorat Museum.

18

Jika sebuah museum belum memiliki hal-hal yang disyaratkan dalam

pendirian sebuah museum, maka museum tersebut akan sulit menjalankan dan

mengembangkan fungsinya sebagai museum, begitupun dengan Museum Soekarno

yang belum memenuhi kriteria-kriteria yang disyaratkan sebagai museum.

1.3.1 Contoh Museum lain di Indonesia

1) Museum Persada Soekarno

Museum ini diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada tanggal

3 Juli tahun 2004, terdapat 3 objek yang dapat dikunjungi di kompleks museum ini,

yaitu museum dokumentasi Soekarno, Perpustakaan, dan Makam Soekarno. Di

museum ini dipamerkan segala sesuatu tentang Presiden Soekarno, koleksi ini

merupakan gabungan dari bantuan masyarakat, Badan Perpustakaan Jatim, dan

Perpustakaan umum Mastrip. Perpustakaan dan Museum Soekarno merupakan

perpustakaan yang berisi segala bentuk memorabilia Soekarno, juga dikembangkan

sebagai pusat studi terpadu. Museum ini setiap akhir pekan dikunjungi sekitar 700

wisatawan baik domestik maupun maupun mancanegara.

2) Museum Jogja Kembali

Museum ini lokasinya berada di Sleman, Yogyakarta. Tempat ini dijadikan

sebagai monumen untuk memperingati bahwa Kota Yogyakarta pernah kembali

menjadi ibukota Negara Republik Indonesia pada tanggal 6 Juli 1966. Monumen ini

terdiri dari 3 lantai, lantai pertama berisi Museum, perpustakaan, auditorium, dan

kafeteria. Lantai 2 terdapat 10 diorama mengambarkan garis besar perjuangan

19

Yogyakarta pada masa penjajahan, dan lantai ketiga yaitu ruang Garba graha (ruang

untuk berdoa atau meditasi). Dalam 4 ruang museum dilantai 1 terdapat benda-benda

koleksi: realia, replika peristiwa-peristiwa sejarah, foto, dokumen, heraldika, berbagai

jenis senjata, bentuk evokatif, dan berbagai jenis benda-benda yang berhubungan

pada masa sejarah di Yogyakarta. Monument Jogja kembali didalamnya terdapat

struktur organisasi untuk menjalankan fungsi dan jabatannya masing-masing

diantaranya petugas kebersihan, petugas keamanan, penjaga loket, dan lain-lain untuk

menjalankan kegiatan di museum. Museum Jogja kembali memiliki beberapa fungsi

diantaranya: Rekreasi, karena di monumen ini menyediakan sarana permainan yang

dapat menjadi sarana rekreasi. Sebagai tempat untuk pengenalan sejarah dan budaya,

monumen ini menyediakan sarana dan prasarana untuk memberikan informasi

mengenai sejarah dan kebudayaan mengenai Indonesia khususnya di Yogyakarta,

karena hal yang paling pokok pada Monumen Jogja kembali adalah pengenalan

sejarah Indonesia saat berada di Yogyakarta. Fungsi terakhir yaitu penanaman

karakter, penanaman karakter ini dilakukan melalui media-media sejarah yang

disediakan oleh pengelola Monumen Jogja kembali, yaitu para pengunjung

diharapkan mampu mengambil pelajaran dari peristiwa sejarah dan dapat meniru apa

yang dilakukan oleh para pejuang.

Kegiatan-kegiatan pendukung yang dilaksanakan di monument ini

diantaranya, pertunjukan tari klasik, gamelan, musik electone dengan lagu

perjuangan. Fasilitas yang ada di museum ini yaitu, auditorium, cafeteria, arena

bermain anak-anak, tempat parkir, telepon umum, dan toilet.

20

3) Museum Joang 45

Museum Joang 45 lokasinya berada di Jakarta Pusat, meskipun tergolong

museum yang tidak begitu besar Museum Joang 45 memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan museum-museum lainnya yang berada di Jakarta, salah satunya

yaitu dengan perawatan yang cukup ekstra oleh pengelola karena koleksi yang ada di

museum ini sangat langka. Di Museum Joang 45 terdapat diorama-diorama yang

menceritakan kejadian penting sebelum tanggal 17 Agustus 1945, beberapa koleksi

yang ada di museum ini diantaranya properti asli seragam tentara Jepang, mata

uangnya, dan foto-foto asli tentang bagaimana tentara Jepang mengajarkan dan

membentuk tentara PETA. Pengelola museum juga menyediakan video dokumentasi

lewat layar komputer bagi pengunjung yang ingin melihatnya.

Contoh ketiga museum diatas dapat menjadi perbandingan dengan museum

soekarno di Gorontalo, museum Soekarno di Gorontalo masih jauh untuk

dikategorikan sebagai museum. Museum Soekarno hanya memiliki sedikit koleksi

benda dan tidak semuanya mengambarkan sejarah tentang museum ini secara

lengkap. Begitu pula dengan indikator-indikator pendukung seperti bangunan pokok

dan penunjang, struktur organisasi dan ketenagaan di museum, sarana dan prasarana

perawatan untuk museum, dan lain-lain.

Museum Soekarno dapat dikategorikan sebagai galeri, karena dilihat dari

koleksi yang ada di Museum Soekarno selain foto kedatangan Soekarno di Gorontalo,

lebih banyak foto-foto Soekarno yang bukan pada saat kegiatannya di Gorontalo. Ada

pula koleksi buku-buku, mata uang Indonesia, dan alat penumbuk padi yang tidak ada

21

hubungannya dengan agenda kegiatan Presiden Soekarno pada saat kedatangannya.

Museum dan Galeri memiliki persamaan yaitu sebagai tempat untuk mengumpulkan,

menyimpan dan memamerkan benda-benda yang memiliki nilai dan arti. Namun

sebuah penamaan suatu tempat ataupun lembaga diciptakan karena memiliki arti dan

fungsinya masing-masing serta bertujuan untuk dapat memberikan pemahaman

kepada masyarakat tentang maksud dari sebuah penamaan dan fungsi bangunan

tersebut.

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2003), galeri adalah

selasar atau tempat, atau bisa juga didefinisikan sebagai ruangan atau gedung tempat

untuk memamerkan benda atau karya seni. galeri merupakan sebuah bangunan baik

permanen ataupun non permanen, yang dibangun pemerintah ataupun bangunan milik

pribadi untuk memamerkan benda-benda seni mewakili pemiliknya yang memiliki

kemampuan seni dengan memamerkan karyannya di galeri. Sedangkan Museum

menurut International Council of Museums (ICOM, 1974) adalah sebuah lembaga

yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan

perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan,

dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk

tujuan studi, pendidikan dan rekreasi.

Dengan melihat perbandingan antara museum dan galeri yang memiliki arti

dan fungsi masing-masing, pemerintah ataupun swasta dalam pemilihan sebuah nama

perlu melihat apa saja syarat-syarat dan tujuan dari didirikannya sebuah lembaga.

Begitupun dengan penamaan situs pendaratan Presiden Soekarno ini yang dinamakan

22

menjadi sebuah museum hanya karena inisitiaf Pemerintah Gorontalo untuk

mengenang peristiwa sejarah dan semangat juang Presiden Soekarno sehingga tempat

ini dilestarikan keberadaanya. Menurut pemerintah di Dinas Perhubungan dan

Pariwisata Provinsi Gorontalo, Museum Soekarno oleh pemerintah pusat yaitu

Direktorat Permuseuman belum memenuhi standar untuk dijadikan sebagai museum,

hal ini disebabkan oleh beberapa alasan diantaranya:

1. Lahan yang minim

Lokasi Museum Soekarno berada sangat dekat dengan Danau Limboto,

lahannya masih minim untuk dilakukan pelebaran bangunan sebagai

bangunan pokok untuk kegiatan permuseuman yaitu ruang pameran temporer,

auditorium untuk kegiatan pertunjukan, ruang informasi dan lain-lain. Juga

untuk penambahan fasilitas penunjang seperti penambahan lahan untuk

tempat parkir.

2. Masih tergabung dengan wilayah kerja Sulawesi utara dan Sulawesi tengah.

Pada saat museum soekarno diresmikan oleh pemerintah sebagai museum,

saat itu wilayah Gorontalo masih tergabung dalam wilayah kerja Sulawesi

utara dan Sulawesi tengah.

3. Tempat ini awalnya hanya merupakan tempat pendaratan dan persinggahan

Presiden Soekarno dan hanya merupakan inisitif dari Pemerintah Gorontalo

untuk dijadikan sebagai museum.

4. Koleksi yang ada di Museum Soekarno masih kurang dan isi dari koleksi

tersebut sangat sedikit yang mengambarkan sejarah tentang museum.

23

Hal-hal tersebut yang oleh pemerintah pusat belum dapat mengkategorikan

tempat ini sebagai museum yang distandarkan oleh pemerintah tingkat nasional,

menurut pemerintah pusat, Provinsi Gorontalo belum memiliki museum yang layak.

Dengan penamaan galeri pihak pemerintah ataupun komunitas-komunitas yang ikut

melestarikan Museum Soekarno dapat mengumpulkan dan memamerkan benda-

benda koleksi untuk Museum Soekarno, baik itu benda-benda bersejarah dimasa

lampau ataupun koleksi yang tidak ada hubungannya dengan sejarah tentang Museum

Soekarno, misalnya seperti benda-benda kuno yaitu radio dan alat penumbuk padi

ataupun foto-foto Soekarno, hal ini akan menjadi kreatifitas seni namun tetap dapat

melestarikan obyek ini sebagai tempat bersejarah.

4.3.2 Upaya Peningkatan Museum Soekarno sebagai Objek wisata sejarah

Museum Soekarno dapat dijadikan sebagai objek wisata karena adanya objek

untuk dikunjungi, akses menuju ke lokasi ini cukup mudah untuk dapat dilalui oleh

beberapa jenis kenderaan. Jenis bangunan tetap mempertahankan bentuk bangunan

asli sejak masa peninggalan bangsa Belanda, nilai-nilai sejarah dari museum ini

sangat bermanfaat bagi masyarakat dan daerah, serta sebagai tempat edukasi. Oleh

karena itu diperlukan beberapa upaya dalam hal peningkatan Museum Soekarno

menjadi daya tarik atau objek wisata sejarah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan

menambahkan atraksi dan event-event pendukung di dalam museum seperti

penambahan koleksi benda-benda yang ada hubunganya dengan sejarah museum,

lomba-lomba bertema sejarah, dan penambahan theater audio visual yang menyajikan

kisah-kisah patriotisme. Selain itu upaya lain juga dapat dilakukan dengan

24

meningkatkan fasilitas dan pelayanan yang ada seperti penambahan sarana informasi

di museum mengingat pentingnya elemen informasi di objek wisata untuk menambah

pengetahuan tentang museum, dan mengubah tata pamer koleksi yang terdapat di

dalam museum lewat model pengelompokkan koleksi tematis sehingga terbentuk alur

cerita dari benda yang dipamerkan. Pengelolaan benda-benda yang ada di museum

yang diatur sedemikian rupa dapat menarik minat wisatawan, dan informasi yang

lengkap serta penataan yang baik di museum akan dapat menjadi daya tarik

wisatawan.

Hal ini didukung pula oleh pihak pemerintah yang memperbaiki rumah

persinggahan Presiden Soekarno ini sejak tahun 2002 meresmikannya sebagai

museum dengan tujuan tempat ini dapat dilestarikan karena memiliki nilai sejarah dan

dapat menyampaikan sejarah museum kepada generasi yang akan datang, serta

sebagai salah satu objek wisata sejarah di Gorontalo. Selain itu adanya usaha

pelestarian museum oleh komunitas ”Kelapa Batu” seperti melakukan kegiatan

pameran temporer, meriset daerah Gorontalo untuk mengumpulkan benda-benda

yang ada hubungannya dengan sejarah Museum Soekarno, dan memperkenalkan

museum kepada masyarakat beserta sejarahnya melalui kegiatan-kegiatan di dalam

museum, agar masyarakat bisa mengetahui sejarah dan terciptanya rasa peduli pada

Museum Soekarno.