BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ...46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1...
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pimpinan manajemen yaitu PIC,
head of counter, head of supervisor, dan head of marketing di dealer astra
Pekanbaru dan Kampar. Perolehan data dilakukan pada tanggal 8sampai 19Januari
2020. Pada tabel 4.1 dijelaskan bahwa kuesioner yang disebarluaskan adalah
sebanyak 84 kuesioner. Kuesioner yang dikembalikan sebanyak 79 kuesioner.
Kuesioner yang tidak kembali dan tidak lengkap sebanyak 5 kuesioner. Jadi
jumlah sampel pengamatan sebanyak 79 pengamatan. Banyaknya kuesioner yang
tidak kembali disebabkan karena responden bersikap protektif terhadap hal-hal
yang menyangkut tentang kinerja manajerial.
Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner Penelitian
Keterangan Jumlah Kuesioner
Jumlah Kuesioner yang disebar 84
Kuesioner yang tidak kembali 4
Kuesioner yang tidak lengkap 1
Kuesioner yang digunakan 79
Sumber : Data diolah, 2020
Tabel 4.2, menyajikan informasi berupa data demografi responden
meliputi usia, jenis kelamin, dan lama bekerja.
Tabel 4.2 Profil Responden
Keterangan Frequency Percent
Usia 20 – 30 tahun 34 43,0
31 – 40 tahun 42 53,2
41 – 50 tahun 3 3,8
> 50 tahun 0 0,0
Jenis Kelamin Laki-laki 63 79,7
Perempuan 16 20,3
Lama bekerja < 1 tahun 0 0,0
1 – 3 tahun 2 2,5
3 – 5 tahun 29 36,7
> 5 tahun 48 60,8 Sumber : Data diolah, 2020
Berdasarkan data statistik frekuensi di atas, diketahui bahwa mayoritas
jumlah responden berdasarkan umuradalah rentang 31-40 tahun sebanyak 53,2%.
47
Universitas Muhammadiyah Riau
Sedangkan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 79,7%.
Responden rata-rata telah bekerja lebih dari lima tahunsebanyak 60,8%.
4.2 Statistik Deskriptif
Statistik dalam penelitian ini merujuk pada rata rata (mean) dan simpangan
baku (standar deviation) dari seluruh variabel dalam penelitian ini yaitu TQM
(X1), Sistem Pengukuran Kinerja (X2), Sistem Penghargaan (X3), Budaya
Organisasi (X4), dan Kinerja Manajerial (Y) sebagaimana ditunjukkan pada tabel
4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3Statistik Deskriptif
Keterangan N Min Max Mean Std Deviation
Total Quality Management 79 12,00 45,00 30,9367 8,81046
Sistem Pengukuran Kinerja 79 13,00 45,00 29,6709 9,38728
Sistem Penghargaan 79 13,00 45,00 27,5823 9,01794
Budaya Organisasi 79 16,00 50,00 34,1013 9,34193
Kinerja Manajerial 79 11,00 39,00 28,0633 7,06080
Valid N 79
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019
Berdasarkan hasil perhitungan dari tabel 4.3, diatas dapat diketahui bahwa
n atau jumlah data responden yaitu 79 orangyang berasal dari populasi
manajemen/penanggung jawab dealer Astra Pekanbaru dan Kampar. Masing-
masing variabel akan dijabarkan sesuai dengan data pada tabel diatas sebagai
berikut:
4.2.1 Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM) memiliki nilai mean30,9367yang
mengandung arti bahwa adanya Total Quality Management (TQM)yang cukup
tinggi oleh manajemen pada dealer Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan
standar deviasi sebesar 8,81046yang artinya bahwa nilai mean lebih besar dari
standar deviasi, sehingga mengindikasi bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut
dikarenakan standar deviasi adalah pencerminan penyimpangan yang sangat
tinggi, sehingga penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan tidak
menyebabkan bias. Nilai minimum sebesar 12,00 dan nilai maksimum sebesar
45,00.
48
Universitas Muhammadiyah Riau
4.2.2 Sistem Pengukuran Kinerja
Sistem pengukuran kinerja memiliki nilai mean29,6709yang mengandung
arti bahwa adanya sistem pengukuran kinerja yang cukup tinggi oleh manajemen
pada dealer Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan standar deviasi sebesar
9,38728yang artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga
mengindikasi bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar
deviasi adalah pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga
penyebaran data menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias.
Nilai minimum sebesar 13,00 dan nilai maksimum sebesar 45,00.
4.2.3 Sistem Penghargaan (Reward)
Sistem penghargaan memiliki nilai mean27,5823yang mengandung arti
bahwa adanya sistem penghargaan yang cukup tinggi oleh manajemen pada dealer
Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan standar deviasi sebesar 9,01794yang
artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi
bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar deviasi adalah
pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data
menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimum
sebesar 13,00 dan nilai maksimum sebesar 45,00.
4.2.4 Budaya Organisasi
Budaya organisasi memiliki nilai mean34,1013yang mengandung arti
bahwa adanya budaya organisasi yang cukup baik oleh manajemen pada dealer
Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan standar deviasi sebesar 9,34193yang
artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi
bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar deviasi adalah
pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data
menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimum
sebesar 16,00 dan nilai maksimum sebesar 50,00.
4.2.5 Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial memiliki nilai mean28,0633yang mengandung arti
bahwa adanya budaya organisasi yang cukup baik oleh manajemen pada dealer
Astra di Kota Pekanbaru dan Kampardengan standar deviasi sebesar 7,06080yang
49
Universitas Muhammadiyah Riau
artinya bahwa nilai mean lebih besar dari standar deviasi, sehingga mengindikasi
bahwa hasil yang cukup baik. Hal tersebut dikarenakan standar deviasi adalah
pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data
menunjukkan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias. Nilai minimum
sebesar 11,00 dan nilai maksimum sebesar 39,00.
4.3 Uji Kualitas Data
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu
kuesioner. Kuesioner yang dikatakan valid akan mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Uji validitas dikatakan valid apabila r hitung > r table..Dalam
melakukan pengujian, peneliti menggunakan alat bantu berupa program statistik
SPSS version 24.0.
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas data Total Quality Management (TQM)
Variabel Item R hitung R table Kesimpulan
TQM TQM1 0,753 0,221 Valid
TQM2 0,852 0,221 Valid
TQM3 0,855 0,221 Valid
TQM4 0,794 0,221 Valid
TQM5 0,667 0,221 Valid
TQM6 0,690 0,221 Valid
TQM7 0,704 0,221 Valid
TQM8 0,714 0,221 Valid
TQM9 0,668 0,221 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Pada tabel diatas, uji validitas data variabel Total Quality Management
(TQM) terdapat 9 item pernyataan. Dari pengujian validitas dengan pengujian
SPSS menyatakan bahwa pada variabel Total Quality Management (TQM)(X1),
terdapat 9 item pernyataan seluruh item dinyatakan valid dan bisa dimasukkan
dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas data Sistem pengukuran kinerja
Variabel Item R hitung R table Kesimpulan
Sistem pengukuran
kinerja
SPK1 0,768 0,221 Valid
SPK2 0,822 0,221 Valid
SPK3 0,823 0,221 Valid
SPK4 0,835 0,221 Valid
SPK5 0,797 0,221 Valid
SPK6 0,870 0,221 Valid
50
Universitas Muhammadiyah Riau
Variabel Item R hitung R table Kesimpulan
SPK7 0,801 0,221 Valid
SPK8 0,798 0,221 Valid
SPK9 0,761 0,221 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Pada tabel diatas, uji validitas data variabel sistem pengukuran kinerja
terdapat 9 item pernyataan. Seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan bisa
dimasukkan dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas data Sistem penghargaan (reward)
Variabel Item R hitung R table Kesimpulan
Sistem
penghargaan
(reward)
R1 0,678 0,221 Valid
R2 0,770 0,221 Valid
R3 0,725 0,221 Valid
R4 0,793 0,221 Valid
R5 0,778 0,221 Valid
R6 0,726 0,221 Valid
R7 0,735 0,221 Valid
R8 0,795 0,221 Valid
R9 0,729 0,221 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Pada tabel diatas, uji validitas data variabel sistem penghargaan (reward)
terdapat 9 item pernyataan. Seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan bisa
dimasukkan dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas data Budaya organisasi
Variabel Item R hitung R table Kesimpulan
Budaya Organisasi
BO1 0,895 0,221 Valid
BO2 0,834 0,221 Valid
BO3 0,869 0,221 Valid
BO4 0,836 0,221 Valid
BO5 0,780 0,221 Valid
BO6 0,749 0,221 Valid
BO7 0,747 0,221 Valid
BO8 0,791 0,221 Valid
BO9 0,784 0,221 Valid
BO10 0,804 0,221 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Pada tabel diatas, uji validitas data variabel budaya organisasiterdapat 10
item pernyataan. Seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan bisa dimasukkan
dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.
51
Universitas Muhammadiyah Riau
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas data Kinerja Manajerial
Variabel Item R hitung R table Kesimpulan
Kinerja Manajerial
KM1 0,788 0,221 Valid
KM2 0,841 0,221 Valid
KM3 0,783 0,221 Valid
KM4 0,806 0,221 Valid
KM5 0,775 0,221 Valid
KM6 0,799 0,221 Valid
KM7 0,808 0,221 Valid
KM8 0,801 0,221 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Pada tabel diatas, uji validitas data variabel budaya organisasiterdapat
8item pernyataan. Seluruh item pernyataan dinyatakan valid dan bisa dimasukkan
dalam uji reliabilitas, normalitas dan hipotesis.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan dalam
kuesiner dapat diandalkan.Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach
alpha. Jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,600 dan nilai dari cronbach
alpha if item deleted pada masing-masing pertanyaan lebih dai 0,600 maka
kuesioner dianggap reliabel.
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Status
TQM(X1) 0,930 Reliabel
Sistem Pengukuran Kinerja (X2) 0,952 Reliabel
Sistem Penghargaan (X3) 0,932 Reliabel
Budaya Organisasi (X4) 0,956 Reliabel
Kinerja Manajerial (Y) 0,944 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.9menunjukkan semua variabel yang
dijadikan instrumen dalam penelitian ini menunjukkan tingkat reliabiliitas yang
bisa dipercaya dan dinyatakan telah handal.Dibuktikan dengan nilai cronbach’s
alpha semua variabel yang lebih dari 0,600.
4.3.3 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji adanya variabel pengganggu atau
residual dalam model regresi yang memiliki distribusi normal. Untuk mendeteksi
normalitas data, dapat dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov Smirnov
Test (K-S), dengan ketentuan nilai probabilitas signifikan K-S ≥ 5 persen atau
52
Universitas Muhammadiyah Riau
0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Hasil uji normalitas ditunjukkan
dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 79
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,76326918
Most Extreme Differences Absolute ,086
Positive ,086
Negative -,060
Test Statistic ,086
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Berdasarkan Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai signifikansi 0,200 yang berarti
lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.
4.3.4 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas menguji model regresi apakah ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Jika nilai toleransi lebih dari 0,1 dan atau VIF
kurang dari 10, maka dapat dikatakan tidak ada multikolinearitas. Hasil pengujian
multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Perhitungan Keterangan
Tolerance VIF
TQM 0,296 3,383 Tidak terjadi multikolinearitas
Sistem Pengukuran
kinerja
0,159 6,306 Tidak terjadi multikolinearitas
Sistem Penghargaan 0,204 4,902 Tidak terjadi multikolinearitas
Budaya Organisasi 0,325 3,081 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019
53
Universitas Muhammadiyah Riau
Berdasarkan tabel 4.11, dapat dijelaskan bahwa semua variabel bebas
mempunyai nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel bebas dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
4.3.5 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari
variabel absolute residual pengamatan ke pengamatan yang lain dalam suatu
model regresi. Tingkat signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan model
regresi dikatakan bebas dari masalah heteroskedastisitas. Hasil pengujian
heteroskedastisitas dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Hasil Uji Heterokedastisitas
Variabel Sig Keterangan
TQM 0,159 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sistem pengukuran kinerja 0,121 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sistem penghargaan 0,120 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Budaya Organisasi 0,305 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari
semua variabel yang diteliti mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.3.6 Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear sederhana dilakukan untuk menguji pengaruh
beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi linear berganda
digunakan untuk menganalisis pengaruh TQM (X1), Sistem Pengukuran Kinerja
(X2), Sistem penghargaan (X3) dan Budaya Organisasi (X4) pada Kinerja
Manajerial (Y). Hasil analisis regresi linear sederhana disajikan pada Tabel 4.13
berikut.
54
Universitas Muhammadiyah Riau
Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,882 1,271 3,840 ,000 X1 ,144 ,067 ,179 2,143 ,035 X2 ,284 ,086 ,378 3,310 ,001 X3 ,169 ,079 ,215 2,139 ,036 X4 ,166 ,060 ,219 2,742 ,008
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2020
Pada tabel 4.13 hasil perhitungan regresi linear berganda dengan
menggunakan program SPSS 24.0 didapatkan hasil sebagai berikut:
Y = 4,882 + 0,144X1 + 0,284X2 +0,169X3 + 0,166X4
1) Nilai konstanta sebesar 4,882 menunjukkan bahwa apabila variabel bebas
(X1,X2,X3 dan X4) sama dengan nol, maka kinerja manajerial akan
bernilai sebesar 4,882. Artinya variabel bebas (TQM, sistem pengukuran
kinerja, reward, dan budaya organisasi) mampu meningkatkan variabel
kinerja manajerial yang dilihat dari nilai konstanta.
2) Nilai koefisien variabel TQM (X1) adalah 0,144 menunjukkan bahwa
apabila nilai TQM meningkat sebesar satu satuan maka akan
meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0,144 satuan
3) Nilai koefisien variabel sistem pengukuran kinerja (X2) adalah 0,284
menunjukkan bahwa apabila nilai Sistem Pengukuran Kinerja meningkat
sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar
0,284 satuan
4) Nilai koefisien variabel sistem penghargaan (X3) adalah 0,169
menunjukkan bahwa apabila nilai Sistem Penghargaan (reward)
meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kinerja manajerial
sebesar 0,169 satuan
5) Nilai koefisien variabel budaya organisasi (X4) adalah 0,166 menunjukkan
bahwa apabila nilai Budaya Organisasi meningkat sebesar satu satuan
maka akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0,166 satuan.
55
Universitas Muhammadiyah Riau
4.3.7 Koefisien Determinasi
Uji koefesien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
persentase sumbangan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap
variabel dependen.Dilihat dari seberapa besar nilai koefesien determinasi atau R
square.Berikut tabel koefesien determinasi yang dihasilkan dalam penelitian:
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 ,920a ,847 ,839 2,83697
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Nilai adjusted R square yang ditunjukkan pada Tabel 4.14, sebesar 0,839.
Artinya variabel Total Quality Management (X1), Sistem Pengukuran Kinerja
(X2), Sistem Penghargaan (X3), Budaya Organisasi (X4) mampu mempengaruhi
kinerja manajerial sebesar 83,9%. Sisanya sebesar 16,1% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak masuk dalam penelitian.
4.3.8 Uji t (Parsial)
Uji t atau uji parsial digunakan untuk membuktikan hipotesis masing-
masing pengaruh variabel bebas dari dua buah mean sampel yang diambil secara
random untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan (Sudjiono,
2010). Hasil uji t ditunjukkan pada tabel 4.15 sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,882 1,271 3,840 ,000
X1 ,144 ,067 ,179 2,143 ,035
X2 ,284 ,086 ,378 3,310 ,001
X3 ,169 ,079 ,215 2,139 ,036
X4 ,166 ,060 ,219 2,742 ,008
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil pengolahan data, 2020
56
Universitas Muhammadiyah Riau
Berdasarkan hasil uji pada tabel di atas diperoleh hasil:
1) Variabel TQM (X1) mampu mempengaruhi variabel Kinerja Manajerial
(Y) hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 2,143> t tabel 1,993
dengan signifikansi 0,035 (< 0,05).
2) Variabel Sistem Pengukuran Kinerja (X2) mampu mempengaruhi variabel
Kinerja Manajerial (Y) hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 3,310>
t tabel 1,993 dengan signifikansi 0,001 (< 0,05).
3) Variabel Sistem Penghargaan (X3) mampu mempengaruhi variabel
Kinerja Manajerial (Y) hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 2,139>
t tabel 1,993 dengan signifikansi 0,036 (< 0,05).
4) Variabel Budaya Organisasi (X4) mampu mempengaruhi variabel Kinerja
Manajerial (Y) hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 2,742> t tabel
1,993 dengan signifikansi 0,008 (< 0,05).
4.3.9 Uji F (Simultan)
Uji Simultan (Uji F) bertujuan untuk menguji apakah model yang
digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak untuk digunakan sebagai alat
analisis dalam menguji pengaruh variabel independen pada variabel dependennya.
Hasil uji F pada ditunjukkan pada Tabel 4.15 sebagai berikut.
Tabel 4.16 Hasil Uji Simltan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
1 Regression 3293,102 4 823,276 102,291 ,000b
Residual 595,581 74 8,048
Total 3888,684 78
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2020
Berdasarkan hasil uji pada tabel di atas diperoleh nilai Fhitung
sebesar 102,291> F tabel 2,50dengan signifikansi F = 0,000 lebih kecil dari α =
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel TQM, Sistem Pengukuran Kinerja,
Sistem Penghargaan dan Budaya Organisasi mampu memprediksi dan
mempengaruhi kinerja manajerial .
57
Universitas Muhammadiyah Riau
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Total quality management (TQM) terhadap Kinerja
Manajerial
Hipotesis pertama (H1) pengaruh total quality management (TQM) terhadap
Kinerja Manajerial. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa signifikansi variabel
total quality management (TQM) adalah sebesar 0,035< 0,05 sehingga H1
diterima, hal ini memiliki arti bahwa total quality management (TQM) mampu
mempengaruhi variabel Kinerja Manajerial. Nilai koefisien regresi total quality
management (TQM) sebesar 0,144menunjukkan adanya pengaruh positif total
quality management (TQM) pada Kinerja Manajerial sehingga semakin baik total
quality management (TQM) maka akan meningkatkan Kinerja Manajerial.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positifsignifikansi antara
variabel TQM dengan kinerja manajerial hal ini dikarenakan dalam penerapan
total quality management telah mencakup aspek fungsi manajemen yang
menentukan kebijakan kualitas, sasaran dan tanggung jawab untuk
memaksimalkan kontrol terhadap kualitas manajemen. Hal ini akan membantu
memperbaiki kualitas manajemen yang rendah sehingga yang mendorong
peningkatan kinerja manajerial. Nasution (2016) menjelaskan bahwa TQM akan
mampu mendeteksi hal-hal yang tidak sesuai dengan pengendalian mutu sehingga
hal ini akan meningkatan aspek dalam kinerja suatu manajemen.
Hasil penelitian ini mendukung teori kontijensi yang menyatakan bahwa
dalam sistem akuntansi manajemen informasi seperti kualitas manajemen dalam
TQM akan berdampak pada desain sistem pengendalian internal, sehingga
penerapan TQM membuktikan teori kontijensi bahwa aplikasi konsep sistem
kontrol terbaik dalam suatu perusahaan adalah perlu keterlibatan variabel sistem
informasi manajemen untuk meningkatakan kinerja manajerial. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian Minje (2013), Pamungkas (2015), Laiya (2018) dan
Lubis (2018) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh positifsignifikansi antara
total quality management terhadap kinerja manajerial. Semakin baik total quality
management pada suatu perusahaan akan meningkatkan kinerja manajerial.
58
Universitas Muhammadiyah Riau
4.4.2 Pengaruh Sistem pengukuran kinerja terhadap Kinerja Manajerial
Hipotesis kedua (H2) pengaruh sistem pengukuran kinerjaterhadap Kinerja
Manajerial. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa signifikansi variabel sistem
pengukuran kinerjaadalah sebesar 0,001 < 0,05 sehingga H1 diterima, hal ini
memiliki arti bahwa sistem pengukuran kinerjamampu mempengaruhi variabel
Kinerja Manajerial. Nilai koefisien regresi sistem pengukuran kinerjasebesar
0,284 menunjukkan adanya pengaruh positif sistem pengukuran kinerjapada
Kinerja Manajerial sehingga semakin baik sistem pengukuran kinerjamaka akan
meningkatkan Kinerja Manajerial.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sistem pengukuran kinerja
berpengaruh positifsignifikansi terhadap kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan
pengukuran kinerja adalah suatu hal yang penting dilaksanakan untuk mengetahui
apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat kesenjangan dari rencana yang telah
ditentukan atau apakah kinerja dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Sistem pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan memotivasi
manajer untuk bekerja lebih baik karena prestasi kerjanya sangat diperlukan
perusahaan. Sianipar (2013) mengatakan bahwa dalam sistem informasi
manajemen terdapat informasi kinerja yang komprehensif dari sistem pengukuran
kinerja akan memberikan informasi yang lebih spesifik dan relevan untuk proses
pengambilan keputusan, sehingga dapat meningkatkan kinerja manajerial.
Menurut Sianipar (2013); Ivani & Ratnawati (2015); Winarsih (2015) variabel
sistem pengukuran kinerjatermasuk kedalam sistem akuntansi manajemen yang
berkaitan dengan teori induk (grand theory) kontijensi.
Hasil penelitian ini mendukung teori kontijensi yang membahas informasi
sistem akuntansi manajemen untuk mengetahui pentingnya peranan sistem
pengukuran kinerja yang dilakukan oleh manajerial sehingga memberikan
informasi untuk strategi evaluasi yang dilakukan oleh manajerial terhadap
perusahaan sehingga mendukung fungsi kerja manajerial untuk perbaikan
terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Winarsih (2015), Pujianto (2016) dan Faroji (2018) yang menemukan bahwa
terdapat pengaruh positif signifikansiantara sistem pengukuran kinerja terhadap
59
Universitas Muhammadiyah Riau
kinerja manajerial. Semakin baik sistem pengukuran kinerja pada suatu
perusahaan akan meningkatkan kinerja manajerial.
4.4.3 Pengaruh Reward terhadap Kinerja Manajerial
Hipotesis ketiga (H3) pengaruh sistem penghargaan terhadap Kinerja
Manajerial. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa signifikansi variabel sistem
penghargaanadalah sebesar 0,036 < 0,05 sehingga H1 diterima, hal ini memiliki
arti bahwa sistem penghargaan mampu mempengaruhi variabel Kinerja
Manajerial. Nilai koefisien regresi sistem penghargaan sebesar 0,169
menunjukkan adanya pengaruh positif signifikansistem penghargaan pada Kinerja
Manajerial sehingga semakin baik sistem penghargaan maka akan meningkatkan
Kinerja Manajerial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem penghargaan yang
dilaksanakan perusahaan telah mampu memberikan dorongan dan motivasi
terhadap kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan penghargaan dapat menarik
perhatian karyawan dan memberi informasi atau mengingatkan dan mengubah
kecenderungan semangat untuk memenuhi kepentingan diri sendiri ke semangat
untuk memenuhi tujuan organisasi.Sistem penghargaan adalah segala bentuk
pengembalian baikfinansial maupun non finansial yang diterima karyawankarena
jasa yang disumbangkan ke perusahaan (Mintje, 2013). Begitu juga dengan sistem
penghargaan (reward)yang berbasis kinerja mendorong karyawan
mengubahkecenderungan mereka dari semangat untuk memenuhikepentingan diri
sendiri ke semangat memenuhi kepentinganorganisasi. Reward yang berbasis
kinerja memberikan duamanfaat, yaitu memberi motivasi dan memberi informasi
(Hermawan, 2014).
Hasil penelitian ini mendukung teori kontijensi yang menyatakan bahwa
penghargaan yang diberikan kepada karyawan akan mendorong kesuksesan
perusahaan karena semangat yang tumbuh dari karyawan untuk perbaikan
perusahaan. Menurut Minje (2013) dan Setyani et al (2015) variabel sistem
penghargaan termasuk kedalam sistem akuntansi manajemen yang berkaitan
dengan teori induk (grand theory) kontijensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Setyani et al (2015), Purba & Hamdayani (2017) yang menemukan
bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara sistem penghargaan
60
Universitas Muhammadiyah Riau
terhadap kinerja manajerial. Semakin baik sistem penghargaan pada suatu
perusahaan akan meningkatkan kinerja manajerial.
4.4.4 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial
Hipotesis keempat (H4) pengaruh budaya organisasi terhadap Kinerja
Manajerial. Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa signifikansi variabel sistem
penghargaanadalah sebesar 0,008 < 0,05 sehingga H4 diterima, hal ini memiliki
arti bahwa budaya organisasi mampu mempengaruhi variabel Kinerja Manajerial.
Nilai koefisien regresi budaya organisasi sebesar 0,166 menunjukkan adanya
pengaruh positif budaya organisasi pada Kinerja Manajerial sehingga semakin
baik budaya organisasi maka akan meningkatkan Kinerja Manajerial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh
positif terhadap kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan budaya organisasi di
perusahaan memberikan dorongan dalam diri karyawan. Karyawan yangmerasa
nyaman dengan kebijakan organisasi yangditerapkan mampu menumbuhkan
penilaian yangpositif dari karyawan terhadap organisasi, yangberimbas pada
kontrol akan semangat kerja dankomitmen yang dimiliki karyawan.
Timbulnyasemangat dan komitmen untuk bekerja merupakanbagian dari motivasi
karyawan atas pekerjaan yang dilakukan. Manajer yang sudah memahami
keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai
suatu kepribadian organisasi. Nilai dan keyakinan tersebut akan diwujudkan
menjadi perilaku keseharian mereka dalam bekerja, sehingga akan menjadi kinerja
manajer. Didukung dengan sumber daya manusia yang ada, sistem dan teknologi,
strategi perusahaan dan logistik, masing - masing kinerja manajer yang baik akan
menimbulkan kinerja organisasi yang baik pula (Harahap, 2016).
Hasil penelitian ini mendukung teori kontijensi yaitu dengan informasi yang
diterima oleh manajerial tentang nilai-nilai yang dianut oleh karyawan dijadikan
strategi untuk meningkatkan kinerja sehingga mendorong peningkatan sumber
daya manusia yang ada. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmad
(2018), Silvana (2015), Ardini (2018) dan Yolanda (2016) yang menemukan
bahwa terdapat pengaruh positif antara budaya organisasi terhadap kinerja
manajerial. Semakin baik budaya organisasi pada suatu perusahaan akan
meningkatkan kinerja manajerial.
61
Universitas Muhammadiyah Riau
4.4.5 Pengaruh TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan
Budaya Organisasi terhadap Kinerja Manajerial
Hipotesis kelima (H5) pengaruh TQM, sistem pengukuran kinerja, sistem
penghargaan dan budaya organisasi terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan
tabel 4.14 diketahui bahwa signifikansi seluruh variabel indepnden adalah sebesar
0,000 < 0,05 sehingga H5 diterima, hal ini memiliki arti bahwa secara simultan
variabel TQM, Sistem Pengukuran Kinerja, Sistem Penghargaan dan budaya
organisasi mampu mempengaruhi variabel Kinerja Manajerial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel
independen berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial hal ini dikarenakan
total quality management, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan
budaya organisasi yang diterapkan diperusahaan mampu memberikan dorongan
kepada manajemen perusahaan sehingga meningkatkan kinerja manajerial. Total
quality management yang baik akan membuat manajer secara terus menerus
memperbaiki sistem kerja, selain itu pengukuran kinerja yang dilaksanakan di
perusahaan juga akan bersama-sama mendorong perbaikan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini juga mendukung sehingga mampu memperbaiki nilai-nilai
sehingga budaya organisasi juga menjadi baik. Keberaadaan semua variabel
independen ini pada akhirnya berkontribusi kepada tendensi para manajer untuk
memperbaiki kualitas dan kuantitas pekerjaannya sehingga menambah kinerja
manajerial(Primadana, 2014).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Minje (2013), Jusuf (2013)
dan Primadana dkk (2014) yang menemukan bahwa terdapat pengaruh positif
antara pengaruh TQM, sistem pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan
budaya organisasi terhadap kinerja manajerial. Semakin baik TQM, sistem
pengukuran kinerja, sistem penghargaan dan budaya organisasi pada suatu
perusahaan akan meningkatkan kinerja manajerial.