BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1...

41
59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek peneliti siswa kelas IV yang terdiri dari 37 siswa, 19 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Sekolah ini terdiri dari kelas 1 6 yang masing-masing terdiri dari satu kelas, dengan memilki jumlah siswa sebanyak 220 anak dan untuk guru tetapnya terdapat 10 orang dan 4 orang sebagai tenaga honerer dan 1 orang sebagai kepala sekolah. 4.1.1 Deskripsi Siklus I Pada tahtapan siklus I ini akan di jelaskan mengenai empat hal mendasar tentang langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas. yang pertama perencanaa, pelaksanaan kemudian observasi dan yang terakhir adalah refleksi. Dalam siklus I ini akan dilaksanakan ke dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuannya 2 x 35 menit 4.1.1.1 Rencana Tindakan Siklus I Setelah peneliti mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah maka ada beberapa langkah pada tahapan ini. Rencana pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 3 pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuannya adalah 2 x 35 menit. Rincian sebagai berikut ini: 1. Mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan dari siswa. 2. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan hasil pre test. 3. Menyiapkan materi ajar yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. 4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama dengan guru kelas IV. 5. Peneliti membuat alat peraga yang akan digunakan pada proses pembelajaran satu siklus untuk materi bangun ruang sederhana.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek peneliti

siswa kelas IV yang terdiri dari 37 siswa, 19 siswa laki-laki dan 18 siswa

perempuan. Sekolah ini terdiri dari kelas 1 – 6 yang masing-masing terdiri dari

satu kelas, dengan memilki jumlah siswa sebanyak 220 anak dan untuk guru

tetapnya terdapat 10 orang dan 4 orang sebagai tenaga honerer dan 1 orang

sebagai kepala sekolah.

4.1.1 Deskripsi Siklus I

Pada tahtapan siklus I ini akan di jelaskan mengenai empat hal mendasar

tentang langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas. yang pertama perencanaa,

pelaksanaan kemudian observasi dan yang terakhir adalah refleksi. Dalam siklus I

ini akan dilaksanakan ke dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap

pertemuannya 2 x 35 menit

4.1.1.1 Rencana Tindakan Siklus I

Setelah peneliti mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah maka ada beberapa

langkah pada tahapan ini. Rencana pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam

3 pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuannya adalah 2 x 35 menit.

Rincian sebagai berikut ini:

1. Mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan dari siswa.

2. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan hasil pre

test.

3. Menyiapkan materi ajar yang akan disampaikan dalam proses belajar

mengajar.

4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama

dengan guru kelas IV.

5. Peneliti membuat alat peraga yang akan digunakan pada proses

pembelajaran satu siklus untuk materi bangun ruang sederhana.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

60

6. Membuat lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa untuk

mengukur kondisi pada saat proses belajar mengajar didalam kelas.

7. Membuat lembar angket motivasi belajar siswa.

8. Membuat lembar kerja siswa dan soal evaluasi untuk mengukur hasil

belajar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

9. Membuat lembar analisis nilai.

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I

Pelaksanaan tindakan dan observasi merupakan deskripsi dari proses

pembelajaran yang terjadi dari awal hingga akhir serta deskripsi observasi

mengenai proses pembelajran yang berlangsung di dalam kelas pada siswa dalam

proses pembelajaran Matematika dengan menerapkan cooperative learning tipe

talking stick.

1. Pertemuan Pertama

a. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan pada siklus I di pertemuan yang pertama ini

diadakan pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 dengan waktu jam 07.00-

08.10. Para siswa setelah bel berbunyi berbaris rapi kemudia sembari

memasuki kelas mereka bersalaman dengan guru dan saling mengucapkan

salam. Tak lama berselang guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.

Setelah berdoa, kemudian guru mulai memeriksa kesiapan siswa untuk

belajar dari mulai posisi tempat duduk mereka, buku pelajaran yang akan

disiapkan dan pakain seragam anak-anak didiknya yang belum rapi. Pada

tahap selanjutnya guru memulipelajaran dengan apresepsi, menunjukkan dua

buah kotak tissu yang bentuknya berbeda lalu bertanya pada siswa bagaimana

bentuknya, ukurannya, dan mulai menyampaikan mengenai judul

pembelajaran hari ini dan apa yang menjadi tujuan pelajaran pada hari itu.

Kegiatan awal sudah terselesaikan, kemudia guru beranjak pada

kegiatan inti dalam proses belajar mengajar. Sudah diketahui bahwa kegiatan

ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu, eksplorasi, elaborasi dan kemudian

konfrimasi. Dalam eksplorasi guru menerangkan sebentar tentang materi

bangun ruang sederhana melalui benda yang di tunjukkan pada siswa pada

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

61

saat apresepsi tadi, dengan siswa yang memperhatikannya pada saat berbicara

di depan. Terjadilah komunikasi dua arah dimana guru dan anak-anak saling

bertanya jawab. Dibagilah siswa ke dalam 7 kelompok yang masing-

masingnya berisi 5 orang anak dan ada 2 kelompok yang berisi 6 orang anak.

Untuk setiap kelompoknya guru akan memberika satu benda bangun ruang

sederhana, bisa mendapat balok ataupun juga kubus. Tahap selanjutnya guru

memasuki elaborasi didalam elaborasi guru meminta siswa untuk mengamati

benda masing-masing didalam kelompoknya. Lalu dengan sudah adanya

bangun ruang disetiap kelompoknya guru mulai meminta siswa untuk

mengidentiikasi benda tersebut, bentuknya, memilki apa saja benda tersebut.

Dengan cara memancing pertanyaan guru meminta siswa untuk

mendefinisikan sisi, rusuk dan titik sudut. Walaupun dengan ucapan yang

masih terbata-bata dengan bantuan guru semua itu tidak menjadi masalah,

karena keberanian siswa untuk membicara didepan kelas itu lebih penting.

Kemudian setiap kelompok mulai mempresentasikan hasil diskusinya

mengenai jumlah sisi, rusuk dan titik sudut pada balok dan kubus

membacakannya didepan kelas. Setelah diskusi ini selesai guru meminta

siswa untuk kembali membaca apa yang telah di pelajari tadi dari buku

catatannya. Materi sudah selesai tersampaikan guru memulai untuk

permainan talking stick, sebelumnya guru membicarakan soal aturan main

dan hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama permainan

berlangsung. Lalu berlangsunglah permainan talking stick, para siswa

bernyanyi dengan penuh dan pada saat lagu selesai dinyanyikan dimana

tongkat itu berada dialah yang menjawab pertanyaan didepan kelas. Yang

mendapat tongkat silakan memilih soal yang telah disediakan guru didepan

kelas dan kemudian dijawablah pertanyaannya. Apabila siswa tersebut

menjawab dengan benar, maka dia akan mendapatkan reward berupa medali

dan apabila tidak bisa menjawab maka tidak mendapat medali. Kegiatan ini

dilakukan hingga sebagian siswa sudah mendapatkan pertanyaan secara

merata. Untuk kegiatan konfrimasinya guru mulai bertanya kepada siswa

tentang hal-hal yang masih belum diketahui atau guru membetulkan atau

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

62

meluruskan jawaban dari para siswa. Para siswa diminta untuk mengerjakan

soal yang sudah di sediakan oleh guru.

Kegiatan awal dan inti sudah ditindakkan maka tinggalah kegiatan

akhir. Dalam kegiatan akhir ini guru bersama dengan siswa membuat

kesimpulan tentang apa saja yang telah dipelajai pada hari itu dan guru

memberikan pengutan kepada anak-anak lalu memberikan tindak lanjut

berupa pekerjaan rumah mengenai bangun ruang sederhana. Dan akhirnya

guru menutup pelajaran yang sudah terlaksana pada hai itu.

Observasi ini dilaksanakan secara bersamaan dengan berjalannya

proses belajar mengajar Matematika berlangsung. Peneliti meminta guru

kelas I untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran

Matematika tersebut dengan menerapkan cooperative learning tipe talking

stick. Pada lembar observasi kegiatan yang diamati saat proses pembelajaran.

Observasi ini untuk mendapatkan data penerapan cooperative learning tipe

talking stick ini berhasil atau tidak. Hasil observasi kegiatan guru siklus I

pada pertemuan pertama dengan menerapkan pembelajaran cooperative

learning tipe talking stick pada mata pelajaran Matematika dengan subjek

kelas IV SD Negeri Salatiga 03 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

63

Tabel 4.1

Hasil Lembar Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe Talking Stick

Pertemuan I

No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan I

Ya Tidak

1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum

mengikuti pembelajaran?

2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √

3. Apakah guru melakukan apersepsi? √

4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran

hari itu?

5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari

itu?

6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √

7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab

mengenai materi bangun ruang sederhana?

8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang

kepada setiap kelompok?

9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √

10.

Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun

definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun

ruang sederhana?

11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √

12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan

bagian sisi, titik sudut dan juga rusuk?

13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan

talking stick?

14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking

stick?

15.

Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?

16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √

17.

Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman

sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah

diajukan?

18. Apakah guru melakukan refleksi? √

19.

Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan

dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan

memberikan tugas pekerjaan rumah?

20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √

21. Apakah guru memberikan soal latihan? √

22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √

Dilihat pada tabel 4.1 diatas kegiatan guru dan siswa masih terdapat 2

langkah yang belum terlaksana pada proses belajar mengajar dengan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

64

penerapan cooperative learning tipe talking stick. Ini menandakan bahwa

kegiatan guru ada yang belum terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Tentunya dengan adanya penerapan cooperative learning tipe talking

stick dalam pembelajaran matematika bukan hanya kegiatan guru dan siswa

saja yang diteliti. Namun yang lebih penting adalah respon siswa yang

diberikan dengan diterapkannya cooperative learning tipe talking stick ini.

Berikut ini adalah respon siswa yang proses pembelajaran didalam kelasnya

sudah diterapkan cooperative learning tipe talking stick.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I Pertemuan 1

NO Indikator Yang Diamati Pertemuan I

Ya Tidak

1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun ruang

kepada setiap kelompok? √

2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai

menyusun definisi terhapat materi yang diajarkan

yaitu bangun ruang sederhana?

3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya di

depan kelas? √

4. Apakah siswa mengikuti berjalannya permainan

talking stick? √

5. Apakah siswa bermain talking stick dengan aturan

yang benar? √

6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking stick

sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √

7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan

benar?

8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari guru

tentang pelajaran yang akan dilakukan pada

pertemuan selanjutnya?

9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah

diberikan guru? √

10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam

penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √

2. Pertemuan kedua

a. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan siklus I dipertemuan kedua ini dilaksanakan ada

hari Senin tanggal 24 Maret 2014 pada jam pertama pelajaran dengan durasi

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

65

mengajar dari pukul 07.00 – 08.10. Pada pertemuan kedua ini merupakan

lanjutan materi dari pertemuan pertama. Dan juga merupakan sebagai tindak

lanjut juga pada pertemuan pertama. Untuk kegiatan awalnya guru

memberikan apresepsi kepada siswa berupa cerita, dengan tema ulang tahun.

Setelah selesai bercerita guru memancing pertanyaan untuk menjurus kepada

apa yang akan dipelajari pada hari itu juga. Dengan menanyakan cotoh

benda-benda yang termasuk di dalam bangun ruang sederhana, kemudian

guru menyampaikan judul pelajaran, setelah itu tujuan pelajaran yang akan di

capai pada hari itu juga.

Setelah kegitana awal maka lanjut pada kegiatan inti yang terdiri dari

eksplorasi, elaborasi dan juga konfrimasi. Pada bagian eksplorasi guru

mengambil benda-benda seperti bola pingpong, bola bekel, bola tenis serta

bola sepak, untuk benda tabung guru membawa kaleng-kaleng bekas susu dan

untuk benda kerucut guru membawa gambar-gambar tentang kerucut. Setelah

itu siswa di bagi kedalam kelompok, masih sama seperti kmren kelompok di

bagi menjadi 7 kelompok yang berisikan 5-6 siswa di setiap kelompok.

Masuk pada kegiatan elaborasi siswa di minta untuk membaca lagi materi

yang telah dipelajari bersama-sama tadi. Berjalan 10 menit guru meminta

siswa untuk menutup seluruh buku catatan atau buku yang menyangkut

tentang pelajaran matematika. Kemudian guru menguluarkkan tongkat untuk

permainan talking stick. Guru menerangkan kepada siswa tentang aturan main

dan juga apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama

permainan ini berlangsung. Lalu permainan dimulai dengan para siswa ini

menyanyikan sebuah lagu yang kemudian diakhir waktu tongkat itu berada

ditangan siapa, maka dialah yang akan menjawab pertanyaan di depan kelas.

Pertanyaan sudah disediakan guru didepan kelas, siswa memilih

pertanyaannya sendiri. Apabila siswa tersebut dapat menjawab dengan menar,

maka akan mendapatkan reward dari guru berupa koin emas, sedangkan yang

tidak bisa menjawab maka tidak akan mendapatkan apa-apa. Dan lanjut pada

kegiatan konfrimasi yang didalamnya berisi kegitana siswa bersama guru

menyimpulkan apa saja yang telah dipelajari pada hari itu, kemudia guru

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

66

memberi pelurusan kepada jawaban siswa yang masih salah dan mengajukan

pertanyaan kepada siswa apa masih ada hal yang kurang dipahami atau

dimengerti.

Pada akhir pelajaran guru memberikan evaluasi kepada siswanya. Dan

sebelum pulang, guru juga memberikan soal pekerjaan rumah yang soalnya

berisikan mengenai bangun ruang. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dan

menutupnya.

Kegiatan observasi ini dilakukan secara bersamaan dengan

berjalannya proses belajar mengajar berlangsung. Masih sama dengan

pertemuan yang pertama, penerapan cooperative learning tipe talking stick ini

pada proses belajar yang melibatkan guru dan siswa. Terdapat 22 langkah

yang harus tercapai pada penerapa tersebut. Berikut ini adalah lembar

observasi penerapan cooperative learning tipe talking stick.

Tabel 4.3

Hasil Lembar Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe

Talking Stick Pertemuan II

No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan II

Ya Tidak

1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum mengikuti pembelajaran? √

2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √

3. Apakah guru melakukan apersepsi? √

4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran hari itu? √

5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu? √

6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √

7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai materi bangun ruang sederhana?

8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang kepada setiap kelompok? √

9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √

10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun definisi terhapat materi

yang diajarkan yaitu bangun ruang sederhana?

11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √

12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian sisi, titik sudut dan juga rusuk?

13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan talking stick? √

14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking stick? √

15.

Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?

16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √

17. Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan?

18. Apakah guru melakukan refleksi? √

19. Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas pekerjaan rumah?

20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √

21. Apakah guru memberikan soal latihan? √

22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

67

Dapat dilihat pada tabel 4.3 diatas terdapat 22 langkah dalam

penerapan cooperative learning tipe talking stick. Dari kesemuanya itu

ternyata pada pertemuan yang kedua ini sudah terlaksana semuanya. Berarti

guru sudah menjalankan kesesuaian dengan rencana pelaksaaan

pembelajaran.

Kegiatan diatas tentunya akan berdampak juga kepada siswa. Maka

tentunya siswa akan memberikan respon terhadap langkah-langkah tersebut.

Respon siswa pada pertemuan kedua ini akan dijabarkan seperti di bawah ini.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I Pertemuan II

NO Indikator Yang Diamati Pertemuan II

Ya Tidak

1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun ruang

kepada setiap kelompok? √

2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai

menyusun definisi terhapat materi yang diajarkan

yaitu bangun ruang sederhana?

3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya di

depan kelas? √

4. Apakah siswa mengikuti berjalannya permainan

talking stick? √

5. Apakah siswa bermain talking stick dengan aturan

yang benar? √

6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking stick

sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √

7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan

benar?

8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari guru

tentang pelajaran yang akan dilakukan pada

pertemuan selanjutnya?

9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah

diberikan guru? √

10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam

penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √

3. Pertemuan ketiga

a. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ketiga di siklus yang pertama

ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Maret 20014 pada jam pelajaran

seusai istirahat yaitu pada jam pelajaran keempat, dengan durasi waktu dari

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

68

pukul 09.00 – 10.10. Pertemuan ketiga ini dimaksudkan untuk mengadakan

tes evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika dengan penerapan cooperative learning tipe talking stick pada

siklus I dan juga membagikan lembar angket kepada para siswa untuk

mengukur motivasi siwa dalam pembelajaran. Sebelum melakukan tes guru

menerangkan kepada siswa bagaimana cara mengerjakan tes tersebut dan juga

aturan-aturan yang dikalukan selama tes itu berjalan. Setelah ter evaluasi

berjalan dengan baik dan semua siswa sudah selesai mengerjakan kemudian

guru memberikan lembar angket kepada siswa. Guru menerangkan kepada

siswa cara mengerjakan angket tersebut dan meminta siswa untuk

mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan apa adanya saja. Setelah siswa

selesai melakukan kedua tes tersebut maka guru mengakhiri pelajaran hari itu

juga dan mengucapkan salam penutup.

4.1.1.3 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil tindakan siklus I diperoleh dari hasil observasi dari kegiatan

guru, kegiatan siswa, kemudian lembar angket motivasi siswa dan hasil

belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 pada pelajaran

Matematika dengan menerapkan cooperative learning tipe talking stick oleh

guru.

1. Hasil Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe Talking Stick

Kegiatan Guru dan Siswa Siklus I

Hasil observasi kegiatan guru dan siswa pada siklus yang pertama

merupakan hasil rekapitulasi yang didapat dari pertemuan pertama dan kedua,

pertemuan ketiga tidak dilakukan observasi dikarenakan proses pembelajaran

pada pertemuan ketiga hanya untuk mengerjakan tes evaluasi dan mengisi

lembar angket motivasi. Berikut ini merupakan hasil observasi kegiatan guru

dengan keterangan (P1) merupakan pertemuan pertama, (P2) merupakan

pertemuan kedua.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

69

Tabel 4.5

Hasil Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe

Talking Stick Siklus I

No Uraian kegiatan guru dan siswa Siklus I

P1 P2

1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum

mengikuti pembelajaran?

√ √

2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √ √ 3. Apakah guru melakukan apersepsi? √ √

4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran hari

itu?

- √

5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari

itu?

√ √

6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √ √

7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab

mengenai materi bangun ruang sederhana?

√ √

8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang

kepada setiap kelompok?

√ √

9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √ √ 10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun

definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun

ruang sederhana?

√ √

11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √ √

12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian

sisi, titik sudut dan juga rusuk?

√ √

13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan

talking stick?

√ √

14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking

stick?

√ √

15.

Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?

√ √

16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? - √

17.

Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman

sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah

diajukan?

√ √

18. Apakah guru melakukan refleksi? √ √

19.

Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan

dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan memberikan

tugas pekerjaan rumah?

√ √

20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √ √ 21. Apakah guru memberikan soal latihan? √ √ 22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √ √

Dilihat pada tabel 4.5 diatas merupakan rekapitulasi dari pertemuan

pertama dan kedua pada siklus I. Pada pertemuan pertama masih terdapat 2

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

70

langkah yang belum terlaksana dengan baik. Dan pada pertemuan kedua

semua langkah sudah terlaksana. Pada siklus I ini dilihat pada pertemuan

kedua sudah terlaksana semua maka sudah bisa dikatakan berhasil, karena

indikator keberhasilan yang ditetapkan dikatakan berhasil dengan 20 langkah

pada cooperative learning tipe talking stick sudah terlaksana.

Hasil dari respon siswa dalam penerapan cooperative learning tipe

talking stick pada siklus I yang terdiri dari pertemuan pertama serta

pertemuan kedua akan dipaparkan seperti dibawah ini:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Respon Siswa Dengan Penerapan

Cooperative Learning tipe Talking Stick Siklus I

NO Indikator Yang Diamati Siklus I

P1 P2

1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun ruang

kepada setiap kelompok? √ √

2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai menyusun

definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun

ruang sederhana?

- √

3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya di

depan kelas? √ √

4. Apakah siswa mengikuti berjalannya permainan

talking stick? √ √

5. Apakah siswa bermain talking stick dengan aturan

yang benar? √ √

6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking stick

sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √ √

7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang dapat

menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar? √ √

8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari guru

tentang pelajaran yang akan dilakukan pada

pertemuan selanjutnya?

√ √

9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah diberikan

guru? √ √

10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam

penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √ √

Berdasarkan tabel 4.6 respon siswa pada pertemuan pertama masih ada

langkah yang belum direspon siswa dengan baik. Dan di pertemuan kedua

semua langkah penerapan cooperative learning tipe talking stik sudah

terlaksana semua.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

71

2. Hasil Skor Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa

Hasil skor lembar angket motivasi siswa ini didapat dari pengisian

siswa terhadapat pernyataan-pernyataan yang sudah disediakan oleh peneliti.

Untuk mengukur motivasi siwa dalam belajar Matematika dengan

menerapkan cooperative learning tipe talking stick. Terdapat 19 pernyataan

dan itu bermuatan positif serta negatif. Dengan skor yang di tetapkan untuk

pernyataan postifnya adalah 4 (mendeskripsikan SS), 3 (mendeskripsikan S),

2 (mendeskripsikan TS), 1 (mendeskripsikan STS). Sedangkan pernyataan

bermuatan negatif maka akan di berikan skor dengan terbalik dari rendah

ketinggi dengan urutan yaitu 1 (mendeskripsikan SS), 2 (mendeskripsikan S),

3 (mendeskripsikan TS), 4 (mendeskripsikan STS). Untuk interval kelasnya

sudah dihitung dibagi menjadi empat kategori. Dengan jumlah skor 14,5 – 29

diartika sangat negatif, 30 – 44,5 diartikan negatif, 46,5 – 61 diartikan positif

dan untuk skor diatas 62 diartikan sangat positif. Keterangan untuk frekuensi

dilambangkan dengan (f) sedangkan untuk presentase diloambangkan dengan

(%). Berikut ini adalah tabel hasil lembar angket motivasi belajar siswa.

Tabel 4.7

Hasil Skor Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I

Skor Kriteria Siklus I

f %

≥ 62 Sangat Tinggi 20 54

46,5 – 61 Tinggi 15 41

30 – 44,5 Cukup 2 5

14,5 – 29 Rendah - -

Jumlah 37 100

Rata-rata 53,4

Kiteria Tinggi

Dapat dilihat bahwah dari 37 siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 ini

sebanyak 20 anak masih dalam kategori sangat tinggi motivasi belajarnya,

kemudian ada 15 siswa yang tingkat motivasinya tinggi, lalu ada 2 siswa

yang motivasi belajarnya hanya sebatas cukup dan untuk kriteria motivasi

belajar rendah tidak ada siswa yang mendudukinya. Kemudian di rata-rata

akan mendapatkan skor nilai sebanyak 53,4 dimana skor ini masuk kedalam

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

72

kriteria motivasi yang tinggi, menandakan bahwa sudah cukup siswa yang

motivasi belajar Matematika dengan penerapan cooperative learning tipe

talking stick ini sudah cukup banyak. Memang belum sampai pada inidikator

keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu pada skor 60 – 80. Namun

ini juga sudah cukup walau belum melampaui indikator keberhasilan yang di

tetapkan oleh peneliti. Hasil lembar angket motivasi belajar siswa di sajikan

dalam bentuk diagaram lingkaran akan menjadi seperti dibawah ini.

Gambar 4.1 Hasil Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa

Gambar 4.1 diatas menunjukkan presentase siswa sebanyak 41%

sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi, kemudian pada urutan kedua

sebanyak 35% siswa memiliki motivasi yang sangat tinggi sudah cukup

banyak juga yang memiliki motivasi belajar Matematika. Lalu ada 19%

motivasi belajar siswa yang masih tergolong cukup dan sebanyak 5% yang

berwarna ungu pada diagram itu menunjukkan siswa yang memiliki motivasi

rendah. Dilihat secara keseluruhan masih 41% siswa kelas IV SD Negeri

Salatiga 03 yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, ini masih dibawah

dari indikator keberhasil yang di tetapkan oleh peneliti, peneliti menetapkan

indikator keberhasilan sebesar 80% sedangkan untuk siklus I ini masih

mencapai setengahnya saja, belum tercapai seluruhnya. Untuk upaya

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 dengan

menerapkan cooperative learning tipe talking stick maka akan ditindak lanjuti

atau akan diperbaiki pada siklus II.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

73

3. Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I

Setelah menyelesaikan pelaksanaan tindakan dengan merapkan

cooperative learning tipe talking stick di skilus I, pada akhir pertemuan guru

memberikan evaluasi berbentuk tes tertulis kepada siswa dengan jumlah soal

sebanyak 22 soal pilihan ganda. Diadakannya tes evaluasi ini bertujuan untuk

mengukur hasil belajar Matematika siswa. Untuk menentukan interval kelas

menggunakan cara hitung:

1. Menghitung rentang data

R = skor max-skor min

2. Menghitung jumlah kelas interval (k)

k = 1+3.3 logn

3. Menghitung panjang kelas

I = R/k

Hasil rekap nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siklus I

No Nilai Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 30 – 41 9 24

2. 42 – 53 7 19

3. 54 – 65 11 30

4. 66 – 77 6 16

5. 78 – 89 2 5

6. 90 – 100 2 5

Jumlah 37 100

Rata-rata 56,5

Nilai Minimal 40

Nilai Maksimal 100

Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 37 jumlah siswa,

pada rentang nilai antara 30 – 41 terdapat 9 siswa dengan presentase sebesar

24%, kemudian pada rentang nilai selanjutnya yaitu antara nilai 42 – 53

terdapat 7 siswa dengan presentase sebesar 19%, dan pada urutan ketiga

direntang nilai antara 54 – 65 terdapat siswa sebanyak 11 dengan presentase

sebesar 30%, lalu diatara rentang nilai 66 – 77 terdapat 6 siswa yang

mendapat nilai diantara rentang tersebut dengan jumlah presentase sebanyak

16%, untuk rentang nilai antar 78 – 89 sebanyak 2 siswa dengan presentase

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

74

5% dan pada rentang nilai terakhir yaitu 90 – 100 tidak ada 2 siswa yang

mendapat nilai tersebut makan presentasenya 5%. Berikut ini akan disajikan

distribusi nilai Matematika siklus I dalam bentuk diagram batang.

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siklus I

Analisis ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD

Negeri Salatiga 03 dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning

tipe talking stick pada siklus I dengan KKM ≥ 70 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.9

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tuntas ≥ 70 11 30

Tidak Tuntas < 70 26 70

Jumlah 37 100

Rata-rata 56,5

Nilai terendah 40

Nilai tertinggi 100

Dilihat pada tabel 4.9 ditunjukkan bahwa ketuntasan belajar

Matematika siswa pada siklus I yang telah mencapai KKM adalah sebanyak

11 siswa dengan presentasnya sebesar 30% sedangkan untuk yang belum

mencapai KKM adalah sebanyak 26 siswa dengan presentase sebesar 70%.

Dan untuk rata-rata nilai belajar Matemaika pada siklus I sebesar 56,5 untuk

nilai terendahnya 40 sedangkan untuk nilai tertingginya 100. Hasil diatas

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

75

merupakan acuan bagi peneliti untuk semakin meningkatkan hasil belajarnya

karena masih diatas 80% hasil belajar siswa ini di bawah KKM yang telah

ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar ≥ 70. Dan untuk siklus yang pertama ini

hanya ada 5 siswa yang dapat memperoleh nilai tuntas saja ssuai dengan

KKM. Berdasarkan pada ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV

SD Negeri Salatiga 03 siklus I dapat digambarkan dengan diagram lingkaran

sebagai berikut ini.

Gambar 4.3 Presentase Hasil Belajar Matematika Siklus I

Berdasarkan pada diagram lingkaran diatas hasil presentase

ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03

dengan menerapkan cooperative learning tipe talking stick pada siklus I

menunjukkan hasil yang masih tidak bagus dengan adanya sekitar 70% siswa

yang menunjukkan nilainya di bawah nilai KKM. Sedangkan hanya ada 30%

siswa yang menunjukkan nilainya diatas KKM tersebut. Indikator

keberhasilan yang dibuat peneliti adalah pada presentase 80% siswa

diharapkan memilki nilai diatas KKM. Untuk siklus I ini masih jaug dari

harapan peneliti. Dengan begitu untuk meningkatkan hasil belajar

Matematika siswa pada kelas IV SD Negeri Salatiga 03 dengan menerapkan

cooperative learning tipe talking stick akan diperbaiki kembali pada siklus

yang kedua sehingga mendapatkan hasil yang melebihi dari indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

76

4.1.1.4 Refleksi Siklus I

Dengan diselesaikannya pelaksanaan tindakan pembelajaran serta

observasi pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga, kemudian

diakhir tahapan siklus akan dilakukan refleksi terhadap kesluruhan proses

pembelajaran yang dilakukan dari awal hingga akhir. Rfleksi ini dilakukan

bertujuan untuk bercermin lagi pada apa yang sudah dilakukan peneliti dalam

pelaksanaan tindakan dan observasi, apakah masih perlu ada yang diperbaiki,

ditambahakan atau dihilangkan kemudian masih ada hal kah yang perlu

dilengkapi. Berdasarkan hasil yang sudah dianalisis pada data observasi

kegiatan guru diperoleh nilai skor total sebesar 54 dan itu termasuk dalam

kriteria sedang. Semua aspek pada lembar observasi kegiatan guru meningkat

secara dikit demi sedikit, dai aspek prapembelajaran, awal pembelajaran, inti

pembelajaran dan pada penutup pembelajaran. Kenaikan skornya hanya

berkisar antara 1 hingga 5 point pada setiap aspeknya. Hasil observasi

kegiatan guru sudah terlaksana selain itu masih terdapat hasil observasi

kegiatan siswa dengan memilki skor rata-rata sebesar 57,5 dengan kriteria

sedang. Untuk observasi kegiatan pada siswa juga mengalami hal yang sama,

setiap aspeknya tidak mengalami kenaikan yang sangat tajam sehingga hasil

totalnya juga masih masuk dalam kriteria sedang saja. Bahkan pada aspek inti

pembelajaran diperoleh skor yang sama pada pertemuan pertama dan

keduanya.

Dan untuk hasil lembar angket motivasi belajar Matematika siswa di

pertemuan pertama ini sudah menunjukkan hasil yang bagus. Dengan nilai

rata-rata yang diperoleh di siklus I ini sebesar 53,4 dengan krtiteria tinggi.

Dengan diperolehnya nilai rata-rata seperti itu berarti menunjukkan sudah

adanya motivasi siswa yang tertanam pada diinya untuk belajar Matematika

ini dengan sungguh-sungguh. Masih perlu adanya perbaikan dikarenakan

hasil tersebut juga belum malampaui indikator keberhasil yang ditentukan

oleh peneliti. Untuk hasil evaluasi ketuntasan belajar yang diperoleh siswa

diatas KKM ada 5 siswa dengan presentase sebesar 13% dengan nilai rata-

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

77

ratanya adalah 59,5. Ini menunjukkan masih rendahnya nilai ketuntasan dari

siswa.

Hasil refleksi pada siklus I yang didapat dari pelaksanaan tindakan

serta observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut ini:

a. Kelebihan

Siswa nampak lebih antusias dan juga ceria dalam mengikuti proses

pembelajarran cooperative learnng tipe talking stick.

Memberikan fasilitas kepada siswa untuk lebih mengemukakan

pendapatnya.

Menanamkan rasa sprotivitas pada siswa dalam melakukan permainan

yang akan dilakukan.

b. Hambatan

Masih adanya siswa yang tidak mengikuti permainan dengan baik dan

benar.

Siswa di dalam kelompok masih kurang adil dalam membagi tugasnya

kepada setiap anggota kelompoknya.

Siswa masih sulit untuk berbicara di depan kelas.

c. Penyelesaian

Saat pelaksanaan permainan talking stick guru sebaiknya jauh lebih

tegas dalam memberi pengarahan serta memantau berjalannya

permainan. Sehingga siswa akan jauh lebih tertib dan tenang.

Dalam pembagian kelompok, setelah pembagian tugas diharapkan

guru memberikan pengawasan dan dampingan penuh agar segala

tugas yang ada didalam setiap kelompok dapat terbagi rata untuk

seluruh anggota kelompoknya.

Memberika apresiasi penuh kepada siswa agar siswa ini tidak malu

atau takut dalam mengutarakan jawabannya didepan kelas. Dan guru

harus lebih vokal dalam menghadapi siswa yang demikian.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

78

4.1.2 Deskripsi Siklus II

Pada siklus II akan dijabarkan mengenai tahapan-tahapan, seperti

perencanaan, kemudian ada pelaksanaan serta observasi lalu di akhir ada refleksi.

Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan

dengan alokasi setiap pertemuaanya 2 x 35 menit.

4.1.2.1 Rencana Tindakan Siklus II

Rencana tindakana pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam 3

pertemuan. Pembelajaran siklus II merupakan upaya tindak lanjut dan juga

perbaikan dari siklus yang I. Dengan rincian rencana tindakan pada siklus II

adalah sebagai berikut ini:

1. Mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan siswa.

2. Menyiapakan materi ajar yang akan disampaikan dalam proses

belajar mengajar.

3. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan hasil

belajar dari siklus I.

4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama

dengan guru kelas IV.

5. Peneliti membuat alat peraga yang akan digunakan pada proses

belajar mengajar satu siklus kedepan untuk materi jaring-jaring

kubus dan balok.

6. Membuat lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa untuk

mengukur kondisi pada saat proses belajar mengajar.

7. Membuat lembar angkt motivasi belajar siswa.

8. Membuat lembar kerja siswa dan soal evaluasi untuk mengukur hasil

belajar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

9. Membuat lembar analisis nilai.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini sama dengan tindakan siklus I,

pembelajaran dilaksanakan dua pertemuan pembelajaran sesuai dengan rencana

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

79

pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Pertemuan Pertama

a. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pelaksanaan tindakan silkus II peretmuan yang pertama ini

dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 April 2014 jam pertama yaitu pada

pukul 07.00 – 08.10 kegiatan belajar mengajar berlangsung. Diawali dengan

baris berbaris sebelum memasuki kelas kemudian menjabat tangan sang guru,

kemudian absensi lalu doa pun dipimpin oelh ketua kelas. Guru lalu

memeriksa kesiapan para siswanya. Di hari sebelumnya guru sudah berpesan

pada siswa untuk membawa benda atau kardus yang berbentuk balok.

Sehingga pagi itu didepan para siswa sudah membawa benda sendiri-sendiri.

Guru meminta siswa untuk mengamati benda yang masih utuh dan yang

sudah digunting-gunting menurut dengan pola garisnya. Maka dari kejadian

tersebut guru memberikan judul tentang apa yang akan dipelajari hari itu,

kemudian juga guru menyampaikan tujuan pembelajaran apa saja yang akan

dicapai pada saat siswanya mempelajari hal tersebut.

Siswa dibagi guru kedalam beberapa kelompok, kemudian guru

meminta siswa berdiskusi untuk menyusun pola jaring-jaring yang lain, selain

dari pola yang sudah mereka dapatkan dari benda yang masing-masing

mereka bawa. Sambil memberikan pengawasan penuh kepada para siswanya,

kemudian guru meminta beberapa kelompok untuk menggambarkan di depan

pola jaring-jaring balok yang telah didapatkan mereka, tentunya satu

kelompok dengan yang lainnya tidak boleh memilki pola yang sama. Setiap

kelompok yang sudah maju kedeoan akan diberikan reward oleh guru. Usai

sudah kerja kelompok, kemudian guru meminta siswa untuk mempelajari

kembali apa yang sudah diajarkan tadi, bisa membaca dari buku catatan atau

buku pegangan guru memberikan waktu sekitar 10-15 menit kesempatan

untuk membaca telah habis maka guru meminta siswa untuk menutup segala

macam bentuk catatan. Kemudian guru mengajak siswa untuk bermain

talking stick atau tongkat berjalan. Guru menjelaskan terlebih dahulu atauran

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

80

permainannya. Permainanpun dimulai para siswa bernyayi dan lagu pun

berhenti, saat lagu berhenti maka berhenti pulalah tongkat tersebut. Siswa

yang memegang tongkat pada saat lagu berhenti akan maju didepan kelas dan

memilih pertanyaan yang sudah disediakan guru didepan kelas. Siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dari guru akan menerima reward dan yang tidak

dapat menjawab maka tidak akan mendapat reward.

Selesai permainan guru bertanya pada siswa masih adakah hal yang

sulit untuk dimengerti dan guru juga memberikan pembenaran atau pelurusan

kepada jawaban siswa yang masih salah. Siswa diminta untuk mengerjakan

soal dari guru dan setelah itu guru memberikan tindak lanjut berupa

pemberian pekerjaaan rumah. Guru memberikan salam penutup dan

mengakhiri pelajaran hari itu.

Observasi ini dilaksanakan secara bersamaan dengan berjalannya

proses belajar mengajar Matematika berlangsung. Peneliti meminta guru

kelas I untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran

Matematika tersebut dengan menerapkan cooperative learning tipe talking

stick. Pada lembar observasi penerapan cooperative learning tipe talking stick

dalam proses belajar mengajar. Berikut ini merupakan tabel observasi

penerapan cooperative learning tipe talking stick pada kegiatan guru dan

siswa:

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

81

Tabel 4.10

Hasil Lembar Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe

Talking Stick Siklus II

No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan I

Ya Tidak

1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum mengikuti pembelajaran?

2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √

3. Apakah guru melakukan apersepsi? √

4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran hari itu? √

5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu? √

6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √

7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab

mengenai materi bangun ruang sederhana?

8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang kepada

setiap kelompok?

9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √

10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun ruang

sederhana?

11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √

12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian sisi, titik sudut dan juga rusuk?

13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan talking

stick?

14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking stick? √

15.

Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang dapat

menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?

16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √

17. Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan?

18. Apakah guru melakukan refleksi? √

19.

Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan

dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas pekerjaan rumah?

20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √

21. Apakah guru memberikan soal latihan? √

22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √

Dapat dilihat pada tabel 4.10 hasil observasi penerapan cooperative

learning pada kegiatan guru dan siswa pada pertemuan pertama ini sudah

terlaksana semua dari 22 langkah. Berarti guru sudah mengajar sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran. Dan karena sudah bisa menjalannya

semua 22 langkah tersebut makan sudah dinyatakan berhasil. Karena

indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 20 langkah sudah dilaksanakan

berarti itu berhasil.

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

82

Respon siswa pada siklus II dipertemuan pertama ini akan disajikan

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.11

Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II

NO Indikator Yang Diamati Pertemuan I

Ya Tidak

1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun

ruang kepada setiap kelompok? √

2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai

menyusun definisi terhapat materi yang

diajarkan yaitu bangun ruang sederhana?

3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya

di depan kelas? √

4. Apakah siswa mengikuti berjalannya

permainan talking stick? √

5. Apakah siswa bermain talking stick dengan

aturan yang benar? √

6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking

stick sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √

7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan

benar?

8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari

guru tentang pelajaran yang akan dilakukan

pada pertemuan selanjutnya?

9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah

diberikan guru? √

10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam

penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √

2. Pertemuan Kedua

a. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 16 April 2014 pada jam pertama yaitu pada pukul 07.00 – 08.10.

Karena pertemuan kedua ini dimulai pada jam pertama maka yang dilakukaan

seperti apa yang telah ditulis dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran

yaitu adalah absensi, kemudian doa yang dipimpin oleh ketua kelas. Untuk

masuk dalam materi ajar, guru menggunakan apresepsi tentang bercerita

kepada siswanya mengenai bagaimana car membungkus kado yang berbentuk

kubus. Guru memberikan judul mengenai apa yang akan dipelajari pada hari

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

83

itu kepada siswanya dan tak lupa menyampaikan tujuan pembelajaran apa

saja yang akan dicapai siswa setelah mempelajari hal tersebut.

Kegiatan pembukaan sudah terlaksana makan beranjak pada tahapan

kegiatan inti yang ternagi menjadi eksploasi elaborasi dan juga konfrimasi.

Siswa dibagi guru menjadi beberapa kelompok. Setelah itu guru membawa

persegi-persegi yang telah dipotong, dibagi dalam kelompok setiap

kelompoknya mendapat 6 persegi. Guru memerintahkan kepada kelompok-

kelompok tersebut untuk menyusun pola jaring-jaring yang baru, siapa cepat

boleh tunjuk jari dan perwakilan kelompok menempelkan persegi-persegi

tersebut ke papan tulis. untuk kelompok lain tiidak boleh menggunakan pola

yang sama dalam jaring-jaringnya. Setiap kelompok yang sudah bisa

menyusun pola jaring-jaring kubus dengan baik dan benar di depan maka

akan mendapatkan reward dari guru. Semua kelompok sudah maju kedepan

dan sudah menempelkan hasil pola jaring-jaring kubusnya di depan. Guru

meminta mereka untuk mempelajai atau membaca kembali mengenai apa

yang sudah diterangkan guru dan dialami mereka tadi, sekitar waktu 10 – 15

menit kemudian guru meminta siswa untuk menutup segala macam bentuk

catatan. Permainan talking stick atau tongkat berjalanpun akan dimulai. Guru

memberikan aturan permainan dan cara kerja dari permainan talking stick

tersebut. Siswa menyanyikan lagu kemudian pada saat lagu berhenti

dinyanyikan berhenti pula tongkat, siswa yang mendapat tongkat itu silakan

maju kedepan kelas dan memilih pertanyaan didepan yang telah disediakan

oleh guru. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat akan

memperoleh reward dari guru dan yang tidak dapat menjawab tidak akan

mendapat reward. Setelah permainan usai dijalankan guru menanyakan pada

siswa apakah masih ada hal yang sulit untuk dimengerti dan guru juga

meluruskan atau memberi pembenaran terhadap jawaban-jawaban siswa.

Siswa diminta untuk mengerjakan soal dari guru dan setalh itu guru

memberikan penguatan kepada siswa. Guru memberikan pesan kepada

siswanya bahwa untuk pertemuan yang selanjutnya akan diadakan uji

evaluasi. Siswa diharapkan belajar dengan sungguh-sungguh sehingga dapat

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

84

mengerjakannya dengan baik dan maksimal. Guru mengakhiri pelajaran

kemudian menutup pembelajaran.

Berikutnya adalah membahas mengenai observasi yang dilakukan

dalam rangka penerapan cooperative learning tipe talking stick.

Tabel 4.12

Hasil Lembar Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe

Talking Stick Siklus II

No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan II

Ya Tidak

1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum mengikuti pembelajaran?

2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √

3. Apakah guru melakukan apersepsi? √

4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran hari itu?

5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu? √

6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √

7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai materi bangun ruang sederhana?

8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang kepada

setiap kelompok?

9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √

10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun ruang

sederhana?

11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √

12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian

sisi, titik sudut dan juga rusuk?

13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan talking

stick?

14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking stick? √

15.

Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?

16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √

17. Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan?

18. Apakah guru melakukan refleksi? √

19.

Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan

dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas pekerjaan rumah?

20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √

21. Apakah guru memberikan soal latihan? √

22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √

Pada pertemuan kedua di siklus II ini langkah-langkah sudah

terlaksana semuanya. Berarti guru sudah menjalankan sesuai dengan rencana

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

85

pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat didalam perencanaan.

Selanjutnya akan dibahas mengenai respon siswa dalam penerapan

cooperative learning tipe talking stick. Respon siswa dapat dilihat pada tabel

di bawah ini.

Tabel 4.13

Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II

NO Indikator Yang Diamati Pertemuan II

Ya Tidak

1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun

ruang kepada setiap kelompok? √

2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai

menyusun definisi terhapat materi yang

diajarkan yaitu bangun ruang sederhana?

3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya

di depan kelas? √

4. Apakah siswa mengikuti berjalannya

permainan talking stick? √

5. Apakah siswa bermain talking stick dengan

aturan yang benar? √

6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking

stick sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √

7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan

benar?

8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari

guru tentang pelajaran yang akan dilakukan

pada pertemuan selanjutnya?

9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah

diberikan guru? √

10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam

penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √

3. Pertemuan Ketiga

a. Pelaksanaan Tindakan

Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17

April 2014 pada jam pertama yaitu pukul 07.00 – 08.10. Pertemuan kegita ini

diawali dengan doa yang dipimpin oleh ketua kelas yang kemudian

dilanjutkan absensi oleh guru. Selah itu guru menerangkan pada siswa apa

yang akan dilakukan pada proses pembelajaran hari itu. Guru membritahukan

bahwa hari ini digunakan untuk mengerjakan tes evalusi serta untuk mengisi

lembar angket motivasi belajar Matematika. Guru menerangkan prosedur

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

86

pengerjaan tes evaluasi, kemudian membagikan soal serta lembar jawab yang

telah disediakan guru. Setalah itu memeberikan waktu pada siswa untuk

mengerjakannya. Siswa yang telah selesai mengerjakan lembar tes eavaluasi

kemudian mengambil lembar angket motivasi belajar siswa dan diharapkan

siswa ini mengerjakannya dengan jujur dan sungguh-sungguh, dan guru

menekankan sekali lagi pada siswa bahwa tes tersebut tidak akan

mempengaruhi nilai di raport nantinya. setelah semua siswa menyelesaikan

tugasnya guru mengakhiri pelajarn hai itu juga.

4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil tindakan pada siklus II diperoleh dari hasil observasi kegiatan

guru dan kegiatan siswa dan lembar angket motivasi belajar dan hasil belajar

Matematika dengan menerapkan cooperative learning tipe talking stick pada

kelas IV SD Negeri Salatiga 03.

1. Hasil Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe Talking Stick

Pada Guru dan Siswa Siklus II

Hasil observasi penerapan cooperative learning tipe talking stick pada

guru dan siswa pada siklus II diperoleh dari hasil observasi pada pertemuan

pertama dan kedua. Berikut ini adalah hasil observasi penerapan cooperative

learning tipe talking stick pada guru pada siklus II dengan keterangan (P1)

adalah pertemuan pertama dan untuk pertemuan dilambangkan (P2).

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

87

Tabel 4.14

Hasil Rekap Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe

Talking Stick Siklus II

No Uraian kegiatan guru dan siswa Siklus II

P1 P2

1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum

mengikuti pembelajaran?

√ √

2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √ √ 3. Apakah guru melakukan apersepsi? √ √

4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran

hari itu?

√ √

5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari

itu?

√ √

6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √ √

7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab

mengenai materi bangun ruang sederhana?

√ √

8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang

kepada setiap kelompok?

√ √

9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √ √ 10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun

definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun

ruang sederhana?

√ √

11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √ √

12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan

bagian sisi, titik sudut dan juga rusuk?

√ √

13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan

talking stick?

√ √

14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking

stick?

√ √

15.

Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang

dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?

√ √

16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √ √

17.

Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman

sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah

diajukan?

√ √

18. Apakah guru melakukan refleksi? √ √

19.

Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan

dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan

memberikan tugas pekerjaan rumah?

√ √

20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √ √ 21. Apakah guru memberikan soal latihan? √ √ 22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √ √

Dilihat pada tabel 4.14 bahwa disitu terdapat 22 langkah-langkah

penerapan cooperative learning tipe talking stick. Dan terlihat bahwa semua

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

88

langkah-langkah tersebut terlaksana. Guru sudah melaksanakan proses belajar

mengajar sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disusun dalam perencanaan. Dengan tercapainya semua langkah-langkah

Tabel 4.15

Hasil Observasi Respon Siswa Dengan Penerapan

Cooperative Learning tipe Talking Stick Siklus II

NO Indikator Yang Diamati Siklus II

P1 P2

1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun ruang

kepada setiap kelompok? √ √

2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai menyusun

definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun

ruang sederhana?

√ √

3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya di

depan kelas? √ √

4. Apakah siswa mengikuti berjalannya permainan

talking stick? √ √

5. Apakah siswa bermain talking stick dengan aturan

yang benar? √ √

6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking stick

sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √ √

7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang dapat

menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar? √ √

8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari guru

tentang pelajaran yang akan dilakukan pada

pertemuan selanjutnya?

√ √

9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah diberikan

guru? √ √

10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam

penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √ √

2. Hasil Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa

Masih sama seperti siklus yang pertama tes ini dilakukan pada

pertemuan terakhir bersamaan dengan dilaksanakan tes evaluasi. Hasil lembar

angket motivasi siswa ini didapatkan dari siswa yang telah mengisi

pernyataan-pernyataan dengan mencentang pada kolom jawaban yang sudah

disediakan. Dengan skor yang di tetapkan untuk pernyataan postifnya adalah

4 (mendeskripsikan SS), 3 (mendeskripsikan S), 2 (mendeskripsikan TS), 1

(mendeskripsikan STS). Sedangkan pernyataan bermuatan negatif maka akan

di berikan skor dengan terbalik dari rendah ketinggi dengan urutan yaitu 1

(mendeskripsikan SS), 2 (mendeskripsikan S), 3 (mendeskripsikan TS), 4

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

89

(mendeskripsikan STS). Untuk interval kelasnya sudah dihitung dibagi

menjadi empat kategori. Dengan jumlah skor 14,5 – 29 diartika sangat

negatif, 30 – 44,5 diartikan negatif, 46,5 – 61 diartikan positif dan untuk skor

diatas 62 diartikan sangat positif. Keterangan untuk frekuensi dilambangkan

dengan (f) sedangkan untuk presentase diloambangkan dengan (%). Berikut

ini adalah tabel hasil lembar angket motivasi belajar siswa.

Tabel 4.16

Hasil Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II

Skor Kriteria Pertemuan II

f %

≥ 62 Sangat Tinggi 35 92

46,5 – 61 Tinggi 2 5

30 – 44,5 Cukup 0 0

14,5 – 29 Rendah 0 0

Jumlah 37 100

Rata-rata 78

Kiteria Sangat Tinggi

Dapat dilihat pada tabel 4.16 diatas terdapat siswa sebanyak 37anak di

kelas IV SD Negeri Salatiga 03. Terdapat 35 anak masuk dalam kriteria

memilki motivasi belajar yang sangat tinggi. Kemudian ada 2 anak yang

masuk dalam kriteria motivasi belajar tinggi. Dan untuk kriteria motivasi

cukup dan rendah tidak ada siswa yang menduduki maka presentasenya

adalah 0%. Dan untuk skor rata-rata yang diperoleh adalah 78 dan masuk

dalam kriteria motivasi belajar yang sangat tinggi. Pada siklus II ini sudah

meningkat jauh dibandingkan dengan siklus yang pertama. Menandakan

bahwa motivasi belajar anak-anak ini makin meningkat dan ingin lebih baik.

Apabila temannya bisa kenapa dia tidak bisa, mungkin seperti inilah kata hati

para siswa, sehingga satu sama lainnya terpacu untuk meningkatkan pada

pelajaran Matematika dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning

tipe talking stick. Untuk lebih jelasnya hasil lembar angket motivasi belajar

ini akan disajikan kedalam bentuk diagram lingkaran seperti di bawah ini.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

90

Gambar 4.4 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II

Pada diagram diatas yaitu diagram 4.4 menunjukkan presentase skor

angket motivasi belajar siswa. Dengan presentase paling tinggi yaitu 49%

diwakili dengan warna biru merupakan siswa yang memiliki motivasi belajar

sangat tinggi. Dan selanjutnya terdapat 43% yang diwakili dengan warna

merah merupakan jumlah presentase siswa yang memilki motivasi belajar

tinggi. Dan kemudian untuk yang terakhir ada 8% yang diwakili dengan

warna hijau merupakan jumlah presentase siswa yang memilki motivasi

belajar cukup.

3. Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I

Terselesaikannya pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuannya

maka peneliti mengukur hasil belajar. Dengan menggunkan tes evaluasi

berupa soal pilihan ganda sebanyak 22 soal dengan pilihannya sebanyak 4

saja. Dengan begitu diperolehlah hasil nilai belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika. Untuk rekap nilainya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Untuk

menentukan interval kelas menggunakan cara hitung:

1. Menghitung rentang data

R = skor max-skor min

2. Menghitung jumlah kelas interval (k)

k = 1+3.3 logn

3. Menghitung panjang kelas

I = R/k

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

91

Tabel 4.17

Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siklus I

No Nilai Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 30 – 41 0 0

2. 42 – 53 0 0

3. 54 – 65 5 14

4. 66 – 77 16 43

5. 78 – 89 14 38

6. 90 – 100 2 5

Jumlah 37 100

Rata-rata 76,1

Nilai minimal 60

Nilai Maksimal 100

Tabel 4.17 menunjukkan pada rentang nilai 30 – 41 dan rentang nilai

42 – 53 tidak ada siswa yang mendapat nilai pada rentang tersebut.

Melangkah pada rentang nilai selanjutnya yaitu 54 – 65 terdapat 5 siswa

dengan presentase sebesar 14%. Dan direntang berikutnya 66 – 77 terdapat 16

siswa yang menempati dengan presentase sebesar 43%. Dilajutnya pada

rentang nilai 78 – 89 terdapat 14 siswa yang menduduki dengan presentase

sebesar 38%. Dan yang terakhir pada rentang nilai 90 – 100 terdapat 2 siswa

yang mendapat nilai tersebut dengan presentase sebesar 5%. Berikut ini akan

disajikan distribusi nilai Matematika siklus II dalam bentuk diagram batang.

Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siklus II

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

92

Analisis ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD

Negeri Salatiga 03 dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning

tipe talking stick pada siklus II dengan KKM ≥ 70 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

Tabel 4.18

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II

Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tuntas ≥ 70 32 86,5

Tidak Tuntas < 70 5 13,5

Jumlah 37 100

Rata-rata 76,1

Nilai terendah 60

Nilai tertinggi 100

Pada tabel 4.18 terlihat bahwa ketuntasan yang dicapai pada pelajaran

Matematika siswa di siklus II yang sudah melampaui KKM sebanyak 32

siswa dengan presentasenya sebesar 86,5%. Dan terdapat 5 siswa yang masih

belum memenuhi nilai KKM dengan presentasenya 13,5%. Rata-rata nilai

76,1 untuk nilai tertinggi yang dicapai yaitu skor maksimal 100 dan nilai

terrendahnya adalah 60. Berdasarkan pada ketuntasan hasil belajar

Matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 siklus II dapat

digambarkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut ini.

Gambar 4.6 Hasil Persentase Kentuntasan Belajar Matematika Siklus I

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

93

Dari gambar diagram diatas maka diketahui terdapat siswa dengan

presentase 14% tidak tuntas dan sisanya 86% presentase siswa yang nilainya

tuntas.

4.1.2.4 Refleksi Siklus II

Setelah melakukan tindakan pada siklus II dirasakan oleh peneliti

adanya perubahan. Dari pertemuan pertama kemudian beranjak pada

pertemuan kedua dan pertemuan ketiga kendala atau hambatan yang dialami

guru maupun aialami oleh siswa dirasa sudah berkurang bahkan tidak ada.

Pada pembelajaran Matematika siswa sudah baik dalam memperhatikan

penjelasan materi dari guru dan tenang dalam proses belajar mengajar. Dalam

pembagian kelompok dengan diawasi guru lebih detail para siswa juga lebih

serius dalam mengerjakan dan membagi tugas mereka secara adil, sehingga

seluruh anggota kelompok memiliki pekerjaan masing-masing. Kegiatan

berdiskusi antar siswa didalam kelompok juga sudah berjalan dengan baik

dan saling mengemukakan pendapat mereka. Siswa juga sudah tidak

meributkan lagi siapa yang akan maju untuk mempresentasikan jawabannya

didepan, malah sebaliknya para siswa ini saling berebutan untuk maju

kedepan dan mempresentasikan jawabannya. Pada saat permainan talking

stick para siswa ini sangat antusia, karena mereka sudah menantikannya dan

permainan ini lebih berjalan dengan baik, apik dan juga rapi hanya sedikit

atau bahkan tidak ada siswa yang tidak menaati aturan permainan mereka

semua bermain dengan sportif. Nampak sudah perbedaan yang dirasakan

pada siklus yang pertama. Diamana untuk kegiatan guru dan siswa yang

belum berjalan dengan baik. Dan pada saat bekelompok masih banyak siswa

yang mendominasi. Dikegiatan terakhir juga sudah banyak siswa yang

merespon untuk memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari

hari itu.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

94

4.2 Hasil Analisis Data

4.2.1 Hasil Belajar

Berdasar pada hasil tindakan pada siklus I dapat diketahui telah terjadi

adanya peningkatan dalam menggunakan penerapan pembelajaran cooperative

learning tipe talking stick pada mata pelajaran Matematika dalam materi bangun

ruang di kelas IV SD Negeri Salatiga 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

ditahun ajaran 2013/2014. Keberhasilan yang dicapai tersebut akan disajikan

dalam bentuk tabel mulai dari Pra siklus, Siklus I dan kemudian pada Siklus II.

Tabel 4.19

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Skor

Frekuensi Presentase (%)

Pra

Siklus Siklus I Siklus II

Pra

Siklus Siklus I Siklus II

≥ 70 5 11 32 14 30 86

˂ 70 32 26 5 86 70 14

Pada tabel 4.19 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang

memiliki nilai diatas KKM yang sudah ditetapkan. Sebagaimana bisa dilihat untuk

kelompok tidak tuntas pada pra siklua terdapat 32 siswa yang belum mencapai

nilai ketuntasana, siklus I terdapat 26 anak yang belum memiliki nilai diatas nilai

KKM untuk siklus II terdapat 5 anak yang belum memilki nilai ketuntasan diatas

KKM. Sedangkan untuk klasifikasi nilai tuntas pada pra siklus hanya terdapat

nilai anak yang memilki nilai tuntas, kemudian di siklus I terdapat 11 anak yang

memiliki nilai tuntas dan kemudian yang terakhir pada siklus II terdapat 32 anak

yang memilki nilai tuntas. Membuktikan bahwa menggunakan cooperative

learning tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat pada diagram dan grafik yang akan

disakijan dibawah ini

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

95

Gambar 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Pada gambar diagram 4.7 sudah menunjukkan bahwa cooperative leraning

tipe talking stick dapat meningkatakan jumlah siswa yang mmiliki nilai tuntas

dalam belajar pada mata pelajaran Matematika.

Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa penggunaan

cooperative learning tipe talking stick pada mata pelajaran Matematika dalam

materi bangun ruang di kelas IV SD Negeri Salatiga 03 Kecamatan Sidorejo Kota

Salatiga tahun ajaran 2013/2014 dapat menunjukkan peningkatan motivasi belajar

siswa.

4.2.2 Motivasi Belajar Matematika

Peningkatan motvasi belajar tersebut dapat dilihat pada tabel skor motivasi

siswa Pra siklus, Siklus I dan Siklus II seperti dibawah ini.

Tabel 4.20

Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Interval

Frekuensi (f) Presentase (%)

Kriteria Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

Pra

Siklus

Siklus

I

Siklus

II

≥ 62 11 20 35 30 42 92

Sangat

Tinggi

46,5 – 61 12 15 2 32 41 5 Tinggi

30 – 44,5 8 3 0 22 8 0 Cukup

14,5 – 29 6 0 0 16 0 0 Rendah

Dari tabel 4.20 diatas telah terlihat hasil lembar angket motivasi belajar

siswa adanya peningkatan dari jumlah siswa yang semakin banyak termotivasi

dalam belajar Matematika. Pra siklus terdapat 11 siswa dengan presentase 30%

dengan krtiteria motivasi belajar sangat tinggi. 12 siswa dengan presentase 32%

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

96

masuk dalam kriteria motivasi belajar tinggi, kemudian ada 8 siswa dengan

presentase 22% masuk dalam kriteria motivasi cukup. Dan untuk 6 siswa dengan

presentase 16% masuk dalam kriteria motivasi belajar rendah. Masuk pada

selanjutnya yaitu Siklus I terdapat 20 siswa dengan presentase 52% masuk dalam

kriteria motivasi sangat tinggi, kemudian terdapat 15 siswa dengan presentase

41% masuk kedalam kriteria tinggi dan 3 siswa dengan presentase 8% masuk ke

dalam kriteria motivasi belajar cukup, sedangkan untuk kriteria motivasi

rendahnya adalah 0. Siklus II terdapat 35 siswa dengan presentase sebesar 92%

masuk kedalam kriteria motivasi belajar sangat tinggi. Lalu untuk 2 siswa dengan

presentase sebesar 5% masuk ke dalam kriteria motivasi belajar tinggi, untuk

kriteria motivasi belajar cukup dan rendah tidak ada maka presentasenya 0%.

Dengan adanya hasil tersebut seperti yang telah dijabarkan diatas membuktikan

bahwa pelajaran Matematika menggunakan model cooperative learning tipe

talking stick dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini diperjelas dengan

melihat grafik seperti yang akan disajikan dibawah ini.

Gambar 4.8 Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

1.2.3 Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar

Dengan berkaca pada observasi yang dilakukan di siklus yang pertama dan

kedua semua langkah-langkah penerapan cooperative learning tipe talking

stick sudah berjalan dengan baik. Dari 22 langkah observasi guru dan siswa

kemudian terdapat juga 10 langkah respon siswa dalam penerapan cooperative

learning tipe talking stick. Semuanya dilakukan dengan baik sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

97

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan dalam

motivasi belajar siswa dan juga terjadi peningkatan dalam hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran Matematika.

4.3 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada upaya peningkatan untuk

motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

03 dengan menerapkan cooperative learning tipe talking stick. Pembelajaran ini

menuntut siswa untuk berinteraksi kerja kelompok atau membentuk kelompok-

kelompok belajar dalam proses belajar mengajar yang kemudian dipadupadankan

dengan permainan tongkat berjalan atau talking stick. Pembentukan kelompok

pada siswa membuat siswa untuk jauh saling memotivasi.

Siswa berkelompok dimaksudkan agar antar siswa ini memiliki rasa ingin

lebih unggul dari siswa satu kelompoknya dengan begitu rasa motivasi dalam diri

siswa ini akan muncul. Setelah membentuk kelomok dan siswa mengerjakan tugas

dari guru, kemudian diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya kedepan

kelas dan untuk kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan atau

sanggahan terhadap jawaban kelompok yang mempresentasikan jawabannya.

Sehingga ini membuat dominasi guru dalam proses belajar mengajar dengan

penerapan cooperative learning tipe talking stick berkurang, karena siswa menjadi

yang lebih dominan. Motivasi siswa dengan sendirinya akan muncul dan semakin

membuat pembelajaran semakin atraktif.

Guru memaksimalkan fungsinya sebagai pengajar dengan memfasilitasi

kelompok belajar siswa dengan kelompok yang lain, kemudian dengan kegiatan

diskusi dalam setiap kelompok dan juga pada saat kelompok melakukan

presentasi. Hingga pada akhir proses belajar mengajar guru memberikan soal

evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi

yang telah diajarkan. Maka hal ini sejalan dengan pernyataan yang ditulis dalam

Ministry of Education (Miftahul, 2013: 66), "cooperative learning dipandang

sebagai sarana ampuh untuk memotivasi pembelajaran dan memberikan pengaruh

yang positif terhadap iklim ruang kelas yang pada saatnya akan turut mendorong

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

98

pencapaian yang lebih besar, meningkatkan sikap-sikap positif dan harga diri

yang lebih dalam, mengembangkan skill-skill kolaboratif yang lebih baik dan

mendorong motivasi sosial yang lebih besar kepada orang lain yang

membutuhkan.” Cooperative learning tipe talking stick ini merupakan

pembelajaran yang menkedepankan kerja kelompok pada setiap pembelajarannya

dengan maksud untuk lebih mengkwalitaskan cara belajar para siswa.

Dapat dilihat bahwa dari para siklus rata-rata skor mendapat 40,5 masuk

ke dalam kriteria motivasi belajar cukup. Diperbaiki lagi pada siklus I, kemudian

mengahasilkan skor rata-rata 53,4 masuk kedalam kriteria motivasi belajar tinggi.

Belum mencapai pada indikator keberhasil, maka dilakukan siklus II dan skor

rata-rata motivasi belajar siswa adalah 78, masuk kedalam kriteria motivasi

belajar sangat tinggi. Dengan jumlah presentase siswa mencapai pada angka 92%.

Sedangkan untuk hasil belajar matematika siswa dapat dilihat nilai siswa pada

saat pre test dengan nilai KKM ≥ 70 terdapat 5 (14%) dari 37 siswa. Kemudiana

beranjak pada siklus I ketuntasan belajar Matematika meningkat menjadi 11

(30%) dari 37 siswa. Selanjutnya pada siklus II ketutasan belajar Matematika

meningkat menjadi 32 (86%) dari 37 siswa.

Dari pemaparan hasil diatas tersebut menunjukkan bahwa penelitian

tindakan kelas dengan penerapan cooperative learning tipe talking stick berhasil

meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri

Salatiga 03 pada pembelajaran matematika sifat-sifat bangun ruang sederhana dan

jaring-jaring bangun ruang semester II tahun ajaran 2013/2014.

Berdasarkan uraian pembahasan tersebut maka dapat dipaparkan implikasi

teoritis dan implikasi praktis:

1. Implikasi Teoritis

Cooperative learning tipe talking stick dapat digunakan sebagai model

pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar

matematika.

2. Implikasi Praktis

a. Cooperative learning tipe talking stick dapat berdampak kepada siswa

untuk memotivasi dalam belajar, karena daya saing antar anggota

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pelaksanaan Tindakan . Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek

99

kelomok akan terasa dalam pembelajaran matematika kelas IV dengan

materi pokok bangun ruang sederhana dan jaring-jaring bangun ruang.

b. Cooperative learning tipe talking stick berdampak terhadap

peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri

Salatiga 03 pada materi pokok sifat-sifat bangun ruang dan jaring-jaring

bangun ruang.