BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4 · 2016. 8. 4. · HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1...
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Salatiga 03 dengan subjek peneliti
siswa kelas IV yang terdiri dari 37 siswa, 19 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. Sekolah ini terdiri dari kelas 1 – 6 yang masing-masing terdiri dari
satu kelas, dengan memilki jumlah siswa sebanyak 220 anak dan untuk guru
tetapnya terdapat 10 orang dan 4 orang sebagai tenaga honerer dan 1 orang
sebagai kepala sekolah.
4.1.1 Deskripsi Siklus I
Pada tahtapan siklus I ini akan di jelaskan mengenai empat hal mendasar
tentang langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas. yang pertama perencanaa,
pelaksanaan kemudian observasi dan yang terakhir adalah refleksi. Dalam siklus I
ini akan dilaksanakan ke dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap
pertemuannya 2 x 35 menit
4.1.1.1 Rencana Tindakan Siklus I
Setelah peneliti mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah maka ada beberapa
langkah pada tahapan ini. Rencana pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam
3 pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuannya adalah 2 x 35 menit.
Rincian sebagai berikut ini:
1. Mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan dari siswa.
2. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan hasil pre
test.
3. Menyiapkan materi ajar yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar.
4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama
dengan guru kelas IV.
5. Peneliti membuat alat peraga yang akan digunakan pada proses
pembelajaran satu siklus untuk materi bangun ruang sederhana.
60
6. Membuat lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa untuk
mengukur kondisi pada saat proses belajar mengajar didalam kelas.
7. Membuat lembar angket motivasi belajar siswa.
8. Membuat lembar kerja siswa dan soal evaluasi untuk mengukur hasil
belajar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
9. Membuat lembar analisis nilai.
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus I
Pelaksanaan tindakan dan observasi merupakan deskripsi dari proses
pembelajaran yang terjadi dari awal hingga akhir serta deskripsi observasi
mengenai proses pembelajran yang berlangsung di dalam kelas pada siswa dalam
proses pembelajaran Matematika dengan menerapkan cooperative learning tipe
talking stick.
1. Pertemuan Pertama
a. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan pada siklus I di pertemuan yang pertama ini
diadakan pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 dengan waktu jam 07.00-
08.10. Para siswa setelah bel berbunyi berbaris rapi kemudia sembari
memasuki kelas mereka bersalaman dengan guru dan saling mengucapkan
salam. Tak lama berselang guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.
Setelah berdoa, kemudian guru mulai memeriksa kesiapan siswa untuk
belajar dari mulai posisi tempat duduk mereka, buku pelajaran yang akan
disiapkan dan pakain seragam anak-anak didiknya yang belum rapi. Pada
tahap selanjutnya guru memulipelajaran dengan apresepsi, menunjukkan dua
buah kotak tissu yang bentuknya berbeda lalu bertanya pada siswa bagaimana
bentuknya, ukurannya, dan mulai menyampaikan mengenai judul
pembelajaran hari ini dan apa yang menjadi tujuan pelajaran pada hari itu.
Kegiatan awal sudah terselesaikan, kemudia guru beranjak pada
kegiatan inti dalam proses belajar mengajar. Sudah diketahui bahwa kegiatan
ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu, eksplorasi, elaborasi dan kemudian
konfrimasi. Dalam eksplorasi guru menerangkan sebentar tentang materi
bangun ruang sederhana melalui benda yang di tunjukkan pada siswa pada
61
saat apresepsi tadi, dengan siswa yang memperhatikannya pada saat berbicara
di depan. Terjadilah komunikasi dua arah dimana guru dan anak-anak saling
bertanya jawab. Dibagilah siswa ke dalam 7 kelompok yang masing-
masingnya berisi 5 orang anak dan ada 2 kelompok yang berisi 6 orang anak.
Untuk setiap kelompoknya guru akan memberika satu benda bangun ruang
sederhana, bisa mendapat balok ataupun juga kubus. Tahap selanjutnya guru
memasuki elaborasi didalam elaborasi guru meminta siswa untuk mengamati
benda masing-masing didalam kelompoknya. Lalu dengan sudah adanya
bangun ruang disetiap kelompoknya guru mulai meminta siswa untuk
mengidentiikasi benda tersebut, bentuknya, memilki apa saja benda tersebut.
Dengan cara memancing pertanyaan guru meminta siswa untuk
mendefinisikan sisi, rusuk dan titik sudut. Walaupun dengan ucapan yang
masih terbata-bata dengan bantuan guru semua itu tidak menjadi masalah,
karena keberanian siswa untuk membicara didepan kelas itu lebih penting.
Kemudian setiap kelompok mulai mempresentasikan hasil diskusinya
mengenai jumlah sisi, rusuk dan titik sudut pada balok dan kubus
membacakannya didepan kelas. Setelah diskusi ini selesai guru meminta
siswa untuk kembali membaca apa yang telah di pelajari tadi dari buku
catatannya. Materi sudah selesai tersampaikan guru memulai untuk
permainan talking stick, sebelumnya guru membicarakan soal aturan main
dan hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama permainan
berlangsung. Lalu berlangsunglah permainan talking stick, para siswa
bernyanyi dengan penuh dan pada saat lagu selesai dinyanyikan dimana
tongkat itu berada dialah yang menjawab pertanyaan didepan kelas. Yang
mendapat tongkat silakan memilih soal yang telah disediakan guru didepan
kelas dan kemudian dijawablah pertanyaannya. Apabila siswa tersebut
menjawab dengan benar, maka dia akan mendapatkan reward berupa medali
dan apabila tidak bisa menjawab maka tidak mendapat medali. Kegiatan ini
dilakukan hingga sebagian siswa sudah mendapatkan pertanyaan secara
merata. Untuk kegiatan konfrimasinya guru mulai bertanya kepada siswa
tentang hal-hal yang masih belum diketahui atau guru membetulkan atau
62
meluruskan jawaban dari para siswa. Para siswa diminta untuk mengerjakan
soal yang sudah di sediakan oleh guru.
Kegiatan awal dan inti sudah ditindakkan maka tinggalah kegiatan
akhir. Dalam kegiatan akhir ini guru bersama dengan siswa membuat
kesimpulan tentang apa saja yang telah dipelajai pada hari itu dan guru
memberikan pengutan kepada anak-anak lalu memberikan tindak lanjut
berupa pekerjaan rumah mengenai bangun ruang sederhana. Dan akhirnya
guru menutup pelajaran yang sudah terlaksana pada hai itu.
Observasi ini dilaksanakan secara bersamaan dengan berjalannya
proses belajar mengajar Matematika berlangsung. Peneliti meminta guru
kelas I untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran
Matematika tersebut dengan menerapkan cooperative learning tipe talking
stick. Pada lembar observasi kegiatan yang diamati saat proses pembelajaran.
Observasi ini untuk mendapatkan data penerapan cooperative learning tipe
talking stick ini berhasil atau tidak. Hasil observasi kegiatan guru siklus I
pada pertemuan pertama dengan menerapkan pembelajaran cooperative
learning tipe talking stick pada mata pelajaran Matematika dengan subjek
kelas IV SD Negeri Salatiga 03 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
63
Tabel 4.1
Hasil Lembar Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe Talking Stick
Pertemuan I
No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan I
Ya Tidak
1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum
mengikuti pembelajaran?
√
2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √
3. Apakah guru melakukan apersepsi? √
4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran
hari itu?
√
5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari
itu?
√
6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √
7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab
mengenai materi bangun ruang sederhana?
√
8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang
kepada setiap kelompok?
√
9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √
10.
Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun
definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun
ruang sederhana?
√
11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √
12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan
bagian sisi, titik sudut dan juga rusuk?
√
13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan
talking stick?
√
14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking
stick?
√
15.
Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?
√
16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √
17.
Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman
sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah
diajukan?
√
18. Apakah guru melakukan refleksi? √
19.
Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan
memberikan tugas pekerjaan rumah?
√
20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √
21. Apakah guru memberikan soal latihan? √
22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √
Dilihat pada tabel 4.1 diatas kegiatan guru dan siswa masih terdapat 2
langkah yang belum terlaksana pada proses belajar mengajar dengan
64
penerapan cooperative learning tipe talking stick. Ini menandakan bahwa
kegiatan guru ada yang belum terlaksana sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Tentunya dengan adanya penerapan cooperative learning tipe talking
stick dalam pembelajaran matematika bukan hanya kegiatan guru dan siswa
saja yang diteliti. Namun yang lebih penting adalah respon siswa yang
diberikan dengan diterapkannya cooperative learning tipe talking stick ini.
Berikut ini adalah respon siswa yang proses pembelajaran didalam kelasnya
sudah diterapkan cooperative learning tipe talking stick.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I Pertemuan 1
NO Indikator Yang Diamati Pertemuan I
Ya Tidak
1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun ruang
kepada setiap kelompok? √
2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai
menyusun definisi terhapat materi yang diajarkan
yaitu bangun ruang sederhana?
√
3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya di
depan kelas? √
4. Apakah siswa mengikuti berjalannya permainan
talking stick? √
5. Apakah siswa bermain talking stick dengan aturan
yang benar? √
6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking stick
sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √
7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan
benar?
√
8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari guru
tentang pelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya?
√
9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah
diberikan guru? √
10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam
penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √
2. Pertemuan kedua
a. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan siklus I dipertemuan kedua ini dilaksanakan ada
hari Senin tanggal 24 Maret 2014 pada jam pertama pelajaran dengan durasi
65
mengajar dari pukul 07.00 – 08.10. Pada pertemuan kedua ini merupakan
lanjutan materi dari pertemuan pertama. Dan juga merupakan sebagai tindak
lanjut juga pada pertemuan pertama. Untuk kegiatan awalnya guru
memberikan apresepsi kepada siswa berupa cerita, dengan tema ulang tahun.
Setelah selesai bercerita guru memancing pertanyaan untuk menjurus kepada
apa yang akan dipelajari pada hari itu juga. Dengan menanyakan cotoh
benda-benda yang termasuk di dalam bangun ruang sederhana, kemudian
guru menyampaikan judul pelajaran, setelah itu tujuan pelajaran yang akan di
capai pada hari itu juga.
Setelah kegitana awal maka lanjut pada kegiatan inti yang terdiri dari
eksplorasi, elaborasi dan juga konfrimasi. Pada bagian eksplorasi guru
mengambil benda-benda seperti bola pingpong, bola bekel, bola tenis serta
bola sepak, untuk benda tabung guru membawa kaleng-kaleng bekas susu dan
untuk benda kerucut guru membawa gambar-gambar tentang kerucut. Setelah
itu siswa di bagi kedalam kelompok, masih sama seperti kmren kelompok di
bagi menjadi 7 kelompok yang berisikan 5-6 siswa di setiap kelompok.
Masuk pada kegiatan elaborasi siswa di minta untuk membaca lagi materi
yang telah dipelajari bersama-sama tadi. Berjalan 10 menit guru meminta
siswa untuk menutup seluruh buku catatan atau buku yang menyangkut
tentang pelajaran matematika. Kemudian guru menguluarkkan tongkat untuk
permainan talking stick. Guru menerangkan kepada siswa tentang aturan main
dan juga apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama
permainan ini berlangsung. Lalu permainan dimulai dengan para siswa ini
menyanyikan sebuah lagu yang kemudian diakhir waktu tongkat itu berada
ditangan siapa, maka dialah yang akan menjawab pertanyaan di depan kelas.
Pertanyaan sudah disediakan guru didepan kelas, siswa memilih
pertanyaannya sendiri. Apabila siswa tersebut dapat menjawab dengan menar,
maka akan mendapatkan reward dari guru berupa koin emas, sedangkan yang
tidak bisa menjawab maka tidak akan mendapatkan apa-apa. Dan lanjut pada
kegiatan konfrimasi yang didalamnya berisi kegitana siswa bersama guru
menyimpulkan apa saja yang telah dipelajari pada hari itu, kemudia guru
66
memberi pelurusan kepada jawaban siswa yang masih salah dan mengajukan
pertanyaan kepada siswa apa masih ada hal yang kurang dipahami atau
dimengerti.
Pada akhir pelajaran guru memberikan evaluasi kepada siswanya. Dan
sebelum pulang, guru juga memberikan soal pekerjaan rumah yang soalnya
berisikan mengenai bangun ruang. Setelah itu guru mengakhiri pelajaran dan
menutupnya.
Kegiatan observasi ini dilakukan secara bersamaan dengan
berjalannya proses belajar mengajar berlangsung. Masih sama dengan
pertemuan yang pertama, penerapan cooperative learning tipe talking stick ini
pada proses belajar yang melibatkan guru dan siswa. Terdapat 22 langkah
yang harus tercapai pada penerapa tersebut. Berikut ini adalah lembar
observasi penerapan cooperative learning tipe talking stick.
Tabel 4.3
Hasil Lembar Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe
Talking Stick Pertemuan II
No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan II
Ya Tidak
1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum mengikuti pembelajaran? √
2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √
3. Apakah guru melakukan apersepsi? √
4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran hari itu? √
5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu? √
6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √
7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai materi bangun ruang sederhana?
√
8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang kepada setiap kelompok? √
9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √
10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun definisi terhapat materi
yang diajarkan yaitu bangun ruang sederhana?
√
11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √
12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian sisi, titik sudut dan juga rusuk?
√
13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan talking stick? √
14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking stick? √
15.
Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?
√
16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √
17. Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan?
√
18. Apakah guru melakukan refleksi? √
19. Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas pekerjaan rumah?
√
20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √
21. Apakah guru memberikan soal latihan? √
22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √
67
Dapat dilihat pada tabel 4.3 diatas terdapat 22 langkah dalam
penerapan cooperative learning tipe talking stick. Dari kesemuanya itu
ternyata pada pertemuan yang kedua ini sudah terlaksana semuanya. Berarti
guru sudah menjalankan kesesuaian dengan rencana pelaksaaan
pembelajaran.
Kegiatan diatas tentunya akan berdampak juga kepada siswa. Maka
tentunya siswa akan memberikan respon terhadap langkah-langkah tersebut.
Respon siswa pada pertemuan kedua ini akan dijabarkan seperti di bawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I Pertemuan II
NO Indikator Yang Diamati Pertemuan II
Ya Tidak
1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun ruang
kepada setiap kelompok? √
2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai
menyusun definisi terhapat materi yang diajarkan
yaitu bangun ruang sederhana?
√
3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya di
depan kelas? √
4. Apakah siswa mengikuti berjalannya permainan
talking stick? √
5. Apakah siswa bermain talking stick dengan aturan
yang benar? √
6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking stick
sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √
7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan
benar?
√
8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari guru
tentang pelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya?
√
9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah
diberikan guru? √
10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam
penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √
3. Pertemuan ketiga
a. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada pertemuan ketiga di siklus yang pertama
ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Maret 20014 pada jam pelajaran
seusai istirahat yaitu pada jam pelajaran keempat, dengan durasi waktu dari
68
pukul 09.00 – 10.10. Pertemuan ketiga ini dimaksudkan untuk mengadakan
tes evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika dengan penerapan cooperative learning tipe talking stick pada
siklus I dan juga membagikan lembar angket kepada para siswa untuk
mengukur motivasi siwa dalam pembelajaran. Sebelum melakukan tes guru
menerangkan kepada siswa bagaimana cara mengerjakan tes tersebut dan juga
aturan-aturan yang dikalukan selama tes itu berjalan. Setelah ter evaluasi
berjalan dengan baik dan semua siswa sudah selesai mengerjakan kemudian
guru memberikan lembar angket kepada siswa. Guru menerangkan kepada
siswa cara mengerjakan angket tersebut dan meminta siswa untuk
mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan apa adanya saja. Setelah siswa
selesai melakukan kedua tes tersebut maka guru mengakhiri pelajaran hari itu
juga dan mengucapkan salam penutup.
4.1.1.3 Hasil Tindakan Siklus I
Hasil tindakan siklus I diperoleh dari hasil observasi dari kegiatan
guru, kegiatan siswa, kemudian lembar angket motivasi siswa dan hasil
belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 pada pelajaran
Matematika dengan menerapkan cooperative learning tipe talking stick oleh
guru.
1. Hasil Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe Talking Stick
Kegiatan Guru dan Siswa Siklus I
Hasil observasi kegiatan guru dan siswa pada siklus yang pertama
merupakan hasil rekapitulasi yang didapat dari pertemuan pertama dan kedua,
pertemuan ketiga tidak dilakukan observasi dikarenakan proses pembelajaran
pada pertemuan ketiga hanya untuk mengerjakan tes evaluasi dan mengisi
lembar angket motivasi. Berikut ini merupakan hasil observasi kegiatan guru
dengan keterangan (P1) merupakan pertemuan pertama, (P2) merupakan
pertemuan kedua.
69
Tabel 4.5
Hasil Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe
Talking Stick Siklus I
No Uraian kegiatan guru dan siswa Siklus I
P1 P2
1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum
mengikuti pembelajaran?
√ √
2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √ √ 3. Apakah guru melakukan apersepsi? √ √
4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran hari
itu?
- √
5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari
itu?
√ √
6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √ √
7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab
mengenai materi bangun ruang sederhana?
√ √
8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang
kepada setiap kelompok?
√ √
9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √ √ 10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun
definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun
ruang sederhana?
√ √
11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √ √
12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian
sisi, titik sudut dan juga rusuk?
√ √
13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan
talking stick?
√ √
14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking
stick?
√ √
15.
Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?
√ √
16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? - √
17.
Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman
sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah
diajukan?
√ √
18. Apakah guru melakukan refleksi? √ √
19.
Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan memberikan
tugas pekerjaan rumah?
√ √
20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √ √ 21. Apakah guru memberikan soal latihan? √ √ 22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √ √
Dilihat pada tabel 4.5 diatas merupakan rekapitulasi dari pertemuan
pertama dan kedua pada siklus I. Pada pertemuan pertama masih terdapat 2
70
langkah yang belum terlaksana dengan baik. Dan pada pertemuan kedua
semua langkah sudah terlaksana. Pada siklus I ini dilihat pada pertemuan
kedua sudah terlaksana semua maka sudah bisa dikatakan berhasil, karena
indikator keberhasilan yang ditetapkan dikatakan berhasil dengan 20 langkah
pada cooperative learning tipe talking stick sudah terlaksana.
Hasil dari respon siswa dalam penerapan cooperative learning tipe
talking stick pada siklus I yang terdiri dari pertemuan pertama serta
pertemuan kedua akan dipaparkan seperti dibawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Respon Siswa Dengan Penerapan
Cooperative Learning tipe Talking Stick Siklus I
NO Indikator Yang Diamati Siklus I
P1 P2
1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun ruang
kepada setiap kelompok? √ √
2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai menyusun
definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun
ruang sederhana?
- √
3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya di
depan kelas? √ √
4. Apakah siswa mengikuti berjalannya permainan
talking stick? √ √
5. Apakah siswa bermain talking stick dengan aturan
yang benar? √ √
6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking stick
sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √ √
7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang dapat
menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar? √ √
8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari guru
tentang pelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya?
√ √
9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah diberikan
guru? √ √
10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam
penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √ √
Berdasarkan tabel 4.6 respon siswa pada pertemuan pertama masih ada
langkah yang belum direspon siswa dengan baik. Dan di pertemuan kedua
semua langkah penerapan cooperative learning tipe talking stik sudah
terlaksana semua.
71
2. Hasil Skor Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa
Hasil skor lembar angket motivasi siswa ini didapat dari pengisian
siswa terhadapat pernyataan-pernyataan yang sudah disediakan oleh peneliti.
Untuk mengukur motivasi siwa dalam belajar Matematika dengan
menerapkan cooperative learning tipe talking stick. Terdapat 19 pernyataan
dan itu bermuatan positif serta negatif. Dengan skor yang di tetapkan untuk
pernyataan postifnya adalah 4 (mendeskripsikan SS), 3 (mendeskripsikan S),
2 (mendeskripsikan TS), 1 (mendeskripsikan STS). Sedangkan pernyataan
bermuatan negatif maka akan di berikan skor dengan terbalik dari rendah
ketinggi dengan urutan yaitu 1 (mendeskripsikan SS), 2 (mendeskripsikan S),
3 (mendeskripsikan TS), 4 (mendeskripsikan STS). Untuk interval kelasnya
sudah dihitung dibagi menjadi empat kategori. Dengan jumlah skor 14,5 – 29
diartika sangat negatif, 30 – 44,5 diartikan negatif, 46,5 – 61 diartikan positif
dan untuk skor diatas 62 diartikan sangat positif. Keterangan untuk frekuensi
dilambangkan dengan (f) sedangkan untuk presentase diloambangkan dengan
(%). Berikut ini adalah tabel hasil lembar angket motivasi belajar siswa.
Tabel 4.7
Hasil Skor Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus I
Skor Kriteria Siklus I
f %
≥ 62 Sangat Tinggi 20 54
46,5 – 61 Tinggi 15 41
30 – 44,5 Cukup 2 5
14,5 – 29 Rendah - -
Jumlah 37 100
Rata-rata 53,4
Kiteria Tinggi
Dapat dilihat bahwah dari 37 siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 ini
sebanyak 20 anak masih dalam kategori sangat tinggi motivasi belajarnya,
kemudian ada 15 siswa yang tingkat motivasinya tinggi, lalu ada 2 siswa
yang motivasi belajarnya hanya sebatas cukup dan untuk kriteria motivasi
belajar rendah tidak ada siswa yang mendudukinya. Kemudian di rata-rata
akan mendapatkan skor nilai sebanyak 53,4 dimana skor ini masuk kedalam
72
kriteria motivasi yang tinggi, menandakan bahwa sudah cukup siswa yang
motivasi belajar Matematika dengan penerapan cooperative learning tipe
talking stick ini sudah cukup banyak. Memang belum sampai pada inidikator
keberhasilan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu pada skor 60 – 80. Namun
ini juga sudah cukup walau belum melampaui indikator keberhasilan yang di
tetapkan oleh peneliti. Hasil lembar angket motivasi belajar siswa di sajikan
dalam bentuk diagaram lingkaran akan menjadi seperti dibawah ini.
Gambar 4.1 Hasil Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa
Gambar 4.1 diatas menunjukkan presentase siswa sebanyak 41%
sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi, kemudian pada urutan kedua
sebanyak 35% siswa memiliki motivasi yang sangat tinggi sudah cukup
banyak juga yang memiliki motivasi belajar Matematika. Lalu ada 19%
motivasi belajar siswa yang masih tergolong cukup dan sebanyak 5% yang
berwarna ungu pada diagram itu menunjukkan siswa yang memiliki motivasi
rendah. Dilihat secara keseluruhan masih 41% siswa kelas IV SD Negeri
Salatiga 03 yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, ini masih dibawah
dari indikator keberhasil yang di tetapkan oleh peneliti, peneliti menetapkan
indikator keberhasilan sebesar 80% sedangkan untuk siklus I ini masih
mencapai setengahnya saja, belum tercapai seluruhnya. Untuk upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 dengan
menerapkan cooperative learning tipe talking stick maka akan ditindak lanjuti
atau akan diperbaiki pada siklus II.
73
3. Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I
Setelah menyelesaikan pelaksanaan tindakan dengan merapkan
cooperative learning tipe talking stick di skilus I, pada akhir pertemuan guru
memberikan evaluasi berbentuk tes tertulis kepada siswa dengan jumlah soal
sebanyak 22 soal pilihan ganda. Diadakannya tes evaluasi ini bertujuan untuk
mengukur hasil belajar Matematika siswa. Untuk menentukan interval kelas
menggunakan cara hitung:
1. Menghitung rentang data
R = skor max-skor min
2. Menghitung jumlah kelas interval (k)
k = 1+3.3 logn
3. Menghitung panjang kelas
I = R/k
Hasil rekap nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siklus I
No Nilai Frekuensi (f) Persentase (%)
1. 30 – 41 9 24
2. 42 – 53 7 19
3. 54 – 65 11 30
4. 66 – 77 6 16
5. 78 – 89 2 5
6. 90 – 100 2 5
Jumlah 37 100
Rata-rata 56,5
Nilai Minimal 40
Nilai Maksimal 100
Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa dari 37 jumlah siswa,
pada rentang nilai antara 30 – 41 terdapat 9 siswa dengan presentase sebesar
24%, kemudian pada rentang nilai selanjutnya yaitu antara nilai 42 – 53
terdapat 7 siswa dengan presentase sebesar 19%, dan pada urutan ketiga
direntang nilai antara 54 – 65 terdapat siswa sebanyak 11 dengan presentase
sebesar 30%, lalu diatara rentang nilai 66 – 77 terdapat 6 siswa yang
mendapat nilai diantara rentang tersebut dengan jumlah presentase sebanyak
16%, untuk rentang nilai antar 78 – 89 sebanyak 2 siswa dengan presentase
74
5% dan pada rentang nilai terakhir yaitu 90 – 100 tidak ada 2 siswa yang
mendapat nilai tersebut makan presentasenya 5%. Berikut ini akan disajikan
distribusi nilai Matematika siklus I dalam bentuk diagram batang.
Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siklus I
Analisis ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD
Negeri Salatiga 03 dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning
tipe talking stick pada siklus I dengan KKM ≥ 70 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.9
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥ 70 11 30
Tidak Tuntas < 70 26 70
Jumlah 37 100
Rata-rata 56,5
Nilai terendah 40
Nilai tertinggi 100
Dilihat pada tabel 4.9 ditunjukkan bahwa ketuntasan belajar
Matematika siswa pada siklus I yang telah mencapai KKM adalah sebanyak
11 siswa dengan presentasnya sebesar 30% sedangkan untuk yang belum
mencapai KKM adalah sebanyak 26 siswa dengan presentase sebesar 70%.
Dan untuk rata-rata nilai belajar Matemaika pada siklus I sebesar 56,5 untuk
nilai terendahnya 40 sedangkan untuk nilai tertingginya 100. Hasil diatas
75
merupakan acuan bagi peneliti untuk semakin meningkatkan hasil belajarnya
karena masih diatas 80% hasil belajar siswa ini di bawah KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar ≥ 70. Dan untuk siklus yang pertama ini
hanya ada 5 siswa yang dapat memperoleh nilai tuntas saja ssuai dengan
KKM. Berdasarkan pada ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV
SD Negeri Salatiga 03 siklus I dapat digambarkan dengan diagram lingkaran
sebagai berikut ini.
Gambar 4.3 Presentase Hasil Belajar Matematika Siklus I
Berdasarkan pada diagram lingkaran diatas hasil presentase
ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03
dengan menerapkan cooperative learning tipe talking stick pada siklus I
menunjukkan hasil yang masih tidak bagus dengan adanya sekitar 70% siswa
yang menunjukkan nilainya di bawah nilai KKM. Sedangkan hanya ada 30%
siswa yang menunjukkan nilainya diatas KKM tersebut. Indikator
keberhasilan yang dibuat peneliti adalah pada presentase 80% siswa
diharapkan memilki nilai diatas KKM. Untuk siklus I ini masih jaug dari
harapan peneliti. Dengan begitu untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika siswa pada kelas IV SD Negeri Salatiga 03 dengan menerapkan
cooperative learning tipe talking stick akan diperbaiki kembali pada siklus
yang kedua sehingga mendapatkan hasil yang melebihi dari indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan oleh peneliti.
76
4.1.1.4 Refleksi Siklus I
Dengan diselesaikannya pelaksanaan tindakan pembelajaran serta
observasi pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga, kemudian
diakhir tahapan siklus akan dilakukan refleksi terhadap kesluruhan proses
pembelajaran yang dilakukan dari awal hingga akhir. Rfleksi ini dilakukan
bertujuan untuk bercermin lagi pada apa yang sudah dilakukan peneliti dalam
pelaksanaan tindakan dan observasi, apakah masih perlu ada yang diperbaiki,
ditambahakan atau dihilangkan kemudian masih ada hal kah yang perlu
dilengkapi. Berdasarkan hasil yang sudah dianalisis pada data observasi
kegiatan guru diperoleh nilai skor total sebesar 54 dan itu termasuk dalam
kriteria sedang. Semua aspek pada lembar observasi kegiatan guru meningkat
secara dikit demi sedikit, dai aspek prapembelajaran, awal pembelajaran, inti
pembelajaran dan pada penutup pembelajaran. Kenaikan skornya hanya
berkisar antara 1 hingga 5 point pada setiap aspeknya. Hasil observasi
kegiatan guru sudah terlaksana selain itu masih terdapat hasil observasi
kegiatan siswa dengan memilki skor rata-rata sebesar 57,5 dengan kriteria
sedang. Untuk observasi kegiatan pada siswa juga mengalami hal yang sama,
setiap aspeknya tidak mengalami kenaikan yang sangat tajam sehingga hasil
totalnya juga masih masuk dalam kriteria sedang saja. Bahkan pada aspek inti
pembelajaran diperoleh skor yang sama pada pertemuan pertama dan
keduanya.
Dan untuk hasil lembar angket motivasi belajar Matematika siswa di
pertemuan pertama ini sudah menunjukkan hasil yang bagus. Dengan nilai
rata-rata yang diperoleh di siklus I ini sebesar 53,4 dengan krtiteria tinggi.
Dengan diperolehnya nilai rata-rata seperti itu berarti menunjukkan sudah
adanya motivasi siswa yang tertanam pada diinya untuk belajar Matematika
ini dengan sungguh-sungguh. Masih perlu adanya perbaikan dikarenakan
hasil tersebut juga belum malampaui indikator keberhasil yang ditentukan
oleh peneliti. Untuk hasil evaluasi ketuntasan belajar yang diperoleh siswa
diatas KKM ada 5 siswa dengan presentase sebesar 13% dengan nilai rata-
77
ratanya adalah 59,5. Ini menunjukkan masih rendahnya nilai ketuntasan dari
siswa.
Hasil refleksi pada siklus I yang didapat dari pelaksanaan tindakan
serta observasi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut ini:
a. Kelebihan
Siswa nampak lebih antusias dan juga ceria dalam mengikuti proses
pembelajarran cooperative learnng tipe talking stick.
Memberikan fasilitas kepada siswa untuk lebih mengemukakan
pendapatnya.
Menanamkan rasa sprotivitas pada siswa dalam melakukan permainan
yang akan dilakukan.
b. Hambatan
Masih adanya siswa yang tidak mengikuti permainan dengan baik dan
benar.
Siswa di dalam kelompok masih kurang adil dalam membagi tugasnya
kepada setiap anggota kelompoknya.
Siswa masih sulit untuk berbicara di depan kelas.
c. Penyelesaian
Saat pelaksanaan permainan talking stick guru sebaiknya jauh lebih
tegas dalam memberi pengarahan serta memantau berjalannya
permainan. Sehingga siswa akan jauh lebih tertib dan tenang.
Dalam pembagian kelompok, setelah pembagian tugas diharapkan
guru memberikan pengawasan dan dampingan penuh agar segala
tugas yang ada didalam setiap kelompok dapat terbagi rata untuk
seluruh anggota kelompoknya.
Memberika apresiasi penuh kepada siswa agar siswa ini tidak malu
atau takut dalam mengutarakan jawabannya didepan kelas. Dan guru
harus lebih vokal dalam menghadapi siswa yang demikian.
78
4.1.2 Deskripsi Siklus II
Pada siklus II akan dijabarkan mengenai tahapan-tahapan, seperti
perencanaan, kemudian ada pelaksanaan serta observasi lalu di akhir ada refleksi.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan
dengan alokasi setiap pertemuaanya 2 x 35 menit.
4.1.2.1 Rencana Tindakan Siklus II
Rencana tindakana pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam 3
pertemuan. Pembelajaran siklus II merupakan upaya tindak lanjut dan juga
perbaikan dari siklus yang I. Dengan rincian rencana tindakan pada siklus II
adalah sebagai berikut ini:
1. Mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan siswa.
2. Menyiapakan materi ajar yang akan disampaikan dalam proses
belajar mengajar.
3. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan hasil
belajar dari siklus I.
4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama
dengan guru kelas IV.
5. Peneliti membuat alat peraga yang akan digunakan pada proses
belajar mengajar satu siklus kedepan untuk materi jaring-jaring
kubus dan balok.
6. Membuat lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa untuk
mengukur kondisi pada saat proses belajar mengajar.
7. Membuat lembar angkt motivasi belajar siswa.
8. Membuat lembar kerja siswa dan soal evaluasi untuk mengukur hasil
belajar siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
9. Membuat lembar analisis nilai.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini sama dengan tindakan siklus I,
pembelajaran dilaksanakan dua pertemuan pembelajaran sesuai dengan rencana
79
pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pertemuan Pertama
a. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan silkus II peretmuan yang pertama ini
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 April 2014 jam pertama yaitu pada
pukul 07.00 – 08.10 kegiatan belajar mengajar berlangsung. Diawali dengan
baris berbaris sebelum memasuki kelas kemudian menjabat tangan sang guru,
kemudian absensi lalu doa pun dipimpin oelh ketua kelas. Guru lalu
memeriksa kesiapan para siswanya. Di hari sebelumnya guru sudah berpesan
pada siswa untuk membawa benda atau kardus yang berbentuk balok.
Sehingga pagi itu didepan para siswa sudah membawa benda sendiri-sendiri.
Guru meminta siswa untuk mengamati benda yang masih utuh dan yang
sudah digunting-gunting menurut dengan pola garisnya. Maka dari kejadian
tersebut guru memberikan judul tentang apa yang akan dipelajari hari itu,
kemudian juga guru menyampaikan tujuan pembelajaran apa saja yang akan
dicapai pada saat siswanya mempelajari hal tersebut.
Siswa dibagi guru kedalam beberapa kelompok, kemudian guru
meminta siswa berdiskusi untuk menyusun pola jaring-jaring yang lain, selain
dari pola yang sudah mereka dapatkan dari benda yang masing-masing
mereka bawa. Sambil memberikan pengawasan penuh kepada para siswanya,
kemudian guru meminta beberapa kelompok untuk menggambarkan di depan
pola jaring-jaring balok yang telah didapatkan mereka, tentunya satu
kelompok dengan yang lainnya tidak boleh memilki pola yang sama. Setiap
kelompok yang sudah maju kedeoan akan diberikan reward oleh guru. Usai
sudah kerja kelompok, kemudian guru meminta siswa untuk mempelajari
kembali apa yang sudah diajarkan tadi, bisa membaca dari buku catatan atau
buku pegangan guru memberikan waktu sekitar 10-15 menit kesempatan
untuk membaca telah habis maka guru meminta siswa untuk menutup segala
macam bentuk catatan. Kemudian guru mengajak siswa untuk bermain
talking stick atau tongkat berjalan. Guru menjelaskan terlebih dahulu atauran
80
permainannya. Permainanpun dimulai para siswa bernyayi dan lagu pun
berhenti, saat lagu berhenti maka berhenti pulalah tongkat tersebut. Siswa
yang memegang tongkat pada saat lagu berhenti akan maju didepan kelas dan
memilih pertanyaan yang sudah disediakan guru didepan kelas. Siswa yang
dapat menjawab pertanyaan dari guru akan menerima reward dan yang tidak
dapat menjawab maka tidak akan mendapat reward.
Selesai permainan guru bertanya pada siswa masih adakah hal yang
sulit untuk dimengerti dan guru juga memberikan pembenaran atau pelurusan
kepada jawaban siswa yang masih salah. Siswa diminta untuk mengerjakan
soal dari guru dan setelah itu guru memberikan tindak lanjut berupa
pemberian pekerjaaan rumah. Guru memberikan salam penutup dan
mengakhiri pelajaran hari itu.
Observasi ini dilaksanakan secara bersamaan dengan berjalannya
proses belajar mengajar Matematika berlangsung. Peneliti meminta guru
kelas I untuk mengamati kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran
Matematika tersebut dengan menerapkan cooperative learning tipe talking
stick. Pada lembar observasi penerapan cooperative learning tipe talking stick
dalam proses belajar mengajar. Berikut ini merupakan tabel observasi
penerapan cooperative learning tipe talking stick pada kegiatan guru dan
siswa:
81
Tabel 4.10
Hasil Lembar Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe
Talking Stick Siklus II
No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan I
Ya Tidak
1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum mengikuti pembelajaran?
√
2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √
3. Apakah guru melakukan apersepsi? √
4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran hari itu? √
5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu? √
6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √
7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab
mengenai materi bangun ruang sederhana?
√
8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang kepada
setiap kelompok?
√
9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √
10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun ruang
sederhana?
√
11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √
12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian sisi, titik sudut dan juga rusuk?
√
13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan talking
stick?
√
14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking stick? √
15.
Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang dapat
menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?
√
16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √
17. Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan?
√
18. Apakah guru melakukan refleksi? √
19.
Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas pekerjaan rumah?
√
20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √
21. Apakah guru memberikan soal latihan? √
22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √
Dapat dilihat pada tabel 4.10 hasil observasi penerapan cooperative
learning pada kegiatan guru dan siswa pada pertemuan pertama ini sudah
terlaksana semua dari 22 langkah. Berarti guru sudah mengajar sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Dan karena sudah bisa menjalannya
semua 22 langkah tersebut makan sudah dinyatakan berhasil. Karena
indikator keberhasilan yang ditetapkan adalah 20 langkah sudah dilaksanakan
berarti itu berhasil.
82
Respon siswa pada siklus II dipertemuan pertama ini akan disajikan
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.11
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II
NO Indikator Yang Diamati Pertemuan I
Ya Tidak
1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun
ruang kepada setiap kelompok? √
2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai
menyusun definisi terhapat materi yang
diajarkan yaitu bangun ruang sederhana?
√
3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya
di depan kelas? √
4. Apakah siswa mengikuti berjalannya
permainan talking stick? √
5. Apakah siswa bermain talking stick dengan
aturan yang benar? √
6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking
stick sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √
7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan
benar?
√
8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari
guru tentang pelajaran yang akan dilakukan
pada pertemuan selanjutnya?
√
9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah
diberikan guru? √
10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam
penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √
2. Pertemuan Kedua
a. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pertemuan kedua pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 16 April 2014 pada jam pertama yaitu pada pukul 07.00 – 08.10.
Karena pertemuan kedua ini dimulai pada jam pertama maka yang dilakukaan
seperti apa yang telah ditulis dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran
yaitu adalah absensi, kemudian doa yang dipimpin oleh ketua kelas. Untuk
masuk dalam materi ajar, guru menggunakan apresepsi tentang bercerita
kepada siswanya mengenai bagaimana car membungkus kado yang berbentuk
kubus. Guru memberikan judul mengenai apa yang akan dipelajari pada hari
83
itu kepada siswanya dan tak lupa menyampaikan tujuan pembelajaran apa
saja yang akan dicapai siswa setelah mempelajari hal tersebut.
Kegiatan pembukaan sudah terlaksana makan beranjak pada tahapan
kegiatan inti yang ternagi menjadi eksploasi elaborasi dan juga konfrimasi.
Siswa dibagi guru menjadi beberapa kelompok. Setelah itu guru membawa
persegi-persegi yang telah dipotong, dibagi dalam kelompok setiap
kelompoknya mendapat 6 persegi. Guru memerintahkan kepada kelompok-
kelompok tersebut untuk menyusun pola jaring-jaring yang baru, siapa cepat
boleh tunjuk jari dan perwakilan kelompok menempelkan persegi-persegi
tersebut ke papan tulis. untuk kelompok lain tiidak boleh menggunakan pola
yang sama dalam jaring-jaringnya. Setiap kelompok yang sudah bisa
menyusun pola jaring-jaring kubus dengan baik dan benar di depan maka
akan mendapatkan reward dari guru. Semua kelompok sudah maju kedepan
dan sudah menempelkan hasil pola jaring-jaring kubusnya di depan. Guru
meminta mereka untuk mempelajai atau membaca kembali mengenai apa
yang sudah diterangkan guru dan dialami mereka tadi, sekitar waktu 10 – 15
menit kemudian guru meminta siswa untuk menutup segala macam bentuk
catatan. Permainan talking stick atau tongkat berjalanpun akan dimulai. Guru
memberikan aturan permainan dan cara kerja dari permainan talking stick
tersebut. Siswa menyanyikan lagu kemudian pada saat lagu berhenti
dinyanyikan berhenti pula tongkat, siswa yang mendapat tongkat itu silakan
maju kedepan kelas dan memilih pertanyaan didepan yang telah disediakan
oleh guru. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat akan
memperoleh reward dari guru dan yang tidak dapat menjawab tidak akan
mendapat reward. Setelah permainan usai dijalankan guru menanyakan pada
siswa apakah masih ada hal yang sulit untuk dimengerti dan guru juga
meluruskan atau memberi pembenaran terhadap jawaban-jawaban siswa.
Siswa diminta untuk mengerjakan soal dari guru dan setalh itu guru
memberikan penguatan kepada siswa. Guru memberikan pesan kepada
siswanya bahwa untuk pertemuan yang selanjutnya akan diadakan uji
evaluasi. Siswa diharapkan belajar dengan sungguh-sungguh sehingga dapat
84
mengerjakannya dengan baik dan maksimal. Guru mengakhiri pelajaran
kemudian menutup pembelajaran.
Berikutnya adalah membahas mengenai observasi yang dilakukan
dalam rangka penerapan cooperative learning tipe talking stick.
Tabel 4.12
Hasil Lembar Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe
Talking Stick Siklus II
No Uraian kegiatan guru dan siswa Pertemuan II
Ya Tidak
1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum mengikuti pembelajaran?
√
2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √
3. Apakah guru melakukan apersepsi? √
4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran hari itu?
√
5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu? √
6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √
7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai materi bangun ruang sederhana?
√
8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang kepada
setiap kelompok?
√
9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √
10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun ruang
sederhana?
√
11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √
12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan bagian
sisi, titik sudut dan juga rusuk?
√
13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan talking
stick?
√
14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking stick? √
15.
Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?
√
16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √
17. Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan?
√
18. Apakah guru melakukan refleksi? √
19.
Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan memberikan tugas pekerjaan rumah?
√
20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √
21. Apakah guru memberikan soal latihan? √
22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √
Pada pertemuan kedua di siklus II ini langkah-langkah sudah
terlaksana semuanya. Berarti guru sudah menjalankan sesuai dengan rencana
85
pelaksanaan pembelajaran yang sudah dibuat didalam perencanaan.
Selanjutnya akan dibahas mengenai respon siswa dalam penerapan
cooperative learning tipe talking stick. Respon siswa dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 4.13
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II
NO Indikator Yang Diamati Pertemuan II
Ya Tidak
1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun
ruang kepada setiap kelompok? √
2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai
menyusun definisi terhapat materi yang
diajarkan yaitu bangun ruang sederhana?
√
3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya
di depan kelas? √
4. Apakah siswa mengikuti berjalannya
permainan talking stick? √
5. Apakah siswa bermain talking stick dengan
aturan yang benar? √
6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking
stick sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √
7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan
benar?
√
8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari
guru tentang pelajaran yang akan dilakukan
pada pertemuan selanjutnya?
√
9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah
diberikan guru? √
10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam
penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √
3. Pertemuan Ketiga
a. Pelaksanaan Tindakan
Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17
April 2014 pada jam pertama yaitu pukul 07.00 – 08.10. Pertemuan kegita ini
diawali dengan doa yang dipimpin oleh ketua kelas yang kemudian
dilanjutkan absensi oleh guru. Selah itu guru menerangkan pada siswa apa
yang akan dilakukan pada proses pembelajaran hari itu. Guru membritahukan
bahwa hari ini digunakan untuk mengerjakan tes evalusi serta untuk mengisi
lembar angket motivasi belajar Matematika. Guru menerangkan prosedur
86
pengerjaan tes evaluasi, kemudian membagikan soal serta lembar jawab yang
telah disediakan guru. Setalah itu memeberikan waktu pada siswa untuk
mengerjakannya. Siswa yang telah selesai mengerjakan lembar tes eavaluasi
kemudian mengambil lembar angket motivasi belajar siswa dan diharapkan
siswa ini mengerjakannya dengan jujur dan sungguh-sungguh, dan guru
menekankan sekali lagi pada siswa bahwa tes tersebut tidak akan
mempengaruhi nilai di raport nantinya. setelah semua siswa menyelesaikan
tugasnya guru mengakhiri pelajarn hai itu juga.
4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil tindakan pada siklus II diperoleh dari hasil observasi kegiatan
guru dan kegiatan siswa dan lembar angket motivasi belajar dan hasil belajar
Matematika dengan menerapkan cooperative learning tipe talking stick pada
kelas IV SD Negeri Salatiga 03.
1. Hasil Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe Talking Stick
Pada Guru dan Siswa Siklus II
Hasil observasi penerapan cooperative learning tipe talking stick pada
guru dan siswa pada siklus II diperoleh dari hasil observasi pada pertemuan
pertama dan kedua. Berikut ini adalah hasil observasi penerapan cooperative
learning tipe talking stick pada guru pada siklus II dengan keterangan (P1)
adalah pertemuan pertama dan untuk pertemuan dilambangkan (P2).
87
Tabel 4.14
Hasil Rekap Observasi Penerapan Cooperative Learning tipe
Talking Stick Siklus II
No Uraian kegiatan guru dan siswa Siklus II
P1 P2
1. Apakah guru memeriksa kesiapa siswa sebelum
mengikuti pembelajaran?
√ √
2. Apakah guru memeriksa kesiapan dari ruangan kelas? √ √ 3. Apakah guru melakukan apersepsi? √ √
4. Apakah guru memberikan judul pada pembelajaran
hari itu?
√ √
5. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari
itu?
√ √
6. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran? √ √
7. Apakah guru bersama dengan siswa bertanya jawab
mengenai materi bangun ruang sederhana?
√ √
8. Apakah guru membagikan beberapa bangun ruang
kepada setiap kelompok?
√ √
9. Apakah guru membimbing siswa di dalam kelompok? √ √ 10. Apakah guru bersama dengan siswa mulai menyusun
definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun
ruang sederhana?
√ √
11. Apakah guru mengumpulkan jawaban dari para siswa? √ √
12. Apakah guru meminta siswa untuk menyebutkan
bagian sisi, titik sudut dan juga rusuk?
√ √
13. Apakah guru membimbing berjalannya permainan
talking stick?
√ √
14. Apakah guru bersama dengan siswa bermain talking
stick?
√ √
15.
Apakah guru memberikan reward kepada siswa yang
dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar?
√ √
16. Apakah guru memberikan penguatan terhadap siswa? √ √
17.
Apakah guru bersama siswa membuat rangkuman
sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah
diajukan?
√ √
18. Apakah guru melakukan refleksi? √ √
19.
Apakah guru menginformasikan pelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan selanjutnya dan
memberikan tugas pekerjaan rumah?
√ √
20. Apakah guru memberikan tindak lanjut? √ √ 21. Apakah guru memberikan soal latihan? √ √ 22. Apakah guru menutup pelajaran dan memberi salam? √ √
Dilihat pada tabel 4.14 bahwa disitu terdapat 22 langkah-langkah
penerapan cooperative learning tipe talking stick. Dan terlihat bahwa semua
88
langkah-langkah tersebut terlaksana. Guru sudah melaksanakan proses belajar
mengajar sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun dalam perencanaan. Dengan tercapainya semua langkah-langkah
Tabel 4.15
Hasil Observasi Respon Siswa Dengan Penerapan
Cooperative Learning tipe Talking Stick Siklus II
NO Indikator Yang Diamati Siklus II
P1 P2
1. Apakah siswa dibagikan beberapa bangun ruang
kepada setiap kelompok? √ √
2. Apakah siswa bersama dengan guru mulai menyusun
definisi terhapat materi yang diajarkan yaitu bangun
ruang sederhana?
√ √
3. Apakah siswa mempresentasikan jawabannya di
depan kelas? √ √
4. Apakah siswa mengikuti berjalannya permainan
talking stick? √ √
5. Apakah siswa bermain talking stick dengan aturan
yang benar? √ √
6. Apakah siswa mengikuti permaianan talking stick
sesuai dengan langkah-langkah dari guru? √ √
7. Apakah siswa mendapat reward dari guru yang dapat
menjawab pertanyaan dengan tepat dan benar? √ √
8. Apakah siswa mendengarkan informasi dari guru
tentang pelajaran yang akan dilakukan pada
pertemuan selanjutnya?
√ √
9. Apakah siswa mengerjakan soal yang telah diberikan
guru? √ √
10. Apakah siswa memberikan kontribusi dalam
penyusunan kesimpulan diakhir pelajaran? √ √
2. Hasil Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa
Masih sama seperti siklus yang pertama tes ini dilakukan pada
pertemuan terakhir bersamaan dengan dilaksanakan tes evaluasi. Hasil lembar
angket motivasi siswa ini didapatkan dari siswa yang telah mengisi
pernyataan-pernyataan dengan mencentang pada kolom jawaban yang sudah
disediakan. Dengan skor yang di tetapkan untuk pernyataan postifnya adalah
4 (mendeskripsikan SS), 3 (mendeskripsikan S), 2 (mendeskripsikan TS), 1
(mendeskripsikan STS). Sedangkan pernyataan bermuatan negatif maka akan
di berikan skor dengan terbalik dari rendah ketinggi dengan urutan yaitu 1
(mendeskripsikan SS), 2 (mendeskripsikan S), 3 (mendeskripsikan TS), 4
89
(mendeskripsikan STS). Untuk interval kelasnya sudah dihitung dibagi
menjadi empat kategori. Dengan jumlah skor 14,5 – 29 diartika sangat
negatif, 30 – 44,5 diartikan negatif, 46,5 – 61 diartikan positif dan untuk skor
diatas 62 diartikan sangat positif. Keterangan untuk frekuensi dilambangkan
dengan (f) sedangkan untuk presentase diloambangkan dengan (%). Berikut
ini adalah tabel hasil lembar angket motivasi belajar siswa.
Tabel 4.16
Hasil Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Skor Kriteria Pertemuan II
f %
≥ 62 Sangat Tinggi 35 92
46,5 – 61 Tinggi 2 5
30 – 44,5 Cukup 0 0
14,5 – 29 Rendah 0 0
Jumlah 37 100
Rata-rata 78
Kiteria Sangat Tinggi
Dapat dilihat pada tabel 4.16 diatas terdapat siswa sebanyak 37anak di
kelas IV SD Negeri Salatiga 03. Terdapat 35 anak masuk dalam kriteria
memilki motivasi belajar yang sangat tinggi. Kemudian ada 2 anak yang
masuk dalam kriteria motivasi belajar tinggi. Dan untuk kriteria motivasi
cukup dan rendah tidak ada siswa yang menduduki maka presentasenya
adalah 0%. Dan untuk skor rata-rata yang diperoleh adalah 78 dan masuk
dalam kriteria motivasi belajar yang sangat tinggi. Pada siklus II ini sudah
meningkat jauh dibandingkan dengan siklus yang pertama. Menandakan
bahwa motivasi belajar anak-anak ini makin meningkat dan ingin lebih baik.
Apabila temannya bisa kenapa dia tidak bisa, mungkin seperti inilah kata hati
para siswa, sehingga satu sama lainnya terpacu untuk meningkatkan pada
pelajaran Matematika dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning
tipe talking stick. Untuk lebih jelasnya hasil lembar angket motivasi belajar
ini akan disajikan kedalam bentuk diagram lingkaran seperti di bawah ini.
90
Gambar 4.4 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa Siklus II
Pada diagram diatas yaitu diagram 4.4 menunjukkan presentase skor
angket motivasi belajar siswa. Dengan presentase paling tinggi yaitu 49%
diwakili dengan warna biru merupakan siswa yang memiliki motivasi belajar
sangat tinggi. Dan selanjutnya terdapat 43% yang diwakili dengan warna
merah merupakan jumlah presentase siswa yang memilki motivasi belajar
tinggi. Dan kemudian untuk yang terakhir ada 8% yang diwakili dengan
warna hijau merupakan jumlah presentase siswa yang memilki motivasi
belajar cukup.
3. Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I
Terselesaikannya pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuannya
maka peneliti mengukur hasil belajar. Dengan menggunkan tes evaluasi
berupa soal pilihan ganda sebanyak 22 soal dengan pilihannya sebanyak 4
saja. Dengan begitu diperolehlah hasil nilai belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika. Untuk rekap nilainya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Untuk
menentukan interval kelas menggunakan cara hitung:
1. Menghitung rentang data
R = skor max-skor min
2. Menghitung jumlah kelas interval (k)
k = 1+3.3 logn
3. Menghitung panjang kelas
I = R/k
91
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siklus I
No Nilai Frekuensi (f) Persentase (%)
1. 30 – 41 0 0
2. 42 – 53 0 0
3. 54 – 65 5 14
4. 66 – 77 16 43
5. 78 – 89 14 38
6. 90 – 100 2 5
Jumlah 37 100
Rata-rata 76,1
Nilai minimal 60
Nilai Maksimal 100
Tabel 4.17 menunjukkan pada rentang nilai 30 – 41 dan rentang nilai
42 – 53 tidak ada siswa yang mendapat nilai pada rentang tersebut.
Melangkah pada rentang nilai selanjutnya yaitu 54 – 65 terdapat 5 siswa
dengan presentase sebesar 14%. Dan direntang berikutnya 66 – 77 terdapat 16
siswa yang menempati dengan presentase sebesar 43%. Dilajutnya pada
rentang nilai 78 – 89 terdapat 14 siswa yang menduduki dengan presentase
sebesar 38%. Dan yang terakhir pada rentang nilai 90 – 100 terdapat 2 siswa
yang mendapat nilai tersebut dengan presentase sebesar 5%. Berikut ini akan
disajikan distribusi nilai Matematika siklus II dalam bentuk diagram batang.
Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Matematika Siklus II
92
Analisis ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD
Negeri Salatiga 03 dengan menerapkan pembelajaran cooperative learning
tipe talking stick pada siklus II dengan KKM ≥ 70 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 4.18
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥ 70 32 86,5
Tidak Tuntas < 70 5 13,5
Jumlah 37 100
Rata-rata 76,1
Nilai terendah 60
Nilai tertinggi 100
Pada tabel 4.18 terlihat bahwa ketuntasan yang dicapai pada pelajaran
Matematika siswa di siklus II yang sudah melampaui KKM sebanyak 32
siswa dengan presentasenya sebesar 86,5%. Dan terdapat 5 siswa yang masih
belum memenuhi nilai KKM dengan presentasenya 13,5%. Rata-rata nilai
76,1 untuk nilai tertinggi yang dicapai yaitu skor maksimal 100 dan nilai
terrendahnya adalah 60. Berdasarkan pada ketuntasan hasil belajar
Matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 03 siklus II dapat
digambarkan dengan diagram lingkaran sebagai berikut ini.
Gambar 4.6 Hasil Persentase Kentuntasan Belajar Matematika Siklus I
93
Dari gambar diagram diatas maka diketahui terdapat siswa dengan
presentase 14% tidak tuntas dan sisanya 86% presentase siswa yang nilainya
tuntas.
4.1.2.4 Refleksi Siklus II
Setelah melakukan tindakan pada siklus II dirasakan oleh peneliti
adanya perubahan. Dari pertemuan pertama kemudian beranjak pada
pertemuan kedua dan pertemuan ketiga kendala atau hambatan yang dialami
guru maupun aialami oleh siswa dirasa sudah berkurang bahkan tidak ada.
Pada pembelajaran Matematika siswa sudah baik dalam memperhatikan
penjelasan materi dari guru dan tenang dalam proses belajar mengajar. Dalam
pembagian kelompok dengan diawasi guru lebih detail para siswa juga lebih
serius dalam mengerjakan dan membagi tugas mereka secara adil, sehingga
seluruh anggota kelompok memiliki pekerjaan masing-masing. Kegiatan
berdiskusi antar siswa didalam kelompok juga sudah berjalan dengan baik
dan saling mengemukakan pendapat mereka. Siswa juga sudah tidak
meributkan lagi siapa yang akan maju untuk mempresentasikan jawabannya
didepan, malah sebaliknya para siswa ini saling berebutan untuk maju
kedepan dan mempresentasikan jawabannya. Pada saat permainan talking
stick para siswa ini sangat antusia, karena mereka sudah menantikannya dan
permainan ini lebih berjalan dengan baik, apik dan juga rapi hanya sedikit
atau bahkan tidak ada siswa yang tidak menaati aturan permainan mereka
semua bermain dengan sportif. Nampak sudah perbedaan yang dirasakan
pada siklus yang pertama. Diamana untuk kegiatan guru dan siswa yang
belum berjalan dengan baik. Dan pada saat bekelompok masih banyak siswa
yang mendominasi. Dikegiatan terakhir juga sudah banyak siswa yang
merespon untuk memberikan kesimpulan tentang apa yang sudah dipelajari
hari itu.
94
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Hasil Belajar
Berdasar pada hasil tindakan pada siklus I dapat diketahui telah terjadi
adanya peningkatan dalam menggunakan penerapan pembelajaran cooperative
learning tipe talking stick pada mata pelajaran Matematika dalam materi bangun
ruang di kelas IV SD Negeri Salatiga 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
ditahun ajaran 2013/2014. Keberhasilan yang dicapai tersebut akan disajikan
dalam bentuk tabel mulai dari Pra siklus, Siklus I dan kemudian pada Siklus II.
Tabel 4.19
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Skor
Frekuensi Presentase (%)
Pra
Siklus Siklus I Siklus II
Pra
Siklus Siklus I Siklus II
≥ 70 5 11 32 14 30 86
˂ 70 32 26 5 86 70 14
Pada tabel 4.19 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang
memiliki nilai diatas KKM yang sudah ditetapkan. Sebagaimana bisa dilihat untuk
kelompok tidak tuntas pada pra siklua terdapat 32 siswa yang belum mencapai
nilai ketuntasana, siklus I terdapat 26 anak yang belum memiliki nilai diatas nilai
KKM untuk siklus II terdapat 5 anak yang belum memilki nilai ketuntasan diatas
KKM. Sedangkan untuk klasifikasi nilai tuntas pada pra siklus hanya terdapat
nilai anak yang memilki nilai tuntas, kemudian di siklus I terdapat 11 anak yang
memiliki nilai tuntas dan kemudian yang terakhir pada siklus II terdapat 32 anak
yang memilki nilai tuntas. Membuktikan bahwa menggunakan cooperative
learning tipe talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat pada diagram dan grafik yang akan
disakijan dibawah ini
95
Gambar 4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada gambar diagram 4.7 sudah menunjukkan bahwa cooperative leraning
tipe talking stick dapat meningkatakan jumlah siswa yang mmiliki nilai tuntas
dalam belajar pada mata pelajaran Matematika.
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa penggunaan
cooperative learning tipe talking stick pada mata pelajaran Matematika dalam
materi bangun ruang di kelas IV SD Negeri Salatiga 03 Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga tahun ajaran 2013/2014 dapat menunjukkan peningkatan motivasi belajar
siswa.
4.2.2 Motivasi Belajar Matematika
Peningkatan motvasi belajar tersebut dapat dilihat pada tabel skor motivasi
siswa Pra siklus, Siklus I dan Siklus II seperti dibawah ini.
Tabel 4.20
Rekapitulasi Hasil Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
Interval
Frekuensi (f) Presentase (%)
Kriteria Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
≥ 62 11 20 35 30 42 92
Sangat
Tinggi
46,5 – 61 12 15 2 32 41 5 Tinggi
30 – 44,5 8 3 0 22 8 0 Cukup
14,5 – 29 6 0 0 16 0 0 Rendah
Dari tabel 4.20 diatas telah terlihat hasil lembar angket motivasi belajar
siswa adanya peningkatan dari jumlah siswa yang semakin banyak termotivasi
dalam belajar Matematika. Pra siklus terdapat 11 siswa dengan presentase 30%
dengan krtiteria motivasi belajar sangat tinggi. 12 siswa dengan presentase 32%
96
masuk dalam kriteria motivasi belajar tinggi, kemudian ada 8 siswa dengan
presentase 22% masuk dalam kriteria motivasi cukup. Dan untuk 6 siswa dengan
presentase 16% masuk dalam kriteria motivasi belajar rendah. Masuk pada
selanjutnya yaitu Siklus I terdapat 20 siswa dengan presentase 52% masuk dalam
kriteria motivasi sangat tinggi, kemudian terdapat 15 siswa dengan presentase
41% masuk kedalam kriteria tinggi dan 3 siswa dengan presentase 8% masuk ke
dalam kriteria motivasi belajar cukup, sedangkan untuk kriteria motivasi
rendahnya adalah 0. Siklus II terdapat 35 siswa dengan presentase sebesar 92%
masuk kedalam kriteria motivasi belajar sangat tinggi. Lalu untuk 2 siswa dengan
presentase sebesar 5% masuk ke dalam kriteria motivasi belajar tinggi, untuk
kriteria motivasi belajar cukup dan rendah tidak ada maka presentasenya 0%.
Dengan adanya hasil tersebut seperti yang telah dijabarkan diatas membuktikan
bahwa pelajaran Matematika menggunakan model cooperative learning tipe
talking stick dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini diperjelas dengan
melihat grafik seperti yang akan disajikan dibawah ini.
Gambar 4.8 Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
1.2.3 Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar
Dengan berkaca pada observasi yang dilakukan di siklus yang pertama dan
kedua semua langkah-langkah penerapan cooperative learning tipe talking
stick sudah berjalan dengan baik. Dari 22 langkah observasi guru dan siswa
kemudian terdapat juga 10 langkah respon siswa dalam penerapan cooperative
learning tipe talking stick. Semuanya dilakukan dengan baik sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
97
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan dalam
motivasi belajar siswa dan juga terjadi peningkatan dalam hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran Matematika.
4.3 Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini difokuskan pada upaya peningkatan untuk
motivasi belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Salatiga
03 dengan menerapkan cooperative learning tipe talking stick. Pembelajaran ini
menuntut siswa untuk berinteraksi kerja kelompok atau membentuk kelompok-
kelompok belajar dalam proses belajar mengajar yang kemudian dipadupadankan
dengan permainan tongkat berjalan atau talking stick. Pembentukan kelompok
pada siswa membuat siswa untuk jauh saling memotivasi.
Siswa berkelompok dimaksudkan agar antar siswa ini memiliki rasa ingin
lebih unggul dari siswa satu kelompoknya dengan begitu rasa motivasi dalam diri
siswa ini akan muncul. Setelah membentuk kelomok dan siswa mengerjakan tugas
dari guru, kemudian diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya kedepan
kelas dan untuk kelompok yang lain diminta untuk memberikan tanggapan atau
sanggahan terhadap jawaban kelompok yang mempresentasikan jawabannya.
Sehingga ini membuat dominasi guru dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan cooperative learning tipe talking stick berkurang, karena siswa menjadi
yang lebih dominan. Motivasi siswa dengan sendirinya akan muncul dan semakin
membuat pembelajaran semakin atraktif.
Guru memaksimalkan fungsinya sebagai pengajar dengan memfasilitasi
kelompok belajar siswa dengan kelompok yang lain, kemudian dengan kegiatan
diskusi dalam setiap kelompok dan juga pada saat kelompok melakukan
presentasi. Hingga pada akhir proses belajar mengajar guru memberikan soal
evaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang telah diajarkan. Maka hal ini sejalan dengan pernyataan yang ditulis dalam
Ministry of Education (Miftahul, 2013: 66), "cooperative learning dipandang
sebagai sarana ampuh untuk memotivasi pembelajaran dan memberikan pengaruh
yang positif terhadap iklim ruang kelas yang pada saatnya akan turut mendorong
98
pencapaian yang lebih besar, meningkatkan sikap-sikap positif dan harga diri
yang lebih dalam, mengembangkan skill-skill kolaboratif yang lebih baik dan
mendorong motivasi sosial yang lebih besar kepada orang lain yang
membutuhkan.” Cooperative learning tipe talking stick ini merupakan
pembelajaran yang menkedepankan kerja kelompok pada setiap pembelajarannya
dengan maksud untuk lebih mengkwalitaskan cara belajar para siswa.
Dapat dilihat bahwa dari para siklus rata-rata skor mendapat 40,5 masuk
ke dalam kriteria motivasi belajar cukup. Diperbaiki lagi pada siklus I, kemudian
mengahasilkan skor rata-rata 53,4 masuk kedalam kriteria motivasi belajar tinggi.
Belum mencapai pada indikator keberhasil, maka dilakukan siklus II dan skor
rata-rata motivasi belajar siswa adalah 78, masuk kedalam kriteria motivasi
belajar sangat tinggi. Dengan jumlah presentase siswa mencapai pada angka 92%.
Sedangkan untuk hasil belajar matematika siswa dapat dilihat nilai siswa pada
saat pre test dengan nilai KKM ≥ 70 terdapat 5 (14%) dari 37 siswa. Kemudiana
beranjak pada siklus I ketuntasan belajar Matematika meningkat menjadi 11
(30%) dari 37 siswa. Selanjutnya pada siklus II ketutasan belajar Matematika
meningkat menjadi 32 (86%) dari 37 siswa.
Dari pemaparan hasil diatas tersebut menunjukkan bahwa penelitian
tindakan kelas dengan penerapan cooperative learning tipe talking stick berhasil
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Salatiga 03 pada pembelajaran matematika sifat-sifat bangun ruang sederhana dan
jaring-jaring bangun ruang semester II tahun ajaran 2013/2014.
Berdasarkan uraian pembahasan tersebut maka dapat dipaparkan implikasi
teoritis dan implikasi praktis:
1. Implikasi Teoritis
Cooperative learning tipe talking stick dapat digunakan sebagai model
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar
matematika.
2. Implikasi Praktis
a. Cooperative learning tipe talking stick dapat berdampak kepada siswa
untuk memotivasi dalam belajar, karena daya saing antar anggota
99
kelomok akan terasa dalam pembelajaran matematika kelas IV dengan
materi pokok bangun ruang sederhana dan jaring-jaring bangun ruang.
b. Cooperative learning tipe talking stick berdampak terhadap
peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri
Salatiga 03 pada materi pokok sifat-sifat bangun ruang dan jaring-jaring
bangun ruang.