BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kondisi Desa Sekendal 1. Letak Geografis Kondisi geografis Desa Sekendal adalah berbukit – bukit karena Desa Sekendal merupakan Desa yang terletak di sekitar Gunung Dait. Dari Gunung Dait tersebut mengalir dua sungai besar yaitu sungai Landak dan Sungai Dait. Dari kedua sungai tersebut yaitu sungai Landak bermuara langsung di sungai kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Kalimantan sedangkan sungai Dait bermuara langsung ke sungai landak. Mereka yang hidup disepanjang aliran sungai Dait ini menggunakan bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe yang sekarang di kenal dengan Kecamatan Kuala Behe. Jumlah penutur Bahasa Behe Balangint, yang terdapat di Binua Behe di Kecamatan Air Besar sebanyak 6.402 jiwa. Sedangkan jumlah penutur bahasa Balangint secara keseluruhan di Kecamatan Air Besar sebanyak 22.405 jiwa. Jumlah ini masih ditambah dengan kampung-kampung lain di Binua Behe yang terletak di Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Banyuke. Jarak yang ditempuh dengan menggunakan transportasi darat di Desa Sekendal dengan kecamatan Air Besar adalah ± 15 KM dan jarak Desa Sekendal dengan ibukota Kabupaten yaitu Ngabang adalah ± 41 KM. Sedangkan dengan menggunakan transportasi sungai jarak yang ditempuh 2 sampai 3 hari jalur Sungai Dait yang berliku-liku dan banyak riam. Alat

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kondisi Desa Sekendal

1. Letak Geografis

Kondisi geografis Desa Sekendal adalah berbukit – bukit karena Desa

Sekendal merupakan Desa yang terletak di sekitar Gunung Dait. Dari Gunung

Dait tersebut mengalir dua sungai besar yaitu sungai Landak dan Sungai Dait.

Dari kedua sungai tersebut yaitu sungai Landak bermuara langsung di sungai

kapuas yang merupakan sungai terpanjang di Kalimantan sedangkan sungai

Dait bermuara langsung ke sungai landak.

Mereka yang hidup disepanjang aliran sungai Dait ini menggunakan

bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe yang

sekarang di kenal dengan Kecamatan Kuala Behe. Jumlah penutur Bahasa

Behe Balangint, yang terdapat di Binua Behe di Kecamatan Air Besar

sebanyak 6.402 jiwa. Sedangkan jumlah penutur bahasa Balangint secara

keseluruhan di Kecamatan Air Besar sebanyak 22.405 jiwa. Jumlah ini masih

ditambah dengan kampung-kampung lain di Binua Behe yang terletak di

Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Banyuke.

Jarak yang ditempuh dengan menggunakan transportasi darat di Desa

Sekendal dengan kecamatan Air Besar adalah ± 15 KM dan jarak Desa

Sekendal dengan ibukota Kabupaten yaitu Ngabang adalah ± 41 KM.

Sedangkan dengan menggunakan transportasi sungai jarak yang ditempuh 2

sampai 3 hari jalur Sungai Dait yang berliku-liku dan banyak riam. Alat

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

transportasinya berupa motor tempel yang kapasitasnya minimal 15 PK supaya

dapat melawan arus riam dan gelombang yang tingginya terkadang mencapai

lima meter.

2. Kependudukan

Data kependudukan Desa Sekendal diambil berdasarkan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran (LPPD) pada

tahun 2011. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah laporan

pertanggungjawaban pemerintah Desa kepada Bupati melalui Camat. Laporan

ini berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan yang ada di Desa Sekendal.

Uraian kependudukan berdasarkan sumber daya manusia berisi tentang

: (a). Struktur jumlah penduduk, (b). Struktur penduduk berdasarkan agama,

(c).Struktur penduduk berdasarkan pendidikan, (d). Struktur penduduk

berdasarkan mata pencaharian.

a. Data Jumlah Penduduk Desa Sekendal pada tahun 2011 adalah 3. 837 jiwa

yang terdiri dari 833 Kepala Keluarga.

Tabel 1

Jumlah Penduduk Desa Sekendal

Kelepuk Bareh Antajam Sekendal

Laki – laki = 479

Perempuan = 405

Jumlah Kepala

Keluarga

= 230

Laki – laki = 37

Perempuan = 225

Jumlah kepala

keluarga =167

Laki – laki = 473

Perempuan = 378

Jumlah Kepala

keluarga = 198

Laki – laki = 541

Perempuan = 482

Jumlah Kepala

Keluarga = 222

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

b. Kependudukan berdasarkan agama tabel dibawah ini:

Tabel 2

Kependudukan Bedasarkan Agama

NO Agama Jumlah penduduk 1 2 3 4 5 6

Islam Kristen Katolik Budha Hindu Animisme

16 1.020 2.801 - - -

(Sumber Arsip Desa Sekendal)

Dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk desa Sekendal mayoritas

memeluk agama Katolik yaitu 2.801 sedangkan yang memeluk agama Kristen

1.020 dan yang memeluk agama Islam 16. Dari 16 pemeluk agama Islam ini

merupakan orang pendatang yang kebanyakan mereka berasal dari pulau Jawa dan

Sumatra. Sedangkan untuk pemeluk agama Katolik dan Kristen merupakan

pendudukan asli desa Sekendal. Masuknya agama Katolik di desa Sekendal ini

pada tahun 1958 pertama kali dibawa oleh misionaris yang berasal dari Swiss

yang bernama Pastor Jacob Willy dan pastor Maturus. Pastor Jacob dan pastor

Maturus sangatlah terkenal di Kabupaten Landak, banyak hal yang dilakukannya

selain melakukan pelayanan misalnya dibidang pendidikan pastor Jacob dan

Pastor Maturus mendirikan yayasan katolik dari SD, SMP hingga SMA dengan

biaya yang murah dan fasilitas yang sangat mendukung adapun semua dana

tersebut berasal dari sumbangan – sumbangan dari Swiss.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

c. Pendidikan penduduk desa Sekendal. Tabel 3

Kependudukan Berdasarkan Pendidikan No Tingkat pendidikan Jumlah

1 2 3 4 5

SMA Lulusan S1 D3 SD SMP

420 8 17 711 506

(Sumber :Arsip desa Sekendal 2011)

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang ada di desa

Sekendal masih kurang, kebanyakan dari mereka hanya tamat SD sedangkan

untuk lulusan Sarjana masih sangat minim hal ini disebabkan karena kurangnya

sarana transportasi serta jalan yang masih tanah kuning. Desa Sekendal bisa

dikatakan desa yang masuk dalam kategori desa terpencil. Dengan adanya

campur tangan Misionaris asing membawa pengaruh positif bagi dunia

pendidikan di Desa Sekendal yang tiap tahun mengalami peningkatan. Hal ini

diakibatkan oleh ada kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan walaupun

hanya bisa baca dan menulis itu sudah sangat berarti bagi mereka.

b. Pendudukan berdasarkan mata pencaharian tabel dibawah ini.

Tabel 4 Kependudukan Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata pencaharian Jumlah penduduk 1 2 3 4 5 6

Tani PNS TNI/Polri Pengusaha Swasta Pensiunan PNS

1.968 30 - -

308 -

(Sumber Arsip desa Sekendal).

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

Dari tabel diatas, masyarakat Desa Sekendal mayoritas bermata pencaharian dari

hasil bertani, dan swasta sedangkan untuk PNS masihlah minim kebanyakan

mereka berasal dari pendatang yang berdomisili di Desa Sekendal.

1. Pola Perkampungan

Pola perkampungan penduduk suku Dayak Balangin mempunyai ciri – ciri

khusus, mereka mendirikan pemukiman atau tempat tinggal secara berderet –

deret di kiri dan di kanan jalan. Namun ada pemukiman Dayak Balangin tepatnya

di Desa Sekendal ini mendirikan pemukiman dipinggir – pinggir sungai. Mereka

beranggapan bahwa setiap makhluk hidup sangat membutuhkan air, baik itu untuk

keperluan sehari – hari maupun untuk kegiatan keagamaan atau upacara adat.

Mereka percaya bahwa air dapat memberi kesucian serta dapat menyembuhkan

dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan manusia

dengan lingkungan alam sekitar yang masih mempercayai hal – hal yang bersifat

gaib. Tetapi sesuai dengan kemajuan jaman sekarang sudah masuk air ledeng

yang berasal dari pegunungan.

2. Sistem Mata Pencaharian

Mata Pencaharian orang Dayak selalu ada hubungan dengan hutan. Kalau

mereka berburu, mereka pergi ke hutan, kalau mereka berladang mereka terlebih

dahulu menebang pohon – pohon besar dan kecil di hutan, kalau mereka

mengusahakan tanaman perkebunan, mereka cenderung memilih tanaman yang

menyerupai tanaman hutan seperti karet, rotan, tengkawang, dan, sejenisnya.

Kecenderungan seperti itu bukannya suatu kebetulan belaka, tetapi merupakan

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

refleksi dari hubungan akrab yang telah berlangsung selama berabad-abad dengan

hutan dan segala isinya (Paulus Florus,1994;128).

Masyarakat Dayak pada umumnya dapat dikatakan sebagai masyarakat

yang sungguh – sungguh bekerja keras pada saat mereka harus bekerja. Misalnya

selama musim kerja di ladang, mereka membangun rumah, dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan seperti itu nampak jelas adanya kesadaran wajib kerja. Kerja

sama atau gotong royong merupakan suatu kewajiban sosial. Etos kerja terikat

pada tradisi kebudayaan dan unsur sosio-religius (Mikhail Coomans, 1987;174).

Suku Dayak Balangin mengenal suatu sistem pertanian yang masih

bersifat tradisional, seperti di bawah ini:

a. Petani Gunung

Pertanian di Kalimantan Barat khusunya di desa Sekendal Kecamatan Air

Besar kabupaten landak adalah pertanian ladang, atau bisa disebut ladang gunung.

Disamping menanam padi ladang bisa ditanami tanaman lain seperti jagung,

ketimun, kacang, terong, labu. Semuanya itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-

harinya pertanian gunung ini dilakukan di gunung – gunung dimana hutanya

masih luas serta humus tanah masih tebal sehingga dengan sistem ini sangat subur

bagi tanaman, maka sistem ini memungkinkan mereka sering berpindah – pindah

tempat untuk mencari daerah yang baru apabila lahan yang lama humusnya telah

habis.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

b. Pertanian Sawah

Pertanian sawah biasanya di lahan-lahan yang basah dan gambut, cara

penanaman padinya masih bersifat tradisional yaitu dengan cara menanam padi

istilahnya Balale atau Pangari merupakan penanaman padi dilakukan secara

bersama – sama seluruh kepala keluarga tanpa ada pemberian upah atau gaji yang

dilakukan berminggu-minggu secara bergilir antar setiap kepala keluarga.

c. Petani Karet

Karet ditanam di wilayah dataran rendah dan ada juga sebagian

dipegunungan. Untuk kebun karet memakan waktu yang sangat lama untuk bisa

diambil getahnya kurang lebih empat sampai lima tahun. Perkerjaan ini dilakukan

setiap hari dari pagi sampai siang hari. Pekerjaan ini sangat bergantung kepada

cuaca. Getah hanya bisa diambil musim kemarau. Pada masyarakat desa Sekendal

karet merupakan suatu tanaman yang dapat memberi keuntungan karena dengan

karet mereka dapat membiayai kehidupan keluarga bahkan mereka dapat

membayar segala keperluan pendidikan bagi anak – anak mereka.

3. Sistem Kepercayaan atau Religi

Orang dayak mempunyai pengertian tersendiri tentang ketuhanan yaitu

Jubata, namun bukan dalam arti agama Yahudi, Kristen dan Islam. Orang dayak

sungguh beragama, namun kepercayaannya terbatas pada lingkungan sukunya

sendiri, berhubung dengan ikatan esensial terhadap nenek moyangnya. Menurut

Koentjaraningrat agama adalah semua sistem religi yang secara resmi diakui oleh

negara kita. Sedangkan religi merupakan bagian dari kebudayaan

(Koentjaraningrat, 1974;144).

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

��

Bagi suku suku dayak, makna hidup tidak terletak dalam kesejahteraan,

realistis, atau objektivitas seperti yang dipahami manusia modern, tetapi dalam

keseimbangan kosmos. Keseimbangan dan keserasian. Setiap bagian dari kosmos

itu, termasuk manusia dan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban memelihara

keseimbangan semesta (Paulus Florus,1994;15).

Pada jaman dahulu masyarakat Dayak percaya kepada mahluk halus,

seperti orang gaib, orang limonan atau hantu-hantu penunggu kampung. Mereka

tinggal di tempat yang dianggap keramat seperti, panyugu, lembah-lembah yang

dalam batu besar serta pohon – pohon besar. Sistem kepercayaan atau agama bagi

kelompok etnik dayak hampir tidak dapat dipisahkan dengan nilai – nilai budaya

itu dengan etnisitas (ethnicity) dalam masyarakat Dayak (Paulus Florus,1994;22).

Manusia menjadi yakin bahwa ada kehidupan lain sesudah kematian dan

juga merupakan alam gaib (supranatural). Karena manusia menginginkan

kehidupan yang tenteram dan bahagia di dunia akhirat, maka manusia selalu

berusaha dalam suatu keadaan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Didalam

sistem religi juga termaksud berbagai aktivitas upacara religius serta sarana yang

berfungsi melaksanakan komunikasi antara manusia dengan kekuatan dengan

alam gaib yaitu dengan cara sesaji dengan menyediakan makanan seperti, telur

ayam kampung, sekapur sirih, pinang dan rokok serta ayam yang disembelih

diambil darahnya.

Namun sesuai dengan kemajuan jaman saat ini kepercayaan seperti itu

mulai hilang dan digantikan oleh agama yang sekarang semakin berkembang

dengan pesat sehingga orang-orang tua yang dahulunya beragama (animisme)

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

��

sekarang sudah beragama diantaranya katolik, dan protestan, walaupun pada

prakteknya masih banyak yang menganut kepercayaan lama sesuai dengan tradisi.

4. Kesenian Masyarakat Dayak

a. Seni Pahat dan Ukir

Seni patung dalam masyarakat Dayak Balangin biasanya disebut

pantak, pantak merupakan simbol penting dalam pemujaan sebagai

pengambaran arwah nenek moyang yang telah meninggal, pantak berfungsi

sebagai penolak bala. Pantak juga bisa digunakan sebagai pengobatan

orang sakit dengan cara melakukan pemujaan minta cepat sembuh. Pantak

biasanya dipasang di hutan dekat sungai yang tidak jauh dari

perkampungan. Seni ukir merupakan salah satu bentuk simbolis yang

paling menonjol dalam kebudayaan Dayak.Karakter kehidupan dan budaya

masyarakatnya tergambar dalam kesenian tersebut, sehingga dengan

melihat kesenian itu dapat diketahui kebudayaan suku yang bersangkutan.

Hal ini karena kesenian tradisional tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan

masyarakat di wilayahnya, dengan demikian ia mengandung sifat-sifat atau

ciri-ciri yang khas dari masyarakat pula.

Sebelum melakukan upacara adat Baranyun suku Dayak Balangin

melakukan pemujaan. Mereka menyiapkan sesaji dengan tujuan agar

diberikannya kelancaran dalam prosesi upacara adat Baranyun serta selalu

dilindungi dari segala malapetaka.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

b. Seni Anyam

Seni anyam telah ada sebelum datangnya pengaruh Barat di

Kalimantan terutama di daerah Kalimantan Barat khususnya suku dayak

Balangin. Seni anyam ini telah diwariskan secara turun temurun. Bahan

yang digunakan kebanyakan berasal dari rotan dan bambu. Rotan dan

bambu tersebut diolah atau dianyam menjadi Engge, Tika (Tikar) dan

sebagainya. Adapun fungsi dari anyaman tersebut terutama Engge dalam

upacara adat Baranyun adalah untuk menyimpan serta untuk membawa

sesaji, sedangkan Tika atau Tikar berfungsi sebagai alas untuk duduk.

(wawancara dengan Bapak Dabet)

c. Seni Kerajinan Kulit

Masyarakat Dayak Balangin juga memiliki kerajinan yang khas

yaitu kerajinan tangan dari kulit kayu. Biasanya kulit kayu terdapat di

tengah hutan tarap merupakan nama pohon kayu yang biasa digunakan dan

dianggap paling bagus dan tahan lama.

Cara pembuatannya ialah pertama-tama menebang pohonnya

kemudian dipotong kira-kira panjang satu meter setelah itu batang yang

dipotong kemudian dipukuli dengan mengunakan kayulain, agar mudah

untuk memisahkan kulit dari batangnya. Setelah memisahkan isi kulit dari

kulit luar dengan cara mengelupaskannya kemudian dilanjutkan merendam

kulit di dalam air selama tiga hari setelah itu kulitnya dikeringkan dan

kemudian di bentuk menjadi pakian berupa baju dan selendang. Untuk

dijadikan pakaian adat.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

d. Seni Tari

Seni tari yang terdapat di Kalimantan Barat ada dua yaitu :

1. Tarian upacara ritual

Tarian ritual dibawakan pada saat melakukan kegiatan ritual.

Tarian tersebut bersifat sakral dan harus digunakan tepat pada waktu dan

tempatnya.

2. Upacara kesenian

Tarian kesenian dilakukan pada saat upacara syukuran atau

melakukan kegiatan sanggar untuk menyambut tamu yang menghadiri

acara tersebut. Tarian ini diiringi ketukan gong dan pukulan alat-alat

musik yang berbeda. sehingga menghasilkan irama yang diinginkan sesuai

dengan lagu daerah.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

B. Asal Usul Suku Dayak

Selama jutaan tahun yang lalu bumi kita ini mengalami empat kali jaman

glasial (jaman es, ialah gunz, mindel, riss, wurm) dan tiga kali jaman interglasial.

Di jaman es permukaan laut menurun menjadi 60 meter yang disebabkan uap

airnya langsung membeku menjadi salju yang tertimbun disekitar kutub. Karena

permukaan laut turun maka laut yang dangkal menjadi kering dan menjelma

menjadi daratan. Pada jaman itu bangsa – bangsa kuno menyebar kemana –

kemana tanpa menggunakan perahu. Ketika air laut naik di jaman interglasial

yang mengisi dataran rendah menjadi laut antar pulau maka bangsa – bangsa ini

terjebak dalam pulau – pulau hal ini menjadi tantangan bagi mereka untuk

menciptakan transportasi laut.

Bangsa yang paling penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah

bangsa Yakun, bahkan merupakan unsur utama dalam pembentukan bangsa

Indonesia. Bangsa Yakun berasal dari daerah Yunnan di Cina Selatan dan

bermigrasi ke daerah lain. Apa sebab mereka meninggalkan daerah asal mereka

kurang dapat diketahui dengan pasti. Ada yang beberapa pendapat bahwa bangsa

Yakun meninggalkan tempat asalnya disebabkan karena mereka ingin mencari

daerah baru yang lebih baik.

Bangsa Yakun bermigrasi melalui sungai – sungai yang hulunya berada di

Yunnan, yaitu sungai Mekong, Song Bo, dan sungai Song koi. Sudah barang tentu

migrasi ini berlangsung berpuluh – puluh tahun lamanya. Mereka bermigrasi

dengan menggunakan rakit yang terbuat dari bambu. Inilah prototip perahu

bercadik, suatu penemuan hasil kebudayaan kelautan bangsa Indonesia yang

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

harus kita junjung tinggi demi nama Indonesia ditengah – tengah kebudayaan

maritim dunia.

Bangsa Yakun yang lebih dulu tiba sudah terbiasa menempuh kehidupan di

atas air sebagai akibat menyusuri sungai Mekong. Di daerah ini untuk pertama

kali mereka berkenalan dengan laut terbuka. Tantangan laut ini mereka jawab

dengan mengubah badan rakit menjadi perahu untuk lebih kuat dan tahan terhadap

gempuran gelombang laut dan lahirlah perahu bercadik Austronesia (Indonesia).

Mereka menyebar menyusuri pantai Asia Tenggara serta menyebar ke utara

melalui pulau Taiwan, Filipina, menuju Indonesia. Yang menyebar ke Selatan

menyusuri pantai Muang Thai, Semenanjung Malaya menuju Indonesia. Di

Indonesia mereka telah memiliki jiwa kelautan yang mendalam. Mereka paham

seluk – beluk laut, angin, binatang laut, dan sebagainya. Dalam perpindahan dan

penyebaran dari benua Asia ke Indonesia tidak saja melalui Malaya ke Jawa,

melalui jalan kedua, yaitu melewati Formosa, Filipina. Dari sini sebagian ke

Kalimantan dan Jawa, sebagian lagi ke Sulawesi (Tri Widiarto, 2012:22).

Sisa – sisa mereka di jaman sekarang ialah orang laut di sekitar kepulauan

Riau, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur serta orang Kubu. Dengan

berimigrasinya suku bangsa Yakun ini banyak yang berpendapat bahwa Semua

suku bangsa Dayak merupakan keturunan langsung dari imigran yang berasal dari

wilayah yang kini disebut Yunnan di Cina Selatan. Bagaimanapun juga, semua

pendapat tentang asal usul suku Dayak tidak dapat diketahui secara persis

darimana datangnya. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa mereka berasal dari

keturunan kelompok Proto Melayu (Stepanus Djuweng, 2010:5 ).

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

Kata Dayak berasal dari kata Daya” yang artinya hulu, untuk menyebutkan

masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan Kalimantan umumnya dan

Kalimantan Barat. Ada berbagai pendapat tentang asal-usul orang Dayak, tetapi

saat ini belum ada yang betul-betul memuaskan. Namun, pendapat yang diterima

umum menyatakan bahawa orang Dayak ialah salah satu kelompok asli terbesar

dan tertua yang mendiami pulau Kalimantan (Stepanus Djuweng,2010: 4).

Orang dayak atau suku Dayak adalah penduduk asli Kalimantan dan salah

satu etnik dari tiga kelompok etnik utama, disamping etnik Melayu dan keturunan

Cina (Paulus Florus,1994;234).

Orang Dayak berdasarkan tradisi lisan yang dituturkan secara turun-temurun

mereka memiliki teori sendiri tentang asal-usulnya. Yang bervariasi dari sub suku

satu dengan sub suku yang lain. Menurut sub suku Dayak simpang di kabupaten

Ketapang, manusia pertama diciptakan oleh Nek Duwata (jubata dalam bahasa

kanayatn) bersamaan terciptanya dunia dulu mereka sudah mendiami pulau

borneo sejak dunia diciptakan. (Stepanus Djuweng,2010: 5)

Dibalik sejumlah perbedaan bahasa dan unsur – unsur kebudayaan lainnya,

suku Dayak memiliki sejumlah persamaan – persamaan dari tiap – tiap subsuku

yang satu dengan yang lainnya misalnya persamaan fisik, tempat tinggal berupa

rumah panjang, senjata seperti sumpit dan Mandau, motif anyaman dan tenunan

Suku Dayak khususnya didaerah Landak terdiri dari beberapa subsuku yang

memiliki banyak bahasa dan adat istiadat. Dari setiap subsuku tersebut memiliki

adat istiadat berbeda yang masih dipegang teguh hingga masa sekarang ini untuk

mengatur setiap tatanan kehidupan dan suku Dayak percaya bahwa mereka

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

diciptakan oleh Jubata yaitu nama lain dari Tuhan bagi suku Dayak. Suku Dayak

beranggapan bahwa Jubata merupakan sumber kehidupan yang pantas untuk

disembah serta diagungkan. Suku Dayak di Kabupaten Landak juga percaya akan

dunia roh dan mereka percaya bahwa ada kekuatan lain di luar akal logis manusia

yang memang sudah ada sejak dahulu kala serta menjadi ciri khas kebudayaan

suku dayak.

C. Tradisi Baranyun

1. Pengertian Tradisi Adat Baranyun

Tradisi adat Baranyun adalah tradisi yang telah diwariskan secara turun

temurun. Tradisi adat Baranyun telah ada sebelum masuknya pengaruh asing

yang datang di daerah Kalimantan Barat khususnya kecamatan Air Besar

Kabupaten Landak. Adat Baranyun memiliki makna sebagai ungkapan syukur

atas hasil panen yang diperoleh dan mereka berharap selalu diberikan

keselamatan serta kelimpahan rejeki.

Adat Baranyun atau disebut juga dengan nga’nyun atau membuang

merupakan suatu istilah pengusiran penyakit (Ba’puar) yang mengganggu

baik itu tanaman padi, manusia, serta ternak. Sehingga masyarakat melakukan

ritual pengusiran penyakit dengan cara dihanyutkan ke sungai.(wawancara

dengan Bapak Katul)

Tradisi adat Baranyun memiliki makna yang sama dengan upacara naik

Dango hanya berbeda dari segi penyebutan dan pelaksanaannya. Upacara

Naik dango merupakan ritual seputar kegiatan panenan yang diselenggarakan

setahun sekali oleh masyarakat dayak kanayatn. Upacara naik dango tidak ada

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

istilah menghanyutkan perahu disungai, sedangkan tradisi adat Baranyun

menggunakan istilah dengan menghanyut perahu di sungai yang merupakan

simbol menghanyutkan penyakit yang dapat membawa malapetaka bagi

masyarakat. Jadi tradisi adat Baranyun dan Naik Dango memiliki suatu

kesamaan yaitu ungkapan syukur atas hasil panen yang telah diberikan oleh

Nek Jubata atau Jubata (sang Pencipta). (wawancara dengan Bapak

Maniamas Midden)

Nilai yang terkandung dalam tradisi adat Baranyun tersebut

menggambarkan bagaimana masyarakat dayak Balangin menempatkan Jubata

sebagai pusat dalam kehidupan. Jadi apa saja yang diperoleh atas karunia

Jubata diserahkan kembali kepada-Nya untuk disimpan. Demikian pula untuk

mengambilnya wajib pula untuk mentaati tatanan adat yang sudah dilakukan.

(Nico Andasputra, 2010;110)

2. Pelaku Tradisi Baranyun

Yang terlibat dalam tradisi adat Baranyun diantaranya ialah :

a. Satu orang sebagai pembaca mantra atau doa

Pembaca mantra atau doa biasanya dilakukan oleh orang yang

dianggap lebih tua dan lebih disegani dalam lingkungan masyarakat

Balangin. Isi mantra atau doa tergantung pada ujudnya, doa yang

diucapkan dalam bentuk mantra – mantra itu berisi pemanggilan pulang

sumangat padi yang masih berlayar (di perjalanan) agar berkumpul di

dalam lumbung padi sekaligus ucapan syukur atas rezeki yang sudah

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

diberikan dan memohon berkat untuk menggunakan padi yang sudah

disimpan dalam lumbung keperluan pangan. (Niko Andasputra, 2010;111)

Menurut masyarakat dayak padi memiliki sumangat yang hidup

atau roh (the living spirit), dan mereka tinggal di dango (pondok kecil)

seperti halnya manusia. (Niko Andasputra, 2010;109)

b. Empat orang sebagai pemikul perahu dan dua orang sebagai pembawa

gong atau tukang nagkon parau dan dawu’r

c. Sebelum melaksanakan prosesi adat Baranyun, tumanggung mencari

sukarelawan yang bersedia untuk memikul perahu buatan yang telah

disiapkan. Untuk memikul perahu buatan dan gong tersebut siapa saja

boleh terlibat dan ambil bagian tanpa ada batasan usia. Mereka yang

bertugas membawa perahu dan gong harus keliling kampung sebanyak

tiga kali putaran sambil membunyikan gong. ( wawancara dengan Bapak

Amat)

d. Kepala Desa

Peran kepala desa dalam tradisi adat baranyun adalah memberi sambutan

serta menyampaikan sejarah dari adanya tradisi adat baranyun dan tujuan

diadakannya tradisi adat baranyun di desa Sekendal kecamatan Air Besar

Kabupaten Landak

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

��

D. Peralatan dan perlengkapan tradisi adat Baranyun

a. Gong atau Dawu’r

Gong merupakan alat musik tradisional yang biasa digunakan

dalam acara Adat tertentu dalam suku Dayak. Gong bagi masyarakat

dayak memiliki unsur magis dan dapat memanggil roh orang telah mati.

Untuk membunyikan suara gong tidak sembarangan harus bedasarkan

tatanan adat yang sudah ada, bagi yang melanggar akan dikenakan

hukum adat yang didasarkan ketentuan yang telah ditetap oleh ketua adat.

Dalam upacara adat Baranyun gong atau dawu’r sangat penting

digunakan karena dipercayai gong atau dawu’r dapat memanggil roh

padi bahkan semua roh untuk berkumpul menghadiri tradisi adat

baranyun dan gong atau dawu’r juga dipercayai dapat mengantar sumber

penyakit yang mengganggu ke tempat asalnya. Selain itu gong juga

diartikan sebagai sarana untuk memeriahkan acara adat Baranyun.

(wawancara dengan Bapak Janis)

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

��

b. Perahu atau Para’u

Perahu merupakan sesuatu yang harus digunakan dalam

pelaksanaan upacara adat Baranyun. Bagi suku dayak balangin perahu

dipercayai dapat menghantarkan semua malapetaka, kesialan dan sakit

penyakit kedunia asal dimana semuanya itu berasal. Perahu bagi suku

dayak balangin merupakan suatu media penghubung antara dunia manusia

dengan dunia roh. (wawancara dengan Bapak Gindut)

Perahu yang digunakan dalam tradisi adat Baranyun terbuat dari

dahan sagu dan bambu yang lebih menyerupai pondok kecil yang disebut

juga dengan dango. Sedangkan daun sagu digunakan sebagai atap, yang

didalamnya diisi dengan daun ilalang, daun bamboo dan panyuak. Daun –

daun tersebut menggambarkan suatu penyakit dan malapetaka yang

mengganggu maka harus dibuang dengan cara dihanyutkan kesungai.

E. Persyaratan dan Makna tradisi adat Baranyun

Sebelum melaksanakan tradisi adat baranyun ketua adat perlu

mempersiapkan persyaratan yang harus dilengkapi dalam prosesi acara

adat Baranyun, yang menurut hasil wawancara dengan Bapak Janis seperti

berikut ini : Nyiru, Baras, Bontok, Pigo, Tumpi, Tolo, Duit, Babi, Daun

Penyuak, Kepala Tengkorak, Mando’k, Tumpang, Tuak, Baras Kuning,

Daun Sembalit, Daun Peringan, Daun Kenyake. Dari semua persyaratan

tersebut merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi dalam upacara

adat Baranyun.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

Tradisi adat Baranyun memiliki makna sebagai ungkapan syukur

atas hasil panen yang diperoleh dan mereka berharap selalu diberikan

keselamatan serta kelimpahan rejeki. Adat Baranyun disebut juga dengan

nga’nyun atau membuang yang merupakan suatu istilah pengusiran

penyakit (Ba’puar) yang mengganggu baik itu tanaman padi, manusia,

serta ternak. Oleh karena itu mereka melakukan upacara adat pengusiran

penyakit yang dianggap dapat membawa malapetaka bagi diri mereka.

Adapun makna dari semua persyaratan yang telah dilengkapi tersebut

seperti yang telah dijelaskan diatas dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Persyaratan Makna

Nyiru Merupakan suatu wadah atau tempat

yang berfungsi untuk menyimpan

semua sesaji yang telah dilengkapi

yang biasanya terbuat dari rotan

atau bambu. Nyiru melambangkan

suatu kesepakatan dan persatuan

tanpa ada pembedaan satu sama lain

Baras atau Beras Melambangkan suatu hubungan

yang terikat antara masyarakat

dengan pemerintah

Bontok Merupakan makan tradisional yang

dibungkus dari daun yang telah

dimasak. Bontok melambangkan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

perdamaian antar suku bangsa

Pigo Merupakan perhiasan yang biasa

digunakan dalam upacara adat. Pigo

memiliki makna sebagai suatu

pengayoman antar sesama serta

saling menghargai satu sama lain.

Tumpi Merupakan makanan tradisional

suku dayak yang biasa disebut

cucur. Tumpi yang berbentuk

bundar melambangkan suatu

kesepakatan bersama.

Telur Telur yang berbentuk bulat

melambangkan suatu kebulatan

tekat yang telah disepakati.

Uang Uang melambangkan suatu

penghormatan dan penghargaan

terhadap sesorang karena uang

merupakan suatu ungkapan

pembayaran adat yang berarti

bahwa semuanya telah terbayar

Daun Penyuak, Daun Sembalit,

Daun Peringan, Daun Kenyake

Memiliki makna sebagai

pembersihan diri terhadap segala

macam kesialan,sakit penyakit dan

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

malapetaka.

Kepala Tengkorak Melambangkan suatu keseragaman

dalam adat istiadat

Ayam Lambang kehidupan

Babi Melambangkan pesta adat yang

besar

Tumpang Melambangkan suatu permohonan

ijin akan diadakannya pesta adat

yang besar. Permohonan tersebut

ditujukan kepada para penguasa

dunia roh yang berdiam di air,

tanah, bukit, kayu yang besar, batu

dan api.

Tuak Merupakan minuman tradisional

suku Dayak. Air tuak

melambangkan air susu Ibu

Beras Kuning Merupakan lambang untuk meminta

ijin kepada penguasa tertinggi yaitu

Jubata yang merupakan sumber

kehidupan.

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

F. Prosesi Tradisi adat Baranyun

1. Baremah Ka’Panyugu

Baremah ka’panyugu merupakan awal dari pelaksanaan tradisi adat

Baranyun dimana ketua adat,tumanggung , pasirah serta masyarakat

melakukan ritual atau doa kepada Jubata agar diberikan restu dalam

pelaksanaan tradisi adat baranyun sehingga tidak ada halangan dan

gangguan dari roh jahat. Sebelum melakukan ritual tradisi adat Baranyun

mereka menyiapkan sesaji untuk dipersembahkan kepada Jubata yang

berupa makanan, seperti Poe (Pulut), Timbakau, rokok daun, Tumpi

(Jenang), Tolo (Telur), Sekapur Sirih, Asu (Anjing), Mando’k Merah

(Ayam Merah), Baras Poe (Beras Ketan), Baras Dana (Beras Biasa),

Baras Kuning (Beras Kuning), Bontok (nasi yang dibungkus pakai daun),

pinang, Rokok, Pigo(Accessories Dayak), Paku atau pisau kecil dan

Tumpang . Semua sesaji tersebut diletakan diatas meja batu. (wawancara

dengan Bapak Ma’en)

Baremah merupakan penyebutan untuk prosesi pembacaan doa

yang ditujukan kepada Jubata. Sedangkan Panyugu adalah tempat yang

dianggap keramat oleh suku dayak, khususnya suku dayak Balangin.

Panyugu digunakan sebagai tempat untuk melakukan persembahan kepada

Jubata, karena suku dayak Balangin beranggapan bahwa Jubatalah

sumber pencipta segalanya yang ada di bumi dan suku dayak menganggap

bahwa tiada kekuatan yang lebih besar dari pada Jubata. (wawancara

dengan Bapak Dabet)

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

Suku dayak Balangin melakukan ritual Baremah Ka’Panyugu

biasanya dilakukan pada pagi hari. Setelah melakukan Ritual di Panyugu

atau Baremah di Panyugu suku dayak Balangin pulang kerumah untuk

mempersiapkan makanan yang akan dihidangkan bagi para tamu yang

datang dari kampung sebelah.

2. Basanggar Ka’Kampokng

Basanggar adalah pembacaan doa yang dilakukan oleh iman adat.

Dalam upacara basanggar ini dilakukan ditengah pemukiman warga yang

dilakukan pada pagi hari. Upacara adat basanggar ini dilakukan untuk

memohon kepada jubata agar selalu dilindungi dan dijauhkan dari segala

malapetaka yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat setempat.

(hasil wawancara dengan Bapak A’uel)

Dalam hal ini suku Dayak Balangin selalu memberi terlebih dahulu

sesajian sebagai berikut :

� Ayam 1 ekor sebagai pokok dari adat

� Kepala anjing

� Poe

� Tumpi

� Bontok (nasi yang dibungkus pakai daun)

� Pigo

� Daun panyuak

� Telur 1 butir yang sudah direbus

� Didoakan oleh ketua adat

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

3. Baremah di rumah kepala adat

Setelah melakukan basanggar dikampung maka akan dilakukan lagi

upacara baremah di rumah kepala adat yang disebut juga dengan

tumanggong. Dalam upacara baremah ini yang harus dilengkapi adalah:

a. Poe 5

b. Tumpi 5

c. Daun nyuak 5

d. Sekapur sirih

e. Ayam

f. Babi

g. Darah ayam dan babi

h. Dodol 5

i. Telur yang sudah direbus 1 butir

j. Baras poe 1 pinggat (piring)

k. Baras dana 1 pinggat (piring)

l. Setiap satu kepala keluarga membawa satu tandan padi

m. Didoakan oleh kepala adat

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

4. Upacara keliling kampong

Apabila sudah melakukan baremah maka akan dilakukan upacara

keliling kampung dengan membawa perahu yang terbuat dari dahan sagu

dan batang bambu. Orang yang dipilih atau berhak dalam membawa

perahu untuk keliling kampung tidak terbatas usia atau jenis kelamin,

semua orang bisa ambil bagian membawa perahu asalkan orang tersebut

mampu dan sanggup membawa keliling perahu buatan tersebut. Dalam

keliling kampung diiringi oleh suara gong. Keliling kampung harus 5 atau

tujuh putaran tergantung dari sesaji yang telah dilengkapi. Didalam perahu

di isi daun nyuak,anak ayam yang masih hidup, dan beberapa tandan padi.

5. Makan bersama

Makan bersama biasanya dilakukan pada saat menjelang siang.

Makanan yang dihidangkan ini berupa daging hewan seperti babi, ayam,

ikan serta minuman seperti Tuak dan Arak. Hal itu juga merupakan ucapan

terima kasih dari pihak keluarga yang merayakan pesta adat Baranyun

kepada tamu – tamu dari desa tetangga yang datang. Bagi mereka yang

beragama non Kristen maka hidangan akan dimasak khusus secara

terpisah. Walaupun hanya sekedar makan bersama tetapi semua warga

masyarakat berantusias untuk saling berkunjung dari rumah yang satu

kerumah yang lain. Bahkan ada dari antara mereka yang mabuk serta

kekenyangan hal ini sudah menjadi hal yang biasa dijumpai dikalangan

masyarakat Dayak khususnya suku Dayak Balangin.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

6. Upacara menghanyutkan perahu

Setelah melakukan keliling kampung maka akan diadakan upacara

nganyun para’u (menghanyutkan perahu) di sungai yang dilakukan pada

saat sore hari. Dalam hal ini semua masyarakat diharapkan dapat

berpatisipasi dalam ikut serta menonton. Semua masyarakat berkumpul di

pinggir sungai, bagi kaum laki – laki ada sebagian yang membawa

senapan lantak (senapan rakitan yang dibuat sendiri yang digunakan untuk

berburu dan isi peluru timah). Senapan tersebut tidak di isi peluru dan

meriam dari bambu atau batang kelapa yang di tembak mengarah ke

langit. Maksud dari masyarakat dayak menggunakan senapan lantak dalam

upacara penghanyutan perahu adalah sebagai ungkapan sukacita mereka

dan ikut ambil bagian dalam memeriah upacara penghanyutan perahu.

G. Peranan Masyarakat

Penduduk desa Sekendal yang mayoritas beragama Katolik sangat

memegang teguh toleransi dalam beragama tidak membeda – bedakan

satu dan lainnya. Penduduk desa Sekendal dapat hidup rukun dan

berdampingan saling tolong menolong, saling menghargai perbedaan,

saling menghormati, dan menjaga tali silahturahmi. Penyelenggaraan

tradisi adat Baranyun dapat mendidik masyarakat ternasuk para pelajar

untuk memahami nilai – nilai kerukunan yang dapat memupuk persatuan

dan kesatuan.

Tradisi adat Baranyun yang dilihat dari persiapan sampai

pelaksanaan mempunyai arti penting dan makna yang mendalam yang

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

��

dapat dirasakan masyarakat pendukungnya. Dalam tradisi ini dapat

dirasakan betapa pentingnya suatu nilai kebersamaan dan persatuan antar

warga masyarakat Dayak Balangin yang ditonjolkan pada solidaritas

sosial atau kekeluargaan yang diwujudkan dalam berbagai bentuk

kebersamaan yang kuat. Hal ini dapat dilihat berbagai bentuk aktivitas

yang melibatkan masyarakat. Dengan adanya tradisi adat Baranyun ini

masyarakat memiliki peranan yang penting serta masyarakat dilibatkan

untuk dapat ikut ambil bagian demi kelancaran dalam tradisi adat

Baranyun.

Disini jelas bahwa adanya hubungan harmonis yang menjadi

pedoman hidup antar masyarakat Sekendal dalam tradisi adat Baranyun

dimana masyarakat saling membantu, baik dari segi uang, alat

pelengkapan serta hal – hal yang berkaitan dengan prosesi tradisi adat

Baranyun. Demi kelancaran tradisi adat ini maka masyarakat Desa

Sekendal dengan sukarela dan ikhlas memberikan sumbangan berbagai

macam yang berwujud hasil panen, tapi bagi mereka yang tidak

mmpunyai hasil panen maka tidak menutup kemungkinan mereka

memberi partisipasinya berupa uang, barang – barang untuk keperluan

upacara adat serta tenaga. Dengan adanya arus modernisasi kebudayaan

Dayak terutama suku Dayak Balangin tetap terjaga dan tidak terpengaruh

oleh budaya asing hal ini disebakan adanya kesadaran suku Dayak

Balangin dalam memegang teguh kepercayaan mereka saling

berkomitmen untuk menjaga solidaritas bersama hingga terjalinnya

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

��

hubungan kekeluargaan antar masyarakat. (wawancara dengan Bapak

Barto)

H. Kepanitiaan

Prosesi tradisi adat Baranyun diadakan pada setiap setahun sekali ini

memiliki susunan kepanitiaan yang berfungsi untuk mengatur jalannya

tradisi adat Baranyun. Kepanitiaan tradisi adat Baranyun ini dipegang oleh

seorang tumanggong adat, pasirah adat serta dewan adat kampung yang

bertugas melaksanakan tradisi adat Baranyun. Kelebihan dari para panitia

tradisi adat Baranyun ini yaitu sama – sama memiliki pengaruh yang besar

di dalam lingkungan masyarakat desa. Sedangkan kekurangan dari para

panitia ini yaitu kurangnya kerja sama antar para panitia serta mereka

selalu memiliki pendapat yang berbeda sehingga mereka terlalu menuntut

agar pendapat mereka yang terbaik tentang susunan acara adat Baranyun.

Terkadang pula mereka saling menjelekkan satu sama lain. Sehingga hal

ini terkadang dapat menjadi pengaruh negatif bagi pelaksanaan upacara

adat Baranyun.

Kerjasama yang baik sangat diperlukan dalam pelaksanaan tradisi adat

Baranyun sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bagi

segenap pemerintah Tradisi adat Baranyun yang belum terlalu dikenal

orang sangat perlu mendapat perhatian khusus sehingga dapat

dipromosikan sebagai suatu objek wisata yang menjadi salah satu

kebanggaan kita sebagai orang Indonesia yang memiliki beraneka macam

budaya daerah yang patut dipertahankan.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/3583/5/T1_152009030_BAB I… · bahasa Balangin hingga sampai di daerah Binua atau wilayah Behe ... Desa

���

I. Upacara Penutup

Setelah melaksanakan semua prosesi tradisi adat baranyun maka

akan dilakukan adat Basanggar lagi dengan pelengkapan yang sama

dengan basanggar kampung. Tujuannya adalah berupa ucapan terima kasih

ke Jubata atas diberikan kesempatan untuk menyelesaikan semua

rangkaian acara adat baranyun serta mohon perlindungan kepada Jubata

pada setiap aktivitas manusia.

Basangar memiliki tiga makna, pertama, pertobatan, pengampunan

dan pengakuan. Kedua, melakukan komunikasi langsung maupun tidak

langsung dengan Jubata dan secara khusus kepada padi yang menurut

dongeng, padi itu sebagai adik bungsu manusia yang perlu dikasihani dan

dipelihara. Ketiga, penutupan doa, diisi dengan permohonan untuk

kesejahteraan pada tahun mendatang.(wawancara dengan Bapak Barto)