BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN E. Gambaran Umum Lokasi...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN E. Gambaran Umum Lokasi...
45
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak dan Batasan Wilayah Kabupaten Subang
Wilayah Kabupaten Subang secara geografis terletak di bagian utara
Propinsi Jawa Barat dengan batas koordinat yaitu antara 107° 31' - 107° 54' Bujur
Timur dan 6° 11' - 6° 49' Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah dengan
Kabupaten/ Kota yang berdekatan letaknya secara geografis adalah sebagai
berikut :
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Indramayu dan Sumedang
Luas Wilayah Kabupaten Subang adalah 205.176,95 hektar atau sekitar
6,34 persen dari luas Propinsi Jawa Barat, sedangkan range ketinggian tempat
antara 0 – 1500 m dpl (di atas permukaan laut). Jika dilihat dari topografinya
Kabupaten Subang dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi daerah, yaitu :
1. Daerah Pegunungan
Daerah ini memiliki ketinggian antara 500 - 1500 m dpl dengan luas
41.035,09 hektar atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten
Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Sagalaherang, Serangpanjang,
46
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ciater, Jalancagak, Kasomalang, Cisalak dan sebagian besar Kecamatan
Tanjungsiang
2. Daerah Bergelombang/Berbukit
Daerah dengan ketinggian antara 50 - 500 m dpl dengan luas wilayah
71.502,16 hektar atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten
Subang. Wilayahnya meliputi Kecamatan Cijambe, Kecamtan Subang,
Cibogo, Dawuan, Kaljati, Cipeundeuy, Sebagian Besar Kecamatan
purwadadi dan Cikaum.
3. Daerah Dataran Rendah
Dengan ketinggian antara 0 – 50 m dpl dengan luas 92.639,7 hektar
atau 45,15 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten Subang. Ini adalah
wilayah pantura (Pantai Utara) meliputi Kecamatan Pagaden, Pagaden
Barat, Binong, Tambakdahan, Cipunagara, Compreng, Ciasem, Sukasari,
Pusakanagara, Pusakajaya, Pamanukan, Legonkulon, Blanakan,
Patokbeusi, sebagian kecil Kecamatan Cikaum dan Purwadadi. Apabila
dilihat dari tingkat kemiringan lahan, maka tercatat bahwa 80,80 persen
wilayah Kabupaten Subang memiliki tingkat kemiringan 0° - 17°, 10,64
persen dengan tingkat kemiringan 18° - 45°, sedangkan sisanya (8,56
persen) memiliki kemiringan diatas 45°.
47
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Batas Wilayah Desa Ciater
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Ciasaat Kecamatan Jalan Cagak
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Lembang Kecamatan Lembang
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Nagrak Kecamatan Kasomalang
Sebelah Barat : Berbatsan dengan Desa Cicadas Kecamatan Sagalaherang
3. Iklim
Teridentifikasinya iklim di suatu wilayah banyak manfaat yang dapat
diambil salah satunya bagi pengembangan agrowisata. Desa Ciater memiliki curah
hujan 2500 mm, kelembapan 170C dengan suhu rata-rata harian 18
0-24
0C
(Sumber: Profil Desa Ciater 2009).
Dilihat dari data di atas maka Desa Ciater sangat cocok untuk perkebunan
dan dikembangkan sebagai agrowisata khususnya teh.
4. Tanah
Secara umum kawasan Desa Ciater terbagi atas beberapa jenis tanah,
diantaranya :
Tabel 4.1
Jenis tanah Desa Ciater tahun 2009
No Jenis Tanah Luas Lahan %
1 Tanah Kering (ladang) 51ha/m2 5%
2 Tanah perkebunan rakyat 774 ha/m2 74%
3 Tanah fasilitas umum 12 ha/m2 1%
4 Tanah hutan 214 ha/m2 20%
Sumber : Data profil Desa Ciater, 2009
48
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.1
Jenis tanah Desa Ciater tahun 2009 Sumber: Data Profil Desa Ciater, 2009
5. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan Desa Ciater terdiri dari luas pemukiman seluas 43
ha/m2, luas kuburan 3 ha/m
2, luas pekarangan 3 ha/m
2, luas taman 1 ha/m
2,
perkantoran 1 ha/m2, dan luas prasarana umum lainnya 1 ha/m
2.
Tabel 4.2
Penggunaan Lahan Desa Ciater tahun 2009
No Penggunan Luas Lahan %
1 Luas pemukiman 43 ha/m2 83%
2 luas kuburan 3 ha/m2 6%
3 luas pekarangan 3 ha/m2 6%
4 luas taman 1 ha/m2 2%
5 Perkantoran 1 ha/m2 2%
6 Luas prasarana umum lainnya 1 ha/m2 2%
Sumber : Data profil Desa Ciater, 2009
49
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penggunaan Lahan Luas Pemukiman
Luas Kuburan
Luas Pekarangan
Luas Taman
Perkantoran
Luas prasarana
lainnya
Gambar 4.2
Penggunaan Lahan Desa Ciater tahun 2009 Sumber:Data Profil Desa Ciater, 2009
F. Gambaran Umum Masyarakat Desa Ciater
1. Jumlah Penduduk Desa Ciater
Desa Ciater memiliki luas 1102 ha/m2 dengan jumlah penduduk 5.712
jiwa. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin antara lain : laki-laki 2778 jiwa dan
perempuan 2941 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan usia
No Usia (tahun) Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
1 0 - 12 bulan 43 46
2 1 – 10 489 475
3 11 – 20 452 428
4 21 – 30 467 493
5 31 – 40 454 500
6 41 – 50 387 486
7 51 – 60 239 249
8 61 – 70 146 174
9 Lebih dari 70 101 95
Jumlah 2778 2946 Sumber: Data Profil DesaC iater 2009
50
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.50%
15.00%
20.00%
57.50%
5.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Sangat Beragam
Beragam Cukup Beragam
Kurang Beragam
Tidak Beragam
Gambar 4.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Desa Ciater
tahun 2009 Sumber:Data Profil Desa Ciater, 2009
Berdasarkan jumlah penduduk menurut tingkat usia, tampaknya beban
tanggungan penduduk usia produktif (15-55) tahun terhadap penduduk non-
produktif (0-14 tahun dan > 55 tahun) secara keseluruhan tidak terlalu berat yaitu
setiap 100 orang penduduk produktif rata-rata harus menanggung 28 orang
penduduk non-produktif. Tetapi pada kenyataannya beban tersebut sebenarnya
lebih ringan, terutama karena penduduk pada usia >55 tahun pada umumnya
banyak yang masih aktif berproduksi dan anak-anak dibawah usia 15 tahun juga
banyak yang turut membantu orang tuanya.
51
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Komposisi Mata Pencaharian Masyarakat Desa Ciater
Tabel 4.4
Mata Pencaharian Masyarakat Desa Ciater
No Jenis pekerjaan Jumlah
(orang)
Persentase
(%)
1 Petani 12 1
2 Buruh tani 75 3
3 Buruh migran 513 23
4 Pegawai Negeri Sipil 38 2
5 Pedagang keliling 63 3
6 Karyawan BUMN 629 27
7 Karyawan perusahaan swasta 349 15
8 Wiraswasta 473 21
9 Lain-lain 123 5
Jumlah 2275 100
Sumber:Data Profil Desa Ciater, 2009
Gambar 4.4
Mata Pencaharian Masyarakat Desa Ciater tahun 2009 Sumber:Data Profil Desa Ciater, 2009
52
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mata pencaharian
masyarakat Desa Ciater sangat tergantung pada keberadaan BUMN yaitu PTPN
VIII Kebun Ciater dengan persentase 27%, disusul mata pencaharian buruh
migran dengan persentase 23%, hal ini membuktikan masyarakat Desa Ciater
banyak yang mencari nafkah di luar negri dengan menjadi TKI (Tenaga Kerja
Indonesia). Mata pencaharian lain adalah wiraswasta dengan persentase 21%, hal
ini disebabkan faktor lingkungan di Ciater yang merupakan daerah wisata
sehingga penduduk sekitar berinisiatif untuk berwiraswasta dengan membuka
penginapan, berdagang dll.
3. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan
Tabel 4.7
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ciater
No Tingkat Pendidikan Jumlah
(orang) Persentase (%)
1 TK 110 3%
2 SD 2491 60%
3 SMP 716 17%
4 SMA 799 18%
5 Akademi/Perguruan Tinggi 53 1%
Jumlah 4174 100%
Sumber:Data Profil Desa Ciater tahun 2009
53
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tingkat Pendidikan
TK
SD
SMP
SMA
Akademi/PT
Gambar 4.5
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Ciater tahun 2009 Sumber:Data Profil Desa Ciater, 2009
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Ciater tidak terlalu
tertinggal dalam hal pendidikan minimal penduduknya tidak buta huruf, terbukti
dengan lulusan SD sebanyak 60%, namun tingkat pendidikan masyarakat di Desa
Ciater perlu lebih ditingkatkan lagi sebab saat ini para pegawai perusahaan sekitar
Desa Ciater lulusan perguruan tinggi masih sedikit.
4. Agama
Hampir semua penduduk Desa Ciater yang terdiri dari 5.724 jiwa, 5.701
jiwa memeluk agama Islam sedangkan sisanya 23 jiwa memeluk Katholik. Selain
itu sarana ibadah berupa masjid banyak dijumpai di Desa Ciater walaupun tidak
semua dalam kondisi baik.
5. Kebudayaan dan Pariwisata
Desa Ciater Kecamatan Ciater Kabupaten Subang, terletak di daerah yang
berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Bandung Utara. Secara
54
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
administratif desa tersebut berada dilingkungan Kabupaten Subang, tetapi dalam
kehidupan sosial budaya masyarakat tampaknya lebih dekat dengan kabupaten
Bandung (Lembang) serta kota Bandung.
Disamping budaya penduduk Desa Ciater hampir sama dengan penduduk
Kota Bandung, hal lain yang mempengaruhi kebudayaan di desa ini adalah
keberadaan tempat-tempat wisata. Seperti kita ketahui bersama Ciater memiliki
tempat wisata terkenal yaitu pemandian air panas ciater yang didukung dengan
akomodasi yang lengkap ditambah beberapa tempat wisata lainnya seperti
Gunung Tangkuban Parahu, Agrowisata PTPN VIII, Bumi Perkemaahan
Kapulaga dll.
G. Deskriptif Hasil Penelitian Karakteristik Masyarakat Sekitar Agrowisata
PTPN VIII Ciater
Pada penelitian ini akan dibahas karakteristik masyarakat sekitar
agrowisata PTPN VIII Ciater. Responden pada penelitian ini adalah sebagian
masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kawasan agrowisata PTPN VIII
Ciater 40 responden. Adapun hasil dari analisis deskriptif ini akan digunakan
sebagai strategi dan rekomendasi pada analisis prospektif.
Setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dalam
penelitian ini digambarkan melalui beberapa tanggapan dan harapan warga.
55
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tingkat Pengetahuan
Mengatahui
Tidak
Mengetahui
1. Tingkat pengetahuan responden tentang keberadaan Agrowisata PTPN
VIII Ciater:
Berikut ini akan digambarkan tingkat pengetahuan masyarakat sekitar
tentang keberadaan agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.8
Tingkat pengetahuan responden tentang
keberadaan Agrowisata PTPN VIII Ciater
No. Tingkat pengetahuan Jumlah Persentase
1. Mengatahui 37 92,5%
2. Tidak Mengetahui 3 7,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.6
Tingkat pengetahuan responden tentan keberadaan Agrowisata
PTPN VIII Ciater Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Data berupa Tabel 4.8 dan Gambar 4.6 responden mayoritas mengetahui
keberadaan agrowisata PTPN VIII Ciater, sebanyak 37 orang atau 92,5%
mengetahui dan sisanya 3 orang atau 7,5% tidak mengetahui keberadaan
agrowisata PTPN VIII Ciater.
56
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5.00%
12.50%
47.50%
35.00%
0.00%0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
2. Tanggapan responden terhadap keberadaan agrowisata PTPN VIII
Ciater
Berikut adalah tanggapan para responden terhadap keberadaan agrowisata
PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.9
Tanggapan responden terhadap keberadaan agrowisata
PTPN VIII Ciater
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Baik 2 5%
2. Baik 5 12,5%
3. Cukup Baik 19 47,5%
4. Kurang Baik 14 35%
5. Tidak Baik 0 0%
Jumlah 40 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.7
Tanggapan responden terhadap keberadaan agrowisata
PTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data,2010
57
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.7 menunjukan masyarakat sekitar
yang bertanggapan sangat baik berjumlah 2 orang dengan persentase 5%, yang
bertanggapan baik ada 5 orang atau 12,5%, yang bertanggapan cukup baik ada 19
orang atau 47.5%, sisanya bertanggapan kurang baik dengan keberadaan
agrowisata PTPN VIII Ciater sebanyak 14 orang atau 35%.
Dari hasil pengolahan data di atas penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa masyarakat sekitar mayoritas bertanggapan cukup baik terhadap
keberadaan agrowisata PTPN VIII Ciater.
3. Tanggapan responden terhadap kenyamanan masyarakat sekitar atas
keberadaan agrowisata PTPN VIII Ciater
Berikut ini akan digambarkan tanggapan responden terhadap kenyamanan
masyarakat sekitar atas keberadaan agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.10
Tanggapan responden terhadap kenyamanan masyarakat sekitar atas
keberadaan AgrowisataPTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Nyaman 7 17,5%
2. Nyaman 9 22,5 %
3. Cukup Nyaman 20 50%
4. Kurang Nyaman 4 10%
5. Tidak Nyaman 0 0%
Jumlah 40 100%
58
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17.50%
22.50%
50.00%
4.00%0.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Sangat Nyaman
Nyaman Cukup Nyaman
Kurang Nyaman
Tidak Nyaman
Gambar 4.8
Tanggapan responden terhadap kenyamanan masyarakat sekitar atas
keberadaan AgrowisataPTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data,2010
Berdasarkan Tabel 4.10 dan Gambar 4.8 menunjukan bahwa responden
bertanggapan sangat nyaman ada 4 orang atau 17,5%, yang bertanggapan nyaman
ada 9 orang atau 22,5%, mayoritas bertanggapan cukup nyaman sebanyak 20
orang atau 50%, sisanya 4 orang atau 4% bertanggapan kurang nyaman.
Dari hasil pengolahan data di atas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar kawasan agrowisata PTPN VIII
Ciater bertanggapan cukup nyaman atas keberadaannya.
59
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
25.00%
37.50%
27.50%
10.00%
0.00%0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
4. Tanggapan responden terhadap hubungan pengelola agrowisata PTPN
Ciater dengan masyarakat sekitarnya
Berikut ini akan digambarkan tanggapan para responden terhadap
hubungan pengelola agrowisata PTPN VIII Ciater dengan masyarakat sekitarnya:
Tabel 4.11
Tanggapan responden terhadap hubungan pengelola agrowisata
PTPN Ciater dengan masyarakat sekitarnya
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Baik 10 25%
2. Baik 15 37,5%
3. Cukup Baik 11 27,5%
4. Kurang Baik 4 10%
5. Tidak Baik 0 0%
Jumlah 40 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.9
Tanggapan responden terhadap hubungan pengelola agrowisata
PTPN Ciater dengan masyarakat sekitarnya Sumber: Hasil Pengolahan Data,2010
60
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan Tabel 4.11 dan Gambar 4.9 menunjukan bahwa responden
yang bertanggapan hubungannya dengan pengelola agrowisata PTPN VIII ciater
sangat baik ada 10 orang atau 25%, yang bertanggapan baik ada 15 orang atau
37,5%, yang bertanggapan cukup baik ada 11 orang atau 27,5%, sisanya yang
bertanggapan kurang baik ada 4 orang atau 10% responden.
Dari hasil pengolahan data di atas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa tanggapan responden terhadap hubungan pengelola agrowisata
PTPN VIII dengan masyarakat sekitar cukup beragam namun, mayoritas
responden bertanggapan hubungannya baik.
5. Pengalaman Keterlibatan responden pada agrowisata PTPN VIII Ciater
Berikut ini akan digambarkan pengalaman keterlibatan masyarakat sekitar
agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.12
Pengalaman Keterlibatan responden pada
agrowisata PTPN VIII Ciater
No. Pengalaman Jumlah Persentase
1. Terlibat 1 2,5%
2. Tidak Terlibat 39 97,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
61
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterlibatan
Terlibat
Tidak Terlibat
Gambar 4.10
Pengalaman Keterlibatan responden pada
agrowisata PTPN VIII Ciater Sumber: Hasil Pengolahan Data,2010
Berdasarkan Tabel 4.12 dan Gambar 4.10 hampir semua responden
sebanyak 39 orang atau 97,5% belum pernah terlibat dan sisanya 1 orang pernah
terlibat langsung atau bekerja di agrowisata PTPN VIII Ciater.
Dari data di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sebagian
besar masyarakat sekitar agrowisata PTPN VIII Ciater tidak dilibatkan oleh
pengelola.
H. Gambaran Umun PT Perkebunan Nusantara VIII
1. Status Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero), disingkat PTPN VIII, dibentuk
berdasarkan PP No. 13 Tahun 1996, tanggal 14 Pebruari 1996. Perusahaan yang
berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan
penggabungan kebun-kebun di Wilayah Jawa Barat dari eks PTP XI, PTP XII dan
PTP XIII.
62
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Komoditi Usaha
PTPN VIII mengusahakan komoditi teh, karet, kina, kakao, sawit dan
gutta percha dengan areal konsesi seluas 118.510,12 hektar. Budidaya teh
diusahakan pada areal seluas 25.981,67 ha, karet 27.245,06 ha, kina 4.305,18 ha,
kakao 4.335,64 ha, sawit 5.056,69 ha dan gutta percha 713,95 ha. Selain
penanaman komoditi pada areal sendiri + inti, PTPN VIII juga mengelola areal
Plasma milik petaniseluas 8.479,28 ha untuk tanaman kelapa sawit seluas
6.033,28 ha dan karet 2.446 ha. Jawa Barat menyumbang 60% dari produksi teh
nasional dan 80% nya berasal dari teh produksi PTPN VIII.
Tabel 4.13
Komoditi PTPN VIII
No Komoditi Luas (ha) Persentase (%)
1 Teh 25.981,67 38%
2 Karet 27.245,06 41%
3 Kina 4.305,18 6%
4 Kakao 4.335,64 6%
5 Sawit 5.056,69 8%
6 Gutta Percha 713,95 1%
Jumlah 118.510,12 100%
Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
63
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.11
Komoditi Usaha PTPN VIII Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater
3. Visi Perusahaan
Menjadi BUMN yang tangguh dalam bidang agribisnis dan agroindustri
untuk memberi kepuasan bagi stake holder (customer, pemilik sahan dan
karyawan) serta peduli akan lingkungan.
4. Misi Perusahaan
Sebagai BUMN, PTPN VIII mempunyai tugas utama membangun
perkebunan berdasarkan Tri Dharma Perkebunan Plus, serta memberikan
kontribusi terhadap :
Pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Peningkatan pendapatan nasional serta peningkatan kesejahteraan bangsa.
64
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5. Tujuan Perusahaan
Mempertahankan dan mengembangkan kesinambungan perusahaan yang
sehat untuk dapat bersaing di pasar global dengan mengelola dan
mengembangkan usaha agribisnis dan agroindustri serta usaha-usaha terkait
lainnya.
Kebun-kebun PTPN VIII memiliki 44 unit usaha kebun, sebagai berikut:
1. Sanghyangdamar
2. Kertajaya
3. Cisalakbaru
4. Bojongdatar/wari
5. Cimulang
6. Cikasungka
7. Gunungmas
8. Cianten
9. Sukamaju
10. Parakansalak
11. Cibungur
12. Pasirbadak
13. Cikaso
14. Goalpara
15. Gedeh
16. Panyairan
17. Pasirnangka
18. Agrabinta
19. Sinumbra
20. Rancabali
21. Rancabolang
22. Pangheotan
23. Panglejar
24. Montaya
25. Pasirmalang
26. Kertamanah
27. Malabar
28. Purbasari
29. Sedep
30. Talunsantosa
31. Jalupang
32. Wangunreja
33. Ciater
34. Tambaksari
35. Cikumpai
36. Papandayan
37. Cisaruni
38. Dayeuhmanggung
39. Bunisari Lendra
40. Miramare
41. Bagjanagara
42. Batulawang
43. Cimerak
44.Cikupa
6. Unit-unit Kegiatan/Usaha
Selain unit usaha kebun PTPN VIII juga memiliki sejumlah 25 unit pabrik
pengolahan :
1. Pabrik kelapa sawit
CPO/inti sawit : 1 unit
2. Pabrik Karet : 36 unit
3. Pabrik Kina : 2 unit
4. Pabrik Kakao : 6 unit
5. Pabrik Gutta Percha : 1 unit
65
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Produksi per tahun
1. Kelapa Sawit :
CPO + kernel : 25.599 ton
2. Teh : 61.072 ton
3. Karet :
RSS : 6.624 ton
TPC : 1.620 ton
Lateks pekat : 3.979 ton
SIR:8.098ton
4. Kakao : 3.407 ton
5. Kina : 1.293 ton
6. Gutta Percha : 10 ton
66
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
I. Gambaran Umum PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang.
1. Sejarah Singkat
Selama penjajahan Belanda, orang Belanda di Indonesia sebelum Perang
Dunia ke I mendirikan Perusahaan Kopi dan Kina kemudian tahun 1915 menanam
teh. Setelah meluas tanaman teh, maka pada tahun 1920-1922 mulai mendirikan
pabrik teh Tambakan, Kasomalang dan Serangsari, pada tahun 1934 mulai
mendirikan Pabrik Teh Ciater dan dioperasikan pada tahun 1937 mempunyai
kapasitas 900 ton teh kering setahun.
Pada tahun 1950 orang-orang Belanda harus meninggalkan Bumi
Indonesia, maka perusahaan diambil alih oleh kerajaan Inggris yang terkenal
dengan nama Perusahaan P & T Land (Pamanukan dan Tjiasem Land) yang
berkantor pusat di Kota Subang.
Sejak dikelola PTP XIII pada tahun 1979 diadakan perbaikan mesin-mesin
lama disesuaikan dengan perkembangan produksi. Mengingat produksi di
Perkebunan Ciater terus meningkat, sedang kapasitas pabrik tidak cukup untuk
menampung produksi sendiri, maka pada tahun 1989 Direksi PTP XIII
memutuskan membuat pabrik dengan kapasitas menampung dan mengolah
produksi yang lebih banyak (60-70 ton/hari basah)
Pabrik baru dibangun tahun 1990, di atas tanah seluas 20.000m3
dengan
ketinggian ± 1050 meter dari permukaan laut dengan suhu rata-rata 180-25
0C,
dioperasikan pada tahun 1991 dengan kapasitas 4.500 ton kering setahun serta
tenaga kerja ± 85 orang.
67
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan pabrik baru tahun ini selain akan dapat mengatasi masalah
peningkatan produksi yang cepat, juga dapat diterapkan teknologi yang mutahir
dibidang pengelolaan teh yang lebih efisien dan mengahasilkan mutu yang lebih
baik.
2. Lokasi Perkebunan Ciater
Perkebunan Ciater terletak di kaki Gunung Tangkuban Parahu pada
ketinggian 600-1450 meter di atas permukaan laut berada di Desa Ciater
Kecamatan Ciater Kabupaten Subang, dibuka sejak tahun 1915.
3. Areal
Perkebunan Ciater jenis tanamannya andosol, memiliki areal konsesi
seluas 3.777.625 ha. Terdiri dari:
Tabel 4.14
Areal Tanaman
No. Areal Tanaman Luas
1. Tanaman Menghasilkan (TM) 1.259.938 ha
2. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Teh 8.816 ha
3. Tanaman Menghasilkan (TM) Kina 152.000 ha
4. Tanaman Menghasilkan (TM) Sawit 12.080 ha
5. TTI sawit TT 2007 325.640 ha
Jumlah 1.754.478 ha
Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
68
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.15
Areal Cadangan
No. Areal Cadangan Luas
1. Hutan Koloni (HTI) 1999 125.000 ha
2. Hutan Koloni (HTI) 2000 25.000 ha
3. Cadangan Murni 192.059 ha
4. Optimalisasi/exk.Lancuran 80.402 ha
5. Dipakai Pihak Ketiga 558.060 ha
Jumlah 980.512 ha Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
Dari Tabel 4.15 dapat disimpulkan bahwa total area cadangan seluas
980.512 ha yang didominasi oleh pihak ketiga seluas 558.060ha.
Tabel 4.16
Areal Afdeling
No.
Areal
Luas
Luas
Tanaman
Menghasilkan
1. Ciater I 590.520 ha 268.210 ha
2. Ciater II 390.378 ha 256.691 ha
3. Ciater III 1.048.448 ha 301.555 ha
4. Ciater IV 376.712 ha 319.002 ha
5. Ciater V 1.371.567 ha 51.320 ha
Jumlah 1.196.778 ha
Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
Afdeling/areal PTPN VIII Ciater seluas 1.196.778ha, Afdeling Ciater V
menjadi yang terluas dengan total luas 1.371.567ha, namun untuk luas tanaman
menghasilkan Afdeling Ciater IV menjadi yang terluas dengan 319.002ha.
4. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang ada di Perkebunan Ciater dibagi 4 kelompok seperti
yang ditampilkan pada tabel di bawah ini:
69
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.17
Tenaga Kerja
No. Golongan Jumlah
1. Golongan IA 895 orang
2. Golongan IB s/d IID 169 orang
3. Golongan IIIA s/d IVD 10 orang
4. Karyawan Lepas/borong/anemer 853 orang
Jumlah 2809 orang Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
Berdasarkan Tabel 4.17 tenaga kerja di PTPN VIII Ciater berjumlah 2809
orang dengan mayoritas pekerja Golongan 895 orang dan karyawan
lepas/borong/anemer sebanyak 853 orang.
Tabel 4.18
Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja
No. Pendidikan Jumlah
1. Sarjana 6 orang
2. Sarjana Muda 2 orang
3. SLTA 105 orang
4. SLTP 95 orang
5. SD 870 orang
6. Lainnya 1731 orang
Jumlah 2809 orang Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
Berdasarkan Tabel 4.18 latar belakang pendidikan karyawan di PTPN
VIII Ciater masih rendah, mayoritas karyawan tidak lulus SD, kebanyakan
mereka hanya pemetik teh. Namun ke depannya perlu ditingkatkan lagi.
5. Jaminan Sosial
Perusahaan memberikan jaminan sosial kepada karyawan sebagai berikut :
- Upah Hari Minggu/Raya
70
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Upah Cuti Hamil
- Cuti Tahunan (12HK) Uang 50% dari GP
- Cuti Panjang (30HK) Uang 100% dari GP
- Biaya Bersalin
- Tunjangan Kematian
- Tunjangan Hari Tua
- Pakaian Kerja
- Bantuan Pengobatan, perawatan kesehatan dib alai pengobatan dan Rumah
Sakit Subang terhadap keluarga yang sah.
- Santunan khusus/pemberian penghargaan masa kerja 25 tahun, 30 tahun,
dan 35 tahun kepada karyawan yang berprestasi dan memenuhi syarat
- Apabila ada kesempatan baik Karyawan yang berprestasi dapat
diberangkatkan ke Tanah Suci.
6. Pengelolaan Tanaman Teh
Penanaman Teh ditanami pada ketinggian 600m s/d 1450m dari
permukaan laut. Lahan utama yang harus tersedia dalam usaha bercocok tanam
diantaranya :
- Areal tanah tersedia dan cocok untuk ditanam
- Bibit yang tersedia
- Tenaga kerja yang cukup
71
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7. Cara Pengolahan Tanaman Teh
a. Pesemian
- Pengambilan tanah dan pengayakan.
- Campuran pupuk PK belerang dan basamid/vavam diperam maximum
selama 3 minggu.
- Pembuatan naungan setinggi 2½ m untuk selama 6-7 bulan dengan
menggunakan atap paku andam dan dinding setinggi 1½ m dari ex
karung pupuk atau bilik.
- Penyiraman.
- Pemupukan dengan pupuk daun dan akar.
- Setelah 8 bulan mencapai ketinggian 30 s/d 35 cm dan sudah siap di
lapangan.
b. Bukaan Baru/Replanting/Infiling
Pekerjaan dilakukan ± 4-5 bulan sebelum waktu tanam dengan cara:
- Tanah dibersihkan dari segala kayu-kayuan dan rumput.
- Dicangkul sedalam 30 s/d 60 cm dan diratakan.
- Diajir menurut keadaan lokasi, biasa tanah miring 120 cm x 60 cm dan
tanah datar 120 x 70 cm dan dilubang dengan ukuran 20x20x30 cm.
- Lubang diisi belerang 10 gr/lubang (PH) dan pupuk NPK 21½
gr/lubang.
- Penanaman dilakukan apabila curah hujan sudah banyak (mulai bulan
Oktober 2009)
c. TBM ke I dan II
72
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Perbaikan saluran air, rorak dll.
- Setelah 3 bulan dilakukan bending untuk mengatur percabangan
selama 2 tahun dilakukan 3 kali dan penyulaman pohon yang mati
dilaksanakan pada musim hujan.
- Pemupukan dilakuakan 3 kali dalam 1 tahun dengan pupuk NPK.
- Menjelang masuk TM dilaksanakan Cut Across setinggi 45cm
biasanya 3 bulan sebelum masuk TM.
d. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
- Pemeliharaan rutin memberantas rumput yang tumbuh dilakukan
dengan manual atau chemis.
- Pemberantasan hama penyakit secara preventif/curative.
- Pemupukan 3 kali dalam setahun dengan NPK.MG sebanyak 10 s/d
12% dari jumlah produksi kering per tahun untuk 3 kali perabukan.
- Pemangkasan dilakukan 3 s/d 4 tahun sekali dengan ketinggian
45,50,55,60,65 cm tiap kali pangkas (naik atau turun) dan pohon-
pohon dibersihkan.
e. Pemetikan/Pemungutan/Panen
Pemetikan biasanya dilakuakan ± 3 bulan sesudah pangkasan, cara
pemetikan ada tiga macam, yaitu :
Tabel 4.19
Cara Petikan Teh
No. Jenis Petikan Rumus
1. Petikan Halus p+ 1/k+1 dan p+2M/k+1
2. Petikan Medium p+ 2/k+1 dan p+3M/k+1
3. Petikan Kasar p+ 3T/k+1 dan p+4/k+1
73
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
Ket :
P = Peco M= Muda
K= Kepel T= Tua
f. Istilah Petikan Teh
- Petikan Batangan yaitu, pucuk yang dipetik berasal dari primer yang
merupakan petikan pertama setelah pangkasan, biasanya berlangsung
2-3 bulan setelah dipangkas.
- Petikan Jendangan yaitu, pemetikan yang dilakukan pada tahap awal
setelah tanaman dipangkas, dengan ketinggian antara 15-20 cm di atas
luka pangkas. Waktu melakukan petikan jendangan apabila 60% dari
areal pangkas pucuknya sudah tumbuh optimal, biasanya 3 bulan
setelah pangkas dan dijendang selama 6-10 kali, maksud dilakukan
petikan jendangan sebagai berikut :
Membentuk bidang petikan yang lebar dan rata.
Lapisan dan pemeliharaan cukup tebal.
- Petikan Produksi yaitu, petikan yang dilakukan setelah petikan rampak
yang bertujuan untuk menghasilkan produksi yang maksimal.
- Petikan Gendesan yaitu, petikan yang dilakukan menjelang dipangkas,
baik yang sudah waktunya meupun belum waktunya dipetik. Giliran
petikan rata-rata 10 s/d 14 hari, pengiriman pucuk ke pabrik dilakukan
2 kali setiap hari.
74
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8. Produksi
Berkat upaya peremajaan tanaman teh yang teratur dan terus diupayakan
peningkatan teknik budidaya tanaman, produksi terus meningkat, sebagaimana
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.20
Produksi PTPN Ciater Tahun 1986 – 2008
Tahun Produksi
Teh Jadi
Produksi
Kg/ha Keterangan
1986 1.656 1.872
1987 1.725 1.917
1988 2.136 2.034
1989 2.249 2.118
1990 2.435 2.426
1991 2.159 2.144 Kemarau panjang
1992 2.688 2.526
1993 3.001 2.571
1994 2.366 1.878 Kemarau panjang
1995 3.034 2.382
1996 2.533 2.322
1997 2.739 2.105 Kemarau panjang
1998 3.221 2.477
1999 2.578 1.983
2000 2.733 2.232
2001 2.792 2.432
2002 2.381 2.587
2003 2.506 2.370
2004 2.707 2.407
2005 2.764 2.310
2006 2.614 2.184
2007 2.766 2.312
2008 2.781 2.308
Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
75
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9. Pengolahan Teh Hitam
Pengolahan Teh Hitam Ortodox terdiri dari :
a. Pelayuan
Pucuk dari kebun setelah ditimbang di pabrik dibeber pada trough
(bak penampungan) diisi rata-rata 20-35 kg/m2 selanjutnya dilayukan
dengan dialiri udara (segar dan panas) dengan temperature maksimal 270C
selama 14-18 jam sampai kadar air dalam daunt eh 51-56%.
b. Penggilingan dan Pemeraman
Dilakukan 5 kali penggilingan yang diselingi pengayakan
- Gilingan ke I Open Top Roller = 40 menit
- Gilingan ke II Press Roller = 30 menit
- Gilingan ke III Rottor Vane I (15”) = 10 menit
- Gilingan ke IV Rottor Vane (15”) = 10 menit
- Gilingan ke V Rottor Vane II (8”) = 10 menit
Pemeraman Hasil Bubuk I = 110-120 menit
II = 120-130 menit
III = 130-140 menit
IV = 140-150 menit
Temperatur dan kelembaban kamar giling dan pemeraman harus
dijaga pada kisaran suhu 20-240C dan kelembaban 90-98
0C agar kualitas
teh hasil penggilingan dan fermentasi menghasilkan teh yang baik.
76
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Pengeringan
Setelah selesai pemeraman, bubuk-bubuk dimasukan pada mesin
pengering dengan mempergunakan suhu inlet = 980C-105
0C dan outlet
600C-65
0C selama 15-25 menit, sehingga kadar air akhirnya antara 2,5-
3,5 %.
d. Sortasi
Teh yang sudah kering lalu dipindahkan dan dipisahkan menjadi
beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan pasaran/konsumen diantaranya:
- Jenis I (ekspor) : BOP I, BOP, BOPF, PF, DUST, BT,BP
- Jenis II (ekspor/lokal) : BT II, PF II, DUST II, DUST III, BT II
AMG, BM, FAN II.
- Jenis III (Lokal) : Pluff
Setelah teh disortir berdasarkan jenisnya tiap jenis teh dipak dalam
paper Sack.
e. Penjualan Hasil
Hasil produksi ± 90-95% di ekspor, penjualannya oleh Bagian
Pemasaran Kantor Direksi dan Kantor Pemasaran Bersama (KPB) di
Jakarta dengan sistem tender (Auction).
f. Proses Pengolahan Teh Hitam Perkebunan Ciater disajikan pada tabel
berikut :
77
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.21
Proses Pengolahan Teh Hitam Perkebunan Ciater
Proses Pengolahan Keterangan
PUCUK DARI
KEBUN
Pucuk dari kebun dipetik dengan analisis (MS)
65% dan ditimbang di kebun.
PENIMBANGAN Pucuk dimasukan kedalam waring dan ditimbang
sebelum diangkut ke pabrik.
PENGANGKUTAN Pucuk setelah ditimbang di dalam waring
kemudian disususn menggunakan paratag,
diangkut dengan kendaraan truck, kapasitas
angkut 2500 kg (100 waring/truck)
PELAYUAN Pucuk dibeber dalam tempat pelayuan (whitering
trough) untuk mendapatkan kadar air daun 51%-
56%.
PENGGILINGAN Pucuk yang layu digiling dengan tujuan :
Mendapatkan bubuk yang sesuai standart
Meratakan dasar fermentasi
Memeras
SORTASI BASAH Bubuk teh hasil giling dipisahkan sesuai jenis
ukuran dan standart yang ada.
FERMENTASI Bubuk teh difermentasi agar :
Timbul Aroma
Mendapatkan rasa strength
Warna seduhan yang baik
PENGERINGAN Bubuk teh dikeringkan dengan kadar air 3% agar
dapat disimpan lama dan mempertahankan
fermentasi.
SORTASI KERING Bubuk teh kering disortasi untuk memisahkan
berdasarkan ukuran, beratnya dan serat tulang.
PENGEPAKAN Setelah dipisahkan teh kering dipak/dikeemas
sesuai jenisnya dan standart yang ada dalam paper
sack. Sumber:Data Sekunder PTPN VIII Ciater 2009
10. Tugas dan Tanggung Jawab
a. Administatur
78
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Memimpipn pengelolaan dan pengembangan produksi perkebunan
ciater.
- Pelaksanaan tugas Administatur dibantu oleh Kepala Tanaman,
Kepala Pengolahan, Kepala Administrasi, Kepala Teknik, Kepala
Afdeling.
- Administatur mengelola perkebunan dengan cara yang efektif dan
efisien.
- Administatur dapat mengambil tindakan-tindakan seperlunya sesuai
dengan wewenang.
- Administatur bertanggungjawab pada Direksi.
b. Kepala Tanaman
- Tugas sehari-hari adalah mengelola perusahaan dibidang produksi.
- Kepala Tanaman membentu Administatur mengkoordinir pekerjaan
Kepala Afdeling dan dapat pula mengkoordinir pekerjaan Kepala
Pengelolaan, Kepala Teknik dan Kepala Administatur.
- Apabila Administatur berhalangan menjalankan tugasnya (cuti, sakit,
dinas luar dll.), Kepala Tanaman dapat mewakilkannya.
c. Kepala Pengolahan
- Kepala Pengolahan berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan pengolahan bahan mentah dari kebun hingga
hasil akhir.
- Melaksanakan administrasi produksi pengolahan sesuai dengan
kebijakan administatur.
79
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Pengolahan bertanggung jawab
kepada Administatur.
d. Kepala Administrasi
- Kepala Administrasi berkewajiban menyelenggarakan dan
menyelesaikanpekerjaan/persoalan dengan Tata Usaha Personalia
Keuangan dan pengaduan sesuai kebijakan Administatur.
- Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Administrasi bertanggung
jawab kepada Administatur.
e. Kepala Teknik
- Kepala Teknik berkewajiban menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan
yang berhubungan dengan teknik kendaraan, mesin-mesin pabrik,
instalasi/listrik/diesel dan bangunan/perumahan perusahaan sesuai
kebijakan Administatur.
- Melaksanakan administrasi teknik sesuai dengan kebijkan
Administatur.
- Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Teknik bertanggung jawab
kepada Administatur.
f. Kepala Afdeling
- Kepala Afdeling mengelola dan mengkoordinir pekerjaan-pekerjaan
yang ada di bawah pengawasannya baik teknis maupun administratif
sesuai dengan kebijakan Administatur.
80
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Afdeling bertanggung jawab
kepada Kepala Tanaman.
11. Hubungan Perusahaan Dengan Lingkungn Sekitar
Perkebunan Ciater ikut serta dalam pembangunan daerah diantaranya :
- Membina, memberikan bantuan dana pinjaman, dan membeli hasil kebun
teh dari petani,
- Memberikan bantuan biaya pendidikan (beasiswa) kepada anak karyawan
maupun masyarakat sekitar perkebunan yang berprestasi.
- Memberikan bantuan fasilitas lahan untuk bangunan sekolah dan pasilitas
lainnya seperti Pos Polisi, jalan desa, bangunan mesjid, lapangan
olahraga, bangunan pemerintahan, dll.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Pos-pos kesehatan seperti
Posyandu, Usaha Kesehatan Kebun (UKK), Tempat Penitipan Anak
(TPA) yang bisa dinikmati oleh karyawan dan masyarakat sekitar.
- Mengadakan bimbingan keagamaan kepada karyawan dan masyarakat
sekitar setiap minggu sekali dari internal kebun dan tiga bulan sekali dari
eksternal kebun secara bergiliran di tiap Afdeling.
- Menyelenggarkan khitanan masal untuk anak-anak disekitar pekerbunan
setiap satu tahun sekali.
81
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Memberikan pinjaman lahan untuk areal pakir, tempat wisata PT. Sari
Ater.
- Memberikan akses jalan masuk ke tempat wisata Tangkuban Perahu,
Gracia SPA, Ciater High Resort, PT Sari Ater SPA, Hotel Lembah Sari
Mas, dan jalan masuk ke kantor Kecamatan Ciater.
- Memberikan sarana air bersih untuk masyarakat Desa Ciater, Desa
Palasari, dan Desa Nagrak.
- Perkebunan Ciater Ikut menjaga dan mempertahankan keutuhan hutan.
- Memberikan sarana untuk penangkaran satwa liar “Elang Jawa” yang
dikelola olah Yayasan Pencinta Alam Lestari (YPAL).
J. Gambaran Umum Agrowisata PTPN VIII Ciater
Melihat potensi berupa hamparan kebun teh, lahan yang luas, udara sejuk
dan tidak jauh dari pusat kota beberapa PTPN VIII telah mengembangkan
agrowisata. Di Jawa Barat PTPN VIII sudah mengembangkan agrowisata yaitu
Agrowisata Gunung Mas di Kab. Bogor, Agrowisata Rancabali Ciwidey,
Agrowisata Malabar Pangalengan di Kab. Bandung. Kesemuanya telah diambil
alilh pengelolaannya oleh Kantor Unit Bisnis Agrowisata PTPN VIII, sedangkan
Agrowisata Kebun Ciater masih dikelola oleh Kopkar (Koperasi karyawan).
Agrowisata Kebun Ciater belum dikelola oleh kantor pusat dikarenakan
fasilitas di kebun Ciater masih sedikit, begitu juga dengan atraksi yang ditawarkan
tidak begitu banyak. Berikut gambaran singkat agrowisata PTPN VIII Ciater :
82
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Falilitas Agrowisata Kebun Ciater
a. Rumah Kelapa
Penginapan di Kebun Ciater dinamakan Rumah Kelapa yang terdiri dari
tiga unit dengan fasilitas dua kamar tidur dan tiga kamar tidur. Rumah Kelapa
diresmikan pada tanggal 30 Maret 2010. Tarif untuk satu malam di Rumah Kelapa
dua kamar seharga Rp.800.000 sedangkan untuk yang tiga kamar seharga
Rp.1000.000/malam.
Gambar 4.12
Rumah Kelapa Sumber: Data Sekunder PTPN VIII Ciater
b. Wisata Pabrik
Atraksi utama yang dimiliki Agrowisata Ciater adalah wisata pabrik,
cukup dengan membayar Rp.9000/orang (termasuk asuransi) wisatawan dapat
berpartisipasi di wisata pabrik dimana para wisatawan bisa mengetahui proses
83
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pembuatan teh dari mulai memetik sampai pengemasan dan diakhiri dengan
minum teh bersama di tea corner. Hampir semua wisatawan asing tidak
melewatkan wisata pabrik ini, namun sayangnya pemandu wisata di kebun ciater
sangat terbatas (dua pemandu) sehingga apabila sedang peak season para
pemandu agrowisata ciater dibantu oleh pemandu dari travel wisatawan yang
mengantar ke kebun ciater.
Gambar 4.13
Wisatawan sedang menikmati teh di tea corner PTPN VIII Ciater Sumber: Data Primer PTPN VIII Ciater
c. Tea Walk
Memanfaatkan hamparan kebun teh yang luas, pengelola agrowisata PTPN
VIII ciater menawarkan atraksi wisata yang dinamakan ”Tea Walk”. Disini
wisatawan akan diajak berjalan mengellilingi kebun teh yang dimiliki PTPN VIII
84
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kebun Ciater. Untuk bisa menikmati Tea Walk, pengunjung harus datang
bersama-sama atau group dengan harga Rp.5000/orang.
Pada saat mengelilingi kebun teh, pengunjung didampingi oleh pemandu
yang akan menerangkan tentang tata cara menanam dan memetik teh, sehingga
para pengunjung bisa menambah pengetahuan tentang lingkungan khususnya teh.
Gambar 4.14
Pengunjung sedang mengikuti Tea Walk di Kebun PTPN VIII Ciater Sumber: Data Primer PTPN VIII Ciater
d. Outbond and Camping
Memanfaatkan udara yang sejuk di sekitar kebun teh, pengelola agrowisata
ciater menawarkan lokasi Outbond and Camping yang bisa dilakukan bersama-
sama atau group. Untuk menyewa tempat di lokasi kebun teh dibanderol dengan
tarif Rp.150.000/malam (sudah termasuk Outbond dan asuransi).
85
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.15
Kegiatan Outbond di Kebun PTPN VIII Ciater Sumber: Data Sekunder PTPN VIII Ciater
e. Curug
Kebun Ciater memiliki empat curug yaitu curug Sadim, curug Pemandian
Tuan, dan curug Mandala yang berlokasi di afdeling III, sedangkan satu lagi
yaitu curug Nyi Mas Mayangsari yang berlokasi di afdeling I. Selain itu ada
sumber air panas di blok Sukadana dan Pasir Luhur yang masih berada di afdeling
III.
(1) (2) (3) (4)
Gambar 4.16
(1) curug sadim, (2) curug pemandian tuan, (3) curug dawuan,
dan (4) curug mandala Sumber: Data Sekunder PTPN VIII Ciater
2. Jumlah Pengunjung Agrowisata PTPN VIII Ciater
86
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Wisatawan yang datang ke lokasi agrowisata PTPN VIII Ciater terdiri dari
dua macam yaitu wisatawan asing dan wisatawan domestik adapun jumlahnya
tidak jauh berbeda namun, wisatwan asing lebih banyak menghabiskan waktu
untuk menikmati wisata pabrik, adapun wisatawan domestik mayoritas menyewa
lokasi Outbond and Camping yang datang bersama-sama atau group.
Pengelola Agrowisata PTPN VIII Ciater tidak memiliki data kunjungan
sebelum tahun 2009, peneliti hanya memperoleh data pengunjung tahun 2010,
data tersebut bisa dilihat pada Tabel 4.22 di bawah ini:
Tabel 4.22
Jumlah Pengunjung Agrowisata PTPN VIII Kebun Ciater tahun 2010
No. Bulan Wisatawan Asing Wisatawan Domestik
1. Januari 325 225
2. Februari 283 450
3. Maret 579 375
4. April 395 580
5. Mei 574 934
6. Juni 621 1.015
7. Juli 1.310 770
8. Agustus 845 73
9. September 841 73
10. Oktober 837 250
11. November - -
12. Desember - -
Jumlah 3797 orang 4772 orang
Sumber: Data Primer PTPN VIII Ciater
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa wisatawan domestik lebih
banyak berkunjung pada tahun 2010, namun pada kenyataannya, menurut
pengelola agrowisata PTPN VIII Ciater wisatawan asing datang setiap hari
87
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan mengambil paket wisata pabrik, sedangkan wisatawan domestik
berkunjung hanya saat menyewa lokasi Outbond atau hanya menikmati Tea Walk.
G. Deskriptif Hasil Penelitian Karakteristik Wisatawan Agrowisata PTPN
VIII Ciater
Pada penelitian ini akan dibahas karakteristik wisatawan yang berkunjung
ke agrowisata PTPN VIII Ciater. Responden pada penelitian ini adalah sebagian
wisatawan yang berkunjung ke agrowisata PTPN VIII Ciater baik wisatawan
asing maupun wisatawan domestik sebanyak 40 responden. Adapun hasil dari
analisis deskriptif ini akan digunakan sebagai strategi dan rekomendasi pada
analisis prospektif.
Setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dalam
penelitian ini digambarkan melalui jenis kelamin, usia,daerah asal,pekerjaan,
pendapatan, informasi,pengalaman dan tanggapan.
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Berikut ini adalah gambaran karakteristik wisatawan yang berkunjung ke
agrowisata PTPN VIII Ciater berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.23
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 22 55%
2. Perempuan 18 45%
Jumlah 40 100%
88
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jenis kelamin
laki-laki
perempuan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.17
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Jika kita lihat Tabel 4.23, jumlah perbandingan wisatawan laki-laki dan
perempuan yang berkunjung ke agrowisata PTPN VIII Ciater tidak jauh berbeda
jumlahnya. Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti, mayoritas wisatawan yang
berkunjung terutama wisatawan asing datang bersama pasangannya.
2. Karakteristik responden berdasarkan usia
Berikut ini digambarkan karakteristik responden berdasarkan usia, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.24 di bawah ini:
Tabel 4.24
Karakteristik responden berdasarkan usia
No. Usia Jumlah Persentase
1. 20-25 th 5 12,5%
2. 26-35 th 2 5 %
3. 36-45 th 9 22,5%
4. 46-55 th 9 22,5%
5. 55> th 15 37,5%
89
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Usia
20 - 25th
26 - 35th
36 - 45th
46 - 55th
55> th
Gambar 4.18
Karakteristik responden berdasarkan usia
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Dari Tabel 4.24 digambarkan bahwa pengunjung yang berusia 20-25 th
sebanyak 5 orang dengan persentase 12,5%, pengunjung yang berusia 26-35th
sebanyak 2 orang atau 5%, pengunjung yang berusia antara 36-45 th cukup
banyak yaitu berjumlah 9 orang, sama dengan jumlah usia pengunjung 45-55th
dengan persentase 22,5%.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pengunjung yang datang ke
agrowisata PTPN VIII mayoritas berusia 55> sebanyak 15 orang (37,5%).
Kemungkinan mereka yang lanjut usia menginginkan kesegaran dengan
berkunjung ke daerah pegunungan seperti ciater.
3. Karakteristik berdasarkan daerah asal responden
Jumlah 40 100%
90
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
52.50%
22.50%25%
0% 0%0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Belanda Eropa lainnya Bandung Jakarta Lainnya
Berikut ini akan dijelaskan karakteristik wisatawan yang berdasarkan
daerah asal wisatawan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.25
Karakteristik responden berdasarkan daerah asal
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.19
Karakteristik responden berdasarkan daerah asal
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
No. Daerah Asal Jumlah Persentase
1. Belanda 21 52,5%
2. Eropa Lainnya 9 22,5%
3. Bandung 10 25%
4. Jakarta 0 0%
5. Lainnya 0 0%
Jumlah 40 100%
91
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan data pada Tabel 4.25 terlihat jelas bahwa wisatawan asing
yang berkunjung ke agrowisata PTPN VIII Ciater didominasi oleh wisatawan asal
Belanda (52,5%), hal ini disebabkan keluarga mereka dahulu mayoritas pernah
tinggal di Indonesia. Sisanya wisatawan dari Benua Eropa lainnya (22,50%)
seperti dari negara Perancis, Rusia, dan Jerman. Untuk wisatawan lokal responden
berasal dari Kota Bandung, hal ini disebabkan jarak yang tidak terlalu jauh antara
Bandung dan Ciater.
4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan setiap pengunjung agrowisata PTPN VIII Ciater berbeda-beda.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.26 di bawah ini:
Tabel 4.26
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
No. Pekerjaan Jumlah Persentase
1. Mahasiswa 2 5%
2. Wiraswasta 7 17,5%
3. Pegawai Swasta 20 50%
4. Pegawai Negeri 3 7,5%
5. Lainnya 8 20%
Jumlah 40 100%
92
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.20
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Berdasarkan data di atas responden yang bekerja sebagai pegawai swasta
mendominasi dengan persentase 50%, sedangakan sisanya yaitu mahasiswa (5%),
wiraswasta (17,5%), pegawai negeri (7,5%), dan lainnya sebanyak 20%.
5. Karakteristik berdasarkan pendapatan responden
Pendapatan seseorang berpengaruh pada tempat tujuan wisata, berikut ini
akan digambarkan pada Tabel 4.27 berupa pendapatan responden perbulan yang
berkunjung ke agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.27
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Persentase
1. < 1juta 0 0%
2. 1-2juta 4 10%
93
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pendapatan
< 1.000.000
1 - 2 juta
2.1 - 3 juta
3.1 - 4 juta
4.1 - 5 juta
> 5.000.000
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.21
Karakteristik responden berdasarkan pendapatan
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Berdasarkan pengolahan data karakteristik responden berdasarkan
pendapatan pada Tabel 4.27 dan Gambar 4.21 dapat dilihat bahwa yang
berpendapatan kurang dari 1.000.000 tidak ada (0%),yang berpendapatan 1-2juta
ada 4 orang atau 10%, yang berpendapatan 2,1juta-3juta ada 11 orang atau 27,5%,
yang berpendapatan 3,1juta-4juta ada 10 orang atau 25%, yang berpendapatan
4,1juta-5juta ada 3 orang atau 7,5%, sedangkan yang terbanyak yaitu responden
yang berpendapatan lebih dari 5.000.000/bulan.
3. 2.1-3juta 11 27,5%
4. 3.1-4juta 10 25%
5. 4.1-5juta 3 7,5%
6. >5juta 12 30%
Jumlah 40 100%
94
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari data di atas dapat disimpulkan pengunjung agrowisata PTPN VIII
Ciater didominasi oleh orang-orang berpenghasilan besar.
6. Pengalaman responden pernah atau tidaknya mengunjungi PTPN VIII
Ciater
Berikut ini merupakan deskripsi mengenai pernah atau tidaknya responden
berkunjung ke agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.28
Tanggapan responden mengenai pernah atau tidaknya mengunjungi
Agrowisata PTPN VIII Ciater
No. Tanggapan Jumlah Persentase
1. Pernah 13 32,5%
2. Tidak 27 67,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
95
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.22
Tanggapan responden mengenai pernah atau tidaknya mengunjungi
Agrowisata PTPN VIII Ciater
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Dari data di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa mayoritas responden
yang berkunjung ke agrowisata PTPN VIII Ciater belum pernah berkunjung
sebelumnya yaitu sebesar 67,50%. Sedangkan yang berkunjung kembali setelah
sebelumnya pernah berkunjung ada 13 orang atau 32,50%.
7. Pengetahuan responden atau info tentang Agrowisata PTPN VIII Kebun
Ciater
Berikut ini adalah data tentang pengetahuan responden atau info yang
diperoleh responden tentang agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.29
Info kawasan yang diperoleh responden
No. Info Jumlah Persentase
1. Internet 9 22,5%
2. Teman 14 35 %
3. Media Cetak 0 0%
4. Media Elektronik 0 0%
5. Lainnya 17 42,5%
Jumlah 40 100%
96
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
22.50%
35.00%
0 0
42.50%
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
Internet Teman Media Cetak
Media Elektronik
Lainnya
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.23
Tanggapan responden mengenai pengetahuan tentang Agrowisata
PTPN VIII Ciater Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Dari data yang ditampilkan pada Tabel 4.29 dan pada Gambar 4.23
responden yang memperoleh info agrowisata PTPN VIII Ciater dari internet
sebanyak 9 orang atau 22,5%, yang memperoleh info dari temannya sebanyak 14
orang atau 35%, responden tidak memperoleh info dari media cetak dan
elektronik. Sementara paling banyak memperoleh info dari lainnya seperti travel
agen dan keluarga.
8. Tanggapan responden mengenai alat transportasi yang digunakan
menuju Kawasan
Alat transportasi merupakan faktor penting bagi wisatawan, berikut ini
merupakan deskripsi tanggapan responden terhadap alat transportasi yang
digunakan menuju PTPN VIII Ciater:
97
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5.00%
75.00%
8.00%
0.00% 0% 0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
mobil pribadi travel bus taxi lainnya
Tabel 4.30
Alat transportasi yang digunakan pengunjung Agrowisata
PTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.24
Tanggapan responden mengenai transportasi yang digunakan
menuju PTPN VIII Ciater
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Dari Tabel 4.30 dan Gambar 4.24 terlihat bahwa mayoritas wisatawan
yang datang menggunakan travel sebanyak 30 responden atau 75%, sedangkan
yang menggunakan mobil pribadi 2 orang atau 5%, terakhir wisatawan yang
menggunakan bus ada 8 orang atau 8%.
No. Alat Transportasi Jumlah Persentase
1. Mobil Pribadi 2 5%
2. Travel 30 75 %
3. Bus 8 20%
4. Taxi 0 0%
5. Lainnya 0 0%
Jumlah 40 100%
98
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
70.00%
0.00%
30.00%
0.00% 0%0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
Rekreasi Meeting Edukasi Gathering lainnya
Peneliti bisa mengambil kesimpulan bahwa peranan travel agen sangat
kuat untuk mendatangkan wisatawan ke PTPN VIII Ciater.
9. Tanggapan responden mengenai tujuan mengunjungi Agrowisata PTPN
VIII Ciater
Setiap wisatawan pasti memiliki tujuan mengunjungi suatu kawasan,
berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden mengenai tujuan mengunjungi
agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.31
Tujuan mengunjungi Agrowisata PTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
No. Tujuan Jumlah Persentase
1. Rekreasi 28 70%
2. Meeting 0 0 %
3. Edukasi 12 30%
4. GaTehring 0 0%
5. Lainnya 0 0%
Jumlah 40 100%
99
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.25
Tujuan Mengunjungi Agrowisata PTPN VIII Ciater
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Dari Tabel 4.31 dan Gambar 4.25 terlihat jelas bahwa tujuan wisatawan
berkunjung ke agrowisata PTPN VIII Ciater ialah rekreasi dengan persentase 70%
atau 28 orang, sementara sisanya bertujuan untuk edukasi sebanyak 12 orang atau
30%.
10. Penilaian responden terhadap fasilitas di Agrowisata PTPN VIII Ciater
Berikut ini adalah penilaian responden terhadap fasilitas yang tersedia di
agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.32
Penilaian responden terhadap fasilitas di Agrowisata
PTPN VIII Ciater
Sumber:
Hasil
Pengolahan
Data, 2010
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Baik 1 2,5%
2. Baik 10 25%
3. Cukup Baik 19 47,5%
4. Kurang Baik 10 25%
5. Tidak Baik 0 0%
Jumlah 40 100%
100
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.50%
25.00%
47.50%
25.00%
0.00%0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Gambar 4.26
Penilaian responden terhadap fasilitas di Agrowisata
PTPN VIII Ciater
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Sebanyak 19 orang atau 47,5% responden menilai fasilitas di PTPN VIII
Ciater cukup baik, 10 orang atau 25% responden menilai baik dan kurang baik
hanya satu orang atau 2,5% responden yang menilai fasilitas PTPN VIII Ciater
sangat baik.
11. Penilaian responden terhadap atraksi Agrowisata PTPN VIII Ciater
Berikut ini adalah penilaian responden terhadap atraksi-atraksi yang
terdapat di agrowisata PTPN VIII Ciater:
101
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5.00%
25.00% 27.50%
45.00%
0.00% 0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
50.00%
SangatMenarik
Menarik CukupMenarik
KurangMenarik
TidakMenarik
Tabel 4.33
Penilaian responden terhadap atraksi di Agrowisata
PTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.27
Penilaian responden terhadap atraksi di Agrowisata
PTPN VIII Ciater
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Penilaian responden terhadap atraksi-atraksi di agrowisata PTPN VIII
Ciater yaitu 2 orang atau 5% menilai sangat menarik, 10 orang atau 25% menilai
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Menarik 2 5%
2. Menarik 10 25%
3. Cukup Menarik 11 27,5%
4. Kurang Menarik 18 45%
5. Tidak Menarik 0 0%
Jumlah 40 100%
102
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
77.50%
15.00%
7.50%
0.00% 0.00%0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Sangat Nyaman
Nyaman Cukup Nyaman
Kurang Nyaman
Tidak Nyaman
menarik, 11 orang atau 27,5% menilai cukup menarik, dan 18 orang atau 45%
menilai atraksi kurang menarik.
Dari penilaian responden di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
sebagian besar responden menilai atraksi yang ada di agrowisata PTPN VIII
Ciater kurang menarik.
12. Penilaian responden terhadap suasana agrowisata PTPN VIII Ciater
Berikut akan digambarkan penilaian responden terhadap suasana di
agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.34
Penilaian responden terhadap suasana di Agrowisata
PTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Nyaman 31 77,5%
2. Nyaman 6 15%
3. Cukup Nyaman 3 7,5%
4. Kurang Nyaman 0 0%
5. Tidak Nyaman 0 0%
Jumlah 40 100%
103
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.28
Penilaian responden terhadap suasana di Agrowisata
PTPN VIII Ciater
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Dari hasil penilaian responden terhadap suasana di agrowisata PTPN VIII
Ciater terdapat 31 orang atau 77,5% menilai sangat nyaman, 6 orang atau 15%
menilai nyaman, dan sisanya 3 orang atau 7.5% menilai cukup nyaman. Merujuk
pada data di atas dapat disimpulkan bahwa suasana di agrowisata PTPN VIII
Ciater sangat nyaman.
13. Penilaian responden terhadap keragaman atraksi dan fasilitas
Agrowisata PTPN VIII Ciater
Berikut ini akan digambarkan penilaian responden terhadap keragaman
atraksi dan fasilitas yang terdapat di agrowisata PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.35
Penilaian responden terhadap keragaman atraksi dan fasilitas di
Agrowisata PTPN VIII Ciater
104
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.50%
15.00%
20.00%
57.50%
5.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Sangat Beragam
Beragam Cukup Beragam Kurang Beragam
Tidak Beragam
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.29
Penilaian responden terhadap keragaman atraksi dan fasilitas di
Agrowisata PTPN VIII Ciater
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Data di atas menghasilkan penilaian responden terhadap keragaman atraksi
dan fasilitas yang dimiliki agrowisata PTPN VIII Ciater, hasilnya 1 orang menilai
sangat baik dengan persentase 2,5%, 6 orang atau 15% menilai beragam, 8 orang
atau 20% menilai cukup beragam, 23 orang atau 57,5% menilai kkurang beragam
dan sisanya sebanyak 2 orang atau 5% menilai tidak beragam.
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Beragam 1 2,5%
2. Beragam 6 15%
3. Cukup Beragam 8 20%
4. Kurang Beragam 23 57,5%
5. Tidak Beragam 2 5%
Jumlah 40 100%
105
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.50%
15.00%
52.50%
30.00%
0.00%0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
Kesimpulan yang didapat oleh penulis berdasarkan data di atas yaitu
keragaman atraksi dan fasilitas di agrowisata PTPN VIII Ciater kurang beragam.
14. Tanggapan responden terhadap keramah-tamahan, kesopanan,
kecepatan, dan ketepatan pelayanan di agrowisata PTPN VIII Ciater
Berikut ini akan digambarkan hasil tanggapan responden terhadap
keramah-tamahan, kesopanan, kecepatan, dan ketepatan pelayanan di agrowisata
PTPN VIII Ciater:
Tabel 4.36
Tanggapan responden terhadap keramah-tamahan, kesopanan, kecepatan,
dan ketepatan pelayanan di Agrowisata PTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Baik 1 2,5%
2. Baik 6 15%
3. Cukup Baik 21 52,5%
4. Kurang Baik 12 30%
5. Tidak Baik 0 0%
Jumlah 40 100%
106
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.30
Tanggapan responden terhadap keramah-tamahan, kesopanan,
kecepatan, dan ketepatan pelayanan di Agrowisata PTPN VIII Ciater
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Dari hasil pengolahan data di atas tentang penilaian responden terhadap
keramah-tamahan, kesopanan, kecepatan, dan ketepatan pelayanan di agrowisata
PTPN VIII Ciater sebanyak 1 orang responden menilai sangat baik dengan
persentase 2,5%, 6 orang atau 15% menilai baik, 21 orang atau 52,5% menilai
cukup baik, sisanya 12 orang atau 30% menilai kurang baik.
Penulis dapat mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data di
atas bahwa keramah-tamahan, kesopanan, kecepatan, dan ketepatan pelayanan di
agrowisata PTPN VIII cukup baik.
15. Tanggapan responden terhadap kemungkinan mengunjungi kembali
agrowisata PTPN VIII Ciater
Berikut ini akan digambarkan tanggapan responden terhadap kemungkinan
mengunjungi kembali agrowisata PTPN VIII Ciater:
107
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17.50%
30.00%
42.50%
10.00%
0.00%0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
30.00%
35.00%
40.00%
45.00%
Sangat Mungkin
Mungkin Cukup Mungkin
Ragu-ragu Tidak Mungkin
Tabel 4.37
Tanggapan responden terhadap kemungkinan mengunjungi
kembali agrowisata PTPN VIII Ciater
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2010
Gambar 4.31
Tanggapan responden terhadap kemungkinan mengunjungi
kembali agrowisata PTPN VIII Ciater Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Data di atas merupakan hasil dari pengolahan data mengenai tanggapan
responden terhadap kemungkinan mengunjungi kembali agrowisata PTPN VIII
Ciater yang hasilnya 7 orang atau 17,5% bertanggapan sangat mungkin kembali
lagi, 12 orang atau 30% bertanggapan mungkin, 17 orang atau 42,5%
No. Penilaian Jumlah Persentase
1. Sangat Mungkin 7 17,5%
2. Mungkin 12 30%
3. Cukup Mungkin 17 42,5%
4. Ragu-ragu 4 10%
5. Tidak Mungkin 0 0%
Jumlah 40 100%
108
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bertanggapan cukup mungkin dan sisanya 4 orang menanggapi ragu-ragu untuk
berkunjung kembali ke agrowisata PTPN VIII Ciater.
Penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan data di atas bahwa
wisatawan yang berkunjung ke agrowisata PTPN VIII Ciater cukup mungkin
untuk berkunjung kembali pada waktu yang akan datang.
H. Pengembangan Agrowisata PT Perkebunan Nusantara VIII KebunCiater
Dengan Pendekatan Analisis Prospektif.
1. Potensi yang Terdapat di PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Kebun
Ciater
Setelah peneliti melakukan observasi di PTPN VIII Kebun Ciater maka
dapat diidentifikasi bahwa PTPN VIII Kebun Ciater memiliki beberapa potensi,
diantaranya:
1. Potensi Kebun
PTPN VIII Ciater menpunyai luas lahan 1.196.778 ha, selama ini
agrowisata PTPN VIII Ciater sudah memanfaatkan kebunnya untuk
beberapa atraksi wisata yaitu Tea Walk dan kegiatan Outbond and
Camping. Namun atraksi yang ditawarkan belum maksimal, dikarenakan
agrowisata di PTPN VIII masih baru, sehingga banyak yang belum tahu
atraksi yang dimilliki.
Selain itu, kebun Ciater juga telah dikembangkan sebagai wisata
edukasi, dimana para wisatawan dapat belajar bagaimana cara menanam
teh, memelihara tanaman teh, memetik pucuk teh dengan benar,
109
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memproses tanaman teh sampai tanaman teh bisa disajikan. Selama ini
pengunjung yang datang dan mengikuti wisata edukasi masih minim,
padahal apabila pengelola mampu mendatangkan lebih banyak wisatawan
untuk mngeikuti wisata edukasi maka akan menambah pendapatan bagi
PTPN VIII Ciater sendiri.
Menurut pemantauan penulis banyak wisatawan yang hanya
berkunjung kurang dari satu hari, hal ini disebabkan para wisatawan yang
datang hanya memilih wisata pabrik, terutama wisatawan asing. Mereka
datang hanya melihat proses pembuatan teh di pabrik PTPN VIII Ciater.
Wisata pabrik memang sudah lama menjadi atraksi andalan agrowisata di
PTPN VIII Ciater, namun sebaiknya pihak pengelola memanfaatkan lahan
yang dimiliki untuk menambah beberapa atraksi dan fasilitas yang lain
sebagai penunjang atraksi wisata pabrik sehingga wisatawan bisa lebih
lama tinggal di kawasan PTPN Ciater.
2. Potensi Alam
Berdasarkan data curah hujan yang dikumpulkan dari data terdahulu,
yaitu Direktorat Tata Lingkungan, ditjen Geologi dan Sumberdaya
Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, antara lain adalah curah
hujan bulanan rata-rata di Pos Pengamatan Cuaca PTP.N VIII Kebun
Ciater dengan periode 2002-2005 seperti pada Tabel 4.38. Dari table
tersebut, terlihat bahwa curah hujan tahunan di Pos pengamatan Cuaca
PTPN VIII dengan ketinggian antara 800-850 dpl adalah 4434 mm. Curah
110
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
hujan bulanan rata-rata tertinggi mencapai 140 mm yang terjadi pada
bulan februari dan curah hujan bulanan terendah mencapai 23 mm terjadi
pada bulan Mei. Sedangkan curah hujan maksimum dalam 24 jam adalah
1,54 mm pada bulan Oktober dan terendah 0,32 mm pada bulan Mei.
Tabel 4.38
Curah Hujan Bulanan Rata-Rata di Pos Pengamatan Cuaca
PTPN VIII Ciater Tahun 2005
Bulan Curah
hujan (mm)
Hari hujan Max. hujan dalam
24 jam/ mm
Januari 78 22 0,59
Februari 140 27 0,89
Maret 65 29 0,37
April 48 20 0,4
Mei 23 12 0,32
Juni 77 22 0,58
Juli 68 12 0,94
Agustus 48 6 1,33
September 53 9 0,98
Oktober 102 11 1,54
November 72 17 0,71
Desember 87 23 0,63
Sumber : Perum Jasa Tirta II Unit Kerja Divisi III Kab. Subang
Kisaran tempertur udara minimum dan maksimum harian rata-rata
di daerah Ciater adalah Min 15,1°C dan Max 26,9°C. Sedangkan
kelembaban udara di PTPN VIII Ciater dpengaruhinya oleh akibat
pengaruh keadaan daerah tropis, kelembaban relatif di Jawa termasuk
tinggi dan relatif konstan. Kelembaban relatif bulanan di daerah PTPN
111
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
VIII Ciater berkisar antara 88% pada bulan Desember dampai dengan
85% pada bulan Februari.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kawasan Ciater cocok
ditanami beberapa tumbuhan khususnya teh seperti yang telah dilakukan
PTPN VIII Ciater sejak dahulu, disamping itu tanaman lain seperti sawit
dan kina juga salah satu komoditi PTPN VIII.
Potensi alam yang dimiliki PTPN VIII Ciater sangat memikat hati
pengunjung terutama wisatawan asing yang tidak jarang meminta
berhenti di tengah perjalanan menuju agrowisata PTPN VIII hanya
sekedar mengambil gambar di hamparan kebun teh luas milik PTPN VIII
Ciater.
Pengelola agrowisata PTPN VIII Ciater sebaiknya lebih
memperkenalkan atraksi Tea Walk kepada wisatawan asing. Sebab
dibandingkan dengan berhenti di tengah perjalanan lebih baik wisatawan
diajak untuk mengikuti Tea Walk disamping wisatawan bisa menikmati
pemandangan, pengelola agrowisata PTPN VIII juga akan mendapat
keuntungan lebih dari karcis Tea Walk.
Sealain Tae Walk disini juga memiliki potensi berupa curug/air
terjun. Karena daerah Ciater berlokasi di kaki Gunung Tangkuban Perahu
maka bukan tidak mungkin banyak terdapat curug diantaranya curug
sadim, curug adwuan, curug pemandian tuan, dan curug mandala.
bebarapa curug tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh pengelola
agrowisata PTPN VIII Ciater.
112
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Potensi Pasar
Hampir semua orang ketika mendengar kata “ciater” maka seseorang
langsung berpikiran bahwa ciater adalah tempat pemandian air panas di
Kabupaten Subang, situasi ini telah melekat sejak dahulu. Itu artinya
Ciater mempunyai potensi pasar yang besar dikarenakan namanya sudah
dikenal.
Saat ini yang dibutuhkan agrowisata PTPN VIII Ciater adalah
mengubah image atau pandangan seseorang terhadap Ciater yang tadinya
sebagai tempat pemandian air panas di Sari Ater menjadi kawasan wisata
komplit dengan menggabungkan alam, edukasi, hiburan kesehatan dll.
Informasi yang diperoleh wisatawan yang datang ke agrowisata
PTPN VIII Ciater berdasarkan pengolahan data di Tabel 4.29 menunjukan
bahwa para wisatawan memperoleh info dari internet dan yang lainnya
seperti guide atau pemandu wisata mereka yang menawarkan agrowisata
di PTPN VIII Ciater tanpa tercantum pada paket wisata yang mereka pilih
di travel yang menjadi tour operator mereka, hal ini jelas belum
memaksimalkan promosi, sebab tidak semua pemandu wisata menawarkan
agrowisata di PTPN VIII Ciater.
113
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Untuk itu diperlukan strategi dalam pemasaran agrowisata PTPN
VIII Ciater, dimulai dari ketersediaan atraksi dan fasilitas yang memadai,
mengadakan kerjasama dengan para travel agen untuk menambah
pengunjung yang datang.
2. Hasil Analisis Faktor – faktor yang Berpengaruh dan Ketergantungan di
PTPN VIII Kebun Ciater dengan pendekatan analisis prospektif
1. Long-list (tahap pertama pada analisis prospektif)
Pada tahap ini penulis memberikan beberapa faktor yang didapat dari
hasil observasi lapangan di PTPN VIII yang dianggap berpengaruh dan
saling ketergantungan . Berikut ini merupakan Long-list faktor-faktornya:
1) Fasilitas & Pelayanan Wisata
2) Akses Menuju Kawasan
3) Kenyamanan Berwisata
4) Keindahan Alam
5) Lokasi Kawasan
6) Tarif/Harga Wisata
7) Kualitas Pelayanan
8) Kualitas Atraksi
9) Promosi
10) Permodalan
11) Kebijakan Pemerintah
12) SDM
114
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13) Tempat Wisata Sekitar
14) Wisatawan Asing
15) Minat Wisatawan
16) Citra (image) Kawasan
17) Partisipasi Warga
18) Dukungan Pemda
19) Dukungan Media Massa
20) Kualitas Teh
21) Hubungan Petani&Pengelola
22) Hubungan Pengelola&Warga
Ke- 22 Long-list di atas diperlihatkan kepada para expert kemudian
diperkecil menjadi Short-list di tahap yang ke dua.
2. Short-list (tahap ke dua pada analisis prospekttf)
Pada tahap yang ke dua ini para expert telah memilih beberapa faktor
yang dianggap berpengaruh dari Long-list. Berikut merupakan hasil Short-
list menurut para expert:
1) Fasilitas & pelayanan wisata
2) Akses menuju kawasan
3) Kenyamanan berwisata
4) Lokasi kawasan
5) Promosi
6) Tarif/Harga wisata
7) Dukungan media massa
115
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8) Kualitas atraksi
9) Permodalan
10) Tempat wisata sekitar
11) Kebijakan pemerintah
12) Sumber Daya Manusia (SDM)
13) Partisipasi warga
14) Hubungan pengelola & warga sekitar
Setelah ditentukan 14 faktor yang dianggap berpengaruh dan
ketergantungan pada tahap ke dua berupa Short-list kemudian diolah untuk
mengidentifikasi faktor kunci atau faktor yang berpengaruh kuat dan faktor
yang mempunyai ketergantungan rendah dengan bantuan Microsoft Exel.
3. Menentukan faktor kunci (tahap ke tiga analisis prospektif)
Tahap ini merupakan pencarian faktor kunci berdasarkan Short-list,
kemudian diolah menggunakan bantuan Microsoft Exel. Para expert telah
mengisi bobot angka yang telah ditentukan. Di bawah ini merupakan hasil
pengisian bobot oleh para expert, penulis mengambil suara terbanyak dari
para expert, kemudian diperoleh hasil seperti di bawah ini:
Para pakar/expert mengisi skor 0 s/d 3 pada matrik tabel silang
semua faktor yang ada pada Short-list.
116
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis
Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No
.
Dari THDP
FPW
AMK
KB
LK
PRO
T/H
W
DMM
KAT
Pmd
TWS
KP
SDM
PW
HPW 1. Fasilitas&Pelayan
an wisata (FPW)
0 3 0 0 3 33 2 0 3 1 2 1 1
2. Akses Menuju
Kawasan (AMK) 0 0 0 3 0 0 0 2 2 3 0 0 1
3. Kenyamanan
Berwisata(KB) 3 1 3 3 1 3 3 1 1 0 3 3 1
4. Lokasi Kawasan
(LK)
3 0 3 3 2 0 0 3 0 0 0 1 3
5. Promosi (Pro) 1 3 0 2 3 1 3 3 3 3 0 0 3
6. Tarif/Harga
wisata (T/HW)
2 0 1 1 3 3 3 3 3 1 1 0 2
7. Dukungan Media
Massa (DMM)
1 0 3 0 0 1 1 2 2 0 3 1 3
8. Kualitas Atraksi
(KAT)
3 0 3 3 0 2 3 3 3 2 2 0 0
9. Permodalan
(Pmd)
3 3 3 3 3 3 0 3 3 3 3 3 3
10. Tempat Wisata
sekitar (TWS)
3 3 0 0 0 3 0 3 3 3 3 1 0
11. Kebijakan
Pemerintah (KP)
2 3 0 0 3 0 0 0 3 3 1 3 0
12.
SDM
1 0 3 0 0 0 3 3 1 2 3 1 0
13. Partisipasi Warga
(PW)
0 2 0 0 2 3 0 0 0 2 2 0 1
14. Hubungan
Pengelola&warga
(HPW)
0 0 0 0 3 1 0 0 3 0 0 0 0
117
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis
Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.32
Matriks tabel silang (salinan dari Microsoft Exel) Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
118
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Keterangan bobot angka : 0 berarti tidak ada pengaruh langsung
3 berarti pengaruhnya sangat kuat
2 berarti pengaruhnya sedang
1 berarti pengaruhnya kecil
Dari Gambar 4.32 yang berupa matriks tabel silang yang telah diisi oleh
para expert maka penilis bisa mengidentifikasi faktor kunci atau faktor yang
paling berpengaruh namun tingkat ketergantungannya rendah. Berikut ini akan
digambarkan berupa diagram hasil dari matriks tabel silang pada Gambar 4.33 di
bawah ini:
119
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis
Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 4.33
Matriks tabel silang (salinan dari Microsoft Exel)
120
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis
Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
121
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Hasil matriks pada Gambar 4.33 menunjukkan terdapat empat faktor
kunci yang perlu diperhatikan dalam strategi pengembangan agrowisata di PTPN
VIII Kebun Ciater, yaitu ,(1) Akses Menuju Kawasan, (2) Lokasi Kawasan, (3)
Fasilitas dan Pelayanan Wisata, (4) Kenyamanan Berwisata dan (5) Promosi. Ke-5
faktor tersebut merupakan faktor-faktor yang memiliki pengaruh yang besar
terhadap tujuan pengembangan Agrowisata di PTPN VIII Kebun Ciater dan
ketergantungan antar faktor tersebut rendah.
Disamping itu ada satu faktor penghubung (stake), dimana faktor tersebut
memiliki pengaruh dan ketergantungan yang tinggi adalah promosi. Faktor-faktor
kunci ini perlu mendapat perhatian dalam perumusan strategi pengembangan
agrowisata di PTPN VIII Kebun Ciater pada masa yang akan datang dapat
terjamin.
3. Strategi Pengembangan Agrowisata di PTPN VIII Kebun Ciater
Setelah ditemukan beberapa faktor kunci yang akan berpengaruh pada
kondisi agrowisata di masa yang akan datang, maka perlu dianalisis strategi yang
bisa dipilih untuk mengembangkan agrowisata di PTPN VIII Kebun Ciater
berdasarkan tahapan analisis prospektif ke 4-6.
Sekarang dilanjutkan pada tahap ke empat dalam analisis prospektif.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi bagaimana faktor kunci dapat berubah
dengan menentukan keadaan (state) pada setiap faktor, memeriksa
perubahan/evolusi mana yang dapat terjadi bersamaan, dan menggambarkan
122
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
strategi dengan memasangkan perubahan yang akan terjadi dengan cara
mendiskusikan skenario dan implikasinya terhadap sistem.
Dari olahan software pada Gambar 4.33, dilakukan staretegi dari 5 faktor
kunci (yang berada di kwadran input saja) yaitu:
1. Akses Menuju Kawasan
2. Lokasi Kawasan
3. Fasilitas dan Pelayanan wisata
4. Kenyamanan Berwisata
5. Promosi
123
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis
Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.39
Strategi Faktor – Faktor Kunci dalam Analisis Prospektif Stategi Pengembangan Agrowisata di PTPN VIII
Kebun Ciater Kab. Subang Dimasa Depan
FAKTOR KEADAAN (STAGE)
1 A 1 B 1 C 1 D
1. Akses Menuju Kawasan Meningkat dengan dukungan
prasarana berupa alat
transportasi
Tetap Kondisi jalan menurun
kualitasnya
Kualitas jalan membaik
2 A 2 B 2 C
2. Lokasi Kawasan Tetap Menjadi ODTW unggulan di
Ciater
Kualitas menurun karena
bencana alam
3 A 3 B 3 C 3 D
3. Fasilitas dan Pelayanan
Wisata
Tetap Menambah beberapa fasilitas
dan atraksi
Fasilitas Menurun karena
kurangnya dukungan dari
Pemerintah dan PTPN
pusat
Fasilitas bertambah disertai
kenyamanan wisata berkat
SDM yang professional
4 A 4 B 4 C 4 D
4.Kenyamanan Berwisata Tetap Meningkatkan kenyamanan
dengan menambah fasilitas
dan mempertahankan
keindahan alam
Hubungan Pengelola,
wisataawan, dan warga
harmonis
Kurangnya perawatan
fasilitas membuat
ketidaknyamanan
pengunjung
5 A 5 B 5 C
5. Promosi Tetap Meningkatkan kerja sama
dengan pemerintah, travel, dan
tempat wisata sekitar
Modal yang sedikit
menyebabkan promosi
kurang lancar
124
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan Tabel 4.39 yang berisikan strategi beberapa faktor kunci dan
tahapan evolusi atau perubahan faktor – faktor tersebut dimasa yang akan datang,
dilanjutkan dengan tahap ke lima dalam analisis prospektif dengan membuat
skenario strategi agrowisata PTPN VIII Kebun Ciater pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.40
Hasil Skenario Strategi Pengembangan agrowisata PTPN VIII
Kebun Ciater Kabupaten Subang
No. SKENARIO URUTAN FAKTOR
1. Berkembang Pesat 1A-2B-3D-4B-5B
2. Berkembang Biasa 1D-2B-3B-4C-5C
3. Berkembang Perlahan 1D-2A-3C-4A-5C
4. Mempertahankan Kondisi
Agrowisata saat ini 1B-2A-3A-4D-5A
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2010
Berdasarkan hasil diskusi dengan expert tentang skenario, terdapat 4
skenario yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang yaitu :
Skenario 1 (Berkembang Pesat)
- Akses menuju kawasan wisata meningkat, hal ini disebabkan alat
transportasi semakin mudah dengan banyaknya travel agent, didukung
oleh kualitas jalan yang baik.
- Agrowisata PTPN Ciater akan menjadi ODTW unggulan di daerah Ciater.
- Fasilitas bertambah disertai pelayanan yang memuaskan karena SDM yang
profesional.
- Meningkatkan kenyamanan dengan menambah fasilitas namun tetap
mempertahankan keindahan alam.
125
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Meningkatkan kerja sama dengan pihak travel, pemerintah dan tempat
wisata sekitar.
Skenario 2 (Berkembang Biasa)
- Akses menuju kawasan wisata meningkat, dengan kualitas jalan yang
semakin baik
- Agrowisata PTPN Ciater akan menjadi ODTW unggulan di daerah Ciater.
- Menambah beberpa fasilitas dan atraksi.
- Menjalin hubungan yang harmonis antara pihak pengelola, wisatawan, dan
warga sekitar.
- Modal yang sedikit menyebabkan promosi kurang lancar.
Skenario 3 (Berkembang Perlahan)
- Akses menuju kawasan wisata menurun oleh karena kualitas jalan yang
menurun.
- Lokasi tidak ada perubahan alias tetap.
- Fasilitas menurun karena kurangnya dukungan dan perhatian dari
pemerintah dan pihak PTPN VIII pusat.
- Kenyamanan bagi wisatawan tetap seperti saat ini.
- Modal yang sedikit menyebabkan promosi kurang lancar.
Skenario 4 (Mempertahankan kondisi Agrowisata saat ini)
- Akses menuju kawasan agrowisata tetap seperti saat ini.
- Lokasi tidak ada perubahan alias tetap.
- Fasilitas masih mengandalkan yang dimiliki saat ini begitu pula dengn
pelayanan wisatawan tetap seperti saat ini.
126
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Kenyamanan bagi wisatawan terganggu akibat kurang terawatnya fasilitas
yang dimiliki
- Promosi masih tetap seperti saat ini.
Ke 4 skenario di atas akan dibahas berdasarkan hasil diskusi dengan para
pakar dan disimpulkan oleh penulis berupa rekomendasi untuk memprediksi
kondisi agrowisata di PTPN VIII Kebun Ciater saat ini dengan kondisi dimasa
yang akan datang.
Implikasi Skenario dan Rekomendasinya
Skenario 1 (Berkembang Pesat)
Implikasi :
- Skenario ini berdampak positif bagi agrowisata PTPN VIII Kebun Ciater.
- Pengelola PTPN VIII Kebun Ciater harus lebih meningkatkan beberapa
fasilitas dan atraksi yang ada.
- Sumber Daya Manusia (SDM) di agrowisata PTPN VIII Ciater sebaiknya
ditambah dengan SDM yang ahli di bidang pariwisata khususnya wisata
agro.
- Promosi pada skenario ini adalah dengan mengadakan kerjasama dengan
pihak travel agen, pemerintah, serta tempat wisata sekitar.
Rekomendasi :
- Meningkatkan sarana berupa akses menuju kawasan wisata sangat
penting dilakukan sebab akses yang baik akan memperlancar arus
kedatangan wisatawan. Saat ini yang masih harus diperbaiki adalah
127
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akses di dalam kawasan agrowisata PTPN VIII Ciater sendiri. Banyak
wisataawan yang belum tahu akses menuju ke curug atau akses menuju
tempat Tea Walk. Kedepannya pihak pengelola sebaiknya memasang
sebuah petunjuk untuk mempermudah wisatawan yang berkunjung.
- Berdasarkan Tabel 4.32 mayoritas para wisatawan menilai bahwa
fasilitas yang ada saat ini masih cukup baik berarti masih tergolong
sedang-sedang saja, fasilitas masih perlu ada perbaikan dan penambahan
di beberapa tempat supaya kawasan agrowisata PTPN VIII Ciater
terlihat lebih menarik.
- Supaya wisatawan merasa nyaman maka tingkat pelayanan di agrowisata
PTPN VIII Ciater harus ditingkatkan. SDM yang ada harus bisa
memahami pa riwisata, saat ini SDM di agrowisata PTPN VIII Ciater
masih berdasarkan pengalaman, tidak memiliki latar belakang pendidikan
di bidang pariwisata.
- Fasilitas di agrowisata PTPN VIII Ciater saat ini masih hanya sebatas
penginapan berupa Rumah Kelapa, kemudian fasilitas lain seperti Tea
Corner masih belum memadai karena lokasinya merangkap sebagai
ruang tamu kantor. Untuk menambah kenyamanan wisatawan maka perlu
ada penambahan fasilitas. Apabila fasilitas sudah memadai maka
pengelola akan mudah mempromosikan melalui internet dan media
massa dengan mencantumkan gambar-gambar fasilitas yang menarik.
- Beberapa wisatawan yang menjadi responden di lokasi memperoleh info
tentang agrowisata PTPN VIII melalui internet, teman dan lainnya
128
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berdasarkan Tabel 4.29, kemudian penulis berdiskusi dengan para
pengunjung dan pihak pengelola, hasilnya informasi yang wisatawan
terima tentang agrowisata di PTPN VIII paling besar dari pemandu
wisata yang mengajak para wisatawan untuk mengunjungi lokasi. Tentu
saja hal ini merupakan promosi namun alangkah lebih baik bila pengelola
meningkatkan promosi dengan mengadakan kerja sama dengan travel
agen, maskapai penerbangan, pemerintah atau DISBUDPARPORA
Kabupaten Subang dan masyarakat sekitar untuk meningkatkan jumlah
pengunjung.
Skenario 2 (Berkembang Biasa)
Implikasi :
- Skenario ini cukup baik dan bisa digunakan dengan biaya yang sedikit,
namun skenario ini akan kurang maksimal apabila tempat wisata sekitar
berkembang pesat.
- Fasilitas dan atraksi harus dikembangkan sesuai permintaan pasar dan
membuat inovasi baru yang berbeda dengan tempat wisata sekitar
o Rekomendasi :
- Akses jalan pada skenario ini masih tergantung pada Pemda setempat,
lokasi Desa Ciater cukup strategis karena merupakan jalan provinsi dan
akses menuju tempat-tempat wisata lainnya, kemungkinan untuk
memperbaiki jalan yang rusak bisa mengandalkan Pemda.
129
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Pengelola sebaiknya menambah beberapa fasilitas dan atraksi yang
berbeda dengan tempat wisata sekitar seperti menggabungkan beberapa
atraksi yang ada menjadi paket wisata. Beberapa atraksi seperti Tea
Walk, Outbond and Camping dan wisata edukasi dijadikan paket wisata
yang difasilitasi oleh penginapan Rumah Kelapa, sehingga wisatawan
dapat tinggal lebih lama dan mendatangkan keuntungan yang besar.
- Pengelola dan masyarakat sekitar sebaiknya menjalin hubungan yang
harmonis berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.12 sebagian
masyarakat belum pernah terlibat di agrowisata PTPN VIII Ciater hanya
sebagian kecil masyarakat yang ikut andil sebagai fasilitator pada acara
outbond dan Tea Walk. Pengelola hendaknya memberikan pemahaman
kepada para petugas agrowisata PTPN VIII Ciater dan masyarakat sekitar
tentang pelayanan wisata sebagai contoh dengan memberikan diklat pada
seluruh karyawan dan masyarakat sekitar tentang pelayanan
wisata.Sehingga kedepannya seluruh karyawan dan masyarakat sekitar
kawasan akan menjadi masyarakat yang sadar wisata.
- Promosi pada skenario ini bisa mengandalkan promosi oleh kantor PTPN
VIII pusat, disamping itu dengan pelayanan yang baik bukan tidak
mungkin wisatawan yang datang akan berkunjung kembali lain waktu.
Berdasarkan Tabel 4.37 kemungkinan untuk pengunjung datang kembali
cukup besar apalagi bila ditunjang dengan pelayanan yang lebih baik dan
atraksi yang bergam seperti harapan sebagian para wisatawan yang
menjadi responden berdasarkan Tabel 4.35 yang menilai atraksi saat ini
kurang beragam.
130
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skenario 3 (Berkembang Perlahan)
Implikasi :
- Skenario ini untuk cocok untuk perencanaan jangka pendek agrowisata
PTPN Ciater, dengan mengandalkan akses yang ada, lokasi yang menarik
karena memiliki keindahan alam dan udara yang sejuk kawasan ini bisa
berkembang secara perlahan kemudian pada jangka panjang mengganti
skenario dengan “berkembang biasa” dan “berkembang pesat.
o Rekomendasi:
- Fasilitas dan atraksi tetap harus ditambah untuk meningkatkan daya tarik
wisata namun apabila tidak memungkinkan pengelola bisa memanfaatkan
fasilitas dan atraksi yang ada sekarang namun perawatannya harus lebih
ditingkatkan lagi.
- Berdasarkan Tabel 4.36 tingkat kesopanan, keramah-tamahan, dan
kecepatan pelayanan sebaiknya ditingkatkan sebab masih ada sebagian
responden yang menilai kurang baik. Apabila tingkat kesopanan,
keramah-tamahan, dan kecepatan pelayanan meningkat maka wisatawan
akan lebih lama tinggal dan tidak menutup kemungkinan akan kembali
berkunjung dan mempromosikan ke daerah asalnya dengan promosi
mouth to mouth.
131
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Skenario 4 (Mempertahankan agrowisata saat ini)
Implikasi :
- Mempertahankan kondisi agrowisata PTPN VIII Ciater saat ini merupakan
skenario terakhir bila skenario yang lain tidak dapat terlaksana. Skenario
ini bisa mengembangkan kawasan namun tergantung dari kompetitor
PTPN VIII Ciater yang lain terutama kawasan wisata daerah sekitar.
Rekomendasi :
- Pada skenario ini akses menuju kawasan masih mengandalkan pemda
setempat, begitu pula rencana penambahan fasilitas dan atraksi masih
sangat tergantung PTPN VIII pusat, namun skenario ini masih bisa
mengembangkan kawasan tergantung dari kompetitor yang lain. Bila
kompetitor yang lain mengalami masalah berupa bencana alam atau
masalah lainnya maka agrowisata PTPN VIII Ciater masih bisa
berkembang dengan skenario ini.
- Sulit untuk menurunkan nilai jual tempat wisata seekitar seperti Sari Ater,
namun apabila hal ini terjadi agrowisata PTPN VIII Ciater bisa
menggunakan skenario ini.
- Skenario ini dianjurkan dalam keadaan darurat dan dilakukan hanya dalam
waktu yang singkat, kemudian pengelola harus beralih ke skenario yang
lainnya.
132
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tahap terakhir yaitu tahap ke enam dalam analisis prokpektif. Pada
tahap ini para expert memilih skenario yang paling cocok digunakan oleh
pengelola agrowisata PTPN VIII Ciater kemudian para expert menentukan evolusi
atau tahapan apa saja yang bisa dilakukan. Berikut ini penjelasan mengenai
skenario pilihan expert:
Para expert memilih skenario pertama yaitu ”skenario berkembang pesat”.
Skenario ini dianggap paling cocok untuk digunakan saat ini oleh pengelola
agrowisata PTPN VIII Ciater.
Evolusi dan rekomendasi skenario” berkembang pesat”
a. Akses menuju kawasan
Jangka Pendek :
Tetap menjalin kerjasama antar travel agen sebagai alat transportasi
utama yang digunakan wisatawan saat ini berdasarkan Tabel 4.30.
Menambah petunjuk jalan dan denah kawasan.
Jangka Menengah :
Memperbaiki akses di dalam kawasan.
Jangka Panjang :
Menjalin kerjasama dengan travel agen baik dalam maupun luar negri.
Membuat alat angkut untuk membawa berkeliling pengunjung di
kawasan.
Membangun akses jalan bagi masyarakat sekitar dari pendapatan
agrowisata PTPN VIII Ciater.
133
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rekomendasi:
Akses jalan menuju Ciater cukup mudah dan layak sebab masih di bawah
tanggung jawab Pemprov Jabar. Untuk itu pengelola PTPN VIII Ciater harus
memanfaatkan akses yang mudah ini dengan menjalin kerja sama dengan para
travel baik dalam maupun luar negeri dan lebih meningkat lagi dengan menjalin
kerja sama dengan maskapai penerbangan.
Selain itu akses di dalam kawasan juga harus diperbaiki didukung oleh
beberapa petunjuk dan denah lokasi untuk mempermudah wisatawan yang
berkunjung. Kedepannya di dalam kawasan dapat diadakan mobil pengangkut
wisatawan untuk akses ke beberapa atraksi yang jauh seperti curug.
Setelah pengunjung mulai ramai, pengelola bisa membangun akses jalan
untuk masyarakat sekitar menggunakan pendapatan hasil agrowisata.
b. Lokasi Kawasan
Jangka Pendek :
Menjaga kondisi alam sekitar.
Mempertahankan kerja sama antara tempat wisata sekitar
Jangka Menengah :
Menjadi Tour Operator
Jangka Panjang :
Menjadi ODTW unggulan di lokasi Ciater
134
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rekomendasi :
Lokasi Ciater berada di daerah yang sejuk serta memiliki pemandangan
yang indah dan banyak terdapat tempat wisata. Berdasarkan Tabel 4.34 suasana di
lokasi Ciater sudah sangat nyaman tinggal bagaimana pengelola
memanfaatkannya. Untuk itu perlu diadakan inovasi berupa kerjasama yang
mellibatkan tempat wisata sekitar dengan cara menawarkan paket wisata kepada
wisatawan dengan melibatkan tempat wisata sekitar.
Pengelola PTPN VIII Ciater menjadi Tour Operator atau penyelenggara
paket tersebut di mana paket tersebut menawarkan atraksi yang tidak terdapat di
agrowisata PTPN VIII Ciater seperti Kawah Gunung Tangkubanparahu, Hot
Spring dll. tetapi wisatawan tetap menggunakan akomodasi dari pihak PTPN
Ciater.
Kedepannya pengelola tidak hanya menjadi Tour Operator di Ciater saja
akan tetapi bisa lebih luas lagi sehingga agrowisata PTPN VIII Ciater menjadi
ODTW unggulan di Ciater.
c. Fasilitas dan kenyamanan wisata
Jangka Pendek :
Memperbaiki Tea Corner.
Membuat WC yang layak.
Membudayakan kesopanan dan keramah-tamahan pada pengunjung
sebagai wujud service.
Jangka Menegah :
Membuat atraksi baru yang berhubungan dengan teh.
135
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Membuat atraksi baru yang berhubungan dengan kesenian Subang.
Merekrut SDM yang memahami dan berpengalaman dibidang
pariwisata khususnya agrowisata.
Jangka Panjang :
Membangun penginapan VIP, restoran, dan sarana olah raga.
Menjadi ODTW unggul di ciater dengan nuansa lingkungan,
kesehatan, dan religius (sesuai tema pariwisata Subang)
Rekomendasi:
Berdasarkan Tabel 4.32 fasilitas yang ada di Agrowisata PTPN VIII
Ciater sudah cukup baik, namun masih bias ditingkatkan lagi baik kualitas
maupun keragamannya sebab berdasarkan Tabel 4.35 fasilitas dan atraksi yang
ada masih kurang beragam.
Saat ini perlu ada penambahan beberapa fasilitas di agrowisata PTPN VIII
Ciater yaitu berupa WC. klinik dan perbaikan Tea Corner yang masih berbagi
fungsi dengan ruang tamu kantor PTPN VIII Ciater. Untuk ke depannya bisa
ditambah dengan akomodasi yang beragam dengan membuat penginapan kelas
VIP, restoran dan sarana olah raga.
Fasilitas yang memadai harus didukung oleh kenyamanan. Kenyamanan
disini berarti service pada tamu. Untuk itu SDM di agrowisata PTPN VIII Ciater
harus dikelola oleh mengerti tentang pariwisata.
Disamping fasilitas dan kenyamanan pengelola juga harus menambah
atraksi yang berhubungan dengan teh dan budaya Subang. Misalnya mengadakan
pertunjukan kesenian khas Subang pada hari-hari tertentu yang disaksika
136
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
wisatawan. Selain itu atraksi yang religius, seperti menyisipkan ayat-ayat Al-
Qur’an di daerah tertentu yang berhubungan dengan anugerahnya berupa alam
dan teh sebagai bagian dari kesehatan. Dengan demikian agrowisata PTPN VIII
Ciater akan menjadi ODTW unggulan di Ciater yang bertemakan lingkungan,
kesehatan, dan religius.
d. Kenyamanan Berwisata
Jangka Pendek :
Menjaga kebun, pabrik, lingkungan dan beberapa fasilitas lainnya
tetap bersih.
Mengubah cara pelayanan kepada pengunjung.
Jangka menengah :
Mengadakan diklat yang berhubungan dengan pariwisata bagi para
karyawan khususnya petugas agrowisata.
Jangka Panjang :
Karyawan di PTPN VIII Ciater menjadi sadar wisata, dan pengelola
agrowisata telah menjadi pribadi yang aktif khususnya di bidang
pariwisata
Rekomendasi :
Pada dasarnya alasan orang berwisata yaitu ingin mencari situasi yang
beda serta kenyamanan dari kehidupannya sehari – hari. Untuk mewujudkan
kenyamanan di agrowisata PTPN VIII Ciater harus menjaga lingkungan agar tetap
dalam keadaan sejuk, rapih, bersih, dan memiliki view yang menarik sehingga
wisatawan akan nyaman.
137
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Selain itu kenyamanan juga dipengaruhi oleh pelayanan atau servis dari
para petugas di lapangan. Saat ini yang dibutuhkan adalah merubah image PTPN
VIII yang pada awalnya pertanian menjadi agrowisata.
Untuk itu perlu ada semacam diklat yang berhubungan dengan pariwisata
bagi para karyawan khususnya petugas agrowisata untuk menjadikan pribadi yang
aktif khususnya di bidang pariwisata.
e. Promosi
Jangka Pendek :
Memperbaiki administrasi.
Menentukan target pasar.
Promosi dengan cara Outdoor Advertising dan internet.
Jangka Menengah :
Menjalin kerja sama dengan para travel agen, Disbudparpora Subang,
dan tempat wisata sekitar sebagai alat promosi.
Jangka Panjang :
Meningkatkan promosi melalui media massa di berbagai negara
Menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan.
Rekomendasi :
Pengelola agrowisata PTPN VIII Ciater sebaiknya memperbaiki sistem
administrasi yang ada untuk lebih mencatat pendapatan dan pengeluaran, selain
itu harus ada struktur organisasi keuangan di agrowisata PTPN Ciater yang juga
mengurus promosi.
138
Rizqi Azhari Amoro, 2012
Strategi Pengembangan Agrowisata Di PT Perkebunan Nusntara VIII Kebun Ciater
Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Analisis Prospektif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan Tabel 4.27 yang menggambarkan tingkat penghasilan
wisatawan yang berkunjung. Diperoleh data bahwa wisatawan yang berkunjung
sebagian besar memiliki pendapatan per bulan di atas 5 juta, itu berarti target
pasar agrowisata PTPN VIII Ciater adalah orang menengah ke atas terutama
wisatawan asing. Berdasarkan Tabel 4.29 wisatawan memperoleh informasi
tentang Agrowisata PTPN VIII dari internet namun mayoritas memperoleh dari
guide di Indonesia, tidak masuk paket wisata.
Meskipun sudah dikenal ke mancanegara PTPN Ciater harus tetap
mempromosikan. Untuk tahap awal promosi dilakukan melalui internet dan
Outdoor Advertising dengan memasang iklan di sepanjang jalan yang dianggap
starategis. Tahap selanjutnya yaitu promosi dengan menjalin kerja sama dengan
mengundang travel agen, meminta bantuan promosi dari Disbudparpora Subang,
dan kerjasama dengan tempat wisata sekitar dalam bentuk paket wisata di mana
pengelola agrowisata PTPN VIII menjadi Tour Operator.
Apabila kerjasama di dalam negri sudah berjalan dengan baik maka perlu
perluasan promosi ke media massa luar negeri terutama Belanda sebab banyak
wisatawan berasal dari negara tersebut berdasarkan Tabel 4.25, kemudian
promosi juga harus dikembangkan dengan menjalin kerja sama dengan maskapai
penerbangan yang membawa para wisatawan.