BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek …. Bab 4.pdf · 2019. 2. 6. · 67 BAB IV...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek …. Bab 4.pdf · 2019. 2. 6. · 67 BAB IV...
-
67
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Umum
Pada periode tahun 1923 hingga 1940, Tambang Air Laya mulai
menggunakan metode penambangan bawah tanah. Dan pada periode tersebut
mulai dilakukan produksi untuk kepentingan komersial, tepatnya sejak tahun
1938.
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air,
para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status
tambang menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah Republik
Indonesia kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara
Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA).
Pada tanggal 1 Maret 1981, PN TABA kemudian berubah status
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bukit Asam (Persero), yang
selanjutnya disebut PTBA atau Perseroan. Dalam rangka meningkatkan
pengembangan industri batu bara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah
menetapkan penggabungan Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
Sesuai dengan program pengembangan ketahanan energi nasional,
pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk mengembangkan usaha
briket batu bara. Pada 23 Desember 2002, Perseroan mencatatkan diri sebagai
perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode perdagangan
“PTBA”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
68
Pada tanggal 29 November 2017, menjadi catatan sejarah bagi PTBA
saat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Agenda
utama dalam RUPSLB PTBA mencakup tiga hal, yakni persetujuan
perubahan Anggaran Dasar Perseroan terkait perubahan status Perseroan dari
Persero menjadi Non-Persero sehubungan dengan PP 47/2107 tentang
Penambahan Penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal
Saham PT Inalum (Persero), Persetujuan Pemecahan Nominal Saham (stock
split), dan Perubahan susunan Pengurus Perseroan.Dengan beralihnya saham
pemerintah RI ke Inalum, ketiga perusahaan tersebut resmi menjadi anggota
Holding BUMN Industri Pertambangan, dengan Inalum sebagai induknya
(Holding).
Tanggal 14 Desember 2017, PTBA melaksanakan pemecahan nilai
nominal saham. Langkah untuk stock split diambil perseroan untuk
meningkatkan likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek serta memperluas
distribusi kepemilikan saham dengan menjangkau berbagai lapisan investor,
sekaligus untuk mendukung program “Yuk Nabung Saham”. Komitmen yang
kuat dari Bukit Asam dalam meningkatkan kinerja perusahaan merupakan
faktor fundamental dari aksi korporasi tersebut. PT Bukit Asam juga
menyediakan fasilitas Website http://www.ptba.co.id untuk mempermudah
mencari informasi, sejarah,informasi pemegang saham, laporan perusahaan,
dan prestasi perusahaan pada situs tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://www.ptba.co.id/
-
69
2. Visi, Misi, dan Tata Nilai Perusahaan
a. Visi : Perusahaan energy kelas dunia yang peduli lingkungan
b. Misi : Mengelola Sumber energy dengan mengembangkan kompetensi
korporasi dan keunggulan insani untuk memberikan nilai tambah
maksimal bagi stakeholder dan lingkungan
c. Tata Nilai :
Visioner : Mampu melihat jauh kedepan dan membuat proyeksi jangka
panjang dalam pengembangan bisnis.
Integritas : Mengedepankan perilaku percaya, terbuka, positif, jujur,
berkomitmen, dan bertanggung jawab.
Inovativ : Selalu bekerja dengan kesungguhan untuk memperoleh
terobosan baru untuk menghasilkan produk dan layanan terbaik dari
sebelumnya.
Professional : Melaksanakan semua tugas sesuai kompetensi dengan
kreativitas, penuh keberanian, komitmen penuh, dalam kerjasama
untuk keahlian yang terus menerus meningkat.
3. Sruktur Organisasi
Senior Manager CSR : Syaiful Islam
Lahir di Ujung Pandang, pada tanggal 14 Februari 1962. Latar
belakang pendidikan adalah lulusan S1 Universitas Hasanudin Makassar dan
S2 Universitas Sriwijaya Palembang. Bergabung di PT.Bukit Asam (Persero)
Tbk sejak tahun 1987.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
70
Manajer Perencanaan CSR & Bina Wilayah : Juliana
Lahir di Dabosingkep, pada 10 Agustus 1971. Latar belakang
pendidikan beliau adalah lulusan S1 jurusan kimia ITB. Bergabung di
PT.Bukit Asam (Persero) Tbk sejak tahun 1996.
Manajer keuangan dan CSR : Asrori
Lahir di Negeri Sakti, pada tanggal 3 Februari 1968. Latar belakang
pendidikan beliau adalah lulusan S1 Universitas Ekasakti Padang. Bergabung
di PT.Bukit Asam (Persero) Tbk sejak tahun 2010.
Berdasarkan pada surat keputusan Direksi PT. Bukit Asam (Persero)
Tbk Nomor: 052/ KEP/ Int-0600/ PG.04/2015 tanggal 12 Februari 2015
tentang penyempurnaan struktur organisasi dan SK No. 177/KEP/Int-
0100/PG.04/2015 tentang pengangkatan pemegang jabatan di lingkungan
PT.Bukit Asam (Persero) Tbk, struktur organisasi PT. Bukit Asam (Persero)
ialah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Bukit Asam (Persero) Tbk
Sumber: Laporan PKBL Report 2016
SM.CSR CSR Senior Manager
M. Perencanaan dan Wilayah
AM.Perencanaan
& DOK CSR AM.Bina Wilayah
M.keuangan & Pengendalian CSR
AM.Keuangan AM.Akuntansi AM.EDP
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
71
B. Karakteristik Profil Responden
Gambaran umum responden menggambarkan tentang karakeristik
responden yang merupakan sesuatu yang erat hubungannya dengan ciri
responden secara individual, atau dengan kata lain karakteristik responden
akan keadaan, sifat atau ciri-ciri khusus yang dapat memberikan gambaran
tentang keadaan responden tersebut. Objek dalam penelitian ini adalah
karyawan PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk Cabang Jakarta Selatan. Sampel
yang diambil 90 responden. Adapun karakteristik yang diteliti meliputi:
1. Deskripsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin dari hasil penelitian, diperoleh gambaran
tentang jenis kelamin dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Laki-Laki 67 74.4 74.4 74.4
Perempuan 23 25.6 25.6 100.0 Total 90 100.0 100.0
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dengan total responden sebanyak 90
responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan jenis
kelamin terdapat pada jenis kelamin laki-laki dengan frekuensi sebesar 67
dan presentasenya sebesar 74,4%. Responden terendah berdasarkan jenis
kelamin terdapat pada jenis kelamin perempuan dengan frekuensi sebesar 23
dan presentase sebesar 25,6%.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
72
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan tingkat usia, dari hasil penelitian diperoleh gambaran
tentang usia dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Deskripsi Responden Berdasarka Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 21-30 28 31.1 31.1 31.1
31-40 44 48.9 48.9 80.0 41-50 14 15.6 15.6 95.6 >50 4 4.4 4.4 100.0 Total 90 100.0 100.0
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dengan total responden sebanyak 90
responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan usia
terdapat pada usia 31-40 tahun dengan frekuensi sebesar 44 dan
presentasenya sebesar 48,9%. Responden terendah berdasarkan usia pada usia
>50 dengan frekuensi 4 sebesar dan presentase sebesar 4,4%.
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan dari hasil penelitian, diperoleh
gambaran tentang pendidikan dari responden yang dapat dilihat pada Tabel
4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid D3 12 13.3 13.3 13.3
S1 70 77.8 77.8 91.1 S2 8 8.9 8.9 100.0 Total 90 100.0 100.0
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
73
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dengan total responden sebanyak 90
responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan tingkat
pendidikan pada jenjang S1 dengan frekuensi sebesar 70 dan presentasenya
sebesar 77,8%. Responden terendah berdasarkan tingkat pendidikan pada
jenjang S2 dengan frekuensi sebesar 8 dan presentase sebesar 8,9%.
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Bekerja
Berdasarkan masa kerja dari hasil penelitian, diperoleh gambaran
tentang masa kerja dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa kerja
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 1-5 tahun 14 15.6 15.6 15.6
6-10 tahun 35 38.9 38.9 54.4 11-15 tahun 17 18.9 18.9 73.3 16-20 tahun 16 17.8 17.8 91.1 >30 tahun 8 8.9 8.9 100.0 Total 90 100.0 100.0
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dengan total responden sebanyak 90
responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan masa kerja
pada 6-10 tahun dengan frekuensi sebesar 35 dan presentasenya sebesar
38,9%. Responden terendah berdasarkan masa kerja pada >30 tahun dengan
frekuensi sebesar 8 dan presentase sebesar 8,9%.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
74
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan
Berdasarkan pendapatan dari hasil penelitian, diperoleh gambaran
tentang pendapatan dari responden yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
1-4 juta 14 15.6 15.6 15.6 5-8 juta 48 53.3 53.3 68.9 9-12 juta 20 22.2 22.2 91.1 >12 juta 8 8.9 8.9 100.0 Total 90 100.0 100.0
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dengan total responden sebanyak 90
responden dapat diketahui jumlah respoden tertinggi berdasarkan pendapatan
pada 5-8 juta dengan frekuensi sebesar 48 dan presentasenya sebesar 53,3%.
Responden terendah berdasarkan pendapaan pada >12 juta dengan frekuensi
sebesar 8 dan presentase sebesar 8,9%.
C. Hasil Hasil Uji Statistik Deskripif
Statitik deskriptif adalah statistic yang digunakan untuk menganalisis
data yang telah terkumpul sabagaimana adanya atau aslinya tanpa bermaksud
untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Gambaran mengenai
variabel-variabel penelitian seperti gaya kepemimpinan, budaya organisasi
dan kinerja karyawan maka digunakan Tabel statistic deskriptif yang dapat
disajikan dalam Tabel dibawah ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
75
1. Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan
Adapun dalam variabel Gaya kepemimpinan pada kuesioner, penulis
memberikan 8 pernyataan. Berikut analisis deskriptif berdasarkan pernyataan
responden yang hasilnya diuraikan dari Tabel rekapitulasi di bawah ini:
Tabel 4.6
Rekapitulasi Perhitungan Variabel Gaya Kepemimpinan
No Pernyataan N Min Max Mean Std.
Deviation
1 Pemimpin memberitahu apa yang diharapkan dari kinerja saya.
90 1 5 2.31 1.013
2 Pemimpin selalu memberikan petunjuk khusus disetiap tugas yang bersifat kompleks.
90 1 5 2.76 .987
3 Pemimpin Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif.
90 1 5 2.56 .863
4 Pemimpin Memperhatikan kesejahteraan karyawan.
90 1 4 2.46 1.093
5 Pemimpin Memberikan kebebasan berpendapat
90 1 5 2.80 .914
6 Pemimpin Mempertimbangkan saran yang diberikan.
90 1 5 2.71 .797
7 Pemimpin sering menetapkan serangkaina tujuan dan mengajak karyawan untuk dapat menyelesaikan tugas dalam mecapai tujuan
90 1 5 2.66 .889
8 Memperlihatkan kepercayaan bahwa karyawan dapat mencapai standar yang tinggi.
90 1 4 2.76 .865
Suber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat dilihat instrument untuk variabel
Gaya Kepemimpinan memiliki nilai mean tertinggi terdapat pada pernyataan
“Pemimpin Memberikan kebebasan berpendapat” dengan hasil 2.80
sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat pada pernyataan “Pemimpin
memberitahu apa yang diharapkan dari kinerja saya” dengan hasil 2.31.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
76
2. Deskriptif variabel Budaya Organisasi
Adapun dalam variabel Budaya Organisasi pada kuesioner, penulis
memberikan 10 pernyataan. Berikut analisis deskriptif berdasarkan
pernyataan responden yang hasilnya diuraikan dari Tabel rekapitulasi di
bawah ini:
Tabel 4.7
Rekapitulasi Perhitungan Variabel Budaya Organisasi
No Pernyataan N Min Max Mean
Std.
Deviation
1 Saya siap mengambil resiko dalam melakukan pekerjaan. 90 1 4 2.73 .776
2 Saya dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. 90 2 4 2.63 .694
3 Orgaisasi memotivasi saya untuk lebih perhatian terhadap detail dalam melakukan pekerjaan.
90 1 5 2.84 .820
4 Saya terus mengembangkan diri untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam menyelesaikan pekerjaan.
90 1 4 2.89 .771
5 Saya menekankan pada hasil, tapi juga proses usaha untuk mencapai hasil optimal.
90 1 4 2.69 .802
6 Saya berusaha mengerjakan pekerjaan dengan sungguh-sungguh 90 1 4 2.77 .822
7 Organisasi memotivasi saya untuk aktif mengambil kesempatan atau peluang yang ada.
90 2 5 2.91 .664
8 Saya dituntut menjadi anggota satuan kerja yang kompak dan handal dalam menjalankan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
90 1 4 2.82 .856
9 Saya melakukan persaingan yang sehat antar pegawai dalam melakukan pekerjaan.
90 1 4 2.84 .833
10 Saya merasa dihargai dan bukan sebagai alat untuk memperoleh keuntungan .
90 1 5 2.84 .935
Valid N (listwise) 90 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
77
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat instrument untuk variable
Budaya Organisasi memiliki nilai mean tertinggi terdapat pada pernyataan
“Organisasi memotivasi saya untuk aktif mengambil kesempatan atau
peluang yang ada” dengan hasil 2.91 sedangkan untuk nilai mean terendah
terdapat pada pernyataan “Saya dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan
dengan cepat” dengan hasil 2.63
3. Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan
Adapun dalam variabel Kinerja karyawan pada kuesioner, penulis
memberikan 11 pernyataan. Berikut analisis deskriptif berdasarkan
pernyataan responden yang hasilnya diuraikan dari Tabel rekapitulasi di
bawah ini:
Tabel 4.8
Rekapitulasi Perhitungan Variabel Kinerja Karyawan
No Pernyataan N Min Max Mean
Std.
Deviation
1 Saya mengerjakan tugas dengan teliti 90 1 5 2.41 .717 2 Saya selalu tepa waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan. 90 2 4 2.44 .705
3 Saya selalu menghasilkan kerja yang dapat diterima oleh atasan. 90 1 5 2.66 .737
4 Setiap melakukan pekerjaan selalu menutamakan hasil sesuai dengan target. 90 1 5 2.56 .781
5 Saya mengetahui deskripsi dari pekerjaan yang saya kerjakan. 90 1 5 2.40 .845
6 Saya tahu bagaimana mengerjakan tugas dengan baik. 90 1 5 2.41 .833
7 Pekerjaan yang saya selesaikan dapat diterima dengan baik. 90 1 5 2.77 .704
8 Saya Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. 90 1 4 2.44 .795 9 Saya selalu sedia kapanpun dibutuhkan oleh
peusahaan. 90 1 5 2.49 .782
10 Saya selalu hadir tepat waktu. 90 1 5 2.50 .963 11 Saya mampu bekerja secara mandiri. 90 1 5 2.52 .838
Valid N (listwise) 90 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
78
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas dapat dilihat instrument untuk variable
Kinerja Karyawan memiliki nilai mean tertinggi terdapat pada pernyataan
“Pekerjaan yang saya selesaikan dapat diterima dengan baik” dengan hasil
2.77 sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat pada pernyataan “Saya
mengetahui deskripsi dari pekerjaan yang saya kerjakan” dengan hasil 2.40.
D. Hasil Uji Kualitas Data
1. Hasil Uji Validitas
Uji validitas diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator
dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan
dengan nilai kritis dengan taraf signifikan 0,05. Bila r hitung > r Tabel maka
pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r
hitung < r Tabel maka pernyataan atau indikator yang digunakan dinyatakan
tidak valid.
a. Gaya Kepemimpinan
Hasil uji validitas terhadap variabel Gaya kepemimpinan yang di
lakukan pada 90 responden dapat di jelaskan pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Gaya Kepemimpinan
Item r Hitung r Tabel Keterangan GK1 0,838 0,205 Valid GK2 0,826 0,205 Valid GK3 0,720 0,205 Valid GK4 0,815 0,205 Valid GK5 0,295 0,205 Valid GK6 0,658 0,205 Valid GK7 0,751 0,205 Valid GK8 0,808 0,205 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
79
Berdasarkan Tabel 4.9 hasil pengujian validitas terhadap pertanyaan
Gaya Kepemimpinan tersebut, dapat dilihat bahwa pertanyaan dalam
kuesioner di variabel Gaya kepemimpinan yang telah di uji , diketahui bahwa
r hitung > r Tabel maka data tersebut telah dinyatakan valid dan layak dalam
mendefinisikan variabel Gaya kepemimpinan.
b. Budaya Organisasi
Hasil uji validitas terhadap variabel Budaya Organisasi yang di
lakukan pada 90 responden dapat dijelaskan pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi
Item r Hitung r Tabel Keterrangan BO1 0,783 0,205 Valid BO2 0,791 0,205 Valid BO3 0,750 0,205 Valid BO4 0,658 0,205 Valid BO5 0,829 0,205 Valid BO6 0,831 0,205 Valid BO7 0,707 0,205 Valid BO8 0,834 0,205 Valid BO9 0,753 0,205 Valid BO10 0,860 0,205 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.10 hasil pengujian validitas terhadap pertanyaan
Budaya Organisasi tersebut, dapat dilihat bahwa pertanyaan dalam kuesioner
di variabel Budaya Organisasi yang telah di uji , diketahui bahwa r hitung > r
Tabel maka data tersebut telah dinyatakan valid dan layak dalam
mendefinisikan variabel Gaya kepemimpinan.
c. Kinerja Karyawan
Hasil uji validitas terhadap variabel Kinerja Karyawan yang di
lakukan pada 90 responden dapat dijelaskan pada Tabel sebagai berikut:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
80
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan
Item r Hitung r Tabel Keterangan KK1 0,688 0,205 Valid KK2 0,750 0,205 Valid KK3 0,643 0,205 Valid KK4 0,742 0,205 Valid KK5 0,734 0,205 Valid KK6 0,771 0,205 Valid KK7 0,733 0,205 Valid KK8 0,788 0,205 Valid KK9 0,704 0,205 Valid KK10 0,794 0,205 Valid KK11 0,743 0,205 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.11 hasil pengujian validitas terhadap pertanyaan
Kinerja Karyawan tersebut, dapat dilihat bahwa pertanyaan dalam kuesioner
di variabel Kinerja Karyawan yang telah di uji , diketahui bahwa r hitung > r
Tabel maka data tersebut telah dinyatakan valid dan layak dalam
mendefinisikan variabel Gaya kepemimpinan.
2. Hasil Uji Reliabilitas
Realibilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh
mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur tersebut di
gunakan berulang kali. Dalam melakukan pengujian realibilitas, dapat dilihat
dengan ketentuan nilai cronbach’s alpha ≥ 0,6.
Tabel 4.12
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha r Kritis Keterangan Gaya Kepemimpinan 0,864 0,6 Reliable Budaya Organisasi 0,928 0,6 Reliable Kinerja Karyawan 0,915 0,6 Reliable Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
81
Berdasarkan Tabel 4.12 hasil uji reabilitas yang dilakukan dengan
program SPSS di dapat bahwa koefisien Cronbach’s Alpha untuk variabel
Gaya Kepemimpinan lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,864
. Variabel Budaya Organisasi lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,928.
Variabel Kinerja Karyawan lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,915. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa keempat variabel dikatakan realiabel.
E. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dan kualitas instrument penelitian dilakukan
untuk mengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji ini
dilakukan sebelum melakukan analisis regresi.
1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menuji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Uji normalitas ditunjukkan dengan tebel gambar sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
82
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS
Gambar 4.2
Uji Normalitas Data Histogram dan Normal P-Plot
Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat, terlihat data menyebar di
sekitar garis diagram dan mengikuti arah atau grafik histogram yang
membentuk garis gunung melengkung. Hal ini menunjukkan pola distribusi
data yang normal. Oleh karena itu, model regresi penelitian ini memenuhi
asumsi normalitas
Tabel 4.13
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N 90 Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation 4.73736548
Most Extreme Differences
Absolute .087 Positive .072 Negative -.087
Test Statistic .087 Asymp. Sig. (2-tailed) .091c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
83
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan
variabel X1 (Gaya Kepemimpinan), variabel X2 (Budaya Organiasi), dan Y
(Kinerja Karyawan) memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,091
lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
2. Hasil Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas bertujuan apakah model regresi ditemukan
adanya kolerasi antar variabel bebas (Independen). Model Regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel independen. Barikut adalah
hasil pengujiannya:
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 Gaya
Kepemimpinan .981 1.019
Budaya Organisasi .981 1.019 a. Dependent Variabel: Kinerja Karyawan Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai tolerance dari
masing-masing variabel independen, yaitu gaya kepemimpinan (X1) sebesar
0,981. Budaya Organisasi (X2) sebesar 0,981 . dari hasil out put variance
inflation factor (VIF) diketahui masing-masingvariabel independen yaitu
Gaya kepemimpinan (X1) sebesar 1,019, Budaya Organisasi (X2) sebesar
1.019. dengan demikian kedua variabel independen tersebut memiliki nilai
tolerance > 0,10 dan nilai VIF
-
84
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguiji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut Homokedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot)
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Artinya dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Karena residual data dari
variabel dependen tidak ada data yang berkelompok-kelompok atau relative
menyebar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
85
F. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meneliti variabel-
variabel yang berpengaruh dari variabel bebas (Independent variabel)
terhadap variabel terikat (dependent Variabel). Analisis statistic yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda
Tabel 4.15
Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.947 2.888 4.136 .000
Gaya Kepemimpinan .818 .096 .680 8.515 .000 Budaya Organisasi -.055 .082 -.053 -.665 .508
a. Dependent Variabel: Kinerja Karyawan Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.15 hasil olah data dengan menggunakan SPSS
dapat diperoleh rumusan persamaan regresi liner berganda untuk variabel
independen (Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi) terhadap variabel
dependen (Kinerja Karyawan) sebagai berikut:
𝑦 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑒 𝐾𝐾 = 11,947 + 0,818𝑋1 + (−0,55)𝑋2 + 𝑒 Dimana: Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta b1 = Koefisien Regresi Variabel X1 b2 = Koefisien Regresi Variabel X2 X1 = Gaya Kepemimpinan X2 = Budaya Organisasi e = Error
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
86
Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstan 11,947; artinya jika, Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi, bernilai 0 maka, Kinerja Karyawn nilainya sebesar 11,947.
2. Koefisien regresi variabel Gaya Kepemimpinan sebesar 0,818; artinya
jika, Gaya Kepemimpinan mengalami kenaikan satu satuan, maka Kinerja
Karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0,818 dengan asumsi nilai
variabel inependen yang lain tetap.
3. Koefisien regresi variabel Budaya Organisasi sebesar -0,55; artinya jika
Budaya Organisasi mengalami kenaikan satu satuan, maka Kinerja
Karyawan akan menurun sebesar 0,55.
G. Hasil Uji Hipotesis
1. Uji signifikan Simultan (Uji F)
Uji signifikan simultan atau uji f digunakan untuk mengetahui apakh
hasil dari analisis regresisignifikan atau tidak. Signifikan yang digunakan
adalah 0,05. Jika probabilitas atau signifikan lebih besar dari 0,05 maka H0
diterima atau Ha di tolak dan jika probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari
0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel 4.16
Hasil Signifikansi Simultan (Uji F) ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1670.206 2 835.103 36.374 .000b Residual 1997.394 87 22.959 Total 3667.600 89
a. Dependen Variabel: Kinerja karyawan b. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan
Sumber: hasil pengolahan data SPSS
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
87
Berdasarkan Tabel 4.16 diatas signifikan nilai F 36,374 dengan
probabilitas sig 0,000 < 00,5. Untuk mengambil keputusan dapat ditarik
kesimpulan bahwa variable bebas Gaya kepemimpinan dan Budaya
Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan.
2. Uji Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai
koefisien dterminasi digunakan adjusted R square. Dapat dilihat pada berikut
ini :
Tabel 4.17
Uji Koefisien Determinasi (R2 )
Berdasarkan Tabel 4.17 diketahui hasil koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,443 yang artinya 44,3% Kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh
kedua variabel independen yaitu Gaya Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi. Jadi selebihnya sebesar 55,7% (100% - 44,3%) dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam Tabel penelitian ini.
3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Uji t atau test of significance digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh atau tidak terhadap
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate 1 .675a .455 .443 4.792 a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan b. Dependent Variabel: Kinerja Karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
88
variabel dependen dengan signifikansi standar yang digunakan adalah 0,05.
Berikut adalah hasil ujinya:
Tabel 4.18
Hasil Uji t (Parsial)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.947 2.888 4.136 .000
Gaya Kepemimpinan .818 .096 .680 8.515 .000
Budaya Organisasi -.055 .082 -.053 -.665 .508
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui nilai t-test, yang bertujuan untuk
mengetahui besarnya masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen, nilai t-test dapat dilihat dari nilai probabilitas
pada masing-masing variabel independen. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja Karyawan, Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan . Berdasarkan perbandingan t hitung dengan Tabel.
a) jika probabilitas > 0,05, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐻0 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝐻𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑜𝑙𝑎𝑘
b) jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima
Dari Tabel 4,16 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Uji Hipotesis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Karyawan. Berdasarkan Tabel 4,16 probabilitas sig Gaya Kepemimpinan
sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demiikian dapat disimpulkan
bahwa Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
89
b. Uji Hipotesis Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan.
Berdasarkan Tabel 4,16 probabilitas sig Budaya Organisasi sebesar 0,508
lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Budaya
Organisasi tidak berpengaruh signifian terhadap Kinerja Karyawan.
H. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Karyawan.
Hasil perhitungan denga statistic SPSS diperoleh nilai F hitung 36,374
> F Tabel 2,706. Ini menandakan bahwa Gaya kepemimpinan (X1), Budaya
Organisasi (X2) secara bersama mempunyai pengaruh terhadap Kinerja
Karyawan (Y). Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini adalah
baik.
Hubungan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap
kinerja karyawan tersebut sejalan dengan penelitian Doni Oktavianus Antou
(2013) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi secara
simultan dan parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dewi Sandy
Trang (2013) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dan budaya organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Faktor yang paling mempengaruhi kinerja karyawan dalam penelitian
ini adalah gaya kepemimpinan, hal ini dibuktikan dengan nilai Unstandarzed
Coefficient terbesar, yaitu 0,096.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
90
2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil perhitungan uji t menunjukan hasil nilai t hitung
sebesar 8,515 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variable gaya kepemimpinan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Bukit Asam (Persero)
Tbk Cabang Jakarta Selatan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Irwin Sebastian Layonardo dan Michael Adiwijaya (2016)
yang menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan dari hubungan gaya
kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Doni O. Antou (2013) yang
menjelaskan bahwa bahwa gaya kepemimpinan secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitan sebelumnya
yang dilakukan oleh Dewi S.Trang (2013) menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja kaeyawan namun tidak
signifikan. Guntur Bayu Saputro dan Dr. Ir. Hotlan Siagian, M.Sc. (2017)
menyatakan bahwa gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh positif
terhadap kinerja karyawan.
Dengan demikian membuktikan bahwa pemimpin harus senantiasa
dapat merasakan apa yang dibutuhkan karyawan sehingga karyawan akan
merasa puas. Yukl (2015) gaya kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
orang lain untuk memahami dan menyetujui apa yang dibutuhkan dalam
melaksanakan tugas dan bagaimana melakukan tugas itu, serta proses untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
-
91
memfasilitasi upaya individu dan kolektif guna mencapat tujuan bersama.
gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh
seseorang pada saat mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau
bawahan.
3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil perhitungan uji t menunjukkan hasil nilai t hitung sebesar -0,665
dan nilai signivikansi sebesar 0,508 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variable budaya organisasi tidak berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bukit Asam (Persero)
Tbk Cabang Jakarta Selatan. Dalam hal ini berarti hipotesis ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitain yang dilakukan oleh
Fimce Masabe, Agus S. Soegoto, Jacky Sumarauw (2015) yang menjelaskan
bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan tidak
berpengaruh signifikan dan negative. Edward S. Maabuat (2016) yang
menjelaskan bahwa budaya organisasi secara parsial berpengaruh negative
terhadap kinerja pegawai.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Dewi S.Trang (2013) yang menjelaskan budaya organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Irwin
Sebastian Layonardo dan Michael Adiwijaya (2016) yang menjelaskan
adanya pengaruh yang signifikan dari hubungan budaya organisasi dega
kinerja karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/