BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Penelitian ini berlokasi di PKBM An-Nur Jalan Oma Anggawisastra No.
177 Desa Lampegan dan Desa Laksana yang merupakan lokasi PT. Pertamina
Geothermal Energy Area Kamojang Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung.
Gambar 4.1 Peta lokasi penelitian
Sumber: Kecamatan Ibun (2015)
Kecamatran Ibun sebagai salah satu Kecamatan dari 30 Kecamatan yang
ada diwilayah Kabupaten Bandung, secara topografis merupakan Daerah relatif
datar yang meimiliki ketinggian 700 m diatas permukaan laut dengan curah hujan
rata-rata 781 mm/tahun dengan suhu udara minimal 21 C. Sebagai salah satu daerah
industri tekstil yang berada diwilayah Bandung selatan, Kecamatan Ibun memiliki
50
jarak orbitrasi dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung 35 Km dan dari Pusat
Pemerintahan Propinsi Jawa Barat berjarak 45 Km.
Luas Wilayah Kecamatan Ibun adalah 6.630.273 Ha yang terdiri dari
1.230.135 Ha merupakan areal sawah dan 3.642.452 Ha merupakan tanah darat dan
1.757.650 Ha merupakan areal hutan, dari luas tersebut Wilayah Kecamatan Ibun
terbagi menjadi 12 Desa, yaitu Desa Talun, Tanggulun, Lampegan, Cibeet, Ibun,
Karya Laksana, Dukuh, Pangguh, Neglasari, Laksana, Mekarwangi, dan Sudi.
Batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Semarang Kabupaten
Garut, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung dan
sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung. Jumlah
penduduk yang tercatat lebih dari 80.358 jiwa.
Tabel 4.1
Jumlah penduduk kecamatan Ibun
Sumber: BPS Kabupaten Bandung tahun 2015
No Desa/Kelurahan Penduduk
Total Laki-laki Perempuan
1 Neglasari 2223 2195 4418
2 Dukuh 3681 3655 7336
3 Ibun 3861 3739 7600
4 Laksana 3827 3649 7476
5 Mekarwangi 3770 3777 7547
6 Sudi 3020 3119 6139
7 Cibeet 3361 3152 6513
8 Pangguh 4773 4758 9531
9 Karyalaksana 3475 3275 6750
10 Lampegan 3674 3433 7107
11 Talun 3330 2979 6309
12 Tanggulun 1827 1805 3632
Jumlah 40822 39536 80358
51
Sumber penghidupan bagi penduduk adalah dari sektor pertanian, sektor
industri, sektor perdagangan dan jasa. Di sektor industri menjadi sumber
penghasilan bagi masyarakat Ibun, lahan pertanian berkurang sehingga penurunan
produksi yang menyebabkan penduduk beralih ke sector industri. Oleh sebab itu
penduduk Kecamatan Ibun pada umumnya mata pencahariannya bergerak dibidang
buruh pabrik, namun sektor yang lainnya pun terus berkembang seperti industri
manufaktur dan jasa lainnya
Stabilitas Politik di Kecamatan Ibun cukup kondusif, hal ini ditandai dengan
tidak terjadi komflik baik SARA maupun politik. Keadaan sosial masyarakat di
wilayah Kecamatan Ibun dapat dilihat dari agama yang dianut, sarana kesehatan,
sumber-sumber pembangunan dan sikap serta tingkah laku masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Agama mempunyai peranan dalam membentuk watak dan
kepribadian, pendidikan keagamaan dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, melalui
pendidikan formal seperti madrasah maupun pendidikan non formal seperti pondok
pesantren.
Penyebaran penduduk di wilayah Ibun tidak merata, umumnya terpusat di
Desa Ibun dan potensi SDM atau SDA pun berbeda pada setiap Desa. Tingkat
pendidikan masyarakat umumnya masih rendah dan tingkat putus sekolah cukup
tinggi (umumnya di Desa Neglasari Mekarwangi dan Sudi) serta tingkat ekonomi
masyarakat yang rendah dikarenakan skill yang rendah dimiliki oleh masyarakat.
Melihat kondisi masyarakat tersebut, maka bulan Juli 2004 di Desa Lampegan,
telah berdiri Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) An-Nur.
52
4.2 Profil PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang
4.2.1 Sejarah Perusahaan
Pertamina geothermal energy (PGE), anak perusahaan PT. Pertamina
(Persero), didirikan pada tahun 2006 sebagaimana diamanatkan oleh pemerintah
untuk mengembangkan 15 wilayah kerja usaha geotermal di Indonesia. 90% dari
pangsa bebas polusi ini perusahaan penyedia energi milik PT. Pertamina (Persero)
dan 10% milik PT. Pertamina Dana Ventura.
4.2.2 Visi Misi
Visi:
2008 Bisnis minded geothermal perusahaan
2011 Center of excellence untuk industri panas bumi Indonesia
2014 Perusahaan kelas dunia geothermal energy
Misi:
Melakukan geothermal pengembangan energi bisnis secara optimal yang
ramah lingkungan dan memberikan dievaluasi tiap ditambahkan ke stakeholders.
4.2.3 Lokasi
PT. Pertamina geothermal energy (PT. PGE) unit IV area Kamojang terletak
di wilayah administrasi kampung Pangkalan, desa Laksana kecamatan Ibun
kabupaten Bandung, propinsi Jawa Barat dan berlokasi ± 40 km tenggara kota
Bandung atau ± 25 km barat kota Garut. Daerah ini berada pada ketinggian sekitar
1500 m di atas permukaan laut. Beriklim sejuk, suhu 15-20º C dan curah hujan
setiap tahunnya mencapai 2916 mm/tahun.
53
Gambar 4.2 Peta lokasi PT. PGE Area Kamojang
Sumber: PT Pertamina Geothermal Energy
4.2.4 Struktur Organisasi PT PGE Area Kamojang
Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang di dalamnya
mencakup pembagian kerja ke dalam bagian-bagian yang ada sehingga dapat
terjamin koordinasi dan kerjasama yang baik untuk mencapai tujuan. Struktur
organisasi PT. Pertamina Geothermal Energy berbentuk struktur organisasi
fungsional, artinya seorang atasan mendelegasikan wewenang pada bawahannya
berdasarkan fungsi dan pemisahan tugas. Struktur organisasi PT. Pertamina
Geothermal Energi adalah sebagai berikut:
54
Gambar 4.3
Struktur Organisasi PT PGE Area Kamojang
Sumber: PT Pertamina Geothermal Energy
Struktur organisasi PT Pertamina Geothermal Energy, posisi tertinggi
adalah presiden direktur yang membawahi tiga direktur, yakni direktur perencanaan
dan pengembangan, direktur operasi, dan direktur keuangan. Untuk area kamojang,
posisi tertinggi adalah manajer umum (general manager) yang berada dibawah
direktur operasional. Manajer umum area kamojang membawahi tujuh manajer,
yakni manajer enginering, manajer pelayanan umum, manajer operasi dan
produksi, manajer operasi power plant (PLTP), manajer workshop dan
maintenance, manajer keuangan, dan manajer health safety and enviroment (HSE).
Jika dilihat dari bagan struktur organisasi, kebijakan mengenai CSR PT
Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang berada di bawah divisi Hubungan
President Director
Director Planing & Development
Director Operation
General Manager Area Kamojang
Manager HSE Manager FinanceManager
Workshop & Maintenance
Manager Power Plant Operation
Manager Operation & Production
Manager General Service
Manager Enginering
Director Finance
Internal AuditorCompany Secretary
HSE
55
masyarakat yang berada dibawah Manajer Pelayanan Umum. Mekanisme
kebijakan yang terkait CSR di PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang,
pihak humas memberikan usulan kepada manajer pelayanan umum yang kemudian
disampaikan kepada general manager dan hanya General Manager yang dapat
mengambil keputusan kebijakan CSR tersebut.
4.2.5 Kebijakan CSR PT. PGE Area Kamojang
PGE Area Kamojang telah mengimplementasikan Kebijakan CSR dengan
prinsip mengedepankan partisipasi aktif masyarakat baik dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program sehingga
keberlanjutan program terjamin, serta teralokasinya dana khusus CSR dengan
tujuan pemenuhan kebutuhan kelompok rentan melalui strategi pemberdayaan
masyarakat sehingga tercipta kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di bidang
ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan lingkungan.
Setelah berhasil dengan program “PKBM An-nur” pada tahun-tahun
sebelumnya, PGE Area Kamojang berhasil mewujudkan program unggulan CSR
2013, diantaranya Program Institusionalisasi Budidaya Jamur Berbasis Masyarakat
Dengan Pemanfaatan Geothermal, Program Pengembangan PKBM Annur sebagai
Sentra Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Pengusaha Borondong, Program
Budidaya Domba Terpadu untuk para peternak, Program Pemberdayaan
Perempuan melalui Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA)/Herbal, Program
Dusun Bersih Kamojang, Program Sehat Bersama Pertamina, Program Green
School, serta Pembangunan Infrastruktur pendukung kegiatan masyarakat.
56
Realisasi dana dan capaian program sebesar Rp 9.096.533.064. Proses Penentuan
Program CSR PT PGE Area Kamojang
Untuk membuat kebijakan CSR, PT PGE melakukan kegiatan social
mapping yang dilakukan secara periodik selama 4 tahun sekali.
Gambar 4.4 Proses penentuan kebijakan CSR PT PGE
Output dari kegiatan ini antara lain, teridentifikasinya jaringan sosial yang
ada di masyarakat baik individu maupun institusi, teridentifikasinya masalah sosial,
teridentifikasinya potensi sosial, serta teridentifikasinya kelompok rentan yang
menjadi sasaran utama pelaksanaan program. Hasil social mapping merupakan
basis data yang dipakai oleh PGE Area Kamojang untuk penyusunan dokumen
rencana strategis (RENSTRA) yang memuat uraian rencana program dan indicator
keberhasilannya selama 5 tahun, serta rincian kegiatan dalam satu tahun.
PT. PGE Area
Kamojang
•Bagian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program CSR
Social Maping
• Teridentifikasinya jaringan sosial yang ada di masyarakat
• Teridentifikasinya masalah sosial
• Teridentifikasinya potensi sosial
• Teridentifikasinya kelompok rentan
Database PGE Area Kamojang
•Penyusunan dokumen rencana strategis (RENSTRA)
Aplikasi Program
• Program Institusionalisasi Budidaya Jamur
• Program Pengembangan PKBM AnnurPemberdayaan Pengusaha Borondong,
• Program Budidaya Domba Terpadu
• Program Pemberdayaan Perempuan
• Program Dusun Bersih Kamojang
• Program Sehat Bersama Pertamina,
• Program Green School
• Pembangunan Infrastruktur pendukung kegiatan masyarakat
57
4.3 Analisis Kualitatif
Menjawab rumusan masalah tentang apakah CSR PT. PGE Area Kamojang
berdampak terhadap PKBM An-nur dalam pemberdayaan masyarakat. Hasil
penelitian menunjukkan ada dampak positif seperti jumlah binaan meningkat,
insprastruktur pendukung pembinaan meningkat, serta alumni PKBM banyak yang
hidup mandiri dengan bekerja maupun berwirausaha.
4.3.1 Sejarah berdirinya PKBM An-nur
Berdirinya PKBM An-nur tidak akan lepas dari seorang wanita yang
merupakan tokoh masyarakat kecamatan Ibun, yaitu Dra Hj. Tjitjih Rukaesih.
Tjitjih Rukaesih dilahirkan di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 17 April 1941.
“Saya prihatin saat melihat banyak anak yang tidak memiliki
kesempatan untuk bersekolah karena keterbatasan ekonomi, akhirnya pada
tahun 2004 berlokasi di rumah pribadi saya PKBM An-nur resmi berdiri.
Awal berdiri PKBM jumlah binaan ada 15 orang yang merupakan warga
sekitar. Sedangkan pengajarnya hanya saya sendiri. Alhamdulillah saat ini
(2015) PKBM An-nur masih berdiri dan terus melakukan aktifitas
pembinaan kepada masyarakat dengan bantuan dari berbagai pihak.
Sedangkan kerjasama dengan PT.PGE dimulai pada tahun 2006, ketika itu
general manager PGE melewati rumah saya dan melihat ada aktifitas yang
membuat beliau penasaran. Akhirnya beliau mencari tahu dan bertemu
dengan saya untuk menanyakan kegiatan tersebur. Setelah saya jelaskan
tentang PKBM An-nur, GM PGE tertarik dan menawarkan bantuan CSR
58
PGE. Dari pertemuan tersebut mulailah PGE membantu kami hampir
setiap tahun, mulai dari bantuan infrastruktur dan fasilitas pendidikan,
beasiswa untuk binaan dan juga pengajar, serta bantuan dalam bentuk
pelatihan skill untuk binaan maupun pengajar kami. Dengan bantuan dari
CSR PGE, PKBM An-nur berkembang pesat karena dari awalnya hanya 15
orang binaan dengan menggunakan rumah kecil, sekarang PKBM memiliki
binaan 10 kali lipat dan memiliki fasilitas pendukung yang mumpuni.
(wawancara dengan Ibu Hj. Tjijih pendiri PKBM An-nur)
Dengan menjadi binaan PGE Area Kamojang, misi PKBM An-Nur dalam
“menciptakan program pendidikan luar sekolah yang berbasis pada masyarakat,
berorientasi kecakapan hidup dan kesehatan lingkungan, serta memasyarakatkan
paradigma belajar seumur hidup dan membelajarkan masyarakat” bisa terlakasana.
Kerja keras Ibu Tjitjih melalui PKBM mendapat perhatian dari pemerintah.
Terbukti Ibu Tjitjih dinobatkan sebagai inovator pendidikan dari Kementrian
Pendidikan Dan Kebudayaan pada tahun 2012.
Meskipun berawal sangat sederhana, PKBM An-Nur telah menorehkan
beberapa prestasi, diantaranya pada tahun 2007 mendapat Peringkat I dalam Aspek
Kejar Paket A setara SD, tahun 2008 mendapat juara I Aspek tingkat nasional,
Peringkat I Lomba PLS berprestasi tingkat bakorwil, Peringkat I Tutor Paket A
setara SD tingkat provinsi Jawa Barat, dan salah satu prestasi yang paling
membanggakan yaitu PKBM An-Nur bisa mengharumkan nama Indonesia di mata
dunia karena meraih penghargaan King Sejong dari UNESCO.
59
PKBM An-nur telah berhasil berkembang sedemikian rupa menjadi sebuah
lembaga pendidikan nirlaba yang menempa kemandirian para binaannya.
kemandirian yang pada akhirnya mampu memberikan penghidupan tak hanya bagi
sekolah semata namun menjadi bekal siswanya.
Tabel 4.2 Data binaan PKBM An-Nur
No. Tahun
Pelajaran
Paket B Paket C Jumlah Total
L P Jml L P Jml L P Jml
1 2004-2005 8 17 25 0 0 0 8 17 25
2 2005-2006 21 33 54 0 0 0 21 33 54
3 2006-2007 43 57 100 0 0 0 43 57 100
4 2007-2008 38 61 99 7 9 16 45 70 115
5 2008-2009 47 70 117 32 29 61 79 99 178
6 2009-2010 42 69 111 44 47 91 86 116 202
7 2010-2011 38 67 105 59 53 112 97 120 217
8 2011-2012 34 63 97 56 47 103 90 110 200
9 2012-2013 35 36 71 40 43 83 75 79 154
10 2013-2014 24 30 54 30 39 69 54 69 123
11 2014-2015 25 29 54 25 33 58 50 62 112
Sumber: Dokumentasi PKBM An-nur
Dari data diatas, jumlah keseluruhan peserta didik paket B dan paket C
tahun ajaran 2014-2015 mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun
sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan peserta didik saat ini lebih memilih
melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah
menengah atas (SMA) negeri dan swasta. Salah satu alasannya karena saat ini
sekolah SMP dan SMA sudah banyak menawarkan SPP gratis. (Wawancara dengan
Pak Iman, Kabag TU PKBM An-nur).
60
4.3.2 Struktur PKBM An-nur
Gambar 4.5 Struktur Organisasi PKBM An-nur
Sumber: PKBM An-nur
Keterangan kotak dalam struktur organisasi berwarna kuning adalah
penasihat sekaligus pelindung PKBM An-nur yang bertugas memberikan masukan
dan arahan kepada ketua PKBM An-nur, dalam hal ini adalah Camat kecamatan
Ibun Kabupaten Bandung. Sedangkan kotak berwarna biru adalah pimpinan harian
yang bertugas mengambil kebijakan dan menjalankan PKBM An-nur yang
dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh wakil ketua, sekretaris dan
bendahara. Dalam kotak hijau merupakan penanggung jawab program-program
yang ada di PKBM An-nur.
Berdasarkan observasi serta wawancara yang dilakukan oleh peneliti
kepada pengurus PKBM An-nur, struktur tersebut menjadi pedoman dalam
menjalankan PKBM meskipun saat ini banyak program yang belum berjalan, atau
digabungkan dengan program lain. Program-program yang belum berjalan antara
lain: Keaksaraan fungsional, dan taman bacaan masyarakat. Sedangakan program
yang digabungkan adalah keterampilan dan kesenian digabung kedalam program
61
kesetaraan paket B dan C. (Wawancara dengan Ibu Iman, Yanti wakil ketua PKBM
An-nur).
4.3.3 Prosedur penentuan binaan PKBM An-nur
Gambar 4.6
Alur penentuan binaan PKBM An-nur
Sumber: Hasil wawancara dengan pengurus PKBM An-nur
Tahap awal yang dilakukan PKBM An-nur dalam membina masyarakat
yang ada di kecamatan Ibun adalah mensosialisasiakan program-program yang ada
di PKBM. Sosialisasi yang dilakukan berbeda-beda, dari mulai mengajak langsung
masyarakat dengan cara berkunjung ke rumah calon binaan (khsusnya program
keaksaraan fungsional), melalui selebaran brosur dan flayer untuk program
kesetaraan dan direkomendasikan oleh alumni atau binaan yang masih aktif di
PKBM An-nur. Masyarakat yang berminat untuk dibina harus mendaftarkan diri ke
PKBM, dan sampai saat ini semua masyarakat yang dibina PKBM An-nur belum
pernah ada yang ditolak. Sedangkan untuk program keaksaraan, pihak PKBM
selain menunggu pendaftaran tetapi mengunjungi dan menawarkan diri kepada
PKBM An-nur mensosialisasikan program-
program PKBM kepada masyarakat kecamatan Ibun
Masyarakat yang berminat atau dipilih oleh PKBM An-nur
untuk menjadi binaan PKBM mendaftar secara gratis
Binaan yang mendaftar sesuai keinginannya dididik secara intensif (kesetaraan 3 tahun), program lainnya disesuaikan
berdasarkan keinginan binaan.
Binaan yang sudah lulus program (kesetaraan) atau
dinyatakan sudah bisa mandiri dipersilahkan untuk mengabdi di PKBM atau bekerja dan bekarya
dimasyarakat.
Menjadi alumni PKBM An-nur
62
calon binaan untuk dilatih dan belajar di PKBM, hal ini dikarenakan program KF
pada umumnya orang tua yang sudah lanjut usia dan malu untuk belajar di PKBM.
Selanjutnya binaan akan dididik dan diberikan keterampilan berdasarkan
program yang diambil. Untuk paket B dan C waktunya hampir sama dengan
pendidikan formal yang sederajat, yaitu selama tiga tahun. Sedangkan untuk
program KF dan keagamaan berlangsung selama binaan membutuhkan bimbingan
dari PKBM An-nur, bahkan dari hasil wawancara peneliti dengan pengurus,
beberapa binaan PKBM program KF selesai mengikuti program jika tutup usia atau
sakit parah.
Jika tahap pembinaan sudah selesai, maka binaan menjadi alumni dan
diberikan pilihan apakah ingin mengabdi di PKBM atau langsung bekerja dan
berkarya dimasyarakat umum. Sampai saat ini mayoritas binaan banyak yang
memilih untuk bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga mereka masing-
masing.
Program CSR PT. PGE ini sangat berdampak positif terhadap
PKBM An-nur dalam menjalankan operasionalnya dan membina
masyarakat kecamatan Ibun. Dengan adanya program CSR tersebut PKBM
merasa terbantu dalam memberikan layanan pendidikan kepada
masyarakat dan menyadarkan supaya bisa hidup mandiri dan lebih baik
lagi. Program ini juga memberikan kemudahan untuk masyarakat binaan
yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi
setara strata satu (S1). (wawancara dengan Ibu Yanti wakil ketua PKBM
An-nur).
63
PT.PGE selaku pemberi manfaat CSR memberikan perhatian lebih kepada
lembaga yang fokus memberdayakan masyarakat, khususnya yang menggunakan
pendekatan pendidikan serta pelatihan supaya masyarakt memiliki bekal
kedepannya untuk mendapatkan pekerjaan atau memiliki usaha sendiri. Program
CSR yang diberikan kepada PKBM sudah berlangsung cukup lama, yaitu pada
tahun 2006 dan secara konsisten PT. PGE selalu memberikan perhatian khusus
kepada PKBM dengan menjadi mitra hampir setiap tahun dan menjadi binaan
unggulan CSR PT. PGE.
“Program CSR PT. PGE sangat membantu PKBM dalam
memberikan fasilitas pendukung guna melancarkan kegiatan belajar
mengajar serta pelatihan wirausaha. Selain itu semenjak PKBM
mendapatkan CSR, jumlah masyarakat binaan semakin bertambah banyak
dan muncul kepercayaan dari masyarakat untuk dibina di PKBM. Selain
dari segi fasilitas, CSR juga mendukung PKBM dalam aspek pemasaran
produk-produk hasil karya binaan PKBM dengan cara memberikan
kesempatan untuk mengikuti pameran-pameran wirausaha”
“Setiap Ada program PKBM kami selalu diberitahu dan diberi
arahan juga bagaimana mekanisme pengajuan program tersebut. Karena
sudah percaya dengan PKBM, malah kami sering dibantu meskipun tidak
ada program CSR yang sedang berlangsung. Misalnya pernah ketika siswa-
siswa kami membutuhkan seragam untuk mengikuti sebuah kegiatan, PT.
PGE secara cepat memberikan uang untuk membuat seragam tersebut.
Padahal ketika itu hanya menanyakan apakah ada program CSR lagi, tapi
64
pihak PT. PGE langsung memberikan dan menyatakan kalau PKBM
membutuhkan sesuatu hubungi kami saja.
Setelah mendapatkan CSR banyak sekali peningkatan baik dari segi
jumlah binaan maupun fasilitas, gambarannya seperti berikut:
Tabel 4.3 Perbedaan jumlah binaan PKBM
Jumlah binaan Jumlah pengajar & pengurus
Sebelum 15 orang 1 orang
Sesudah >150 orang 64 orang
Sumber: PKBM An-nur
Tabel 4.4 Perbedaan fasilitas PKBM
Fasilitas
pendidikan
Fasilitas
umum
Akses pemasaran produk usaha
binaan
Sebelum 1 ruangan
kelas
Tidak memiliki Tidak memiliki, hanya
mengandalkan relasi
Sesudah 11 ruangan
belajar dan
pendukungnya
Musholda dan
Toilet
Selain melalui relasi, dibantu juga
oleh PGE untuk memasarkan
keberbagai kota bahkan luar negeri
Sumber: PKBM An-nur
Perbedaan PKBM sebelum dan sesudah mendapatkan CSR PT.PGE
sangat terasa dan berdampak sekali. Jumlah binaan meningkat, fasilitas
pendukung bertambah, jumlah pengajar dan pengurus juga bertambah, dan
yang tidak kalah penting kami diberikan akses pemasaran ke luar kota
bahkan ke luar negeri untuk mengenalkan PKBM An-nur serta hasil usaha
binaan kami. (Wawancara dengan Pak Iman Kabag. TU dan Ibu Yanti wakil
ketua PKBM An-nur).
65
Selain dampak positif yang dirasakan oleh PKBM An-nur, ada juga dampak
negatif yang dirasakan oleh PKBM.
Disadari atau tidak PKBM cukup ketergantungan dengan CSR PT.
PGE. Tetapi PKBM mulai mencoba untuk bisa mandiri maupun tidak
ketergantungan dengan PGE. Usaha yang kami lakukan adalah dengan
mengenalkan PKBM kepihak lain, baik itu donator pribadi maupun instansi
yang bisa ikut serta memberdayakan masyrakat melalui PKBM. Tidak kalah
penting PKBM terus berusaha membuat usaha sendiri, seperti budidaya
ikan, budidaya jamur dan usaha lainnya. Tetapi karena kendala SDM dan
kemampuan mengelola usaha PKBM masih sangat minim, usaha-usaha
tersebut tidak bertahan lama dan secara bisnis malah rugi. Masalah
tersebut bisa disebabkan karena program CSR kewirausahaan hanya
memberikan bantuan modal kerja, bahan baku awal dan fasilitas usaha
pendukung, sedangkan softskillnya kurang diberikan, SDM kurang dilatih.
Pelatihan softskill diberikan tapi cuma sekali, tidak dibuat pembinaan
berkala sehingga ada kebingungan harus diseperti apakan usaha tersebut.
Dari usaha yang telah dilakukan, saat ini yang cukup menguntungkan
melalui penjualan kepada relasi dan pameran-pameran hanya penjualan
produk binaan berupa kerajinan tangan seperti baju, kotak tisu dari kertas
daur ulang, dan sandal.
Sampai saat ini ada dilema yang dirasakan oleh PKBM, disatu sisi
PKBM ingin mandiri tapi disisi lain PKBM belum siap jika PGE tidak
memberikan CSR lagi. Oleh karena itu PKBM sedang berusaha untuk
66
mencari solusi supaya kedepannya PKBM menjadi lembaga yang mandiri.
Jika PKBM mandiri maka CSR PT.PGE bisa diberikan secara bergilir
kepada lembaga lain yang sejenis PKBM An-nur. (Wawancara dengan Pak
Iman, Kabag TU PKBM An-nur).
Dalam menjalankan pembinaan di PKBM An-nur, pengurus terus berusaha
menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak seperti pemerintah dan pihak
swasta. Hal tersebut dilakukan karena semakin banyak binaan dan semakin
berkembangnnya PKBM maka biaya oprasionalnya pun mengalami peningkatan.
Diawal pendirian PKBM, biaya oprasional seperti gaji pengajar,
biaya oprasional, biaya pengadaan fasilitas pendidikan hanya
mengandalkan uang dari kantong pribadi Ibu Tjijh, kurang lebih dari tahun
2004-2006 hampir seratus persen dibiayai sendiri. Mulai 2006 PT.PGE
mulai membantu kami, tapi lebih kepada fasilitas pendukung saja,
sedangakan gaji pengajar belum bisa dibantu. Tahun 2008 alhamdulillah
PKBM mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah, dalam hal ini dinas
pendidikan untuk memberikan gaji kepada pengajar. Semenjak dinas
pendidikan masuk, program lain seperti PNPM Mandiri pernah
memberikan bantuan juga tapi tidak berkesinambungan. Jadi bisa dibilang
setelah CSR PT.PGE secara konsisten setiap tahun memberikan bantuan,
pihak lainpun percaya untuk bekerjasama dengan PKBM.
Saya melihat ada sebuah kebanggan bagi PT.PGE membina PKBM,
karena PKBM sering mengikuti kegiatan di luar negeri, pernah
mendapatkan penghargaan dari UNESCO dan hal tersebut memudahkan
67
PT PGE memberikan motivasi kepada binaan lainnya supaya bisa dikenal
di dalam dan di luar negeri, atau bahkan bisa melebihi prestasi PKBM An-
nur.
Alasan PGE memberikan CSR karena melihat PKBM Belum bisa
mandiri, dan dari PKBM pun merasakan belum mandiri dan dalam waktu
dekat belum ada niat kesana soalnya dari APBD masih kurang dan
kesulitan jika tidak ada csr. Ada beberapa CSR dari instansi lain tapi tidak
rutin, bantuannya berupa hibah peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan.
Jika dibandingkan saat ini bantuan-bantuan yang kami dapat besarannya
seperti ini:
Tabel 4.5 Sumber bantuan PKBM
Fasilitas pendidikan Beasiswa Biaya oprasional
60% dari PT. PGE 100% dari PT.PGE 100% dari pemerintah
40% dari program
pemerintah
- -
Sumber: PKBM An-nur
Di PKBM masyarakat binaan selain dilatih mengenai pendidikan dan juga
keahlian, mereka dididik juga masalah akhlak dan tatakrama. Mayoritas binaan
merupakan masyarakat yang berasal dari keluarga tidak berpendidikan tinggi,
sehingga pola pikir yang dimiliki binaan cenderung mengabaikan pentingnya
pendidikan.
“Anak-anak PKBM mayoritas anak-anak yang aktif “bandel” tapi
buat kami tidak ada namanya anak bandel yang ada mereka itu anak yang
membutuhkan perhatian lebih dan harus difasilitasi bakat minatnya serta
diarahkan kearah yang positif. Tugas utama PKBM adalah memberikan
68
pemahaman kepada binaan bahwa mereka memiliki masa depan cerah dan
kesempatan yang sama dengan orang lain. PKBM ingin mengarahkan
mereka untuk menggapai masa depan tersebut melalui pendidikan dan
keahlian supaya bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat.
(Wawancara dengan Ibu Yanti, Wakil Ketua PKBM An-Nur).
Setiap tahunnya sejak PKBM berdiri, sudah ratusan binaan yang menjadi
alumni, hidup mandiri dan menjadi bagian masyarakat dengan segala aktifitas yang
dimilikinya.
Alumni PKBM ada sekitar 200 orang lebih, kebanyakan alumni
bekerja di pabrik dan garmen. Ada yang melanjutkan sekolah kejenjang
yang lebih tinggi, ada yang bekerja, dan sisanya menjadi wirausaha.
Tabel 4.6. Sebaran alumni PKBM
Pegawai Melanjutkan sekolah Wirausaha
Kurang lebih 140
orang (70%)
Kurang lebih 10 orang
(5%)
Kurang lebih 45
orang (25%)
Sumber: PKBM An-nur
Alhamdulillah alumni PKBM sudah banyak dan bisa bermanfaat
bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya. Mayoritas alumni PKBM banyak
yang bekerja di pabrik-pabrik atau garmen yang ada disekitar Majalaya,
ada juga yang berwirasuaha dan sekolah lagi. Bagi PKBM, yang terpenting
mereka (alumni) tidak menjadi orang-orang yang membebani orang tuanya
maupun orang lain.
Bahkan ada beberapa alumni yang memiliki usaha dan dengar-
dengar karyawannya banyak serta omset usahanya besar, kami sebagai
69
orang yang pernah mendidik atau membina mereka turut bangga dan
bahagia jika ada alumni yang berhasil seperti mereka. (Wawancara dengan
Pak Iman, Kabag TU PKBM An-nur)
Sedangkan tanggapan dari masyarakat sekitar, dengan adanya PKBM
banyak sekali dampak positf dibandingkan dengan dampak negatif yang mereka
rasakan selama PKBM berdiri sampai sekarang (tahun 2016).
Adanya PKBM bagi masyarakat sekitar jelas sangat bermanfaat
sekali bagi kami, karena anak-anak kami bisa sekolah dan belajar secara
gratis, tidak jauh dari rumah serta fasilitas pendukung pendidikan yang
cukup lengkap. Selain itu kami sering mendengar PKBM mendapatkan
penghargaan dari pemerintah maupun dari luar negeri, pencapaian
tersebut cukup membuat bangga kami yang ada di lingkungan sekitar
PKBM karena jelas ikut mengangkat daerah kami. Sedangkan secara
pribadi dengan adanya PKBM secara penjualan usaha saya tidak terlalu
berpengaruh, kecuali jika ada acara yang melibatkan mahasiswa,
karyawan pertamina dan tamu undangan dari daerah lain. Sejauh ini
masyarakat tidak merasakan adanya dampak negatif, karena banyak
dampak positif yang dirasakan. (Wawancara dengan Ibu Euis penjual
bakso- lokasi usaha di depan PKBM An-nur).
Tanggapan lain dari masyarakat sekitar tentang keberadaan PKBM yang
berada disekitar mereka.
Secara sosial masyarakat dengan adanya PKBM An-nur
masyarakat terbantu dikarenakan akses pendidikan menjadi dekat,
70
terfasilitasi dan gratis. Selain itu PKBM membawa kebanggaan bagi
penduduk sekitar dikarenakan PKBM berprestasi dan cukup dikenal baik
oleh pemerintah maupun pertamina. Sedangkan dampak negatif yang saya
lihat adalah lembaga lain yang seperti PKBM atau memiliki kegiatan
pemberdayaan masyarakat terindikasi cemburu dengan PKBM karena
lembaga lain kurang mendapatkankan bantuan dari CSR PT.PGE,
sedangkan PKBM sering. Kedepannya berharap CSR PGE melalui PKBM
memberikan bantuan berupa program pembinaan untuk usaha mikro bagi
warga sekitar PKBM. (Wawancara dengan Ibu Yuyun waarga sekitar
PKBM)
4.4 Analisis Kuantitatif
Untuk memperoleh data tentang dampak dari program CSR PT. PGE
terhadap PKBM An-nur di kecamatan Ibun Kabupaten Bandung dapat diperoleh
dari angket yang telah diberikan kepada pengurus serta jajarannya sebagai
responden yang berjumlah 56 orang.
Dalam pengolahan data yang bersifat statistik ini, peneliti menggunakan 3
(tiga) tahapan, yaitu:
a. Analisis Pendahuluan
b. Analisis Uji Hipotesis
c. Analisis Lanjut
Maksud dari penerapan pengujian secara bertahap ini adalah untuk
memahami dan menganalisis secara mendalam data yang didapatkan dari hasil
71
observasi, wawancara dan lain-lain. Hasil dari pengujian tersebut juga dapat
memberikan pemahaman atau informasi yang relevan dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan. Sehingga hasil pemprosesan data dapat menginterpretasikan
kejadian yang terjadi di lapangan sesungguhnya. Kuisioner yang peneliti sebar
mencakup tiga pertanyaan yaitu dampak yang dirasakan oleh PKBM sebelum dan
sesudah mendapatkan CSR PT. PGE yang meliputi fasilitas pendidikan, jumlah
binaan dan jumlah pengurus serta pengajar PKBM sebelum dan sesudah
mendapatkan CSR. Responden diminta untuk menjawab persepsi mereka dengan 5
pilihan, yaitu (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) cukup setuju (4) setuju (5)
sangat setuju. Adapun jawabnnya terdapat dalam tabel berikut:
Tabel. 4.3 Jawaban kuisioner
No Responden Fasilitas baik Binaan mencukupi Staff mencukupi
Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah
1 PKBM1 1 5 1 5 1 5
2 PKBM2 1 5 1 5 1 5
3 PKBM3 1 5 1 5 1 5
4 PKBM4 1 5 1 5 1 5
5 PKBM5 1 5 1 5 1 5
6 PKBM6 1 5 1 5 1 5
7 PKBM7 1 5 2 4 1 5
8 PKBM8 1 5 1 5 2 4
9 PKBM9 1 4 1 5 1 5
10 PKBM10 2 4 1 5 1 5
11 PKBM11 1 5 1 5 1 5
12 PKBM12 1 5 1 5 1 5
13 PKBM13 1 5 1 5 1 5
14 PKBM14 1 5 1 5 1 5
15 PKBM15 1 5 1 5 1 5
16 PKBM16 2 4 1 5 1 5
17 PKBM17 1 5 1 5 1 5
18 PKBM18 1 5 1 5 1 5
19 PKBM19 1 5 1 5 1 5
20 PKBM20 1 5 1 5 1 5
21 PKBM21 1 5 1 5 1 5
22 PKBM22 1 5 1 5 1 5
23 PKBM23 1 5 1 5 1 5
24 PKBM24 1 5 1 5 1 5
25 PKBM25 1 5 1 5 2 4
26 PKBM26 1 5 1 5 1 5
27 PKBM27 2 4 1 5 1 5
28 PKBM28 2 4 1 5 1 5
72
Tabel. 4.3 Jawaban kuisioner
29 PKBM29 2 4 1 5 1 5
30 PKBM30 2 4 2 4 1 5
31 PKBM31 2 4 1 5 1 5
32 PKBM32 1 5 1 5 1 5
33 PKBM33 1 5 1 5 1 5
34 PKBM34 1 5 1 5 1 5
35 PKBM35 1 5 1 5 1 5
36 PKBM36 1 5 1 5 1 5
37 PKBM37 1 5 1 5 1 5
38 PKBM38 1 5 1 5 1 5
39 PKBM39 1 5 2 4 1 5
40 PKBM40 1 5 1 5 1 5
41 PKBM41 1 5 1 5 2 4
42 PKBM42 1 5 1 5 1 5
43 PKBM43 1 5 1 5 1 5
44 PKBM44 1 5 1 5 1 5
45 PKBM45 2 4 1 5 1 5
46 PKBM46 1 5 1 5 1 5
47 PKBM47 1 5 1 5 1 5
48 PKBM48 1 5 1 5 1 5
49 PKBM49 1 5 1 5 1 5
50 PKBM50 1 5 1 5 1 5
51 PKBM51 1 5 2 4 1 5
52 PKBM52 1 5 1 5 1 5
53 PKBM53 1 5 1 5 1 5
54 PKBM54 1 5 1 5 1 5
55 PKBM55 1 5 1 5 1 5
56 PKBM56 1 5 1 5 1 5
Sumber: Jawaban responden
Setelah mendapatkan jawaban dari semua responden, kemudian diolah
menggunakan uji Marginal Homogenity dengan rincian:
1. Tanggapan pengurus PKBM terhadap perubahan/peningkatan jumlah fasilitas
dan insfrastruktur PKBM An-Nur setelah PKBM mendapatkan bantuan CSR
PT.PGE Area Kamojang
73
Tabel. 4.8 Tanggapan pengurus PKBM terhadap fasilitas dan infrastruktur
Tabel. 4.9 Uji Marginal Homogenity fasilitas dan infrastruktur
Fasilitas_sebelum & Fasillitas_setelah
Distinct Values 4
Off-Diagonal Cases 56
Observed MH Statistic 64.000
Mean MH Statistic 167.500
Std. Deviation of MH Statistic 14.080
Std. MH Statistic -7.351
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Dari total responden sebanyak 56 orang, tabel 4.3 di atas menunukkan
bahwa tanggapan responden mengenai fasilitas dan infrastruktur PKBM An-Nur
baik, 48 orang menyatakan sangat tidak setuju sebelum adanya bantuan CSR
PT.PGE Area Kamojang dan setuju setelah adanya bantuan CSR PT.PGE Area
Kamojang, 8 orang menyatakan tidak setuju sebelum adanya bantuan CSR PT.PGE
Area Kamojang dan setuju setelah adanya bantuan CSR PT.PGE Area Kamojang,
dan 47 orang menyatakan sangat tidak setuju sebelum adanya bantuan CSR
PT.PGE Area Kamojang dan sangat setuju setelah adanya bantuan CSR PT.PGE
Area Kamojang.
Sedangkan dari hasil marginal homogeneity dapat diperoleh taraf
signifikansinya (Asymp. Sig.) sebesar 0,000 yang artinya di bawah 0,05 = 5%,
maka H0 ditolak. Artinya bantuan CSR PT.PGE Area Kamojang ternyata
Jawaban Responden Fasilitas dan Infrastruktur
Sebelum Sesudah
Sangat tidak setuju 48 0
Tidak setuju 8 0
Cukup setuju 0 0
Setuju 0 9
Sangat setuju 0 47
Total 56 56
74
berdampak untuk mengubah fasilitas dan infrastruktur PKBM An-Nur. Dengan
kata lain, adanya peningkatan fasilitas dan infrastruktur PKBM An-Nur setelah
mendapatkan bantun CSR PT.PGE Area Kamojang.
2. Tanggapan pengurus PKBM terhadap perubahan/peningkatan jumlah
masyarakat binaan PKBM An-Nur setelah PKBM mendapatkan bantuan CSR
PT.PGE Area Kamojang
Tabel. 4.10 Tanggapan pengurus PKBM terhadap jumlah binaan masyarakat
Tabel. 4.11 Uji Marginal Homogenity jumlah binaan masyarakat Binaan_sebelum & Binaan_setelah
Distinct Values 4
Off-Diagonal Cases 56
Observed MH Statistic 60.000
Mean MH Statistic 168.000
Std. Deviation of MH Statistic 14.560
Std. MH Statistic -7.417
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Dari total responden sebanyak 56 orang, tabel 4.5 di atas menunukkan
bahwa tanggapan responden mengenai jumlah binaan masyarakat PKBM An-Nur
mencukupi, 4 orang menyatakan tidak setuju sebelum adanya bantuan CSR
PT.PGE Area Kamojang dan setuju setelah adanya bantuan CSR PT.PGE Area
Kamojang, dan 52 orang menyatakan sangat tidak setuju sebelum adanya bantuan
Jawaban Responden Jumlah binaan Masyarakat
Sebelum Seseudah
Sangat tidak setuju 52 0
Tidak setuju 4 0
Cukup setuju 0 0
Setuju 0 4
Sangat setuju 0 52
Total 56 56
75
CSR PT.PGE Area Kamojang dan sangat setuju setelah adanya bantuan CSR
PT.PGE Area Kamojang.
Sedangkan dari hasil marginal homogeneity dapat diperoleh taraf
signifikansinya (Asymp. Sig.) sebesar 0,000 yang artinya di bawah 0,05 = 5%,
maka H0 ditolak. Artinya bantuan CSR PT.PGE Area Kamojang ternyata
berdampak untuk mengubah jumlah binaan masyarakat PKBM An-Nur. Dengan
kata lain, adanya peningkatan jumlah binaan masyarakat PKBM An-Nur setelah
mendapatkan bantun CSR PT.PGE Area Kamojang.
3. Tanggapan pengurus PKBM terhadap perubahan/peningkatan jumlah staff dan
pengajar PKBM An-Nur setelah PKBM mendapatkan bantuan CSR PT.PGE
Area Kamojang.
Tabel. 4.12 Tanggapan pengurus PKBM terhadap fasilitas dan infrastruktur
Tabel. 4.13 Uji Marginal Homogenity fasilitas dan infrastruktur Staff_sebelum &
Staff_setelah
Distinct Values 4
Off-Diagonal Cases 56
Observed MH Statistic 59.000
Mean MH Statistic 168.000
Std. Deviation of MH Statistic 14.663
Std. MH Statistic -7.434
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Jawaban
Responden
Jumlah staff dan
pengajar
Sebelum Seseudah
Sangat tidak
setuju 53 0
Tidak setuju 3 0
Cukup setuju 0 0
Setuju 0 3
Sangat setuju 0 53
Total 56 56
76
Dari total responden sebanyak 56 orang, tabel 4.7 di atas menunukkan
bahwa tanggapan responden mengenai jumlah staff PKBM An-Nur mencukupi, 3
orang menyatakan tidak setuju sebelum adanya bantuan CSR PT.PGE Area
Kamojang dan setuju setelah adanya bantuan CSR PT.PGE Area Kamojang, dan
53 orang menyatakan sangat tidak setuju sebelum adanya bantuan CSR PT.PGE
Area Kamojang dan sangat setuju setelah adanya bantuan CSR PT.PGE Area
Kamojang.
Sedangkan dari hasil marginal homogeneity dapat diperoleh taraf
signifikansinya (Asymp. Sig.) sebesar 0,000 yang artinya di bawah 0,05 = 5%,
maka H0 ditolak. Artinya bantuan CSR PT.PGE Area Kamojang ternyata
berdampak untuk mengubah jumlah staff PKBM An-Nur. Dengan kata lain, adanya
peningkatan jumlah staff PKBM An-Nur setelah mendapatkan bantun CSR
PT.PGE Area Kamojang.
Dari hasil pengamatan dan wawancara mendalam, dan analisa data
kuantitatif PKBM An-nur sangat terbantu dengan adanya program CSR. Selain itu
dampak yang dirasakan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan operasional
PKBM selama ini dan dalam menjalankan pemberdayaan masyarakat yang berada
di kecamatan Ibun kabupaten Bandung. Sebelum mendapatkan program CSR,
ruang lingkup binaan PKBM hanya disekitar desa Lampegan, tetapi dengan
infrastruktur dan fasilitas yang diberikan CSR membuat cakupan semakin luas.
Selain itu jumlah binaan terus bertambah dibandingkan sebelum mendapatkan
CSR, karena masyarakat Ibun melihat PKBM An-nur banyak dibantu oleh PT. PGE
dan berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat untuk dibina. Alumni PKBM
77
saat ini sudah tersebar diberbagai daerah, dan bisa hidup mandiri serta menjadi
tulang punggung masyarakat bukan menjadi beban masyarakat. Selain dampak
positif, dampak negatifnyapun ada dengan adanya bantuan CSR untuk PKBM,
tetapi tidak terlalu terasa dan berdampak bagi keberlangsungan PKBM dalam
menjalankan proses pembinaan.