BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Tinjauan Umum …eprints.undip.ac.id/60010/6/BAB_IV.pdf ·...
Transcript of BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1. Tinjauan Umum …eprints.undip.ac.id/60010/6/BAB_IV.pdf ·...
66
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1. Tinjauan Umum Kota Semarang
Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, sehingga
menjadikan Kota Semarang sebagai pusat segala aktifitas dan interaksi
yang berhubungan erat dengan fungsi administratif, sosial, ekonomi,
dan politik. Perkembangan pembangunan di Kota Semarang pun
berkembang secara drastis dari tahun ketahun mengingat menjadi pusat
perputaran roda perekonomian daerah. Secara geografis Kota
Semarang terletak berada antara 110º 23’ 57’’ 79’’’ BT dan 110º 27’ 70’’
BT; lintang 6º 55’ 6’’ LS dan 6º 58’ 18’’ LS. Kota Semarang dengan luas
wilayah sebesar 373,67 km² terdiri dari 16 kecamatan dan 177
kelurahan.
Kota Semarang berada di propinsi Jawa Tengah, dengan batas daerah :
• Utara : Laut Jawa
• Timur : Kab. Demak
• Selatan : Kabupaten Semarang
• Barat : Kabupaten Kendal
67
4.1.1. Pembagian Wilayah Kota Semarang
Kota Semarang terdiri dari 16 kecamatan, yaitu Kecamatan
Semarang Tengah, Semarang Timur, Semarang Selatan,
Gajahmungkur, Caridisari, Semarang Barat, Semarang Utara,
Genuk, Gayamsan,Pedurungan, Tembalang, Banyumanik,
Gunungpati, Mijen, Ngaliyan, dan Kecamatan Tugu, serta 177
kelurahan. Selain terbagi dalam 16 kecamatan, kota Semarang
terbagi menjadi lima Wilayah Pengembangan dan sepuluh BWK
(Bagian Wilayah Kota). Pembagian 10 Bagian Wilayah Kota (BWK)
yang masing-masing memiliki perbedaan menurut karakter dan
pengembangan sebagai berikut :
BWK I meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan
Semarang Timur, dan Kecamatan Semarang Selatan
BWK II meliputi Kecamatan Candisari dan Kecamatan
Gajahmungkur
BWK III meliputi Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan
Semarang Utara
BWK IV meliputi Kecamatan Genuk
BWK V meliputi Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Pedurungan
68
BWK VI meliputi Kecamatan Tembalang
BWK VII meliputi Kecamatan Banyumanik
BWK VIII meliputi Kecamatan Gunungpati
BWK IX meliputi Kecamatan Mijen
BWK X meliputi Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu
(http://pamboedifiles.blogspot.com/2013/05/peta-pembagian-bwk-
kota-semarang.html, 2014)
Gambar 4.1 Peta BWK Kota Semarang
Sumber:
http://1.bp.blogspot.com/-
mIThCd8Xxw8/UailwKXApDI/AAAAAAAAHxU/wQJWsysQyEc/s1600/27.+rencana+p
embagian+bwk.jpg
69
4.2. Gambaran Umum BWK I Kota Seamarang
BWK 1 Kota Semarang meliputi Kecamatan Semarang Tengah,
Semarang Timur dan Semarang Selatan. Jalan Pandanaran berada
pada kecamatan Semarang Tengah dengan Kelurahan Pekunden.
Setiap BWK Semarang memiliki fungsi kegiatan yang berbeda-
beda. Untuk BWK 1 Kota Semarang menurut RDTRK Kota Semarang
difungsikan sebagai kawasan pusat kota yang tingkat ketersediaan
fasilitas social di BWK ini sangat memadai. Ketersediaan fasilitas-
fasilitas tersebut selain untuk memenuhi kebutuhan warga di sekitar
kecamatan tersebut, juga dapat memenuhi kebutuhan warga Kota
Semarang. Umumnya fasilitas-fasilitas tersebut seperti tempat
perdagangan maupun jasa. Salah satu contohnya yaitu Jalan
Pandanaran.
4.3. Gambaran Umum Jalan Pandanaran Kota Semarang
Jalan Pandanaran dibangun dibangun pada tahun 1900. Setelah
terbentuknya Gemeente, sebagai prasarana jalan untuk permukiman
elite Belanda seiring dengan ditetapkannya pusat pemerintahan baru
didaerah Tugu Muda, disamping itu bersama - sama dengan jalan A.
Yani sebagai penghubung antara pusat pertumbuhan Tugu Muda dan
Peterongan yang ditandai dengan kegiatan ekonomi pada kedua daerah
tersebut. (Widodo dalam Harwin, 2012:46).
70
Seiring perkembangan waktu, terjadi perubahan di Jalan
Pandanaran. Yang sebelumnya merupakan daerah permukiman
menjadi daerah perdagangan dan jasa terutama setelah pertemuan
Jalan Pandanaran dan Jalan A. Yani dengan Jalan Pahlawan yang
menjadi pusat Kota Semarang dengan dibangunnya Open Space yang
besar yaitu Lapangan Pancasila (Simpang Lima). Secara administratif,
koridor Jalan Pandanaran terletak pada dua kecamatan, untuk sisi utara
masuk pada wilayah kecamatan Semarang Tengah dan untuk sisi
selatan masuk pada wilayah administrasi Semarang Selatan. Menurut
RDTRK Kota Semarang, kawasan ini termasuk kawasan pusat Kota
Semarang.
Pada perkembangan selanjutnya, seiring dengan perkembangan
Kota Semarang, Jalan Pandanaran menjadi semakin ramai karena
semakin banyak orang melalui jalan tersebut menuju pusat kota. Karena
fenomena tersebut, orang-orang mulai mengalihfungsikan hunian
mereka menjadi tempat usaha dengan cara membangun fasilitas-
fasilitas perdagangan di sepanjang jalan tersebut. Fasilitas-fasilitas itu
adalah fasilitas perdagangan dan jasa atau bahkan sekedar disewakan
untuk perkantoran atau dengan kata lain terjadi kegiatan perdagangan
terhadap daerah hunian pada kawasan Jalan Pandanaran ini. (Harwin,
2012)
71
Akibat dari fenomena tersebut ruas penggal koridor jalan pada
kawasan penelitian saya ini menjadi jalan yang banyak dikenal
masyarakat dengan image sebagai pusat jajan dan oleh-oleh khas
Semarang. Diperkuat dengan ramainya jalan tersebut sebagai arus lalu
lintas utama yang dilalui oleh ribuan orang setiap harinya terutama pada
musim-musim liburan. Dan banyak pula orang yang menggantungkan
hidupnya dari keberadaan jalan Pandanaran tersebut karena sebagai
ladang untuk mencari nafkah.
4.4. Pemilihan Lokasi Penelitian
Menurut RTRW Kota Semarang, Jalan Pandanaran berada pada
Kecamatan Semarang Tengah yang memiliki fungsi sebagai kawasan
pusat kota sebagai penggerak perekonomian Kota Semarang. Karena
fungsinya sebagai kawasan Pusat Kota tentunya memiliki fasilitas-
fasilitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota
Semarang. Banyak terdapat perkantoran-perkantoran maupun
pertokoan-pertokoan. Seiring perkembangan Kota Semarang, Jalan
Pandanaran tidak hanya sebagai kawasan Pusat Jajanan dan Oleh-oleh
Kota Semarang, namun juga menjadi kawasan bisnis dengan berdirinya
bangunan-bangunan berupa rent office. Fenomena Keberagaman
Activity Support tersebut sangat menarik untuk diteliti terkait dengan
72
citra kawasan yang akan terbentuk yang notabennya Jalan Pandanaran
terkenal sebagai pusat oleh-oleh Kota Semarang.
Lokasi penelitian akan dibagi menjadi 2 segmen karena terdapat
perbedaan kecenderungan activity support yang mendominasi di Jalan
Pandanaran. Seperti pada segmen 1, area penelitian sangat didominasi
oleh bangunan perkantoran, pola aktivitasnya pun berbeda dengan yang
berada pada segmen 2. Area pusat jajanan dan oleh-oleh khas Kota
Semarang merupakan area penelitian segmen 2. Pola aktivitas
pengunjung antara segmen 1 dan 2 sangat berbeda selain itu tata guna
lahannya pun punya kecenderungan perebedaan sehingga lokasi
penelitian dibagi menjadi 2 segmen.
Adapun batas-batas area penelitian Kawasan Jalan Pandanaran adalah:
Utara : Permukiman warga Kelurahan Pekunden
Timur : Tugu Muda
Selatan : Permukiman warga mugassari
Barat : Lapangan Pancasila (simpang lima)
73
Gambar 4.2 Lokasi penelitian Jl. Pandanaran
Sumber: google earth, 2014
Area penelitian dimulai dari sisi timur yang berdekatan dengan lapangan Pancasila (simpang lima) hingga ke barat
yang berdekatan dengan Tugu Muda. Penelitian ini kemudian dibagi menjadi dua segmen. Pada segmen pertama,
keberagaman activity support yang sangat terasa adalah bentuk keragaman tata guna lahannya sedangkan pada
segmen ke 2 adalah keragaman aktivitasnya karena pada area ini lah dimana terdapat pusat oleh-oleh Kota
Semarang.
74
Gambar 4.3 Kondisi Keberagaman di Jalan Pandanaran Sumber: Dokumentasi Penulis (2014) dan CAD Kota Semarang (2010)
Berdasarkan gambar-gambar diatas terlihat bahwa area penelitian pada segmen 1, terlihat bentuk keberagamanan berdasarkan tata guna lahannya. Terdapat bangunan perkantoran,
pertokoan, hotel-hotel, maupun tempat tinggal. Sedangkan pada area segmen 2 yang merupakan pusat jajanan dan oleh-oleh di Kota Semarang, yang sangat terasa keberagamannya
adalah aktivitasnya karena tak hanya beraktivitas didalam ruangan, namun juga diluar ruangan, selain itu banyak terdapat pertokoan didalamnya tak hanya pertokoan penjual oleh-oleh
saja, tetapi juga toko pakaian dan sebagainya. Aktivitas di open space juga melengkapi keberagaman aktivitas didalamnya dengan adanya pedagang-pedagang kaki lima dan pembeli
yang maupun pengunjung yang mengitari area pedestrian. Gambar berikut adalah detail dari keberagaman pada area penelitian segmen 1 dan 2:
Ket: : Segmen 1 Penelitian : Segmen 2 Penelitian
75
Segmen 1 Penelitian
Gambar 4.4 Kondisi keberagaman di segmen 1 penelitian Jl. Pandanaran Sumber: Dokumentasi Penulis (2014) dan CAD Kota Semarang (2010)
Dari gambar diatas merupakan gambaran umum obyek penelitian di segmen 1 dimana keberagaman activity supportnya terlihat dari penata gunaan lahannya. Terdapat bangunan
perkantoran, pertokoan, rumah tinggal, hotel, taman maupun tempat makan. Sedangkan aktivitas yang terjadi diluar bangunan seperti jalur pedestrian tidak begitu terasa karena kawasan
ini didominasi oleh bangunan perkantoran dan juga pertokoan elektronik. Kondisi jalur pedestrian sangat lengang tetapi arus lalu lintasnya cukup ramai dan padat pada jam-jam tertentu
seperti pada pagi hari dan sore hari weekdays. Signages yang berfungsi sebagai identitas banguna yang terdapat pada segmen 1 juga tak begitu terasa keberagamannya karena bentuk
dan ukurannya tidak seatraktif yang berada pada segmen 2.
76
Segmen 2 Penelitian
Gambar 4.5 Kondisi keberagaman di segmen 2 penelitian Jl. Pandanaran Sumber: Dokumentasi penulis (2014) dan CAD Kota Semarang (2010)
Pada segmen 2 area penelitian, dapat dilihat bahwa aktivitas yang terjadi sangat beragam terutama pada area penjualan oleh-oleh (lihat gambar yang ditandai warna hijau). Sedangkan
pada sisi utara segmen 2, kurang begitu terasa aktivitas outdoornya karena didominasi oleh bangunan perkantoran. Banyak terdapat pedagang-pedagang kaki lima yang memenuhi
sepanjang jalur pedestrian area pusat oleh-oleh sehingga aktivitasnya sangat terasa beragam pada segmen ini.
77
4.5. Kondisi Keberagaman Activity Support yang berada di Jalan
Pandanaran
Suatu kawasan kota tidak dapat terpisah oleh yang namanya
activity support karena dengan kehadiran suatu activity support
dapat menghidupkan suatu kawasan kota. Masyarakat dapat
beraktivitas dan berinteraksi dengan adanya activity support. Suatu
kawasan kota juga dapat berkembang dengan adanya activity
support sehingga sangatlah penting kehadiran activity support dalam
sebuah kota. Fungsi dari adanya activity support tersebut menurut
Danisworo (1991) yaitu untuk menciptakan kehidupan kota yang
lebih baik karena dengan mudah dapat mengakomodasikan
kebutuhan atau barang keperluan sehari-hari kepada masyarakat
kota.
Pusat kota suatu kawasan kota sebagai penggerak
perekonomian disebut Central Business District. Menurut Yunus
(2005) dalam Struktur Tata Ruang Kota Central Business District
yaitu merupakan pusat kehidupan social, ekonomi budaya dan
politik. Banyak activity support yang tumbuh di kawasan pusat kota
sebagai pusat penggerak aktivitas suatu kota seperti kegiatan
ekonomi, social, budaya maupun politik.
78
Di kota Semarang, Jalan Pandanaran merupakan salah satu
daerah CBD (Central Business District). Banyak terdapat kegiatan
didalamnya seperti pertokoan, perkantoran, hotel, restoran, dan
sebagainya. Terdapat pula pusat jajanan dan oleh-oleh Kota
Semarang di Jalan Pandanaran. Sebagai area pusat kota, banyak
terdapat keragaman activity support yang tumbuh. Bentuk
keberagaman activity support tersebut dapat dilihat dari:
1. Tata Guna Lahan (Land Use)
Menurut Darmawan (2003:12), tata guna lahan (landuse)
adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan
yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga
secara umum dapat memberikan gambaran keseluruhan
bagaimana daerah-daerah pada suatu kawasan tersebut
seharusnya berfungsi.
Sebagai kawasan Central Business District yang bersifat
komersial, tata guna lahan di Jalan Pandanaran terdiri dari
macam-macam fungsi bangunan, apakah itu sebagai kawasan
perdagangan maupun perkantoran. Menurut sejarahnya,
kawasan Jalan Pandanaran sudah berfungsi sebagai kawasan
komersial yaitu sebagai pusat perbelanjaan oleh-oleh. Pada
perkembangannya, tata guna lahan Jalan Pandanaran tak lagi
79
sepenuhnya sebagai kawasan komersial, kemudian beberapa
diantaranya berfungsi sebagai perkantoran dan fungsi lainnya.
Sehingga Jl. Pandanaran menjadi kawasan yang memiliki
keberagaman aktivitas apabila dilihat dari kegunaan lahannya.
Berikut adalah gambaran keberagaman dari tata guna lahan
yang berada di jalan pandanaran:
Gambar 4.6 Sketsa kondisi keberagaman dari tata guna
lahan di Jl. Pandanaran
Sumber: Analisis, 2014
Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambaran
keberagaman activity support tata guna lahan yang berada di jl.
Pandanaran, dari mulai fungsi bangunan perkantoran,
pertokoan, rumah tinggal, rumah makan maupun hotel.
80
Kondisi Tata Guna Lahan di segmen 1 Jalan Pandanaran
Gambar 4.7 Kondisi tata guna lahan segmen 1 jalan pandanaran Sumber: Dokumentasi penulis (2014) dan CAD Kota Semarang (2010)
Berdasarkan gambar diatas, kondisi tata guna lahan di segmen 1 dapat dikatakan sangat beragam, terlihat dari macam-macam fungsi bangunan yang ada didalamnya seperti bangunan
perkantoran, pertokoan, rumah tinggal, rumah makan, hotel dan sebagainya. Hal tersebut dapat dilihat dari bentuk bangunan maupun signages bangunannya. Namun, tata guna lahan yang
sangat mendominasi di area penelitian segmen 1 ini adalah bangunan perkantorannya seperti bank maupun perkantoran lainnya.
81
Kondisi Tata Guna Lahan segmen 2 Penelitian
Gambar 4.8 Kondisi tata guna lahan di segmen 2 Jalan Pandanaran Sumber: Dokumentasi penulis (2014) dan CAD Kota Semarang (2010)
Tata guna lahan yang berada di segmen 2 penelitian ini sangat di dominasi oleh pertokoan kecuali pada sisi utara lokasi penelitian, yang terasa sangat mendominasi adalah bangunan
perkantorannya. Selain itu ada terdapat juga rumah sakit dan komplek ruko perkantoran. Yang terkenal dari jalan pandanaran adalah pada segmen 2 penelitian ini karena tata guna
lahannya sangat di dominasi oleh pertokoan khususnya pertokoan oleh-oleh. Keseragaman tersebut menyebabkan masyarakat Kota Semarang menilai bahwa jalan pandanaran identik
dengan kawasan pusat oleh-oleh walaupun penjual oleh-oleh tidak terdapat di sepanjang jalan pandanaran.
82
2. Activity Support
Seperti yang sudah dijelaskan pada BAB II bahwa
pengertian dari activity support itu sendiri menurut Shirvani
(1985) adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan
yang mendukung ruang publik dalam suatu kawasan kota.
Keberagaman activity support di Jl. Pandanaran itu sendiri dapat
dilihat dari aktivitas pendukungnya.
Kegiatan yang terjadi di Jl. Pandanaran sangatlah beragam.
Mulai dari pedagang kaki lima yang memenuhi trotoar di area
segmen 2 penelitian, ada juga bangunan-bangunan yang
berfungsi sebagai perkantoran dan juga ada yang berfungsi
sebagai kegiatan komersial.
Keberadaan keberagaman activity support di Jl.
Pandanaran menjadikan kawasan ini sebagai kawasan yang
kegiatannya nonstop dari pagi hari hingga malam hari. Aktivitas
yang sangat terasa keberagamannya adalah di segmen 2
penelitian karena tidak hanya kegiatan yang berada di dalam
bangunan saja, namun kegiatan yang berada diluar bangunan
berupa pedagang-pedagang kaki lima di sepanjang Jalan
Pandanaran segmen 2 ini, sehingga aktivitas pengunjung yang
berada di segmen 2 tersebut sangat terasa bentuk
keberagamannya.
83
Gambar 4.9 Ilustrasi activity support di Jl. Pandanaran
Sumber: Penulis, 2014
Sebagai kawasan yang memiliki keberagaman activity
support tentunya perancangannya harus memadai untuk
terjadinya arus sirkulasi yang padat. Berikut adalah potongan
jalan dari jalan pandanaran:
Gambar 4.10 Denah potongan jalan pandanaran
Sumber: Data penulis, 2014
84
Gambar 4.11 Potongan jalan 1-1’ segmen 1 Jl. Pandanaran
Sumber: Data Penulis, 2014
Gambar 4.12 Detail trotoar potongan 1-1’ segmen 1 Jl. Pandanaran
Sumber: Data Penulis, 2014
Gambar 4.13 Potongan jalan 2-2’ segmen 1 Jl. Pandanaran
Sumber: Data Penulis, 2014
85
Gambar 4.14 Detail trotoar potongan 2-2’ segmen 1 Jl. Pandanaran
Sumber: Data Penulis, 2014
Gambar 4.15 Potongan jalan 3-3’ segmen 2 Jl. Pandanaran
Sumber: Data penulis, 2014
86
Gambar 4.16 Detail trotoar potongan 3-3’ segmen 2 Jl. Pandanaran
Sumber: Data Penulis, 2014
Berdasarkan potongan jalan dan detail trotoar dari jalan pandanaran
seperti pada gambar 4.11 sampai 4.16, lebar jalan pandanaran sebagai
kawasan pusat kota sangat memungkinkan untuk terjadinya beragam
aktivitas yang dimungkinkan akan terjadi kepadatan sirkulasi apabila tidak
memiliki space. Jalur pedestrian yang berada di jalan pandanaran sangat
memungkinkan untuk terjadi aktivitas seperti yang terjadi pada segmen 2
penelitian, jalur pedestrian yang lebar dimanfaatkan untuk tempat berjualan
para pedagang kaki lima. Selain itu, lebar jalan dirasa cukup untuk terjadinya
intensitas sirkulasi yang tinggi walaupun pada jam-jam tertentu terjadi
sirkulasi yang crowded.
Berikut adalah gambaran activity support yang terdapat di jalan
pandanaran seperti yang digambarkan pada gambar-gambar berikut:
87
Kondisi Activity Support di Segmen 1
Gambar 4.17 kondisi activity support di segmen 1 jl. Pandanaran Sumber: Dokumentasi penulis (2014) dan CAD Kota Semarang (2010)
88
Berdasarkan gambar-gambar pada halaman sebelumnya,
menggambarkan kondisi keberagaman activity support yang terdapat di
jalan pandanaran segmen 1. Activity support yang terlihat pada segmen 1
penelitian tidak hanya aktivitas yang terjadi didalam gedung saja, akan
tetapi juga terjadi diluar gedung seperti adanya pedagang kaki lima
penjual mi ayam yang biasa muncul pada jam-jam pulang kantor, adapula
penjual bunga yang berjualan di jl. Pandanaran yang jumlahnya hanya 2
sampai 3 saja. Selain itu, pada perencanaannya akan dibangun taman
pandanaran dengan landmark patung warak ngendok yang merupakan
salah satu kebudayaan Kota Semarang berupa boneka berkepala naga
yang biasa digunakan pada acara dugderan untuk menyambut datangnya
bulan suci Ramadhan. Deangan adanya hal tersebut dapat menambah
adanya keberagaman activity support yang ada di jalan pandanaran. Akan
tetapi, aktivitas yang berada di segmen 1 jalan pandanaran tidak begitu
mendominasi dibandingkan tata guna lahannya. Namun pada area yang
diberi warna biru, intensitas kegiatannya cukup ramai yaitu tak hanya
kegiatan didalam bangunannya saja akan tetapi di area jalur pedestrian
juga cukup ramai seperti orang-orang yang hendak menunggu bus,
pejalan kaki maupun anak sekolah yang hanya duduk-duduk di area jalur
pedestrian ini .
89
Kondisi Activity Support di Segmen 2
Gambar 4.18 Kondisi keberagaman activity support di segmen 2 jl. Pandanaran
Sumber: Dokumentasi penulis (2014) dan CAD Kota Semarang (2010)
90
Berdasarkan gambar yang terlihat pada halam sebelumnya,
menunjukkan kondisi keberagaman activity support di
segmen 2 jl pandanaran dimana merupakan kawasan pusat
jajanan dan oleh-oleh Kota semarang. Aktivitas yang terdapat
disana sangat beragam baik itu yang terjadi didalam ruangan
maupun luar ruangan. Banyak terdapat pedagang-pedagang
kaki lima yang menjual oleh-oleh selain itu deretan pertokoan
berupa pertokoan oleh-oleh, pakaian, kacamata maupun tour
& travel juga terdapat didalamnya. Adapula diujung jalan
pandanaran terdapat warung makan didepan komplek ruko
perkantoran. Aktivitas yang mendominasi di segmen ini
adalah kegiatan jual beli khususnya jual beli oleh-oleh khas
Kota Semarang sehingga jalan pandanaran sangat erat
dengan image pusat perbelanjaan oleh-oleh karena
keseragaman kegiatan yang berada di kawasan tersebut
walaupun tidak sepenuhnya berkegiatan jual beli oleh-oleh.
Dapat dikatakan intensitas kegiatan paling di dominasi adalah
di area jual-beli oleh-oleh (lihat area yang diberi warna
merah).
91
3. Signages
Signages atau tanda-tanda menurut Shirvani (1985)
adalah salah satu elemen perancangan kota yang berfungsi
untuk memberikan informasi-informasi secara visual.
Signages dalam hal ini adalah papan identitas fungsi-fungsi
bangunan yang berada di Jl. Pandanaran. Signages tersebut
berfungsi untuk menunjukkan identitas pada suatu fungsi
bangunan.
Keberagaman activity support yang berada di Jl.
Pandanaran dapat ditunjukkan melalui bentuk, maupun
dimensi signages yang berbeda-beda dari setiap fungsi
bangunan. Signages tersebut sifatnya sebagai identitas,
bentuknya pun berbeda-beda dan atraktif karena fungsinya
sebagai identitas sehingga pengunjung yang datang dan
melihat dapat dengan mudah mengenali fungsi bangunan
yang mereka lihat.
Gambar 4.19 Ilustrasi bentuk signages di Jl. Pandanaran Sumber: Penulis, 2014
92
Kondisi Signages di segmen 1 Penelitian
Gambar 4.20 Gambaran bentuk signages yang berbeda-beda di segmen 1 jl. Pandanaran
Sumber: Dokumentasi penulis (2014)
93
Kondisi Signages di segmen 2 Penelitian
Gambar 4.21 Gambaran bentuk signages yang berbeda-beda di jl. pandanaran
Sumber: Dokumentasi penulis, 2014
94
Dari gambar diatas (lihat gambar 4.11) dapat disimpulkan
bahwa keberagaman bentuk dan ukuran signages dapat
mengidentifikasi adanya keberagaman activity support yang
berada di jl. Pandanaran. Seperti pada bangunan pertokoan
cenderung ukuran signage-nya besar dan terlihat lebih atraktif
dibandingkan signage sebuah perkantoran atau perusahaan.
Seperti signage yang terdapat di area pusat oleh-oleh, terlihat
ramai dan ‘kotor’ karena tiap toko berlomba-lomba untuk
menarik pengunjung dengan ukuran dan bentuk signages yang
besar dan atraktif tetapi terkesan menumpuk-numpuk sehingga
secara kualitas visual menjadi kurang bagus. Berbeda dengan
area segmen 1, signages yang berfungsi sebagai identitas
bangunan masih terlihat rapi dari segi kualitas visualnya
walaupun juga terdapat beberapa pertokoan.
4. Waktu
Sebagai kawasan Central Business District yang bersifat
komersial dan memiliki keberagaman activity support, tentunya
kawasan Jl. Pandanaran aktivitasnya nonstop dari pagi hingga
malam. Terutama pada area segmen 2 dimana fungsi bangunan
yang berada di segmen 2 ini didominasi oleh kegiatan pertokoan
karena segmen ini sebagai pusat jajanan dan oleh-oleh khas
95
Kota Semarang. Berbeda dengan area penelitian di segmen satu
dimana kegiatannya didominasi oleh kegiatan perkantoran,
sehingga pada malam hari, diatas pukul 18.00 sudah tidak
terlalu ramai baik pengunjung yang berkegiatan di area tersebut
maupun arus lalu lintasnya.
Berikut adalah gambar pemetaan kepadatan aktivitas yang
terjadi pada pagi hari hingga malam hari pada hari senin - jumat
(weekdays) di Jl. Pandanaran:
Gambar 4.22 Pemetaan keberagaman activity support di
pagi hari hingga sore hari saat weekdays (senin-jumat)
Sumber: Analisis, 2014
Gambar 4.23 Pemetaan keberagaman activity support di
malam hari saat weekdays (senin-jumat)
Sumber: Analisis, 2014
96
Gambar diatas menggambarkan aktivitas baik yang berada
di dalam maupun luar ruangan dimana gambar yang berwarna
menunjukkan bentuk kegiatan yang terjadi. Terlihat bahwa
keberagaman activity support tersebut menyebabkan intensitas
kegiatan yang sangat padat dari pagi hingga malam hari saat
weekdays. Hal tersebut karena kegiatan yang terjadi sangat
beragam dibandingkan pada saat weekend.
Sedangkan berikut pemetaan keberagaman activity
support yang terjadi pada saat weekend di waktu pagi hari
hingga malam hari:
Gambar 4.24 Pemetaan keberagaman activity support di pagi-sore hari saat weekend
Sumber: Analisis, 2014
Gambar 4.25 Pemetaan keberagaman activity support di malam hari saat weekend
Sumber: Analisis, 2014
97
Terlihat bahwa keberagaman activity support tersebut
menyebabkan intensitas kegiatan yang cukup padat dari pagi
hingga malam hari saat weekend. Pada saat weekend intensitas
kegiatannya tidak terlalu padat karena perkantoran mayoritas
tutup pada hari sabtu dan minggu. Selain itu, beberapa
pertokoan pun tutup di hari minggu khususnya pada minggu
malam intensitas kegiatannya tidak terlalu tinggi. Akan tetapi di
segmen 2 tetap selalu ramai dikarenakan didominasi oleh
kegiatan berdagang berupa oleh-oleh.
Untuk lebih rincinya, berikut adalah foto-foto intensitas
kegiatan yang terjadi di Jl. Pandanaran baik itu pada saat
weekdays maupun weekend.
98
Kondisi intensitas waktu kegiatan di segmen 1 jl. Pandanaran pada saat weekdays
Gambar 4.26 Intensitas waktu kegiatan di Jl. Pandanaran segmen 1 saat weekdays
Sumber: Dokumentasi penulis, 2014
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
pag
i hari
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Sia
ng
da
n S
ore
hari
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Ma
lam
hari
99
Dapat dilihat pada halaman sebelumnya bahwa intensitas
waktu terjadinya kegiatan di jl. Pandanaran juga dapat
menunjukkan bahwa jalan pandanaran memiliki keberagaman
activity support. Foto-foto diatas diambil dari hari senin hingga
jumat (weekdays) mulai pada waktu pagi hari, sore hari dan
malam hari dimana pada waktu-waktu tersebut adalah intensitas
waktu berkegiatan yang cukup tinggi. Suasana jalan pandanaran
paling crowded adalah pada waktu sore hari dimana tidak hanya
orang yang hendak pulang kantor yang mengitari jalan tersebut,
akan tetapi jg pengunjung lain yang hendak menuju jalan
pandanaran maupun sekedar lewat jalan tersebut karena menurut
posisinya jalan pandanaran merupakan salah satu akses orang
menuju jalan M.H. Thamrin dan juga penghubung jalan pahlawan
menuju kawasan tugu muda dan jl. Pemuda. Kondisi tersebut
menyebabkan arus lalu lintas menjadi sangat padat dan
menunjukkan bahwa terjadi intensitas kegiatan yang besar dan
beragam di kawasan jalan pandanaran. Sebagai kawasan kota,
dalam hal intensitas waktu kegiatan, dapat dikatakan bahwa jalan
pandanaran merupakan suatu kawasan kota yang memiliki tata
guna lahan yang bersifat mixed-used. Dalam perancangannya
dinilai berhasil karena berfungsi vital dari pagi hari hingga malam
100
hari walaupun intensitas keramaian di segmen 1 pada malam hari
tidak seramai di segmen 2 penelitian dikarenakan pada segmen 1
tersebut sangat didominasi oleh perkantoran.
101
Kondisi intensitas waktu kegiatan di segmen 1 jl. Pandanaran pada saat weekend dan libur panjang
Gambar 4.27 Intensitas waktu kegiatan di Jl. Pandanaran segmen 1
Sumber: Dokumentasi penulis, 2014
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Pa
gi h
ari
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Sia
ng
da
n s
ore
hari
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
ma
lam
hari
102
Berdasarkan foto-foto pada halaman sebelumnya,
intensitas waktu kegiatan di segmen 1 pada waktu weekend
maupun hari libur panjang tak begitu padat dikarenakan
kawasan ini didominasi oleh kegiatan perkantoran dimana
weekend adalah hari libur kantor pada umumnya khususnya
pada hari minggu. Pertokoan pun ada beberapa yang tutup pada
hari minggu sehingga intensitas kegiatannya tidak terlalu tinggi
seperti pada hari biasa. Pada hari minggu pagi di kawasan jalan
pandanaran khususnya segmen 1 ini, sangat sepi karena
mayoritas jam operasional pertokoannya mulai jam 10.00. Arus
lalu lintas yang terjadi pun tak seramai dibandingkan pada hari
biasa walaupun banyak aktivitas parkir didalamnya.
103
Kondisi intensitas waktu kegiatan di segmen 2 jl. Pandanaran pada saat weekdays
Gambar 4.28 Intensitas waktu kegiatan di Jl. Pandanaran segmen 2 Sumber: Dokumentasi penulis, 2014
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Pa
gi h
ari
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Sia
ng
da
n s
ore
hari
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Ma
lam
hari
104
Intensitas waktu kegiatan di hari biasa mulai dari pagi
hingga malam cukup ramai dikarena pada segmen 2 jl.
Pandanaran ini merupakan pusat oleh-oleh Kota Semarang,
selain itu terdapat pertokoan lain seperti toko pakaian maupun
jasa tour & travel. Karena didominasi fungsinya sebagai
pertokoan, tentunya intensitas waktu kegiatannya terjadi
sepanjang hari yaitu mulai pagi hari hingga malam hari,
didukung oleh penjual kaki lima yang juga berjualan oleh-oleh
membuat kawasan ini tidak akan sepi hingga pukul 21.00.
Sebagai kawasan komersial di pusat kota, jalan pandanaran
dikatakan berhasil karen intensitas waktu keramaian yang terjadi
di kawasan ini tidak berbatas waktu. Lain halnya dengan
kawasan di segmen 1 jl. Pandanaran, dapat dikatakan cukup
ramai pula namun intensitas keramaiannya tidak sepadat di
segmen 2 yang tentunya juga berimbas pada kepadatan lalu
lintas, sirkulasi dan parkir.
105
Kondisi intensitas waktu kegiatan di segmen 2 jl. Pandanaran pada saat weekdend dan libur panjang
Gambar 4.29 Intensitas waktu kegiatan di Jl. Pandanaran segmen 2 Sumber: Dokumentasi penulis, 2014
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Pa
gi h
ari
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Sia
ng
dan
so
re h
ari
Ke
be
rag
am
an
A
ctiv
ity S
up
po
rt di
Ma
lam
hari
106
Karena didominasi oleh pusat jajanan dan oleh-oleh Kota
Semarang, saat hari libur maupun libur panjang nasional,
kawasan ini sangat ramai oleh pengunjung yang berasal tidak
hanya dari Kota Semarang akan tetapi dari daerah-daerah lain.
Berbeda dengan segmen 1, walaupun hari libur justru intensitas
waktu kegiatannya cenderung ramai dan padat oleh pengunjung
yang hendak membeli oleh-oleh. Arus lalu lintas dan parkir pun
menjadi sangat padat, bahkan traffic light yang menuju kawasan
oleh-oleh ini digunakan untuk tempat parkir pengunjung yang
hendak memasuki kawasan oleh-oleh tersebut atau sengaja
ditutup agar arus lalu lintas tidak saling bertemu atau
bertabrakan yang menyebabkan kemacetan. Intensitas
waktunya pun terjadi dari pagi hingga malam, akan tetapi di pagi
hari intensitas kegiatannya tidak sepadat dibandingkan pada
siang hari hingga malam hari. Terutama pada hari minggu
dikarenakan area simpang lima biasa digunakan sebagai area
car free day sehingga akses menuju Jl. Pandanaran cukup
terbatas. Apabila musim liburan, kawasan pusat oleh-oleh ini
sering sekali menyebabkan kemacetan.