BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Mentai...
Transcript of BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Mentai...
33
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Mentai Eat Lovah.
Bermula dari kegemaran memasak, seorang mahasiswi jurusan Culinary Art di
Podomoro University mulai berinisiatif membuka usaha makanan Mentai Eat
Lovah dengan pemesanan melalui online. Dengan mengandalkan cita rasa rasa
pada makanan untuk menarik pembeli, selain itu yang menjual mentai pun di
awal tahun 2019 belum menjamur sebanyak sekarang. Dengan demikian pemilik
Mentai Eat Lovah mempunyai peluang lebih besar untuk membesarkan nama
dan makanan Mentai Eat Lovah.
Eat Lovah adalah mentai rice yang banyak di jumpai di restoran Jepang. Mentai
sebenarnya sauce yang berasal dari telur ikan pollock atau disebut juga mentaiko
dan campuran mayonnaise. Tetapi sekarang ini banyak penjual mentai yang
memadukan mentai rice dengan salmon, ayam, daging dan lain-lain untuk
memperbanyak variasi menu. Awal mula Eat Lovah dibuat pada bulan maret
tahun 2019 dan diambil dari kata Eat berasal dari bahasa inggris yang artinya
„makan‟ dan Lovah kata dari bahasa inggris love yang artinya „cinta‟ maka bisa
diartikan Eat Lovah ialah „suka makan‟. Eat Lovah sendiri didirikan sebelum
mentai se-tren sekarang ini.
Menggunakan packaging take away yang praktis dan modern. Usaha yang
dijalankan berpusat dirumahan. Melihat perkembangan bisnis kuliner ini
semakin baik dan diterima oleh masyarakat. Pemilik usaha pun makin
mengembangkan usahanya diluar Jakarta yaitu di Tangerang. Penenentuan
lokasi dalam membuka cabang baru yang akan dibuka akhir 2020 dan ini
dilakukan sesuai permintaan masyarakat di Tangerang, melalui polling
instagram. Dengan demikian pemilik usaha Mentai Eat Lovah sudah
membangun kerja sama deal dengan salah satu pemilik usaha caffe di Tangerang
untuk membuka Mentai Eat Lovah di caffe tersebut. Perlahan tapi pasti menjadi
34
semangat yang dimiliki oleh pemilik Mentai Eat Lovah untuk memperbesar dan
mengembangkan bisnisnya.
Eat Lovah berencana mengembangkan usaha dengan menghadirkan variasi-
variasi dan berinovasi menu terbaru dan dengan target pemasaran yang luas
yaitu dengan menghadirkan produk melalui online dan juga offline ( membuka
tempat usaha dan memperbanyak cabang ) . Dan juga meningkatkan strategi
promosi pemasaran Eat Lovah melalui sosial media dan juga influencer serta
terus menerus meningkatkan kualitas makanan agar dapat menawarkan menu
unggulan yang dapat bersaing dalam bisnis.
4.1.2 Produk Mentai Eat Lovah.
Untuk menikmati salmon mentai, mempunyai beberapa menu yang dapat di
nikmati dan mempunyai pilihan topping, yaitu mozzarella and cheese. Dan
terdapat 2 size, size normal berukuran 150x90mm yang dapat di nikmati sendiri
dan sharing size berukuran 22x22 yang dapat di nikmati 2 sampai dengan 4
orang.
4.1.3 Nama dan Alamat.
Mentai Eat Lovah menjadi objek dalam penelitian ini. Yang berpusat di Jakarta
dan beralamat di Jl. Pembina I no.7 kelurahan Cipinang Muara, kecamatan
Jatinegara.
4.2 Deskripsi Data.
Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti. Terkandung deskripsi
data yaitu deskriptif responden dan data penelitian. Isi dari deskripsi responden
yaitu jenis kelamin, umur responden, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan,
tempat tinggal, dari mana mengetahui Mentai Eat Lovah dan berapa kali sebulan
membeli Mentai Eat Lovah. Deskripsi tersebut menjadi sampel di dalam
penelitian.
35
4.2.1 Deskripsi Responden.
Tabel 4.1 Jenis Kelamin
Dalam penelitian ini responden berjumlah 142 orang yang terbagi menjadi dua,
yaitu laki-laki dan perempuan. Dengan persentase jenis kelamin laki-laki 28%
dengan jumlah 38 responden. Dan persentase jenis kelamin perempuan 73%
dengan jumlah 103 responden. Berdasarkan hasil data diatas dapat dilihat
responden jumlah perepuan lebih tinggi dari pada responden laki-laki yang pernah
mengkonsumsi Mentai Eat Lovah.
Tabel 4.2 Umur Responden
Umur dari para responden beragam dimulai dari umur 13 sampai 30 tahun keatas.
Dalam penelitian ini bahwa dari 142 responden, sebanyak 14% berjumlah 20
responden berumur 13-18 tahun. 66% berjumlah 93 responden berumur 19-25
tahun. 16% berjumlah 22 responden berumur 26-30 tahun. Dan 5% berjumlah 7
responden berumur 30 tahun keatas. Dapat diketahui bahwa pelanggan yang
membeli Mentai Eat Lovah paling banyak berumur 19 sampai 25 tahun.
No. Umur
Responden
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1 13-18 tahun 20 14
2 19-25 tahun 93 66
3 26-30 tahun 22 16
4 30 > 7 5
Jumlah 142 100
36
Tabel 4.3 Pendidikan Terakhir
Latar belakang pendidikan terakhir dilihat dari tingkatan pendidikan setiap
pelanggan yang membeli Mentai Eat Lovah. Dalam penelitian ini bahwa dari 142
responden, sebanyak 9% berjumlah 13 responden berpendidikan terakhir SMP.
51% berjumlah 72 responden berpendidikan terakhir SMA. 7% berjumlah 10
responden berpendidikan terakhir DIPLOMA. 30% berjumlah 42 responden
berpendidikan terakhir Sarjana. 4% berjumlah 5 responden berpendidikan terakhir
Pascasarjana. Dapat diketahui bahwa pelanggan yang membeli Mentai Eat Lovah
paling banyak berpendidikan terakhir SMA.
Tabel 4.4 Jenis Pekerjaan.
Dapat diketahui dari tabel diatas data pekerjaan pelanggan Mentai Eat Lovah
berdasarkan hasil kuesioner yang sudah didapatkan. Dari tabel diatas 16%
berjumlah 23 responden adalah pelajar. 42% berjumlah 60 responden adalah
mahasiswi/mahasiswa. 36% berjumlah 5 responden adalah ibu rumah tangga.
28% berjumlah 39 responden adalah karyawan swasta. 11% berjumlah 15
responden adalah PNS. Dilihat dari hasil data yang sudah diperoleh oleh peneliti,
pelanggan Mentai Eat Lovah paling banyak yaitu mahasiswa/mahasiswi.
No. Pendidikan
Terakhir
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1 SMP 13 9
2 SMA 72 51
3 DIPLOMA 10 7
4 Sarjana 42 30
5 Pascasarjana 5 4
Jumlah 142 100
No. Jenis PekerjaanJumlah
Responden
Persentase
(%)
1 Pelajar 23 16
2 Mahasiswa/Mahasiswi 60 42
3 Ibu Rumah Tangga 5 36
4 Karyawan Swasta 39 28
5 Pegawai Negeri Sipil 15 11
Jumlah 142 100
37
Tabel 4.5 Tempat Tinggal.
Tempat tinggal para pelanggan Mentai Eat Lovah dapat dilihat pada tabel diatas.
Dari 142 responden, 41% berjumlah 58 responden tinggal di wilayah Jakarta
Timur. 16% berjumlah 23 responden tinggal di wilayah Jakarta Selatan. 21%
berjumlah 30 responden tinggal di wilayah Jakarta Barat. 13% berjumlah 18
responden tinggal di wilayah Jakarta Pusat. Sedangkan 10% berjumlah 13
responden tinggal di wilayah Jakarta Utara. Dapat diketahui dari hasil kuesioner
tersebut paling banyak pelanggan yang membeli Mentai Eat Lovah tinggal di
wilayah Jakarta Timur sebanyak 58 orang atau responden.
Tabel 4.6 Pembelian Mentai Eat Lovah dalam sebulan.
Dilihat dari tabel di atas dapat diketahui pembelian Mentai Eat Lovah dalam
sebulan. 44% dengan jumlah 62 responden membeli 1 kali dalam sebulan. 43%
dengan jumlah 61 responden membeli 2 > 3 kali dalam sebulan. 9% dengan
jumlah 12 responden membeli 4 > 5 kali dalam sebulan. 5% dengan jumlah 7
responden membeli 6 > kali dalam sebulan. Dari hasil kuesioner di atas
banyaknya pelanggan membeli dalam sebulan yaitu 1 kali pembelian dengan
jumlah responden 62.
No. Tempat TinggalJumlah
Responden
Persentase
(%)
1 Jakarta Timur 58 41
2 Jakarta Selatan 23 16
3 Jakarta Barat 30 21
4 Jakarta Pusat 18 13
5 Jakarta Utara 13 10
Jumlah 142 100
No.Pembelian dalam
sebulan
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1 1 kali 62 44
2 2 > 3 61 43
3 4 > 5 12 9
4 6 > 7 5
Jumlah 142 100
38
Tabel 4.7 Dari mana mengetahui Mentai Eat Lovah.
Tabel diatas memperlihatkan dari mana para pelanggan mengetahui Mentai Eat
Lovah. Dapat dilihat 59% dengan jumlah 83 responden mengetahui Mentai Eat
Lovah dari teman. 12% dari jumlah 17 responden mengetahui Mentai Eat Lovah
dari keluarga. 30% dari jumlah 42 responden mengetahui Mentai Eat Lovah dari
instagram. Disimpulkan paling banyak para pelanggan mengetahui Mentai Eat
Lovah dari teman.
4.3 Uji Validitas.
Validitas merupakan kelayakan untuk mengetahui instrumen yang digunakan
untuk mengukur apa yang mau diukur. Definisi alat ukur yang dipakai dalam
melakukan pengukuran untuk mengukur apa yang ingin diukurkan. Pengujian
dalam validitas digunakan untuk mengukur valid atau sah dan tidaknya sebuah
kuesioner yang sedang diuji. Kuesioner akan dianggap sah atau valid jika
pertanyaan dalam kuesioner telah membuktikan dan mengungkapkan apa yang
akan diukur dalam kuesioner tersebut (Ghozali, 2012:520). Dan Sebagai itu
prinsip dari uji validitas berfungsi untuk mengukur apakah terbukti pertanyaan
atau permasalahan yang dipertanyakan dalam kuesioner bisa mengukur apa yang
mau diteliti.
No.Dari mana mengetahui
Mentai Eat Lovah
Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1 Teman 83 59
2 Keluarga 17 12
3 Instagram 42 30
Jumlah 142 100
39
Uji validitas yang dilaksanakan membandingkan Rxy dan Rtabel sebagai degree of
freedom (df) n-2, dengan demikian jika valid akan keluar Rxy ≥ dan jika tidak
valid maka Rxy < Rtabel .
Uji validitas yang dilakukan oleh 20 responden, hasil uji validitas dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel X.
Item Rhitung Rtabel Keterangan
Penampilan X1 0,494 0,444 Valid
Warna Makanan 1,000 0,444 Valid
40
Tingkat
Kematangan X1
0,948 0,444 Valid
Temperatur X1 0,966 0,444 Valid
Temperatur X2 0,955 0,444 Valid
Rasa X1 0,946 0,444 Valid
Rasa X2 0,976 0,444 Valid
Rasa X3 0,948 0,444 Valid
Aroma X1 0,899 0,444 Valid
Aroma X2 0,954 0,444 Valid
Rasa 0,884 0,444 Valid
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Y.
Item Rhitung Rtabel Keterangan
Layanan Y1 0,934 0,444 Valid
Layanan Y2 0,976 0,444 Valid
41
Layanan Y3 0,916 0,444 Valid
Layanan Y4 0,793 0,444 Valid
Kualitas Produk
Y1
0,839 0,444 Valid
Kualitas Produk
Y2
0,882 0,444 Valid
Kualitas Produk
Y3
0,924 0,444 Valid
Kualitas Produk
Y4
0,926 0,444 Valid
Emotional Y1 0,894 0,444 Valid
Emotional Y2 0,929 0,444 Valid
Emotional Y3 0,860 0,444 Valid
Harga Y1 0,945 0,444 Valid
Harga Y2 0,942 0,444 Valid
Harga Y3 0,922 0,444 Valid
42
Berdasarkan hasil tabel pada variabel X dan Y dengan pengambilan sampel untuk
uji validitas 20 jawaban atau responden. Dan dengan tingkat kesalahan 5%.
Dalam hal ini dapat dinyatakan hasil penelitian ini dinyatakan valid , karena total
Rhitung yang dibutuhkan > 0,444.
4.3.1 Uji Reliabilitas.
Uji realibilitas merupakan alat ukur dalam kuesioner dalam indikator dari
variabel. Kuesioner akan reliabel jika jawaban dari responden sama dan konsisten
dari waktu ke waktu. reabilitas berarti dapat dipercaya, jadi suatu alat ukur yang
dapat diakui reabilitasnya adalah yang dapat dipakai berkali-kali oleh peneliti
namun tetap memiliki hasil yang sama bagi para peneliti sebelumnya.
Dalam pengujian reliabilitas ini memakai rumus yang koefisien dalam dalam
reliabilitasnya Alfa cronbach yaitu:
Dalam SPPS menyediakan untuk mengukur relibilitasnya dengan menggunakan
uji statistic Cronbach Alpha, menurut Ghozali (2012:48) dalam hal ini koefisien
akan dikatakan realibel atau sah jika koefisien alpha lebih besar dari pada 0,70.
43
Tabel 4.10 Reliabilitas.
Dapat dikatakan data yang diperoleh sudah realibel karna cronbach‟s alpha diatas
> 0,01.
4.4 Hasil dan Pembahasan.
4.4.1 KMO dan bartlett’s.
Tabel 4.11 KMO dan bartlett’s.
Hasill pada table KMO dan bartlett‟s angka pada KMO Measure of Sampling
Adequacy (MSA) yaitu 0.906. Dan nilai 0.906 > 0.5. Dalam ini terlihat kecukupan
sampel. Pada angka KMO dan Bartlet‟s test ( Terlihat pada nilai dari Chi Square )
sebesar 2988,686 dengan nilai signifikan 0.000 atau 0. Dapat dilihat dalam hal ini
menunjukan adanya korelasi antar variable dan bisa di teliti lebih lanjut.
Cronbach's
Alpha
0.953 13
Reliability Statistics (X)
N of Items
Cronbach's
Alpha
0.965 14
Reliability Statistics (Y)
N of Items
0.906
Approx. Chi-Square 2988.686
df 325
Sig. 0
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of Sphericity
44
4.4.2 Anti-image matrics
Tabel 4.12 Anti-image matrics.
45
46
Demikian untuk dapat mengetahui variable mana yang akan dilanjut untuk
diproses dan yang mana dikeluarkan akan dapat dilihat pada table Anti-image
matrics (bagian anti image correlation) tersebut. Dalam bagian tabel Anti-image
correlation yang diatas, terlihat angka bertanda (a) yang dimasukan pada tabel
diatas yang artinya besaran MSA dalam sebuah variabel. Dalam hal ini jika MSA
masing-masing variabel mempunyai besar > 0,5 maka semua variabel akan dapat
diproses lebih lanjut. Jika < 0,5 diharuskan untuk melakukan proses ulang.
47
4.4.3 Communalities.
Tabel 4.13 Communalities.
Pada hasil Communalities. Pada „variabel penampilan X1‟ besarnya adalah 0,894
yang artinya sekitar 89% varian dari „variabel penampilan X1‟ yang sudah dapat
dijelaskan dari faktor yang sudah terbentuk. Lalu, variabel „warna makanan‟
0,614 yang berarti 61% varian dari variabel „warna makanan‟ sudah dapat
dijelaskan dari faktor yang sudah terbentuk. Dan dengan seterusnya sudah dapat
kita lihat untuk variabel lainnya.
Dapat kita lihat pada tabel Communalities dapat dijelaskan jika semakin kecil
nilai communalitiesnya semakin jauh atau lemahnya pada hubungan dengan
faktor yang telah terbentuk.
Initial Extraction
Penampilan X1 1 0.894
Warna Makanan 1 0.614
Tingkat Kematangan X1 1 0.576
Tingkat Kematanagn X2 1 0.707
Temperatur X1 1 0.719
temperatur X2 1 0.66
Rasa X1 1 0.72
Rasa X2 1 0.704
Rasa X3 1 0.743
Aroma X1 1 0.721
Aroma X2 1 0.763
Rasa X1 1 0.614
Kualitas Produk Y1 1 0.687
Kualitas Produk Y2 1 0.626
Kualitas Produk Y3 1 0.662
Kualitas Produk Y3 1 0.748
Layanan Y1 1 0.783
Layanan Y2 1 0.839
Layanan Y3 1 0.766
Layanan Y4 1 0.706
Emotional Y1 1 0.624
Emotional Y2 1 0.727
Emotional Y3 1 0.722
Harga Y1 1 0.722
Harga Y2 1 0.76
Harga Y3 1 0.672
48
4.4.4 Total Variance Explained.
Tabel 4.14 Total Variance Explained.
Total Variance Explained yang menujukan terdapat 5 faktor yang telah terbentuk
dari 26 variabel yang sudah dimasukan. Faktor eigenvalue masing-masing > 1.
49
Faktor no. 1 eigen value bernilai 12,894% dengan angka variance 49,592%.
Faktor
no.2 bernilai total 1,902% dengan angka variance 7,317%. Faktor no.3 eigenvelue
bernilai total 1,411% dengan angka variance 5,427%.
Lalu faktor no.4 eigenvalue bernilai total 1,237% dengan angka variance 4,758%.
Sedangkan faktor no.5 eigenvalue bernilai total 1,035% dengan angka variance
3,979%.
Dalam hal ini nilai yang terdapat pada eigenvalue memperlihatkan kepentingan
yang relatif pada setiap faktor dalam menghitungkan setiap variasi dari 26
variabel yang telah dianalisis. Jika total semua variabel dijumlahkan dengan 27
variabel yang ada, maka:
1. 12,894/26 x 100% = 49,592%
2. 1,902/26 x 100% = 7,315%
3. 1,411/26 x 100% = 5,426%
4. 1,237/26 x 100% = 4,757%
5. 1,035/26 x 100% = 3,980%
Jika total varians dari 27 variabel di ekstrakan menjadi 5 faktor adalah:
49,592% + 7,315% + 5,426% + 4,757% + 3,980% = 71,070%
Dalam ini terdapat besar varians yang telah terbukti oleh faktor baru yang terdiri
yaitu 71,070%
Sedangkan untuk sisanya hanya 28,930% yang dapat dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak diproses untuk diteliti.
50
4.4.5 Scree Plot.
Tabel 4.15 Scree Plot.
Dapat dilihat, gambar tersebut memperlihatkan Screenplot yang menjelaskan
hubungan antara banyaknya faktor yang sudah terbentuk dari nilai eigenvalue
didalam bentuk grafik tersebut.
51
4.4.6 Rotated Component Matrix.
Tabel 4.16 Rotated Component Matrix.
Diatas merupakan table Rotated Component matrix merupakan nilai loading
setiap faktor dari masing-masing variable. Loading faktor adalah besarnya
korelasi setiap faktor yang sudah terbentuk dengan variabel tersebut. Contohnya
variabel Emotional Y3 paling tinggi faktornya adalah faktor no. 1 sebesar 0,708.
Begitu juga dengan variabel-variabel seterusnya dilihat dari faktor nomer berapa
yang tertinggi diantara faktor yang lain.
Component
1 2 3 4 5
Emotional Y3 .708 .407
Harga Y1 .699 .319
Kualitas Produk Y1 .669 .373
Rasa X3 .660 .463
Harga Y2 .657 .336 .424
Kualitas Produk Y2 .606 .431
Harga Y3 .571 .453 .305
Emotional Y1 .550 .423
Aroma X3 .491 .400 .337 .311
Rasa X1 .746 .315
Rasa X2 .735
temperatur X2 .711 .309
Kualitas Produk Y3 .629 .409 .317
Kualitas Produk Y4 .376 .597
Tingkat Kematangan
X1
.481 .447
Aroma X2 .811
Warna Makanan .699
Emotional Y2 .516 .630
Aroma X1 .459 .305 .623
Tingkat Kematanagn
X2
.543 .591
Temperatur X1 .343 .524 .569
52
Dapat dilihat diatas korelasi tertinggi, diantara faktor lain pada setiap variabel-
variabel yang ada bewarna kuning di setiap table faktor di masing-masing variabel
tersebut.
4.4.7 Component Transformationmatrix.
Tabel 4.17 Component Transformationmatrix.
Pada Component Transformationmatrix, menggambarkan hasil dari rotasi
varimax. Variabel tersebut tersalurkan ke masing-masing 5 faktor yang terbentuk,
lalu memberi nama faktor tergantung peneliti dan dapat mewakili variabel
tersebut. Analisis faktor ini mendapatkan 5 faktor yaitu :
1. Faktor 1 terbentuk dikarenakan variable Emotional Y3, Harga Y, Kualitas
Produk Y1, Rasa X3, Harga Y2, Kualitas Produk Y2, Harga Y3, Emotional
Y1 dan Rasa X1. (KEPUTUSAN MEMBELI KONSUMEN EAT
LOVAH DIKARENAKAN OLEH KUALITAS PRODUK MAKANAN
NYA DAN KESESUAIAN HARGA).
2. Faktor 2 terbentuk dikarenakan variable Rasa X1, Rasa X2, Temperatur X2,
Kualitas Produk Y3 dan Tingkat Kematangan X1. (KEPUTUSAN
MEMBELI DIKARENAKAN OLEH KEPUASAN PADA KUALITAS
PRODUK).
3. Faktor 3 terbentuk dikarenakan variable Aroma X2, Warna Makanan,
Emotional Y2, Aroma X1, Tingkat Kematanagn X2 dan Temperatur X1.
(KEPUTUSAN MEMBELI DIKARENAKAN OLEH FAKTOR
PANCA INDRA).
53
4. Faktor 4 terbentuk dikarenakan variable Layanan Y1, Layanan Y2, Layanan
Y3 dan Layanan Y4. (KEPUTUSAN MEMBELI DIKARENAKAN
OLEH KUALITAS LAYANAN).
5. Faktor 5 terbentuk dikarenakan variable Penampilan X1. (KEPUTUSAN
MEMBELI DIKARENAKAN OLEH TAMPILAN PRODUK).