BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/16697/5/13.12.0081...
Transcript of BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/16697/5/13.12.0081...
24 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengujian Hammer
4.1.1.1 Hasil Pengujian Hammer Di Sayung
Pada Tabel 4.1, 4.2 dan 4.3 merupakan hasil dari nilai hammer test pada
bulan ke-12, 13, dan 14 bulan yang berlokasi di desa Sriwulan Kecamatan
Sayung, dan benda uji terkena langsung oleh air rob yang terjadi hamper setiap
hari, benda uji yang di gunakan menggunakan bahan tambah berupa MU-200,
diharapkan dengan adanya bahan tambah maka nilai kuat tekan yang dihasilkan
akan lebih tinggi.
Tabel 4.1 Hasil Kuat Tekan Hammer Test Sayung ( 12 Bulan )
Keterangan I:
a. Titik A,B,C,D,E : Letak titik tembakan hammer test lihat Gambar 3.2
b. Sudut baca : Sudut penembakan hammer test lihat Gambar 3.5
c. Nilai Lenting : Nilai yang dihasilkan dari tembakan hammer test
d. R maks : Nilai lenting tertinggi
e. R min : Nilai lenting terendah
f. R rerata : Nilai lenting palu beton yang sudah dirata - rata
a. Koreksi Bacaan : Nilai yang diambil dari R rerata dikalikan sudut
b. Kuat Tekan : Nilai yang diambil dari rerata bacaan yang sudah di
konversi . konversi.
A1 S A2 S A3 S A4 S A5 S A6 S A7 S A8 S A9 S A10 S
1 A 0 45 38 40 36 44 47 48 46 47 38 48 36 0 42.9 468 47.71
2 B 0 42 38 45 42 44 44 40 46 44 36 46 36 0 42.1 452 46.08
3 C 0 44 41 40 41 40 42 38 38 37 39 44 37 0 40 413 42.10
4 D 0 39 41 40 36 41 38 40 40 38 40 41 36 0 39.3 400.4 40.82
5 E 0 40 39 42 36 39 36 41 38 36 37 42 36 0 38.4 380 38.74
Koreksi
Bacaan ( R )
R
Rerata
Kuat Tekan
(kg/cm2)
Kuat tekan
(MPa)No Titik
Sudut
Baca
Nilai Lenting R
maks
R
mins
25 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Contoh perhitungan :
Titik A Sayung (Bulan ke 12)
R Rerata =
=
= 42,9
42,9 = 468 kg/cm 2
(Lihat lampiran L-04)
=
= 47,71 MPa
Keterangan :
A1S….A10S = Nilai lenting hammer test
Pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa sudut baca pada tiap titik sebesar
0 (horizontal) dengan jumlah nilai lenting (pukulan sebanyak 10 kali) . nilai R
maksimal terbesar berada pada titik A dengan nilai 48 , nilai R minimal terbesar
terletak di titik E dengan nilai 38,4 . Koreksi bacaan pun mempunyai nilai 0
untuk semua titik dikarenakan sudut baca nya 0 . Nilai rerata terbesar adalah
42,9 pada titik A . Dari tabel diatas juga dihasilkan nilai kuat tekan terbesar
berada pada titik A dengan nilai sebesar 47,71 MPa.
Tabel 4.2 Hasil Kuat Tekan Hammer Test Sayung ( 13 Bulan )
Pada Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa sudut baca pada tiap titik sebesar
0 (horizontal) dengan jumlah nilai lenting (pukulan sebanyak 10 kali) . nilai R
maksimal terbesar berada pada titik C dan D dengan nilai 48 , nilai R minimal
terkecil terletak di titik B dengan nilai 32. Koreksi bacaan pun mempunyai nilai
B1 S B2 S B3 S B4 S B5 S B6 S B7 S B8 S B9 S B10 S
1 A 0 44 46 43 44 40 45 44 44 46 45 46 40 0 44.1 489.9 49.94
2 B 0 32 42 41 32 40 38 46 38 47 35 47 32 0 39.1 396.8 40.45
3 C 0 48 46 37 46 42 40 44 44 43 35 48 35 0 42.5 460 46.89
4 D 0 42 40 40 48 42 44 46 41 41 45 48 40 0 42.9 468 47.71
5 E 0 44 43 36 44 46 35 45 44 46 40 46 35 0 42.3 456 46.48
No TitikSudut
Baca
Nilai Lenting R
maks
R
mins
Koreksi
Bacaan ( R )
R
Rerata
Kuat Tekan
(kg/cm2)
Kuat tekan
MPa
26 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
0 untuk semua titik dikarenakan sudut baca nya 0 . Nilai rerata terbesar adalah
44,1 pada titik A . Dari tabel diatas juga dihasilkan nilai kuat tekan terbesar
berada pada titik A dengan nilai sebesar 49,94 MPa. Keterangan dan contoh
perhitungan lihat keterangan I
Tabel 4.3 Hasil Kuat Tekan Hammer Test Sayung ( 14 Bulan )
Pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa sudut baca pada tiap titik sebesar
0 (horizontal) dengan jumlah nilai lenting (pukulan sebanyak 10 kali) . Nilai R
maksimal terbesar berada pada titik A dengan nilai 50 , nilai R minimal terkecil
terletak di titik E dan D dengan nilai 36 . Koreksi bacaan pun mempunyai nilai 0
untuk semua titik dikarenakan sudut baca nya 0 . Nilai rerata terbesar adalah
44,3 pada titik A . Dari tabel diatas juga dihasilkan nilai kuat tekan terbesar
berada pada titik A dengan nilai sebesar 50,33 MPa. Keterangan dan contoh
perhitungan lihat keterangan I
4.1.1.2 Hasil Pengujian Hammer Di Pucang Gading
Pada Tabel 4.4, 4.5 dan 4.6 merupakan hasil dari nilai hammer dari benda
uji yang berlokasi di Pucang Gading, pada daerah ini benda uji tidak terkena air
rob seperti yang terjadi di desa Sriwulan. Benda uji yang berada di Pucang
Gading juga menggunakan bahan tambah yang sama yaitu MU 200, benda uji
yang berlokasi di Pucang gading berfungsi untuk membandingkan hasil yang di
peroleh pada lokasi desa Sriwulan .
C1 S C2 S C3 S C4 S C5 S C6 S C7 S C8 S C9 S C10 S
1 A 0 44 46 38 48 45 42 50 43 44 43 50 38 0 44.3 493.7 50.33
2 B 0 49 45 42 42 43 42 44 41 46 40 49 40 0 43.4 477.2 48.64
3 C 0 47 42 40 43 44 44 43 37 40 43 47 37 0 42.3 456 46.48
4 D 0 45 36 37 47 43 41 43 40 41 40 47 36 0 41.3 437.4 44.59
5 E 0 38 42 40 41 38 41 36 45 44 43 45 36 0 40.8 428.2 43.65
Kuat tekan
MPaNo Titik
Sudut
Baca
Nilai Lenting R
maks
R
mins
Koreksi
Bacaan ( R )
R
Rerata
Kuat Tekan
(kg/cm2)
27 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Tabel 4.4 Hasil Kuat Tekan Hammer Test Pucang Gading ( 12 Bulan )
Pada uji Tabel 4.4 dapat disimpulkan sudut bacaan untuk menentukan nilai
lenting dari tiap titik adalah 0 (horizontal) dengan nilai R maksimal sebesar 48
pada titik C . Nilai R minimal terkecil ada pada titik D dengan nilai sebesar 42.
Koreksi bacaan sebesar 0 karena mengukiti sudut baca dengan nilai 0
(horizontal) Nilai rerata sebesar 43 pada titik C, kuat tekan terbesar ada pada
titik D dengan nilai 50,2 MPa. . Keterangan dan contoh perhitungan lihat
keterangan I
Tabel 4.5 Hasil Kuat Tekan Hammer Test Pucang Gading ( 13 Bulan )
Pada Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa sudut baca pada tiap titik sebesar
0 (horizontal) dengan jumlah nilai lenting (pukulan sebanyak 10 kali) . nilai R
maksimal terbesar berada pada titik B dengan nilai 52 , nilai R minimal terkecil
terletak di titik A dan C dengan nilai 34. Koreksi bacaan pun mempunyai nilai 0
untuk semua titik dikarenakan sudut baca nya 0. Nilai rerata terbesar adalah 44,9
pada titik B. Dari tabel diatas juga dihasilkan nilai kuat tekan terbesar berada
pada titik B dengan nilai sebesar 51,49 MPa. . Keterangan dan contoh
perhitungan lihat keterangan I
Tabel 4.6 Hasil Kuat Tekan Hammer Test Pucang Gading ( 14 Bulan )
A1 PG A2 PG A3 PG A4 PG A5 PG A6 PG A7 PG A8 PG A9 PG A10 PG
1 A 0 32 30 32 36 38 37 44 38 40 37 44 30 0 36.4 349.2 35.60
2 B 0 44 38 37 44 42 39 42 43 42 46 46 37 0 41.7 444.6 45.32
3 C 0 42 42 36 48 47 40 44 47 42 42 48 36 0 43 470 47.91
4 D 0 40 36 36 42 37 42 37 42 39 38 42 36 0 38.9 492.5 50.20
5 E 0 42 38 42 42 42 40 44 40 41 44 44 38 0 41.5 441 44.95
No TitikSudut
Baca
Nilai Lenting R
maks
R
mins
Koreksi Bacaan (
R )
R
Rerata
Kuat Tekan
(kg/cm2)
Kuat tekan
MPa
B1 PG B2 PG B3 PG B4 PG B5 PG B6 PG B7 PG B8 PG B9 PG B10 PG
1 A 0 37 40 48 44 45 38 37 38 36 34 48 34 0 39.7 407.6 41.55
2 B 0 42 44 48 44 40 50 49 52 36 44 52 36 0 44.9 505.1 51.49
3 C 0 37 38 42 34 42 36 42 36 36 40 42 34 0 38.3 377.5 38.48
4 D 0 44 41 40 44 40 42 42 42 38 42 44 38 0 41.5 441 44.95
5 E 0 44 47 42 43 42 39 42 44 37 38 47 37 0 41.8 446.4 45.50
No TitikSudut
Baca
Kuat tekan
MPa
Nilai Lenting R
maks
R
mins
Koreksi Bacaan (
R )
R
Rerata
Kuat Tekan
(kg/cm2)
C1 PG C2 PG C3 PG C4 PG C5 PG C6 PG C7 PG C8 PG C9 PG C10 PG
1 A 0 38 39 48 43 42 33 40 37 38 36 48 33 0 39.4 402.2 41.00
2 B 0 41 43 46 45 42 46 48 49 37 43 49 37 0 44 488 49.75
3 C 0 38 35 44 38 40 41 40 38 43 39 44 35 0 39.6 405.8 41.37
4 D 0 42 45 39 42 44 43 42 40 36 43 45 36 0 41.6 442.8 45.14
5 E 0 41 46 39 40 45 43 40 42 39 40 46 39 0 41.5 441 44.95
No TitikSudut
Baca
Nilai Lenting R
maks
R
mins
Koreksi Bacaan (
R )
R
Rerata
Kuat tekan
(kg/cm2)
Kuat tekan
MPa
28 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Pada Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa sudut baca pada tiap titik sebesar
0 (horizontal) dengan jumlah nilai lenting (pukulan sebanyak 10 kali). nilai R
maksimal terbesar berada pada titik B dengan nilai 49 , nilai R minimal terbesar
terletak di titik C dengan nilai 44. Koreksi bacaan pun mempunyai nilai 0 untuk
semua titik dikarenakan sudut baca nya 0. Nilai rerata terbesar adalah 44 pada
titik B . Dari tabel diatas juga dihasilkan nilai kuat tekan terbesar berada pada
titik B dengan nilai sebesar 49,75 MPa. Keterangan dan contoh perhitungan
lihat keterangan I
4.1.2 Hasil Pengujian Core Drill
4.1.2.1 Hasil Pengujian Core Drill Di Sayung
Pada Tabel 4.7 merupakan hasil kuat tekan core drill yang dilakukan dilokasi
Desa Sriwulan kecamatan Sayung dengan benda uji berupa dinding dengan bahan
tambah MU-200, pengambilan inti beton dilakukan paada tanggal 22 Agustus
2017. Terdapat 3 titik inti beton yang diambil secara diagonal ( titik A,B,C).
Tabel 4.7 Hasil kuat tekan Core Drill Sayung (14 bulan)
Keterangan :
a. Berat : .Berat sampel dalam satuan gram (gr)
b. Panjang ( L ) : Jarak vertikal dari ujung atas sampel hingga
mm.bawah sampel dengan satuan milimeter (mm)
mm.lihat Gambar 3.9
c. Diameter ( D ) :kDiameter sampel dalam satuan milimeter
....(mm) lihat Gambar 3.9
d. Gaya ( P ) : Gaya tekan yang dihasilkan secara tegak lurus
k.menggunakan alat UTM dinyatakan dengan
k.satuan Newton (N)
1 11-09-17 770 105 70 53628 3850 1.5 0.96 1.036 1.06 14.68478948 Dinding A (ada bata)
2 11-09-17 790 105 70 214028 3850 1.5 0.96 1.036 1.06 58.6066257
3 11-09-17 810 105 70 214020 3850 1.5 0.96 1.036 1.06 58.60443508
Keterangan
Dinding B
Dinding C
Faktor
Koreksi
Drilling
Kuat Tekan
Silinder
(Mpa)
Gaya
Tekan P
(N)
Luas
Penampang
(mm2)
L/D
Faktor
Koreksi
L/D
Faktor
Koreksi
Diameter
NoTanggal
PengujianBerat (gr)
Panjang
L (mm)
Diameter
D (mm)
29 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
e. Luas Penampang ( a ) : Luas dari permukaan sampel dinyatakan
h..dalam satuan mm2
f. L/D ( b ) : Panjang sampel (P) dibandingkan dengan
hhdiameter sampel (D)
g. Faktor Koreksi L/D ( c ) : Berdasarkan ASTM C42/C 42M-03
i. Faktor Koreksi diameter ( e ) .: Berdasarkan ACI 214.4R-03
j. faktor koreksi drilling ( f ) :..Faktor koreksi mata bor selama proses
hhh.pengeboran (drilling) sebesar 1,06
iiiiiiberdasarkan ACI 214.4R-03.
Contoh perhitungan :
Kuat tekan core drill Sayung titik A
Kuat tekan silinder (MPa) = (P / a) × (c × e × f )
= (53628 / 3850 ) × (0,96 × 1,036 × 1,06)
= 14,68 MPa
Menurut Tabel 4.7 kuat tekan yang paling terbesar terdapat pada titik B
dengan nilai sebesar 58,6066 MPa, dan nilai kuat tekan rendah terdapat pada titik
A dengan nilai sebesar 14,6487 MPa. Dan pada titik C mempunyai nilai yang
nyaris sama dengan titik B yaitu sebesar 58,6044 MPa.
4.1.2.2 Hasil Pengujian Core Drill Di Pucang Gading
Pada Tabel 4.8 adalah hasil uji kuat tekan yang berlokasi di Pucang Gading,
dilokasi ini tidak terkean Rob sehingga diharapkan memiliki nilai kuat tekan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan uji kuat tekan yang berada di Sayung. Untuk
tanggal pengambilan inti beton dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2017. Sama
seperti yang di Sayung titik sampel diambil secara diagonal.
30 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Tabel 4.8 Hasil Kuat Tekan Core Drill Pucang Gading
a. Berat : Berat sampel dalam satuan gram (gr)
b. Panjang ( L ) : Jarak vertikal dari ujung atas hinggabbawah
kkk.sampel dengan satuan milimeter (mm).
c. Diameter ( D ) : Diameter sampel dalam satuan milimeter
kkk..mm).
d. Gaya ( P ) :..Gaya tekan yang dihasilkan secara tegak
kkkklurus menggunakan alat UTM dinyatakan
kkkkdengan satuan Newton (N)
e. Luas Penampang ( a ) :...Luas dari permukaan sample dinyatakan
kkk.dalam satuan mm2
f. L/D ( b ) : Panjang sampel (P) dibandingkan dengan
kkk.diameter sample (D)
g. Faktor Koreksi L/D ( c ) : Berdasarkan ASTM C42/C 42M-03
i. Faktor Koreksi diameter ( e )h: Berdasarkan ACI 214.4R-03
j. faktor koreksi drilling ( f ) : Faktor koreksi mata bor selama proses
kkkkpengeboran (drilling) sebesar 1,06
kkkkberdasarkan ACI 214.4R-03.
Contoh perhitungan :
Kuat tekan core drill Pucang Gading titik A
Kuat tekan silinder (MPa) = (P / a) × (c × e × f)
= (320620 / 3850) × (0,9306 × 1,036 × 1,06)
= 82,63 MPa
1 11-09-17 710 80 70 320620 3850 1.14 0.9036 1.036 1.06 82.6364636 Dinding A
2 11-09-17 700 80 70 125788 3850 1.14 0.9036 1.036 1.06 32.4205461 Dinding B
3 11-09-17 870 105 70 237472 3850 1.50 0.96 1.036 1.06 65.0262238 Dinding C
Faktor
Koreksi
Drilling
Kuat Tekan
Silinder
(Mpa)
KeteranganGaya Tekan
P (N)
Luas
Penampang
(mm2)
L/D
Faktor
Koreksi
L/D
Faktor
Koreksi
Diameter
NoTanggal
Pengujian
Berat
(gr)
Panjang
L (mm)
Diameter
D (mm)
31 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Menurut Tabel 4.8 uji kuat tekan di Pucang Gading, nilai kuat tekan terbesar
berada pada titik A dengan nilai 75,5636 MPa. Untuk nilai kuat tekan terendah
berada pada titik B dengan nilai kuat tekan 32,2150 MPa. Dan pada titik C
mempunyai nilai kuat tekan sebesar 65,0262 Mpa
4.1.3 Hasil Pengamatan
4.1.3.1 Hasil Pengamatan Benda Uji di Sayung
Benda uji berupa dinding yang berada di Desa Sriwulan Kecamatan Sayung
memasuki bulan ke-12 dan akan dilakukan uji Hammer Test dilanjutkan juga pada
bulan ke-13,bulan ke-14 . Hasil dari hammer test berupa nilai lenting dapat dilihat
pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3 dipembahasan sebelumnya. Kondisi dinding
disayung sendiri pun sering terendam air rob karena lokasi berada persis disebelah
muara.
Gambar 4.1 Uji Hammer Test
Dinding yang berada di kecamatan Sayung pada umur 14 bulan tidak
mengalami retakan terlihat sigifikan (retak rambut) sebelum maupun sesudah
dilakukan uji hammer test hal ini bisa diperhatikan pada Gambar 4.2. Pada bulan
ke 14 juga dilakukan uji Core Drill dengan cara merusak atau melubangi dinding
pada titik yang sudah disiapkan, setelah dilakukan uji Core Drill beton inti
diambil dan terlihat sedikit retakan kecil pada sekitaran lubang hasil pengeboran
bisa diperhatikan pada Gambar 4.3.
32 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Gambar 4.2 Kondisi dinding sebelum di core drill berlokasi di Sayung
Gambar 4.3 Kondisi dinding sesudah di core drill berlokasi di Sayung
Uji core drill sendiri juga dilakukan dengan mengambil beton ini pada 3 titik
yang sudah ditentukan. Bentuk inti sampel yang diambil berupa silinder dapat
dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 4.4, Gambar 4.5, Gambar 4.6 bentuk
inti sampel sebelum dilakukan uji kuat tekan. Pada sample A dan Sampel C
terdapat sedikit bata merah dari hasil pengeboran. Sedangkan pada Sample B
tidak terdapat bata merah.
33 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Gambar 4.4 Sampel Core Drill titik A di Sayung
Gambar 4.5 Sampel Core Drill titik B di Sayung
34 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Gambar 4.6 Sampel Core Drill titik C di Sayung
Setelah dilakukan pengeboran dan mendapat beton inti uji yang selanjutnya
dilakukan adalah uji kuat tekan dengan cara menekan beton tersebut dengan
bebab yang telah ditentukan hingga sampel tersebut mengalami retak
pertama/hancur. Hasil pengujian kuat tekan ini sendiri pun dapat diperhatikan
pada pembahasannya sebelumnya pada Tabel 4.7. Pada Gambar 4.7, Gambar
4.8, Gambar 4.9 dibawah ini dapat diperhatikan betuk fisik sampel yange telah
dilakukan uji kuat tekan.
Gambar 4.7 Sampel titik A sesudah uji kuat tekan
Pada Gambar 4.7 merupakan sampel titik A sesudah dilakukan uji kuat
tekan, terlihat digambar bahwa sampel mengalami retak hingga memungkinkan
sampel terbelah menjadi 2 bagian besar. Dan disusul dengan retak/pecah kecil
pada bagian bawah sample.
35 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Gambar 4.8 Sample titik B sesudah uji kuat tekan
Pada Gambar 4.8 merupakan sampel titik B yang telah dilakukan uji kuat
tekan,dapat dilihat kondisi fisiknya mengalami retak yang cukup besar dengan
arah vertikal beserta beberapa retak rambut.
Gambar 4.9 Sampel titik C sesudah uji kuat tekan
Pada Gambar 4.9 adalah sampel titik C yang telah dilakukan kuat tekan
dapat dilihat kondisi fisik sampel mengalami beberapa pecah kecil pada bagian
tertentu.
4.1.3.2 Hasil Pengamatan Benda Uji di Pucang Gading
Benda uji berupa dinding yang berada di kelurahan Pucang Gading memasuki
bulan ke-12 dan akan dilakukan uji Hammer Test dilanjutkan juga pada bulan ke-
13,bulan ke-14. Hasil dari hammer test berupa nilai lenting dapat dilihat pada
Tabel 4.4, Tabel 4.5, Tabel 4.6 dipembahasan sebelumnya. Kondisi dinding di
Pucang Gading sendiri berbeda dengan apa yang terjadi di Sayung karena tidak
terkan air rob.
36 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Gambar 4.10 Uji Hammer Test
Dinding pada daerah Pucang Gading pada bulan ke– 14 tidak terlalu terlihat
retak yang signifikan (retak rambut) seperti dinding yang berada di desa Sriwulan
baik sebelum maupun sesudah diuji hammer test bisa diperhatikan pada Gambar
4.11. Pada bulan ke-14 juga dilakukan uji Core Drill dengan titik yang sudah
ditentukan dengan bentuk diagonal, setelah uji Core Drill dan beton inti diambil
tidak terlihat retakan disekitar lubang habis pengeboran maupan di daerah dinding
yang lain bisa diperhatikan pada Gambar 4.12.
Gambar 4.11 Dinding sebelum uji Core Drill berlokasi di Pucang
Gambar 4.12 Dinding sesudah uji Core Drill berlokasi di Pucang Gading
Uji Core Drill sendiri juga dilakukan dengan mengambil beton ini pada 3 titik
yang sudah ditentukan. Bentuk inti sampel yang diambil berupa silinder dapat
dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 4.13, Gambar 4.14, Gambar 4.15
37 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
bentuk inti sampel sebelum dilakukan uji kuat tekan. Berbeda dengan hasil
pengambilan sampel yang berada di Sayung, karena yang di Pucang Gading tidak
terdapat bata merah.
Gambar 4.13 Sampel Core Drill titik A di Pucang Gading
Gambar 4.14 Sampel Core Drill titik B di Pucang Gading
38 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Gambar 4.15 Sampel Core Drill titik C di Pucang Gading
Setelah dilakukan pengeboran dan mendapat beton inti uji yang selanjutnya
dilakukan adalah uji kuat tekan dengan cara menekan beton tersebut dengan bebab
yang telah ditentukan hingga sanpel tersebut mengalami retak pertama hancur.
Hasil pengujian kuat tekan ini sendiri pun dapat diperhatikan pada pembahasannya
sebelumnya pada Tabel 4.8. Pada Gambar 4.16, Gambar 4.17, Gambar 4.18
dibawah ini dapat diperhatikan betuk fisik sampel yange telah dilakukan uji kuat
tekan.
Gambar 4.16 Sampel Core Drill titik A sesudah uji kuat tekan
39 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Pada Gambar 4.16 merupakan sampel dari titik A yang telah dilakukan uji
kuat tekan, kondisi fisiiknya mengalami retak besar bahkan hingga pecah menjadi
4 bagian besar.
Gambar 4.17 Sampel Core Drill pada titik B sesudah uji kuat tekan
Pada Gambar 4.17 merupakan sampel dari titik B yang telah dilakukan uji
kuat tekan, kondisi fisik setelah hasil pengujian sampel pengalami retak dan
pecah pada semua bagian.
Gambar 4.18 Sampel Core Drill pada titik C sesudah uji kuat tekan
40 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Pada Gambar 4.18 merupakan hasil dari sample C yang telah diuji kuat teka,
terlihat kondisik fisik sample pecah menjadi 6 bagian besar. Disusul dengan
beberapa retak rambut pada bagian-bagian tertentu.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Pengujian Hammer
4.2.1.1 Hasil Pengujian Hammer Lokasi Sayung
Gambar 4.19 merupakan hasil kuat tekan hammer test yang berlokasi di
Sayung, benda uji yang berada disini terkena langsung oleh air rob dan tekena
dampak langsung dari lingkugan yang agresif .
Gambar 4.19 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Pengujian Hammer test dengan campuran
additive kimiawi Pada Umur 12, 13, dan 14 Bulan di Sayung
Pada bulan ke-12 kuat tekan tertinggi mencapai 46,8 MPa yang terdapat
pada titik A, titik A berlokasi di sebelah kiri atas, kemudian titik B
mempunyai nilai kuat tekan 45,2 MPa, di titik C mengalami penurunan ke titik
41,3 MPa, pada tittik D masih mengalami penurunan dari titik sebelumnya dan
mempunyai nilai kuat tekan 40,04 Mpa, di titik E yang berada di sebelah kiri
bawah mempunyai kuat tekan sebesar 38 MPa dan merupakan nilai terkecil
kuat tekan pada bulan ke 12 di lokasi Sayung.
Pada bulan ke-13 nilai kuat tekan titik A mencapai 48,99 MPa, pada titik
B yang berada di tengah mengalami penurunan yang cukup signifikan dari
41 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
titik A yaitu ke 39,68 MPa, di titik C mengalami kenaikan dari titik
sebelumnya dan mempunyai kuat tekan sebesar 46 MPa, dan pada titik D
mengalami penurunan nilai kuat tekan sebesar 0,8 MPa ke nilai 46,8 MPa, dan
titik E yang berada pada di sebelah kiri bawah mempunyai nilai sebesar 45,6
MPa.
Pada blank ke-14 nilai kuat tekan tertinggi berada pada titik A dengan nilai
kuat tekan 49,37 MPa sedangkan nilai terendah terjadi pada titik D dengan
nilai kuat tekan 43,74 MPa. Dari hasil kuat tekan di atas dapat disimpulkan
bahwa kuat tekan pada bulan ke-13 rata-rata memiliki nilai yang tinggi jika di
bandingkan dengan nilai kuat tekan pada bulan ke-12 dan bulan ke-14.
4.2.1.2 Hasil Pengujian Hammer Pucang Gading
Pada Gambar 4.20 di bawah ini merupakan kuat tekan hammer test
yang berlokasi di Pucang Gading.
Gambar 4.20 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Pengujian Hammer test dengan campuran
additive kimiawi Pada Umur 12, 13, dan 14 Bulan di Pucang Gading
Berdasarkan Gambar 4.20 Perbandingan rerata kuat tekan (MPa)
Pengujian Hammer test dengan campuran additive kimiawi Pada Umur
bulan ke- 12, 13, dan 14 bulan di Pucang Gading. Pada umur dinding 12
bulan nilai kuat tekan tertinggi didapatkan pada titik D dengan nilai kuat
42 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
tekan 49,25 MPa yang berada di sebelah kanan atas, sedangkan nilai
terendah di dapatkan di titik A dengan nilai kuat tekan 34,92 MPa.
Sedangkan pada umur bulan ke 13 nilai kuat tekan tertinggi di peroleh
oleh titik B dengan nilai kuat tekan sebesar 50,51 MPa dan yang terkecil
adalah 37,75 MPa yang berada di titik C. Pada bulan ke 14 nilai tertinggi
juga di dapatkan oleh titik B dengan nilai kuat tekan sebesar 48,8 MPa
dan yang terkecil di peroleh di titik A dengan nilai kuat tekan 40,22
MPa. Dari hasil kuat tekan diatas dapat di simpulkan bahwa nilai kuat
tekan pada titik A setiap bulanya mengalami penurunan hal itu
berbanding terbalik dengan titik D yang setiap bulanya mengalami
kenaikan nilai kuat tekan.
4.2.1.3 Perbandingan Rerata Kuat Tekan Dinding di Sayung Pada Umur 28
hari dan 14 Bulan
Perbandingan dilakukan pada umur 28 hari dan 14 bulan di
maksutkan untuk mengetahui pengaruh dari lingkungan agresif di lokasi
Sayung. Data kuat tekan hammer test pada umur 28 hari didapat dari
(Kartikowati dan Hendri, 2016).
Gambar 4.21 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Pengujian Hammer Test Dinding dengan
Bahan Tambah Zat Additive di Sayung Pada Umur 28 Hari dan 14 Bulan
43 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Berdasarkan gambar di atas perbandingan kuat tekan hammer test
dinding pada umur 28 hari dan 14 bulan nilai tertinggi kuat tekan di
peroleh pada kuat tekan pada umur 28 hari, pada umur 28 hari dengan nilai
kuat tekan 69,5 pada titik C MPa, sedangkan nilai terendah diperolah pada
titik E pada umur 14 bulan dengan nilai 42,82 MPa. Berdasarkan kuat
tekan di atas nilai hammer test pada umur 28 hari memiliki nilai yang lebih
tinggi jika di bandingkan dengan kuat tekan pada umur 14 bulan hal ini
disebabkan di sebabkan karena terjadi kristalisai dalam rongga beton pada
penelitian ini berupa dinding sehingga menyebabkan kehancuran akibat
proses kristalisasi yang di sebabkan oleh garam, proses kristalisasi sendiri
terjadi pada saat air menguap, beton yang di serang oleh proses kristalisasi
adalah beton bagian dalam dan yang berada di atas permukaan air. Proses
kapilarisasi membuat garam naik ke dalam beton sehingga menurunkan
kuat tekan beton, oleh karena itu kuat tekan beton pada umur 28 hari akan
tinggi , dan setelah 1 tahun berada di daerah rob kekuatan beton akan
menurun akibat proses kristalisasi yang terjadi di dalam beton.
4.2.1.4 Perbandingan Rerata Kuat Tekan Dinding di Pucang Gading Pada
Umur 28 hari dan 14 Bulan
Pada Gambar 4.22 dibawah ini merupakan hasil perbandingan nilai
kuat tekan hammer test pada umur 28 hari dan 14 bulan di lokasi Pucang
Gading, dimana data pada kuat tekan dinding pada umur 28 hari didapat
dari (Kartikowati dan Hendri, 2016).
44 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Gambar 4.22 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Pengujian Hammer Test Dinding
dengan Bahan Tambah Zat Additive di Pucang Gading Pada Umur 28 Hari dan 14 Bulan
Pada Gambar 4.22 terlihat nilai kuat tekan tertinggi dengan nilai
70,3 MPa di dapatkan oleh titik B, C, D dan E pada umur 28 hari
sedangkan nilai terendah adalah 40,22 MPa pada titik A pada umur 14
bulan. Berdasarkan data hasil kuat tekan diatas dapat disimpulkan bahwa
nilai kuat tekan mengalami penurunan. Pada umur 28 hari beton
mengalami kenaikan secara linear dan mencapai kuat tekan yang di
rencanakan, tetapi setelah melewati waktu 28 hari kuat tekan beton akan
mengalami kenaikan yang kecil. Setelah berumur 14 bulan dan di
pengaruhi oleh faktor cuaca kuat tekan menjadi lebih rendah.
4.2.2 Hasil Pengujian Core Drill
4.2.2.1 Hasil Pengujian Core Drill Lokasi Sayung
Pada Gambar 4.23 Merupakan hasil pengujian nilai kuat tekan core
drill yang berlokasi di sayung dengan umur benda uji mencapai umur 14
bulan, titik yang diambil adalah sebanyak 3 titik yaitu A, B dan C ketiga
titik ini di ambil secara diagonal agar mewakili benda uji. Pada lokasi
Sayung benda uji disini terkena langsung oleh lingkungan yang agresif
45 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Karena merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan laut dan
juga setiap harinya terkena langsung oleh air rob. Benda uji di tambah
dengan bahan tambah berupa MU-200, dengan penambahan MU-200
diharapkan hasil kuat tekan yang dihasilkan akan tinggi.
Gambar 4.23 Nilai Kuat Tekan Core Drill Lokasi Sayung ( Bulan 14)
Pada Gambar 4.23 menunjukan titik A mempunyai nilai kuat tekan
yang paling kecil yaitu 14,68 MPa karena sampel pada titik A bercampur
dengan bata merah sehigga mengurai kuat tekan yang dihasilkan, sedangan
untuk sampel pada titik B yang tidak tercampur dengan bata merah
mempunyai nilai kuat tekan yang jauh lebih tinggi mencaai 58,61 MPa titik
B terletak di bagaian tengah dari benda uji, sedangkan titik C yang terletak
di bagian kanan bawah mempunyai nilai kuat tekan 58,6 MPa dan hanya
turun 0,01 MPa dari titik sebelumnya.. Dari hasil kuat tekan diatas dapat
disimpulkan bahwa zat additive yang menjaadi bahan campuran dinding
bekerja dengan baik, itu dapat dilihat dari hasil pada titik B dan C yang
mempunyai nilai kuat tekan yang cukup tinggi.
4.2.2.2 Hasil Pengujian Core Drill Lokasi Pucang Gading
Pada Gambar 4.24 merupakan hasil lokasi pengujian core drill yang
berlokasi di Pucang Gading, pada lokasi di Pucang Gading juga di ambil 3
titik sampel yaitu A, B dan C, titik A berada di sebelah kiri atas sedangkan
titik B berada di bagian tengah dari benda uji dan titik C berada pada bagian
46 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
bawah sebelah kanan bawah. Di lokasi ini benda uji tidak terkena oleh
lingkungan agresif dan di harapkan hasil kuat tekan yang dihasilkan lebih
tinggi dibandingkan lokasi di Sayung
Gambar 4.24 Nilai Kuat Tekan Core Drill Lokasi Pucang Gading ( Bulan 14)
Pada Gambar 4.24 menunjukan titik A mempunyai nilai kuat tekan
yang paling besar yaitu 82,64 MPa, kemudian titik B mengalami penurunan
yang cukup drastis yaitu sebesar 50,22 MPa ke nilai 32,42 MPa dan pada
titik terakhir yang berada di titik C mengalami kenaikan kuat tekan ke titik
65,03 MPa, titik C mengalami kenaikan kuat tekan sebesar 32,61 MPa dari
titik B. Dari hasil kuat tekan diatas dapat di simpulkan bahwa campuran
yang digunakan berupa MU-200 bekerja dengan baik Karena hasil kuat
tekan yang dihasilka tinggi, terlepas dari hasil titik B yang kecil karena titik
B berdampingan dengan lubang bekas angkur.
47 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
4.2.2.3Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Pengujian Core Drill
Dinding Pada Umur 14 bulan di Sayung dan Pucang Gading
Pada gambar di bawah ini merupakan hasil perbandingan kuat tekan
pengujian core drill dinding dengan campuran bahan zat additive kimiawi
pada umur 14 bulan.
Gambar 4.25 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Pengujian Core Drill dinding Hasil
Perbaikan Pada Umur 14 bulan di Sayung dan Pucang Gading
Berdasarkan Gambar 4.25 nilai tertinggi hasil kuat tekan core drill di
peroleh pada titik A di lokasi Pucang Gading dengan nilai 82,64 MPa,
sedangkan nilai terendah di perolah olah titik A dengan lokasi pengujian di
Sayung. Dari hasil kuat tekan di atas rata-rta hasil kuat tekan benda uji di
lokasi Pucang Gading lebih tinggi dari pada hasil kuat tekan bend uji yang
berlokasi di Sayung ini di sebabkan Karena pada lokasi Sayung benda uji
setiap hari terkena air rob dan juga berada di lingkungan yang agresif. Pada
titik A perbedaan kuat tekan sangat jauh karena sampel titik A di Sayung
tercampur dengan bata merah sehingga kuat tekan rendah, sedangkan pada
titik B nilai kuat tekan di Pucang Gading lebih rendah karena pada sampel
titik B di Pucang Gading terjadi retak yang di akibatkan oleh lubang angkur
yang di gunakan untuk melakukan core drill, sedangkan pada titik C nilai
48 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
kuat tekan Pucang Gading lebih tinggi karena pada daerah Sayung kuat
tekan beton juga di pengaruhi oleh lingkungan yang agresif.
4.2.3 Perbandingan Hasil Hammer Test Dan Core Drill
4.2.3.1 Perbandingan Hasil Hammer Test Dan Core Drill Lokasi Sayung
Gambar 4.26 Merupakan hasil perbandingan antara hasil hammer test
dan juga core drill, untuk pengujian hammer test sendiri di lakukan tiga
tahap yaitu pada bulan ke 12, bulan ke 13 dan juga bulan 14 sedangkan
untuk core drill dilakukan ketika benda uji mencapai umur 14 bulan. Titik
core drill yang di ambil sampelnya adalah 3 titik yaitu A, B dan C, letak
titik A berada di sebelah kiri atas sedangkan untuk titik B berada di tengah
benda uji, sedangkan titik C di sebelah kanan bawah. Cara pegujian core
drill yaitu dengan mengambil inti beton dari benda uji dangan cara
mengebor, setelah inti beton didapatkan kemudian di lakukan kuat tekan.
Perbandingan dilakukan antara core drill dan juga hammer test pada bulan
ke-12, 13 dan juga 14.
Gambar 4.26 Perbandingan Antara Hasil Core Drill dan Hammer Test (Sayung)
Berdasarkan hasil perbandingan pada Gambar 4.26 terlihat bahwa pada
titik A nilai core drill mempunyai nilai yang sangat kecil yaitu hanya 14,68
49 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
MPa, dan yang tertinggi di dapat oleh nilai kuat tekan hammer test pada
bulan ke-13. Pada titik B nilai tertinggi di peroleh oleh nilai kuat tekan core
drill dengan nilai kuat tekan 58,61 MPa dan yang terkecil pada hammer test
pada bulan ke-13 yaitu sebesar 39,6 MPa. Dan pada titik C nilai core drill
menjadi nilai kuat tekan yang paling tinggi dengan nilai 58,6 MPa dan yang
paling rendah pada bulan ke-12 yaitu 41,3 MPa. Berdasarkan hasil kuat
tekan diatas nilai core drill sebagian besar mempunyai nilai yang lebih
tinggi dari pada nilai kuat tekan hammer test, terlepas dari titik core drill
pada titik A yang mempunyai nilai yang sangat rendah Karena sampel yang
di ambil tercampur dengan bata merah, sehingga kuat tekan yang dihasilkan
menjadi rendah.
4.2.3.2 Perbandingan Hasil Hammer Test Dan Core Drill Lokasi Pucang
Gading
Pada gambar 4.27 Dibawah ini merupakan perbandingan antara
hasil core drill dan juga hammer test pada lokasi pucang gading, lokasi
Pucang Gading tidak terkena air rob sehingga tidak termasuk dalam
lingkungan agresif seperti yang terjadi pada lokasi Sayung, sama seperti
lokasi Sayung , di Pucang Gading titik core drill juga di ambil secara
diagonal sebanyak 3 titik yaitu titik A, B dan C.
Gambar 4.27 Perbandingan Antara Hasil Core Drill dan Hammer Test ( Pucang Gading)
50 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Berdasarkan hasil perbandingan pada Gambar 4.27 dapat dilihat
bahwa pada titik A nilai core drill memperoleh nilai kuat tekan yang
sangat tinggi yaitu 82,64 MPa sedangkan nilai kuat tekan terkecil di
dapatkan oleh nilai kuat tekan hammer test pada bulan ke-12 dengan nilai
kuat tekan 34,92 MPa. Pada titik B nilai kuat tekan hammer test pada
bulan ke-13 memperolah nilai kuat tekan paling tinggi di bandingkan nilai
kuat tekan yang lainya dengan nilai kuat tekan sebesar 48,8 MPa, dan nilai
terendah di peroleh nilai kuat tekan core drill dengan nilai kuat tekan
32,42. Dan pada titik C nilai kuat tekan core drill mempunyai nilai
tertinggi di banding nilai kuat tekan hammer test dengan nilai kuat tekan
65,03 MPa, sedangkan nilai terkecil di peroleh oleh nilai kuat tekan
hammer test pada bulan ke-13. Dari hasil perbandingan diatas dapat di
simpulkan bahwa nilai kuat tekan core drill secara garis besar memiliki
nilai yang lebih besar di bandingkan dengan nilai hammer test hal ini di
pengaruhi juga oleh bata beton yang digunakan, pada titik B nilai core
drill kecil karena titik pengambilan sampel bersebelahan dengan lubang
bekas angkur sehingga mengurangi nilai kuat tekan.Pada titik A dan C
nilai hammer test lebih rendah karena pada pengujian hammer test bagian
yang terkena kuat tekan adalah bagian di permukaan sedangkan core drill
beton penyusun dinding juga ikut di uji kuat tekan sehingga nilai kuat
tekan menjadi lebih tinggi.
4.2.3.3 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Dinding Pada Umur 28 Hari
dan Hasil Core Drill Pada Umur 14 Bulan di Sayung
Pada Gambar 4.28 di bawah ini merupakan hasil perbandingan kuat
tekan antara nilai hammer test pada umur 28 hari dengan nilai kuat tekan
core drill pada umur 14 bulan dengan lokasi Sayung dimana pada lokasi
Sayung terkena air rob yang terjadi setiap hari dan di pengaruhi oleh
lingkungan yang agresif.
51 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Berdasarkan hasil data kuat tekan di atas dapat dilihat bahwa nilai kuat
tekan tertinggi di dapat oleh mengalami penurunan 15,6% titik C pada
kuat tekan hammer test pada umur 28 hari dengan nilai kuat tekan 69,5
MPa, sedangkan nilai kuat tekan terendah pada kuat tekan core drill pada
titik A mengalami penurunan 73% dengan nilai kuat tekan 14,68 MPa.
Nilai kuat tekan mengalami penuruan 14,6% dari 68,7Mpa ke 58 Mpa.
Dari hasil kuat tekan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai kuat tekan
beton dengan core drill semua mengalami penurunan dibandingkan
dengan nilai kuat tekan hammer test pada umur 28 hari hal ini hal ini
karena setelah berada 14 bulan di kondisi yang terkena rob, rongga beton
mengalami proses kristalisasi yang di di sebabkan oleh garam di dalam
beton sehingga mengakibatkan kehancuran akibat tekanan proses
kristalisasi sehingga kuat tekan beton pada umur 14 bulan lebih rendah.
4.2.3.4 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Dinding Pada Umur 28 Hari
dan Hasil Core Drill Pada Umur 14 Bulan di Pucang Gading
Pada Gambar 4.29 dibawah ini merupakan perbandingan antara nilai
kuat tekan hammer test dengan umur dinding 28 hari dengan nilai kuat
tekan core drill dengan umur dinding 14 bulan dengan lokasi benda uji di
Pucang Gading.
Gambar 4.28 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Dinding Pada Umur 28 Hari
dan Hasil Core Drill Pada U mur 14 Bulan di Sayung
52 Tugas Akhir
Efektivitas Uji Tidak Merusak Dan Merusak Pada Dinding Bata Beton
Hasil Perbaikan Dengan Additive Kimiawi Di Daerah Rawan Rob
Ludfie Hardian P / 13.12.0031
Erik Kurniawan / 13.12.0081
Gambar 4.29 Perbandingan Rerata Kuat Tekan (MPa) Dinding Pada Umur 28 Hari dan
Hasil Core Drill Pada Umur 14 Bulan di Pucang Gading
Berdasarkan hasil kuat tekan di atas dapat di lihat bahwa nilai kuat
tertinggi pada titik A dengan di nilai kuat tekan 82,64 MPa pada kuat tekan
core drill umur 14 bulan mengalami kenaikan 15,9%, sedangkan yang
terendah pada titik B dengan nilai 32,42 mengalami penurunan 53% pada
hasil kuat telan core drill umur 14 bulan. Dapat disimpulkan bahwa nilai
kuat tekan hammer test dari titik A ke titik B mengalami kenaikan dan pda
titik C nilai kuat tekan tetap stabil dengan penurunan 7,5%, sedanglan
untuk nilai kuat tekan core drill mengalami penurunan dari titik A ke B,
tetapi mengalami kenaikan kembali pada titik C. Secara garis besar nilai
kuat tekan hammer test pada umur 28 hari memiliki nilai kuat tekan yang
lebih tinggi karena bata beton yang digunakan mempunyai mutu yang
bagus, dan pada titik B titik core drill lebih rendah karena sampel pada
titik ini mengalami retak rambut karena efek dari lubang angkur yang di
gunakan core rill.