Bab III Wais

25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dengan rancangan penelitian cross-sectional analytic pada pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit Swasta Kota Mataram. Metode penelitian cross-sectional dipilih karena sampel diambil dalam satu waktu yang kemudian dilakukan analisis. Setiap pasien yang datang ke Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram akan dilakukan wawancara dan ditanya mengenai beberapa hal sesuai dengan pertanyaan yang telah disediakan pada kuesioner. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yaitu di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari 2013. 3.3 Populasi Penelitian

description

nb

Transcript of Bab III Wais

Page 1: Bab III Wais

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian dengan rancangan

penelitian cross-sectional analytic pada pasien yang berkunjung ke Rumah Sakit

Swasta Kota Mataram. Metode penelitian cross-sectional dipilih karena sampel

diambil dalam satu waktu yang kemudian dilakukan analisis. Setiap pasien yang

datang ke Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram akan dilakukan wawancara dan

ditanya mengenai beberapa hal sesuai dengan pertanyaan yang telah disediakan

pada kuesioner.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yaitu di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram. Waktu

penelitian dilakukan dari bulan Januari 2013.

3.3 Populasi Penelitian

Pasien yang datang di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram yang termasuk

dalam kriteria inklusi. Populasi penelitian ini dianggap sebagai suatu populasi

terjangkau.

Page 2: Bab III Wais

3.4 Sampel

3.4.1 Pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified sampling

merupakan pengambilan sampel secara proporsional dari strata atau lapisan (unit)

yang telah dibuat dari populasi berdasarkan karakteristik tertentu. Sampel yang

diambil adalah semua pasien rawat jalan yang datang periksa pada malam hari

sesuai dengan kriteria inklusi.

3.4.2 Besar sampel

Untuk pengambilan minimal jumlah pasien dalam penelitian ini, digunakan

konsensus (role of thumb):

a. Hitung besar sampel yang diperkirakan mengalami dengan efek positif yaitu

10 kali jumlah variabel bebas yang diteliti

b. Hitung besar sampel total dengan melakukan koreksi tehadap nilai yang

didapatkan pada langkah sebelumnya dengan daktor insiden,dengan

menggunakan rumus:

N '=NI

- N’ = besar sampel penelitian prognostik

- N = besar sampel sebelum koreksi

- I = insidensi

Jumlah sampel pada penelitian dengan jumlah variabel 3 dan perkiraan nilai

insidensi (I) pada penelitian sebelumnya sebesar 74%

Page 3: Bab III Wais

N '=3 x1074 %

N '=40

Jadi jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu 40 orang.

3.4.3 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi sampel adalah:

a. Pasien rawat jalan yang datang memeriksakan diri atau melakukan pengobatan

di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram

b. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian dan diwawancarai

c. Berumur 17 ( tujuh belas ) tahun dan tidak lebih dari usia 80 tahun dengan

alasan pada umur tersebut responden mampu memberikan gambaran yang

sebenarnya tentang pelayanan yang diterimanya.

d. Mampu menjawab pertanyaan penelitian

3.4.4 Kriteria Eksklusi

Yang termasuk dalam kriteria eksklusi sampel :

a. Pasien yang memiliki keterbatasan dalam melakukan komunikasi

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah tingkat pemahaman pasien

dari informasi medis.

Page 4: Bab III Wais

3.5.2 Variable bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor dokter, pasien, dan

lingkungan.

3.6 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Tingkat pemahaman informasi medis

Tingkat pemahaman informasi medis adalah tingkat pemahaman pesien

terhadap 6 informasi yang meliputi diagnosis, tindakan yang dilakukan,

tujuan tindakan, alternatif tindakan, resiko dan komlikasi, serta prognosis

dari tindakan medis. Pemahaman pasien dikatakan baik jika pasien

mengerti dan dapat menjelaskan sedikitnya 4 dari informasi medis tersebut

serta dikatakan pasien tidak paham jika kurang dari 4 informasi medis

tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan skala

pengukuran menggunakan skala nominal.

2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pemahaman pasien

tentang informasi medis yang berasal dari pasien, dokter, dan lingkungan

a. Faktor dokter

Karakteristik dokter yang berperan penting dalam proses penyampaian

informasi medis menurut Biben (2005) meliputi keterbukaan,

penggunaan bahasa pasien, dan kelengkapan informasi medis yang

disampaikan yamg terangkum dalam 21 pertanyaan kuesioner. Dokter

yang baik adalah dokter yang mendapat penilaian positif dari pasien

minimal 11 pertanyaan yang diajukan dari kuesioner. Dokter yang

Page 5: Bab III Wais

tidak baik adalah dokter yang mendapat penilaian positif dari pasien

kurang dari 11 pertanyaan yang diajukan kuesioner. Pengukuran

dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan skala pengukuran

dengan skala nominal.

Faktor resiko dokter yang ditanyakan dalam kuesioner yaitu:

1) Dokter memperkenalkan diri

Memperkenalkan diri merupakan salah satu bentuk sambung

rasa antara dokter dengan pasiennya dan dengan itu pula pasien

akan merasa percaya terhadap dokter yang melayaninya.

2) Dokter menanyakan nama pasien

Menayakan nama pasien merupakan bentuk sambung rasa

dokter dengan pasien. Selain itu menyakan nama pasien juga

merupakan suatu kewajiban dokter guna melengkapi identitas

medis pasien.

3) Dokter menanyakan umur pasien

Umur pasien merupakan salah satu kelengkapan medis yang

harus ditanyakan oleh dokter

4) Dokter menanyakan pekerjaan pasien

Pekerjaan pasien dapat digunakan untuk menentukan status

sosial serta pada beberapa kasus dapat membantu untuk

menjelaskan mekanisme dari penyakit yang diderita oleh pasien.

5) Dokter menanyakan alamat

Page 6: Bab III Wais

Alamat pasien dapat digunakan untuk melengkapi identitas dari

pasien itu sendiri.

6) Dokter menanyakan keluhan pasien

Keluhan dari pasien merupakan masalah yang hasur digali

dengan seksama guna mencapai suatu diagnosis. Diagnosis

penyakit yang diderita pasien tersebut nantinya akan

menentukan tindakan yang dilakukan kepada pasien.

7) Dokter mendengarkan dengan baik setiap keluhan pesien

Dokter yang mendengarkan dengan baik keluhan pasien

merupakan dokter yang memiliki itikad baik kepada pasien.

Mendengarkan keluhan pasien juga dapat mengarahkan dokter

menuju suatu diagnosis yang tepat.

8) Dokter menjelaskan mekanisme yang mendasari penyakit pasien

Menjelaskan mekanisme gejala dilakukan untuk memberikan

penjelasan kepada pasien tentang penyebab terjadinya keluhan

dari pasien tersebut.

9) Dokter menjelaskan diagnosis dari penyakit yang diderita pasien

Penjelasan tentang diagnosis dari penyakit pasien merupakan

kewajiban dari seorang dokter.

10) Dokter menjelaskan tatacara tindakan yang akan dilakuakan

kepada pasien

Penjelasan tatacara tindakan marupaka hak dari pasien dan

merupakan kewajiban seorang dokter.

Page 7: Bab III Wais

11) Dokter menjelaskan alternatif tindakan medis yang akan

dilakukan

Penjelasan alternatif tindakan merupakan kewajiban dari dokter

ketika penyakit yang diderita oleh pasien tersebut memiliki

alternatif tindakan lain atau ketika tindakan utama yang

diberikan tersebut gagal.

12) Dokter menjelaskan risiko dari tindakan alternatif yang akan

dilakukan kepada pasien

Penjelsan resiko dari setiap tindakan merupakan kewajiban dari

seorang dokter kepada pasien.

13) Dokter menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi

Penjelasan komplikasi dari suatu penyakit merupakan kewajiban

dari dokter kepada pasien guna menghindari kemungkinan

buruk yang terjadi pada penyakit pasien.

14) Dokter menjelaskan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan

Penjelasan prognosis kepada pasien perlu diberikan oleh dokter

kepada pasien untuk mengetahui kemungkinan kesembuhan dari

penyakit yang diderita pasien

15) Dokter menggunakan istilah-istilah medis yang tidak pasien

pahami

Untuk mengetahui apakah dokter telah menggunakan bahasa

yang mudah pahami pasien atau tidak. Hal ini penting untuk

Page 8: Bab III Wais

membentuk suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan

dokter.

16) Dokter menjelaskan istilah-istilah medis tersebut

Penjelasan tentang istilah medis yang digunakan oleh dokter

untuk mengetahui apakah dokter tersebut menggunakan bahasa

yang mudah pahami pasien atau tidak.

17) Dokter menjelaskan istilah kedokteran yang berkaitan dengan

penyakit pasien

18) Dokter menjelaskan istilah kedokteran yang tidak dimengerti

tanpa penjelasan lebih lanjut

19) Dokter memberikan umpan balik atau menanyakan kembali

kepada pasien akan sesuatu yang belum dimengerti oleh pasien

Umpan balik merupakan salah satu bentuk komunikasi efektif

antara pasien dokter dimana kedua pihak melakukan komunikasi

dua arah.

20) Dokter melakukan kontak mata atau melihat kearah pasien saat

pasien berbicara

Merupakan salah satu sikap profesional dokter dalam

menerapkan komunikasi efektif antara pasien dengan dokter

yang harus ditunjukkan seorang dokter.

21) Pasien merasa puas atau tidak dengan pelayanan dokter

Rasa puas merupakan suatu kesimpulan dari semua pertanyaan

diatas. Ketika dokter telah menyanyakan dan melayani dengan

Page 9: Bab III Wais

baik pasiennya maka rasa puas akan disampaikan oleh pasien

begitu juga sebaliknya.

b. Faktor pasien

Karakteristik pasien yang berperan penting dalam proses penyampaian

informasi medis menurut Biben (2005) meliputi tipe pasien, tingkat

pendidikan, usia, dan persepsinya tentang alat-alat kedokteran yang

terangkum dalam pertanyaan kuesinoer. Pasien dikatakan baik jika

pasien menilai positif dirinya sendiri minimal 5 pertanyaan yang

diajukan dari kuesioner. Pasien dikatakan tidak baik jika menilai

positif dirinya sendiri kurang dari 5 pertanyaan yang diajukan dari

kuesioner. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan

skala pengukuran dengan menggunakan skala nominal.

Faktor resiko pasien yang ditanyakan dalam kuesioner yaitu:

1) Pasien memiliki televisi (TV)

Televisi merupakan media elektronik yang banyak digunakan

oleh masyarakat. Televisi menyediakan informasi kepada

masyarakat secara acak yang maksudnya informasi yang kita

inginkan tidak selalu dapat tersedia disaat kita butuhkan. Pasien

yang mempunyai televisi akan memiliki informasi yang lebih

dari orang yang tidak memiliki televisi.

2) Pasien berlangganan koran

Page 10: Bab III Wais

Koran merupakan media cetak yang sering dikonsumsi

masyarakat untuk mencari informasi. Sama seperti televisi,

informasi yang diberitakan yaitu secara acak yang maksudnya

informasi yang kita inginkan tidak selalu dapat tersedia disaat

kita butuhkan. Pasien yang berlangganan koran akan memiliki

informasi yang lebih dari orang yang tidak membaca koran.

3) Pasien mengakses internet

Internet merupakan media elektronik yang menyediakan

informasi yang sangat luas. Informasi yang kita inginkan dapat

segera kita ketahui sesuai dengan keinginan kita. Pasien yang

mengakses internet akan memiliki informasi yang lebih dari

pasien yang tidak mengakses internet.

4) Aktivitas membaca, menonton, atau mengakses tema kesehatan

Aktivitas ini akan menjelaskan kebiasaan dan tingkat

pengetahuan pasien tentang suatu tema kesehatan. Pasien yang

pernah membaca, menonton, atau mengakses tema kesehatan

akan memiliki pengetahuan lebih banyak dari pasien yang tidak

pernah membaca, menonton, atau mengakses tema kesehatan.

5) Tema kesehatan yang pernah dibaca, ditonton, atau diakses

Tema kesehetan yang pernah dibaca, ditonton, atau diakses oleh

pasien digunakan untuk mengetahui tema apa saja yang pernah

diperoleh oleh pasien.

6) Aktivitas pasien mengikuti penyuluhan kesehatan

Page 11: Bab III Wais

Aktivitas ini akan menjelaskan kebiasaan dan tingkat

pengetahuan pasien tentang suatu tema kesehatan. Pasien yang

pernah mengikuti penyuluhan kesehatan akan memiliki

pengetahuan lebih banyak dari pasien yang tidak pernah

mengikuti penyuluhan kesehatan.

7) Tema penyuluhan kesehatan yang pernah diikuti

Tema penyuluhan kesehetan yang pernah diikuti pasien

digunakan untuk mengetahui tema apa saja yang pernah

diperoleh oleh pasien.

8) Pasien menyampaikan keluhan kepada dokter

Pasien yang menyampaikan keluhannya kepada dokter akan

memudahkan dalam proses komunikasi dengan dokter dan

dalam penetuan diagnosis

9) Pasien menanyakan penyebab keluhan

Pasien yang menanyakan penyebab keluhannya kepada dokter

mengindikasikan bahwa pasien tersebut memiliki rasa ingin tahu

pada penyakit yang dialami.

c. Faktor lingkungan

Karakteristik lingkungan yang penting dalam proses penyampaian

informasi medis menurut Soewono (2005) meliputi keadaan tempat

pemeriksaan, ketersediaan media dalam penyampaiaan informasi,

jumlah kunjungan pasien tiap harinya, dan budaya setempat yang

terangkum dalam 11 pertanyaan kuesioner. Lingkungan dikatakan baik

Page 12: Bab III Wais

jika pasien menilai positif pada kondisi lingkungan minimal 6

pertanyaan yang diajukan dari kuesioner. Lingkungan dikatakan tidak

baik jika kurang dari 6 pertanyaan yang diajukan dari kuesioner.

Pengukuran menggunakan kuesioner dengan skala nominal.

Faktor resiko lingkungan yang ditanyakan dalam kuesioner yaitu:

1) Ruang pemeriksaan menggunakan AC (air conditioner)

Ruang pemeriksaan yang menggunakan AC akan memberikan

rasa nyaman kepada pasien dalam menyampaikan atau

menerima informasi dari dan kepada dokter.

2) Suhu ruang pemeriksaan

Suhu ruangan akan memepengaruhi rasa nyaman kepada pasien

dalam menyampaikan atau menerima informasi dari dan kepada

dokter.

3) Luas ruang pemeriksaan

Luas ruang pemeriksaan akan mempengaruhi kenyamanan

pasien saat dilakukan pemeriksaan. Ruangan yang cukup luas

akan memberikan rasa nyaman kepada pasien dibandingkan

dengan ruangan yang sempit.

4) Penerangan ruang pemeriksaan

Penerangan yang baik dalam ruang pemeriksaan akan

mempermudah dalam proses pemeriksaan maupun proses

komunikasi dokter dengan pasien.

5) Ruang pemeriksaan yang terlihat dari luar atau tidak

Page 13: Bab III Wais

Ruangan pemeriksaan yang tidak terlihat dari luar akan lebih

membuat pasien nyaman dibandingkan ruangan yang terlihat

dari luar.

6) Lingkungan yang berisik atau tidak

Lingkungan yang berisik akan mengganggu proses komunikasi

dokter dengan pasien. Penyampaian informasi dari pasien ke

dokter atau sebaliknya akan maksimal dalam kondisi yang

nyaman atau tidak berisik.

7) Kebersihan ruangan

Kebersihan ruangan akan mempengaruhi kenyaman pasien.

Lingkungan yang bersih akan membuat pasien lebih nyaman

berkomunikasi dengan dokter bagitu juga sebaliknya.

8) Ruang pemeriksaan berbau atau tidak

Ruangan pemeriksaan yang berbau tidak enak akan

mempengaruhi kenyaman pasien. Lingkungan yang berbau tidak

enak akan membuat pasien tidak nyaman begitu juga sebaliknya.

9) Terdapat media untuk informasi pasien (buku, gambar, poster,

dll)

Ketersediaan media informasi seperti buku, gambar, atau poster

untuk menjelaskan kepada pasien akan membuat pasien lebih

mengerti penjelasan dari dokter.

10) Nomor urut pasien

Page 14: Bab III Wais

Dilakukan untuk mengkonformasi lama pasien menunggu untuk

dillakukan pemeriksaan

11) Lama pasien menunggu

Pasien yang lama menunggu giliran pemeriksakan cenderung

akan membuat pasien merasa bosan dan akan mempengaruhi

kenyamanan pasien.

3.7 Alat Penelitian

Alat atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan realibilitas.

Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengukur sah atau

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut dan mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang disusun benar-

benar dapat mengukur apa yang akan diukur.

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisiten atau stabil dari

waktu ke waktu.

Page 15: Bab III Wais

3.8 Pengumpulan Data Penelitian

Sumber-sumber data penelitian adalah data primer dimana data-data yang

dikumpulkan diperoleh secara langsung dari pasien.

Sebelum dilakukan analisis, data yang diperoleh terlebih dahulu dilakukan

editing, coding, dan entery data dengan menggunakan program SPSS

a.9 Analisis Data

3.9.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui:

a. Persentase faktor resiko ditampilkan dalam bentuk tabel

b. Persentase tingkat pemahaman ditampilkan dalam bentuk tabel

3.9.2.Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Chi

Square. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dokter, pasien, dan lingkungan terhadap tingkat pemahaman pasien.

3.9.3.Analisis Multivariat

Analisis multivariate digunakan untuk mengetahui besarnya faktor resiko,

dokter, pasien, dan lingkungan terhadap tingkat pemahaman yang dilakukan

dengan menggunakan uji regresi logistik.

Page 16: Bab III Wais

3.10 Alur Penelitian

Hasil intrepetasi

Penentuan faktor-faktor yang bermakna yang mempengaruhi tingkat pemahaman

Pengumpulan data editing, coding, cleaning dan entery

data

Wawancara dengan pasien

Analisis data

Pasien yang berobat di poli

Pasien melakukan pemeriksaan di poli