BAB III TINJAUAN KASUS B....

33
37 BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajian I. Identitas Pasien Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan Skizofrenia paranoid. Pasien bernama Tn.G, umur 23 tahun, jenis kelamin laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di Tegal dan pasien dibawa ke RS.Jiwa oleh ayahnya Tn.M, jenis kelamin laki-laki sebagai penanggung jawab dari pasien selama di rumah sakit jiwa. Pasien masuk ke Rumah Sakit Jiwa pada tanggal : 6 Desember 2008 II. Riwayat Keperawatan a. Alasan Masuk Pasien mengamuk b. Predisposisi Tiga minggu yang lalu penderita menunjukkan perubahan perilaku. Pasien bicara sendiri, melamun, marah – marah, bila diajak bicara terkadang tidak nyambung. Hubungan dengan keluarga dan tetangga buruk. Waktu luang digunakan untuk keluyuran, makan dan minum harus disuruh. Pasien dulu pernah dirawat sebanyak 3 kali ( th.2005, 2006, 2007 ). Pengobatan sebelumnya belum berhasil karena pasien tidak mau kontrol teratur dan tidak mau minum obat. Pasien pernah 37

Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS B....

Page 1: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

37

BAB III

TINJAUAN KASUS

B. Pengkajian

I. Identitas Pasien

Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI

Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan

Skizofrenia paranoid. Pasien bernama Tn.G, umur 23 tahun, jenis kelamin

laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di

Tegal dan pasien dibawa ke RS.Jiwa oleh ayahnya Tn.M, jenis kelamin

laki-laki sebagai penanggung jawab dari pasien selama di rumah sakit

jiwa. Pasien masuk ke Rumah Sakit Jiwa pada tanggal : 6 Desember 2008

II. Riwayat Keperawatan

a. Alasan Masuk

Pasien mengamuk

b. Predisposisi

Tiga minggu yang lalu penderita menunjukkan perubahan perilaku.

Pasien bicara sendiri, melamun, marah – marah, bila diajak bicara

terkadang tidak nyambung. Hubungan dengan keluarga dan tetangga

buruk. Waktu luang digunakan untuk keluyuran, makan dan minum

harus disuruh. Pasien dulu pernah dirawat sebanyak 3 kali ( th.2005,

2006, 2007 ). Pengobatan sebelumnya belum berhasil karena pasien

tidak mau kontrol teratur dan tidak mau minum obat. Pasien pernah

37

Page 2: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

38

melakukan aniaya fisik dan sebagai korban yaitu ibunya yang berumur

47 th. Di dalam keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Pasien

mempunyai pengalaman masa lalu yang saat ini sulit dihilangkan yaitu

pernah memukul bapak dan ibu.

c. Faktor presipitasi

Pasien bicara sendiri, melamun, marah-marah. Bila diajak bicara

terkadang tidak nyambung dan pasien sampai memukul orang tuanya

sehingga pasien dibawa di rumah sakit jiwa.

III. Pemeriksaan Fisik

a. Tanda – tanda vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 78 x/menit

RR : 22 x/menit

b. Data antropometri

Tinggi Badan : 170 cm

Berat Badan : 57,5 kg

c. Keluhan fisik

Kepala : Rambut bersih

Mata : Konjungtivitis

Hidung : Tidak terdapat penumpukan sekret

Telinga : Simetris, kotor

Mulut : Bibir kering, kotor

Kulit : Kulit kering, kurang bersih.

Page 3: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

39

IV. Psikososial

1. Genogram

`

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal

: Tinggal satu rumah

Pasien tinggal bersama orang tuanya dan ketiga saudara laki – laki

pasien yang masih hidup. Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti

pasien. Yang menanggung kebutuhan keluarga adalah ayah.

Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau

bapak. Pola komunikasi keluarga selalu musyawarah. Hanya pasien /

Tn.G sendiri yang suka diam jika ada masalah.

Page 4: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

40

2. Konsep diri

a. Gambaran Diri

Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya,

pasien menyukai semua bagian tubuhnya.

b. Identitas Diri

Pasien adalah anak kedua dari empat bersaudara, pasien mengakui

berjenis kelamin laki - laki. Pasien tidak ada/ tidak mempunyai

masalah dengan jenis kelaminnya, dan merasa puas sebagai

seorang laki – laki. Pasien mempunyai keinginan untuk bekerja

dan pasien mengatakan pernah mendaftar sebagai klining servis di

rumah sakit jiwa tersebut. Dan saat ini pasien bisa menerima

keadaannya.

c. Peran

Pasien mengatakan dalam keluarga perannya sebagai anak tengah

– tengah yang memiliki kakak dan adik. Pasien dapat menjalankan

perannya sesuai dengan tahap perkembangan usia dewasa awal.

Pasien belum bekerja dan menikah dengan begitu kondisi ini tidak

mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Sebagai anggota

masyarakat pasien sering mengikuti kegiatan pengajian satu

minggu sekali setiap selasa malam di masjid tempat pasien tinggal.

d. Ideal Diri

Pasien berharap dapat segera bekerja dan ingin cepat sembuh agar

dapat pulang ke rumah berkumpul dengan keluarga.

Page 5: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

41

e. Harga Diri

Pasien mengatakan merasa malu karena bolak – balik di rawat di

rumah sakit jiwa.

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti

Orang paling dekat dengan pasien selama di rumah sakit adalah

Tn.M yaitu teman satu kamar pasien. Jika di rumah orang terdekat

pasien adalah ibu.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat

Pasien mengatakan jika dirumah pasien sering megikuti kegiatan

karang taruna setiap 1 bulan sekali dan pengajian di masjid setiap

selasa malam.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan tidak pernah menggantungkan diri terhadap

seseorang atau orang lain.

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

Pasien adalah seorang yang beragama islam dan menganut aliran

muhammadiyah. Pasien percaya bahwa tuhan akan memberi

kesembuhan.

b. Kegiatan Ibadah

Waktu dirumah pasien selalu sholat 5 waktu bahkan rutin megikuti

kegiatan pengajian di masjid setiap selasa malam.

Page 6: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

42

V. Status Mental

a. Penampilan

Saat dikaji penampilan kurang bersih, kurang rapi, penggunaan

pakaian sesuai dengan penggunaan.

b. Pembicaraan

Bicara lambat, nada bicara keras. Pembicaraan inkoheren dan

kadang – kadang butuh mengulang pertanyaan beberapa kali untuk

bisa menjawab pertanyaan. Pasien tidak dapat memulai

pembicaraan.

c. Aktivitas Motorik

Saat pengkajian pasien pasif, terkadang klien melakukan tindakan

gerakan otot bibir yag berubah – ubah yang tidak dapat dikontrol

dan tidak disadari klien. Pasien sering mondar – mandir. Saat

dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah pasien pernah marah mukul –

mukul pintu. Kontak mata pasien kurang, pasien nampak malu,

pasien tidak fokus jika di ajak ngobrol, pasien senang menyendiri

dan pasien lebih memilih berdiam diri di kamar.

d. Alam Perasaan

Pasien megatakan perasaan saat ini biasa – biasa saja.

e Afek

Afek pasien sesuai ( saat dilakukan wawancara dan diberikan

cerita tentang keadaan sedih, pasien merasa ikut sedih dan

sebaliknya.

Page 7: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

43

f. Interaksi selama wawancara

Saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun perlu

berulang – ulang dalam mengajukan pertanyaan agar pasien bisa

menjawab. Selama wawancra kontak mata pasien mudah beralih.

Dan pasien cukup kooperatif walaupun terkadang jawabannya

membingungkan.

g. Persepsi

Pasien mengatakan suara – suara yang menyuruh – nyuruh. Suara

itu datang pada malam hari dan suara itu datang pada saat pasien

berdiam diri. Respon pasien saat mendegar suara itu ingin marah

dan jegkel.

h. Proses pikir

Kadang mengalami sirkumtansial. Pengertian dari sirkumtansial

adalah kadang pembicaraanya terbelit – belit tapi sampai pada

tujuan pembicaraan.

Contoh : Saat pasien diajak ngobrol tidak terfokus

pembicaraannya terbelit – belit.

i. Isi Pikir

Klien tidak mengalami ganguan dalam isi fakir.

5. Tingkat Kesadaran

Kesadaran pasien bingung, tapi masih dapat berorientasi terhadap

waktu, tempat dan orang terdekat. Pasien juga mengetahui orang

yang mengajak bicara.

Page 8: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

44

6. Memori

Memori pasien kurang dalam jangka panjang yaitu pasien sulit

mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan dan kejadian

dalam minggu terakhir.

Memori pasien untuk saat ini cukup baik dengan dibuktikannya

pasien mampu mengingat apa yang barusan pasien lakukan.

Memori pasien dalam jangka pendek cukup bagus dengan

dibuktikannya pasien mampu mengingat apa yang diajarkan

perawat dalam memutus halusinasi.

7. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Pasien dapat berhitung dengan baik, masih dapat konsentrasi

dengan cukup baik terbukti bahwa pasien bisa menyebutkan

saudaranya dan bisa menghitung sudah berapa lama pasien

dirawat.

8. Kemampuan Penilaian

Pasien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan,

misal: selesai pasien makan, pasien langsung mencuci piring

sendiri.

9. Daya Tilik Diri.

Daya tilik klien baik, pasien menyadari kalau dia sedang sakit, dan

sehingga dibawa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang.

Page 9: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

45

VI. Kebutuhan persiapan Pulang

a. Makan

Pasien bisa makan sendiri. Saat makanan pasien langsung makan

tanpa harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap porsi

makanan selalu habis satu porsi.

b. BAB / BAK

Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK pasien tidak membutuhkan

bantuan dari siapapun. Pasien mampu melakukan semua itu sendiri.

c. Mandi

Pasien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore, dan tanpa

bantuan siapapun. Pasien mandiri.

d. Berpakaian

Pasien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap pasien

mandi pasien ganti baju, pasien mampu menyisir rambutnya sendiri

selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah..

e. Istirahat dan Tidur

Tidur siang pasien dari jam habis makan sampai jam 15.00 WIB.

Sedangkan tidur malam pasien dari jam 19.30 WIB sampai dengan

jam 06.00 WIB. Selama menjelang tidur pasien tidak ada persiapan

khusus jika ingin tidur kadang sebelum tidur ngobrol dengan teman

dan nonton tv.

Page 10: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

46

f. Penggunaan Obat

Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah pasien diberi obat 2 kali yaitu

setelah makan siang jam 12.00 WIB dan sebelum tidur jam 21.00

WIB. Obat selalu diminum, tidak dibuang, reaksi obat yang dirasakan

pasien yaitu pasien merasa mengantuk.

g. Pemeliharaan kesehatan

Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya

untuk mengobati anaknya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga

akan mengunjungi pasien. Pasien mengatakan jika sudah pulang nanti

akan rutin kontrol dirumah sakit.

h. Kegiatan dirumah

Pasien mengatakan jika nanti sudah pulang kerumah, pasien akan

mencari kesibukan dengan bekerja membantu ayah dan ibu.

i. Kegiatan diluar rumah

Pasien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi

kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada

dikampungnya, misalnya pengajian.

VII. Mekanisme Koping

Bila pasien mempunyai masalah, pasien selalu memendam dan tidak mau

terbuka, pasien enggan bercerita.

VIII. Pemeriksaan penunjang

a. Therapi medik

1. Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid

Page 11: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

47

2. Terapi medis : - CPZ 2 x 100 mg

- Halloperidol 2 x 5 mg

- Trihexipenidin 2 x 2 mg

- Program ECT 5 x

3. Analisa Data

NO Tgl dan jam Data Fokus Masalah

1 16 Desember

2008

14.00

DS : - Pasien mengatakan

mendengar suara yang

menyuruh – nyuruh

- Pasien mengatakan suara itu

datang pada malam hari

- Pasien megatakan suara itu

datang saat Tn. G sedang

berdiam diri

- Pasien mengatakan jika

mendengar suara itu Pasien

merasa jengkel dan ingin

marah

DO : - Terkadang Pasien melamun

dan bicara sendiri

- Bicara Pasien kacau

- Pembicaraan inkoheren

Gangguan persepsi

sensori : halusinasi

pendegaran

Page 12: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

48

- Pasien terkadag senyum –

senyum sendiri

2 16 Desember

2008

14.00

DS : - Pasien mengatakan merasa

malu kepada tetangga karena

bolak – balik dirawat di

RSJD

DO : - Kontak mata pasien kurang

- Pasien nampak malu

Harga Diri Rendah

3

4

16 Desember

2008

14.00

16 Desember

2008

14.00

DS : - Pasien mengatakan pernah

memukul ibunya

- Pasien mengatakan dirumah

sering marah–- marah

DO : - Pandangan mata tajam

- Saat dirawat di RSJD

Pasien pernah marah mukul

– mukul pintu

DS : - Pasien mengatakan malas

ngobrol

DO : - Kontak mata kurang

- Pasien tidak fokus jika di

ajak ngobrol

- Pasien senang menyendiri

- Pasien lebih memilih

berdiam diri di kamar

Resiko Perilaku

Kekerasan

Isolasi sosial :

menarik diri

Page 13: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

49

4. Daftar Masalah Keperawatan

a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi

b. Harga diri rendah

c. Isolasi sosial : menarik diri

d. Resiko perilaku kekerasan

5. Pohon Masalah

6. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi

2. Harga Diri Rendah

3. Isolasi sosial : menarik diri

4. Resiko Perilaku Kekerasan

Resiko Perilaku kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran

Isolasi sosial : menarik diri

Harga Diri Rendah

Core Problem

Page 14: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

50

Rencana Tindakan Keperawatan Di RSJ Dr A mino Gondhohutomo Semarang

Diagnosa

Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan Tgl No.

DX Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan

Rasional TT

1 Perilaku kekerasan Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada perawat :

a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata d) Bersedia menceritakan

perasaan

1. Bina hubungan saling percaya

a) Beri salam setiap berinteraksi

b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi

c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

d) Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

e) Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

a) Menciptakan tras pada

klien b) Tak kenal maka tak

sayang

c) Agar lebih akrap dalam menyapa klien

d) Mewujudkan percaya pada

klien

e) Memvalidasi perasaan klien

2. Klien dapat menceritakan penyebab perilaku kekerasan

a. Menceritakan penyebab perasaan jengkel / kesal baik dari diri sendiri maupung lingkungannya

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan : a) Motivasi klien untuk

menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya

b) Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan ps

a) Mengungkapkan perasaan klien

b) Memperhatikan klien

50

Page 15: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

51

3. Klien dapat menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan

a) Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain

b) Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar

c) Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan

3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan a) Motivasi klien menceritakan

kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi

b) Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan

c) Motivasi klien menceritakan hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial)

a) Mengusahakan klien mau

bercerita b) Menguasahakan klien

mau bercerita c) Mengusahakan klien mau

bercerita

4.Klien dapat menjelaskan : a. Jenis-jenis

ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya

b. Perasaannya saat melakukan kekerasan

c. Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah

4) Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya a) Motivasi klien menceritakan

jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya

b) Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi

c) Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi

a) Memberikan kesempatan pada klien untuk bercerita

b) Mengetahui bagaimana

perasaa klien etelah melakukan tindak kekerasan

c) Klien dapat memilah mana yang benar dan yang salah

51

Page 16: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

52

5. Klien dapat menjelaskan

akibat perilaku kekerasan a) Diri sendiri : luka,

dijauhi teman, dll b) Orang lain / keluarga :

luka, tersinggungu, ketakutan, dll.

c) Lingkungan : barang atau benda rusak, dll

10) Klien dapat megidentifikasi akibat perilaku kekerasan a. Diri sendiri

b. Orang lain / keluarga c. Lingkungan

Mengetahui akibat dari perilaku kekerasan

6. Klien dapat : Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah

11) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan : Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah : - Cara fisik : nafas dalam,

pukul bantalk atau kasur, olah raga

- Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain

- Sosial : latihan asertif dengan orang lain

- Spiritual : sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing

Klien tahu cara untuk mengungkapkan marah

7. Klien dapat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan a) Fisik : nafas dalam,

memukul bantal / kasur

12) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan Latih klien memperagakan cara yang dipilih :

Klien dapat mendemonstrasikan cara yang dipilih

52

Page 17: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

53

b). Verbal : mengungkapkan

perasaan kesal / jengkel pada orang lain tanpa menyakiti

c). Spiritual : zikir / doa, meditasi sesuai agamanya

Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih

Jelaskan manfaat cara tersebut

Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan

Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna

8. Perawat dapat melakukan petemuan dengan keluarga a. Menjelaskan cara merawat

klien dengan perilaku kekerasan

b. Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien

13) Klien mendapat dukungan keluarga untuk megontrol perilaku kekerasan : a) Diskusikan pentingnya

peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan

b) Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekekarasan

c) Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien

d) Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)

b) Agar keluarga klien tahu pendukung nutuk klien itu sangat penting

53

Page 18: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

54

e) Beri kesempatan keluarga

untuk memperagakan ulang

f) Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan

9. Klien dapat menjelaskan : a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama obat d) Bentuk dan warna obat e) Dosis yang diberikan

kepadanya f) Waktu pemakaian g) Cara pemakaian h) Efek yang dirasakan

14) Klien menggunakan obat sesuai program yag telah ditetapkan:

a) Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat)

b) Dosis yang tepat untuk klien c) Waktu pemakaian d) Cara pemakaian e) Efek yang dirasakan klien

Anjurkan klien : a) Minta dan menggunakan

obat tepat waktu b) Lapor ke perawat / dokter

jika mengalami efek yang tidak biasa

c) Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat

Agar klien mau minum obat secara teratur dan tahu mengenai dosis, jeis obat, waktu pemakaian dan cara pemakaian

54

Page 19: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

55

2 Gangguan Persepsi

Sensori : Halusinasi Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada

perawat : a) Ekspresi wajah bersahabat b) Menunjukkan rasa senang c) Ada kontak mata d) Mau berjabat tangan e) Mau menyebutkan nama f) Mau duduk berdampingan

dengan perawat g) Bersedia mengngkapkan

masalah yang dihadapi

1. Bina hubungan saling percaya

a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat

c) Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi

a) Menciptakan tras pada klien

b) Tak kenal maka tak sayang

c) Mewujudkan rasa percaya pada klien

d) Tanyakan perasaan klien danmasalah yang dihadapi klien

e) Dengarkan dengan penuh perhatian

d). Memvalidasi perasaan klien e). Memperhatikan perasaan kilen

2. Klien dapat menyebutkan : a) Isi b) Waktu c) Frekuensi d) Situasi dan kondisi yang

menimbulkan halusinasi

2. Klien dapat menyebutkan a) Mengetahui jenis halusinasi b) Mengetahui isi,

waktu,frekuensi halusinasi c) Mengetahui situasi dan

kondisi yang menimbulkan halusinai

Klien dapat menceritakan mengenai halusinasinya

3. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya di lakukan untuk mengendalikan halusiasi

3. Klien dapat mengontrol

halusinasinya a). Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika

Klien dapat mengidentifikasikan cara yang harus dilakukan jika terjadi halusinasi

55

Page 20: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

56

terjadi halusinasi

4. Klien dapat menyebutkan cara kontrol halisinasi

4. Diskuikan cara yang diinginkan klien : a) Jika cara yang digunakan

adaptif beri pujian b) Jika cara yang digunakan

mal adaptif dikusikan cara tersebut

a) Memberi reinforcement positif

b) Memberikan cara yang terbaik untuk klien

5. Klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi

5. Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya halusinasi : a) Katakan pada diri sendiri

bahwa suara itu tidak nyata b) Bantu klien memillih cara

yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya

c) Beri keempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih

d) Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatuh, jika berhasil beri pujian

Memberitahukan cara terbaru pada klien cara memutus halusinasi

6. Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat

6. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi a) Buat kontrak dengan

keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat, topiik).

b) Diskusikan dengan keluarga tentang : • Pengertian halusinasi

a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga klien

b) Agar keluarga tahu mengenai sakit yang diderita klien

56

Page 21: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

57

• Tanda dan gejala halusinasi

• Isi halusinasi • Waktu halusinasi • Frekuensi halusinasi • Situasi terjadinya

halusinasi. • dll

7. Klien dapat menyebutkan

a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama, warna, dosi, efek

terapi dan efek samping

7. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosi, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat a) Pantau klien saat

penggunaan obat b) Beri pujian jika klien

menggunakan obat dengan benar

c) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter

Agar klie mau minum obat dengan tepat

3 Isolasi Sosial : Menarik Diri

Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada

perawat : a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata

1. Bina hubungan saling percaya a) Beri salam setiap

berinteraksi b) Perkenalkan nama, nama

panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi

c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien

57

Page 22: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

58

2. Klien mampu menyebutkan

minimal satu penyebab menarik diri a) Diri sendiri b) Orang lain c) Lingkungan

2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri :

Tanyakan pada klien tentang : a) Orang yang tinggal serumah

/ teman sekamar b) Orang yang paling dekat

dengan klien dirumah / diruangan

c) Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah / diruang perawatan

d) Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut

e) Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain

3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri a) Banyak teman b) Tidak kesepian c) Bisa berdiskusi d) Saling menolong

Kerugian menarik diri, misalnya : a) Sendiri b) Kesepian c) Tidak bisa diskusi

3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. Tanyakan pada klien tentang : a) Manfaat hubungan sosial b) Kerugian menarik diri

Page 23: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

59

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan : a) Perawat b) Perawat lain c) Klien lain d) Kelompok lain

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial ecara ecara bertahap. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan:

a) Perawat lain b) Klien lain c) Kelompok

5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan :

a) Orang lain b) Kelompok

5. Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial dengan : a) Orang lain b) Kelompok

6. Perawat dapat bertemu dengan keluarga dan dapat menjelaskan :

a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik

diri c) Penyebab dan akibat

menarik diri d) Cara merawat klien menarik

diri

6) Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial Jelaskan pada keluarga tentang: a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik

diri c) Penyebab dan akibat

menarik diri d) Cara merawat klien menarik

diri

59

59

Page 24: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

60

7. Klien dapat menyebutkan

a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum

obat c) Nama, warna, dosis, efek

terapi dan efek samping obat

7. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat

3 Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Klien menunjukkan ekspresi

wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi

1. Bina hubungan saling percaya

dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a) Sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun non verbal

b) Perkenalkan diri dengan sopan

c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan kesukaan yang disukai klien

d) Jelaskan tujuan pertemuan e) Jujur dan menepati janji

2. Klien dapat menyebutkan a) Aspek positif dan

kemampuan yang dimiliki klien

b) Aspek positif keluarga c) Aspek positif lingkungan

klien

2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki Diskusikan dengan klien tentang : a) Aspek positif yang dimiliki

klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki

klien

3. Klien menyebutkan kemampuan yang dapat

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

60

Page 25: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

61

dilaksanakan

a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan

b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya

4. Klien membuat rencana

kegiatan harian

4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien a) Kegiatan mandiri b) Kegiatan dengan bantuan

5. Klien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat a) Anjurkan klien untuk

melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan

b) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien

c) Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien

d) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang

6. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada a) Beri pendidikan kesehatan

pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga

61

Page 26: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

62

diri rendah b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat c) Bantu keluarga menyiapkan

lingkungan di rumah

62

Page 27: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

63

F. Implementasi Tgl / jam

No. DX

Implementasi Keperawatan Respon TTD

17/12/08 10.30 – 11.00

1 Bina Hubungan Saling Percaya a. Memberi salam setiap interaksi b. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan

nama lengkap, panggilan, alamat dan berjabat tangan

c. Menanyakan nama lengkap, panggilan serta alamat klien

Sp1 P 1. Mengidentifikasi jenis halusinasinya 2. Mengidentifikasi isi halusinasinya 3. Mengidentifikasi waktu halusinasinya 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi 5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkanhalusinasi 6. Menidentifikasi respon klien terhadap

halusinasi 7. Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan

menghardik 8. Membimbing klien memasukkan dalam

jadwal kegiatan harisn

S : - Klien mengatakan bernama Tn. G dari tegal

- Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruh – nyuruh

- Klien mengatakan suara itu datang pada malam hari

- Klien mengatakan suara itu datang pada saat Tn. G berdiam diri

- Klien mengatakan jika mendengar suara itu klien merasa jengkel dan ingin marah

O :- Klien mau bersalaman - Klien dapat menceritaka

tentang halusinasinya - Klien dapat mengulang

kembali cara memutuskan halusinasi dengan menghardik

-Terkadang komunikai klien berputar – putar tanpa arah

- Penampilan klien kotor A : Sp1 p tercapai 1. Klien dapat

mengidentifikasi jenis halusinasi

2. Klien dapat mengidentifikasi isi halusinasi

3. Klien dapat mengidentifikasi watu halusinasi

4. Klien dapat mengidentifikasi frekuensi halusinasi

5. Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinsi

6. Klien dapat mengidentifikasi repon klien terhadap halusinasinya

7. Klien dapat megontrol cara halusinasi dengan meghardik

8. Klien dapat membuat jadwal untuk melatih cara kontrol halusinasi

Page 28: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

64

P : Perawat : Lanjutkan untuk Sp2 p : 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara kontrol halusinasi denga berbincang dengan orang lain Klien : Motivasi klien untuk melatih cara kontrol halusinasi dengan menghardik, ke dalam jadwal yang sudah disusun

18/12/08 09.00 – 09.15

Sp2 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain 3. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S : - Klien mengatakan sudah bisa cara control halusinasi dengan meghardik

- Klien megatakan sudah bisa cara memutus halusinasi dengan menghardik dan berbincang dengan orang lain

O : - Klien terkadang perlu tuntunan untuk mengulang dalam memutus halusinasi

- Klien perlu mengingat nama perawat

- Penampilan klilen ada kemajuan cukup bersih

- Komunikasi klien masih berputar – putar tanpa arah

- Klien dapat mengulang kembali cara mengontol halusinasi degan berbincang dengan orang lain

A : Sp2 p tercapai 1. Memvalidasi masalah

dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara

control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain

3. Membimbin klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

P : Perawat :Lanjutkan untuk Sp3 p

1. Memvalidasi masalah dan latihan ebelumnya

2. Melatih klien cara control halusinasi dengan kegiatan

3. Membimbing klien memasukkan ke dalam

Page 29: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

65

jadwal kegiatan harian Klien : Motivasi klien untuk

melatih cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain kedalam jadwal yang sudah disusun

19/12/08 08.30 – 08.45

Sp3 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan klien) 3. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S : - Klien mengatakan kadang – kadang lupa cara control halusinasi Kalo habis di ECT - Klien mengatakan sudah mengerti untuk cara control halusinasi dengan menghardik, berbincang dan kegiatan O : - Klien haru memvalidasi lagi latihan sebelumya karena terkadang klien lupa - Klien sudah lebih baik - Klien dapat mengulang cara control halusinasi dengan mehardik, berbincang dan kegiatan A : Sp3 p tercapai 1. Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan klien) 2. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian P : Perawat : Lanjutkan untuk Sp4 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan ebelumnya 2. Menjelaska cara control halusinasi dengan teratur minum obat 3. Membimbing klien

memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

Klien : Motivasi klien untuk melatih cara control halusinasi dengan ke dalam jadwal yang sudah di susun

20/12/08 10.00 – 10.15

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih dan mengulang cara control halusinasi dengan menghardik, berbincang dan aktivitas 3. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

S : - Klien mengatakan sudah bisa 3 cara control halusinasi

O : - Klien dapat mengulang 3 cara control halusinasi

- Klien sudah mengerti - Kontak mata klien

terpusat - Kerapian dan kebersihan

Page 30: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

66

klien cukup A : Sp1 p, Sp2 p, Sp3 p tercapai 1. Melatih klien cara control

halusinasi dengan menghardik

2. Melatih klien cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain

3. Melatih klien cara control haluasinasi dengan kegiatan

P : Perawat : Mengoptimalkan Sp1 p,Sp2 p, Sp3 p,

- Mengajarkan kembali tentang control halusinasi

Klien : Motivasi klien untuk melatih cara control halusinasi dengan ke dalam jadwal yang sudah di susun

22/12/08 08.00 – 09.15

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Melatih / mengulang kontrol halusinasi dengan menghardik, berbincang dan aktivitas. 3. Membimbing klien memasukan kedalam jadwal lagi atau harian.

S : - Klien mengatakan masih ingat cara kontrol halusinasi

O : - Klien dapat mengulang 3 cara kontrol halusinasi

- Klien sudah mengerti - Kontak mata klien berpusat

A : Sp1p, Sp2p, Sp3p tercapai - Melatih klien cara control halusinasi dengan menghardik, berbincang dan aktivitas

- Melatih klien cara control halusinasi dengan aktivitas P : P: Mengoptimalkan sp1p, sp2p,sp3p - Mengajarkan ulang cara kontrol halusinasi. K : Motivasi klien untuk melatih cara kontrol halusinasi ke dalam jadwal yang sudah disusun.

23/12/2008 11.30 s/d 11.45

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Melatih dan mengulang cara kontrol halusinasi dengan menghardik, berbincang dan aktivitas. 3. Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.

S : Klien mengatakan masih ingat cara control halusinasi. O : - Klien mengatakan 3 cara kontrol halusinasi. - Klien sudah mengerti

- Kerapian dan kebersihan klien cukup.

- Kontak mata klien berpusat. A : - Sp1p, sp2p. sp3p tercapai - melatih klien cara kontrol

halusinasi dengan menghardik, berbincang dan kegiatan.

Page 31: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

67

P : P : Lanjutkan untuk Spup - Memualidasi masalah dan

latihan sebelumnya. - Menjelaskan cara kontrol

halusinasi dengan teratur minum obat. - Membimbing klien untuk

memasukan dalam jadwal kegiatan Harlan. K : Motivasi klien untuk melatih

cara kontrol halusinasi ke dalam jadwal yang sudah disuun.

24/12/2008 10.00 s/d 10.15

Sp4 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara control halusinasi dengan teratur minum obat 3. Membimbing klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

S : - Klien menjelaskan jenis - jenis obat yang diminum. - Klien mengatakan sudah

mengerti jenis untuk dan fungsi obat yang diminum. O : - Cara penjelasan klien agak

tertahan – tahan. - Ada sebagian penjelasan

ulang klien kurang tepat. - Sikap klien kooperatif. - Kontak mata klien

terkadang tidak terpusat. A : Sp4p belum optimal

tercapai - validasi ulang cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat (untuk jenis obat, fungsi dan waktu) - Klien belum memahami

secara pasti tentang penggunaan obat.

- Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.

P : P: Mengoptimalkan 3p4p - Mengajarkan kembali tentang kontrol halusinasi dengan teratur minum obat. - Mengajarkan kembali untuk membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegitan harian. K : Motivasi klien untuk meminum obat secara teratur.

27/12/2008 17.00-17.15

Sp4 P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih klien cara control halusinasi dengan teratur minum obat 3. Membimbing klien memasukkan ke dalam

S : - Klien mengatakan sudah mengerti jenis - jenis obat, dan fungsi obat. - Klien mengatakan minum obat sudah teratur. O : - Cara penjelasan klien agak

Page 32: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

68

jadwal kegiatan harian terlatih - latih. - Sikap klien kooperatif. - Kontrak mata klien terpusat. - Klien dapat mengulang apa yang diajarkan. A : Spup tercapai - Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat. - Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian. P : P – Lanjutkan untuk sp1 k - Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam memuat pasien. - Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya. - Menjelaskan cara – cara merawat pasien halusinasi. K : Motivasi klien untuk meminum obat secara teratur kedalam jadwal yang sudah disusun.

30/12/2008 14.00-14.15

Sp1 k 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan

keluarga dalam merawat pasien. 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala

halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta prases terjadinya.

3. Menjelaskan cara - cara merawat pasien halusinasi.

S : - Keluarga mengatakan klien kalau dirumah sering melamun dan jika ada masalah tidak mau ngomong ke orang tua. - keluarga mengatakan sedih karena anaknya seperti ini. - Klien mengatakan mengerti apa yang disampaikan perawat. O : - Keluarga klien kooperatif. - keluarga klien mendengrkan dengan penuh perhatian. - Keluarga klien sangat antusias untuk mengetahui cara - cara merawat anaknya. - Klien mengerti apa yang disampaikan perawat. A : Sp1k tercapai - Mendikusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. - Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi yang dialami pasien besrta proses terjadinya. - Menjelaskan cara - cara merawat pasien halusinasi. P : P : Lanjutkan untuk sp1k - Melatih keluarga mempratekkan cara merawat

Page 33: BAB III TINJAUAN KASUS B. Pengkajiandigilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-indahtriwu... · Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau bapak. Pola komunikasi

69

pasien dengan halusinasi. - Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi. K : Motivasi keluarga klien untuk mempratekkan cara kontrol halusinasi saat klien sudah pulang.