BAB III TINJAUAN KASUS B....
Transcript of BAB III TINJAUAN KASUS B....
37
BAB III
TINJAUAN KASUS
B. Pengkajian
I. Identitas Pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 16 Desember 2008 diruang VI
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.Aminogondhohutomo Semarang, dengan
Skizofrenia paranoid. Pasien bernama Tn.G, umur 23 tahun, jenis kelamin
laki - laki, pendidikan pasien STM, dan tidak bekerja, pasien tinggal di
Tegal dan pasien dibawa ke RS.Jiwa oleh ayahnya Tn.M, jenis kelamin
laki-laki sebagai penanggung jawab dari pasien selama di rumah sakit
jiwa. Pasien masuk ke Rumah Sakit Jiwa pada tanggal : 6 Desember 2008
II. Riwayat Keperawatan
a. Alasan Masuk
Pasien mengamuk
b. Predisposisi
Tiga minggu yang lalu penderita menunjukkan perubahan perilaku.
Pasien bicara sendiri, melamun, marah – marah, bila diajak bicara
terkadang tidak nyambung. Hubungan dengan keluarga dan tetangga
buruk. Waktu luang digunakan untuk keluyuran, makan dan minum
harus disuruh. Pasien dulu pernah dirawat sebanyak 3 kali ( th.2005,
2006, 2007 ). Pengobatan sebelumnya belum berhasil karena pasien
tidak mau kontrol teratur dan tidak mau minum obat. Pasien pernah
37
38
melakukan aniaya fisik dan sebagai korban yaitu ibunya yang berumur
47 th. Di dalam keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti ini. Pasien
mempunyai pengalaman masa lalu yang saat ini sulit dihilangkan yaitu
pernah memukul bapak dan ibu.
c. Faktor presipitasi
Pasien bicara sendiri, melamun, marah-marah. Bila diajak bicara
terkadang tidak nyambung dan pasien sampai memukul orang tuanya
sehingga pasien dibawa di rumah sakit jiwa.
III. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 22 x/menit
b. Data antropometri
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 57,5 kg
c. Keluhan fisik
Kepala : Rambut bersih
Mata : Konjungtivitis
Hidung : Tidak terdapat penumpukan sekret
Telinga : Simetris, kotor
Mulut : Bibir kering, kotor
Kulit : Kulit kering, kurang bersih.
39
IV. Psikososial
1. Genogram
`
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal satu rumah
Pasien tinggal bersama orang tuanya dan ketiga saudara laki – laki
pasien yang masih hidup. Keluarga pasien tidak ada yang sakit seperti
pasien. Yang menanggung kebutuhan keluarga adalah ayah.
Pengambilan keputusan pasien meminta bantuan kepada ibu atau
bapak. Pola komunikasi keluarga selalu musyawarah. Hanya pasien /
Tn.G sendiri yang suka diam jika ada masalah.
40
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya,
pasien menyukai semua bagian tubuhnya.
b. Identitas Diri
Pasien adalah anak kedua dari empat bersaudara, pasien mengakui
berjenis kelamin laki - laki. Pasien tidak ada/ tidak mempunyai
masalah dengan jenis kelaminnya, dan merasa puas sebagai
seorang laki – laki. Pasien mempunyai keinginan untuk bekerja
dan pasien mengatakan pernah mendaftar sebagai klining servis di
rumah sakit jiwa tersebut. Dan saat ini pasien bisa menerima
keadaannya.
c. Peran
Pasien mengatakan dalam keluarga perannya sebagai anak tengah
– tengah yang memiliki kakak dan adik. Pasien dapat menjalankan
perannya sesuai dengan tahap perkembangan usia dewasa awal.
Pasien belum bekerja dan menikah dengan begitu kondisi ini tidak
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Sebagai anggota
masyarakat pasien sering mengikuti kegiatan pengajian satu
minggu sekali setiap selasa malam di masjid tempat pasien tinggal.
d. Ideal Diri
Pasien berharap dapat segera bekerja dan ingin cepat sembuh agar
dapat pulang ke rumah berkumpul dengan keluarga.
41
e. Harga Diri
Pasien mengatakan merasa malu karena bolak – balik di rawat di
rumah sakit jiwa.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Orang paling dekat dengan pasien selama di rumah sakit adalah
Tn.M yaitu teman satu kamar pasien. Jika di rumah orang terdekat
pasien adalah ibu.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Pasien mengatakan jika dirumah pasien sering megikuti kegiatan
karang taruna setiap 1 bulan sekali dan pengajian di masjid setiap
selasa malam.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan tidak pernah menggantungkan diri terhadap
seseorang atau orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien adalah seorang yang beragama islam dan menganut aliran
muhammadiyah. Pasien percaya bahwa tuhan akan memberi
kesembuhan.
b. Kegiatan Ibadah
Waktu dirumah pasien selalu sholat 5 waktu bahkan rutin megikuti
kegiatan pengajian di masjid setiap selasa malam.
42
V. Status Mental
a. Penampilan
Saat dikaji penampilan kurang bersih, kurang rapi, penggunaan
pakaian sesuai dengan penggunaan.
b. Pembicaraan
Bicara lambat, nada bicara keras. Pembicaraan inkoheren dan
kadang – kadang butuh mengulang pertanyaan beberapa kali untuk
bisa menjawab pertanyaan. Pasien tidak dapat memulai
pembicaraan.
c. Aktivitas Motorik
Saat pengkajian pasien pasif, terkadang klien melakukan tindakan
gerakan otot bibir yag berubah – ubah yang tidak dapat dikontrol
dan tidak disadari klien. Pasien sering mondar – mandir. Saat
dirawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah pasien pernah marah mukul –
mukul pintu. Kontak mata pasien kurang, pasien nampak malu,
pasien tidak fokus jika di ajak ngobrol, pasien senang menyendiri
dan pasien lebih memilih berdiam diri di kamar.
d. Alam Perasaan
Pasien megatakan perasaan saat ini biasa – biasa saja.
e Afek
Afek pasien sesuai ( saat dilakukan wawancara dan diberikan
cerita tentang keadaan sedih, pasien merasa ikut sedih dan
sebaliknya.
43
f. Interaksi selama wawancara
Saat wawancara semua pertanyaan dijawab walaupun perlu
berulang – ulang dalam mengajukan pertanyaan agar pasien bisa
menjawab. Selama wawancra kontak mata pasien mudah beralih.
Dan pasien cukup kooperatif walaupun terkadang jawabannya
membingungkan.
g. Persepsi
Pasien mengatakan suara – suara yang menyuruh – nyuruh. Suara
itu datang pada malam hari dan suara itu datang pada saat pasien
berdiam diri. Respon pasien saat mendegar suara itu ingin marah
dan jegkel.
h. Proses pikir
Kadang mengalami sirkumtansial. Pengertian dari sirkumtansial
adalah kadang pembicaraanya terbelit – belit tapi sampai pada
tujuan pembicaraan.
Contoh : Saat pasien diajak ngobrol tidak terfokus
pembicaraannya terbelit – belit.
i. Isi Pikir
Klien tidak mengalami ganguan dalam isi fakir.
5. Tingkat Kesadaran
Kesadaran pasien bingung, tapi masih dapat berorientasi terhadap
waktu, tempat dan orang terdekat. Pasien juga mengetahui orang
yang mengajak bicara.
44
6. Memori
Memori pasien kurang dalam jangka panjang yaitu pasien sulit
mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan dan kejadian
dalam minggu terakhir.
Memori pasien untuk saat ini cukup baik dengan dibuktikannya
pasien mampu mengingat apa yang barusan pasien lakukan.
Memori pasien dalam jangka pendek cukup bagus dengan
dibuktikannya pasien mampu mengingat apa yang diajarkan
perawat dalam memutus halusinasi.
7. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien dapat berhitung dengan baik, masih dapat konsentrasi
dengan cukup baik terbukti bahwa pasien bisa menyebutkan
saudaranya dan bisa menghitung sudah berapa lama pasien
dirawat.
8. Kemampuan Penilaian
Pasien dapat mengambil keputusan sederhana tanpa bantuan,
misal: selesai pasien makan, pasien langsung mencuci piring
sendiri.
9. Daya Tilik Diri.
Daya tilik klien baik, pasien menyadari kalau dia sedang sakit, dan
sehingga dibawa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Semarang.
45
VI. Kebutuhan persiapan Pulang
a. Makan
Pasien bisa makan sendiri. Saat makanan pasien langsung makan
tanpa harus nunggu perintah. Makan 3 kali sehari. Dan setiap porsi
makanan selalu habis satu porsi.
b. BAB / BAK
Untuk kebutuhan BAB ataupun BAK pasien tidak membutuhkan
bantuan dari siapapun. Pasien mampu melakukan semua itu sendiri.
c. Mandi
Pasien biasanya mandi sehari 2 kali. Setiap pagi dan sore, dan tanpa
bantuan siapapun. Pasien mandiri.
d. Berpakaian
Pasien mampu berpakaian sendiri sesuai pasangannya. Setiap pasien
mandi pasien ganti baju, pasien mampu menyisir rambutnya sendiri
selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah..
e. Istirahat dan Tidur
Tidur siang pasien dari jam habis makan sampai jam 15.00 WIB.
Sedangkan tidur malam pasien dari jam 19.30 WIB sampai dengan
jam 06.00 WIB. Selama menjelang tidur pasien tidak ada persiapan
khusus jika ingin tidur kadang sebelum tidur ngobrol dengan teman
dan nonton tv.
46
f. Penggunaan Obat
Selama di Rumah Sakit Jiwa Daerah pasien diberi obat 2 kali yaitu
setelah makan siang jam 12.00 WIB dan sebelum tidur jam 21.00
WIB. Obat selalu diminum, tidak dibuang, reaksi obat yang dirasakan
pasien yaitu pasien merasa mengantuk.
g. Pemeliharaan kesehatan
Tekad keluarga sudah bulat dan berani menerima konsekuensinya
untuk mengobati anaknya di Rumah Saki Jiwa Daerah ini, keluarga
akan mengunjungi pasien. Pasien mengatakan jika sudah pulang nanti
akan rutin kontrol dirumah sakit.
h. Kegiatan dirumah
Pasien mengatakan jika nanti sudah pulang kerumah, pasien akan
mencari kesibukan dengan bekerja membantu ayah dan ibu.
i. Kegiatan diluar rumah
Pasien tidak pernah melakukan kegiatan diluar selama sakit, tetapi
kalau pulang nanti klien ingin mengikuti kegiatan yang ada
dikampungnya, misalnya pengajian.
VII. Mekanisme Koping
Bila pasien mempunyai masalah, pasien selalu memendam dan tidak mau
terbuka, pasien enggan bercerita.
VIII. Pemeriksaan penunjang
a. Therapi medik
1. Diagnosa medis : Skizofrenia Paranoid
47
2. Terapi medis : - CPZ 2 x 100 mg
- Halloperidol 2 x 5 mg
- Trihexipenidin 2 x 2 mg
- Program ECT 5 x
3. Analisa Data
NO Tgl dan jam Data Fokus Masalah
1 16 Desember
2008
14.00
DS : - Pasien mengatakan
mendengar suara yang
menyuruh – nyuruh
- Pasien mengatakan suara itu
datang pada malam hari
- Pasien megatakan suara itu
datang saat Tn. G sedang
berdiam diri
- Pasien mengatakan jika
mendengar suara itu Pasien
merasa jengkel dan ingin
marah
DO : - Terkadang Pasien melamun
dan bicara sendiri
- Bicara Pasien kacau
- Pembicaraan inkoheren
Gangguan persepsi
sensori : halusinasi
pendegaran
48
- Pasien terkadag senyum –
senyum sendiri
2 16 Desember
2008
14.00
DS : - Pasien mengatakan merasa
malu kepada tetangga karena
bolak – balik dirawat di
RSJD
DO : - Kontak mata pasien kurang
- Pasien nampak malu
Harga Diri Rendah
3
4
16 Desember
2008
14.00
16 Desember
2008
14.00
DS : - Pasien mengatakan pernah
memukul ibunya
- Pasien mengatakan dirumah
sering marah–- marah
DO : - Pandangan mata tajam
- Saat dirawat di RSJD
Pasien pernah marah mukul
– mukul pintu
DS : - Pasien mengatakan malas
ngobrol
DO : - Kontak mata kurang
- Pasien tidak fokus jika di
ajak ngobrol
- Pasien senang menyendiri
- Pasien lebih memilih
berdiam diri di kamar
Resiko Perilaku
Kekerasan
Isolasi sosial :
menarik diri
49
4. Daftar Masalah Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
b. Harga diri rendah
c. Isolasi sosial : menarik diri
d. Resiko perilaku kekerasan
5. Pohon Masalah
6. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi
2. Harga Diri Rendah
3. Isolasi sosial : menarik diri
4. Resiko Perilaku Kekerasan
Resiko Perilaku kekerasan
Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran
Isolasi sosial : menarik diri
Harga Diri Rendah
Core Problem
50
Rencana Tindakan Keperawatan Di RSJ Dr A mino Gondhohutomo Semarang
Diagnosa
Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan Tgl No.
DX Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan
Rasional TT
1 Perilaku kekerasan Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada perawat :
a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata d) Bersedia menceritakan
perasaan
1. Bina hubungan saling percaya
a) Beri salam setiap berinteraksi
b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi
c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
d) Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi
e) Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
a) Menciptakan tras pada
klien b) Tak kenal maka tak
sayang
c) Agar lebih akrap dalam menyapa klien
d) Mewujudkan percaya pada
klien
e) Memvalidasi perasaan klien
2. Klien dapat menceritakan penyebab perilaku kekerasan
a. Menceritakan penyebab perasaan jengkel / kesal baik dari diri sendiri maupung lingkungannya
2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan : a) Motivasi klien untuk
menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya
b) Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan ps
a) Mengungkapkan perasaan klien
b) Memperhatikan klien
50
51
3. Klien dapat menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan
a) Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain
b) Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar
c) Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan a) Motivasi klien menceritakan
kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi
b) Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan
c) Motivasi klien menceritakan hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial)
a) Mengusahakan klien mau
bercerita b) Menguasahakan klien
mau bercerita c) Mengusahakan klien mau
bercerita
4.Klien dapat menjelaskan : a. Jenis-jenis
ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya
b. Perasaannya saat melakukan kekerasan
c. Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah
4) Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya a) Motivasi klien menceritakan
jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya
b) Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi
c) Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami teratasi
a) Memberikan kesempatan pada klien untuk bercerita
b) Mengetahui bagaimana
perasaa klien etelah melakukan tindak kekerasan
c) Klien dapat memilah mana yang benar dan yang salah
51
52
5. Klien dapat menjelaskan
akibat perilaku kekerasan a) Diri sendiri : luka,
dijauhi teman, dll b) Orang lain / keluarga :
luka, tersinggungu, ketakutan, dll.
c) Lingkungan : barang atau benda rusak, dll
10) Klien dapat megidentifikasi akibat perilaku kekerasan a. Diri sendiri
b. Orang lain / keluarga c. Lingkungan
Mengetahui akibat dari perilaku kekerasan
6. Klien dapat : Menjelaskan cara-cara sehat mengungkapkan marah
11) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan : Jelaskan cara-cara sehat untuk mengungkapkan marah : - Cara fisik : nafas dalam,
pukul bantalk atau kasur, olah raga
- Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain
- Sosial : latihan asertif dengan orang lain
- Spiritual : sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing
Klien tahu cara untuk mengungkapkan marah
7. Klien dapat memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan a) Fisik : nafas dalam,
memukul bantal / kasur
12) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan Latih klien memperagakan cara yang dipilih :
Klien dapat mendemonstrasikan cara yang dipilih
52
53
b). Verbal : mengungkapkan
perasaan kesal / jengkel pada orang lain tanpa menyakiti
c). Spiritual : zikir / doa, meditasi sesuai agamanya
Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih
Jelaskan manfaat cara tersebut
Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan
Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna
8. Perawat dapat melakukan petemuan dengan keluarga a. Menjelaskan cara merawat
klien dengan perilaku kekerasan
b. Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien
13) Klien mendapat dukungan keluarga untuk megontrol perilaku kekerasan : a) Diskusikan pentingnya
peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan
b) Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekekarasan
c) Jelaskan pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien
d) Peragakan cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)
b) Agar keluarga klien tahu pendukung nutuk klien itu sangat penting
53
54
e) Beri kesempatan keluarga
untuk memperagakan ulang
f) Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan
9. Klien dapat menjelaskan : a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama obat d) Bentuk dan warna obat e) Dosis yang diberikan
kepadanya f) Waktu pemakaian g) Cara pemakaian h) Efek yang dirasakan
14) Klien menggunakan obat sesuai program yag telah ditetapkan:
a) Jenis obat (nama, warna dan bentuk obat)
b) Dosis yang tepat untuk klien c) Waktu pemakaian d) Cara pemakaian e) Efek yang dirasakan klien
Anjurkan klien : a) Minta dan menggunakan
obat tepat waktu b) Lapor ke perawat / dokter
jika mengalami efek yang tidak biasa
c) Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat
Agar klien mau minum obat secara teratur dan tahu mengenai dosis, jeis obat, waktu pemakaian dan cara pemakaian
54
55
2 Gangguan Persepsi
Sensori : Halusinasi Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada
perawat : a) Ekspresi wajah bersahabat b) Menunjukkan rasa senang c) Ada kontak mata d) Mau berjabat tangan e) Mau menyebutkan nama f) Mau duduk berdampingan
dengan perawat g) Bersedia mengngkapkan
masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya
a) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalkan nama, nama panggilan perawat
c) Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
a) Menciptakan tras pada klien
b) Tak kenal maka tak sayang
c) Mewujudkan rasa percaya pada klien
d) Tanyakan perasaan klien danmasalah yang dihadapi klien
e) Dengarkan dengan penuh perhatian
d). Memvalidasi perasaan klien e). Memperhatikan perasaan kilen
2. Klien dapat menyebutkan : a) Isi b) Waktu c) Frekuensi d) Situasi dan kondisi yang
menimbulkan halusinasi
2. Klien dapat menyebutkan a) Mengetahui jenis halusinasi b) Mengetahui isi,
waktu,frekuensi halusinasi c) Mengetahui situasi dan
kondisi yang menimbulkan halusinai
Klien dapat menceritakan mengenai halusinasinya
3. Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya di lakukan untuk mengendalikan halusiasi
3. Klien dapat mengontrol
halusinasinya a). Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika
Klien dapat mengidentifikasikan cara yang harus dilakukan jika terjadi halusinasi
55
56
terjadi halusinasi
4. Klien dapat menyebutkan cara kontrol halisinasi
4. Diskuikan cara yang diinginkan klien : a) Jika cara yang digunakan
adaptif beri pujian b) Jika cara yang digunakan
mal adaptif dikusikan cara tersebut
a) Memberi reinforcement positif
b) Memberikan cara yang terbaik untuk klien
5. Klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi
5. Diskusikan cara baru untuk memutus / mengontrol timbulnya halusinasi : a) Katakan pada diri sendiri
bahwa suara itu tidak nyata b) Bantu klien memillih cara
yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya
c) Beri keempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih
d) Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan dilatuh, jika berhasil beri pujian
Memberitahukan cara terbaru pada klien cara memutus halusinasi
6. Keluarga menyatakan setuju untuk mengikuti pertemuan dengan perawat
6. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi a) Buat kontrak dengan
keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat, topiik).
b) Diskusikan dengan keluarga tentang : • Pengertian halusinasi
a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga klien
b) Agar keluarga tahu mengenai sakit yang diderita klien
56
57
• Tanda dan gejala halusinasi
• Isi halusinasi • Waktu halusinasi • Frekuensi halusinasi • Situasi terjadinya
halusinasi. • dll
7. Klien dapat menyebutkan
a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum obat c) Nama, warna, dosi, efek
terapi dan efek samping
7. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosi, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat a) Pantau klien saat
penggunaan obat b) Beri pujian jika klien
menggunakan obat dengan benar
c) Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter
Agar klie mau minum obat dengan tepat
3 Isolasi Sosial : Menarik Diri
Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Tanda – tanda percaya kepada
perawat : a) Wajah cerah, tersenyum b) Mau berkenalan c) Ada kontak mata
1. Bina hubungan saling percaya a) Beri salam setiap
berinteraksi b) Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat dan tujuan perawat berinteraksi
c) Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
57
58
2. Klien mampu menyebutkan
minimal satu penyebab menarik diri a) Diri sendiri b) Orang lain c) Lingkungan
2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri :
Tanyakan pada klien tentang : a) Orang yang tinggal serumah
/ teman sekamar b) Orang yang paling dekat
dengan klien dirumah / diruangan
c) Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah / diruang perawatan
d) Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut
e) Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang lain
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri a) Banyak teman b) Tidak kesepian c) Bisa berdiskusi d) Saling menolong
Kerugian menarik diri, misalnya : a) Sendiri b) Kesepian c) Tidak bisa diskusi
3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. Tanyakan pada klien tentang : a) Manfaat hubungan sosial b) Kerugian menarik diri
59
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan : a) Perawat b) Perawat lain c) Klien lain d) Kelompok lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial ecara ecara bertahap. Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan:
a) Perawat lain b) Klien lain c) Kelompok
5. Klien mampu menjelaskan perasaannya setelah berhubungan sosial dengan :
a) Orang lain b) Kelompok
5. Klien mampu menjelaskan perasaanya setelah berhubungan sosial dengan : a) Orang lain b) Kelompok
6. Perawat dapat bertemu dengan keluarga dan dapat menjelaskan :
a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik
diri c) Penyebab dan akibat
menarik diri d) Cara merawat klien menarik
diri
6) Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial Jelaskan pada keluarga tentang: a) Pengertian menarik diri b) Tanda dan gejala menarik
diri c) Penyebab dan akibat
menarik diri d) Cara merawat klien menarik
diri
59
59
60
7. Klien dapat menyebutkan
a) Manfaat minum obat b) Kerugian tidak minum
obat c) Nama, warna, dosis, efek
terapi dan efek samping obat
7. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi dan efek samping penggunaan obat
3 Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Setelah 4x interaksi klien menunjukkan : 1. Klien menunjukkan ekspresi
wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi
1. Bina hubungan saling percaya
dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a) Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non verbal
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan kesukaan yang disukai klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan e) Jujur dan menepati janji
2. Klien dapat menyebutkan a) Aspek positif dan
kemampuan yang dimiliki klien
b) Aspek positif keluarga c) Aspek positif lingkungan
klien
2. Klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki Diskusikan dengan klien tentang : a) Aspek positif yang dimiliki
klien, keluarga, lingkungan b) Kemampuan yang dimiliki
klien
3. Klien menyebutkan kemampuan yang dapat
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan
60
61
dilaksanakan
a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan
b) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya
4. Klien membuat rencana
kegiatan harian
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien a) Kegiatan mandiri b) Kegiatan dengan bantuan
5. Klien melakukan kegiatan sesuai jadwal yang dibuat
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat a) Anjurkan klien untuk
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan
b) Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien
c) Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien
d) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang
6. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada a) Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga
61
62
diri rendah b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat c) Bantu keluarga menyiapkan
lingkungan di rumah
62
63
F. Implementasi Tgl / jam
No. DX
Implementasi Keperawatan Respon TTD
17/12/08 10.30 – 11.00
1 Bina Hubungan Saling Percaya a. Memberi salam setiap interaksi b. Memperkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, panggilan, alamat dan berjabat tangan
c. Menanyakan nama lengkap, panggilan serta alamat klien
Sp1 P 1. Mengidentifikasi jenis halusinasinya 2. Mengidentifikasi isi halusinasinya 3. Mengidentifikasi waktu halusinasinya 4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi 5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkanhalusinasi 6. Menidentifikasi respon klien terhadap
halusinasi 7. Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan
menghardik 8. Membimbing klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harisn
S : - Klien mengatakan bernama Tn. G dari tegal
- Klien mengatakan mendengar suara yang menyuruh – nyuruh
- Klien mengatakan suara itu datang pada malam hari
- Klien mengatakan suara itu datang pada saat Tn. G berdiam diri
- Klien mengatakan jika mendengar suara itu klien merasa jengkel dan ingin marah
O :- Klien mau bersalaman - Klien dapat menceritaka
tentang halusinasinya - Klien dapat mengulang
kembali cara memutuskan halusinasi dengan menghardik
-Terkadang komunikai klien berputar – putar tanpa arah
- Penampilan klien kotor A : Sp1 p tercapai 1. Klien dapat
mengidentifikasi jenis halusinasi
2. Klien dapat mengidentifikasi isi halusinasi
3. Klien dapat mengidentifikasi watu halusinasi
4. Klien dapat mengidentifikasi frekuensi halusinasi
5. Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinsi
6. Klien dapat mengidentifikasi repon klien terhadap halusinasinya
7. Klien dapat megontrol cara halusinasi dengan meghardik
8. Klien dapat membuat jadwal untuk melatih cara kontrol halusinasi
64
P : Perawat : Lanjutkan untuk Sp2 p : 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara kontrol halusinasi denga berbincang dengan orang lain Klien : Motivasi klien untuk melatih cara kontrol halusinasi dengan menghardik, ke dalam jadwal yang sudah disusun
18/12/08 09.00 – 09.15
Sp2 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain 3. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S : - Klien mengatakan sudah bisa cara control halusinasi dengan meghardik
- Klien megatakan sudah bisa cara memutus halusinasi dengan menghardik dan berbincang dengan orang lain
O : - Klien terkadang perlu tuntunan untuk mengulang dalam memutus halusinasi
- Klien perlu mengingat nama perawat
- Penampilan klilen ada kemajuan cukup bersih
- Komunikasi klien masih berputar – putar tanpa arah
- Klien dapat mengulang kembali cara mengontol halusinasi degan berbincang dengan orang lain
A : Sp2 p tercapai 1. Memvalidasi masalah
dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara
control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain
3. Membimbin klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
P : Perawat :Lanjutkan untuk Sp3 p
1. Memvalidasi masalah dan latihan ebelumnya
2. Melatih klien cara control halusinasi dengan kegiatan
3. Membimbing klien memasukkan ke dalam
65
jadwal kegiatan harian Klien : Motivasi klien untuk
melatih cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain kedalam jadwal yang sudah disusun
19/12/08 08.30 – 08.45
Sp3 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan klien) 3. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S : - Klien mengatakan kadang – kadang lupa cara control halusinasi Kalo habis di ECT - Klien mengatakan sudah mengerti untuk cara control halusinasi dengan menghardik, berbincang dan kegiatan O : - Klien haru memvalidasi lagi latihan sebelumya karena terkadang klien lupa - Klien sudah lebih baik - Klien dapat mengulang cara control halusinasi dengan mehardik, berbincang dan kegiatan A : Sp3 p tercapai 1. Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan (yang biasa dilakukan klien) 2. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian P : Perawat : Lanjutkan untuk Sp4 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan ebelumnya 2. Menjelaska cara control halusinasi dengan teratur minum obat 3. Membimbing klien
memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Klien : Motivasi klien untuk melatih cara control halusinasi dengan ke dalam jadwal yang sudah di susun
20/12/08 10.00 – 10.15
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih dan mengulang cara control halusinasi dengan menghardik, berbincang dan aktivitas 3. Membimbing klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
S : - Klien mengatakan sudah bisa 3 cara control halusinasi
O : - Klien dapat mengulang 3 cara control halusinasi
- Klien sudah mengerti - Kontak mata klien
terpusat - Kerapian dan kebersihan
66
klien cukup A : Sp1 p, Sp2 p, Sp3 p tercapai 1. Melatih klien cara control
halusinasi dengan menghardik
2. Melatih klien cara control halusinasi dengan berbincang dengan orang lain
3. Melatih klien cara control haluasinasi dengan kegiatan
P : Perawat : Mengoptimalkan Sp1 p,Sp2 p, Sp3 p,
- Mengajarkan kembali tentang control halusinasi
Klien : Motivasi klien untuk melatih cara control halusinasi dengan ke dalam jadwal yang sudah di susun
22/12/08 08.00 – 09.15
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Melatih / mengulang kontrol halusinasi dengan menghardik, berbincang dan aktivitas. 3. Membimbing klien memasukan kedalam jadwal lagi atau harian.
S : - Klien mengatakan masih ingat cara kontrol halusinasi
O : - Klien dapat mengulang 3 cara kontrol halusinasi
- Klien sudah mengerti - Kontak mata klien berpusat
A : Sp1p, Sp2p, Sp3p tercapai - Melatih klien cara control halusinasi dengan menghardik, berbincang dan aktivitas
- Melatih klien cara control halusinasi dengan aktivitas P : P: Mengoptimalkan sp1p, sp2p,sp3p - Mengajarkan ulang cara kontrol halusinasi. K : Motivasi klien untuk melatih cara kontrol halusinasi ke dalam jadwal yang sudah disusun.
23/12/2008 11.30 s/d 11.45
1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya. 2. Melatih dan mengulang cara kontrol halusinasi dengan menghardik, berbincang dan aktivitas. 3. Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.
S : Klien mengatakan masih ingat cara control halusinasi. O : - Klien mengatakan 3 cara kontrol halusinasi. - Klien sudah mengerti
- Kerapian dan kebersihan klien cukup.
- Kontak mata klien berpusat. A : - Sp1p, sp2p. sp3p tercapai - melatih klien cara kontrol
halusinasi dengan menghardik, berbincang dan kegiatan.
67
P : P : Lanjutkan untuk Spup - Memualidasi masalah dan
latihan sebelumnya. - Menjelaskan cara kontrol
halusinasi dengan teratur minum obat. - Membimbing klien untuk
memasukan dalam jadwal kegiatan Harlan. K : Motivasi klien untuk melatih
cara kontrol halusinasi ke dalam jadwal yang sudah disuun.
24/12/2008 10.00 s/d 10.15
Sp4 p 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih klien cara control halusinasi dengan teratur minum obat 3. Membimbing klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
S : - Klien menjelaskan jenis - jenis obat yang diminum. - Klien mengatakan sudah
mengerti jenis untuk dan fungsi obat yang diminum. O : - Cara penjelasan klien agak
tertahan – tahan. - Ada sebagian penjelasan
ulang klien kurang tepat. - Sikap klien kooperatif. - Kontak mata klien
terkadang tidak terpusat. A : Sp4p belum optimal
tercapai - validasi ulang cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat (untuk jenis obat, fungsi dan waktu) - Klien belum memahami
secara pasti tentang penggunaan obat.
- Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian.
P : P: Mengoptimalkan 3p4p - Mengajarkan kembali tentang kontrol halusinasi dengan teratur minum obat. - Mengajarkan kembali untuk membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegitan harian. K : Motivasi klien untuk meminum obat secara teratur.
27/12/2008 17.00-17.15
Sp4 P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
2. Melatih klien cara control halusinasi dengan teratur minum obat 3. Membimbing klien memasukkan ke dalam
S : - Klien mengatakan sudah mengerti jenis - jenis obat, dan fungsi obat. - Klien mengatakan minum obat sudah teratur. O : - Cara penjelasan klien agak
68
jadwal kegiatan harian terlatih - latih. - Sikap klien kooperatif. - Kontrak mata klien terpusat. - Klien dapat mengulang apa yang diajarkan. A : Spup tercapai - Melatih klien cara kontrol halusinasi dengan teratur minum obat. - Membimbing klien memasukan ke dalam jadwal kegiatan harian. P : P – Lanjutkan untuk sp1 k - Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam memuat pasien. - Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya. - Menjelaskan cara – cara merawat pasien halusinasi. K : Motivasi klien untuk meminum obat secara teratur kedalam jadwal yang sudah disusun.
30/12/2008 14.00-14.15
Sp1 k 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien. 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta prases terjadinya.
3. Menjelaskan cara - cara merawat pasien halusinasi.
S : - Keluarga mengatakan klien kalau dirumah sering melamun dan jika ada masalah tidak mau ngomong ke orang tua. - keluarga mengatakan sedih karena anaknya seperti ini. - Klien mengatakan mengerti apa yang disampaikan perawat. O : - Keluarga klien kooperatif. - keluarga klien mendengrkan dengan penuh perhatian. - Keluarga klien sangat antusias untuk mengetahui cara - cara merawat anaknya. - Klien mengerti apa yang disampaikan perawat. A : Sp1k tercapai - Mendikusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. - Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi dan jenis halusinasi yang dialami pasien besrta proses terjadinya. - Menjelaskan cara - cara merawat pasien halusinasi. P : P : Lanjutkan untuk sp1k - Melatih keluarga mempratekkan cara merawat
69
pasien dengan halusinasi. - Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien halusinasi. K : Motivasi keluarga klien untuk mempratekkan cara kontrol halusinasi saat klien sudah pulang.