Bab III Rs Marinir Manajemen

download Bab III Rs Marinir Manajemen

of 23

description

MANAGEMENT

Transcript of Bab III Rs Marinir Manajemen

BAB IIIANALISA DATAA. Sejarah RS Marinir CilandakRumahSakitMarinirCilandak(RSMC)merupakansuatupoliklinikkecil yang menempati sebuah ruangan dinas bintara KKO. Pada tahun 1961, poliklinik ini dipindahkan ke lokasi rumah sakit saat ini dan dikembangkan menjadi balai pengobatan yang dipimpin oleh Kapten Laut dr. O.M. Sianipar. Dalam perkembangannya setelah resmi menjadi sebuah rumah sakit, rumah sakit ini kemudian dipimpin oleh beberapa Kepala Rumah Sakit (Ka Rumkit) antara lain Mayor Laut dr. Lie Swan Hoe (Herman Sulistiyo) dan Kapten Laut dr. Namkoro.Pada tahun 1963, status rumah sakit diubah menjadi Rumah Sakit Korps Komando TNI AL (RSKO wilayah barat), yang berlokasi di tempat seperti sekarang ini, berdasarkan S.Kep. Panglima KKO AL No. 5401/5/1968 pada tanggal 22 maret 1968. Penetapan tanggal ini diresmikan sebagai hari jadi Rumah Sakit Marinir Cilandak, dan yang berperan sebagai Komandan Rumah Sakit yang pertama adalah Mayor Laut (k) dr. Foead Arief Tirtohusodo yang menjabat hinggatahun1971,yangkemudiandigantikanolehKaptenLaut drg. Purwoko Kumbo.Sesuai dengan ketetapan Menhankam/Pangab S.Kep. No.226/11/1977, tanggal 25 februari 1977 Rumah Sakit AL lanmar ditetapkan sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat IV dan mengganti istilah Komandan Rumah Sakit menjadi Kepala Rumah Sakit (Ka Rumkit). Terbitnya S.Kep. Kasal No.813/IV/1979 tanggal 7 April 1979 tentang pengalihan wewenang pembinaan fungsi pangkalan Marinir Jakarta dan kormar kepada panglima daerah 3,membawa perubahan pada rumah sakitmelaluiSuratKeputusanPanglimaDaerah3, LaksdaTNI T. Asikin Nata Negara No:Skep/42/VII/1979 tanggal 21 juli 1979 tentang perubahan nama RS TNI AL tingkat IV Lanmar Jakarta Cilandak menjadi RS TNI AL Daerah 3 yang disingkat Rumkital Daerah 3 Cilandak.Seiring berjalannya waktu, rumah sakit semakin berkembang, dan pada periode tahun 1980 rumah sakit telah memiliki dua orang dokter umum dan dua orang dokter gigi. Pada masa Ka Rumkit Cilandak adalah Kapten Laut Dr.Wiliam Setiawan, lahir S.Kep. Menhankam/Pangab No.226a/II/1980 tanggal 17 Juli 1980 tentang peningkatan status rumah sakit menjadi Rumah Sakit ABRI Tingkat III dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 60 buah. Melalui S.Kep.Kasal No. 609/II/1980, tanggal 21 Februari 1981 menyatakan kedudukan Rumkit Al Cilandak di bawah Suriak Teklap Diskes daerah 3Tanggal 28 Juni 1983 Menhankam/Pangab menetapkan S.Kep. baruNo.746/IV/1983, Rumkital AL Cilandak sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat II dengan kapasitas 60 tempat tidur. Berbagai upaya dilakukan untuk dapat meningkatkan kemampuan sarana, prasarana, serta kemampuan layanan di Rumkital Marinir. Musibah tidak dapat dielakkan, pada bulan November 1984 terjadi ledakan hebat di gudang amunisi Kesatrian Cilandak. Fasilitas bangunan fisik yang belum lama diresmikan penggunaannya menjadi luluh lantah akibat ledakan tersebut.Musibah tersebut tidak menyurutkan semangat warga rumah sakit untuk tetap melakukan pelayanan kesehatan maupun dukungan kesehatan. Tenda-tenda segera didirikan dan menjadi tempat sementara untuk kegiatan pelayanan. maupun kemampuan sumber daya manusia yang dituangkan melalui Tiga Perintah Harian yang berbunyi :a. Tingkatkan profesionalisme dan semangat pengabdian seluruh jajaran RSMCb. Ciptakan lingkungan bersih, nyaman dan asri di RSMCc. Tingkatkan dukungan dan pelayanan kepada prajurit dan keluarganyaPada tanggal 24 Maret 1990 RSMC telah ditetapkan sebagai kawasan bebasrokokdanmerupakanrumahsakitpertamadiIndonesiayang memberlakukan larangan merokok di lingkungan rumah sakit. Pada 1992 RSMC menjadi rumah sakit terbersih se-DKI Jakarta dan keberhasilan ini dilanjutkan dengan meraih juara II untuk tingkat Nasional.Berdasarkan Surat Keputusan Kasal No. Kep/42/VII/1997 tanggal 31 juli 1997, tentang Pokok Organisasi dan ProsedurKorps Marinir, serta No. SKEP/22/III/1998 tanggal 13 Maret 1998 tentang Organisasi dan Prosedur Rumah Sakit TNI AL Cilandak (Rumkital Cilandak), secara bertahap Rumah Sakit Marinir Cilandak mengalami perubahan organisasi, sarana dan prasarana sesuai persyaratan yang ada sebagai Rumah Sakit TNI AL tingkat II.Pada tanggal 18 Juni 1998, Rumah Sakit Marinir Cilandak ditetapkan sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat II B dan sebagai unsur komando pelaksana fungsi Korps Marinir di Bidang Kesehatan yang berkedudukan langsung di bawah komando Korps Marinir. Pada tahun 1999 berhasil dilaksanakan akreditasi rumah sakit tingkat dasar.Padatanggal14Februari2000berdasarkanS.Kep.DepkesRI No. YM.00.03.3.5.400,RumahSakitTNIALMarinirCilandaktelah mendapatkan status akreditasi penuh tingkat dasar. Pada tanggal 21 Desember 2000, jabatan Ka Rumkital diemban oleh Kolonel Laut (K) dr. Musana, Sp.KJ. Pada kepemimpinan Ka Rumkit ke-17 ini dilaksanakan peningkatan kemampuan fasilitas dan pelayanan rumah sakit, yaitu dengan modernisasi peralatan yang ada serta melengkapi sarana dan prasarana.Upaya peningkatan fasilitas rumah sakit dimungkinkan dengan pemanfaatan hasil pelayanan masyarakat umum yang dikelola dengan baik oleh Rumkital Marinir Cilandak. Kegiatan renovasi diawali dengan melengkapi kendaraan-kendaraan operasional dan peralatan canggih, kemudiandilanjutkan dengan perbaikan registrasi keuangan dan komputerisasi rekam medik.Pada tahun 2003, dilakukan pengembangan fasilitas penunjang dan pelayanan kesehatan lain, berupa pembangunan ruang serbaguna, ruang kebidanan dan kandungan, ruang bayi, ruang bersalin, ruang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), ruang tunggu rawat jalan, renovasi ruang radiologi, penyelesaian pembangunan gedung rawat inap kelas III, dengan bantuan dari Departemen Pertahanan. Kemudian untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik, Rumkital Cilandak memberikan bantuan keringanan perawatan atau subsidi non material kepada pasien miskin atau tidak mampu.

B. Dasar Hukum Operasional RS Marinir CilandakDasar hukum operasional RS Marinir Cilandak adalah sebagai berikut:1. Surat Keputusan Menteri KesehatanNomor 429/Menkes/SK/V/2008 tanggal 2 Mei 2008, tentang penetapan kelas RS Marinir Cilandak milik pemerintah kota Depok Provinsi Jawa Barat;

2. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nomor 503/SK.11968Yankes/2007, tentang izin sementara penyelenggaraan Rumah Sakit kepada pemerintah Kota Depok;

3. Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2008 tentang tarif pelayanan RS MARINIR CILANDAK;

4. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Depok;

5. Peraturan Walikota Depok Nomor: 8 tahun 2008, tentang UPTD RS Marinir Cilandak;

6. Peraturan Walikota Depok Nomor : 48 tahun 2008 tentang Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C (RS MARINIR CILANDAK Kelas C) RS Marinir Cilandak;

7. Surat Keputusan Walikota Depok Nomor: 821.24/SK.06/Peg/2008 tanggal 19 Februari 2008, tentang pengangkatan kepala UPTD RS Marinir Cilandak;

8. Surat Keputusan Walikota Depok Nomor: 821.24/SK.50/Peg/2008 tanggal 31 Desember 2008 tentang pengangkatan Direktur RS Marinir Cilandak;

9. Surat Keputusan walikota Depok Nomor: 821.24/1001/0.RS/XI/2009, tentang Pemberian Izin Operasional RS Marinir Cilandak;

10. Keputusan Walikota Depok Nomor 903/454/Kpts/Bapp/Huk/2011 tanggal 1 November 2011, tentang Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok;

11. Peraturan Walikota Depok Nomor 46 Tahun 2011 tanggal 24 Desember 2011, tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok;

12. Peraturan Walikota Depok Nomor 47 Tahun 2011 tanggal 24 Desember 2011, tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum DaerahKota Depok;

13. Peraturan Walikota Depok Nomor 48 Tahun 2011 tanggal 24 Desember 2011, tentang Pedoman Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai bukan Pegawai Negeri Sipil pada Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

C. Lokasi RS Marinir Cilandak Rumah Sakit Marinir Cilandak termasuk dalam golongan rumah sakir II B. Rumah sakit golongan IIB adalah rumah sakit pemerintahyang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar,4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar. RS Marinir Cilandak itu sendiri terletak di kawasan Jakarta Selatan tepatnya di Jl. Raya Cilandak KKO. Lokasi RS Marinir Cilandak dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3Peta Lokasi RS Marinir CilandakD. Visi, Misi, Tujuan, Motto RS Marinir Cilandak 1. Visi RS Marinir CilandakVisi RS Marinir Cilandak adalah Menjadi Rumah Sakit TNI AL yang berkualitas dan mampu melaksanakan dukungan dan pelayanan kesehatan yang profesional.

2. Misi RS Marinir CilandakMisi RS Marinir Cilandak adalah sebagai berikut :a. Menyiapkan sarana dan prasarana guna terlaksananya dukungan dan pelayanan kesehatan.b. Meningkatkan sumber daya manusia agar dapat mencapai sasaran program guna berdaya guna.3. Tujuan RS Marinir Cilandaka. Tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi personil Militer TNI AL khususnya Marinir agar selalu siap operasional.b. Terpeliharanya kesiapan Rumkital Marinir Cilandak agar selalu siap dalam memberikan dukungan kesehatan pada Operasi Korps Marinir.c. Terlaksananya pelayanan kesehatan secara profesional bagi anggota, keluarga dan masyarakat umum , tanpa memandang agama, golongan, kedudukan serta pangkat.4. Motto RS Marinir CilandakMotto RS MARINIR CILANDAK adalah Kepuasan Anda Kebanggaan Kami. E. Struktur Organisasi RS Marinir Cilandak Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang menjelaskan bagaimana sumber daya dan alur-alur komunikasi serta pembuat keputusan dialokasikan dan ditangani yang ditunjukan dengan garis-garis pada bagan organisasi. Struktur Organisasi RS Marinir Cilandak dapat dilihat pada gambar di bawah ini.Rumah Sakit Marinir Cilandak termasuk dalam golongan rumah sakir II B. Rumah sakit golongan IIB adalah rumah sakit pemerintahyang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar,4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan) spesialis lain dan 2 (dua) subspesialis dasar. RS Marinir Cilandak itu sendiri terletak di kawasan Jakarta Selatan tepatnya di Jl. Raya Cilandak KKO.Adapun rincian dari struktur tersebut adalah sebagai berikut ini :1. Direktur RS MARINIR CILANDAK

2. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahi:

a. Sub Bagian Umum, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

b. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Pelayanan, membawahi:

a. Seksi Pelayanan Medis

b. Seksi Pelayanan Non Medis

4. Bidang Keperawatan, membawahi:

a. Seksi Asuhan Keperawatan

b. Seksi Rawat Inap dan Rawat Jalan

5. Bidang Penunjang, membawahi:

a. Seksi Penunjang Medik

b. Seksi Penunjang Non Medik

Secara rinci tugas pokok RS Marinir Cilandak adalah sebagai berikut:1. Direktur mempunyai tugas pokok membantu Walikota Jakarta dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

2. Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan dan pengendalian urusan ketatausahaan, rumah tangga RS MARINIR CILANDAK, administrasi kepegawaian dan anggaran RS MARINIR CILANDAK. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bagian Tata Usaha dibantu oleh 2 Kepala Sub Bagian, yaitu:.

a. Kepala Sub Bagian Umum, Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan surat menyurat, kearsipan, pengelolaan rumah tangga, pengelolaan administrasi umum, administrasi

kepegawaian, administrasi perjalanan dinas, pengelolaan perencanaan,evaluasi, dan pelaporan kegiatan RS MARINIR CILANDAK.b. Kepala Sub Bagian Keuangan, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan dan administrasi keuangan RS MARINIR CILANDAK.

3. Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas pelayanan medis dan pelayana non medis.

a. Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan medis.

b. Kepala Seksi Pelayanan Non Medis mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan non medis.

4. Kepala Bidang Keperawatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan keperawatan.

a. Kepala Seksi Asuhan Keperawatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan layanan asuhan keperawatan.

b. Kepala Seksi Rawat Inap dan Rawat Jalan mempunyai tugas pokok melaksanakan layanan keperawatan di instalasi rawat jalan dan rawat inap

5. Kepala Bidang Penunjang, mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan penunjang medis dan pelayanan penunjang non medis.

a. Kepala Seksi Penunjang Medis mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan penunjang medis.

b. Kepala Seksi Penunjang Non Medis mempunyai tugas pokok pelayanan penunjang non medis.

F. Analisa Situasi Ruangan1. Pelayanan Unit Rawat Inap FlamboyanRuang rawat inap Flamboyan Atas di RS Marinir Cilandak terdiri dari:

a. Ruang Perawatan Flamboyan AtasRuang perawatan flamboyan atas merupakan ruang perawatan yang sebagian besar digunakan untuk merawat pasien dewasa. Ruang perawatan flamboyan atas terdiri dari:1) RuangSatuRuang Satu merupakan ruang perawatan kelas II yang digunakan untuk merawat pasien wanita dengan penyakit dalam, pasien dengan neuro dan pasien bedah tanpa infeksius. Fasilitas di Ruang Satu antara lain 5 tempat tidur, 5 lemari pasien, 2 pendingin ruangan, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 5 kursi tunggu, 4 meja pasien dan 1 tempat sampah.2) Ruang DuaRuang Dua merupakan ruang perawatan pasien perempuan dengan penyakit dalam. Fasilitas di Ruang Dua antara lain 5 tempat tidur, 5 lemari pasien, 2 pendingin ruangan, 1 kamar mandi, 1 wastafel dan 5 kursi tunggu.3) Ruang TigaRuang Tiga merupakan ruang perawatan pasien laki-laki dewasa dengan penyakit dalam. Fasilitas di Ruang Tiga antara lain 5 tempat tidur, 5 lemari pasien, 2 pendingin ruangan, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 5 kursi tunggu, 4 meja pasien.4) Ruang EmpatRuang Maleo merupakan ruang perawatan pasien laki-laki dengan penyakit dalam Fasilitas di Ruang Empat antara lain 5 tempat tidur, 5 lemari pasien, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 5 kursi tunggu, 2 pendingin ruangan.b. Ruang Perawatan Flamboyan BawahRuang perawatan flamboyan bawah merupakan ruang perawatan yang sebagian besar digunakan untuk merawat pasien dewasa. Ruang perawatan flamboyan bawah terdiri dari:1) Ruang SatuRuang Satu digunakan untuk merawat pasien perempuan dewasa dengan poss op. Fasilitas di Ruang Satu antara lain 5 tempat tidur, 5 lemari pasien, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 5 kursi tunggu, 2 pendingin ruangan.2) Ruang DuaRuangan Dua digunakan untuk merawat pasien perempuan dewasa dengan poss op. Fasilitas di Ruang Satu antara lain 5 tempat tidur, 5 lemari pasien, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 5 kursi tunggu, 2 pendingin ruangan.3) Ruang TigaRuang Tiga digunakan untuk merawat pasien laki-laki dewasa dengan poss op. Fasilitas di Ruang Satu antara lain 5 tempat tidur, 5 lemari pasien, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 5 kursi tunggu, 2 pendingin ruangan.

4) Ruang EmpatRuangan Empat digunakan untuk merawat pasien perempuan dewasa dengan poss op. Fasilitas di Ruang Satu antara lain 5 tempat tidur, 5 lemari pasien, 1 kamar mandi, 1 wastafel, 5 kursi tunggu, 2 pendingin ruangan.2. Gambaran Ruang Flamboyan AtasRuang Flamboyan Atas yang ada di RS Marinir Cilandak terdiri dari 1 lantai yang berada dilantai 2, yang merupakan ruang perawatan pasien laki-laki dan perempuan dewasa dengan penyakit dalam. Fasilitas di Ruang Flamboyan Atas antara lain 20 tempat tidur, 20 lemari pasien, 8 pendingin ruangan, 4 kamar mandi, 4 wastafel, 20 kursi tunggu.Berdasarkan kuesioner yang dibagikan terdapat perawat berpendidikan DIII 15 perawat, perawat yang berpendidikan SKM 1 orang.a. Denah

Ruang Perawat Ruang Pantry Ruang Ruang Ruang Ruang Empat Tiga Nurse Station Dua Ganti Satu

Lorong

b. Sumber Daya Manusia

1) Struktur Organisasi

Ketenagaan di ruang Flamboyan Atas berjumlah 13 orang perempuan dan 3 laki-laki. Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari 1 kepala ruangan,2 ketua tim dan 13 perawat pelaksana.

Keterangan:

Kepala Ruangan: NurhayatiKatim1

: Endang Wiji HKatim 2

: Henning Endravita

Perawat Pelaksana:

Ruang Satu dan Ruang Dua (Tim 1)1. Pramesti Siswanti2. Asmawati3. Susi Setiawati4. Arief Rachmad S5. Anisya Tri Ayu6. Ayu FRuang Tiga dan Ruang Empat (Tim 2)1. Diah Rahmawati2. Lilis Riyanti3. Darlina4. Desni Lorita5. Ummu A6. Hendra7. Wisnu

2) Tingkat Ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat

Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan dengan metode Douglas (1984).

NoKLASIFIKASI DAN KRITERIA

1Minimal Care (1-2jam)

1. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum.

2. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.

3. Observasi tanda vital setiap shift.

4. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.

5. Persiapan prosedur pengobatan.

2Intermediate Care (3-4 jam)

1. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.

2. Observasi tanda vital tiap 4 jam.

3. Pengobatan lebih dari 1 kali.

4. Pakai folley kateter.

5. Pasang infuse, intake out-put dicatat.

6. Pengobatan perlu prosedur.

3Total care (5-6 jam)

1. Dibantu segala sesuatunya.

2. Posisi diatur.

3. Observasi tanda vital tiap 2 jam.

4. Pakai NGT

5. Terapi intravena, pakai suction.

6. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.

Analisis ketenagaan, jumlah tenaga keperawatan dan non keperawatan, latar belakang pendidikan, status kepegawaian, jenis pelatihan yang diikuti, struktur organisasi, kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan Cummings (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan klien dibagi 3 kategori

a. Perawat Minimal : 1-2 jam/24 jam

b. Perawat Intermediate/Partial: 3-4 jam/24 jam

c. Perawat total : 5-6 jam/ 24 jam Rumus :

Jumlah pasien x ketergantungan klien

Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di ruang Kakatua pada tanggal 21Oktober 2014 adalah sebagai berikut :

Klasifikasi

PasienJumlah pasienPagi Sore Malam

Minimal Care70,17x7=1.190,14x7=0.980,7x7=0,49

Partial Care20,27x2=0.540,15x2=0.30,10x2=0.2

Total Care00,36x0=00,30x0=00,20x0=0

Total91.731.280.69

Property dinas menurut douglas :

Jumlah perawat = jumlah pasien x derajat ketergantungan

Dinas pagi : siang : sore = 46% : 35% : 19%Total tenaga perawat

Dinas pagi = 6 orang

Dinas siang = 5 orang

Dinas malam = 4 orang

Jumlah

= 15 orang

86x15 = 1290 = 4,3 = 4 orang

297 297

Jadi Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 20 Oktober 2014 di ruang Kakatua adalah 15 + 2 orang struktural (Kepala ruangan, wakil kepala ruangan dan CI) + 4 orang lepas dinas= 21orang. Jadi kebutuhan tenaga belum mencukupi.

3) BOR (Bed Occupation Rate)BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).Rumus :BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 20 Oktober 2014 sampai 9November 2014 di ruang Kakatua didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur adalah 9 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut :Tanggal 21 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 8/9x100% = 88,9%Tanggal 22 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 990

BOR = 9/9x100% = 100%Tanggal 23 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 8/9x100% = 88,89%

Tanggal 24 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 990

BOR = 9/9x100% = 100%Tanggal 27 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 8/9x100% = 88,89%Tanggal 28 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 8/9x100% = 88,89%Tanggal 29 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 8/9x100% = 88,89%

Tanggal 30 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 990

BOR = 9/9x100% = 100%Tanggal 31 Oktober 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 990

BOR = 9/9x100% = 100%

Tanggal 1 November 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 8/9x100% = 88,89%

Tanggal 3 November 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 990

BOR = 9/9x100% = 100%Tanggal 1 November 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 990

BOR = 9/9x100% = 100%Tanggal 3 November 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 8/9x100% = 88,89%

Tanggal 4 November 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 8/9x100% = 88,89%

Tanggal 5 November 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 891

BOR = 9/9x100% = 100%

Tanggal 6 November 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 990

BOR = 9/9x100% = 100%Tanggal 7 November 2014

RuangJml totalBed terpakaiBed tdk terisi

Kakatua 693

BOR = 6/9x100% = 66,67%

2.Analisa SWOTSTRENGHWEAKNESSOPPORTUNITYTHREATENED

1. Visi, misi, dan motto ruangan jelas

2. Adanya standar pelayanan, dan tupoksi.

3. Adanya sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan4. Sudah ISO

5. Adanya sistem jaminan kesehatan dari pemerintah

6. Keuangan RS di tanggung oleh pemerintah7. Memiliki tenaga kesehatan sejumlah 22 perawat8. Adanya kemauan tinggi pada perawat untuk belajar

9. Banyaksphygmoma-nometer di ruang tindakan yang masih baru10. Sudah ada tim yang khusus menangani infeksi nosokomial di RS

1. Pembagian tugas yang telah dibuat belum dilaksanakan secara maksimal.

2. Kurangnya kamar dan tempat tidur untuk peasien isolasi3. Kurang sosialisasi petugas untuk membatasi keluarga klien yang mengantar4. Masih disatukannya pasien yang seharusnya diruang isolasi5. Masih ada perawat yang tidak menjalankan tugasnya dan hanya memberi perintah saja6. Kurang terbukanya pihak RS untuk menyelesaikan masalah bersama7. Masih ada tindakan keperawatan yang belum dilaksanakan sesuai SOP8. Timbang terima dan ronde keperawatan masih belum maksimal

1. Adanya mahasiswa praktek sebagai agen pembaharu

2. Adanya kerja sama yang baik antar mahasiswa dengan perawat ruangan3. Adanya sistem pengembangan staf4. Adanya organisasi PPNI yang menaungi di RS MARINIR CILANDAK Depok5. Merupakan RS MARINIR CILANDAK satu-satunya di Depok1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang profesional

2. Banyaknya persaingan tenaga perawat yang lebih professional

3. Kurangnya dukungan dari bagian manajemen rumah sakit untuk melakukan perubahan4. Banyaknya penyedia fasilitas kesehatan di dekat rumah sakit.

3. Prioritas Masalah :NoMasalah ManajemenABCDEFGHIJKLMN

1Pencegahan infeksi yang didapat di RANAP.444534345334461

2Timbang Terima / Ronde Keperawatan343333333333373

3Dokumentasi Keperawatan343343333333382

A : Risiko terjadiH : Waktu

B : Risiko parahI : Dana

C : Potensial untuk pelatihanJ : Fasilitas kesehatan

D : Minat PerawatK : Sumber daya

E : Mungkin untuk diatasiL : Sesuai dengan peran perawat

F : Sesuai program institusiM : Skor total

G : TempatN : Urutan prioritas

Keterangan :

1 : Sangat Rendah4 : Tinggi

2 : Rendah5 : Sangat tinggi

3 : Cukup

POA (Planning Of Action)NoUraian KegiatanTujuanSasaranMetodeMediaDanaWaktuPJ

1Pemasangan poster pencegahan infeksi nosokomialUntuk memberikan pemahamanbahan pengetahuan tentang infeksi nosocomialPerawat Kakatua dan keluarga pasienAplikasi langsung PosterMhsSenin, 24 Nov 2014Topik

Tri W

Septian DP

2Pendkes.

Infeksi NosokomialUntuk memberikan pengetahuan tentang infeksi Keluarga pasien, pengunjung, pasien, dan petugas lain.Aplikasi langsungLeaflet dan lembar balikMhsSenin, 24 Nov 2014M A Tri Wibowo

Ida M

Suci 0

3Pendkes. Cuci TanganUntuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien.Keluarga pasien, pengunjung, pasien, dan petugas lain.Aplikasi langsungLeaflet dan lembar balikMhsSenin, 24 Nov 2014Widi W

Annisa

Wella

Ambar

KATIM 1

KARU

PP 5

PP 6

PP 10

PP 11

PP 1

PP 2

PP 3

PP 4

PP 7

PP 8

PP 9

PP 16

PP 17

PP 21

PP 22

PP 12

PP 13

PP 14

PP 15

PP 18

PP 19

PP 20