BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK...
Transcript of BAB III PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM A. Karakteristik Batik ...repository.ump.ac.id/7734/4/DWI AFIK...
46
BAB III
PERKEMBANGAN BATIK GUMELEM
A. Karakteristik Batik Gumelem
Batik menyebar luas pada akhir abad 18 hingga awal abad 19.
Kesenian batik di sepanjang masa itu hanya menghasilkan kain-kain batik
tulis, hingga kemudian batik cap (menggunakan pencetak dari kayu bermotif
sebagai pengganti canting) mulai dikenal setelah Perang Dunia pertama
(Rachman, dkk. 2010: 9).
Batik Gumelem mempunyai ciri khas yang dapat membedakan dengan
batik di daerah lain. Ciri khas batik Gumelem menurut beberapa tokoh pelaku
pembatikan antara lain:
1. Suryanto: (Ketua Paguyuban Batik Banjarnegara (PBB) dan pemilik
sanggar batik Tanjung Biru)
Kekhasan dari batik Gumelem ada pada warnanya yang tajam dan
blok warna hitam, dasar warna konon merupakan kesepakatan masyarakat
setempat. Dahulu corak aslinya berbentuk buket bunga atau satu angkai
bunga dengan latar ukel, cebong kumpul dan gajah ngguling. Namun atas
permintaan passar dan menyesuaikan dengan potensi daerah Banjarnegara
maka sekarang ini banyak mengalami perubahan, sehingga lebih mengarah
pada motif batik kontemporer. Motif atau corak batik mengekspos Candi
Dieng, Dawet Ayu dan Salak Pondoh. Selain itu sebagai bentuk fashion,
batik Gumelem bisa dipakai di segala suasana dan segala usia. Anak-anak
akan lebih manis dengan corak bunga-bunga kecil, binatang kecil atau
bintang laut. Sedangkan bagi anak muda lebih baik dengan corak batik
48 PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
47
tidak full agar tidak terkesan tua dan gunakan warna yang cerah
(Rachman. 2010: 33).
Suryanto selaku orang yang sudah lama berkecimpung di dunia
batik menjelaskan bahwa ciri khas batik Gumelem yang terlihat lebih
“Jawa” itu kemungkinan berkat jasa Ki Ageng Gumelem yang membawa
motif batik pada jaman Kerajaan Mataram Islam ke Banjarnegara.
Buktinya, motif batik Gumelem hampir sama dengan motif batik di Solo
dan Yogyakarta. Dalam perjalanan mereka, kelompok ini berbaur pada
masyarakat lokal yang selanjutnya terjadi asimilasi budaya antara Ki
Ageng Gumelem dan masyarakat Kabupaten Banjarnegara pada masa itu,
termasuk diantaranya adalah kebiasaan membatik yang dilakukan oleh
kelompok para pendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka (Rachman,
32: 2010).
2. Lidwina Wuri Akhdiyatni (pemilik galeri batik Purworejo “Lung
Kenangan” dari Purworejo)
Ciri khas batik Gumelem Banjarnegara terletak pada kekayaan
warna. Batik Gumelem Banjarnegara kaya akan motif-motif asli asli yang
sekarang sudah banyak dikembangkan oleh tangan-tangan terampil
pembatik Banjarnegara. Batik di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua
motif, motif klasik antik abtara lain motif sido mukti, sido luhur, parang
dan motif-motif pengembangan atau kontemporer. Secara kasat mata
kaum awam, batik juga bisa dibedakan dengan melihat warna, yaitu
warna-warna klasik (sogan) dengan batik warna-warna cerah seperti warna
batik yang kita temui di daerah Gumelem Banjarnegara
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
48
Dari sekian motif batik Banjarnegara yang khas menurutnya adalah
motif kantil rinonce karena sekilas mirip motif kawung, dan motif ini
sanggat memungkinkan untuk dipadu padankan dengan motif-motif
lainnya. Beberapa motif lain mengangkat tema budaya Banjarnegara
sekaligus sebagai upaya mempromosikan komoditas yang lain.
Batik Gumelem sedikit berbeda dengan batik lain di Indonesia,
batik Banjarnegara (Gumelem) selalu dilukis pada kedua sisi kain. Tradisi
untuk melukis kedua sisi ini mengandung filosofi kehidupan yang dalam
untuk memberi pesan agar masyarakat Banjarnegara jujur apa adanya
(Rachman. 2010: 33).
3. Siti Zaenon (seorang pengamat batik Malaysia)
memberikan apresiasi bahwa batik Gumelem Banjarnegara identik
dengan motif Jonasan yang dia kenal, yaitu kelompok motif geometrik
yang didominasi dengan warna-warna dasar kecoklatan dan hitam. Warna
coklat karena soga, sementara warna hitam karena wedel, dan batik
Gumelem mampu memberikan nuansa dalam keberanian melakukan
kebiasaan dan terobosan motif baru, sehingga tercipta karya yang indah
(Rachman. 34: 2010).
4. Agus Winaryanto Kasi Kesra Desa Gumelem
Ciri khas motif batik Gumelem terletak pada motif flora dan fauna
dan keadaan alam sekitar yang terlihat abstrak serta didominasi warna-
warna gelap khas batik pedalaman sehingga motif yang terkandung dalam
batik Gumelem terlihat lebih nyata. Keindahan batik Gumelem sangat
tergambar pada motif khas batik Gumelem yaitu Udan Liris yang
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
49
mengandung makna tentang tuntunan hidup manusia (Agus Winaryanto,
wawancara tanggal 20 November 2017).
5. Ngisriyah pemilik griya batik
Ciri khas batik Gumelem terletak pada corak warna coklat tanah
dan hitam yang terkesan klasik dan berwibawa, serta proses pembatikan
yang masih tradisional dan tetap menggunakan pakem menjadikan batik
gumelem terjaga keasliannya. Beliau juga mengemukakan bahwa
pembuatan batik yang tanpa menggunakan pola terlebih dahulu
menjadikan batik Gumelem terkesan beda dari batik lainnya walaupun
hasil dari satu pembatik yang sama (Wawancara dengan Ngirsiyah, 5
Desember 2017).
Dengan berkembangnya batik Gumelem Banjarnegara berbagai
motif telah diciptakan namun secara umum batik Gumelem Banjarnegara
mempunyai ciri khas sebagai berikut:
a. Mempunyai motif asli yang bergaya Mataram dan sangat halus.
b. Motif batik didominasi oleh motif kontemporer yang kaya akan warna
dan geometrik.
c. Motif batik dengan latar belakang warna gelap atau hitam.
d. Motif batik diciptakan dengan tetap mempunyai makna filosofi budaya
masyarakatnya (Rachman. 2010: 33).
B. Motif dan Corak Batik Gumelem
Seiring berkembangnya zaman motif batik Gumelem kian
berkembang, motif batik Gumelem terbagi menjadi dua jenis yaitu motif
klasik dan kontemporer
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
50
1. Motif Klasik Batik Gumelem Banjarnegara
a. Motif Sida Mukti
Motif batik Sidamukti merupakan motif batik yang terbuat dari
zat pewarna soga alam. Biasanya di gunakan sebagai kain dalam
upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah
gurda, pohon hayat, padi dan kapas. Motif-motif berawalan sida
(dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para
pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan
demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa
yang diinginkan bisa tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang
mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
Terdapat unsur padi dan kapas yang melambangkan kesuburan,
pohon hayat melambangkan kehidupan dan motif gurda
melambangkan kejantanan. Gurda berasal dari kata garuda. Seperti
diketahui, garuda merupakan burung besar. Dalam pandangan
masyarakat Jawa, burung garuda mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Bentuk motif gurda ini terdiri dari dua buah sayap (lar) dan di
tengahnya terdapat badan dan ekor. gurda ini juga tidak lepas dari
kepercayaan masa lalu. Garuda merupakan tunggangan Batara Wisnu
yang dikenal sebagai Dewa Matahari. Garuda menjadi tunggangan
Batara Wisnu dan dijadikan sebagai lambang matahari. Oleh
masyarakat Jawa, garuda selain sebagai simbol kehidupan juga sebagai
simbol kejantanan. Dilihat dari warnanya terdapat warna putih yang
melambangkan kesucian, warna coklat melambangkan kehangatan,
dan warna hitam melambangkan kewibawaan. Dilihat dari bentuknya
motif Sidamukti dari Gumelem lebih dominan warna coklat,
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
51
sedangkan motif Sidamukti dari Yogyakarta cenderung warna hitam
dan putih (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).
b. Motif Udan Liris
Motif batik udan liris mengambil objek dari sifat dan keadaan
hujan yang turun rintik-rintik terkena angin. Hujan dan angin ini
memang banyak digunakan sebagai tanda kerendahan hati seseorang.
Udan yang berarti hujan yang melambangkan kesuburan. Mengajarkan
kepada kita generasi penerus bangsa untuk tetap istiqomah dalam
menjalankan ikhtiar mencari rejeki. Halangan dan rintangan bukan
menjadi kendala, tetapi justru sebaliknya bisa menjadikan pemicu
untuk mencapai hasil yang jauh lebih baik. Dan mengandung makna
ketabahan dan harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun dilanda
hujan dan panas. Orang yang berumah tangga, apalagi pengantin baru,
harus berani dan mau hidup prihatin ketika banyak halangan dan
cobaan. Ibaratnya tertimpa hujan dan panas, tidak boleh mudah
mengeluh. Segala halangan dan rintangan itu harus bisa dihadapi dan
diselesaikan bersama-sama. Suami atau istri merupakan bagian hidup
di dalam rumah tangga. Jika salah satu menghadapi masalah, maka
pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan justru
menambahi masalah. Warna hitam melambangkan kekuatan, warna
putih melambangkan kesucian, dan warna coklat melambangkan
kerendahan hati (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).
c. Motif Buntalan
Motif buntalan, terdapat 3 unsur yaitu buntal (melati),
lunglungan dan ceplok. Motif ini ditafsirkan kepada masyarakat
banyumas adalah di khas kan dengan bunga melati yang bersifat
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
52
mengeluarkan keharuman. Sedangkan lunglungan adalah dimaknai
sebagai pesan doa, dan ceplok adalah suatu kemantapan. Bunga melati
juga yang mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup
memang untuk mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran
materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja
keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya.
Sementara keluhuran budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk
keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak
dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran. Warna putih
melambangkan kesucian dan ketulusan, warna hitam melambangkan
keberanian, dan warna coklat melambangkan keluhuran (Wawancara
dengan Suryanto, 10 November 2017).
d. Motif Parang Angkrik
Motif ini sebenarnya adalah motif lokal, terutama yang telah
dilambangkan di daerah selatan Banjarnegara. Bentuk-bentuk dengan
motif parang adalah identik dengan karang yang berarti ibarat batu
karang yang berdiri kokoh berada di laut. Selain itu juga karang
melambangkan kekokohan dan keteguhan, atau kepemimpinan yang
teguh sebagaimana yang dimiliki bangsa Indonesia pada umumnya.
Kemudian angkrik adalah berarti senjata, dengan demikian
menggunakan kain batik dengan motif parang angkrik diharapkan
sebagai simbol keangungan, keteguhan dan keberanian. Warna merah
melambangkan keberanian, warna kuning melambangkan keteguhan
dan warna coklat melambangkan kekokohan (Wawancara dengan
Suryanto, 10 November 2017).
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
53
e. Motif Barong
Motif parang barong termasuk motif lereng yang berarti bentuk
dan pola dasar dari garis-garis miring yang sejajar. Diantara garis-garis
yangs sejajar terdapat pilin kait atau pilin ganda yang telah mengalami
pertentangan.
Dalam tradisi istana Yogyakarta motif lereng disebut parang,
yang mirip seperti senjata pedang, sehingga hanya diperbolehkan oleh
golongan bangsawan. Melihat bentuk posisi yang miring atau parang
seperti melambangkan gerak cepat. Garis-garis lengkung pada motif
batik ini sering diartikan sebagai ombak lautan yang menjadi pusat
tenaga alam, dalam hal ini yang dimaksud adalah Raja. Dalam motif
parang ada bagian yang berbentuk kemitir. Itu yang disebut barong,
barong itu terdapat diantara bagian bawah dan atas disebut bokongan
(bokong = pantat) mungkin dalam hal ini merupakan masalah dan
lidah api. Diantara garis panjang terdapat mlinjon. Jika kita periksa
sungguh-sungguh terasa pada kita bahwa mlinjon yang berderet itu
mempunyai bentuk tetesan atau gumpalan-gumpalan air di Mesir
sebagai lambang keabadian. Berasal dari kata “barong” (singa).
Dulunya dikenakan para bangsawan untuk upacara ritual keagamaan
dan meditasi karena motif ini dianggap sakral. Misalnya motif-motif
Parang Barong yang pada awalnya hanya digunakan oleh para Raja.
Motif Parang sesungguhnya menggambarkan senjata, kekuasaan.
Selaras dengan makna yang ada dalam motif Parang Barong, maka
Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya. Warna
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
54
putih melambangkan ketulusan sedangkan warna hitam melambangkan
kekuatan (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).
f. Motif Parang Kusuma
Motif parang kusumo adalah motif batik tulis dengan zat
pewarna Napthol dan digunakan sebagai kain saat tukar cincin. Dalam
motif Parang Kusumo terkandung suatu makna bahwa suatu kehidupan
harus dilandasi dengan perjuangan dan usaha dalam mencapai
keharuman lahir dan batin. Hal ini bisa disamakan dengan harumnya
suatu bunga (kusuma). Suatu kehidupan dalam masyarakat yang paling
utama harus kita dapatkan adalah keharuman pribadinya tanpa harus
meninggalkan norma-norma dan nilai yang berlaku. Suatu hal yang
sulit untuk direalisasikan. Tetapi pada umumnya orang Jawa berharap
bisa menempuh suatu kehidupan yang boleh dikatakan sempurna lahir
batin yang diperoleh atas jerih payah dari tingkah laku dan pribadi
yang baik. motif Batik Parang Kusumo bermakna hidup harus
dilandasi dengan perjuangan untuk mencari kebahagiaan lahir dan
batin, ibarat keharuman bunga (kusuma). Contohnya, bagi orang Jawa,
yang paling utama dari hidup di masyarakat adalah keharuman
(kebaikan) pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku
dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan batin.
Warna putih melambangkan kesucian sedangkan warna coklat
melambangkan kehidupan yang makmur (Wawancara dengan
Suryanto, 10 November 2017).
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
55
2. Motif kontemporer batik Gumelem Banjarnegara
a. Motif Sekar Tirto
Sekar artinya bunga sedangkan tirto artinya air. Motif batik
sekar tirto adalah motif batik tulis dengan zat Pewarna Soga Alam.
Digunakan saat pernikahan. Bermakna cinta yang tumbuh kembali.
Menurut Suryanto motif ini sebagai simbol cinta yang tulus tanpa
syarat, abadi, dan semakin lama terasa semakin subur berkembang
karena maknanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari
pernikahan. Disimbolkan dengan bunga teratai tumbuh di air yang
bermakna bahwa menjalani kehidupan itu mengalir seperti air. Bunga
teratai juga banyak tumbuh di daerah Banjarnegara. Harapannya
adalah agar cinta kasih yang akan menghinggapi kedua mempelai.
Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk
“menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru. Terkait
dengan warna batik motif sekar torto adalah di dominasi dengan warna
merah yang berarti berani, putih yang berarti suci dan hitam yang
berarti abadi. warna tersebut mewakili yang diyakini oleh masyarakat
Gumelem adalah menunjukkan keberanian. Dalam arti hal ini artinya
seorang harus berani menegakkan keberanian dan keadilan. Berani
mengatakan sesuai yang benar tanpa kecuali. Sikap ini memang selalu
diharapkan bagi seorang pemimpin yang selalu mensosialisasikan
kepada rakyatnya untuk menghadapi masa depan (Wawancara dengan
Suryanto, 10 November 2017).
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
56
b. Motif Ceplok Gunungan
Pada dasarnya, ceplok merupakan kategori ragam hias
berdasarkan pengulangan bentuk geometri, seperti segi empat, empat
persegi panjang, bulat telur, atau pun bintang. Ada banyak varian lain
dari motif ceplok, misalnya ceplok sriwedari dan ceplok keci. Batik
truntum juga masuk kategori motif ceplok. Selain itu, motif ceplok
juga sering dipadupadankan dengan berbagai bentuk motif lainnya
untuk mendapat corak dan motif batik yang lebih indah. Terdapat
motif gunungan yang melambangkan kewibawaan. Warna merah
melambangkan keberanian masyarakat Banjarnegara dalam
menghadapi masalah, warna putih melambangkan ketulusan untuk
hidup rukun antar warga, dan warna hitam melambangkan keabadian
(Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).
c. Motif Jahean
Jenis flora jahe adalah salah satu tumbuhan rumpun berbatang
semu atau berimbang, karena jahe memang sering digunakan sebagai
bahan campuran dalam membuat jamu olahan atau obat-obatan
tertentu. Ide dalam menciptakan motif batik ini diperoleh di sekitar
desa Gumelem Banjarnegara. Menurut Suryanto motif jahe terdiri dari
unsur utama yaitu jahe dengan bentuknya persegi lima, tidak terarah
kadang-kadang berbentuk ada yang besar ada juga yang kecil.
Tanaman ini di budidayakan di daerah pegunungan di sekitar
Banjarnegara. Adapun unsur tambahan yaitu ceplok dan untaian daun-
daun unsur ini sebagai penyerta atau pendukung ornamentik yang
utama yaitu unsur flora. Motif batik jahean di Gumelem memang lebih
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
57
bersifat mengutamakan estetikanya. Dilihat dari segi warnanya
dominan warna merah karena jahe bersifat panas dan pedas, warna
putih melambangkan keindahan, sedangkan warna hitam sebagai
warna pengikat agar motif nampak lebih indah dengan latarnya yang
berwarna hitam (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).
d. Motif Cendol Salak
Cendol salak adalah salah satu pelengkap yang penting dalam
menu minuman tradisional jawa yang disebut dawet, secara terpadu
dawet adalah kesatuan yang terdiri dari unsur cendol, juruh, dan
santen. Dalam tradisi jawa atau khususnya di daerah Banjarnegara,
minuman dawet adalah sangat dikenal dengan sebutan dawet ayu
Banjarnegara. Dalam hal ini cendol adalah terbuat dari bahan yang
disebut pati atau hasil dari serbuk masip, dari bahan apapun bisa,
beras, gandum, garut, ketela dan berbagai jenis tanaman terpendam
yang lain dengan warna biasanya putih coklat dan hitam. Kemudian
salak adalah jenis buah yang termasuk ke dalam kategori menempel
pada batang dengan dikelumuri berbagai duri yang menempel. Salak
ditinjau dari bentuk visual istilah ada yang berwarna hitam tetapi ada
juga yang berwarna kuning. Dari segi bentuk salak adalah dengan
diluputi kulit yang kasar, tetapi di dalamnya ada daging buah yang
berwarna putih. Selain manis salak juga ada yang berasa asam. Di
dalam perpaduan antara cendol dan salak sebenarnya hanya kurang
lebih mempromosikan bahwa daerah Banjarnegara sebagai pusat
produksi buah salak (Wawancara dengan Suryanto, 10 November
2017).
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
58
e. Motif Pakis Tanjung
Motif pakis tanjung yang berarti bunga pakis, bunga ini banyak
sekali tumbuh di daerah Banjarnegara. Motif ini melambangkan
keindahan alam yang berarti di Banjarnegara banyak sekali tumbuhan
yang hidup dengan subur dan indah, contohnya bunga pakis tanjung itu
sendiri. Bunga pakis tumbuh di daerah pegunungan. Dieng adalah
salah satu daerah dimana bunga tersebut tumbuh subur. Karena
sebagian besar wilayah Banjarnegara adalah pegunungan dan dataran
tinggi. Di sekitarnya banyak sekali jenis tanaman dan tumbuhan salah
satunya yaitu bunga pakis. Dalam motif ini terdapat unsur bentuk
bunga pakis yang melengkung dan ditambah dengan ornamen-
ornamen tambahan yaitu dedaunan untuk melengkapi motif pakis
tanjung ini. Warna putih melambangkan kesucian, warna merah
melambangkan keberanian, warna hitam melambangkan keabadian
(Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).
f. Motif Semen Klawer
Semen berasal dari kata semi, yaitu tumbuhnya bagian
tanaman. Pada umumnya, ornamen pokok pada pola batik motif semen
adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan yang digambarkan
dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang berkaki empat, udara
digambarkan dengan awan (mega) dan binatang terbang, serta air atau
laut digambarkan dengan binatang air. Batik pada semen klewer secara
utuh mengacu pada induknya. Batik dengan gaya pedalaman (biru dan
putih) secara struktur merupakan komposisi yang dibangun dari
pengulangan pola atau motf-motif pohon hayat yang dikelilingi bagian
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
59
atas kanan kiri sepasang motif paduan garuda dan ular dibagian atas
dan kiri, bawah sepasang motif ular. Motif-motif tersebut seolah-olah
menjaga keberadaan pohon hayat. Motif selingan berupa motif yang
merupakan bentuk modifikasi pohon hayat. Hal ini di desainer dengan
rasa kreator batik menginginkan komposisi harmonis dan tetap
menjaga susunan dan keseimbangan simetris. Secara keseluruhan
paduan antara motif utama dan motif selingan membangun satu
kesatuan. Motif ini diharapkan mempunyai makna simbolik berakhir
dengan kebahagiaan. Hal ini diperkirakan pertemuan binatang burung
garuda dengan ular adalah cerita peruwatan yang dalam adiparwa
memerankan ketika garuda dapat meruwat kadru (ibunya) dari
perbudakan yang dilakukan winata (adiparwa) (Wawancara dengan
Suryanto, 10 November 2017).
g. Motif Sekar Kanthil
Sekar kanthil yang berarti bunga kenanga. Dalam
pemakaiannya arah Kembang Kanthil ini harus selalu merunduk
menghadap kebawah. Motif ini bermakna bahwa walaupun si pemakai
sewangi dan seindah seperti bermekarannya bunga Kanthil/Kenanga,
tetapi dia harus tetap merunduk /sederhana dalam kehidupannya
sehari-hari. Ini juga memberikan makna bahwa pemakainya seorang
yang rendah hati dan mengenal etika pergaulan.
Makna lain dari batik motif ini adalah agar pemakainya dalam
pergaulan disenangi dan disayangi oleh sesamanya karena
kesederhanaannya. Motif ini didominasi dengan warna merah. Merah
yang berarti keberanian. Dalam hidup seseorang harus berani akan hal
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
60
yang memang benar adanya tanpa mengada-ada. Sedangkan warna
putih melambangkan kesucian. Motif ini sering digunakan oleh wanita.
Wanita yang memiliki keyakinan yang kokoh atau kuat dan
ketenangan jiwa, artinya apabila seorang wanita yang memakai batik
ini memiliki pengharapan memiliki keyakinan yang kuat (Wawancara
dengan Suryanto, 10 November 2017).
h. Motif gilar-gilar
Motif gilar-gilar mengandung unsur cecek sawut yaitu
gabungan antara deretan titik-titik dengan garis-garis sejajar,
digambarkan dengan jelas adanya gambar meru (gunung) dan terdapat
gambar keranjang tempat dawet ayu yang khas dari Banjarnegara. Arti
dari kata gilar-gilar itu sendiri yaitu gumebyar (bahasa jawa), latare
jembar gilar-gilar (halamannya lebar gilar-gilar) mengandung
pengertian : halamannya luas datar, besih dan indah. Buah salak
menggambarkan bahwa Banjarnegara adalah salah satu kota produksi
salak. Menurut Suryanto, maknanya itu sendiri yaitu kasar diluar
namun halus didalam yang berarti melihat sifat orang tidak hanya dari
luarnya saja melainkan isi hatinya dan pribadinya. Walaupun diluar
nampak kasar namun didalam hatinya lembut dan putih seperti buah
salak. Keranjang tempat dawet ayu adalah ciri khas minuman dari kota
Banjarnegara. Terkait dengan motif gilar-gilar adalah selalu
didominasi dengan warna coklat. Menurut pandangan masyarakat
Banjarnegara warna coklat adalah dikaitkan dengan simbol warna
tanah atau bumi. Sehingga kehidupan apa saja selalu hidup diantara
bumi. Tanah dalam hal ini sebagai aspek kehidupan tumbuh-
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
61
tumbuhan, dan hidup memerlukan unsur tanah dan air (Wawancara
dengan Suryanto, 10 November 2017).
i. Motif Parang Salak
Motif parang salak mempunyai arti, Parang yang berarti linggir
(senjata), berbentuk runcing yang berarti ketahanan, sesuatu yang
tajam dalam berfikir. Sedangkan buah salak merupakan simbol runcing
diluar namun halus didalam. Artinya apabila melihat sifat orang atau
menilai seseorang tidak hanya dari luarnya saja melainkan hatinya
juga. Terkadang orang hanya melihat sisi orang lain hanya dari luar
namun tidak banyak orang yang melihat dari dalam hatinya. Sifat
seperti itu harus dihindari. Diharapkan masyarakat akan menjadi lebih
baik dalam menilai setiap orang. Selain itu ada motif cendol, yaitu
salah satu makanan yang berbahan dasar dari beras, atau gandum.
Cendol digunakan dalam campuran minuman khas dari Banjarnegara
yaitu dawet ayu yang sering kita jumpai. Motif ini didominasi dengan
perpaduan warna hitam dan putih. Warna putih melambangkan
kesucian, sedangkan warna hitam melambangkan kokoh atau kuat. Jadi
masyarakat Banjarnegara diharapkan mempunyai hati yang bersih suci
namun kuat dalam menjalani kehidupan (Wawancara dengan Suryanto,
10 November 2017).
j. Motif Candi Arjuna
Motif Candi Arjuna mempunyai arti mengenalkan objek wisata
yang ada di Banjarnegara yaitu di Dieng dengan bentuk motif Candi
Arjuna. Menurut Lidwina, tokoh Arjuna dipilih karena pamor Arjuna
lebih bagus dari pamor yang lain dan pelataran kainnya adalah motif
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
62
daun purwaceng (dipakai sebagai obat kuat), cendol yang ada di
kotakan itu merupakan ciri khas Banjarnegara, cendol dari tepung
beras, gandum dan pati. Cendol biasanya dicampur dengan juruh dan
santan yang menghasilkan minuman khas dari Banjarnegara yang
disebut dawet ayu. Dan ada tambahan motif yaitu untaian dedaunan
yang berulang, hal ini menandakan bahwa Banjarnegara mempunyai
banyak jenis tanaman yang subur yang tumbuh di dataran tinggi dan
pegunungan. Diharapkan Banjarnegara dapat menjadi salah satu objek
wisata alam yang menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kain batik bermotifkan Candi Arjuna dan tumbuh-tumbuhan ini
bermakna bahwa warna hijau adalah warna yang sejuk dan indah
dipandang mata (Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).
Karena keindahan hasil olahan masyarakat yang kehidupannya
sebagai petani. Masyarakatnya gemar menata dan menghias
pekaraangan rumah mereka dengan tanaman-tanaman yang indah.
Artinya kebersihan dan keindahan pangkal dari Iman. Warna hijau
yang sejuk mencerminkan hati yang suci, sesuai dengan ajaran agama
yang dianut yaitu Islam. Sedangkan indah merupakan lingkungan yang
bersih dengan penataan tanaman hias tersebut, akan lebih elok,
menyenangkan jika dipandang juga bermanfaat sebagai bahan
penuangan ekspresi dalam menciptakan motif-motif baru (Wawancara
dengan Suryanto, 10 November 2017).
Dalam mendesain suatu prodak pengrajin selalu melihat alam
sekitar tempat mereka. Jadi apa yang mereka lihat indah itu yang
mereka gambar atau mereka buat. Jika kita buat kombinasi cecek-
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
63
cecek dengan warna dasarnya menurut warna-warna yang bisa dipakai
dalam pembatikan yaitu warna-warna biru tua, coklat dan putih
(Wawancara dengan Suryanto, 10 November 2017).
C. Alat dan Cara Pembuatan Batik Gumelem
Dalam kegiatan pembuatan produk batik untuk memenuhi kebutuhan
sandang, terdapat beberapa faktor penting yang mempengaruhi hasil
pembuatan produk tersebut. Faktor-fator tersebut antara lain: bahan baku
batik, peralatan pembuatan batik dan jenis prosesnya, selain faktor sejarahnya,
maupun makna serta maksud dan tujuan pembuatan batik. (Mashadi, dkk.
2015: 13).
1. Peralatan Dalalam Proses Pembatikan
Teknologi batik merupakan teknologi sederhana sehingga
sehingga alat yang digunakan termasuk sederhana. Dengan adanya
kemajuan teknologi dan keadaan zaman ada beberapa peralatan yang
sudah tidak digunakan lagi. Adapun jenis peralatan yang dipakai dalam
tahap proses pembuatan batik Gumelem adalah sebagai berikut:
a. Peralatan yang Dibutuhkan dalam Proses Pengolahan Mori
1) Peralatan untuk me-ngetel
Sebelub dibatik, mori ada yang dihilangkan kanjinyya (kanji
pabrik) dengan cara direbus. Ada juga yang di-ketel terutama untuk
membuat batik tulis halus. Alat yang digunakan untuk penghilangan
kanji yaitu panci besar dan kompor/tungku.
Untuk ngetel alat yang digunakan antara lain:
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
64
a) Ember/baskom plastik besar untuk me-nguleni kain dengan
alkali dan munyak kacang agar kain mempunyai daya serap
tinggi serta pegangan kain menjadi supel
b) Timbangan obat dan gelas ukur
c) Gawang atau jemuran untuk menjemur kain setelah di-uleni
dengan alkali dan minyak kacang
d) Bak untuk mencuci kain setelah selesai di-ketel
2) Peralatan untuk me-ngeplong
Proses ngeplong berfungsi untuk menghaluskan permukaan kain
setelah kain melalui proses pe-ngetel-an, alat yang dipakai adalah:
a) Landasan kayu yang berupa balok kayu yang kuat serta halus
seratnya
b) Ganden/pemukul dari kayu, untuk memukul kain mori yang telah
di-ketel dan dikanji tipis
c) Kain selimut, sebagi pembungkus kain mori yang akan di-
kemplonng supaya tidak kotor dan rusak
3) Peralatan yang Digunakan dalam Proses Pembuatan batik
a) Meja pola, yaitu neja gambar khusus untuk batik yang
mempunyai konstruksi hampir sama dengan meja gambar pada
umumnya.
b) Wajan, yaitu alat untuk memanaskan lilin/malam batik.
c) Perapian, yaitu untuk memanaskan lilin.
d) Gawang batik, tempat untuk menyampirkan kain pada saat
proses pembatikan.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
65
e) Canting tulis, sebagi media untuik penerapan lilin/malam cair
panas pada kain, terbuat dari plat tempaga atau kuningan yang
tipis.
4) Peralatan yang Dibutuhkan untuk Pewarnaan Batik
a) Bak celup permanen untuk mendel dengan indigo alam maupun
buatan
b) Bak celup permanen yang dibuat dengan batu dan semen yang
berfungsi untuk mecelup, membangkitkan warna dan mencuci.
c) Lergen terbuat dari kayu atau logam yaitu bejana dengan rol
bulat di tengah-tengah yang dapat bergerak berputar..
5) Alat untuk Mengerok
Mengerok adalah melepaskan sebagian lilin dari mori dengan
cara dikerok. Alat-alat yang dibutuhkan yaitu:
a) Gawang untuk menyampirkan kain batik yang akan dikerok
lilinnya.
b) Bandul kayu atau besik untuk memberi beban pada kain yang
akan dikerok supaya tidak bergerak.
c) Cawuk, alat untuk mengerok/melepaskan lilin
d) Sikat, berfungi untuk membersihkan lilin yang telah dikerok.
6) Alat untuk pe-lorod-an (menghilangkan semuruh lilin batik)
a) Tungku untuk memasak atau merebus.
b) Kencung, yaitu bejana terbuat dari tembaga yang berbentuk
seperti belanga berdiameter 60-80cm.
c) Kayu pengaduk/pengangkat kain, berfungi untuk mengaduk dan
mengangkat kain pada proses pelepasan lilin dalam kain.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
66
d) Gayung penyaring lilin, terbuat dari seng yang berlubang kecil,
berfungsi untuk mengambil lilin batik yang terlepas dari kain dan
terapung dalam air lorodan.
7) Alat Penghalus Kain
a) Alat penghalus kain batik berupa alat pres, terbuat dari dua buah
lempengan kayu atau plat besi, berfungsi untuk mengepres
beberapa kain yang diletakkan diantara kayu atau plat besi
tersebut.
b) Setrika listrik, berfungsi untuk penghalusan dan merapikan kain
batik setelah kering.
2. Proses Pembatikan
a. Proses Persiapan
Persiapan yaitu beberapa proses atau pekerjaan yang
dilakukan pada kain atau mori sehingga menjadi kain yang siap untuk
dibatik. Proses ini meliputi:
1) Ngetel
Proses ini dilakukan pada kain mori yang akan dibuat batik
kualitas bagus. Tujuan proses ini selain untuk menghilangkan kanji
pabrik, juga untuk meningkatkan daya serap kain terhadap lilin dan
warna serta pegangan kain menjadi supel. Proses ngetel ini
menyerupai proses mercerized yaitu dikerjakan (Jawa: diuleni)
dalam larutan alkali dingin dan ditambah minyak kacang.
Pekerjaan ini dilakukan 9 sampai 12 kali. Akali yang dipakai
zaman dahulu adalah air abu merang yaitu tangkai padi yang
dibakar kemudian abunya direndam air, didiamkan semalam
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
67
sehingga mengendap. Namun saat ini alkali yang digunakan adalah
larutan soda abu.
2) Ngemplong
Mori yang telah di-ketel dan dikanji perlu dihaluskan
permukaanya dengan cara di-kemplong yaitu beberapa lembar kain
digulung (dilipat menjadi 16 lipatan) kemudian diletakan dan di
dikat di atas landasan kayu yang permukaannya rata, kemudian
gulungan kain tersebut dipukul menggunakan pemukul dari kayu.
Selain untuk menghilangkan permukaan kain, fungsi dari proses
ngemplong ini untuk meluruskan serat-serat pada benang yang
mungkin tertekuk pada saat proses pengetelan.
Proses ngetel maupun ngemplong pada saat ini jarang
dilakukan. Proses ini dilakukan untuk membuat batik tulis kualitas
halus.
b. Proses Pembatikan
Proses pembatikan meliputi tahap sebagi berikut:
1. Peletakan lilin batik bebagai media penerapan pola/ragam hias pada
bahan
2. Pewarnaan
3. Penghilangan lilin batik
Teknik aplikasi peletakan lilin batik dapat dilakukan dengan media
alat berupa canting tulis , canting cap atau kombinasi keduanya.
Dengan cara aplikasi tersebut produk batik digolongkan sebagai batik
tulis, cap dan batik kombinasi tulus dan cap.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
68
D. Perkembangan Industri Batik Gumelem 2006-2016
1. Pemberdayaan pengrajin Batik
Terbitnya surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Banjarnegara Nomor 558/031 Tahun 2010 tentang
pengukuhan kelompok sadar wisata “Giri Indah” Desa Gumelem
kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Memutuskan:
a. Mengukuhkan Kegiatan Kelompok Pemuda Desa Guemelm menjadi
Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) “GIRI INDAH”.
b. Kelompok Sadar Wisata mempunyai tugas:
1) Membantu menciptakan Budaya Sabta Pesona dan Sadar Wisata
kepada anggota kelompok serta masyarakat sekitarnya.
2) Memasyarakatkan Budaya Pesona dan Sadar Wisata kepada
kepada anggota kelompok dan masyarakat sekitarnya.
3) Meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan berbagai kegiatan
usaha.
4) Menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan.
c. Melaporkan kegiatan kelompoknya kepada Kepala Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata.
d. Semua biaya akibat dikeluarkannya keputusan ini dibebankan kepada:
1) Swadaya anggota kelompok Sadar Wisata yang bersangkutan.
2) Sumber dana lain yang sah.
e. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Terbitnya surat edaran tersebut menunjukan keseriusan Pemerintah
Kabupaten Banjarnegara dalam pelestarian daerahnya dan menjadikan
semakin pesatnya perkembangan batik Gumelem. Pemberdayaan
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
69
pengrajin batik dimulai sejak tahun 2006 yang dipelopori oleh Pemerintah
daeerah Kabupaten banjarnegara melalui DISDAGKOP dengan
memprakarsai adanya pelatihan industri batik. Pada tahun 2012 terjadi
pemberdayaan skala besar yang dibantu oleh DISDANGKOP, kelompok
Sadar Wisata Giri Indah dan Paguyuban Batik Banjarnegara (PBB)
berupa pelatihan membatik dan bantuan modal alat-alat batik. Kegiatan
tersebut mampu membangkitkan para pelaku industri batik Gumelem dan
banyak dari pengrajin tersebut mampu mengangkat kembali Batik
Gumelem dengan secara kontinu memproduksi batik dan memasarkan
batik ke Luar daerah. Saat ini kegiatan pelatihan untuk pengrajin masih
dilakukan secara terus menerus yang diselenggarakan oleh SKPD-SKPD
terkait seperti Dinas Koperasi dan UMKM (Suwardjo, wawancara tanggal
5 Desember 2017).
Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh para informan
pada tahap wawancara mengenai upaya pemberdayaan pengrajin diketahui
bahwa Pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara terhitung cukup baik, karena pemerintah tetap berkomitmen
untuk mengadakan pelatihan-pelatihan agar kualitas batik yang diproduksi
bertambah baik. Namun terdapat beberapa kendala dalam pemberdayaan
itu sendiri antara lain Partisipasi dan motivasi masyarakat yang kurang
sehingga tidak jarang banyak dari peserta yang sudah dilatih tidak
mengaplikasikan ilmunya. Hal ini diketahui oleh Dinas karena dinas juga
melakukan monitoring. Selain itu permasalahan lainnya adalah
kebanyakan masyarakat di desa Gumelem tidak mau beralih pekerjaan
karena meyakini bahwa pekerjaan saat ini sudah mencukupi kebutuhan
hidup mereka, sehingga apabila mereka keluar dan belajar membatik akan
sulit untuk mereka.
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
70
Gambar 3.1
Struktur organisasi kelompok Sadar Wisata “Giri Indah” Desa
Gumelem Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara
POKJA
HUMAS
SUTARTO
POKJA
KEAMANAN
CARTUN
POKJA
LINGKUNG
AN HIDUP
SUTARJO
POKJA
KERAJINAN
WAKHIRAH
POKJA SENI
BUDAYA
SUMITRO
POKJA
PEMANDU
SUKOMO
BENDAHARA
ADI WIBOWO
WAKIL KETUA
SISWOYO
SEKERTARIS
AGUS WINARYANTO
KETUA
SUWANDI
PENASEHAT
BUDI
SULISTIYO
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
71
2. Pemasaran Batik Gumelem
Pemasaran merupakan pola keputusan dalam suatu perusahaan
maupun industri yang menentukan sasaran, maksud dan tujuan yang
menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan pencapaian tujuan
serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai oleh industri tersebut
(Rahab, 2014: 49).
Pemasaran batik Gumelem dilakukan meluai dua cara diantaranya
yaitu pemasaran secara langsung dan secara tidak langsung, Pemasaran
secara langsung yaitu dimana para penjual dan pembeli bertemu secara
langsung, dimana para pembeli dan penjual dapat bertatap muka bisa
melakukan secara tawar menawar secara langsung. Sedangkan pemasaran
secara tidak langsung yaitu jual beli dilakukan secara tidak langsung yaitu
adanya perantara untuk menyalurkan barang tersebut kepada pembeli yang
dituju, penjual dan pembeli tidak bertatap muka secara langsung mereka
hanya berhubungan melalui alat telekomunikasi. Adapun pemasaran yang
dilakukan secara tidak langsung bisa dilakukan melalui jasa marketing ,
barang bisa dipaketkan untuk dikiriman kepada alamat yang dituju.
Desa Gumelem memproduksi berbagai macam jenis batik, harga
batik yang dipasarkan bermacam-macam sesuai dengan kain serta
kerumitan pola yang digunaka, perpaduan warna yang digunakan, serta
banyak sedikitnya lilin yang dipakai dalam pembuatan batik. Batik yang
dijual dengan harga mahal yaitu batik tulis dimana batik tulis dilakukan
dengan cara manual dengan keuletan tangan dalam membuat sketsa
semuanya dilakukan secara manual, baik dari awal membuat sketsa,
kemudian mencanting, sampai dilakukan pewarnaan, selain itu batik tulis
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
72
juga menggunakan banyak lilin sehingga harga yang dipasarkan juga
sesuai dengan tingkat kerumitan dalam pembuatan batik. Setiap pengrajin
batik yang ada di Desa Gumelem mempunyai tempat pemasaran masing-
masing. Ada juga yang menjadi agen untuk memberikan barang kepada
langganannya untuk dijual kembali oleh pembelinya, dan kadang juga ada
yang membeli dirumah pembatik secara ecer, yang memebeli eceran
adalah penduduk sekitar desa Gumelem (Giat saptarini, wawancara
tanggal 10 November 2017).
Pemasaran hasil industri batik Gumelem ini tidak terlepas dari
peran instansi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan
UMKM, Dinas Budaya dan Pariwisata juga Dinas Perekonomian. Dalam
pemasaran batik Gumelem, Dinas-dinas terkait melakukan program
dengan menyelenggarakan event atau pameran yang diadakan beberapa
bulan sekali, salah satunya adalah event Gumelem Etnic Crnival (GEC)
diselenggarakan setiap bulan November yang ditunjukan sebagai wadah
pameran kebudayaan desa Gumelem salah satunya adalah batik Gumelem.
Meskipun dalam pelaksanaannya terkadang ada banyak keluhan dari
pengrajin sendiri diantaranya dalam mengikutsertakan pengrajin ke
pameran hanya dilakukan pengrajin yang itu-itu saja khususnya untuk
pameran ke luar kota, sedangkan pengrajin lainnya terkadang melakukan
pemasaran secara mandiri dengan membangun jaringan di luar kota dan
membuka showroom sendiri.
Dapat disimpulkan peran pemerintah adalah menggelar event dan
mempromosikan di pameran-pameran baik dalam kota maupun luar kota.
bentuk komitmen ini dirasa cukup baik karena event-event pameran
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
73
tersebut dilaksanakan setiap saat, namun permasalahan pemasaran yang
dialami oleh pengrajin batik yaitu kondisi pemasarannya kurang tepat
sasaran , tidak semua pengrajin memiliki akses peluang pasar yang sama.
3. Permodalan Pengrajin Batik Gumelem
Modal merupakan induk (pokok) dalam melakukan usaha dalam
bidang industri, perdagangan dll. Modal sangat dibutuhkkan dalam
melakukan usaha dimana modal merupakan hal utama untuk berjalannya
suatu usaha. Modal yang diperlukana para pengrajin batik memang tidak
sedikit, selain untuk membeli peralatan yang harus mereka punya juga
untuk membeli bahan kain yang merupakan subyek dalam pembatikan.
Pada zaman dulu para pengrajin batik cara untuk bisa membatik
tidak perlu modal yang begitu besar, pada zaman dulu para pengrajin
mengumpulkan dengan sedikit demi sedikit, walaupun ada pinjaman yang
diselenggarakan oleh desa tapi para pengrajin batik tidak meminjamnya
karena menurut mereka takut tidak bisa mebayar hutangnya, jadi para
pengrajin batik zaman dahulu pertama hanya membeli sedikit kain untuk
di batik kemudian dijual dan hasil dari penjualan dikumpulkan untuk
dijadikan modal untuk membeli kain dan dari hasil tersebut bisa
mengumpulkan banyak modal sehingga bisa memproduksi batik dengan
jumlah yang cuup banyak (Suwardjo, wawancara tanggal 5 Desember
2017).
Modal yang digunakan oleh para pemilik industri batik di desa
Gumelem untuk memulai melakukan usaha yaitu dengan menggunakan
modal sendiri. Memulai usaha dengan modal seadanya memang tidak
mudah, mempunyai banyak perjungan, ketelatenan, kesabaran dengan
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018
74
bekerja sebagai pengrajin memang dibutuhkan kesabaran yang tinggi,
dengan penghasilan yang tidak begitu banyak maka perlu adanya kesiapan
mental untuk bisa menghadapi segala apa yang terjadi dalam usahanya.
Dalam mempertahankan keberlangsungan suatu kegiatan usaha ,
dukungan dari berbagai pihak juga di butuhkan oleh para pengrajin batik
yang ada di desa Gumelem. Peran pemerintah sendiri dalam membantu
permodalan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten
Banjarnegara. Dalam bantuan permodalan yang dilakukan Dinas Koperasi
dan UMKM memberikan bantuan alat cap dan canting juga kain kepada
setiap pengrajin batik Gumelem (Suwardjo, wawancara tanggal 5
Desember 2017).
PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK ...,DWI AFIK FEBRIANTO, SEJARAH, UMP 2018