BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode...
22 Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini memaparkan mengenai metode penelitian, desain penelitian,
sampel penelitian, prosedur penelitian, teknik pengambilan data, teknik analisis
uji instrumen, teknik pengolahan data, dan pembahasan mengenai hasil dari uji
instrumen.
A. Metode Penelitian
Campbell and Stanley (Arikunto, 2010:123) „membagi jenis-jenis
desain berdasarkan atas baik buruknya eksperimen, atau sempurna tidaknya
eksperimen.‟ Ada dua jenis metode penelitian berdasarkan kriteria tersebut,
yaitu pre experimental design atau quasi experiment dan true experiemntal
design. Pada penelitian kali ini metode penelitian yang digunakan adalah pre
experimental design. “Pre esxperimenal design dipandang sebagai eksperimen
yang tidak sebenarnya, disebut demikian karena eksperimen jenis ini belum
memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat dikatakan ilmiah
menurut peraturan tertentu” (Arikunto, 2010:123).
B. Desain Penelitian
Salah satu desain penelitian yang termasuk ke dalam kategori pre
experimental design yang digunakan pada penelitian ini adalah Pretest and
Posttest Group. Pola desain Pretest and Posttest Group bisa dilihat seperti
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Pola Desain Penelitian
Pretest Treatment Posttest
01 X 02
(Arikunto, 2010:124)
Dengan: 01 = Pretest (tes awal)
23
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
X = treatment (perlakuan)
02 = Posttest (tes akhir)
Dalam desain ini tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
treatment dan sesudah treatment. “Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02 - 01
diasumsikan merupakan efek dari treatment” (Arikunto, 2010:124). Treatment
yang diberikan berupa penggunaan model cooperative learning tipe STAD dan
hanya digunakan pada satu kelas. Pemilihan desain penelitian tipe Pretest and
Posttest Group karena tipe ini lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan.
Peneliti bisa melihat langsung perkembangan variabel terikat (variabel yang
ingin diketahui perkembangannya) yaitu hasil belajar ranah kognitif dan
aktivitas belajar siswa.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Zuriah (2006:116) menyatakan bahwa “populasi adalah sumber data
yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan.” Sedangkan yang dimaksud dengan “sampel adalah bagian dari
populasi, sebagai contoh (master) yang diambil dengan cara-cara tertentu”
(Zuriah, 2006:119).
Penelitian ini tidak menggunakan populasi sebagai objek peneliatian
karena akan memakan banyak waktu, tenaga, dan biaya yang akan
menyulitkan peneliti. Sampel yang akan digunakan oleh peneliti adalah
sekelompok siswa (sekelas) SMA kelas XI IPA 1 di salah satu sekolah yang
ada di kabupaten Garut. Cara pengambilan sampel penelitian dengan
menggunakan sampel bertujuan atau purposive sample. Menurut informasi
yang di dapat dari salah satu guru yang mengajar fisika kelas XI IPA di
sekolah tersebut, pembagian kelas XI IPA sudah dilakukan secara adil dan
merata. Selain itu, guru yang bersedia untuk meminjamkan kelasnya sebagai
bahan penelitian hanya mengajar di kelas XI IPA 1 sehingga peneliti
menggunakan siswa kelas XI IPA 1 sebagai objek penelitian.
24
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan ke dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Berikut penjelasan dari setiap tahapan.
1. Tahap Persiapan Penelitian
Awal persiapan penelitian dimulai dengan melakukan studi
pendahuluan di salah satu SMA. Studi pendahuluan ini dilakukan untuk
menemukan gambaran permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran
fisika yang dialami siswa. Kegiatannya dilakukan dengan mengamati
proses pembelajaran di kelas, mewawancarai guru dan perwakilan siswa,
menganalisis dokumen tes hasil belajar siswa. Selanjutnya beberapa tahap
persiapan akan dijabarkan seperti di bawah ini.
a. Merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian yaitu
Bagaimana hasil belajar kognitif, aktivitas belajar, serta profil aktivitas
belajar siswa setelah diterapkan model cooperative learning tipe
STAD.
b. Studi literatur mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan keperluan
penelitian, di antaranya seperti di bawah ini.
1) Melakukan kajian teoritis mengenai model cooperative learning
tipe STAD (mempelajari karakteristik, sintaks pembelajaran,
kelebihan dan kekurangan, dan lain sebagainya); hasil belajar ranah
kognitif (mempelajari jenis-jenis hasil belajar); dan aktivitas
belajar siswa (mempelajari jenis-jenis aktivitas belajar dan memilih
aktivitas berdikusi, interaksi, dan melakukan percobaan sebagai
variabel yang akan diteliti).
2) Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan
digunakan dalam penelitian. Standar Kompetensi (SK) yang dipilih
adalah menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem
kontinu dalam menyelesaikan masalah dan Kompetensi Dasar
(KD) yang dipilih adalah menganalisis hukum-hukum yang
berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
25
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Menentukan populasi dan sampel penelitian secara bertujuan.
d. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan saat
penelitian meliputi Rencana Pelakasanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengacu pada sintaks model cooperative learning tipe STAD sebanyak
tiga pertemuan (pertemuan pertama tentang tekanan hidrostatis,
pertemuan kedua tentang hukum Pascal, dan pertemuan ketiga tentang
hukum Archimedes), lembar pengamatan aktivitas siswa, Lembar
Kerja Siswa (LKS) yang berbasis eksperimen, alat praktikum
sederhana, lembar keterlaksanaan model cooperative learning tipe
STAD.
e. Membuat dan menyusun instrumen penelitian sebagai alat untuk
memperoleh data dalam penelitian, dengan langkah-langkah seperti di
bawah ini.
1) Membuat daftar kisi-kisi instrumen penelitian (tes hasil belajar
ranah kognitif).
2) Men-judgment instrumen penelitian (tes hasil belajar ranah
kognitif) oleh dua orang dosen fisika yang sebelumnya telah
diperiksa oleh dua dosen pembimbing.
3) Memperbaiki instrumen berdasarkan hasil judgment.
4) Melakukan uji coba intrumen pada salah satu SMA yang ada di
kabupaten Garut.
5) Menganalisis hasil uji coba instrumen meliputi reliabilitas tes,
validitas item tes, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
6) Memperbaiki soal-soal yang kurang sesuai dengan analisis
instrumen dan membuat soal baru untuk indikator pembelajaran
yang soal-soalnya tidak lolos berdasarkan hasil coba instrumen
pertama.
7) Melakukan uji coba instrumen kedua.
8) Menganalisis hasil uji coba instrumen kedua meliputi reliabilitas
tes, validitas item tes, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
26
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9) Memilih soal-soal yang baik berdasarkan hasil uji intumen pertama
dan kedua.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah semua perangkat pembelajaran lengkap, peneliti mulai
melaksanakan tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan. Penelitian
dilaksanakan di salah satu SMA Negeri yang ada di Kabupaten Garut pada
bulan Maret-April 2013 dengan sampel penelitian yang digunakan adalah
siswa-siswi (sekelas) kelas XI IPA 1 sebanyak 39 orang (16 orang siswa
dan 23 orang siswi). Adapun jadwal penelitiannya bisa dilihat pada tabel
3.2.
Tabel 3.2
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Pertemuan
ke- Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
1 Senin, 25 Maret 2013 Pkl. 10.30 – 12.00 Pretest
2 Sabtu, 30 Maret 2013 Pkl. 14.30 – 16.00 Pertemuan pertama
3 Kamis, 04 April 2013 Pkl. 14.30 – 16.00 Pertemuan kedua
4 Sabtu, 06 April 2013 Pkl. 14.30 – 16.00 Pertemuan ketiga
5 Senin, 08 April 2013 Pkl. 10.30 – 12.00 Posttest
Beberapa kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini akan dijelaskan
seperti di bawah ini.
a. Memberikan pretest kepada siswa. Pretest dihadiri oleh seluruh siswa
yang berjumlah 39 orang.
b. Memberikan perlakuan (treatment) dalam tiga pertemuan. Pada
pertemuan pertama materi yang dipelajari mengenai tekanan
hidrostatis, pada pertemuan kedua materi yang dipelajari mengenai
hokum Pascal dan pada pertemuan ketiga materi yang dipelajari
mengenai hukum Archimedes. Aktivitas belajar siswa diobservasi
selama proses pembelajaran dalam tiga pertemuan tersebut.
c. Memberikan posttest pada siswa untuk mengetahui hasil belajar ranah
kognitif siswa setelah pembelajaran. Posttest dihadiri oleh seluruh
siswa yang berjumlah 39 orang.
27
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap akhir ini dimulai setelah semua tahap pelaksanaan
selesai dilaksanakan. Beberapa kegiatan dalam tahap pelaksanaan ini akan
dijelaskan seperti di bawah ini.
a. Mengolah data lembar observasi keterlaksanaan model cooperative
learning tipe STAD, data hasil pretest dan posttest, serta data lembar
aktivitas belajar siswa untuk setiap pertemuan.
b. Menganalisis hasil penelitian. Analisis hasil penelitian berupa
pembahasan mengenai persentase keterlaksanaan model cooperative
learning tipe STAD selama tiga pertemuan, persentase pencapaian
hasil belajar ranah kognitif siswa dari hasil pengolahan skor pretest
dan posttest (analisis hasil belajar dilakukan pada masing-masing
tingkatan aspek kognitif dan tes secara keseluruhan), serta analisis
mengenai pencapaian aktivitas belajar siswa untuk setiap pertemuan
berdasarkan data dari lembar observasi aktivitas belajar siswa. Selain
itu untuk aktivitas belajar, dianalisis profil aktivitas belajar yang
meliputi analisis ketuntasan jumlah siswa pada masing-masing aspek
aktivitas belajar serta analisis sub-aspek yang paling menonjol pada
masing-masing aspek aktivitas belajar.
c. Menarik kesimpulan dan saran.
d. Menyusun laporan akhir penelitian.
Alur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini digambarkan
seperti terlihat pada Gambar 3.1.
28
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Penelitian
E. Teknik Pengambilan Data
S. Margono dalam Zuriah (2006:168) menyatakan bahwa „pada
umumnya penelitian akan berhasil dengan baik apabila banyak menggunakan
instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
(masalah penelitian) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen.‟
Dalam hal ini peneliti menggunakan dua jenis instrumen yaitu tes dan
observasi. Data yang diperlukan oleh peneliti adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif. Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 3.3.
Menyusun dan mengembangkan
instrumen penelitian hasil belajar
ranah kognitif dan aktivitas belajar
siswa
Studi Pendahuluan
Merumuskan Masalah
Studi Literatur
Menentukan Sampel Penelitian
Penyusunan perangkat
pembelajaran RPP, Alat
Paraktikum sederhana, dan
LKS
Pretest Perlakuan (treatment) Posttest
Observasi Aktivitas Belajar Siswa dan
Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Pengolahan dan Analisis Data
Penarikan Kesimpulan
29
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.3
Instrumen, Data, dan Alat ukur Penelitian
No. Data Instrumen Alat Ukur
1 Kualitatif
Keterlaksanaan model
pembelajaran
Aktivitas belajar siswa
Observasi
Observasi
Lembar observasi
Lembar observasi
2 Kuantitatif
Hasil belajar ranah
kognitif
Tes
Soal tes objektif
(pilihan ganda)
Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa keterlaksanaan model
cooperative learning tipe STAD dapat diukur dengan menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi ini untuk mengetahui apakah peneliti telah
melaksanakan aktivitas guru sesuai dengan sintaks pembelajaran model
cooperative learning tip STAD atau tidak. Pengisian lembar observasi ini
dengan menggunakan cecklist terlaksana atau tidaknya langkah pembelajaran
yang ada pada lembar observasi dengan yang dilakukan peneliti.
Selain keterlaksanaan model pembelajaran, aktivitas belajar siswa juga
diukur dengan menggunakan lembar observasi hanya tipenya berbeda. Lembar
observasi aktivitas belajar menggunakan cecklist untuk memilih skor aktivitas
yang diperoleh siswa. Setiap aspek aktivitas belajar siswa (diskusi, interaksi,
dan melakukan percobaan) memiliki rentang skor satu sampai empat. Skor
satu sampai empat pada masing-masing aspek aktivitas belajar memiliki rubrik
penilaian. Rubrik penilaian untuk masing-masing aspek aktivitas belajar bisa
dilihat pada lampiran B.3.
Hasil belajar ranah kognitif siswa diukur dengan menggunakan tes.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes terlulis dalam bentuk tes
objektif (soal pilihan ganda) yang hanya mencakup empat aspek ranah
kognitif yang ada pada taksonomi Bloom yaitu C1 (pengetahuan), C2
(pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis).
30
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Teknik Analisis Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif
Sebelum Instrumen tes hasil belajar digunakan dalam penelitian,
instrumen tersebut harus sudah teruji kelayakan dan kevalidannya. Analisis
soal instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah soal yang digunakan baik
atau tidak, dan dapat mengukur kemampuan yang ingin dicapai atau tidak.
Sehingga terlebih dahulu instrumen tes diuji coba dan dilakukan analisis
terhadap hasil uji coba instrumen tes hasil belajar ranah kognitif yang meliputi
reliabilitas tes, validitas item tes, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal-
soal.
1. Reliabilitas Tes
“Reliabilitas tes menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen itu sudah baik” (Arikunto, 2010:221). Untuk
memperoleh indeks reliabilitas soal bisa dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown, yaitu:
⁄
⁄
( Arikunto, 2010:223)
dengan :
r11 = reliabilitas instrumen
r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara
dua belahan instrumen
Interpretasi reliabilitas tes dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Interpretasi Reliabilitas
Nilai r Interpretasi
0,81 < r < 1,00 Sangat tinggi
0,61 < r < 0,80 Tinggi
0,41 < r < 0,60 Cukup
0,21 < r < 0,40 Rendah
0,00 < r < 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2012: 75)
31
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Validitas Item Tes
Validitas adalah ukuran menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Salah satu cara untuk
mengukur validitas tes adalah dengan angka kasar, rumusannya adalah
sebagai berikut:
√ } }
(Arikunto, 2010: 213)
dengan :
rxy = indeks korelasi antara dua variael
Interpretasi validitas instrumen tes bisa dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
Kriteria Validitas Instrumen Tes
Nilai r Interpretasi
0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2012: 89)
3. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah bagaimana kemampuan butir soal itu membedakan
siswa yang termasuk kelompok tinggi (upper group) dengan siswa yang
termasuk kelompok rendah (lower group). Daya pembeda butir soal
dihitung dengan menggunakan rumus:
(Munaf, 2001: 63)
dengan :
D = Daya Pembeda
Nt = Jumlah siswa pada kelompok tinggi
Nr = Jumlah siswa pada kelompok rendah
N = Jumlah seluruh siswa
32
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kualifikasi daya pembeda tiap butir soal bisa dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6
Kriteria Indeks Daya Pembeda
DP Kualifikasi
0,00 – 0,19 Jelek
0,20 – 0,39 Cukup
0,40 – 0,69 Baik
0,70 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak baik, harus dibuang
(Arikunto, 2009:218)
Jika daya pembeda yang interpretasinya kurang dari 0,20 maka soal harus
dibuang atau diubah. Jika interpetasinya diantara 0,21 – 0,30 maka soal
harus direvisi selebihnya jika interpretasi lebih dari 0,30 maka soal baik
dan bisa diterima.
4. Taraf Kesukaran Butir Soal
Taraf kesukaran merupakan tingkat kesukaran soal berdasarkan jumlah
jawaban benar yang dijawab oleh seluruh siswa. Taraf kesukaran dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagi berikut:
P =
(Arikunto, 2009: 208)
dengan :
P = Taraf kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes
Interpretasi taraf kesukaran bisa dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7
Interpretasi Taraf Kesukaran
Nilai P Tingkat
0,00 – 0,29 Soal Sukar
0,30 – 0,69 Soal Sedang
0,70 – 1,00 Soal Mudah
(Arikunto, 2009: 210)
33
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
G. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini data diperoleh melalui lembar keterlaksanaan
model cooperative learning Tipe STAD, tes hasil belajar ranah kognitif, dan
lembar aktivitas belajar siswa. teknik pengolahan data tersebut akan
dijabarkan seperti di bawah ini.
1. Keterlaksanaan Model Cooperative Learning Tipe STAD
Langkah pembelajaran model cooperative learning Tipe STAD
dikatakan telah terlaksana apabila peneliti telah melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan langkah pembelajaran yang tercantum dalam
lembar observasi. Besar persentase keterlaksanaan model pembelajaran
dapat dinyatakan dengan rumusan:
% Keterlaksanaan model pembelajaran = ∑
∑ x 100%
Keterlaksanaan model pembelajaran dikatakan baik apabila langkah
pembelajaran pada model itu telah terlaksana sedikitnya 60% dari seluruh
langkah pembelajaran yang seharusnya dilakukan. Untuk lebih jelasnya
mengenai nilai interpretasi keterlaksanaan model pembelajaran bisa dilihat
pada tabel 3.8.
Tabel 3.8
Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Kategori Keterlaksanaan Interpretasi
80% atau lebih Sangat baik
60% - 79% Baik
40% - 59% Sedang
21% - 39% Kurang
0% - 20% Kurang Sekali
(Sugiyono, 2001: 81)
2. Hasil Belajar Ranah Kognitif
Data hasil belajar tanah kognitif diperoleh melalui tes. Jumlah soal
yang diberikan sebanyak 19 soal. Langkah-langkah pengolahan data hasil
belajar ranah kognitif adalah sebagai berikut.
34
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Pemberian Skor
Pemberian skor dilakukan dengan menggunakan permasaan seperti
berikut.
Skor =
x 100
Dengan:
B = Banyaknya butir soal yang dijawab benar
N = Banyaknya butir soal
b. Menghitung nilai gain yang dinormalisasi
Skor gain (gain aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes
akhir. Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai
efek dari treatment. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai
gain adalah:
G = Sf – Si
dengan:
G = Gain
Sf = Skor tes akhir
Si = Skor tes awal
Rata-rata gain yang dinormalisasi (< g > ) dinyatakan oleh persamaan
sebagai berikut (Hake, 1998):
< g > =
=
dengan:
< g > = Rata-rata gain yang dinormalisasi
< Sf > = Rata-rata nilai posttest
< Si > = Rata-rata nilai pretest
Nilai ini kemudian diinterpretasikan ke dalam klasifikasi tabel 3.9.
Tabel 3.9
Interpretasi Rata-rata Gain yang Dinormalisasi
Nilai < g > Interpretasi
(< g >) > 0,7 tinggi
0,7 > (< g >) > 0,3 Sedang
(< g >) < 0,3 rendah
35
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Nilai rata-rata gain adalah rata-rata gain yang dinormalisasi pada
masing-masing tingkatan hasil belajar ranah kognitif (C1, C2, C3 dan
C4) dan rata-rata gain yang dinormalisasi untuk keseluruhan tes.
3. Aktivitas Belajar Siswa
Penilaian Aktivitas belajar siswa menggunakan rentang skor satu
sampai empat untuk setiap aspek. Masing-masing skor memiliki rubrik
penilaian. Langkah-langkah penilaian aktivitas belajar siswa dapat
dinyatakan seperti dibawah ini.
a. Membuat daftar rekapitulasi skor aktivitas pada masing-masing siswa.
Setiap siswa akan memperoleh skor aktivitas pada masing-masing
aspek. Setiap aspek aktivitas (diskusi, interaksi, dan melakukan
percobaan) memiliki sub-aspek masing-masing sebanyak empat buah.
Jumlah sub-aspek yang dilakukan siswa menjadi jumlah skor yang ia
peroleh pada aspek aktivitas tersebut. Misalnya siswa hanya
melakukan tiga sub aspek pada aktivitas diskusi berarti siswa tersebut
mendapat skor tiga pada aktivitas diskusi. Daftar rekapitulasi skor
aktivitas belajar siswa bisa dilihat pada lampiran C.5.
b. Membuat persentase aktivitas belajar setiap aspek untuk tiap
pertemuan dengan cara menjumlahkan seluruh skor yang diperoleh
siswa kemudian membaginya dengan skor maksimum ideal (skor
maksimum ideal = 4 x jumlah seluruh siswa) dikalikan dengan 100%,
atau secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
P = ∑
∑ x 100%
Aktivitas belajar dikategorikan baik apabila telah mencapai paling
sedikit 60% dari skor maksimum ideal. Untuk lebih jelasnya,
interpretasi aktivitas belajar bisa dilihat pada tabel 3.10.
Tabel 3.10
Interpretasi Aktivitas Belajar Siswa
Persentase Kategori
80% atau lebih Sangat baik
60% - 79% Baik
40% - 59% Cukup
36
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Persentase Kategori
21% - 39% Rendah
0% - 20% Rendah Sekali
Laksmie (Afina, 2011: 40)
c. Menentukan persentase jumlah siswa yang tuntas dalam aktivitas
belajar. Siswa yang dianggap tuntas adalah siswa yang memperoleh
skor tiga dan empat.
d. Menentukan sub-aspek yang paling dominan dilakukan siswa pada
masing-masing aspek aktivitas belajar siswa.
H. Hasil Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen pertama dilakukan sebanyak dua kali kepada siswa
SMA kelas XII dan XI IPA pada sekolah yang sama dengan tempat penelitian.
Uji coba pertama dilakukan pada siswa kelas XII IPA dengan jumlah siswa 40
orang dan uji coba kedua dilakukan pada siswa kelas XI IPA dengan jumlah
siswa sebanyak 40 orang.
Soal yang diujikan sebanyak 25 soal dengan rincian 4 soal aspek C1
(16 %), 8 soal aspek C2 (32 %), 8 soal aspek C3 (32 %), dan 5 soal aspek C4
(16 %). Setelah dianalisis didapatkan nilai reliabilitas tes sebesar 0,79 dengan
kategori tinggi. Untuk nilai validitas item tes, taraf kesukaran, dan daya
pembeda dapat lihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11
Daftar Validitas Item Tes, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda
No
Soal
Validitas Item Tes TK DP
Keterangan rxy Ket TK Ket DP Ket
1 0,20 Rendah 0,78 Mudah -0,20 Tidak
baik Dibuang
2 0,54 Cukup 0,63 Sedang 0,60 Baik Dipakai
3 0,28 Rendah 0,53 Sedang 0,15 Jelek Dibuang
4 0,44 Cukup 0,53 Sedang 0,35 Cukup Dipakai
5 0,20 Rendah 0,68 Sedang 0,15 Jelek
Dipakai
dengan
perbaikan
6 0,55 Cukup 0,28 Sukar 0,55 Baik Dipakai
37
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No
Soal
Validitas Item Tes TK DP
Keterangan rxy Ket TK Ket DP Ket
7 0,19 Sangat Rendah 0,28 Sukar 0,35 Cukup
Dipakai
dengan
perbaikan
8 0,04 Sangat Rendah 0,68 Sedang 0,15 Jelek Dibuang
9 0,51 Cukup 0,90 Mudah 0,10 Jelek Dibuang
10 0,54 Cukup 0,15 Sukar 0,30 Cukup
Dipakai
dengan
perbaikan
11 0,76 Tinggi 0,43 Sedang 0,85 Baik
Sekali Dipakai
12 0,18 Sangat Rendah 0,45 Sedang -0,10 Tidak
baik Dibuang
13 0,25 Rendah 0,70 Mudah 0,10 Jelek Dibuang
14 0,42 Cukup 0,20 Sukar 0,40 Baik
Dipakai
dengan
perbaikan
15 0,09 Sangat Rendah 0,48 Sedang -0,25 Tidak
baik Dibuang
16 0,14 Sangat Rendah 0,08 Sukar 0,15 Jelek Dibuang
Dibuang
17 0,06 Sangat Rendah 0,63 Sedang 0,05 Jelek Dibuang
18 0,15 Sangat Rendah 0,05 Sukar 0,10 Jelek Dibuang
19 0,61 Tinggi 0,35 Sedang 0,70 Baik
Sekali Dipakai
20 0,29 Rendah 0,18 Sukar 0,15 Jelek Dibuang
21 0,01 Sangat Rendah 0,53 Sedang -0,05 Tidak
baik Dibuang
22 0,45 Cukup 0,13 Sukar 0,25 Cukup
Dipakai
dengan
perbaikan
23 0,29 Rendah 0,08 Sukar 0,15 Jelek Dibuang
24 0,61 Tinggi 0,65 Sedang 0,30 Cukup Dipakai
25 -0,44 Sangat Rendah 0,20 Sukar -0,30 Tidak
baik Dibuang
Dari 25 soal yang diujikan, bila ditinjau dari validitas item tes hanya
12% (3 soal) yang validitasnya tinggi, 28% (7 soal) yang validitasnya cukup,
32% (8 soal) yang validitasnya rendah, dan 28% (7 soal) yang validitasnya
sangat rendah. Bila ditinjau dari taraf kesukaran 32% (8 soal) tergolong soal
sukar, 56% (14 soal) tergolong soal sedang, dan 12% (3 soal) tergolong soal
mudah. Bila ditinjau dari daya pembeda hanya 24% (6 soal) dengan katagori
38
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
baik, 20% (5 soal) dengan kategori cukup, 48% (12 soal) dengan kategori
jelek, dan 8% (2 soal) dengan kategori tidak baik.
Berdasarkan data di atas, hanya 11 soal yang bisa digunakan untuk
penelitian yaitu 6 soal yang dipakai dan 5 soal yang dipakai dengan perbaikan.
Namun, untuk memenuhi kepentingan penelitian maka dibuat beberapa soal
baru untuk di ujikan. Berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah dibuat, terdapat 14 indikator pembelajaran untuk 3 pertemuan. Dari 14
indikator pembelajaran tersebut hanya 9 indikator yang soalnya bisa dipakai
untuk penelitian. Sehingga peneliti membuat soal sejumlah 9 soal pada 5
indikator pembelajaran yang belum memiliki soal yang layak dipakai untuk
penelitian. Soal yang dibuat telah didiskusikan dengan dosen pembimbing.
Pada uji ciba instrumen kedua, terdapat 11 soal lama dan 9 soal yang
baru sehingga jumlah semua soal sebanyak 20 soal. Setelah dianalisis,
reliabilitas tes pada uji coba instrumen kedua ini adalah 0,85 dengan kategori
sangat tinggi. Pengolahan data untuk analisis uji instrument kedua bisa dilihat
pada lampiran B.2. Untuk nilai validitas item tes, taraf kesukaran, dan daya
pembeda dapat lihat pada tabel 3.12.
Tabel 3.12
Daftar Validitas Item Tes, Taraf Kesukaran, dan Daya Pembeda
No.
Soal
Validitas TK DP
Keterangan rxy Ket TK Ket DP Ket
1 0,59 Cukup 0,84 Mudah 0,32 Cukup Dipakai
2 0,48 Cukup 0,82 Mudah 0,37 Cukup Dipakai
3 0,75 Tinggi 0,84 Mudah 0,32 Cukup Dipakai
4 0,72 Tinggi 0,84 Mudah 0,32 Cukup Dipakai
5 0,38 Rendah 0,92 Mudah 0,16 Jelek Dibuang
6 0,69 Tinggi 0,79 Mudah 0,32 Cukup Dipakai
7 0,66 Tinggi 0,84 Mudah 0,32 Cukup Dipakai
8 0,41 Cukup 0,92 Mudah 0,16 Jelek Dipakai
9 0,46 Cukup 0,63 Sedang 0,32 Cukup Dipakai
10 0,49 Cukup 0,84 Mudah 0,21 Cukup Dipakai
11 0,47 Cukup 0,84 Mudah 0,21 Cukup Dipakai
12 0,44 Cukup 0,74 Mudah 0,32 Cukup Dipakai
13 0,42 Cukup 0,32 Sedang 0,32 Cukup Dipakai
39
Rika Siti Jahara, 2013 Analisis Hasil Belajar Ranah Kognitif Dan profil Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Cooperative Leraning Tipe STAD Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
No.
Soal
Validitas TK DP
Keterangan rxy Ket TK Ket DP Ket
14 0,46 Cukup 0,39 Sedang 0,47 Baik Dipakai
15 0,44 Cukup 0,26 Sukar 0,42 Baik Dipakai
16 0,52 Cukup 0,66 Sedang 0,37 Cukup Dipakai
17 0,43 Cukup 0,26 Sukar 0,21 Cukup Dipakai
18 0,65 Tinggi 0,61 Sedang 0,37 Cukup Dipakai
19 0,56 Cukup 0,79 Mudah 0,42 Baik Dipakai
20 0,81 Sangat
Tinggi 0,82 Mudah 0,37 Cukup Dipakai
Dari 20 soal yang diujikan bila ditinjau dari validitas item tes terdapat
5% (1 soal) yang kategorinya sangat tinggi, 25% (5 soal) yang kategorinya
tinggi, 65% (13 soal) yang kategorinya cukup, dan 5% (1 soal) yang
kategorinya rendah. Bila ditinjau dari taraf kesukaran 10% (2 soal) tergolong
soal sukar, 25% (5 soal) tergolong soal sedang, dan 65% (13 soal) tergolong
soal mudah. Bila ditinjau dari daya pembeda hanya 15% (3 soal) dengan
katagori baik, 75% (15 soal) dengan kategori cukup, dan 10% (2 soal) dengan
kategori jelek.
Berdasarkan data di atas, 1 soal dibuang dan 19 soal dipakai untuk
penelitian ( 8 soal baru dan 11 soal lama) dengan termasuk kategori C1 3 soal
(15,79%), C2 5 soal (41,67%), C3 8 soal (42,11%), C4 3 soal (15,79%). Kisi-
kisi instrument tes yang digunakan saat penelitian bisa dilihat pada lampiran
B.1.