BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi...
45
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Minas Kabupaten Siak yang
berada di Jalan Yos Sudarso KM. 33 Minas, Kabupaten Siak. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII di dasarkan atas beberapa
alasan antara lain: 1) peserta didik kelas VIII tingkat heterogenitasnya sudah
kelihatan berdasarkan hasil proses belajar di kelas VII, 2) peserta didik kelas VIII
pengalaman belajarnya masih relatif rendah sehingga akan memudahkan dalam
mengelola kebiasaan belajarnya.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi dengan mengambil
dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai sampel penelitian,
yaitu peserta didik kelas VIII-6 sebagai kelas eksperimen dan VIII-7 sebagai
kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling,
yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2012:
85). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa pada pembagian kelas yang
telah dilakukan sekolah berdasarkan kemampuan akademik peserta didik, yakni
nilai kelas VII dengan kategori peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang
dan rendah, jumlahnya mendekati sama setiap kelas.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas model pembelajaran
kooperatif tipe Students Team-Achievement Divisions (STAD) dalam
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 1 Minas Kabupaten Siak Sri Indrapura dalam mata pelajaran bahasa
Inggris.
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi
experiment atau eksperimen semu. Metode ini merupakan pengembangan dari
46
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
metode true experiment atau eksperimen murni yang sulit dilaksanakan dalam
penelitian bidang pendidikan karena peneliti tidak bisa membentuk kelompok
eksperimen yang terlepas dari pengaruh selain treatment yang diberikan
(Creswell, 2008: 313). Penelitian ini terdiri dari dua kelompok penelitian yaitu
kelas eksperimen (kelas perlakuan) merupakan kelompok peserta didik yang
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students
Team-Achievement Divisions (STAD) dan kelompok kontrol (kelas pembanding)
adalah kelompok peserta didik yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional. Strategi yang biasa digunakan dalam kelompok
kontrol yaitu strategi pembelajaran membaca dengan tiga fase, yakni pre-reading,
during-reading dan after-reading activity.
Jenis desain penelitian ini berbentuk non-equivalent (pretest and posttest)
control group design atau desain kelompok kontrol non-equivalen (pretes dan
postes). Desain ini menurut Creswell merupakan pendekatan yang paling populer
dalam quasi eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih
bukan dengan cara random. Kedua kelompok di beri pretes dan postes dan hanya
kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan. Pertimbangan penggunaan
desain penelitian ini adalah bahwa kelas yang ada sudah terbentuk sebelumnya,
sehingga tidak dilakukan lagi pengelompokan secara acak. Apabila dilakukan
pembentukan kelas baru dimungkinkan akan menyebabkan kekacauan jadwal
pembelajaran dan mengganggu efektivitas pembelajaran di sekolah. Desain
penelitian tersebut dapat digambarkan dalam tabel.
Tabel 3
Desain eksperimen quasi
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 _ O2
47
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
O1 = Tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O2 = Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
X = Perlakuan dengan menggunakan Pembelajaran Model Kooperatif tipe
STAD
Tabel di atas menggambarkan bahwa terdapat kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dalam penelitian ini. Masing-masing kelompok diberikan
pretest untuk mengetahui kemampuan awal dari kedua kelompok dan
homogenitas kemampuan awal peserta didik, apakah ada perbedaan antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen diberi
perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan
kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran konvensional. Setelah
kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) diberi perlakuan pembelajaran dengan
model pembelajaran berbeda dan materi yang sama dalam beberapa kali
pertemuan, mereka diberi postes untuk melihat peningkatan dari masing-masing
kelompok.
C. Definisi Operasional
Beberapa istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini perlu
dijelaskan untuk kesamaan pandangan dan menghindari ada penafsiran-penafsiran
yang berbeda.
a) Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Students Team-Achievement Divisions)
adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar dan bekerja dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat
sampai lima orang dengan kemampuan yang heterogen. Dalam penelitian ini,
yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
model pembelajaran yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi
antara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
48
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal melalui
kerja kelompok.
b) Kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan memahami arti atau
makna dari ide tertulis yang melibatkan pemikiran kritis dan kreatif dengan
strategi tertentu serta adanya interaksi pemahaman antara penulis dan pembaca
sehingga pembaca memperoleh informasi yang menyeluruh dan bisa
memberikan penilaian. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan
kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan untuk menemukan
informasi sederhana, menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik, menentukan
gambaran umum, memperoleh rincian atau fakta, menemukan ide utama
dalam paragraf dan menentukan urutan atau organisasi dari sebuah wacana
tertulis.
Berikut rincian indikator keterampilan membaca pemahaman yang akan
diukur dalam penelitian ini.
Tabel 4
Deskripsi indikator keterampilan membaca pemahaman
Variabel Indikator
Membaca
pemahaman
(reading
comprehension)
Menemukan informasi sederhana.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik.
Membaca cepat untuk mendapatkan gambaran umum.
Memperoleh rincian atau fakta.
Mendapatkan ide-ide utama.
Mengetahui urutan atau organisasi wacana.
Ada enam indikator membaca pemahaman yang akan diukur dalam
penelitian ini, yaitu menemukan informasi sederhana, menjawab pertanyaan-
49
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan spesifik, menentukan gambaran umum, memperoleh rincian atau fakta,
menemukan ide utama dalam paragraf dan menentukan urutan atau organisasi dari
sebuah wacana tertulis. Kemampuan untuk menemukan informasi sederhana,
menjawab pertanyaan spesifik dan memperoleh rincian atau fakta merupakan
kemampuan dasar dalam memahami sebuah wacana. Indikator-indikator ini
digunakan untuk menjawab pertanyaan who, what, where, when dan why.
Kemudian, kemampuan untuk menentukan gambaran umum adalah kemampuan
yang harus dimiliki peserta didik dalam menyimpulkan inti sebuah wacana.
Sedangkan kemampuan untuk mendapatkan ide-ide utama adalah kemampuan
yang harus dimiliki peserta didik dalam menentukan kalimat inti dalam sebuah
paragraf. Selanjutnya, kemampuan menentukan urutan atau organisasi dari sebuah
wacana merupakan kemampuan untuk menentukan fungsi sosial (social function),
unit-unit teks (generic / shematic structure) dan urutan-urutan peristiwa dalam
sebuah wacana.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam
mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang
diperoleh. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan hal penting yang
harus dipahami oleh peneliti (Arikunto, 2006: 101). Instrumen penelitian yang
akan digunakan untuk memperoleh data penelitian meliputi: tes membaca
pemahaman, observasi, dan angket.
Pertama, tes kemampuan membaca pemahaman (reading
comprehension test) termasuk tes hasil belajar yang bertujuan mengukur hasil-
hasil belajar yang dicapai peserta didik selama kurun waktu tertentu
(Sukmadinata, 2012: 223). Tes ini dibuat untuk mengukur kemampuan
pemahaman peserta didik terhadap berbagai wacana. Item soal disusun dalam
bentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban yang dilaksanakan sebanyak
50
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dua kali yaitu pretes dan postes. Materi tes mengacu pada Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar mata pelajaran bahasa Inggris kelas VIII SMP/MTs.
Kedua, observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2012: 220). Teknik ini
digunakan untuk mencatat secara teliti dan runtut berbagai aktivitas yang
berkaitan dengan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Secara
khusus, observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan seperti: 1) kegiatan
pembelajaran yang dimulai dengan pembukaan, kegiatan inti dan penutup; 2)
interaksi antara guru dan peserta didik serta antara sesama peserta didik; 3)
partisipasi peserta didik dalam pembelajaran; dan 4) penerapan komponen
pengalaman dalam proses pembelajaran.
Ketiga, angket atau kuesioner (questionnaire) merupakan suatu teknik
atau cara mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden) dan berisi sejumlah pertanyaan (Sukmadinata,
2012: 219). Angket terdiri atas sejumlah pertanyaan menyangkut respon dan sikap
peserta didik terhadap pembelajaran bahasa Inggris pembelajaran dengan model
kooperatif tipe STAD . Jawaban angket ini digunakan sebagai data kualitatif
untuk menunjang data kuantitatif hasil penelitian.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Analisis instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui kelayakan
perangkat tes sebagai instrumen sebelum digunakan dalam penelitian. Analisis
yang dilakukan meliputi analisis uji validitas dan reliabilitas, tingkat kesukaran
dan daya pembeda instrumen. Proses pengujian dilakukan dengan menggunakan
software Anates versi 4.1. Uraian masing-masing pengujian diuraikan berikut ini.
1. Validitas Instrumen
51
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebuah tes dikatakan valid atau sahih apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Arikunto,
2006: 67). Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content
validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (Criteria Related
Validity). Untuk mengetahui uji validitas isi tes, dilakukan judgement terhadap
butir-butir soal yang dilakukan oleh dua orang ahli, yakni dosen pembimbing
Bapak Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd. dan Guru SMPN 19 Pekan Baru Bapak
Yusri, S.Pd. Sedangkan untuk uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria
diujicobakan kepada peserta didik kelas VIII di SMPN 19 Pekan Baru berjumlah
32 orang. Hasil uji coba soal ini diuji validitasya dengan menggunakan rumus
Pearson Product Moment (Suherman, 2003: 120).
( )( )
√( ( ) )( ( ) )
Keterangan:
rxy : Koefisien validitas
X : Skor tiap butir soal yang diraih oleh setiap peserta didik
Y : Skor total yang diraih setiap peserta didik dari seluruh peserta didik
N : Jumlah peserta didik
Interpretasi besarnya koefisien validitas (Suherman, 2003: 113) dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5
Interpretasi Koefisien Validitas
Koefisien Validitas Interpretasi
0,90 < rxy ≤ 1,00 Sangat baik
0,60 < rxy ≤ 0,90 baik
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
52
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,20 < rxy ≤ 0,40 Kurang
0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
Hasil perhitungan validitas butir soal untuk mengetahui korelasi setiap
butir soal dengan skor total dengan menggunakan software Anates versi 4.2 for
Windows disajikan pada tabel berikut.
Tabel 6
Hasil uji validitas butir soal kemampuan membaca pemahaman
No. Soal Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran
1 0,14 sangat rendah
2 0,46 Cukup
3 0,52 Cukup
4 0,57 Cukup
5 0,19 Sangat rendah
6 -0,30 Invalid
7 -0,02 Invalid
8 0,28 Kurang
9 0,37 Kurang
10 -0,07 Invalid
11 0,07 Sangat rendah
12 0,21 Kurang
13 0,18 Sangat rendah
14 0,06 Sangat rendah
15 0,31 Kurang
53
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Soal Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran
16 0,29 Kurang
17 0,10 Sangat rendah
18 -0,46 Invalid
19 0,54 Cukup
20 -0,22 Invalid
21 0,26 Kurang
22 0,21 Kurang
23 0,36 Kurang
24 0,28 Kurang
25 0,59 Cukup
26 0,70 Baik
27 -0,10 Invalid
28 0,14 Sangat rendah
29 0,62 Baik
30 0,22 Kurang
31 -0,14 Invalid
32 0,34 Kurang
33 0,55 Cukup
34 0,65 Baik
35 0,41 Cukup
36 0,28 Kurang
54
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Soal Nilai Koefisien (rxy) Tafsiran
37 0,42 Cukup
38 0,34 Kurang
39 0,28 Kurang
40 0,04 Sangat rendah
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan atau keajegan hasil
tes (Arikunto, 2006: 86). Suatu tes dikatakan memiliki taraf kepercayaan yang
tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dengan kata lain,
reliabilitas adalah keajegan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama pada
situasi yang berbeda. Ukuran tinggi rendahnya derajat keterandalan suatu tes
disebut indeks reabilitas yang digambarkan melalui koefisien korelasi dari tes itu.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal consistency
dengan teknik belah dua (split half method) yang dianalisis dengan rumus
Spearman Brown. Untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok nomor ganjil dan kelompok nomor genap.
Untuk setiap kelompok, skor tiap butirnya dijumlahkan sehingga mencari skor
total. Dari skor total antara kelompok ganjil dan kelompok kontrol dihitung
koefisien korelasinya dan nilai koefisien korelasinya dimasukan ke dalam rumus
Spearman Brown (Sugiyono, 2012:135):
Keterangan :
ri = reliabilitas instrumen
rb = koefisien korelasi skor total kelompok genap dan kelompok ganjil
55
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bila nilai reliabilitas instrumen ≥ 0,30 maka disimpulkan instrumen valid
dan reliabel atau ajeg sehingga instrumen dapat digunakan untuk pengukuran
dalam rangka pengumpulan data (Masrun dalam Sugiyono, 2012: 134).
Hasil uji coba soal dengan bantuan software Anates versi 4.2 for Windows
diperoleh nilai rb = 0,56 sehingga setelah diolah dengan rumus di atas diperoleh
nilai ri atau reliabilitas instrumen sebesar 0,72. Nilai ri =0,72 > 0,30 sehingga
dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel atau ajeg dan instrumen dapat
digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran suatu butir soal ialah perbandingan jumlah jawaban yang
benar dari peserta tes untuk suatu item dengan jumlah peserta tes (Lutan, 2007:
209). Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi
usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan peserta didik menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat
untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Uji taraf kesukaran menggunakan rumus berikut ini yang dikemukakkan
oleh Suherman (2003: 170), yaitu:
IK
atau IK
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran.
JBA = Jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab benar.
JBB = Jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar.
JSA = Jumlah peserta didik kelompok atas.
JSB = Jumlah peserta didik kelompok bawah.
Indeks kesukaran menurut Suherman (2003: 170) diklasifikasikan seperti
pada tabel berikut.
56
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 7
Klasifikasi indeks kesukaran soal
Indeks Kesukaran (IK) Klasifikasi
IK = 0,00 sangat sukar
0,00< IK < 0,30 sukar
0,30≤ IK < 0,70 sedang
0,70 ≤ IK < 1,00 mudah
IK = 1,00 sangat mudah
Hasil uji coba soal untuk tingkat kesukaran dengan menggunakan software
Anates versi 4.2 for Windows dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8
Hasil uji tingkat kesukaran butir soal kemampuan membaca pemahaman
No. Soal Tingkat kesukaran Tafsiran
1 0,03 Sukar
2 0,88 Mudah
3 0,47 Sedang
4 0,34 Sedang
5 0,09 Sukar
6 0,44 Sedang
7 0,44 Sedang
8 0,38 Sedang
9 0,66 Sedang
10 0,03 Sukar
11 0,19 Sukar
12 0,59 Sedang
57
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Soal Tingkat kesukaran Tafsiran
13 0,03 Sukar
14 0,25 Sukar
15 0,28 Sukar
16 0,34 Sedang
17 0,34 Sedang
18 0,13 Sukar
19 0,47 Sedang
20 0,16 Sukar
21 0,56 Sedang
22 0,25 Sukar
23 0,56 Sedang
24 0,44 Sedang
25 0,66 Sedang
26 0,38 Sedang
27 0,44 Sedang
28 0,03 Sukar
29 0,66 Sedang
30 0,19 Sukar
31 0,19 Sukar
32 0,25 Sukar
33 0,72 Mudah
34 0,34 Sedang
35 0,50 Sedang
36 0,31 Sedang
37 0,44 Sedang
38 0,34 Sedang
58
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Soal Tingkat kesukaran Tafsiran
39 0,69 Sedang
40 0,19 Sukar
4. Daya Pembeda
Lutan (2007: 211) menyatakan bahwa daya pembeda adalah kemampuan
soal untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
peserta tes yang berkemampuan rendah.
Untuk menentukan daya pembeda, seluruh peserta didik diranking dari nilai
tertinggi hingga terendah. Kemudian, diambil 50% skor teratas sebagai kelompok
atas (JA) dan 50% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB). Uji daya
pembeda butir soal dihitung dengan rumus berikut ini (Suherman, 2003: 160):
DP
atau DP
Keterangan:
DP : daya pembeda.
: jumlah peserta didik kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar, atau jumlah benar kelompok atas.
: jumlah peserta didik kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar, atau jumlah benar kelompok bawah.
: jumlah peserta didik kelompok atas (higher group atau upper group).
: jumlah peserta didik kelompok rendah (lower group).
Klasifikasi interpretasi daya pembeda soal (Suherman, 2003: 161) dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 9
Klasifikasi daya pembeda soal
Daya Pembeda (DP) Klasifikasi
DP≤ 0,00 tidak baik
59
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,00 < DP < 0,20 Jelek
0,20 ≤ DP < 0,40 cukup
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 baik sekali
Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dari uji coba instrumen untuk
daya pembeda dengan menggunakan software Anates versi 4.2 for Windows dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 10
Hasil uji daya pembeda soal kemampuan membaca pemahaman
No. Soal Daya Pembeda Tafsiran
1 0,00 Tidak baik
2 0,33 Cukup
3 0,67 Baik
4 0,56 Baik
5 0,11 Jelek
6 -0,44 tidak baik
7 0,00 tidak baik
8 0,22 cukup
9 0,33 Cukup
10 0,00 tidak baik
11 0,00 tidak baik
12 0,44 Cukup
13 0,11 Jelek
14 -0,11 tidak baik
60
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Soal Daya Pembeda Tafsiran
15 0,22 Cukup
16 0,44 Baik
17 0,22 Cukup
18 -0,33 tidak baik
19 0,56 Baik
20 -0,11 tidak baik
21 0,33 Cukup
22 0,22 Cukup
23 0,56 Baik
24 0,33 Cukup
25 0,67 Baik
26 0,67 Baik
27 0,11 Jelek
28 0,00 tidak baik
29 0,78 baik sekali
30 0,11 Jelek
31 -0,22 tidak baik
32 0,44 Baik
33 0,56 Baik
34 0,67 Baik
35 0,67 Baik
36 0,22 Cukup
37 0,78 Baik sekali
38 0,56 Baik
39 0,33 Cukup
40 0,00 tidak baik
61
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Kesimpulan apakah butir-butir soal akan digunakan dalam penelitian
selanjutnya didasarkan pada empat pengujian, yakni uji validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda. Rekapitulasi keempat pengujian tersebut
dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 11
Rekapitulasi hasil pengujian instrumen kemampuan membaca pemahaman
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas Kesim-
pulan Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran
1 0,03 Sukar 0,00 Tidak baik 0,14 sangat rendah Dibuang
2 0,88 Mudah 0,33 Cukup 0,46 Cukup Dipakai
3 0,47 Sedang 0,67 Baik 0,52 Cukup Dipakai
4 0,34 Sedang 0,56 Baik 0,57 Cukup Dipakai
5 0,09 Sukar 0,11 Jelek 0,19 Sangat rendah Dibuang
6 0,44 Sedang -0,44 tidak baik -0,30 Invalid Dibuang
7 0,44 Sedang 0,00 tidak baik -0,02 Invalid Dibuang
8 0,38 Sedang 0,22 cukup 0,28 Kurang Dipakai
9 0,66 Sedang 0,33 Cukup 0,37 Kurang Dipakai
10 0,03 Sukar 0,00 tidak baik -0,07 Invalid Dibuang
11 0,19 Sukar 0,00 tidak baik 0,07 Sangat rendah Dibuang
12 0,59 Sedang 0,44 Cukup 0,21 Kurang Dipakai
13 0,03 Sukar 0,11 Jelek 0,18 Sangat rendah Dibuang
14 0,25 Sukar -0,11 tidak baik 0,06 Sangat rendah Dibuang
15 0,28 Sukar 0,22 Cukup 0,31 Kurang Dipakai
62
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas Kesim-
pulan Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran
16 0,34 Sedang 0,44 Baik 0,29 Kurang Dipakai
17 0,34 Sedang 0,22 Cukup 0,10 Sangat rendah Dipakai
18 0,13 Sukar -0,33 tidak baik -0,46 Invalid Dibuang
19 0,47 Sedang 0,56 Baik 0,54 Cukup Dipakai
20 0,16 Sukar -0,11 tidak baik -0,22 Invalid Dibuang
21 0,56 Sedang 0,33 Cukup 0,26 Kurang Dipakai
22 0,25 Sukar 0,22 Cukup 0,21 Kurang Dipakai
23 0,56 Sedang 0,56 Baik 0,36 Kurang Dipakai
24 0,44 Sedang 0,33 Cukup 0,28 Kurang Dipakai
25 0,66 Sedang 0,67 Baik 0,59 Cukup Dipakai
26 0,38 Sedang 0,67 Baik 0,70 Baik Dipakai
27 0,44 Sedang 0,11 Jelek -0,10 Invalid Dibuang
28 0,03 Sukar 0,00 tidak baik 0,14 Sangat rendah Dibuang
29 0,66 Sedang 0,78 baik sekali 0,62 Baik Dipakai
30 0,19 Sukar 0,11 Jelek 0,22 Kurang Dibuang
31 0,19 Sukar -0,22 tidak baik -0,14 Invalid Dibuang
32 0,25 Sukar 0,44 Baik 0,34 Kurang Dipakai
33 0,72 Mudah 0,56 Baik 0,55 Cukup Dipakai
34 0,34 Sedang 0,67 Baik 0,65 Baik Dipakai
35 0,50 Sedang 0,67 Baik 0,41 Cukup Dipakai
36 0,31 Sedang 0,22 Cukup 0,28 Kurang Dipakai
63
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No.
Soal
Tingkat
Kesukaran Daya Pembeda Validitas Kesim-
pulan Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran Nilai Tafsiran
37 0,44 Sedang 0,78 Baik sekali 0,42 Cukup Dipakai
38 0,34 Sedang 0,56 Baik 0,34 Kurang Dipakai
39 0,69 Sedang 0,33 Cukup 0,28 Kurang Dipakai
40 0,19 Sukar 0,00 tidak baik 0,04 Sangat rendah Dibuang
Tabel di atas menunjukkan bahwa butir-butir soal telah diuji baik tingkat
kesukaran, daya pembeda maupun validitasnya. Tingkat kesukaran soal meliputi
kategori mudah sebanyak dua butir, sedang sebanyak 23 butir dan sukar sebanyak
15 butir. Dilihat dari daya pembeda kelompok yang berkemampuan tinggi dan
rendah, dapat diketahui bahwa 12 butir soal termasuk kategori baik, dua butir soal
termasuk kategori baik sekali, 11 butir soal termasuk kategori cukup, 15 butir soal
termasuk kategori jelek dan tidak baik. Validitas butir soal meliputi tiga butir soal
termasuk kategori baik, delapan butir soal termasuk kategori cukup, 14 butir soal
termasuk kategori kurang, delapan butir soal termasuk kategori sangat rendah dan
tujuh butir soal termasuk kategori invalid.
Rekapitulasi pada tabel di atas dan koefisien reliabilitas tes sebesar 0,72
dapat disimpulkan bahwa sebanyak 25 butir soal, dari jumlah keseluruhan
sebanyak 40 butir soal dapat digunakan dalam pengujian kemampuan membaca
pemahaman dan sisanya sebanyak 15 butir soal dibuang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data
yaitu melalui tes tertulis, angket dan observasi. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12
64
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik pengumpulan data
No Jenis Data Sumber
data
Teknik
Pengumpulan Instrumen
1. Hasil tes tertulis
keterampilan
membaca pemahaman
peserta didik sebelum
dan sesudah mendapat
perlakuan.
Peserta
didik
Pretes dan
Postes
Soal pilihan ganda
2. Respon dan pendapat
peserta didik terhadap
pembelajaran
Peserta
Didik
Angket Pertanyaan tertutup
3. Hasil Observasi
terhadap proses
pembelajaran
Peserta
didik
Observasi Pedoman observasi
G. Prosedur Penelitian
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri atas tahap
perencanaan, pelaksanaan dan akhir. Tahap perencanaan meliputi: a) melakukan
studi lapangan dan literatur untuk mencari masalah dan kemungkinan solusi; b)
studi literatur lebih mendalam tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dan pembelajaran konvensional; c) menyusun perangkat pembelajaran dan
instrumen penelitian; d) melakukan uji coba instrumen penelitian; e) mengolah
data hasil ujicoba dan menentukan soal yang digunakan dalam pengambilan data.
Tahap pelaksanaan meliputi: a) melakukan pretes untuk mengukur
kemampuan awal peserta didik dalam kemampuan membaca pemahaman bahasa
Inggris baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; b)
melaksanakan proses pembelajaran; c) melakukan postes pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen untuk mengukur hasil pembelajaran keseluruhan.
Tahap akhir meliputi: a) mengolah data yang dihasilkan selama proses
penelitian dan menganalisis data tersebut; b) memberikan kesimpulan dan
rekomendasi terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang memadai.
65
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tahapan-tahapan di atas dapat disajikan dalam bentuk gambar berikut:
Gambar 1. Alur Penelitian
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen quasi, maka uji hipotesis
yang digunakan adalah dengan uji t jika data berdistribusi normal dan homogen.
Pelaksanaan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD
Pembelajaran konvensional
Postes
Analisis Data
Kesimpulan
Perlakuan Pembelajaran
Identifikasi masalah
Studi literatur
Penyusunan perangkat pembelajaran & instrumen
Uji Coba Instrumen
Analisis validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran
Pelaksanaan Penelitian
Pretes
Studi Pendahuluan
66
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika salah satu data tidak berdistribusi normal dan atau tidak homogen, maka
digunakan uji statistik non-parametrik Mann Whitney-U. Data yang diperlukan
berupa data hasil pretes, tes pertama, tes kedua, postes dan gain dari kelas
eksperimen serta data hasil pretes, postes dan gain dari kelas kontrol. Langkah-
langkah operasional dalam analisis data meliputi analisis data membaca
pemahaman dan analisis hasil angket peserta didik.
1. Analisis Data Membaca Pemahaman
Data hasil tes keterampilan membaca pemahaman baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol dianalisis dengan langkah-langkah berikut.
a) Pemberian skor
Skor untuk soal pilihan ganda ditentukan jawaban benar diberi skor satu dan
jawaban salah atau butir soal yang tidak dijawab skor nol. Skor setiap peserta
didik ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar. Pemberian skor
dihitung dengan menggunakan rumus:
S = Skor peserta didik
R = Jawaban peserta didik yang benar.
b) Penghitungan gain ternormalisasi
Penghitungan gain ternormalisasi dari hasil pretes dan postes dilakukan
untuk melihat peningkatan keterampilan membaca pemahaman yang
dikembangkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas
eksperimen dan peningkatan keterampilan membaca pemahaman yang
dikembangkan melalui model pembelajaran komunikatif di kelas kontrol. Untuk
memperoleh skor gain yang dinormalisasi digunakan rumus yang telah
dikembangkan oleh Hake (1999: 1).
g = gain yang dinormalisasi
Si = skor ideal
67
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tf = skor postes
Ti = skor pretes
Besar gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan
kriteria efektivitas peningkatan keterampilan membaca pemahaman peserta didik
setelah dilakukan perlakuan. Berikut kriteria untuk gain ternormalisasi (Hake,
1999: 1) dituliskan pada tabel di bawah.
Tabel 13
Kriteria gain ternormalisasi
Nilai gain ternormalisasi (g) Kriteria
≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang
< 0,3 rendah
c) Uji Prasyarat
Uji prasyarat dilakukan untuk menentukan apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak dan memiliki varian bersifat homogen atau tidak.
Ini menjadi pertimbangan dalam pengujian hipotesis apakah uji hipotesis
parametrik atau non-parametrik.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya
data yang diperoleh dari hasil penelitian, uji normalitas ini dapat juga digunakan
untuk menentukan apakah sampel yang diambil dalam penelitian benar-benar
bersifat representatif atau tidak (mewakili populasinya atau tidak). Pengujian
normalitas data pada penelitian ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov pada
SPSS 16.0 for Windows. Berikut langkah-langkah uji normalitasnya.
1. Membuka program SPPS kemudian memasukkan data yang akan diuji
kenormalannya pada kolom yang tersedia sehingga muncul data hasil
analisis;
68
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menentukan kesimpulan apakah data berdistribusi normal atau tidak
dengan ketentuan:
Bila nilai p-value > 0,05 (nilai α / taraf signifikansi) maka data dinyatakan
berdistribusi normal.
Bila nilai p-value < 0,05 (nilai α / taraf signifikansi) maka data dinyatakan
berdistribusi tidak normal.
2) Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas data pada penelitian ini menggunakan Uji
homogenitas pada SPSS 16.0 for Windows. Berikut langkah-langkah uji
homogenitasnya.
1. Membuka program SPPS kemudian memasukkan data yang akan diuji pada
kolom yang tersedia sehingga muncul data hasil analisis;
2. Menentukan kesimpulan apakah kedua kelompok data memiliki varians
sama atau homogen atau tidak dengan ketentuan:
Bila nilai p-value > 0,05 (nilai α / taraf signifikansi) maka kedua kelompok
data memiliki varians sama atau homogen;
Bila nilai p-value < 0,05 (nilai α / taraf signifikansi) maka kedua kelompok
data memiliki varians beda atau tidak homogen.
3) Uji Hipotesis
Hipotesis statistik pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis Nol (H0) = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan
keterampilan membaca pemahaman peserta didik antara model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional;
Hipotesis kerja (H1) = Terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan
keterampilan membaca pemahaman peserta didik antara model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional.
Atau
69
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 : µ1 = µ2 (nilai rata-rata tes membaca pemahaman kelas eksperimen tidak
lebih baik atau sama dengan kelas kontrol)
H1 : µ1 > µ2 (nilai rata-rata tes membaca pemahaman kelas eksperimen lebih
baik dari pada kelas kontrol)
Jika data menyebar normal dan kedua varians homogen maka uji-t yang
digunakan adalah uji-t dengan varians homogen. Uji-t yang digunakan adalah uji-t
dua sampel berpasangan. Berikut langkah-langkahnya dalam SPSS 16.0 for
Windows.
1. Membuka program SPPS kemudian memasukkan data yang akan diuji
pada kolom yang tersedia sehingga muncul data hasil analisis;
2. Menentukan kesimpulan uji-t satu pihak dengan ketentuan:
Jika p-value < α = 0,05 berarti data mendukung H1 dan menolak H0; dan
Jika p-value > α = 0,05 berarti data menolak H1 dan mendukung H0
Jika salah satu data tidak menyebar normal dan atau kedua varians tidak
homogen maka dilakukan uji non-parametrik Mann-Whitney. Berikut langkah-
langkah uji tersebut dalam SPSS 16.0 for Windows.
1. Membuka program SPPS kemudian memasukkan data yang akan diuji
pada kolom yang tersedia sehingga muncul data hasil analisis;
2. Menentukan kesimpulan dengan ketentuan:
Jika sig < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, dan jika sig ≥ 0,05, maka
Ho diterima dan H1 ditolak.
2. Menghitung Persentase Hasil Angket Peserta Didik
Penghitungan presentase hasil angket menggunakan skala Likert,
setiap peserta didik diminta untuk merespon pernyataan dengan pilihan
respon sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS). Untuk pernyataan positif maka setiap respon
memiliki nilai yaitu SS = 5, S = 4, RR= 3, TS = 2 dan STS = 1, dan
sebaliknya (Sugiyono, 2012: 94). Angket yang digunakan dalam penelitian
70
Firdaus, 2017
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS-
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini terdiri dari 10 pernyataan sehingga skor maksimal yang dapat dicapai
peserta didik adalah 50 dan skor minimalnya adalah 10. Dalam penelitian
ini, hasil angket hanya dideskripsikan dalam bentuk persentase sikap peserta
didik (positif dan negatif) terhadap pembelajaran.