BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26466/6/T_PD_1302616_Chapter...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitianrepository.upi.edu/26466/6/T_PD_1302616_Chapter...
59
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat
berjalan dengan baik. Desain penelitian harus dapat menerjemahkan model-model
ilmiah ke dalam operasional penelitian secara praktik (Noor, 2011, hlm. 107). Hal
ini berarti sebuah proses penelitian harus diawali dengan perancangan penelitian
sebagai landasan agar praktik penelitian Dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini
berfokus pada kerja sama orang tua dan guru dalam menanamkan nilai-nilai
keagamaan pada anak usai TK B (5-6 tahun). Pendekataan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif karena data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan lebih banyak
mengenai perbuatan dan ungkapan kata-kata dari responden yang sedapat
mungkin bersifat ilmiah. Sebagaimana Moleong (2007, hlm 6) menyatakan
“pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara
deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada konteks yang alamiah”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati aktivitas kerja sama yang
dilakukan guru dan orang tua dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan pada
anak. Maka metode yang digunakan adalah studi kasus karena agar proses dan
aktivitas penelitian dapat dieksplor secara lebih mendalam dan dapat lebih detail
menyajikan permasalahan penelitian. Menurut Yin (2008, hlm. 1) bahwa
penggunaan studi kasus disesuaikan dengan bentuk pertanyaan berupa
“bagaimana atau “mengapa” dan diarahkan serangkaian peristiwa kontemporer,
dimana penelitinya hanya memiliki peluang yang kecil atau tak mempunyai
peluang sama sekali untuk melakukan kontrol terhadap peristiwa tersebut.
Craswell (2014, hlm. 20) menyatakan studi kasus bagian dari strategi penelitian
kualitatif, dimana peneliti mengekplorasi secara cermat suatu program, kondisi,
kegiatan, proses individu atau kelompok berkaitan budaya ataupun potret
kehidupan. Karakteristik Studi Kasus ini dibatasi oleh waktu dan kegiatan, dan
60
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti mengumpulkan informasi sangat rinci menggunakan suatu prosedur
pengumpulan data selama periode waktu yang berkelanjutan.
Berdasarkan penjelasan maka studi kasus merupakan penelitian dimana
peneliti mengeksplor suatu kejadian dalam suatu waktu dan kegiatan (program,
event, proses, institusi atau kelompok sosial) dengan strategi kualitatif serta
mengumpulkan informasi secara detail dan terinci secara mendalam dengan
menggunakan suatu prosedur pengumpulan data selama periode waktu tertentu.
Langkah-langkah pelaksanaan yang dilaksanakan oleh peneliti dalam studi
kasus ini sebagai berikut.
1. Perencanaan
Peneliti dalam tahap ini membuat perencanaan untuk meneliti adanya kerja
sama orang tua dan guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak
usia dini di PAUD Khoiru Ummah, dengan cara mengumpulkan kajian teori
yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian, lalu mengadakan observasi
pendahuluan untuk mengetahui kerja sama yang terlihat di PAUD Khoiru
Ummah. Dalam tahap perencanaan ini peneliti meminta izin penelitian
terlebih dahulu.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti melihat kerja sama orang tua dan
guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak PAUD Khoiru
Ummah dan memprediksi kemungkinan kegiatan kerja sama orang tua dan
guru, selain itu mencatat semua perubahan dan perkembangan yang terjadi
dalam penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak.
3. Pengumpulan data
Terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu dengan cara
observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen
penelitian, sehingga dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan
lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara
bersamaan.
4. Analisis Data
Peneliti merangkum, mengelompokkan, dan menghubungkan data-data yang
terkumpul serta mengolahnya.
61
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Hasil Penelitian
Laporan ditulis secara komunikatif, mendeskripsikan kerja sama orang tua
dan guru serta perilaku nilai keagamaan yang muncul pada anak, sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami bentuk kerja sama orang tua dan
guru serta nilai-nilai keagamaan yang tertanam pada anak PAUD Khoiru
Ummah.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian berlangsung di PAUD Khoiru Ummah, yang beralamat di
Jl. Raden Kan’an RT 005/RW 004 Bogor Utara Kota Bogor. Pertimbangan
peneliti memilih PAUD Khoiru Ummah sebagai lokasi penelitian dikarenakan
komponen disekolah ini yakni anak, guru dan orang tua siswa yang bersedia
menjadi subjek penelitian pada penelitian ini.
Adapun Sekolah ini yakni PAUD Khoiru Ummah dipilih karena
karakteristik sekolah ini yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian
dimana PAUD Khoiru Ummah selalu melibatkan orang tua dalam setiap kegiatan
pembelajarannya, begitu juga saat di rumah orang tua memberikan informasi yang
sama dari gurunya kepada anaknya.
Partisipan dalam penelitian ini adalah 10 anak didik, 3 orang guru sebagai
pendidik di PAUD Khoiru Ummah dan 10 wali murid atau orang tua siswa untuk
di wawancara.
C. Prosedur Penelitian
Pada penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti sendiri, tugas
yang dilakukan adalah menghimpun data, menganalisa dan melaporkan hasil
penelitian. Kerja sama orang tua dan guru dalam menanamkan nilai-nilai
keagaman pada anak PAUD Khoiru Ummah menjadi fokus dalam penelitian ini
dengan didukung oleh data hasil observasi, wawancara, foto, rekaman video,
dokumen-dokumen yang mendukung dalam penelitian ini. Langkah-langkah
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut.
1) Pralapangan atau sebelum penelitian.
2) Pelaksanaan studi atau pelaksanaan penelitian.
3) Menganalisis data.
62
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Pelaporan hasil penelitian.
Langkah-langkah penelitian diambil dari teori yang dikemukakan oleh
Moleong (2007). Alur langkah penelitian digambarkan sebagai berikut.
Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitan
Sumber Gambar : Moleong (2007)
D. Definisi Istilah
Variabel-variabel utama dan istilah-istilah yang belum populer yang
dicakup di dalam penelitian perlu didefinisikan dengan bahasa yang mudah
dipahami sehingga penulis mendeskripsikan makna istilah yang terdapat dalam
penelitian. Definisi istilah dapat memberikan pemahaman yang jelas agar
penelitian ini dapat lebih mudah di cerna oleh pembaca. Istilah-istilah yang perlu
dijelaskan dalam penelitian ini adalah:
1. Kerja sama adalah pekerjaan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
dengan melakukan interaksi antar individu yang melakukan kerja sama
sehingga tercapai tujuan yang dinamis, ada tiga unsur yang terkandung dalam
PRA PENELITIAN
Studi Kepustakaan
Observasi Pendahuluan
Perizinan
PELAKSANAAN PENELITIAN
Observasi
Wawancara
Studi dokumentasi
Foto dan Video
ANALISIS DATA
Pemberian tanda atau kode
Triangulasi
Analisis Data Secara Kualitatif
PELAPORAN HASIL
PENELITIAN
Penulisan dan Pelaporan
63
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kerja sama yaitu orang yang melakukan kerja sama, adanya interaksi, serta
adanya tujuan yang sama (Pamudji, hlm. 2015). Maka kerja sama bisa
didefinisikan sebagai interaksi dua individu atau lebih yang melakukan
pekerjaan dengan maksud tercapai tujuan yang dinamis. B e n t u k
k e r j a s a m a a n t a r a o r a n g t u a d e n g a n
p i h a k s e k o l a h s e l a k u p e n g e l o l a
p e n d i d i k a n f o r m a l o l e h E p s t e i n , d k k
( 2 0 0 2 ) d i b a g i m e n j a d i e n a m t i p e
m e l i p u t i parenting education , k o m u n i k a s i ,
volunteer , k e t e r l i b a t a n o r a n g t u a p a d a
p e m b e l a j a r a n a n a k d i r u m a h ,
p e n g a m b i l a n k e p u t u s a n , d a n
k o l a b o r a s i d e n g a n k e l o m p o k
m a s y a r a k a t .
2. Nilai keagamaan adalah salah satu dari macam-macam nilai yang mendasari
perbuatan seseorang atas dasar pertimbangan kepercayaan bahwa sesuatu itu
dipandang benar menurut ajaran agama. Nilai keagamaan adalah nilai yang
paling tinggi, karena manusia yang mengambil nilai keagamaan memandang
dirinya hanyalah bagian kecil dari suatu totalitas yang lebih besar. Tingkah
laku dasarnya adalah memuja (Spranger dalan Ali dan Asrori, 2010; Syarbini
dan Gunawan, 2014). Dasar penanaman nilai keagamaan pada agama Islam
berupa Al-Qur’an dan As-Sunnah. Nilai keagamaan berupa nilai keimanan-
ketauhidan, nilai ibadah dan nilai karakter mulia (akhlak karimah).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dinyatakan bahwa nilai keagamaan yang
dapat ditanamkan pada anak dalam 3 aspek namun sesuai dengan tingkat usia
anak.
E. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian kerja sama orang tua dan guru
dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak menggunakan empat macam
teknik yaitu catatan lapangan untuk mencatat peristiwa penting yang berkaitan
penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak yang ditemukan di lapangan serta
kejaidian kerja sama guru dan orang tua, observasi yang dilakukan pengamatan
64
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara langsung terhadap proses pembelajaran anak di kelas dalam penanaman
nilai-nilai keagamaan, wawancara berupa respon dengan cara berdialog bersama
responden dalam hal ini guru dan orang tua murid, yang terakhir adalah studi
dokumentasi. Sejalan dengan yang diungkapkan Creswell (2014, hlm. 268-270)
mengungkapkan bahwa apabila kita akan memilih studi untuk suatu kasus, dapat
dipilih dari beberapa program studi atau sebuah program studi dengan
menggunakan berbagai sumber informasi yang meliputi: observasi, wawancara,
materi audio-visual, dokumentasi dan laporan. Berikut adalah penjelasan dari
teknik yang diambil.
1. Catatan lapangan
Teknik ini digunakan karena guna membantu peneliti untuk merekam secara
tertulis kejadian yang terjadi, terutama ketika pelaksanaan pembelajaran dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak serta peristiwa-peristiwa yang
adanya kerja sama antara orang tua dan guru.
2. Observasi
Menurut Wahyudin dan Agustin (2011, hlm. 59) pengamatan (obervasi)
adalah “suatu teknik yang dapat dilakukan untuk mendapatkan berbagai informasi
atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak”. Observasi dilakukan
dengan cara mengamati selama pembelajaran berlangsung dengan melihat aspek
karakter yang muncul. Teknik ini dilakukan hanya dengan cara mengamati dan
tidak melakukan intervensi pada anak. Observasi cara menghimpun bahan-bahan
atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan. Teknik ini digunakan untuk mengamati dan mencatat kondisi saat
proses belajar mengajar dalam upaya penanaman agama anak, letak geografis,
keadaan guru, hubungan kerja sama orang tua dan guru, keadaan siswa dan
seluruh data-data lain yang diperlukan dalam penelitian ini. Observasi yang
dilakukan penulis terjun langsung untuk mengetahui gejala-gejala yang diselidiki.
Teknik observasi digunakan pada kegiatan proses pembelajaran dalam
menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak. Tujuan peneliti melakukan
observasi ini yaitu untuk memperoleh data yang nyata, lengkap, tajam, spesifik
65
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentang hubungan orang tua dan guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan
pada anak.
3. Wawancara
Teknik Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan
mengadakan tanya jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematis dan
berlandaskan kepada tujuan pendidikan). Percakapan itu dilakukan dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancara memberikan jawaban atau pertanyaan itu (Creswell, 2014, hlm 268).
Wawancara ini ditujukkan kepada kepala sekolah, guru dan orang tua siswa
PAUD Khoiru Ummah untuk mendapatkan data implementasi kerja sama orang
tua dan guru dalam menamkan nilai-nilai keagamaan pada anak.
4. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen yang ada dan mempunyai hubungan dengan tujuan
penelitian.Melakukan pengumpulan dokumen beupa dokumen publik seperti
makalah, atau dokumen privat seperti buku harian, surat (Creswell, 2014, hlm
269).
Peneliti juga menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yakni data-
data yang telah diambil dari teori pustaka yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian digunakan sebagai landasan teori dalam pembahasan
masalah.
F. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 148) Instrumen penelitian merupakan salah
satu hal penting yang dapat mempengaruhi kualitas penelitian. Instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati.
Dalam penelitian studi kasus, instrumen penelitian adalah si penulis sendiri.
Peneliti sebagai instrumen dapat berhubungan langsung dengan responden dan
mampu memahami serta menilai berbagai bentuk dari interaksi di lapangan.
Menurut Moleong (2007, hlm. 168) Kedudukan peneliti dalam penelitian
kualitatif adalah ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data,
66
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
analisis, penafsir data, pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa peran peneliti sebagai instrumen berfungsi
untuk fokus terhadap penelitian baik dari sumber data, pengumpulan data, kualitas
data, analisis data serta membuat laporan dan temuan penelitian sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan penelitian.
1. Contoh Catatan Lapangan
Contoh format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat, sebagai berikut:
Tabel 3.1
Contoh Format Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
Tanggal : 9 september 2015
Waktu : 07.00 – 12.30
Tempat : PAUD HSG Khoiru Ummah
Tema/Kegiatan : Mata (Mataku bisa melihat bola)
Jam Deskripsi
07.30 a. Circle time
Hari ini anak-anak memakai baju olah raga. Guru RT
dan ibu guru yang lain mengajak anak masuk kelas
ruangan utama untuk berkumpul melingkar
menyanyikan lagu pembukaan
“Assalamu’alaikum”,“anggota badan” anak
membentuk lingkaran dan terpusat mengikuti guru.
Saat berdo’a RZ main-main, Ibu FT menyampaikan
adab-abad saat berdo’a, lalu RZ kembali ke tempat
duduk. Dilanjutkan do’a pembuka hati, mengucapkan
salam. untuk tahfizh, kelas B berpisah tempat
belajarnya di saung.
67
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Panduan Observasi
Observasi dilakukan di PAUD Khoiru Ummah karena di sekolah tersebut
terjadi kerja sama orang tua dan guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan
pada anak. Observasi dilakukan dengan bergantian setiap harinya. Di bawah ini
terdapat tabel pelaksanaan observasi proses pembelajaran menanamkan nilai-nilai
keagamaan pada anak di PAUD Khoiru Ummah, sebagai berikut.
67
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Penanaman Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia 5-6 Tahun
(Diadaptasi dari Permendikbud No 146 Tahun 2014 dan Syarbini & Gunawan (2014))
Lingkup Nilai-Nilai
Keagamaan
Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak
Kompetensi Dasar Indikator Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak
Nilai Keimanan/
Aqidah
Menganal agama yang
dianut
Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
Mengucapkan dua kalimat
syahadat
Menyebutkan rukun Islam
Menyebutkan rukun iman
Menyebutkan nama-nama 25
nabi
Menyebutkan nama-nama
Malaikat
Menyebutkan contoh cipataan
Allah (manusia, alam, hewan)
Menghargai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada
Tuhan
Menyanyikan lagu keagamaan
Menyebutkan Asma’ul Husna
Nilai Ibadah Mengerjakan Ibadah Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari Mengucapkan doa-doa pendek
Menyebutkan hari-hari besar
agama
Menyebutkan tempat ibadah
agama
Mengenal
Mengucapkan do’a sebelum
dan/atau seusdah melakukan
sesuatu
68
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan
tuntunan orang dewasa Melakukan gerakan wudhu
Melakukan gerakan sholat
Menjaga kebersihan diri
dan lingkungan
Menyayangi lingkungan Membuang sampah pada
tempatnya
Membereskan tempat bermain
Nilai Akhlaq Mengenal perilaku
baik/sopan dan buruk
Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak
mulia Berperilaku sopan dan peduli
melalui perkataan dan
perbuatannya secara spontan
(misal: mengucapkan maaf,
permisi, terima kasih)
Mengucapkan salam dan
membalas salam
Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan
akhlak mulia Mau menolong orang tua,
pendidik, dan teman
Mengucapkan salam dan
membalas salam
Berperilaku jujur, penolong,
sopan, hormat, tanggung
jawab, amanah, berani,
menepati janji, ikhlas
Tidak memaksakan kehendak
Menghargai teman
69
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Wawancara
Pelaksanaan wawancara dilakukan kepala kepala sekolah, guru PAUD
Khoiru Ummah serta orang tua siswa yang menjadi subjek penelitian di PAUD
Khoiru Ummah dengan mengacu pada pedoman lembar wawancara, yaitu sebagai
berikut.
Tabel 3.3
Contoh Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Nama Kepala Sekolah : Ibu Hj. Ir. EM
Tanggal/Waktu : 21 Desember 2015
No Aspek yang diamati Kode
1 Apa yang melatar belakangi visi, misi PAUD Khoiru Ummah
memberikan porsi untuk bekerja sama orang tua dan sekolah
secara intensif?
Jawab : awalnya pengalaman saya dengan para ibu-ibu tetangga
di rumah yang resah saat memasukkan anak ke sekolah anak
usia dini karena di wilayah kami mayoritas masih menitik
beratkan pada baca tulis hitung, nyanyian yang kurang
bernafaskan islami, berada di dalm ruangan sedangkan anak-
anak kami aktif sehingga kurang cocok selain itu kami bercita-
cita ingin anak-anak kami tahfidz dan bersyaksiyah islam,
karena pakaian anak-anak kami sudah diajarkan gamis jadi kami
pun ingin tetap membiasakan saat di sekolah, kami juga ingin
terlibat dengan pembelajaran anak karena mau tidak mau kami
seharian bersama anak. sehingga itu yang melatar belakangi
bahwa sekolah ini didirikan untuk menembalikan peran orang
tua terutama ibu yah dalam mendidik anak untuk menjadi
muslim yang berakhlak mulia.
G1
2
Bentuk-bentuk program apa saja yang sekolah lakukan untuk
kerja sama antara orang tua dan sekolah/guru?
Jawab : kegiatan orang tua dan guru ada disini. Misalnya ada
tasmi, anak-anak dipanggil satu-satu, orang tua menyimak.
Training, tahsin, orang tua harus memperbaiki bacaan anak
berkaitan program tahfidz. Untuk detail kegiatannya, melibatkan
orang tua, melibatkan anak ada di kegiatan harian dari mulai
bangun tidur. Ada binder seperti buku tahfidz, nanti orang tua
mengisi dari mulai bangun tidur terus sampai tidur lagi, kegiatan
harian. Sholat shubuh, mandi, makan semuanya ada detail.
G1(1.a
,b,c,
d,e,f)
70
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Contoh Pedoman Wawancara Guru
Nama Guru : Ibu ML, S.Pd
Tanggal/Waktu : 26 Juni 2016
Tabel 3.5
Contoh Pedoman Wawancara Orang Tua
Nama Orang Tua : Ibu SS (OT1)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal/Waktu : 1 Juli 2016
G. Analisis Data
Noor (2011, hlm. 163) mengatakan teknik analisis data merupakan cara
menganalisis data penelitian, termasuk alat-alat statistik yang relevan untuk
digunakan dalam penelitian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
teknik thematic analysis atau analisis tematik. Penggunaan analisis tematik
memungkinkan peneliti menemukan pola yang pihak lain tidak bisa melihatnya
No Aspek yang diamati Kode
1 Sudah berapa lama Ibu bekerja di PAUD?
Jawab : dari tahun 2013 sampai sekarang alhamdulillah sebagai
pengelola juga disini.
G2
(1)
2
Seberapa sering Ibu berkomunikasi dengan orang tua anak?
Jawab : sering, sehabis pulang sekolah, atau saat orang tuanya
mengantar,
G2
(2.a)
3 Apakah Ibu sering melibatkan (meminta bantuan) orang tua
disekolah dalam pembelajaran?
Jawab : jika ada yang belum bisa ditinggal anaknya kami
meminta bantuan orang tua untuk mendampingi.
G2
(3.b)
No Aspek yang diamati Kode
1 Ibu/Bapak mengetahui PAUD Khoiru Ummah dari mana?
Jawab : Dari teman ngaji.
1.a
2
Apakah Ibu/Bapak suka menghadiri parenting yang dilakukan
sekolah? Bagaimana tanggapan Ibu/Bapak terhadap tema-tema
yang dibahas dalam parenting?
Jawab : Iya.. Bagus dan sangat membantu kami untuk tau
bagaimana caranya mendidik anak dengan Islam dengan penuh
visi dan misi.
1.a,b
3 Apakah Ibu/Bapak pernah dikunjungi oleh guru ke rumah?
Biasanya apa saja yang dibahas?
Jawab : Pernah.. Ketika anak saya sedang sakit, yang dibahas
seputar anak saya yang sedang sakit apa, dan obrolan ibu-ibu.
1.c
71
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara jelas. Pola atau tema tersebut tampil seolah secara acak dalam tumpukan
informasi yang tersedia. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi,
yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema, atau indikator yang kompleks,
kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu atau hal-hal di antara gabungan
dari yang telah disebutkan.
Creswell (2014, hlm 276) mengemukakan lima langkah dalam analisis data,
yaitu : 1) mempersiapkan data (data mentah, transkripsi, data lapangan), 2)
mengolah dan mempersipakan data untuk dianalisis seperti transkripsi
wawancara, scenning pembelajaran, memilah-milah dan menyusun data sesuai
dengan informasi, 3) membaca keseluruhan data, 4) menganalisis dengan cara
sistem coding, 5) menerapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting
kategori dan tema-tema yang akan dinalisis. Data yang terkumpul, dikerjakan dan
dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menjawab persoalan-persoalan yang
diajukan dalam kajian lapangan. Data yang ada tersebut diolah dan dianalisis
dengan menggunakan tabulasi dengan memberikan kode terhadap item-item.
Berdasarkan uraian, maka dapat disimpulkan bahwa analisis tematik dalam
penelitian ini akan mengacu pada pertanyaan penelitian terkait pada implementasi
kerja sama orang tua dan guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan pada
anak pada anak. Tahapan analisis data dalam penelitian menurut Alwasilah
(2012, hlm. 113-120) menulis catatan lapangan, koding, kategorisasi, pengolahan
data tema penelitian untuk dianalisis dan ditampilkan.
Melakukan Pengodean Data (Coding) Berdasarkan Tematik
Data yang telah diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian
diberikan kode-kode tertentu sesuai dengan tema yang didasarkan pada rumusan
pertanyaan penelitian. Hal tersebut akan memudahkan penulis melakukan
interpretasi terhadap data (Alwasilah, 2012, hlm. 114).
Dalam tahap ini penulis mengidentifikasi data dari hasil observasi berupa
catatan lapangan dan hasil wawancara berdasarkan kode-kode tertentu yang dapat
membantu penulis untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu, bentuk
kerja sama, upaya orang tua di rumah serta upaya guru di sekolah, faktor
dukungan dan hambatan, dan hasil penanaman nilai-nilai keagamaan anak.
72
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun kategorisasi kode-kode yang muncul pada data dengan tema yang
didasarkan pada pertanyaan penelitian dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 3.6
Contoh Daftar Kode Penyajian Data
Kerja Sama Orang Tua dan Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai
Keagamaan pada Anak
Tema Kode yang Muncul Subjek
Bentuk Kerja
Sama Orang
Tua dan Guru
1. Parenting
Education
a. Partisipasi dalam
kelompok orang tua
b. Partisipasi dalam
forum ilmiah
c. Kunjungan rumah
home visit
d. Partisipasi dalam
layanan informasi
tentang perkembangan
anak pada berbagai
media
Kepala
Sekolah
(KS), Guru
(G), Orang
tua (OT)
2. Komunikasi a. Komunikasi langsung
b. Komunikasi tidak
langsung
Kepala
Sekolah
(KS), Guru
(G), Orang
tua (OT)
3. Volunteer a. Membantu tugas guru
di sekolah
b. Partisipasi pada
kegiatan anak di
sekolah
Kepala
Sekolah
(KS), Guru
(G), Orang
tua (OT)
4. Pembelajaran
di rumah
Kegiatan orang tua
dalam bimbingan
nilai-nilai keagamaan
pada anak
Kepala
Sekolah
(KS), Guru
(G), Orang
tua (OT)
5. Pengambilan a. Mengikuti organisasi Kepala
73
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keputusan orang tua di sekolah
b. Ikut menetapkan
peraturan dan
kebijakan di sekolah
Sekolah
(KS), Guru
(G), Orang
tua (OT)
6. Kolaborasi Ikut serta dalam
kegiatan bersama
komunitas masyarakat
Kepala
Sekolah
(KS), Guru
(G), Orang
tua (OT)
Peran Orang
Tua di
Rumah
dalam
menanamkan
nilai
keagamaan
1. Memelihara
dan
Membesarkan
Anak
a. Memelihara kesehatan
anak
c. Memberikan makanan
halal dan thoyib
d. Memberikan
kesempatan anak
untuk bermain
bersama teman
e. membiasakan anak
berolahraga
f. membiasakan
bersiwak
g. menjaga kebersihan
kuku
h. melatih anak tidur
setelah shalat Isya dan
bangun dini untuk
Subuh
Orang tua
(OT)
2. Melindungi
dan menjamin
keamanan
anak
a. Memilihkan
lingkungan rumah
yang kondusif untuk
anak
b. menjalin harmonisasi
antara ibu dan ayah.
Orang tua
(OT)
74
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memberi
Pendidikan
a. Mengajarkan Al-
Qur’an pada anak
b. Mengajarkan sholat
c. Mengajak anak ke
mesjid
d. Melatih anak berpuasa
e. Mengajarkan tata cara
ibadah haji
f. Melatih anak
membayar zakat
g. Menanamkan adab-
adab pada anak
Orang tua
(OT)
4. Membahagiak
an anak
a. Mengajak rekreasi pada
anak
b. Memberikan pujian jika
anak berbuat baik
c. memberikan kasih
sayang (memeluk,
mencium, mendo’akan)
Orang tua
(OT)
Peran Guru
di Sekolah
dalam
menanamkan
nilai
keagamaan di
sekolah
1. Informator a. Memberikan
informasi apa yang
ditanyakan anak
b. Melakukan
peningkatan valensi
diri untuk
mendapatkan banyak
informasi tentang
perkembangan anak
Guru (G)
2. Organisator a. Menyusun kalender
akademik untuk anak
b. Merencanakan
program pembelajaran
Guru (G)
75
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bulanan, harian anak
c. Membuat tata tertib
kelas
3. Motivator a. Meningkatkan
semangat menghafal
Al-Qur’an
b. Menumbuhkan
aktivitas dan
kreativitas anak
c. merangsang dan
memberikan dorongan
pada anak
Guru (G)
4. Inisiator Memberikan ide
kegiatan pada anak
Guru (G)
5. Transmitter Bijak dalam
mengkondisikan saat
anak bertengkar
Guru (G)
6. Fasilitator a. menciptakan suasana
kegiatan belajar
mengajar
menyenangkan
b. menciptakan setting
class yang nyaman
untuk anak
Guru (G)
7. Mediator a. menengahi atau
memberikan jalan
keluar dalam kegiatan
diskusi anak
b. sebagai media
melaksanakan adab-
adab seperti adab
mencintai ilmu, adab
Guru (G)
76
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
makan, adab
mendengarkan Al-
Qur’an, adab meminta
izin, adab
berpenampilan
c. media untuk anak
menghafal Al-Qur’an,
hadits
d. menggunakan
berbagai metode untuk
menanamkan nilai
keagamaan pada anak
dengan metode Hiwar
Qurani dan Nabawi,
kisah Qurani dan
Nabawi, amtsal,
Teladan, Pembiasaan,
’Ibroh dan Mau’izah,
Targhib dan Tarhib
8. Evaluator a. Menilai sikap anak
b. Menilai dari berbagai
teknik (fortopolio,
anekdot, unjuk kerja,
dll)
Guru (G)
Faktor-Faktor
yang
Mempengaru
hi Kerja
Sama Orang
Tua dan Guru
1. Sejarah a. Orang tua memiliki
kesan negatif pada
sekolah sebelumnya
b. Sekolah terkesan
hanya meminta dana
c. Guru yang
mendominasi kegiatan
Kepala
Sekolah
(KS), Guru
(G), Orang
tua (OT)
2. Demografis
orang tua
a. Perubahan struktur
keluarga karena
perceraian sehingga
yang terlibat bukan
Kepala
Sekolah
(KS), Guru
(G),
Orang tua
(OT)
77
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
orang tua
b. Kedua orang tua
bekerja
3. Ekonomi Kemampuan orang tua
dalam pembiayaan
sekolah anak
Orang tua
(OT)
Langkah pengkodean tematik ini dipilih oleh peneliti karena dalam masalah
yang diteliti cukup jelas poin-poinnya sehingga tidak menggunakan metode
grounded yang mengumpulkan semua temuan dilapangan kemudian baru di
kelompokkan kedalam tema. Pengembangan tema seperti yang telah diuraikan di
atas, hasil analisis data dalam penelitian ini akan digambarkan secara naratif pada
hasil penelitian dan pembahasan dalam bab IV.
H. Isu Etik
Dalam isu etik penelitian ini peneliti harus mengetahui dan paham tentang
etika sebelum melakukan penelitian. Aspek isu etik dalam penelitian ini terdiri
dari nilai individu peneliti terkait kejujuran dan integritas personal, serta tanggung
jawab terhadap subyek riset terkait izin, kerahasiaan, keanoniman, dan kesopanan
sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan moral peneliti.
Terdapat 5 prosedur etik yang dilakukan oleh penulis didasarkan pada
pernyataan Creswell (2014, hlm 130-137) yakni sebagai berikut:
1. Prosedur Etik dalam Penentuan Masalah Penelitian
Penentuan masalah dalam penelitian ini berdasarlan pada urgensi dan
manfaat penelitian yaitu terkait dengan kerjasama orang tua dan guru dalam
proses pembelajaran PAUD serta faktor-faktor pendukung dan hambatan yang
mempengaruhinya. Penelitian ini tidak semata-mata ditujukan untuk kepentingan
penelitian saja, namun dapat diaplikasikan pada Pendidikan Anak Usia Dini.
2. Prosedur Etik dalam Penentuan Tujuan Penelitian dan Rumusan Masalah
Dalam penentuan tujuan penelitian dan rumusan masalah dalam prosedur
etis, bahwa tujuan penelitian dan rumusan masalah dari peneliti dijelaskan terlebih
dahulu kepada para subjek penelitian. Peneliti menyampaikan terlebih dahulu
78
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada subyek penelitian yakni orang tua murid dan pihak sekolah terkait dengan
tujuan penelitian yang penulis lakukan.
3. Prosedur Etis dalam Pengumpulan data
Prosedur etis dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Persetujuan dari partisipan
Persetujuan dari partisipan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh
seorang peneliti ketika akan melaksanakan suatu penelitian (Creswell, 2014, hlm
133). Peneliti mengurus dan meminta izin kepada pihak PAUD Khoiru Ummah
karena disana terjadi kerjasama aktif antara orang tua dan guru dalam
pembelajaran. Peneliti mengajukan izin kepada guru dan orang tua murid dengan
cara berdiskusi apakah partisipan bersedia atau tidak menjadi subyek penelitian.
Setelah partisipan bersedia menjadi subjek penelitian, Peneliti meminta izin
kepada pihak sekolah, guru dan orang tua untuk dapat menggunakan alat
pendokumentasian berupa kamera digital dalam pengambilan data penelitian.
b. Respek pada lokasi yang diteliti
Saat pengumpulan data penelitian, penulis tidak terlibat langsung dalam
proses pembelajaran, karena dalam studi kasus peneliti tidak ada intervensi
apapun pada subjek penelitian. Penulis mengobservasi dengan mengambil
dokumentasi dari jauh dan mempersiapkan alat perekam otomatis di ruang
sekolah. Waktu pengumpulan data disesuaikan dengan kesediaan pihak sekolah
dan kesediaan guru serta orang tua murid.
c. Mutualitas antara penulis dan partisipan
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dapat memberi manfaat bagi
penulis untuk menyelesaikan studi dan juga partisipan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Creswell yakni penelitian merupakan upaya perbaikan terhadap
masalah yang dialami oleh partisipan serta sharing tentang hambatan, pengalaman
yang pernah partisipan alami, sehingga dalam hal ini terjadi mutualitas antara
penulis dan partisipan (Creswell, 2014, hlm. 135). Pada penelitian ini partisipan
dapat mengetahui faktor-faktor pendukung dan hambatan dalam menanamkan
nilai-nilai agama Islam pada anak sehingga dapat menjadi evaluasi bagi
partisipan.
79
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Kerahasiaan dalam pengumpulan data melalui wawancara
Kerahasiaan dalam pengumpulan data melalui wawancara menurut
Creswell (2014, hlm. 133) adalah bahwa proses wawancara dalam sebuah
penelitian kualitatif sudah dipandang sebagai penelitian moral, sehingga peneliti
harus lebih berhati-hati ketika melakukan proses wawancara karena bisa saja
partisipan tidak ingin identitasnya diketahui atau sebaliknya. Peneliti berupaya
menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sensitif yang dapat menyinggung
perasaan subjek. Peneliti hanya menekankan proses wawancara untuk
memperoleh data terkait dengan kerjasama orang tua dan guru dalam
menanamkan nilai-nilai agama Islam pada anak.
4. Prosedur Etik Analisis dan Interpretasi Data
Prosedur etis dalam analisis dan interpretasi data menurut Creswell (2014,
hlm. 136) adalah sebagai berikut:
a. Memproteksi anonimitas partisipan
Sebuah penelitian harus mampu memproteksi anonimitas individu, peran-
peran dan peristiwa yang diteliti. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti
tidak memasukkan nama-nama subjek selama proses coding dan penulisan hasil
penelitian. Penulis menggunakan kode seperti Pak AB, Pak BC, Bu CD dan
seterusnya. Sedangkan untuk pencantuman nama lokasi penelitian, pihak lembaga
telah memberikan izin untuk dicantumkan dalam penelitian.
b. Menjaga kepemilikan data
Penulis juga menjaga kepemilikan data sehingga tidak ada pihak lain yang
tidak berkompeten dapat memiliki data tersebut untuk melakukan proteksi
terhadap data agar tidak sembarangan diberikan pada pihak lain.
c. Memastikan informasi yang diperoleh benar-benar akurat
Proses interpretasi data dilakukan dengan selalu memastikan bahwa
informasi yang diperoleh benar-benar akurat.
80
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Prosedur Etik dalam Menulis dan Melaporkan Hasil Penelitian
Prosedur etik dalam menulis dan melaporkan hasil penelitian diterangkan
sebagai berikut:
a. Tidak menggunakan kata-kata yang mengandung bias
Penelitian hendaknya tidak menggunakan bahasa atau kata-kata yang
mengandung bias pada orang-orang tertentu, baik itu bias gender, ras etnis atau
usia (Creswell, 2014, hlm. 137). Berdasarkan hal diatas, penulis memilih
menggunakan istilah Ibu dan Bapak untuk mengganti istilah subjek dalam
penelitian dan adab Islam untuk mengganti istilah etika.
b. Mengekspos detail-detail penelitian
Seorang peneliti perlu mengekspos detail-detail penelitian secara jelas agar
kredibilitas penelitian dapat diketahui oleh pembaca (Creswell, 2014, hlm. 138).
Berdasarkan hal tersebut, penulis berupaya untuk mendeskripsikan hasil
penelitian secara detail dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang
mendukung dan berlandaskan prosedur yang sesuai pada setiap bab.
I. Validitas dan Reliabilitas
Validitas penelitian adalah upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil
penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu (Creswell, 2014, hlm
285). Sedangkan reliabilitas adalah indikasi bahwa pendekatan yang digunakan
peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti lain, untuk proyek-proyek
yang berbeda (Creswell, 2014 Gibbs, 2007). Sehingga validitas dan reabilitas
sangatlah penting dalam sebuah penelitian. Penelitian yang baik adalah penelitian
yang dapat dipercaya, akurat, dapat dipertanggungjawabkan seeta autentik.
Di bawah ini adalah proses validitas dan reliabilitas yang dilakukan dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Triangulasi
Triangulasi adalah untuk pengecekan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara, dan berbagai Pengumpulan data, Reduksi data penyajian data
(Sugiyono, 2007).
Triangulasi dalam penelitian ini didapatkan dari hasil catatan lapangan,
wawancara dan dokumentasi melalui video dan foto serta sound recorder. Selain
81
Ajeng Sri Hikmayani, 2016 Implementasi Kerja Sama Orang Tua Dan Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Keagamaan Pada Anak Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu, penulis juga memperoleh data tambahan dari orang tua, guru dan pihak
sekolah sebagai sumber yang kredibel.
2. Refleksivitas
Refleksivitas menurut Creswell (2014, hlm. 287) adalah proses dimana
peneliti mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti kedalam penelitian.
Dengan melakukan refleksi diri terhadap kemungkinan-kemungkinan munculnya
bias dalam penelitian, peneliti akan mampu membuat narasi yang terbuka dan
jujur yang akan dirasakan oleh pembaca.
Refleksivitas yang dilakukan dalam penelitian ini peneliti hanya sebagai
observer dalam penelitian, dan tidak mempunyai jabatan apapun PAUD Khoiru
Ummah. Peneliti menyadari bahwa meskipun sebelumnya peneliti sudah
berkomunikasi dan berkenalan, namun ketika pemilihan tempat penelitian sudah
memiliki kecenderungan berkesan dalam melihat program kerja sama antar orang
tua dan guru melalui website sekolahnya. sebagai peneliti dalam proses
pengumpulan dan pengolahan data sangat dipengaruhi oleh pandangan peneliti
dan menjadi sangat subjektif. Namun untuk mengatasi hal tersebut, peneliti saat
ke lapangan membawa instrumen-instrumen agar secara objektif melihat keadaan
seperti format wawancara guru, wawancara pada orang tua. Saat mewawancara
maupun observasi, peneliti bertindak seperti peneliti yang menjaga jarak
keakraban dengan guru dengan melihat kondisi nyata dilapangan. Setelah itu
dalam pengolahan data peneliti berusaha mempelajari langkah-langkah analisis
data agar sesuai dengan aturan dan prosedur yang tepat.