BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. 2. - Portal...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. 1. 2. - Portal...
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan sepakbola milik Sanggar
Kegiatan belajar Groggol di daerah Grogol Kab. Kediri.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 27 kali pertemuan atau selama 2
bulan dengan frekuensi pertemuan dalam satu minggu 3 kali tatap muka dengan
waktu 90 menit setiap latihan. Penentuan aktu latihan dengan frekwensi tiga kali
seminggu sesuai pendapat Brooks & Fahey (1984:405), bahwa dengan frekuensi
tiga kali perminggu akan terjadi peningkatan kualitas keterampilan. Dengan
alasan bahwa latihan tiga kali perminggu akan memberikan kesempatan bagi
tubuh untuk beradaptasi terhadap beban latihan yang diterima. Latihan yang akan
dilaksanakan menurut jadwal latihan Sanggar kegiatan belajar Groggol yaitu
selasa, kamis, dan minggu. Waktu latihan antara pukul 15.30 s.d. 17.00 WIB.
Berikut ini akan disajikan tabel rancangan penelitian yang berisikan jadwal
kegiatan penelitian. Dimulai dengan persiapan, pelaksanaan tes dan perlakuan
hingga kegiatan setelah melakukan pengumpulan data pada penelitian.
60
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian:
No Kegiatan Minggu Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan
- Persiapan Program
- Persiapan Perlengkapan
- Persiapan Data Pemain
2 Pelaksanaan
- Tes Koordinasi Mata-kaki
- Tes Awal Dribbling Bola
- Penglompokan Pemain
- Pemberian latihan dan Treatment
- Tes Akhir Dribbling Bola
3 Pengolahan Data Hasil Penelitian
- Penyusunan Hasil
- Pengolahan Hasil
Keterangan:
: Pelaksanaan Kegiatan
B. Metode dan Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan desain faktorial 2 X 2. Desain faktorial merupakan suatu pola yang
menyediakan kemungkinan bagi peneliti untuk meneliti pengaruh dua jenis
variabel eksperimen atau lebih. Eksperimen faktorial menurut Sudjana (2002:148)
mengatakan bahwa, “eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor
dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor yang ada dalam
eksperimen”. Metode ini menemukan faktor-faktor sebab akibat, mengontrol
peristiwa-peristiwa dalam interaksi variabel-variabel serta memprediksi hasil-
hasilnya pada tingkat tertentu.
Kegiatan penelitian yang menggunakan metode eksperimen, desainnya
dapat terdiri dari beberapa macam, tergantung pada beberapa banyak variabel dan
61
jumlah sel yang akan diteliti. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
faktorial 2 X 2, yang secara rinci rancangan penelitiannya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Eksperimen Faktorial 2 X 2
Variabel Atributif
Variabel Manipulatif
Koordinasi Mata – Kaki (B)
Koordinasi Mata
– Kaki Tinggi (B1)
Koordinasi
Mata – Kaki
Rendah (B2)
Latihan Variasi
Ladder Drill
(A)
Ickey Shuffle (A1) a1b1
(15 siswa)
a1b2
(15 siswa)
X-Over zig zag
(A2)
a2b1
(15 siswa)
a2b2
(15 siswa)
Keterangan :
A : Latihan variasi Ladder drill
A1 : Latihan Ickey shuffle
A2 : Latihan X-over Zig zag
B : Koordinasi Mata – Kaki
B1 : Koordinasi Mata – Kaki Tinggi
B2 : Koordinasi Mata – Kaki Rendah
a1b1 : Latihan Ickey shuffle dengan Koordinasi Tinggi
a2b1 : Latihan X-Over Zig Zag dengan Koordinasi Tinggi
a1b2 : Latihan Ickey shuffle dengan Koordinasi Rendah
a2b2 : Latihan X-Over Zig Zag dengan Koordinasi Rendah
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel dan 1 variabel dependen,
dengan rincian variabel sebagai berikut :
1. Variabel Independen terdiri dari :
a. Variabel Manipulatif, merupakan perlakuan dua latihan variasi ladder
drill yaitu Ickey shuffle dan X-Over Zig Zag.
62
b. Variabel atributif, merupakan variabel yang melekat pada sampel dan
menjadi sifat dari sampel tersebut yang dalam penelitian ini koordinasi
mata kaki yang terdiri dari dua taraf yaitu koordinasi mata-kaki tinggi
dan koordinasi mata-kaki rendah.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah peningkatan keterampilan
menggiring bola pada permainan sepakbola.
D. Definisi Oprasional Variabel
Definisi oprasional variabel dari masing-masing variabel penelitian perlu
dijelaskan agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda.
1. Ladder drill
Ladder drill merupakan suatu latihan anaerobic dalam bentuk lari dilintasan
ladder. Alat ladder drill ini berbentuk tangga yang diletakkan di bidang datar.
2. Latihan Ickey shuffle
Latihan Ickey shuffle adalah metode latihan menggunakan alat ladder drill dengan
cara melangkah ke kotak tangga. Sikap awalan posisi berada di samping kotak
awal ladder drill, kemudian melangkah ke kotak anak tangga ladder drill. mulai
dari kotak pertama kemudian menuju kotak ke dua secara bergantian sebelum
melangkah tempatkan satu kaki di luar kota, lakukanlah secara bergantian.
Latihan ini merupakan latihan untuk meningkatkan kelincahan.
3. Latihan X over zig zag
Latihan X over zig zag adalah jenis latihan yang menggunakan alat ladder drill
dengan cara melangkah ke kota tangga. Sikap awalan berada di samping kotak
awal ladder drill, dengan posisi agak menyerong. Kemudian langkah selanjutnya
melangkah masuk tangga ladder dan keluar lintasan ladder dengan kaki secara
bergantian. Latihan ini merupakan latihan untuk meningkatkan kelincahan.
4. Koordinasi
Koordinasi adalah perpaduan dua prilaku atau lebih, dimana antara satu dengan
yang lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak.
63
a. Koordinasi mata-kaki tinggi
Kemampuan seseorang dalam melaksanakan tes koordinasi mata-kaki
memperoleh skor tinggi yang dihasilkan ketika menendang sasaran di gawang.
b. Koordinasi mata-kaki rendah
Kemampuan seseorang dalam melaksanakan tes koordinasi mata-kaki
memperoleh skor rendah yang dihasilkan ketika menendang sasaran di
gawang.
5. Keterampilan Menggiring Bola
Keterampilan gerak dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan
tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Keterampilan menggiring bola dalam
permainan sepakbola merupakan kualitas penampilan pemain dalam melakukan
tugas gerak menggiring bola dalam permainan sepakbola. Penelitian ini
keterampilan menggiring bola adalah hasil yang mampu diraih pemain sepakbola
ketika melakukan menggiring bola dengan menggunakan test Soccer Dribble Test
milik Verducci.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah individu yang ditetapkan sebagai objek penelitian yang
dikenai generalisasi. Populasi pada penelitian ini mengambil anak laki-laki
dengan usia 14-18 Tahun pada pemain Sanggar kegiatan belajar grogol,
Kabupaten Kediri berjumlah 70 pemain.
2. Sampel
Banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 pemain
dari 70 populasi yang diperoleh dengan teknik Purposive random sampling,
dikatakan teknik Purposive random sampling yaitu populasinya dalam penelitian
ditentukan untuk mewakili populasi dan ikut dalam penelitian ini. Pengambilan
sampel penelitian berdasarkan tingkat koordinasi mata-kaki yang dimiliki pemain.
Untuk menjadi sampel dalam penelitian ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan
untuk memenuhi tujuan penelitian. Ketentuan tersebut antara lain:
64
1. Jenis kelamin
2. Berminat untuk mengikuti latihan sepakbola
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Bersedia menjadi sampel
5. Memiliki dasar yang baik, didasarkan hasil observasi dan tes.
Seluruh sampel pemain sebanyak 60 orang dilakukan tes koordinasi mata-
kaki, kemudian hasil yang diambil untuk sampel penelitian dirangking dengan
tujuan untuk mengetahui pemain yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi dan
koordinasi mata-kaki rendah.
Hasil rangking sampel koordinasi mata-kaki pemain tersebut diambil
dengan dasar nilai rata-rata pemain yang didapat, selanjutnya peringakat 1 sampai
dengan 30 yang tergolong diatas mean masuk dalam golongan koordinasi mata-
kaki tinggi. Penentuan tingkat koordinasi rendah nantinya nilai yang dibawah nilai
rata-rata atau nilai mean. Selanjutnya setelah dibagi kelompok untuk masuk
kedalam materi latihan atau treatment latihan kelincahan dan menggiring bola.
Koordinasi mata-kaki tinggi dibagi lagi dua kelompok dan koordinasi mata-kaki
rendah dibagi dua kelompok, masing-masing kelompok mendapat 15 siswa. Jadi,
15 siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi ikut latihan Ickey Shuffle, 15
siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki rendah ikut latihan Ickey shuffle, 15
siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi ikut latihan X-over zigzag, 15
siswa yang memiliki koordinasi mata-kaki rendah ikut latihan X-over zigzag
F. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dikumpulkan dengan tes dan pengukuran. Tes yang
dilakukan untuk pengambilan data penelitian ini adalah :
1. Data Koordinasi Mata-Kaki
Pengambilan data koordinasi mata-kaki dilakukan dengan soccer wall volley
test (Ismaryati, 2008:54).
2. Data Keterampilan Menggiring Bola
Kemampuan menggiring bola diperoleh dengan tes menggiring bola dengan
zigzag melewati lima rintangan dalam waktu sesingkat mungkin (Verducci,
65
1980:334). Tes ini ditujukan untuk melatih kelincahan keterampilan menggiring
bola pada permainan sepakbola, usia tes ditujukan untuk 16-19 tahun. Tes
dilakukan 2 kali, yaitu test awal (pre test) dan tes akhir (post test).
3. Mencari Reliabilitas
Penghitungan reliabilitas data menggunakan teknik intraclass correlation
dari Baumgartner,A.T & Jackson,S.A (1998:118-119). Langkah-langkah
perhitungan reliabilitas dengan interclass correlation sebagai berikut :
1) Mencari nilai ( )
( )
2) Menghitung SST,SSS, dan SSI dengan rumus :
SST = -( )
SSS = ( )
-( )
SST = ( )
-( )
SSI = ( )
( )
( )
3) Hasil-hasil penghitungan diringkas dalam tabel anava :
Tabel 3.3. Ringkasan anava untuk uji reliabilitas
Sumber Variasi Df SS MS
Diantara Subyek n – 1 SSS SSS /dfs
Diantara Trial k – 1 SSt SSt / dft
Interaksi (n-1)(k-1) SSI SSI / dfI
Total nk – 1 SST SST / dfT
4) Mencari reliabilita dengan rumus :
66
Keterangan :
R = Koefisien reliablitas
SSS = Jumlah dalam kelompok
SSW = Jumlah antar kelompok
MSS = Rata-rata dalam kelompok
MSW = Rata-rata antar kelompok
df = Drajat bebas
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah Analisis
Varian (ANAVA) rancangan 2 jalur. Pengujian hipotesis dilakukan dengan taraf
signifikasi α = 0.05. Mengingat analisis data penelitian dilakukan dengan
menggunakan ANAVA, maka sebelum sampai pada pemanfaatan ANAVA, perlu
dilakukan adalah melakukan uji prasyaratan yaitu meliputi : (1) Uji Normalitas, dan
(2) Uji Homogenitas Varians (Sudjana, 1999:261-264)
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam
penelitian berasal dari sampel berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji
homogenitas variansi dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
perlakuan berasal dari populasi yang memiliki variansi homogen atau tidak. Urutan
langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah :
1. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji
normalitas (Uji Lilliefros) dan uji Homogenitas Varians (Uji Bartlet).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data penelitian ini menggunakan metode Lilliefros
(Sudjana,1994:466). Adapun prosedur pengujian normalitas tersebut adalah
sebagai berikut :
67
1) Pengamatan x1, x2,....., xn dijadikan bilangan baku z1, z2,....., zn dengan
menggunakan rumus :
Keterangan :
= Rata-rata
Xi = Nilai variabel
s = Simpangan baku
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z ≤ zi)
3) Selanjutnya digitung proporsi z1, z2,..., zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsinya dinyatakan oleh S(zi), maka
( )
4) Hitung selisih F (zi)-S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
Harga terbesar ini merupakan Lhitung.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan Uji Bartlet. Langkah-langkah
pengujiannya antara lain sebagai berikut :
a. Membuat taberl perhitungan yang terdiri dari kolom-kolom kelompok
sampel; dk (n-1);1/dk;SD12, dan (dk) log SDi
2 .
b. Menghitung varians gabungan dari semua sampel.
Rumusnya : SD2 = ( )
( - ) )
B= ( - )
c. Menghitung χ2
Rumus : χ2 = (Ln)B-(n-1) Log Sdil ........... (2)
dengan (Ln10) = 2,3026
Hasilnya (χ2
hitung) kemudian dibandingkan dengan χ2
tabel, pada taraf
signifikansi α = 0,05 dan dk (n-1).
68
d. Apabila χ2
hitung < χ2
tabel, maka H0 diterima.
Artinya varians sampel bersifat homogen. Sebaliknya apabila
χ2
hitung > χ2
tabel, maka H0 ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak
homogen.
2. Pengujian Hipotesis
a. Anava Rancangan Faktorial 2 x 2
1) Metode AB untuk perhitungan Anava Dua Faktor
Tabel 3.4 Ringkasan Anava Dua Faktor
Sumber
variasi
Dk JK RJK F0
Rata-rata
Perlakuan
1 Ry R
A a-1 Ay A A/B
B b-1 By B B/E
AB (a-1)(b-1) ABy AB AB/E
Kekeliruan Ab(n-1) Ey E
Keterangan:
A : Taraf faktorial A
B : Taraf faktorial B
n : Jumlah sampel
2) Hipotesis Statistik
Hipotesis 1 H0 : μ A1 = μ A2
H1 : μ A1 ≠ μ A2
Hipotesis 2 H0 : μ B1 = μ B2
H0 : μ A1 ≠ μ A2
Hipotesis 3 H0 : AXB = 0
H1 : AXB ≠ 0
Keterangan :
μ : Nilai rata-rata
69
A : Variasi Ladder drill
B : Koordinasi mata-kaki
μA1 : Rata-rata kelompok dengan latihan Ickey shuffle
μA2 : Rata-rata kelompok latihan X-over zigzag
μB1 : Rata-rata kelompok dengan koordinasi mata-kaki tinggi
μB2 : Rata-rata kelompok dengan koordinasi mata-kaki rendah
μA1 B2 : Interaksi antara variasi latihan Ladder drill dengan koordinasi
mata-kaki
3) Kriteria Pengujian Hipotesis
Jika F ≥ F (1-α) (V1 – V2), maka Hipotesis nol ditolak
Jika F < F (1-α) (V1 – V2), maka Hipotesis nol diterima
Dengan : dk pembilang V1 (k-1) dan dk penyebut V2 = (n1+... nk - k), α =
taraf signifikansi untuk pengujian hipotesis.
b. Uji rentang Newman-Keuls Setelah Anava
Menurut Sudjana (1994:36) langkah-langkah untuk melakukan Uji Newman-
Keuls adalah sebagai berikut :
1. Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya, dan yang paling
kecil sampai kepada yang terbesar.
2. Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJKe disertai dk-nya.
3. Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk tiap perlakuan dengan rumus :
( )
RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA.
4. Tentukan taraf signifikansi α, lalu gunakan daftar rentang student. Untuk
uji Newman-Keuls, diambil v = dk dari RJK (kekeliruan) dan p= 2,3 ....,k.
harga-harga yang didapat dari badan daftar sebanyak (k-1) untuk v dan p
supaya dicatat.
5. Kalikan harga-harga yang didapat dititik ... diatas masing-masing dengan
Sy, dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang
signifikan terkecil (RST).
70
6. Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencapai p-k
selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-1), dan
seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua
rata-rata terkecil dengan RST untuk p = (k-1), selisih rata-rata terbesar
kedua dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk p = (k-2), dan
seterusnya. Dengan jalan begini, semuanya akan ada 1/2 k (k-1) pasangan
yang harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar dari
pada RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikansi diantara rata-rata perlakuan.