BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat...
FTIP001654/031
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2011 di
Laboratorium Mikrobiologi, Pasca Panen dan Teknologi Proses Fakultas
Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak sereh wangi
varietas Mahapengiri, yang diperoleh dari desa Ciptasari – Pamulihan, Kabupaten
Sumedang. Bahan untuk basis salep, yaitu kolesterol, setil alkohol, cera alba,
vaselin album, propilenglikol, natrium lauril sulfat, polyethylene glycol 4000,
polyethylene glycol 400 dan air suling.
3.2.2 Alat Membuat dan Uji Salep
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
pH indikator, digunakan untuk pengukuran pH pada salep.
Timbangan analitik, digunakan untuk penimbangan.
Gelas ukur 250 ml, digunakan untuk pengukuran volume larutan dan
minyak sereh wangi.
Piknometer, digunakan untuk pengkondisian suhu bahan pada penentuan
bobot jenis minyak sereh wangi.
Water Bath, digunakan untuk pemanasan media agar untuk uji antibakteri.
Refraktometer, digunakan untuk pengukuran indek bias.
Beaker glass 500 ml, digunakan untuk pencampuran larutan.
Mortar, digunakan untuk pengecilan ukuran.
Corong pemisah, digunakan untuk pemisahan minyak sereh wangi.
Stopwatch, digunakan untuk pengukuran waktu.
FTIP001654/032
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
19
Inkubator, digunakan untuk inokulasi bakteri.
Cawan porselen, digunakan untuk pembuatan salep.
Oven, digunakan untuk proses sterilisasi dalam pembuatan salep.
Pot salep, digunakan untuk menyimpan salep.
GC-MS tipe QP 5000, digunakan untuk mengukur kandungan geraniol
dan sitronellal.
Autoklaf, digunakan untuk pada proses sterilisasi.
Cawan petri, digunakan untuk media agar penyimpanan bakteri.
3.3 Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen
dengan analisis deskriptif melalui pengukuran variabel dan perhitungan
parameter. Variabel yang diukur pada penelitian ini berupa daya simpan salep, pH
salep, keamanan salep dan aktivitas antibakteri. Sedangkan untuk parameter yang
diteliti dan dihitung adalah salep yang disesuaikan Farmakope edisi ke III,
Formularium Kosmetika Indonesia dan Sensitivitas Antibiotik Kirby Bauer.
Penelitian dilakukan dengan empat basis formula salep. Faktor basis
formulasi pada salep terdiri dari :
A = Salep dengan formula salep larut air.
B = Salep dengan formula salep dapat dicuci dengan air.
C = Salep dengan formula salep hidrokarbon.
D = Salep dengan formula salep serap.
Pada penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak tiga (3) kali dengan
basis salep yang berbeda, hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai rata-rata dari
nilai parameter pada salep.
3.4 Tahapan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu analisis mutu minyak sereh
wangi, pembuatan formulasi salep, serta uji hasil formulasi salep. Diagram proses
penelitian disajikan lengkap pada Lampiran 1.
FTIP001654/033
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
20
3.5 Prosedur Penelitian
3.5.1 Karateristik Minyak Atsiri Sereh Wangi
Karakteristik minyak sereh wangi yang akan dibuat dalam produk salep
disesuaikan dengan standar mutu minyak sereh wangi (SNI 06-3953-1995) pada
warna, bobot jenis dan indeks bias. Sedangkan untuk mengetahui kandungan
geraniol dan sitronellal pada minyak sereh wangi mengunakan mesin GC-MS
(Kromatogafi Gas / Spektrometri Massa). GC-MS merupakan alat yang
digunakan dalam analisis komponen minyak karena memiliki sifat mudah
menguap. Instrumen ini adalah gabungan dari alat GC dan MS, hal ini berarti
sampel yang hendak diperiksa diidentifikasi dahulu dengan alat GC (Gas
Chromatography), kemudian diidentifikasi dengan alat MS (Mass Spectrometry).
GC dan MS merupakan kombinasi kekuatan yang simultan untuk memisahkan
dan mengidentifikasi komponen-komponen campuran.
a. Kandungan Geraniol dan Kandungan Sitronellal
Pengujian minyak sereh wangi dengan GC-MS dilakukan dengan kondisi
sebagai berikut :
Alat : GC-MS QP 5000.
Kolom kapiler : DB 17 panjang 30 meter, diameter 0,25 mm.
Suhu awal : 40oC ditahan 2 menit.
Laju kenaikan suhu : 8oC/menit sampai 150oC,
10oC/menit sampai 250oC ditahan 5 menit.
Suhu injektor : 250oC, Detektor : 300oC Tekanan : 68 kpa,
Aliran : 1,3 ml/min, injeksi 1 µl.
b. Bobot Jenis (SNI 06-3953-1995)
Prosedur pengujian
1. Piknometer dicuci dan dibersihkan, basuh dengan etanol dan dietil eter.
2. Piknometer dikeringkan bagian dalamnya dengan arus udara kering dan
sisipkan tutupnya.
FTIP001654/034
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
21
3. Piknometer dibiarkan dalam timbangan selama 30 menit dan ditimbang
(m).
4. Piknometer diisi dengan air suling yang telah dididihkan pada suhu 20oC,
sambil menghindari adanya gelembung-gelembung udara.
5. Piknometer dicelupkan ke dalam pemanas air pada suhu 20oC ± 0,2oC
selama 30 menit.
6. Penutupnya disisipkan dan keringkan piknometernya.
7. Piknometer dibiarkan dalam timbangan selama 30 menit, kemudian
timbang dengan isinya (m3).
8. Piknometer dikosongkan, cuci dengan etanol dan dietik eter, kemudian
keringkan dengan arus udara kering.
9. Piknometer diisi dengan minyak sereh wangi dan hindari adanya
gelembung-gelembung udara.
10. Piknometer dicelupkan kembali ke dalam pemanas air pada suhu 20oC ±
0,2oC selama 30 menit. Sisipkan tutupnya dan keringkan piknometer
tersebut.
11. Piknometer dbiarkan dalam lemari timbangan selama 30 menit dan
timbang (m2).
Rumus bobot jenis:
d2020=
m2 -m
m1 -m……..………………......……..…………………(1)
Keterangan:
m = massa, dalam gram, piknometer kosong.
m1 = massa, dalam gram, piknometer berisi air pada 20oC.
m2 = massa, dalam gram, piknometer berisi contoh pada 20oC.
c. Indeks Bias (SNI 06-3953-1995)
Prosedur pengujian
1. Refraktometer dialiri air, agar alat ini berada pada suhu dimana pembacaan
akan dilakukan.
2. Suhu tidak boleh berbeda lebih dari ± 20oC dari suhu refrensi dan harus
FTIP001654/035
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
22
dipertahankan denga toleransi ± 0,2oC.
3. Minyak ditaruh di dalam alat, minyak tersebut harus berada pada suhu
yang sama dengan suhu dimana pengukuran akan dilakukan.
4. Pembacaan dilakukan bila suhu sudah stabil.
Rumus Indeks Bias:n = n + 0,004( − )………………………….……..(2)
Keterangan :n = pembacaan yang dilakukan pada suhu pengerjaan t1.
0,0004 = faktor koreksi untuk indeks bias minyak sereh wangi.
3.5.2 Pembuatan Salep
Pembuatan basis sediaan salep yang akan digunakan dalam penelitian ini
dalam basis persen dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan komposisi salep dalam
basis gram disajikan pada Lampiran 2.
Tabel 2. Beberapa Basis Formula
Komposisi BasisFormula Salep
A (%) B (%) C (%) D (%)Kolesterol - - - 3Setil alkohol - 25 - 3Cera alba - - 5 8Vaselin album - 25 95 86Propilenglikol - 12 - -Natrium Lauril Sulfat - 1 - -Polietilen glikol 4000 25 - - -Polietilen glikol 400 75 - - -Air suling hingga - 100 - -
Sumber: Aprillah, 2008
Cara pembuatan salep dengan berat salep 50 g dengan berbagai basis
formula minyak sereh wangi dilakukan disecara aseptis (Aprillah, 2008) ;
Formula salep A
Polietillen glikol 4000 dipanaskan pada tangas air dengan suhu 58ºC
hingga mencair, tambahkan polietilen glikol 400 dan lebur di atas tangas
FTIP001654/036
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
23
air, kemudian dipindahkan kedalam mortar, diaduk sampai tercampur
sampai keadaan campuran bahan mencapai suhu ruang.
Formula salep B
Setil alkohol dan vaselin album dipanaskan pada suhu 600C di atas tangas
air hingga melebur (campuran 1). Air dipanaskan pada hingga suhu 800C
lalu larutkan Natrium laurel sulfat dan propilenglikol hingga tercampur
(campuran II). Campuran I dipindahkan ke dalam mortar, kemudian
ditambahakan campuran II, diaduk hingga mencapai suhu ruang.
Formula salep C
Cera alba dan vaselin album dipanaskan di atas tangas air pada suhu 650C
lebur hingga tercampur, kemudian pindahkan pada mortar dan aduk
sampai mencapai suhu ruang.
Formula salep D
Cera alba, setil alkohol dan vaselin album di atas tangas air dengan suhu
650C. Setelah melebur pindahkan kedalam mortar, kemudian ditambahkan
kolesterol masih keadaan panas, diaduk sampai homogen sampai mencapai
suhu ruang.
3.5.3 Uji Mutu Salep
Pengujian mutu salep dengan perbedaan formulasi dilakukan meliputi
pengamatan;
1) Pengamatan Daya Simpan
Pengamatan daya simpan meliputi pengamatan perubahan-perubahan
bentuk, warna dan bau, yang terjadi pada hari ke 1, 7, 14, 21 dan 28 selama
penyimpanan. Apabila terjadi perubahan diberi tanda (+) dan bila tidak terjadi
perubahan (-) (Aprillah, 2008).
2) Pengukuran pH
Pengukuran pH dilakukan dengan mengunakan alat pH indikator
merek (Merck), dengan cara mencelupkan bagian yang berwarna secara
FTIP001654/037
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
24
sempurna ke dalam sediaan salep. Setelah pH indikator tercelup, kemudian
didiamkan sesaat sampai pada pH indikator menunjukkan angka yang stabil.
Keadaan pH indikator harus tegak lurus. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga
kali untuk masing-masing sediaan pada hari ke 1, 7, 14, 21 dan 28 hari
penyimpanan.
3) Uji Aktivitas Pada Bakteri Staphylococcus aureus
a) Pembenihan bakteri
Bakteri Staphylococcus aureus biakan murni diambil sebanyak
satu ose, kemudian digoreskan pada media agar. Pemindahan bakteri dengan
menggunakan kawat inokulasi, ujung kawat dipijarkan sedangkan sisanya
sampai tangkai hanya dilewatkan nyala api. Setelah dingin, ujung kawat
disentuhkan pada suatu koloni. Setelah selesai mulut tabung dipanasi lagi
kemudian disumbat seperti semula karena mulut tabung tempat pemeliharaan
inokulum (yaitu sampel bakteri). Ujung kawat yang membawakan inokulum
digoreskan ke dalam media (Dwijoseputro, 2003).
b) Inokulasi bakteri
Bakteri pada media agar diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24
jam (Paramita, 2005)
c) Cara kerja pengujian antibiotik dengan metode Kirby-Bauer :
1. Cotton bud dicelupkan dalam biakan bakteri kemudian tekan kapas
ke sisi tabung agar air tiris dalam cotton bud.
2. Di ulaskan secara merata pada seluruh permukaan cawan agar.
3. Di biarkan cawan selama 5 menit.
4. Kertas cakram dicelupkan pada formula A, B, C dan D.
5. Angkat, biarkan sejenak agar tiris, selanjutnya letakkan kertas
cakram pada permukaan agar.
6. Kertas cakram ditekan menggunakan pinset supaya menempel
sempurna di permukaan agar.
FTIP001654/038
[2]
[3]
[1]
HA
K C
IPTA
DIL
IND
UN
GI U
ND
AN
G-U
ND
AN
G
Tidak diperkenankan m
engumum
kan, mem
ublikasikan, mem
perbanyak sebagian atau seluruh karya inidalam
bentuk apapun tanpa izin tertulis
Tidak diperkenankan m
engutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa menyebut dan m
encantumkan sum
ber tulisan
Pengutipan hanya diberikan bagi kepentingan akadem
ik, penelitian, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan
25
7. Di inkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam.
8. Di ukur diameter zona hambat (mm) kemudian bandingkan dengan
tabel sensitivitas antibiotik.
4) Pengujian Keamanan Salep
Dilakukan secara uji tempel terbuka (Patch Test) terhadap 10 orang
dengan cara mengoleskan sediaan salep dengan berbagai formulasi salep pada
kulit punggung tangan kanan. Bagian yang diolesi kemudian dibiarkan terbuka
selama 5 menit dan diamati perubahan-perubahan yang terjadi. Umumnya iritasi
akan segera ditunjukkan dengan adanya reaksi kulit sesaat setelah pelekatan atau
penyentuhan dan disebut iritasi primer. Apabila reaksi terjadi setelah beberapa
jam pelekatan atau penyentuhan pada kulit disebut iritasi sekunder. Jika tidak
terjadi reaksi diberi tanda (-), bila kulit memerah dan gatal diberi tanda (+), bila
timbul rasa panas (++), bila timbul rasa nyeri (+++) dan bila terjadi
pembengkakan tanda (++++). Bila timbul reaksi seperti memerah, gatal, panas,
nyeri dan pembengkakan. Berarti telah terjadi iritasi dan sediaan salep menjadi
tidak aman untuk digunakan. Pengamataan dilakukan selama tiga hari berturut-
turut (Formularium Kosmetika Indonesia, 1985).
3.6. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara menggunakan metode statistik
sederhana yaitu, dengan mencari nilai rata-rata data pengamatan penelitian. Data
akan dianalisis dengan metode deskriptif yaitu dengan menggambarkan nilai dan
hasil dari pengamatan penelitian.