BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan...
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny
Kountur (Wiwid, 2006:48) “Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa
ada perlakuan terhadap objek yang diteliti”. Penelitian ini hendak
mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi guru yang terdidri kompetensi
pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi
kepribadian yang disaratkan sebagai bagian uji sertifikasi guru.
Penelitian ini bersifat kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-
angka dan analisisi menggunakan statistik (Sugiyono, 2008:13).
Dalam penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan penguasaan
kompetensi guru yang sudah sertifikasi sesuai dengan data yang ada. Penelitian ini
dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut
Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
48
Populasi penelitian ini adalah guru SMP Kristen 2 Salatiga, yang
bersertifikasi ada 16 orang guru yang digunakan sebagai populasi.
Tabel 3.1
Populasi 16 Guru SMP Kristen 2 Salatiga Tahun 2014 yang Sudah
Sertifikasi
Nama Sekolah Jumlah
Guru yang Sudah Bersertifikasi
SMP Kristen 2 Salatiga 16
*Sumber : SMP Kristen 2 Eben Heazer Salatiga, Tahun : 2014
3.2.2 Sampel Penelitian
Pengertian Sampel menurut Riduwan (2007:56) mengatakan bahwa:
“sampel adalah bagian dari populasi.” Sedangkan pengertian sampel menurut
Sugiyono (2010:118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut.
Metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono
(2007:61) adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Di dalam penelitian ini terdapat populasi 16 orang guru yang
sudah bersertifikasi, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 16 orang
guru.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan, 2011:69). Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Menurut
49
Sugiyono (2010:308), “sumber data primer adalah data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.” Data primer yang diperoleh dari
pengisian angket sampel.
Menurut Arikunto (2001:136) “Instrumen adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan pekerjaannya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data mengenai penguasaan kompetensi guru yang
sudah bersertifikasi adalah sebagai berikut:
a. Angket (Questionnaire)
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:199), “Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Dalam penelitian
ini angket yang diberikan kepada responden terdiri atas:
1) Angket terbuka mengenai data pribadi responden seperti nama, NIP,
pangkat, golongan, masa kerja, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
pelatihan yang pernah diikuti dan prestasi yang pernah diraih.
2) Angket tertutup yaitu jawabannya sudah tersedia sehingga responden
tinggal memilih.
Peneliti mengukur variabel dengan skala ordinal. Menurut Syofian Siregar
(2012:135), “skala ordinal adalah data yang berasal dari kategori yang disusun
secara berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai ketingkat tertinggi atau
sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama.
50
Model skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Raiting Scale. Dengan memberikan nilai skala untuk setiap jawaban yang
berjumlah lima kategori. Alternatif jawaban setiap pernyataan diberi skor sebagai
berikut dengan taraf signifikan:
Sangat Baik = 5
Baik = 4
Cukup Baik = 3
Kurang Baik = 2
Tidak Baik = 1
Data dari kuisioner/angket yang terkumpul dibagi dalam lima kategori
yaitu: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Selanjutnya
menurut Riduwan (2011:94), data diukur dengan skala ordinal untuk masing-
masing item dengan rumus:
Jumlah Skor Kriterium = Skor Tertinggi x Jumlah Item x Jumlah Responden
Untuk menghitung setiap kompetensi secara kontinum dapat dibuat
kategori sebagai berikut:
Interval Kategori
0% - 20%
21% - 40%
41% - 60%
61% - 80%
81% -100%
Sangat Kurang Baik
Kurang Baik
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
*Sumber : Riduwan (2011:95)
51
b. Dokumentas
Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,
laporan kegiatan, foto-foto, filem dokumenter, data yang relevan penelitian.
c. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengadakan
komunikasi langsung dengan responden yang jumlahnya relatif kecil. Metode
wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
kecil dan mendalam.
3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah melakukan pengukuran, maka diperlukan
alat ukur yang baik untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Penelitian
kuantitatif, umumnya peneliti menggunakan instrumen (alat ukur) untuk
mengumpulkan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2001 : 136) “Instrumen adalah
alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih mudah di olah”.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data
mengenai penguasaan kompetensi guru adalah kuesioner. Jenis kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Raiting – Sacle (skala bertingkat). Yaitu
sebuah petannyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-
tingkatan yaitu mulai darisangat setuju sampai kesangat tidak setuju (Suharsimi,
2006:152).
52
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian Penguasaan Kompetensi Guru Sertifikasi di SMP
Kristen 2 Salatiga
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir
1 Kompetensi
Pedagogik
1.1 Memahami
karekteristik peserta
didik dari aspek
fisik, moral,
spiritual, sosial,
kultural, emosional
dan intelektual.
1. Saya memahami latar
belakang dan
kemampuan awal
peserta didik.
11
1.2 Menguasai teori
belajar dan prinsip-
prinsip
pembelajaran yang
mendidik.
2. Saya menerapkan teori
belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran
yang mendidik.
3. Dalam menentukan
strategi pembelajaran
berdasarkan
karakteristik peserta
didik, kompetensi yang
akan dicapai dan materi
ajar.
1.3 Menegembangkan
kurikulum yang
terkait dengan
bidang
pengembangan yang
diampu.
4. Saya mengembangkan
kurikulum yang terkait
dengan mata pelajaran
yang diampu
1.4 Menyelenggarakan
pembelajaran yang
mendidik.
5. Saya melaksanakan
pembelajaran yang
kondusif
1.5 Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk kepentingan
pembelajaran.
6. Saya memanfaatkan
teknologi informasi dan
komunikasi untuk
kepentingan
penyelenggaraan
kegiatan
pengembangan yang
mendidik.
53
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir
1.6 Memfasilitasi
pengembangan
potensi peserta
didik untuk
mengaltualisasikan
berbagai potensi
yang dimiliki.
7. Saya memfasilitasi
pengembangan potensi
peserta didik untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimiliki
1.7 Berkomunikasi
secara efektif,
empatik dan santun
dengan peserta
didik.
8. Saya berkomunikasi
secara efektif, empatik
dan santun kepada
peserta didik
1.8 Menyelenggarakan
penilaian dan
evaluasi proses dan
hasil belajar
9. Saya
menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar
1.9 Memanfaatkan hasil
penilaian dan
evaluasi untuk
kepentingan
pembelajaran.
10. Saya memanfaatkan
hasil penilaian dan
evaluasi untuk
kepentingan
pembelajaran.
1.10 Melakukan
tindakan refleksi
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
11. Saya melakukan
tindakan reflektif untuk
peningkatan kualitas
pembelajaran.
2 Kompetensi
Kepribadian
2.1 Bertindak sesuai
dengan norma
agama, hukum,
sosial dan
kebudayaan
Nasional Indonesia.
1. Saya menghargai
peserta didik tanpa
membedakan
keyakinan yang dianut,
suku, adat-istiadat,
daerah asal dan gender.
2. Saya bersikap sesuai
dengan norma agama,
hukum dan norma
sosial yang berlaku
dimasyarakat serta
11
54
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir
kebudayaan Nasional
Indonesia.
2.2 Menampilkan diri
sebagai pribadi
yang jujur,
berakhlak mulia
dan teladan bagi
peserta didik dan
masyarakat.
3. Saya berperilaku
jujur, tegas dan
manusiawi.
4. Saya
mencerminkan
ketakwaan dan
akhlak mulia.
5. Berperilaku yang
dapat diteladani
oleh peserta
didikdan anggota
masyarakat
2.3 Menampilkan diri
sebagai pribadi
yang mantap,
stabil, dewasa arif
dan berwibawa.
6. Konsisten dalam
bersikap dan
bertindak
7. Saya memiliki
perilaku yang
berpengaruh positif
terhadap peserta
didik.
2.4 Menunjukkan etos
kerja, tanggung
jawab yang tinggi,
rasa bangga
menjadi guru dan
rasa percaya diri.
8. Dalam mengajar
saya menunjukkan
etos kerja,
tanggung jawab
yang tinggi.
9. Merasa bangga
menjadi guru dan
percaya pada diri
sendiri.
2.5 Menjunjung tinggi
kode etik profesi
guru.
10. Saya bekerja
mandiri secara
profesional.
11. Memehami kode
etik profesi guru
dan
menerapkannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
55
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir
3 Kompetensi
Profesional
3.1 Menguasai materi,
struktur, konsep
dan pola pikir
keilmuan yang
mendukung mata
pelajaran yang
ampu.
1. Saya menguasai
materi, struktur
konsep dan pola
pikir keilmuan
yang mendukung
mata pelajaran
yang saya ampu.
10
3.2 Menguasai standar
kompetensi dan
kompetensi dasar
mata pelajaran
yang diampu.
2. Saya memahami
standar kompetensi
dan kompetensi
dasar
matapelajaran.
3. Saya memahami
tujuan
pembelajaran mata
pelajaran
3.3 Mengembangkan
materi
pembelajaran yang
diampu secra
efektif.
4. Saya memilih
materi sesuai
dengan tingkat
perkembangan
peserta didik.
5. Dalam mengelola
materi pelajaran
saya secara kreatif
sesuai dengan
tingkat
perkembangan
peserta didik.
3.4 Mengembangkan
keprofesionalan
secara
berkelanjutan
dengan melakukan
tindakan reflektif.
6. Saya melakukan
reflektif terhadap
kinerja sendiri
secara terus
menerus
7. Saya
memanfaatkan
hasil reflektif
dalam rangka
peningkatan
keprofesionalan
56
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir
8. Saya melakukan
penelitian tindakan
kelas untuk
meningkatkan
keprofesionalan.
3.5 Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk
mengembangkan
diri
9. Saya mengikuti
kemajuan zaman
dengan belajar dari
berbagai sumber.
10. Saya
memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
dalam
berkomunikasi
untuk
pengembangan
diri.
4 Kompetensi
Sosial
4.1 Bersikap inklusif,
bertindak objektif
serta tidak
diskriminatif
karena
pertimbangan jenis
kelamin, agama,
ras, kondisi fisik,
latar belakang
keluarga dan status
sosial ekonomi
1. Saya bertindak
objektif terhadap
peserta didik dalam
melaksanakan
pembelajaran.
2. Saya tidak
membeda-bedakan
peserta didik,
teman sejawat,
orang tua peserta
didik dan
lingkungan
sekolah.
8
4.2 Berkomunikasi
secara efektif,
empatik dan santun
dengan sesama
pendidik, tenaga
pendidik, orang tua
dan masyarakat.
3. Saya
berkomunikasi
dengan teman
sejawat dan
komunitas ilmiah
lainnya secara
santun, empatik
dan efektif tentang
57
No Kompetensi Indikator Pernyataan Butir
program
pembelajaran dan
kemajuan peserta
didik.
4. Saya melibatkan
orang tua peserta
didik dan
masyarakat dalam
program
pembelajaran dan
untuk mengatasi
kesulitan belajar
4.3 Beradaptasi di
tempat bertugas
diseluruh wilayah
Repoblik
Indonesia yang
memiliki keragaan
sosial budaya.
5. Saya bisa
beradaptasi dengan
lingkungan tempat
bekerja dalam
rangka
meningkatkan
efektifitas pendidik.
6. Saya
melaksanakan
berbagai program
dalam lingkungan
kerja untuk
mengembangkan
dan meningkatkan
kualitas pendidikan.
3.4 Berkomunikasi
dengan komunitas
profesi sendiri dan
profesi lain secara
lisan dan tulisan
atau bentuk lain.
7. Saya
berkomunikasi
dengan teman
sejawat, profesi
ilmiah dan
komunitas ilmiah
linnya melalui
berbagai media
dalam rangka
meningkatkan
kualitas pendidikan.
58
8. saya
menyampaikan
hasil-hasil inovasi
pembelajaran
kepada komunitas
profesi
JUMLAH 40
3.5 Teknik Analisis Data
Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan
(validitas) dan keterandalan (reliabilitas) instrumen. Teknik ini digunakan agar
data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan persyaratan valid dan reliabel. Uji
coba instrumen akan dilakukan pada guru SMP Kristen 2 Salatiga, Jawa Tengah.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tentang tingkat
kompetensi guru besertifikasi di kalangan guru SMP Kristen 2 Salatiga ini adalah
analisis deskriftif kuantitatif. Menurut Syaifuddin Azwar (2001:126), “analisis
deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh
dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis”. Analisis deskriftif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya
yaitu dengan menghitung total skor penguasaan kompetensi di kalangan guru
SMP Kristen 2 Salatiga tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
59
3.5.1 Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006:168) Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan . Suatu
instrumen yang valid/sahih mempunyai validitas tinggi dan sebaliknya. Instrumen
yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Validitas dalam
penelitian ini digunakan untuk mengukur sahih atau tidaknya kuesioner dari
variabel sertifikasi guru terhadap penguasaan kompetensi guru.
Menurut Sugiyono ( 2008:179) bila harga korelasi di bawah 0,30, maka
dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus
diperbaiki atau dibuang. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud. Uji validitas instrument ini menggunakan bantuan SPSS for
Windows versi 20.0 dengan teknik perhitungan bivarate pearson (korelasi produk
moment pearson).
1. Uji Validitas Kompetensi Pedagogik
Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi pedagogik, dari 11 item
instrumen 10 item diantaranya dinyatakan valid dan hanya 1 item yang dinyatakan
tidak valid. Sesuai dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi
diatas 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen
memiliki koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen
tidak valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi pedagogik yang dapat
digunakan yaitu item1, item2 item3, item4, item5, item6, item8, item9, item10,
60
item11. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah item5, dengan koefisien
korelasi 0,874 dan paling rendah adalah item7 dengan koefisien korelasi 0,267
yang kemudian item yang tidak valid.
2. Uji validitas kompetensi kepribadian
Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi kepribadian, dari 11
item instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai
dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka
dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki
koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak
valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua.
3. Uji validitas kompetensi profesional
Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi profesional, dari 10 item
instrumen variabel kompetensi profesional, 9 item diantaranya dinyatakan valid
dan ada 1 item yang dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 9. Sesuai dengan
ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka dapat
dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki koefesien
korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak valid. Jadi
item instrumen variabel kompetensi profesional yang dapat digunakan yaitu
item1, item2 item3, item4, item5, item6, item7, item 8, item10.
4. Uji validitas kompetensi sosial
Berdasarkan hasil uji validitas variabel kompetensi sosial dari 8 item
instrumen variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid semua. Sesuai
dengan ketentuan jika instrumen memiliki koefesien korelasi diatas 0,30 maka
61
dapat dinyatakan item instrumen valid sebaliknya jika instrumen memiliki
koefesien korelasi dibawah 0,30 maka dapat dinyatakan item instrumen tidak
valid. Jadi item instrumen variabel kompetensi kepribadian digunakan semua.
3.5.2 Reliabilitas instrumen
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila pengukuran dilakukan
berulang-ulang. Suatu alat ukur dikatakan reliabel apabila berkali-kali digunakan
oleh peneliti sendiri maupun orang lain akan menunjukkan hasil yang sama pada
suatu obyek penelitian.
Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas instrumen menggunakan rumus
Cronbach's Alpha, instrumen penelitian dianalisis menggunakan program SPSS
20.0 for windows. Menurut Sugiyono (2010:257), terdapat pedoman memberikan
interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:
0,00 – 0,199 = Sangat Rendah
0,20 – 0,399 = Rendah
0,40 – 0,599 = Sedang
0,60 – 0,799 = Kuat
0,80 – 1,00 = Sangat kuat
1. Hasil uji realibilitas kompetensi pedagogik
Berdasarkan hasil uji realibilitas menjelaskan bahwa instrumen dari variabel
kompetensi pedagogik mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,877 artinya
instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel. Sesuai
62
dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
2. Hasil uji realibilitas kompetensi kepribadian
Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari
variabel kompetensi kepribadian mempunyai koefesien korelasi sebesar
0,889 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan
reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
3. Hasil uji realibilitas kompetensi profesional
Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari
variabel kompetensi profesional mempunyai koefesien korelasi sebesar
0,885 artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan
reliabel. Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
4. Hasil uji realibilitas kompetensi sosial
Berdasarkan hasil uji realibilitas menunjukan bahwa instrumen dari
variabel kompetensi sosial mempunyai koefesien korelasi sebesar 0,784
artinya instrumen dari variabel kreativitas guru dapat dikatakan reliabel.
Sesuai dengan batasan jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.
Hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil bahwa koefisien korelasi
instrumen dari variabel kompetensi pedagogik termasuk dalam kategori sangat
kuat. Hal tersebut terlihat dari koefisien korelasi sebesar 0,887 berada pada
63
interval koefisien antara 0,80 -1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan untuk
pengumpulan data penelitian. Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi
kepribadian termasuk dalam kategori sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien
korelasi sebesar 0,889 berada pada interval koefisien antara 0,80 – 1,00 artinya
sangat kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Informasi
koefisien korelasi variabel kompetensi profesional termasuk dalam kategori
sangat kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,885 berada pada
interval koefisien antara 0,80 – 1,00 artinya sangat kuat dan dapat digunakan
untuk pengumpulan data penelitian. Sedangkan untuk variabel kompetensi sosial
Informasi koefisien korelasi variabel kompetensi sosial termasuk dalam kategori
kuat. Hal tersebut terlihat koefisien korelasi sebesar 0,784 berada pada interval
koefisien antara 0,60 – 0,779 artinya kuat dan dapat digunakan untuk
pengumpulan data penelitian.