BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.unpas.ac.id/39944/6/BAB III.pdf66 BAB III METODOLOGI...
Transcript of BAB III METODOLOGI PENELITIANrepository.unpas.ac.id/39944/6/BAB III.pdf66 BAB III METODOLOGI...
66
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memperoleh data yang valid
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan menghasilkan kegunaan
tertentu. Metode penelitian diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan metode verifikatif.
Menurut Sugiyono (2013:147), metode deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Metode
deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
kondisi dan perkembangan dari setiap variabel penelitian yaitu Ukuran
Perusahaan, corporate governance dan financial distress pada perusahaan sector
aneka industry yang terdaftar di BEI periode 2012-2017.
Metode verifikatif menurut Sugiyono (2013:8) adalah penelitian yang
dilakukan terhadap populasi atau sampel tertentu dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Metode verifikatif dalam penelitian ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh setiap variabel yaitu ukuran perusahaan, Corporate
Governance (kepemilikan manajerial dan kepemilikan konstirusional) dan
Financial Distress baik secara parsial maupun simultan, serta menguji teori
dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak
67
3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel Penelitian
Sub bab ini akan menjelaskan definisi dari variabel-variabel yang akan
diteliti oleh penulis serta menjelaskan tipe-tipe variabel yang diklasifikasikan
berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan antar variabel serta skala variabel
yang digunakan. Operasionalisasi variabel penelitian menjelaskan setiap variabel
dengan memaparkan konsep variabel, indikator dan skala yang digunakan untuk
mengukur dan memperoleh nilai dari setiap variabel penelitian.
3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:38) definisi variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapka oleh penelitia untuk dipelajari dan kemudia ditari
kesimpulannya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen
dan variabel dependen. Variable independen dalam penelitian ini yaitu Ukuran
Perusahaan, kemudian Corporate Governance yang diproksikan dengan
Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional serta variable
dependennya yaitu Financial Distress (Kesulitan Keuangan). Berikut penjelasan
masing-masing variable, ukuran perusahaan menurut Scott dalam Megahelgawati
(2017:27) adalah Ukuran organisasi yaitu suatu variabel konteks yang mengukur
tuntutan pelayanan atau produk organisasi. Kemudian corporate governance yang
dilihat dari struktur kepemilikannya ada dua yaitu kepemilikan manajerial adalah
proporsi kepemilikan perusahaan oleh manejemen (direksi), semakin besar
proporsi kepemilikan oleh manajemen maka semakin besar pula tanggung jawab
68
manajemen tersebut dalam mengelola perusahaan, dan kepemilikan institusional
adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasidan kepemilikan institusi lain..
sedangkan financial distress adalah merupakan situasi di mana arus kas operasi
perusahaan tidak cukup untuk memenuhi kewajiban saat ini (seperti kredit
perdagangan atau biaya bunga) dan perusahaan dipaksa untuk mengambil
tindakan korektif.
Definisi variabel menjelaskan tipe-tipe variable yang dapat
diklasifikasikan berdasarkan fungsi variabel dalam hubungan antar variabel serta
skala variable yang digunakan.
3.2.1.1 Variabel Independen (Independent Variable)
Variabel independen atau variabel bebas menurut Sugiyono (2013:59)
adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen (variabel bebas) yang terdapat dalam penelitian ini
adalah Ukuran Perusahaan kemudian Corporate Governance yang diproksikan
dengan Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional
1. Ukuran Perusahann
Ukuran perusahaan menurut Scott dalam Megahelgawati (2017:27) adalah
Ukuran organisasi yaitu suatu variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan
atau produk organisasi Perhitungan ukuran perusahaan diproksikan dengan nilai
logaritma dari total aset menurut Jogiyanto, dalam Megahelgawati (2017), ukuran
perusahaan dapat diukur dengan rumus yaitu:
69
i m i e ln o l e
2. Corporate governance
Coporate governance atau tata kelola perusahaan diarahkan untuk
menjamin dan mengawasi sistem dalam organisasi serta dapat mengontrol biaya
keagenan, karena salah satu usaha yang diharapkan dapat mengurangi konflik
keagenan adalah penerapan good corporate governance dalam perusahaan. Dalam
penelitian ini mekanisme corporate governance diproksikan dengan kepemilikan
institusional dan kepemilikan manajerial,
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham perusahaan yang
dimiliki oleh manajemen. Dalam penelitian ini kepemilikan manajerial diukur dari
prosentase tingkat kepemilikan manajerial (Insider Ownership) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Marcus, Kane dan Bodie, 2006:9)
b. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan prosentase saham yang dimiliki oleh
institusi dari keseluruhan saham perusahaan yang beredar (Triwahyuningtias,
2012). Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur dengan menghitung
proporsi kepemilikan saham perusahaan oleh institusi-institusi, dari seluruh saham
beredar. Menurut Kepemilikan Intitusional dapat diukur deng menggunakan
rumus sebagai berikut (Marcus, Kane dan Bodie, 2006:9)
70
3.2.1.2 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel dependen atau variabel terikat menurut Sugiyono (2013:39)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress. Financial
distress merupakan sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi
sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Plat dan Plat dalam Fahmi
(2013:158).
Variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan model Altman Z-
Score untuk memprediksi kondisi kesulitan keuangan perusahaan. Model ini pada
d ny hend k menc i nil i “Z” y i u nil i y ng menunnjukk n kondi i
perusahaan, apakah dalam keadaan sehat atau tidak dan menunjukkan kinerja
perusahaan yang sekaligus merefleksikan prospek perusahaan dimasa yang akan
datang. Z-score merupakan rumus yang menjumlahkan nilai obot tertentu dari
beberapa rasion keuangan. Persamaan dari model Altman Z-Score dalam Cornett
dkk (2012:663) sebagai berikut:
Keterangan:
Z = bankrupcy index
= working capital / total asset
= retained earnings / total asset
= earning before interest and taxes/total asset
= market value of equity / book value of total debt
= sales / total asset.
Nilai Z adalah indeks keseluruhan fungsi multiple discriminant analysis.
Menurut Altman, terdapat angka-angka dari nilai Z yang dapat menjelaskan
71
apakah perusahaan akan mengalami kegagalan atau tidak pada masa mendatang
dan ia membaginya ke dalam tiga kategori, yaitu:
a. Jika nilai Z<1,8 maka termasuk perusahaan yang bangkrut.
b. Jika nilai 1,8< Z<2,99 maka termasuk grey area (zona aman namun
masih ada kemungkinan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami
kebangkrutan).
c. Jika nilai Z>2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak
3.2.2 Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator
serta skala dari variabel-variabel yang terikat dalam penelitian. Variabel yang
terdapat dalam penelitian ini yaitu variabel bebas(independen) dan variabel terikat
(variabel dependen). Operasionalisasi variabel dapat dipaparkan dalam bentuk
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Pengukuran Skala
Ukuran
Perusahaan
Ukuran perusahaan
menggambarkan besarnya
aktiva yang dimiliki
perusahaan, ukuran aktiva
tersebut diukur sebagai
logaritma dari total aktiva
(Jogiyanto dalam
Magahelgawati (2017)
i m i e ln o l e
(Jogiyanto, dalam Megahelgawati
(2017)
Ratio
Kepemilikan
Manajerial
Kepemilikan manajerial
akan mensejajarkan
kepentingan manajemen
dan pemegang saham,
sehingga akan
memperoleh manfaat
langsung dari keputusan
yang diambil serta
Marcus, Kane dan Bodie (2006:9)
Ratio
72
Variabel Konsep Variabel Pengukuran Skala
menanggung kerugian
sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan
yang salah (Marcus, Kane
dan Bodie, 2006:9)
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan institusional
merupakan kondisi
dimana institusi memiliki
saham dalam suatu
perusahaan. Institusi
tersebut dapat berupa
institusi pemerintah,
institusi swasta, domestik
maupun asing.
(Marcus, Kane dan Bodie,
2006:10)
Marcus, Kane dan Bodie (2006:9)
Ratio
Financial
Distress
Financial distress
merupakan
1. Business failure (kegagalan bisnis)
adalah jenis kesulitan
keuangan dimana
perusahaan tidak lagi
berada dalam bisnis 2. Economic failure
(kegagalan ekonomi)
adalah jenis kesulitan
keuangan dimana
pengembaliaan aset
suatu perusahaan kurang
dari biaya modal (cost of membayar kewajiban yang
jatuh tempo capital).
3. Technical insolvency
(kegagalan teknis)
adalah jenis kesulitan
keuangan dimana arus
kas operasi perusahaan
tidak cukup untuk
Z-Score
=1,2 +1,4 +3,3 +0,6 +1,0
Model Altman Z-score (Cornett
dkk (2012:663)
Ratio
Sumber : Data diolah peneliti
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah
Lanjutan Tabel 3.1
73
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013:80), definisi populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Dalam melakukan penelitian ini penulis menulis populasi dari subjek
penelitian adalah perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dalam kurun waktu (periode 2012-2017). Populasi penelitian dapat
dijabarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
No Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
TANGGAL
IPO
1 ADMG Polychem Indonesia Tbk 20 Oct 1993
2 ARGO Argo Pantes Tbk 7 Jan 1991
3 ASII Astra Internasional Tbk 4 April 1990
4 AUTO Astra Otoparts Tbk 15 Juni 1998
5 BATA Sepatu Bata Tbk 24 Maret 1982
6 BIMA Primarindo Asia Infrastructure Tbk 30 Agustus
1994
7 BOLT Garuda Metalindo Tbk 07 Juli 2015
8 BRAM Indo Kordsa Tbk 5 Sep 1990
9 CNTX Century Textile Industry Tbk 22 Mei 1979
10 ERTX Eratex Djaya Tbk 21 Agustus
1990
11 ESTI Ever Shine Tex Tbk 13 Okt 1992
12 GDYR Goodyear Indonesia Tbk 01 Des 1980
13 GJTL Gajah Tunggal Tbk 08 Mei 1990
14 HDTX Panasia Indi Resources Tbk 06 juni 1990
15 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk 21 Jan 1991
16 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk 15 Sep 1993
17 INDR Indo Rama Synthetic Tbk 03 Agustus
1990
18 INDS Indosping Tbk 10 Agustus
1990
Lanjutan Tabel 3.2
74
No Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
TANGGAL
IPO
19 JECC Jembo Cable Company Tbk 18 Nop 1992
20 KLBI KMI Wire and Cable Tbk 06 Juli 1992
21 KLBM Kabelindo Murni Tbk 01 Juni 1992
22 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 06 Feb 1990
23 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 9 Juni 2005
24 MYTX Apac Citra Centertex 10 Okt 1989
25 NIPS Nipress Tbk 24 Juli 1991
26 PBRX Pan Brothers Tbk 16 Agustus
1990
27 PRAS Prima alloy steel Universal Tbk 12 Juli 1990
28 PTSN Sat Nusa Persada Tbk 08 Nop 2007
29 POLY Asia Pasific Fibers Tbk 12 Maret 1991
30 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 22 Jan 1998
31 SCCO Supreme Cable Manufacturing and
Commerence Tbk 20 Juli 1982
32 SMSM Selamat Sempurna Tbk 09 Sep 1 v
996
33 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 17 Juni 2013
34 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk 20 Agustus
1997
35 STAR Star Petrochem Tbk 13 Juli 2011
36 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk 28 Feb 1980
37 TRIS Trisula Internasional Tbk 28 Juni 2012
38 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 18 April 2002
39 VOKS Voksel Electric Tbk 20 Des 1990
Sumber : www.sahamoke.com
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Sektor Aneka Industri
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2017 dengan jumlahh 39 (tiga
puluh sembilan) perusahaan.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil harus
75
dapat mewakili (representatif) dan dapat menggambarkan populasi sebenarnya
melalui ciri dan karakteristik.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013:85) purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Alasan pemilihan sampel
dengan menggunakan purposive sampling adalah karena tidak semua sampel
memiliki kriteria yang sesuai dengan yang penulis tentukan, oleh karena itu
penulis memilih teknik purposive sampling. Adapun kriteria-kriteria yang
dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu :
1. Perusahaan Sektor Aneka Industri yang masih terdaftar sejak tahun 2012
sampai 2016 secara terus menerus melaporkan laporan keuangannya
2. Perusahaan Sektor Aneka Industry yang menyampaikan data secara
lengkap selama periode penelitian tahun 2012-2017 berkaitan dengan
variabel penelitian yang dibutuhkan.
3. Perusahaan manufaktur Sektor aneka industri yang nilai Z-Score kurang
dari 1,8 yang dikatakan mengalami financial distress, perusahaan yang
memiliki nil i di n 1,8 ≥ 2,99 be d p d grey area (zona aman
namun masih mungkin mengalami kesulitan keuangan (financial distress)
dan perusahaan pasangannya yang memiliki Z-Score lebih dari 2,99 ,
dengan kata lain perusahaan yang mengalami dan tidak mengalami
kesulitan keuangan (financial distress)
Contoh perhitungan Z-Score salah satu perusahaan aneka industry,
sebagai berikut:
76
Indikator Z-Score Perusahaan ADMG
tahun 2012
Working capital/total asset (0,06)
Retained Eraning/Total Asset (0,88)
EBIT/Total Asset (0,05)
Market Value of Equity/Book Value of
Total Liabilities 0,21
Sales/Total Asset 0,55
Nilai Z-Score (0,77)
Nilai Z-Score = 1,2 +1,4 +3,3 +0,6 +1,0
=1,2(-0,06)+1,4(-0,88)+3,3(-0,05)+0,6(0,21)+1,0(0,55)
= -0,77
Z-Score -0,77 berarti kurang dari 1,8 makan perusahaan diprediksi mengalami
financial Distress
Berdasarkan kriteria-kriteria sampel diatas, maka kriteria pengambilan
sampel dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Sampel
No Nama Perusahaan Kriteria
Sampel 1 2 3
1 Polychem Indonesia Tbk - -
2 Argo Pantes Tbk - -
3 Astra Internasional Tbk Sampel 1
4 Astra Otoparts Tbk - -
5 Sepatu Bata Tbk - -
6 Primarindo Asia Infrastructure Tbk - - -
7 Garuda Metalindo Tbk - - - -
8 Bintang Oto Global Tbk - - - -
9 Indo Kordsa Tbk - -
10 Century Textile Industry Tbk - - -
11 Eratex Djaya Tbk - -
12 Ever Shine Tex Tbk - -
13 Goodyear Indonesia Tbk Sampel 2
14 Gajah Tunggal Tbk Sampel 3
15 Panasia Indi Resources Tbk - -
16 Sumi Indo Kabel Tbk - - -
77
No Nama Perusahaan Kriteria
Sampel 1 2 3
17 Indomobil Sukses Internasional
Tbk
- - -
18 Indo Rama Synthetic Tbk - -
19 Indosping Tbk - -
20 Jembo Cable Company Tbk - - -
21 KMI Wire and Cable Tbk - -
22 Kabelindo Murni Tbk - - -
23 Multi Prima Sejahtera Tbk - - -
24 Multistrada Arah Sarana Tbk - - -
25 Apac Citra Centertex Tbk - - -
26 Nipress Tbk - - -
27 Pan Brothers Tbk - -
28 Prima alloy steel Universal Tbk Sampel 4
29 Sat Nusa Persada Tbk - - -
30 Asia Pasific Fibers Tbk - - -
31 Ricky Putra Globalindo Tbk - - -
32 Supreme Cable Manufacturing
and Commerence Tbk
- -
33 Selamat Sempurna Tbk - -
34 Sri Rejeki Isman Tbk - - - -
35 Sunson Textile Manufacturer
Tbk
Sampel 5
36 Star Petrochem Tbk - - -
37 Tifico Fiber Indonesia Tbk - -
38 Trisula Internasional Tbk - -
39 Nusantara Inti Corpora Tbk - - -
40 Voksel Electric Tbk - - -
Sumber : Data diolah peneliti
Berdasarkan populasi penelitian di atas, maka sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahan Sektor Aneka Industri periode 2012-2017
yang memiliki kriteria pada Tabel.3.3 yaitu sebanyak lima (5) perusahaan.
Daftar yang menjadi sampel dalam perusahaan Sektor Aneka Industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2017 adalah sebagai berikut:
78
Tabel 3.4
Sampel Penelitian
No Kode Perusahaan Nama Perusahan
1 ASII Astra Internasional Tbk
2 GDYR Goodyear Indonesia Tbk
3 GJTL Gajah Tunggal Tbk
4 PRAS Prima alloy steel Universal Tbk
5 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk
Sumber : Data diolah peneliti
Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini
diantaranya: Astra Internasional Tbk, Goodyear Indonesia Tbk, Gajah Tunggal
Tbk , Prima alloy steel Universal Tbk, Sunson Textile Manufacturer Tbk
3.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengamatan
(observasi) langsung atau survei. Jenis yang digunakan adalah data kuantitatif.
Data kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada fillsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumppulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2013:13).
3.4.1 Sumber Data
Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber
sekunder. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Pengumpulan data diperoleh
dengan cara mengutip dari laporan keuangan tahunan yang diakses melalui
website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id, ICMD, serta buku-buku
literatur dan jurnal ekonomi.
Lanjutan Tabel 3.3
79
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar yang di tetapkan (Sugiyono (2013:224). Prosedur
pengumpulan data merupakan cara-cara untuk memperoleh data dan keterangan
yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang sumbernya berupa
sumber-sumber tertulis. Dilakukan untuk memperoleh data atau teori yang
digunakan sebagai literatur penunjang guna mendukung penelitian yang
dilakukan. Data ini diperoleh dari buku-buku, laporan-laporan serta bahan-
bahan lain yang erat hubungannya dengan masalah yang diteliti.
2. Observasi Tidak Langsung
Observasi tidak langsung dilakukan oleh penulis dengan cara
mengumpulkan data-data laporan keuangan tahunan, gambaran umum serta
perkembangan perusahaan manufaktur sector aneka industri di Bursa Efek
Indonesia dengan mengakses langsung ke situs www.idx.co.id dan data dari
ICMD.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pegumpulan data dalam rangka analisis masalah
yang sedang diteliti dengan mencari informasi dari dokumen-dokumen yang
ada hubungannya dan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen serta
80
catatan-catatan perusahaan yang terkait dengan objek yang sedang di teliti.
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan menganalisa
data-data penting tentang perusahaan, terutama yang berhubungan dengan
laporan keuangan perusahaan.
3.5 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi data panel.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu
dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi Uji Normalitas, Uji
Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi panel
variabel-variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas
menggunakan program eviews normalitas sebuah data dapat diketahui dengan
membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dan nilai Chi Square tabel. Hipotesis
yang digunakan adalah sebagai berikut:
: = 0 {data berdistribusi normal}
: ≠ 0 {data tidak berdistribusi normal}
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan adalah
sebagai berikut:
1. Jika nilai Probability > 0,05 maka distribusi adalah normal
2. Jika nilai Probability < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal
81
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen, dalam
Ghozali (2011:110). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel ini tidak orthogonal. Mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di
dalam regresi adalah sebagai berikut.
1. Jika nilai koefisien kolerasi (R2) > 0,80, maka data tersebut terjadi
multikolinearitas.
2. Jika nilai koefisien kolerasi (R2) < 0,80, maka data tersebut tidak terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika varians dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain sama maka
disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heterokedastisitas, dalam Ghozali (2011:111). Untuk
mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji
Glejser yakni meregresikan nilai mutlaknya. Hipotesis yang digunakan adalah
sebagai berikut:
: = 0 {tidak ada masalah heteroskedastisitas}
: ≠ 0 {ada masalah heteroskedastisitas}
82
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji Glejser
adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai probability < 0,05 maka ditolak, artinya ada masalah
heteroskedastisitas.
2. Jika nilai probability > 0,05 maka diterima, artinya tidak ada masalah
heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji model regresi linier terkait ada atau
tidaknya korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Imam Ghozali,
2011:110).
Mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam regresi linier bisa dapat dilihat
dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W Test). Menurut Singgih Santoso
(2012:242) dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan
menggunakan Durbin Watson Test (D-W Test) sebagai berikut :
a. Bila nilai D-W terletak dibawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi
positif.
b. Bila nilai D-W terletak diantara -2 sampai +2 berarti di indikasikan tidak ada
autokorelasi.
c. Bila nilai D-W diatas +2 berarti di indikasikan ada autokorelasi negatif.
3.6 Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan
verifikatif. Analisis verifikatif dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
83
data panel (pooled data). Alat pengolah data dalam penelitian ini menggunakan
software Microscoft excel, SPSS dan Eviews 9.
3.6.1 Analisis Data Deskriptif
Pengertian statistik deskriptif menurut Sugiyono (2013:206) adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sugiyono (2012:206) berpendapat yang termasuk dalam statistik deskriptif antara
lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, penyebaran data
melalui perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan perhitungan persentase.
3.6.2 Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif merupakan analisis yang digunakan untuk membahas
data kuantitatif. Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu
mengetahui seberapa besar pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap kondisi
Financial Distress. Pengaruh Corporate Governance dalam hal ini; Kepemilikan
Manajerial dan Kepemilikan Instutisional terhadap kondisi Financial Distress.
Langkah-langkah pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
3.6.2.1 Analisis Regresi Data Panel
Metode analisis data yang digunakan untuk menguji pengaruh Ukuran
Perusahaan terhadap kondisi Financial Distress, dan pengaruh Corporate
84
Governance terhadap kondisi Financial Distress dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda data panel. Pengertian data panel menurut Yana
Rohmana (2010:226) adalah sebagai berikut:
Gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross
section). Data runtut waktu biasanya meliputi satu objek/ individu
(misalnya harga saham, kurs mata uang, SBI, atau tingkat inflasi), tetapi
meliputi beberapa periode (misalnya harian, bulanan, kuartalan atau
tahunan). Data silang terdiri dari atas beberapa jenis data (misalnya laba,
biaya iklan, laba ditahan dan tingkat investasi) dalam suatu periode waktu
tertentu.
Pemilihan data panel dikarenakan di dalam penelitian ini menggunakan
rentang waktu beberapa tahun dan juga banyak perusahaan. Pertama penggunaan
data time series dimaksudkan karena dalam penelitian ini menggunakan rentang
waktu enam tahun yaitu dari tahun 2012-2017. Kemudian penggunaan cross
section itu sendiri karena penelitian ini mengambil data dari banyak perusahaan
(pooled).
Menurut Yana Rohmana (2010:229), keunggulan penggunaan data panel
memberikan banyak keuntungan diantaranya sebagai berikut:
a. Data panel yang merupakan gabungan dari data time series dan cross
section, sehingga dapat menyediakan data yang banyak dan akan
menghasilkan degree of freedom yang lebih besar.
b. Data panel dapat memberikan informasi dari penggabungan data time
series dan cross section, sehingga dapat mengatasi masalah yang
timbul ketika ada masalah penghilangan variabel atau (omitted-
variable).
Kesulitan utama model penelitian data panel adalah faktor penganggu akan
berpotensi mengandung gangguan yang disebabkan karena penggunaan observasi
runtut waktu (time series) dan antar ruang (cross section), serta gangguan yang
disebabkan keduanya. Penggunaan observasi antar ruang memiliki potensi
terjadinya ketidak konsistenan parameter regresi karena skala data yang berbeda,
85
sedangkan observasi dengan data runtut waktu menyebabkan terjadinya
autokolerasi antar observasi (pusattesis.com).
Model regresi data panel menggunakan data cross section dan time series,
menurut Yana Rohmana (2010:236), adalah sebagai berikut:
a. Model data cross section
α + ; i = 1,2,...,N..................................................................(3.1)
N : banyaknya data cross section
b. Model data time series
α + ; i = 1,2,...,T...................................................................(3.2)
T : banyaknya data time series
Mengingat data panel merupakan gabungan dari data cross section dan
data time series, maka modelnya dapat dituliskan sebagai berikut:
α + ; i = 1,2,...,N; t = 1,2...,......................................................(3.3)
Dimana:
N = banyaknya observasi
T = banyaknya waktu
N X T = banyaknya data panel
Mengingat data panel merupakan gabungan dari data time series dan cross
section, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
Persamaan 1 : Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap terjadinya kondisi Financial
Distress.
α 1 +
Dimana:
= Variabel Financial Distress
86
α = Konstanta
= Koefisien regresi masing-masing variabel independen
= Ukuran Perusahaan
= Error term
t = Waktu
i = Perusahaan
Persamaan 2 : Pengaruh Corporate Governance terhadap terjadinya kondisi
Financial Distress
α 1 2 + Dimana:
= Variabel Financial Distress
α = Konstanta
= Koefisien regresi masing-masing variabel independen
= Kepemilikan Manajerial
= Kepemilikan Instutisional
= Error term
t = Waktu
i = Perusahaan
Terdapat tiga model yang dapat digunakan untuk melakukan regresi data
panel. Ketiga model tersebut adalah Pooled OLS/ Common Effect, Fixed Effect
dan Random Effect, menurut Yana Rohmana (2010:241).
3.6.2.1.1 Model Efek Umum (Common Efffect)
Model ini merupakan model sederhana yaitu menggabungkan seluruh data
time series dengan cross section, selanjutnya dilakukan estimasi model
menggunakan OLS (Ordinary Least Square). Model ini menganggap bawa
intesep dan slop dari setiap variabel sama untuk setiap objek observasi. Dengan
87
kata lain, hasil regresi ini dianggap berlaku untuk semua perusahaan aneka
industry pada semua waktu. Kelemahan model ini adalah ketidaksesuaian model
dengan keadaan sebenarnya. Kondisi tiap obyek dapat berbeda dan kondisi suatu
obyek satu waktu dengan waktu yang lain dapat berbeda. Model common effect
dapat diformulasikan sebagai berikut.
+
+
Dimana:
= variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i
= intersep
= parameter untuk variabel ke-j
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i
= komponen error di waktu t untuk unit cross section i
i = urutan perusahaan yang di observasi
t = time series (urutan waktu)
j = urutan variabel
3.6.2.1.2 Model Efek Tetap (Fixed Effect)
Pendekatan efek tetap (fixed effect). Salah satu kesulitan prosedur panel
data adalah bahwa asumsi intersep dan slope yang konsisten sulit terpenuhi.
Untuk mengatasi hal tersebut, yang dilakukan dalam panel data adalah
memasukan variabel boneka (dummy variable) untuk mengijinkan terjadinya
peredaan nilai parameter yang berbeda-beda baik lintas unit (cross section)
maupun antar (time series). Pendekatan dengan memasukan variabel boneka ini
dikenal dengan sebutan model efek tetap (fixed effect) atau Least Square Dummy
Variable (LSDV).
+
+ +
88
Dimana:
= variabel dependen di waktu t untuk unit cross section i
= intersep
= parameter untuk variabel ke-j
= variabel bebas j di waktu t untuk unit cross section i
= komponen error di waktu t untuk unit cross section i
= Dummy variabel
3.6.2.1.3 Model Efek Random (Random Effect)
Random Effect Model (REM) digunakan untuk mengatasi kelemahan
model efek tetap yang menggunakan dummy variable, sehingga model mengalami
ketidakpastian. Penggunaan dummy variabel akan mengurangi derajat bebas
(degree of freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari parameter
yang di estimasi. REM menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan
antar waktu dan antar individu. Sehingga REM mengasumsikan bahwa setiap
individu memiliki perbedaan intersep yang merupakan variabel random. Model
REM secara umum dituliskan sebagai berikut.
+
+
=
Dimana:
) = merupakan komponen cross section error
) = merupakan komponen time series error
) = merupakan time series dan cross section error
89
3.6.2.2 Metode Pemilihan Model
Pertama yang harus dilakukan adalah melakukan uji F untuk memilih
model mana yang terbaik diantara ketiga model tersebut dengan dilakukan uji
Chow, uji Hausman, dan uji Lagrange Multiplier. Penjelasan mengenai ketiga
pengujian pemilihan model adalah sebagai berikut:
1. Uji Chow
Uji ini dilakukan untuk menguji antara model common effect dan fixed effect,
pengujian tersebut dilakukan dengan program Eviews 9. Melakukan uji chow,
data diregresikan dengan menggunakan model common effect dan fixed effect
terlebih dahulu kemudian dibuat hipotesis untuk di uji. Hipotesis tersebut
adalah sebagai berikut:
: = 0 {maka digunakan model common effect}
: ≠ 0 {maka digunakan model fixed effect}
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji chow
adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai Probability F > 0,05 artinya diterima; maka model common
effect.
b. Jika nilai Probability F < 0,05 artinya ditolak; maka model fixed
effect, dilanjut dengan uji hausman.
2. Uji Hausman
Uji dilakukan untuk menguji apakah data dianalisis dengan menggunakan
fixed effect atau random effect, pengujian tersebut dilakukan dengan program
Eviews 9. Melakukan uji Hausman Test data juga diregresikan dengan model
random effect dan fixed effect dengan membuat hipotesis sebagai berikut.
90
: = 0 {maka digunakan model random effect}
: ≠ 0 {maka digunakan model fixed effect}
Pedoman yang akan digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji hausman
adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai probability Cross-section Random > 0,05, maka diterima,
yang artinya model random effect.
b. Jika nilai probability Cross-section Random < 0,05, maka ditolak,
yang artinya model fixed effect.
3. Uji Lagrange Multiplier
Uji dilakukan untuk menguji apakah data dianalisis dengan menggunakan
random effect atau common effect, pengujian tersebut dilakukan dengan
program Eviews 9. Uji ini digunakan ketika dalam pengujian uji chow yang
terpilih adalah model common effect. Melakukan uji lagrange multiplier test
data juga diregresikan dengan model random effect dan model common effect
dengan membuat hipotesis sebagai berikut.
: = 0 {maka digunakan model common effect}
: ≠ 0 {maka digunakan model random effect}
Metode perhitungan uji LM yang digunakan dalam penelitian ini ialah
metode Breusch-Pagan, yang merupakan metode yang paling banyak digunakan
oleh para peneliti dalam menghitung uji LM. Adapun pedoman yang akan
digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji langrange multiplier berdasarkan
Breusch-Pagan adalah sebagai berikut (www.statistikian.com):
a. Jika nilai cross section Breusch-Pagan < α (5%) maka ditolak, yang
artinya model random effect yang dipilih
91
b. Jika nilai cross section Breusch-Pagan > α (5%) maka diterima, yang
artinya model common effect yang dipilih.
3.6.2.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis
secara parsial (Uji t) dan secara simultan (Uji F).
3.6.2.3.1 Uji F
Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang
bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-
langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut:
a. Membuat formulasi uji hipotesis
1. : = = = = 0{Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh
terhadap terjadinya kondisi Financial Distress}
: ≠ ≠ ≠ ≠ 0 { Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap terjadinya kondisi Financial Distress }
2. : = = = = 0 {Corporate Governance dalam hal ini
Kepemilkan Manajerial dan Kepemilikan Instutisional tidak berpengaruh
terhadap terjadinya kondisi Financial Distress}
: ≠ ≠ ≠ ≠ 0 { Corporate Governance dalam hal ini
Kepemilkan Manajerial dan Kepemilikan Instutisional berpengaruh
terhadap terjadinya kondisi Financial Distress }
b. Penetapan Uji F-test
92
Pengujian regresi secara simultan dimaksudkan apakah variabel bebas secara
menyeluruh memberikan pengaruh nyata terhadap variabel terikat. Uji
hipotesis yang digunakan adalah uji dapat dirumuskan sebagai .
berikut:
Keterangan :
F = Uji F
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel independen
R2 = Koefisien determinasi
c. Menentukan tingkat kesalahan (signifikan)
ingk ignifik i y ng dipilih d l h 5% (α = 0,05) u deng n ingk
kepercayaan sebesar 95% dari derajat (dk) = n-k-1. Angka ini dipilih tepat
untuk mewakili dalam pengujian variabel dan merupakan tingkat signifikansi
yang sering digunakan dalam penelitian.
d. Kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusan dapat dijabarkan sebagai berikut:
- diterima : < dan nilai Sig > 0,05
- ditolak : > dan nilai Sig < 0,05
Apabila diterima, maka disimpulkan bahwa suatu pengaruh adalah
tidak signifikan, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel
independen terhadap variabel dependen, sedangkan apabil ditolak,
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas secara
bersama-sama terhadap suatu variabel terikat
93
3.6.2.3.2 Uji T-Test (Hipotesis Parsial)
Uji t-test digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna
menunjukkan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel
dependen. Uji t-test adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah
pengujian hipotesis parsial dengan uji t-test adalah sebagai berikut:
a. Membuat formula uji hipotesis
1. : β = 0 {Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap terjadinya
kondisi Fnancial Distress}
: β ≠ 0 { Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap terjadinya
kondisi Fnancial Distress}
2. : β = 0 {Corporate Governance dalam hal ini Kepemilikan
Manajerial tidak berpengaruh terhadap terjadinya kondisi Financial
Distress}
: β ≠ 0 {Corporate Governance dalam hal ini Kepemilikan
Manajerial berpengaruh terhadap terjadinya kondisi Financial Distress}
: β = 0 {Corporate Governance dalam hal ini Kepemilikan
Instutisional tidak berpengaruh terhadap terjadinya kondisi Financial
Distress}
: β ≠ 0 { Corporate Governance dalam hal ini Kepemilikan
Instutisional berpengaruh terhadap terjadinya kondisi Financial Distress}
b. Penentuan Uji t-test
Pengujian regresi secara parsial dimaksudkan apabila variabel bebas
94
berkorelasi nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Uji hipotesis yang
t-test adalah dapat dirumuskan sebagai berikut: digunakan uji .
√
√
Keterangan:
t = Uji t
r = Korelasi parsial yang ditentukan
n = Jumlah sampel
k = Jumlah Variabel Independen
c. Menentukan tingkat kesalahan (signifikasi)
ingk ignifik i y ng dipilih d l h 5% (α = 0,05) u deng n ingk
kepercayaan sebesar 95% dari derajat (dk) = n-k-1. Angka ini dipilih tepat
untuk mewakili dalam pengujian variabel dan merupakan tingkat signifikansi
yang sering digunakan dalam penelitian.
d. Kriteria pengambilan keputusan
Kriteria pengambilan keputusan dapat dijabarkan sebagai berikut:
- diterima : < dan nilai Sig > 0,05
- ditolak : > dan nilai Sig < 0,05
Apabila diterima, maka disimpulkan bahwa suatu pengaruh adalah
tidak signifikan, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel
independen terhadap variabel dependen, sedangkan apabil ditolak,
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel bebas secara
parsial terhadap suatu variabel terikat.
95
3.6.2.4 Koefisien Determinasi Simultan ( ) dan Parsial ( )
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y) yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen (X₁ sampai ). Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Semakin tinggi nilai menunjukkan bahwa varian
untuk variabel dependen (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independen (X) dan
sebaliknya. Jadi nilai memberikan presentasi varian yang dapat dijelaskan dari
model regresi.
3.6.2.4.1 Koefisien Determinasi Simultan ( )
Koefisien determinasi simultan digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel independen yaitu Ukuran Perusahaan serta Corporate
Governance yang terdiri dari Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan
Instutisional terhadap variabel dependen yaitu kondisi Financial Distress.
Nilai koefisien determinasi yang mendekati 1 (satu) maka dapat diaktakan
semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen
terhadap variabel dependen, sebaliknya apabila nilai koefisien determinasi yang
mendekati 0 (nol) makan semakin lemah model tersebut dalam menerangkan
variasi variabel independen terhadap variabel dependen. Tetapi penggunaan
koefisien determinasi tersebut memiliki suatu kelemahan, yaitu terdapatnya suatu
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Agar
terhindar dari bias tersebut, maka digunakan nilai adjusted R2, dimana nilai
adjusted R2 mampu naik atau turun apabila terjadi penambahan satu variabel
independen (Ghozali,2011:87). Secara umum koefisien determinasi untuk data
96
silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara
masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)
biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Menurut Sugiyono
(2013:292), rumus untuk menghitung koefisien determinasi secara simultan yaitu :
Kd = r2 x 100%
Dimana : 0 ≤ ² ≤ 1
Keterangan :
Kd = Koefisien Determinasi
r² = Koefisien Korelasi
3.6.2.4.2 Koefisien Determinasi Parsial ( )
Analisis koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui
seberapa besar persentase pengaruh variabel , , dan terhadap variabel Y
secara parsial. Untuk mencari besarnya koefisien determinasi secara parsial dapat
dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
β = Standar koefisien beta3
Zero Order = Matrik korelasi variabel independen dengan variabel dependen
Nilai mendekati 1 (satu) maka dapat diaktakan semakin kuat model
tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel
dependen, sebaliknya apabila nilai mendekati 0 (nol) makan semakin lemah
model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel
dependen.
97
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
dan waktu yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini Lokasi
adalah sebagai berikut:
3.7.1 Lokasi Penelitian
Data dalam penelitian ini merupakan hasil pencarian penulis dari website
situs resmi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan
www.sahamoke.com. Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan Sektor
Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2017
3.7.2 Waktu Penelitian
Waku penelitian dimulai sejak penulis mendapatkan persetujuan judul dan
membuat proposal. Penelitian ini juga akan terus dilakukan saat keluar Surat
Keputusan dari Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan yaitu pada tanggal
13 Maret 2018 sampai 13 September 2018.