BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi...

27
47 Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan (menggambarkan) suatu gejala atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana & Ibrahim, 2009: 64). Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian deskriptif memiliki fungsi untuk mengetahui gambaran nyata mengenai masalah yang akan diungkapkan, sehingga hasil penelitian hanya menggambarkan situasi yang ada di dalam diri seseorang. Setelah membahas tentang penelitian deskriptif, selanjutnya peneliti juga membahas tentang pendekatan yang dipakai yaitu korelasi. Arikunto (1999: 145) menjelaskan bahwa “Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan berapa eratnya hubungan serta berarti tidaknya hubungan itu.Sejalan dengan pendapat Sudjana (2004: 8) menyatakan bahwa “Penelitian korelasi adalah penelitian untuk mendeteksi tentang sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.” Pengertian mengenai korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa korelasi akan mengetahui sejauh mana hubungan keterkaitan antara komponen penelitian, sehingga akan terlihat sejauh mana hubungan tersebut, apakah positif, atau tidak ada hubungan sama sekali. Setelah diketahui pengertian kedua definisi tersebut, yaitu deskriptif dan korelasi selanjutnya peneliti menggabungkan kedua definisi tersebut menjadi metode deskriptif korelasional. Menurut Sumanto (1997: 102) menyatakan bahwa “Metode deskriptif korelasional adalah metode untuk menggambarkan suatu peristiwa dengan cara menghubungkan antara suatu variabel dengan variabel lainnya untuk menentukan derajat hubungan antar variabel tersebut.” Pengertian tersebut dapat disimpulkan penggunaan metode deskriptif korelasional dimaksudkan untuk mencari tujuan penelitian yang berupa gambaran dari

Transcript of BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi...

Page 1: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

47

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan (menggambarkan) suatu gejala

atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang (Sudjana & Ibrahim, 2009: 64).

Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif mengambil

masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana

adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian deskriptif memiliki fungsi

untuk mengetahui gambaran nyata mengenai masalah yang akan diungkapkan,

sehingga hasil penelitian hanya menggambarkan situasi yang ada di dalam diri

seseorang.

Setelah membahas tentang penelitian deskriptif, selanjutnya peneliti juga

membahas tentang pendekatan yang dipakai yaitu korelasi. Arikunto (1999: 145)

menjelaskan bahwa “Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk

menemukan ada tidaknya hubungan dan berapa eratnya hubungan serta berarti

tidaknya hubungan itu.” Sejalan dengan pendapat Sudjana (2004: 8) menyatakan

bahwa “Penelitian korelasi adalah penelitian untuk mendeteksi tentang sejauh

mana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan variasi-variasi pada

satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.” Pengertian mengenai

korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa korelasi akan mengetahui sejauh mana

hubungan keterkaitan antara komponen penelitian, sehingga akan terlihat sejauh

mana hubungan tersebut, apakah positif, atau tidak ada hubungan sama sekali.

Setelah diketahui pengertian kedua definisi tersebut, yaitu deskriptif dan

korelasi selanjutnya peneliti menggabungkan kedua definisi tersebut menjadi

metode deskriptif korelasional. Menurut Sumanto (1997: 102) menyatakan bahwa

“Metode deskriptif korelasional adalah metode untuk menggambarkan suatu

peristiwa dengan cara menghubungkan antara suatu variabel dengan variabel

lainnya untuk menentukan derajat hubungan antar variabel tersebut.” Pengertian

tersebut dapat disimpulkan penggunaan metode deskriptif korelasional

dimaksudkan untuk mencari tujuan penelitian yang berupa gambaran dari

Page 2: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

48

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah-masalah penelitian yang didasari pada analissi terhadap hubungan antar

variabel-variabel yang menjadi pusat penelitian.

Dalam penelitian ini akan mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi

dari lapangan yang akan dideskripsikan ke dalam pembahasan yang sesuai dengan

keadaan lapangan. Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang

menjadi sasaran penelitian, baik melalui kuesioner maupun bentuk observasi dan

dokumentasi yang dilakukan di lapangan. Informasi yang diperoleh akan

dilakukan analisis terlebih dahulu sebelum dilakukan interpretasi.

Aspek yang akan diteliti mencakup tentang kualifikasi akademik dan

sertifikasi guru di mana dominasinya terletak pada latar belakang pendidikan guru

dan predikat lulus atau tidaknya guru tersebut dalam proses sertifikasi yang akan

memberikan warna pada proses dan hasil belajar siswa khususnya pada mata

pelajaran pendidikan jasmani. Aspek penelitian berikutnya adalah mengenai

intensitas belajar dan hasil belajar siswa yang merupakan inti dari implementasi

kegiatan antara guru dan siswa. Kegiatan ini akan dilakukan penelitian dan

mengambil informasinya melalui kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Oleh

sebab itu, dalam penelitian ini penulis merangkum sebanyak-banyaknya informasi

berbagai persoalan pendidikan dengan data-data yang diperolah melalui angket,

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

B. Desain Penelitian

Setelah diketahui metode penelitian yang digunakan selanjutnya adalah

menentukan desain penelitian. Adapun notasi rancangan desainnya mengacu pada

Gambar 3.1.

rx1y1

rx2y1

Kualifikasi

Guru

(X1)

Sertifikasi

Guru

(X2)

Intensitas

Belajar Gerak

(Y1)

Page 3: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

49

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rx1y2

rx2y2

Gambar 3.1.

Desain Penelitian Kualifikasi dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas

Belajar Gerak Siswa dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani di SD

Keterangan :

X1 : kualifikasi guru (variabel bebas).

X2 : sertifikasi guru (variabel bebas).

Y1 : intensitas belajar gerak (variabel terikat).

Y2 : hasil belajar (variabel terikat).

rx1y1 : hubungan kualifikasi dengan intensitas belajar gerak.

rx2y1 : hubungan sertifikasi dengan intensitas belajar gerak.

rx2y1 : hubungan kualifikasi hasil belajar..

rx2y2 : hubungan sertifikasi dengan hasil belajar.

Gambar 3.1. menjelaskan bahwa, penelitian ini terdiri dari dua variabel

bebas yang dinyatakan dengan simbol X1 dan X2, serta untuk variabel terikatnya

dinyatakan dengan simbol Y1 dan Y2, adapun variabel tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Kualifikasi Guru (X1) yaitu pendidikan maksimal yang dimiliki atau diikuti

oleh sampel yang dibuktikan dengan ijazah terakhir yang dimiliki.

2. Sertifikasi Guru (X2) yaitu proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru.

Sertifikasi ini diberikan kepada para guru untuk memenuhi standar

professional guru yang dibuktikan dengan sertifikat profesi.

Kualifikasi

Guru

(X1)

Sertifikasi

Guru

(X2)

Hasil Belajar

(Y2)

Page 4: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

50

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Intensitas Belajar Gerak (Y1) yaitu menurut Nurkholif Hazim (2005: 191)

bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga yang dikerahkan untuk suatu

usaha”. Belajar gerak adalah sebagai “Serangkaian proses yang dihubungkan

dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan yang relatif

permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan

yang terampil Schmidt (Mahendra, 1998:122). Jadi, intensitas belajar gerak

adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk

mencapai tujuan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha

dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong

pencapaian prestasi dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang

mengarah pada perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan

seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil dan dibuktikan

dengan angket (kuesioner).

4. Hasil Belajar (Y2) adalah “Suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat

dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan

dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu (Sudjana, 2000: 7)

dan hasil belajar dalam penelitian ini dibuktikan dari nilai triwulan siswa.

Mengenai langkah-langkah penelitian, pendapat Sutresna (2002: 125) yang

diadaptasi dari Gay (1996: 91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah

penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori,

perumusan hipotesis, penentuan model penelitian, analisis dan interpretasi data,

penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.” Secara skematis, langkah penelitian

tersebut tersusun dalam Gambar 3.2.

Page 5: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

51

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian Diadaptasi dari sumber: LR. Gay,

Educational Research; Competencies for Analysis and Application; New

Jersey, Prentice Hall Inc. (1996,pp. 91-98).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 117). Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Sekolah Dasar di Kecamatan

Harjamukti Kota Cirebon sejumlah 200 siswa dan guru penjas sejumlah 20

orang. Untuk keperluan penelitian ini, maka populasi tersebut diambil sebagian

atau wakil dari setiap SD di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon yang

membentuk sampel penelitian atau unit penelitian, sebagaimana dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Mencari Permasalahan yang terjadi di Lapangan sehingga memunculkan

beragam masalah penelitian (Selection And Definition Of A Problem)

Penelusuran beragam data empirik dan teoritik sebagai

landasan berpikir berkaitan dengan masalah penelitian

(Review Of Related Literature)

Perumusan Hipotesis dengan mengacu pada kerangka berpikir dan kajian

empirik serta teoritik

Penentuan Metode Penelitian berkenaan dengan: Sampel,

Instrumen, desain dan prosedur penelitian (method,

subject, instruments, design & procedure)

Analisis dan Interpretasi Data (data analysis)

Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan

hasil penelitian

Page 6: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

52

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1.

Jumlah Populasi Guru Penjas SD di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon

No Nama Usia

Jenis

Kelamin

Asal

Sekolah

Kualifikasi

Pendidikan

Masa

Kerja

Sertifikasi/

B.Sertifikasi

1 Keni Sukaeni S.Pd 42 Th P SDN. Pegambiran I D-IV 22 Th BS

2 Jenuri S.Pd 42 Th L SDN. Pegambiran II S1 22 Th S

3 Tuti Nurhayanti S.Pd 46 Th P SDN. Pegajahan I S1 21 Th S

4 Yusuf Hidayat S.Pd 46 Th L SDN. Pegajahan II S1 21 Th BS

5 Kurniawan S.Pd 50 Th L SDN. Kejaksan S1 26 Th S

6 A.Tohari S.Pd 35 th L SDN Kebon Melati I S1 7 Th S

7 Titin Husdiati S.Pd 45 Th P SDN. Kebon Melati II S2 25 Th S

8 Kurniawati S.Pd 50 Th P SDN. Kebon Baru IV S1 28 Th S

9 Siti Aisyah S.Pd 43 Th P SDN. Kebon Baru V S1 22 Th S

10 Marlina Sulastri S.Pd 47 Th P SDN. Kebon Baru VII S1 21 Th S

11 Ahmad Faisal A.Ma.Pd 42 Th L SDN Pekalipan D-IV 22 Th BS

12 Yanto Setioso A.Ma.Pd 40 Th L SDN. Kartini II D-IV 20 Th TS

13 H. Juanda S.Pd 42 Th L SDN. Silih Asuh I S1 22 Th BS

14 Dapin S.Pd 47 Th L SDN. Silih Asuh II S1 21 Th S

15 M.Ilham S.Pd 44 Th L SDN. Silih Asuh III S1 20 Th BS

16 Anwar Sanusi S.Pd 46 Th L SDN. Sukapura I S1 21 Th S

17 Sodikin Ali S.Pd 47 Th L SDN. Kartini V S1 21 Th BS

18 Alimun S.Pd 46 Th L SDN. Sunyaragi I S1 22 Th BS

19 Ade Sirom S.Pd 49 Th L SDN. Sunyaragi II S1 25 Th S

20 Hasan Mubarok S.Pd 48 Th L SDN. Kesambi Dalam I S1 25 Th S

Page 7: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

53

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang

sama dengan populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

sebagai anggota sampel. Teknik probability sampling ini ada bermacam-macam

yaitu simple random sampling, proportionate stratified random sampling,

disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling (Sugiyono,

2010: 120).

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti

(Suharsimi Arikunto, 2010: 109). Pengambilan sampel untuk penelitian menurut

Suharsimi Arikunto (2010: 112), jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya

diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil

10-15% atau 20-25% atau lebih. Sampel guru penjas yang akan diambil berjumlah

20 orang dan sampel siswa sekolah dasar kelas VI di Kecamatan Harjamukti Kota

Cirebon sebanyak 200 orang siswa. Sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel

3.2.

Tabel 3.2. Sampel Penelitian Kualifikasi dan Sertifikasi Guru Terhadap

Intensitas Belajar Gerak Siswa dan Hasil Belajar Pendidikan

Jasmani Di Sekolah Dasar

No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Siswa

1. SDN. Pegambiran I 1 orang 10 orang

2. SDN. Pegambiran II 1 orang 10 orang

3. SDN. Pegajahan I 1 orang 10 orang

4. SDN. Pegajahan II 1 orang 10 orang

5. SDN. Kejaksan 1 orang 10 orang

6. SDN. Kebon Melati I 1 orang 10 orang

7. SDN. Kebon Melati II 1 orang 10 orang

8. SDN. Sukapura I 1 orang 10 orang

Page 8: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

54

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. (Lanjutan)

9. SDN. Sukapura II 1 orang 10 orang

10. SDN. Kebon Baru V 1 orang 10 orang

11. SDN. Kebon Baru VI 1 orang 10 orang

12. SDN. Silih Asuh I 1 orang 10 orang

13. SDN. Silih Asuh III 1 orang 10 orang

14. SDN. Kartini I 1 orang 10 orang

15. SDN. Kartini II 1 orang 10 orang

16. SDN. Kartini IV 1 orang 10 orang

17. SDN. Kartini V 1 orang 10 orang

18. SDN. Sunyaragi 1 orang 10 orang

19. SDN. Bima I 1 orang 10 orang

20. SDN. Bima II 1 orang 10 orang

Total 20 orang 200 orang

D. Variabel Penelitian

Sebelum mengambil kesimpulan-kesimpulan teoritis, seorang peneliti harus

mengidentifikasikan variabel-variabel utama yang akan diteliti agar penelitian

yang akan dilakukan tidak menyimpang dari variabel-variabel yang telah

ditentukan oleh penulis. Menurut Nana Sudjana (2001: 10) yang mengatakan

bahwa “Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang

nilainya bisa berubah-ubah.”

Variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang bisa menyebabkan perubahan

(mempengaruhi) terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel terikat itu sendiri

adalah variabel yang menjadi akibat (dipengaruhi), disebabkan oleh variabel

bebas. Dalam penelitian ini penulis menetapkan variabel-variabel yang akan dikaji

sebagai pembatas terhadap kemungkinan terjadinya penafsiran-penafsiran suatu

Page 9: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

55

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

istilah yang menyebabkan kekeliruan pendapat dan mengaburkan pengertian yang

sebenarnya.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualifikasi Guru (X1) dan

Sertifikasi Guru (X2). Untuk variabel terikatnya adalah Intensitas Belajar Gerak

(Y1) dan Hasil Belajar (Y2). Agar lebih lebih spesifik mengenai variabel

penelitian, berikut ini dijelaskan maknanya secara operasional. Definisi

operasional variabel penelitian :

1. Kualifikasi Guru dalam penelitian ini merupakan latar belakang pendidikan

guru pendidikan jasmani yang akan memberikan warna pada proses dan hasil

pembelajaran penjas di sekolah dasar atas dasar jenjang pendidikan D-III, D-

IV, S1, dan S2.

2. Sertifikasi guru adalah predikat yang melekat pada guru khususnya diberikan

untuk guru pendidikan jasmani sebagai guru yang profesional atau tidak yang

diberikan oleh perguruan tinggi kepada guru penjas setelah guru yang

bersangkutan mengikuti program sertifikasi guru, dalam penelitian ini

sertifikasi diberikan untuk guru yang sudah sertifikasi dan yang belum

sertifikasi.

3. Intensitas belajar gerak adalah usaha yang dikeluarkan siswa dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar dalam rangka untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

4. Hasil belajar adalah kemampuan yang relatif menetap dan dapat diukur

sebagai hasil dari proses belajar penjas yang dilakukan oleh siswa sekolah

dasar. Peneliti mendapatkan hasil belajar siswa dari nilai triwulan siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data

penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menyusun instrumen yang berupa

kuesioner (angket), observasi/pengamatan, dan data dokumentasi. Jenis-jenis

instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1) Kuesioner (angket)

Angket merupakan instrumen pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara menggunakan pertanyaan yang harus dikerjakan atau dijawab oleh orang

Page 10: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

56

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang meliputi sasaran angket tersebut. Sugiono (2009:199) menyatakan bahwa,

“Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya.” Setelah pengertian mengenai angket (kuesioner) tersebut, hal

lain yang menjadi pertimbangan dasar dalam penggunaan angket atau kuesioner,

sebagaimana diungkapkan oleh Arief (1982:70) sebagai berikut:

1. Agar hasil pengukuran terhadap variabel yang diteliti dapat dianalisa dan

diolah secara statistik.

2. Dengan alat pengumpul data tersebut memungkinkan dapat diperoleh data

yang objektif.

3. Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan dengan

mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang

intensitas belajar gerak siswa yang dijawab oleh guru penjas SD Negeri di

Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Jenis angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk

pernyataan-pernyataan yang sudah tersusun, dimana responden tinggal memilih

atau memberi tanda ceklish (√) pada kolom alternatif jawaban sesuai dengan

keadaan yang dirasakan pribadinya. Dalam alternatif jawaban penulis

menyediakan pilihan jawaban yang sudah ditentukan, yaitu sangat setuju (SS),

setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Langkah-Langkah

menyusun angket adalah sebagai berikut:

a) Melakukan spesifikasi data dengan menggunakan acuan teoritis

penyusunan angket

Spesifikasi data bertujuan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang

akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan

spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang

mengacu pada teori dari masing-masing variabel.

Nurkholif Hazim (2005: 191) bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga

yang dikerahkan untuk suatu usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat

dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat

Page 11: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

57

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk mencapai tujuan. Seseorang yang belajar dengan semangat yang tinggi,

maka akan menunjukan hasil yang baik, sebagaimana pendapat Sadirman (1996:

85), yang menyatakan bahwa intensitas belajar siswa akan sangat menentukan

tingkat pencapaian tujuan belajarnya yakni meningkatkan prestasinya.

Perkataan intensitas sangat erat kaitannya dengan motivasi, antara keduanya

tidak dapat dipisahkan sebab untuk terjadinya itensitas belajar atau semangat

belajar harus didahului dengan adanya motivasi dari siswa itu sendiri.

Sebagaimana Sardiman (1996: 84) menyatakan: “Belajar diperlukan adanya

intensitas atau semangat yang tinggi terutama didasarkan adanya motivasi.”

Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi

motivasi akan senantiasa menentukan intensitas belajar siswa.

Intensitas belajar gerak adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan

penuh semangat untuk mencapai tujuan realitas dari motivasi dalam rangka

mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang

melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai

pendorong pencapaian prestasi dihubungkan dengan latihan atau pengalaman

yang mengarah pada perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan

seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampi (Echols dalam

Shadily 1993: 326).

Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan

yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha

dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian

prestasi. Belajar gerak adalah sebagai “Serangkaian proses yang dihubungkan

dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan yang relatif

permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan

yang terampil (Schmidt yang dikutip Mahendra, 1998: 122). Jadi, intensitas

belajar gerak adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat

untuk mencapai tujuan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang

diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan

penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi

dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan

Page 12: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

58

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-

gerakan yang terampil.

b) Penyusunan Kisi-Kisi Angket

Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan agar responden dapat

menjawab salah satu alternatif jawaban, maka pernyataan-pernyataan tersebut

disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakmand (1990: 184) sebagai

berikut:

a. Setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh

responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif.

c. Sifat pernyataan harus netral dan objektif.

d. Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari

sumber lain.

e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan

kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.

Dari uraian yang dipaparkan sebelumnya, maka dalam menyusun

pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas, dan tegas. Dari beberapa

teori di atas, dilakukan penyusunan kisi-kisi angket yang dijadikan acuan untuk

membuat kisi-kisi instrumen intensitas belajar gerak. Dari beberapa teori yang

telah dipaparkan sebelumnya, dapat dibuat definisi intensitas belajar gerak siswa

dalam Tabel 3.3.

Page 13: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

59

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Variabel Intensitas Belajar Gerak

Komponen

Variabel

Sub

Komponen

Indikator

Intensitas belajar

gerak adalah usaha

yang dilakukan oleh

seseorang dengan

penuh semangat

untuk mencapai

tujuan realitas dari

motivasi dalam

rangka mencapai

tujuan yang

diharapkan yaitu

peningkatan prestasi,

sebab seseorang

melakukan usaha

dengan penuh

semangat karena

adanya motivasi

sebagai pendorong

pencapaian prestasi

dihubungkan dengan

latihan atau

pengalaman yang

mengarah pada

perubahan yang

relatif permanen

dalam kemampuan

seseorang untuk

menampilkan

gerakan-gerakan

yang terampil.

(John M. Echols

dalam Shadily 1993:

326).

a. Motivasi a. Tekun menghadapi tugas.

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus

asa).

c. Lebih senang bekerja mandiri.

d. Cepat bosan pada tugas–tugas rutin.

e. Dapat mempertahankan pendapatnya.

b. Durasi

Kegiatan

Kemampuan penggunaan waktu untuk

melakukan kegiatan, meliputi :

Lamanya waktu yang digunakan untuk

melaksanakan kegiatan PBM penjas di SD.

c. Frekuensi

Kegiatan

Berapa sering kegiatan dilakukan dalam Periode

waktu tertentu.

d. Presentasi Gairah, keinginan atau harapan yaitu maksud,

rencana, cita-cita atau sasaran, target dan yang

hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan

meliputi : keinginan yang kuat bagi siswa untuk

belajar.

e. Arah sikap

Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang

untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal

yang bersifat positif ataupun negatif. Dalam

bentuknya yang negatif akan terdapat

kecenderungan untuk menghindari, membenci,

bahkan tidak menyukai objek tertentu.

Sedangkan dalam bentuknya yang positif

kecendrungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu.

Contohnya, apabila siswa menyenangi materi

tertentu maka dengan sendirinya siswa akan

mempelajari dengan baik. Sedangkan apabila

tidak menyukai materi tertentu maka siswa tidak

akan mempelajari kesan acuh tak acuh.

f. Minat 1. Adanya perhatian.

Indikator adanya perhatian dijabarkan

menjadi tiga bagian yaitu:

perhatian terhadap bahan pelajaran penjas.

memahami materi pelajaran penjas.

Page 14: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

60

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3. (Lanjutan)

Langkah selanjutnya setelah membuat kisi-kisi angket, peneliti membuat

pernyataan berdasarkan indikator dalam setiap sub komponen. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Pernyataan Angket Intensitas Belajar Gerak Siswa

Sub

Komponen

Indikator Pernyataan No Soal

Motivasi a. Tekun menghadapi

tugas.

b. Ulet menghadapi

kesulitan.

c. Lebih senang

bekerja mandiri.

Siswa mengerjakan tugas PBM

penjas dengan baik tanpa ada

paksaan.

Siswa mengerjakan tugas PBM

penjas dengan bantuan teman.

Siswa bertanya apabila ada materi

yang tidak dipahami dalam PBM

penjas.

Siswa lebih senang dalam

mengerjakan tugas penjas secara

mandiri.

Siswa tidak begitu senang ketika

1

7

14

18

menyelesaikan soal-soal pelajaran penjas.

2. Adanya ketertarikan.

Ketertarikan dibedakan menjadi :

ketertarikan terhadap bahan pelajaran

penjas.

3. Rasa senang.

Rasa senang meliputi :

rasa senang mengetahui bahan belajar

penjas.

memahami bahan belajar penjas.

kemampuan menyelesaikan soal-soal

pembelajaran penjas.

g. Aktivitas

4. G

5.

a. Melakukan karena instruksi guru.

b. Melakukan karena mata pelajaran.

c. Melakukan dengan sungguh-sungguh

dalam setiap jam pelajaran.

d. Melakukan secara aktif.

Page 15: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

61

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengerjakan tugas penjas secara

individu.

21

Tabel 3.4. (Lanjutan)

d. Cepat bosan pada

tugas–tugas rutin.

e. Dapat

mempertahankan

pendapatnya.

Siswa merasa bosan apabila

diberikan materi PBM penjas yang

itu-itu saja.

Mempertahankan argumentasi

apabila pendapatnya diyakini benar.

Tidak pernah berpendappat dalam

belajar penjas.

25

28

30

Durasi

Kegiatan Lamanya waktu yang

digunakan untuk

melaksanakan

kegiatan PBM penjas

di SD.

Pembelajaran penjas memerlukan

waktu yang lama.

Pembelajaran penjas tidak

memerlukan waktu yang lama.

2

8

Frekuensi Kegiatan

a. Frekuensi

melakukan

kegiatan PBM

penjas di SD dalam

seminggu.

b. Frekuensi

melakukan

kegiatan PBM

penjas di SD dalam

sebulan.

c. Frekuensi

melakukan

kegiatan PBM

penjas di SD dalam

satu semester.

Siswa mengikuti pelajaran penjas

setiap minggu.

Siswa tidak mengikuti pelajaran

penjas dalam setiap minggu.

Pada setiap bulan siswa selalu

mengikuti tes pelajaran penjas.

Ada beberapa siswa yang tidak

mengikuti tes dengan alasan

tertentu.

Setiap satu semester siswa

mengikuti ujian akhir semester

pelajaran penjas.

Ada beberapa siswa yang tidak

mengikuti ujian akhir semsester

dengan alasan tertentu.

3

15

19

22

26

29

Presentasi Gairah, keinginan atau

harapan yang keras

yaitu maksud,

rencana, cita-cita atau

sasaran, target dan

idolanya yang hendak

dicapai dengan

Siswa dapat mempraktekan

beberapa materi dari hasil

pembelajaran penjas dengan baik

dan benar.

Siswa tidak mampu mempraktekan

hasil pembelajaran penjas dengan

baik.

10

9

Page 16: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

62

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4. (Lanjutan)

kegiatan yang

dilakukan meliputi :

keinginan yang kuat

bagi siswa untuk

belajar.

Arah Sikap Sikap sebagai suatu

kesiapan pada diri

siswa.

Siswa mempersiapkan diri dan sigap

dalam mengikuti pembelajaran

penjas.

Siswa tidak memiliki persiapan dan

kesiapan diri dalam mengikuti

pembelajaran penjas.

4

11

Minat a. Adanya

perhatian.

b. Adanya

ketertarikan.

c. Rasa senang.

Siswa memperhatikan setiap item

pelajaran yang disampaikan guru

pada saat pelajaran penjas dengan

baik.

Siswa kurang memperhatikan setiap

item pelajaran penjas dengan baik.

Siswa sangat antusias dalam

mengikuti pembelajaran penjas.

Siswa tidak antusias dalam

mengikuti pelajaran penjas

Siswa merasa senang dan tidak

pernah merasa terpaksa dalam

mengikuti pelajaran penjas.

Siswa tidak bersemangat dan

bermalas-malasan dalam mengikuti

pembelajaran penjas.

5

16

12

20

23

27

Aktivitas a. Melakukan karena

instruksi guru.

b. Melakukan karena

mata pelajaran

c. Melakukan dengan

sungguh-sungguh

dalam setiap jam

pelajaran.

d. Melakukan secara

aktif.

Melaksanakan kegiatan

pembelajaran penjas di sekolah

karena atas perintah guru.

Mengikuti pelajaran penjas karena

termasuk kedalam mata pelajaran.

Setiap instruksi gerakan yang

diperintahkan guru, saya

melakukannya dengan konsentrasi.

Selama pelajaran penjas sedang

berlansung, para siswa tidak pernah

berdiam diri.

6

13

17

24

Page 17: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

63

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Penyusunan Angket

Indikator-indikator yang telah dirumuskan selanjutnya dijadikan bahan

penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pernyataan

atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan

kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket

digunakan skala Likert dengan kategori penyekoran seperti terlihat pada Tabel

3.5.

Tabel 3.5.

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Skala Likert

No Alternatif

jawaban

Skor alternatif jawaban

1 Sangat Setuju 1

2 Setuju 2

3 Tidak setuju 3

4 Sangat tidak Setuju 4

1. Observasi/Pengamatan

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengamatan

langsung terhadap obyek-obyek yang diteliti di lapangan untuk memperoleh

gambaran informasi dan keterangan yang relevan dengan objek penelitian.

2. Dokumentasi

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari

arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada berada di

luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dalam penelitian

ini data dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang disimpan dan dirawat

Page 18: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

64

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedemikian rupa sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan mudah mencari dan

memanfaatkannya. Data dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk

mengumpulkan data tentang kualifikasi guru, sertifikat pendidik dan hasil belajar

siswa SD Negeri di Kota Cirebon. Adapun bentuk instrumen penelitian yang

digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

a. Kualifikasi Guru Diambil Melalui Data Dokumentasi

Kualifikasi akademik sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

RI No. 18 Tahun 2007 yaitu “Tingkat pendidikan formal yang telah dicapai

sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3)

maupun non gelar (D4 atau Post Graduate Diploma), baik di dalam maupun di

luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau

sertifikat diploma.” Landasan hukum lainnya adalah Permendiknas No. 16 Tahun

2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dimana

disebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualitas akademik dan

kompetensi guru yang berlaku secara nasional, dan juga bahwa guru-guru yang

belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat (D-IV) atau sarjana akan

diatur dengan peraturan menteri tersendiri.

Data mengenai kualifikasi yang dimiliki oleh guru penjas di SD, diketahui

melalui ijazah hasil pendidikan guru terakhir yang dimilikinya dan melalui

pengalaman mengikuti pelatihan atau penataran guru tentang materi pembelajaran

penjas di SD. Data yang diperoleh merupakan data demografi, sehingga penulis

menentukan kriteria penilaian kualifikasi guru penjas di SD sebagai berikut:

1) Nilai 1 = Untuk Ijazah D-III

2) Nilai 2 = Untuk Ijazah D-IV

3) Nilai 3 = Untuk Ijazah S1

4) Nilai 4 = Untuk Ijazah S2

b. Sertifikasi Guru Dinilai Dengan Dokumentasi

Sertifikasi ini dianggap sebagai amanah dari UU No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Dasar utama pelaksanaan sertifikasi guru adalah UU

No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) yang disahkan tanggal 30

Desember 2005. Pasal yang menyatakannya adalah pasal 8 yaitu : “Guru wajib

Page 19: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

65

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.” Pasal lainnya adalah pasal 11 ayat 1 yaitu “Sertifikat pendidik

sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi

persyaratan.

Landasan hukum lainnya adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 Tahun

2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4

Mei 2007. Data mengenai sertifikasi yang dimiliki oleh guru penjas SD di Kota

Cirebon, diketahui melalui hasil kelulusan sertifikasi dan dibuktikan dengan

sertifikat pendidik yang dimilikinya. Jenis data yang diperoleh merupakan data

demografi dengan menggunakan kode angka 1 (satu) dan 2 (dua), sehingga

penulis menentukan kriteria penilaian sertifikasi sebagai berikut:

1) Kode 1 = Untuk guru yang belum lulus sertifikasi.

2) Kode 2 = Untuk guru yang sudah sertifikasi.

c. Intensitas Belajar Gerak Dinilai Dengan Kuesioner (Angket)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata intensitas adalah kekerapan,

suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang.

Kemudian di dalam Duden (2003: 839) intensitas (die Intensitat) diartikan sebagai

“Starke, Kraft, Wirksamkeit (von Handlungen, Ablaufen o.A) : grosse, gleich

bleibende, wechselnde.” Hal tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan atau

peningkatan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Menurut Tohar

(2004: 55), intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkat

pengeluaran energi, alat dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun

pertandingan.

Pada dasarnya belajar gerak (motor learning) merupakan suatu proses belajar

yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang

optimal secara efisien dan efektif. Seiring dengan itu, Schmidt (1989: 34) dalam

Syarifudin (2009:113) menegaskan bahwa belajar gerak merupakan suatu

rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan

gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu.

Page 20: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

66

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartono (1989: 67) menegaskan bahwa pemberian pengalaman gerak yang

luas kepada anak merupakan tindakan yang bijaksana dalam usaha mempengaruhi

perkembangan anak. Melalui gerak, pada dasarnya anak sedang mengadakan

interaksi dan komunikasi dengan dunia luarnya dalam usaha melengkapi

pengatahuan dan sikapnya. Pengaruh dari proses belajar terhadap ranah kognitif

dan afektif bukanlah pengaruh tidak langsung melainkan pengaruh langsung

seperti halnya terhadap perkembangan gerak. Dalam pembentukan sikap siswa,

Ateng (1994: 35) menegaskan tidak ada media pendidikan serealitas pendidikan

gerak untuk menanamkan sikap sportif, seperti menghargai orang lain, bekerja

sama, berjuang keras dan sebagainya.

Menurut Kristi (2012: 2) dalam Schmidt (1991) belajar gerak adalah “Suatu

rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan/pengalaman yang

mengarahkan pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam

kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil, yaitu

upaya meningkatkan keterampilan gerak tubuh secara keseluruhan dan upaya

penguasaan pola-pola gerak keterampilan dalam kaitannya dengan konsep ruang,

waktu dan gaya. Menurut Sugiyanto (1994: 27) belajar gerak adalah mempelajari

pola-pola gerak keterampilan tubuh. Jadi, intensitas belajar gerak suatu kegiatan

yang dilakukan berulang-ulang lebih dari satu kali dengan frekuensi yang semakin

lama semakin meningkat dengan mempelajari pola-pola gerak keterampilan dalam

kaitannya dengan konsep ruang, waktu dan gaya. Pengukuran intensitas belajar

gerak merupakan suatu proses pengumpulan data/ informasi tentang kemampuan

gerak seseorang/ individu mulai dari alat ukur sampai hasil pengukurannya.

Angket atau kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data yang

dinyatakan kesahihannya oleh banyak ahli statistik. Angket atau kuesioner

diartikan sebagai suatu alat pengumpul data yang didalamnya berisikan suatu

pernyataan baik secara terbuka ataupun tertutup. Adapun angket yang digunakan

dalam penelitian ini ialah angket tertutup, dimaksudkan agar semua jawaban yang

diberikan oleh guru penjas dan siswa SD di Kota Cirebon lebih mudah untuk

dinilai kerena semua alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu.

d. Hasil Belajar Siswa Dinilai Dengan Dokumentasi

Page 21: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

67

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Landasan hukum yang menjelaskan tentang hasil belajar siswa diatur oleh

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 63 ayat 1 tentang Standar

Nasional Pendidikan yaitu “Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah terdiri dari (1) penilaian hasil belajar oleh pendidik, (2) penilaian

hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan (3) penilaian hasil belajar oleh

Pemerintah.

Pasal 68 menjelaskan bahwa “Hasil ujian Nasional digunakan sebagai salah

satu pertimbangan untuk (1) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan

(2) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya (3) penentuan kelulusan

peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan (4) pembinaan dan

pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan. Dasar hukum lainnya menurut Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan RI No. 59 Tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik

dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian

Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 tanggal 11

Juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidik.

Data mengenai hasil belajar siswa, diketahui melalui nilai tri wulan siswa SD.

Data yang diperoleh merupakan hasil dari evaluasi belajar siswa, sehingga penulis

menentukan kriteria penilaian hasil belajar siswa berdasarkan nilai tri wulan siswa

di SD dalam pembelajaran penjas.

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang sudah dibuat sebelum diberikan kepada sampel

terlebih dahulu diujicobakan. Tujuannya adalah mengetahui validitas dan

reliabilitas instrumen ukur yang telah disusun berdasarkan angket intensitas

belajar gerak, sehingga dapat diketahui layak tidaknya instrumen ukur tersebut

untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data. Validitas maksudnya adalah alat

ukur yang digunakan benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak diukur.

Sedangkan reliabilitas maksudnya untuk mengetahui keajegan alat ukur yang

digunakan. Sugiyono (2009:173) menjelaskan bahwa, “Instrumen yang valid

berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

Page 22: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

68

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seharusnya diukur”. Dengan kata lain, sebuah alat ukur harus dapat dipercaya dan

diakui oleh banyak orang bahwa alat ukur tersebut layak digunakan untuk

mengukur.

Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan, ada

langkah yang ditempuh. Langkah pertama, instrumen yang dibuat selanjutnya

diujicobakan dengan diberikan kepada responden yang memiliki karakteristik

sama dengan sampel penelitian, tetapi bukan sampel yang sebenarnya. Uji coba

dilakukan pada tanggal 29 April 2013 kepada guru penjas sebanyak 20 orang dan

40 orang siswa SD di Kota Cirebon. Jenis validitas yang ingin diketahui dalam

angket ini adalah validitas isi dan butir. Penelaahan validitas isi dilakukan melalui

analisis rasional atau melalui professional judgement. Tujuannya untuk

mengetahui kesesuaian item-item tes yang dibuat mencerminkan ciri atribut yang

hendak diukur.

Uji validitas butir memiliki tujuan untuk mengetahui apakah item-item tes

yang digunakan baik atau tidak. Cara pengujiannya dilakukan dengan

mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total. Indeks koefisien korelasi

yang tinggi menunjukkan ada kesesuaian antara fungsi-fungsi butir item dengan

fungsi angket keseluruhan. Teknis analisis yang digunakan untuk menguji

validitas butir adalah korelasi Product Moment dari Pearson. Setelah dianalisis,

dari 30 item pernyataan yang diujicobakan terdapat 6 item yang dinyatakan gugur

dan sisanya sebanyak 24 butir dinyatakan valid, ini merupakan uji coba instrumen

yang pertama. Hasil uji validitas instrumen intensitas belajar gerak siswa tersebut

dapat dilihat dalam Tabel 3.6.

Tabel 3.6.

Hasil Uji Validitas Instrumen Intensitas Belajar Gerak Siswa

Keterangan

Jumlah item yang diuji 30 item

Nomor item yang tidak valid 13, 19, 21, 22,

23, dan 30

Jumlah item yang valid dan layak digunakan

sebagai alat ukur penelitian 24 item

Page 23: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

69

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan bantuan program SPSS for Windows diperoleh hasil uji reliabilitas

instrumen penelitian variabel intensitas belajar gerak r = 0,892 dengan nilai thitung

sebesar 12,133 > nilai ttabel sebesar 2,024. Dengan demikian maka angket yang

digunakan dalam penelitian ini mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain

reliabel.

G. Analisis Instrumen

Setelah instrumen diujicobakan pada 20 guru penjas dan 200 siswa SD di

Kota Cirebon, maka langkah selanjutnya dilakukan analisis untuk menentukan

tingkat validitas dan tingkat reliabilitas instrumen dengan sistematika analisis

instrumen. Sistematika analisis instrumen ini diuraikan sebagai berikut :

Menentukan Tingkat Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah (Arikunto, 2006:168). Uji validitas instrumen dilakukan untuk

mengetahui seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai

dengan hal dan sifat yang diukur. Artinya, setiap butir instrumen telah benar-benar

menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep (konstruk teori) yang

menjadi dasar penyusunan instrumen.

Untuk pengujian ini digunakan SPSS 16. Uji validitas adalah uji tentang

kemampuan suatu angket, sehingga benar-benar dapat mengukur apa yang ingin

diukur. Sebuah instrumen valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang validitas yang dimaksud. Jika r (korelasi), dengan item tersebut

valid. Besarnya r tiap butir pertanyaan dapat dilihat dari SPSS 16 pada kolom

(Corrected Items Correlation).

Menentukan Tingkat Reliabilitas

Syarat lain yang juga penting bagi seorang peneliti adalah reliabilitas. Menurut

Arikunto (2002:154) menjelaskan bahwa:

Page 24: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

70

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

tendensius mengarahkan responder untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau yang reliable akan menghasilkan

data yang dapat dipercaya.

Ada beberapa teknik penghitungan yang biasa digunakan. Analisis instrumen

dalam kajian ini akan menggunakan teknik formula Cronbach’s Alpha dengan

rumus sebagai berikut:

=

(Suharsimi Arikunto, 2002: 171)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pemyataan atau banyaknya soal

= Jumlah varians butir

σt2

= Varians total

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah :

1. Hitung varians skor tiap-tiap item (Si)

2. Jumlahkan varians semua item ( )

3. Masukkan nilai Alpha (r11)

Selanjutnya dengan menggunakan taraf signifikansi = 0.05, reliabilitas

yang diperoleh dari hasil perhitungan (rtabel) dibandingkan dengan nilai dari tabel

korelasi nilai r dengan kritenia:

Jika ri > rtabel reliabel

Jika ri < rtabel tidak reliabel

Page 25: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

71

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.867 30

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS) Serie 16. Analisis data dilakukan

untuk mengetahui makna dari data yang telah dikumpulkan. Analisis data yang

akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Menyeleksi data untuk diolah lebih lanjut dengan memeriksa jawaban

responden sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

b) Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item

variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah

ditentukan, selanjutnya menentukan skornya.

c) Uji Persyaratan Analisis.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh

informasi mengenai distribusi kenormalan data. Selain itu, uji normalitas data juga

akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik

apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau nonparametrik.

Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa

menggunakan deskripsi explore data pada menu SPSS 16.

Uji normalitas dan output yang dihasilkan program SPSS 16 terdapat lima

uji analisis normalitas data, yaitu kolmogorov smirnov, Shapiro-wilk, QQ Plots,

Page 26: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

72

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Detrended normal QQ Plots, dan Spread V.5 Level Plot. Ke lima uji analisis ini

sebenamya saling mendukung satu sama lainnya.

2. Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji

homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal dari

sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan

jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data.

Karena syarat dan uji satistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi

normal dan homogen.

Uji homogenitas data menggunakan program software SPSS 16 adalah

sama dengan uji normalitas data. Output yang dihasilkan dan descriptive explore

data tersebut sekaligus menghasilkan dua analisis, yaitu normalitas dan

homogenitas data. Untuk uji homogenitas data mengacu pada penghitungan

Lavene Statistik hasil output dan SPSS 16 . Langkah-langkah menghitung uji

homogenitas :

a) Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X danY, dengan rumus :

b) Mencari F hitung dengan dari varians X danY, dengan rumus :

c) Membandingkan F hitung dengan F tabel pada tabel distribusi F, dengan:

Untuk varians terbesar adalah dk pembilang n-1. Untuk varians terkecil adalah dk penyebut n-1. JikaF hitung < F tabel, berarti homogen. JikaF hitung > F tabel, berarti tidak homogen

3. Uji Hipotesis

Page 27: BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penelitianrepository.upi.edu/2535/6/T_POR_1004789_Chapter3.pdf · Data yang akan dikumpulkan berasal dari guru dan siswa yang ... Tabel

73

Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar (SD) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji hipotesis data dilakukan guna mendapatkan kesimpulan dari data yang

diperoleh. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis

dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan

homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis melakukan tes instensitas

belajar gerak siswa SD di Kota Cirebon.

Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata (compare

means) pada SPSS. Untuk mengetahui bagaimanakah intensitas belajar gerak

siswa SD di Kota Cirebon dengan menggunakan pengolahan independent sampel

t-test. Output yang dihasilkan setelah pengolahan, diperoleh dua uji, yaitu uji-f

(Varians) dan uji-t (Uji kesamaan dua rata-rata). Tahapan analisis statistik untuk

melihat pengaruh secara signifikan tentang intensitas belajar gerak dan hasil

belajar siswa dilihat dari kualifikasi dan sertifikasi guru penjas.