BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan...

21
40 Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang utama dalam sebuah penelitian. Metode penelitian digunakan agar peniliti mampu memecahkan masalah yang ditelitinya. Pada bab ini, penulis menjabarkan komponen-komponen metodologi penelitian yang meliputi: lokasi penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, intrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan prosedur penelitian. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut: 3.1 Lokasi Penelitian Tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah di SMA Angkasa Lanud Sulaiman yang beralamat di Jalan Terusan Kopo, KM. 10, Kabupaten Bandung. SMA Angkasa Lanud Sulaiman berada Kompleks Pangkalan Angkatan Udara Lanud Sulaiman. Didukung oleh beberapa Tenaga Pendidik dan Kependidikan yang profesional, sarana dan prasarana yang relevan sehingga cocok untuk dijadikan sebagai tempat penelitian. Dasar petimbangan dijadikannya SMA Angkasa Lanud Sulaiman sebagai lokasi penelitian adalah sebagai berikut : 1. SMA Angkasa Lanud Sulaiman merupakan sekolah menengah atas yang berada didalam Kompleks Pangkalan Udara (AU) Lanud Sulaiaman. Sekolah ini bernaung dibawah Yayasan Ardhya Gharini Badan Pengurus Cabang Lanud Sulaiman yang merupakan Yayasan di bawah TNI Angkatan Udara (AU). Dengan keberadaannya di kompleks TNI AU nampaknya ada kekhasan dalam budaya sekolah yang bersinggungan dengan pendidikan karakter. 2. SMA Angkasa Lanud Sulaiman merupakan bekas tempat peneliti bertugas, sehingga akan mempermudah melakukan penelitian, dalam

Transcript of BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan...

Page 1: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

40 Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang utama dalam sebuah penelitian.

Metode penelitian digunakan agar peniliti mampu memecahkan masalah yang

ditelitinya. Pada bab ini, penulis menjabarkan komponen-komponen

metodologi penelitian yang meliputi: lokasi penelitian, subjek penelitian,

metode penelitian, intrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data

dan prosedur penelitian. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

3.1 Lokasi Penelitian

Tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah di SMA

Angkasa Lanud Sulaiman yang beralamat di Jalan Terusan Kopo, KM. 10,

Kabupaten Bandung. SMA Angkasa Lanud Sulaiman berada Kompleks

Pangkalan Angkatan Udara Lanud Sulaiman. Didukung oleh beberapa Tenaga

Pendidik dan Kependidikan yang profesional, sarana dan prasarana yang

relevan sehingga cocok untuk dijadikan sebagai tempat penelitian. Dasar

petimbangan dijadikannya SMA Angkasa Lanud Sulaiman sebagai lokasi

penelitian adalah sebagai berikut :

1. SMA Angkasa Lanud Sulaiman merupakan sekolah menengah atas

yang berada didalam Kompleks Pangkalan Udara (AU) Lanud

Sulaiaman. Sekolah ini bernaung dibawah Yayasan Ardhya Gharini

Badan Pengurus Cabang Lanud Sulaiman yang merupakan Yayasan di

bawah TNI Angkatan Udara (AU). Dengan keberadaannya di kompleks

TNI AU nampaknya ada kekhasan dalam budaya sekolah yang

bersinggungan dengan pendidikan karakter.

2. SMA Angkasa Lanud Sulaiman merupakan bekas tempat peneliti

bertugas, sehingga akan mempermudah melakukan penelitian, dalam

Page 2: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

41

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengurusan persuratan izin observasi, akses dalam mendapatkan

dokumen-dokumen yang penting untuk digunakan dalam penelitian,

seperti dokumen profil sekolah, dokumen pembelajaran. Tingkat

perkenalan dengan beberapa informan pula sudah terjalin cukup lama,

sehingga tidak canggung lagi ketika melakukan wawancara ataupun

penggalian data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.2 Subjek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian ini, yakni peserta didik kelas X

Ilmu-ilmu Sosial (IIS) 1, XI Ilmu-ilmu Sosial (IIS) 1. Dengan dasar

pertimbangan, kelas tersebut diterapkan pendidikan karakter dalam

pembelajaran sejarah, pada mata pelajaran Sejarah Indonesia dan Sejarah

Peminatan Ilmu-ilmu sosial. Serta ingin diketahui bagaimana perbedaan antara

pemerolehan nilai karakter pada siswa kelas X dibandingkan dengan siswa

kelas XI. Guru Mata Pelajaran Sejarah yakni Bapak Ghofir dengan dasar

bahwa ia merupakan Guru Mata pelajaran Sejarah yang berasal dari Kesatuan

Militer Lanud Sulaiman serta telah menerapkan pendidikan karakter dalam

pembelajaran sejarah, sekaligus menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah

urusan Kesiswaan. Kepala Sekolah yakni Bapak H. Wijayanto Hidayat, M.Pd,

karena Kepala Sekolah ini berasal dari Kesatuan Militer Lanud Sulaiman yang

bertanggung jawab penuh atas berjalannya visi dan misi sekolah. Sementara

itu, Pembina Ekstrakulikuler karena aktor dalam menjalankan pendidikan

karakter di luar kelas ialah pembina ekstrakulikuler ini. Hal tersebut di atas

menjadi acuan bagi peneliti untuk menentukan subjek penelitian di atas pada

penelitian mengenai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah Pada

Sekolah di Lingkungan Militer.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Nasution (1989:

5) mengatakan bahwa penelitian kualitatif pada haikatnya mengamati perilaku

keseharian orang dalam lingkungan hidupnya. Pendekatan terhadap yang

diteliti dilakukan secara berkelanjutan dan berintegrasi dengan mereka tanpa

ada batas atau sekat-sekat, berusaha memahami bahasa, dan tafsiran mereka

Page 3: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

42

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang dunia sekitarnya. Keterkaitan dengan pembelajaran sejarah, penelitian

kualitatif menjadi kategori yang didefiniskan secara longgar dari model

penelitian yang semuanya menghasilkan data verbal, visual, data yang ada di

sekitar lokasi penelitian. Data diambil dalam bentuk narasi deskriptif (catatan

lapangan, rekaman, dan catatan tertulis lainnya), yang terkait dengan

pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di SMA Angkasa.

Selanjutnya, penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Metode

penelitian menggunakan studi kasus untuk mendapatkan pertanyaan penelitan

“mengapa” dan “bagaimana”. Metode penelitian studi kasus memilih suatu

kejadian atau gejala untuk diteliti. Menurut Yin (2014, hlm. 1) tipe studi pada

penelitian ini menggunakan tipe eksplanatoris, yaitu kajian atas suatu kasus

khusus untuk memperoleh kaitan-kaitan, yakni pendidikan karakter di tingkat

persekolah yang di dalamnya terdapat komponen pengintegrasian dalam mata

pelajaran, habituasi dalam budaya sekolah, integrasi dalam kegiatan

ekstrakulikuler, dan habituasi keseharian di rumah. Selain itu, kaitan dengan

pembelajaran sejarah yang memiliki konsep ruang, waktu, manusia,

perubahan, dan kesinambungan, dikaitkan pula dengan lingkungan sekolah di

dalam kawasan militer Lanud Sulaiman yang memiliki moto “Swa Bhuwana

Paksa” yang artinya Sayap Tanah Airku.

Penelitian studi kasus in dimaksudkan untuk mempelajari secara

intensif tentang latar belakang masalah, keadaan dan posisi suatu peristiwa

yang sedang berlangsung saat ini, yaitu pendidikan karakter dalam

pembelajaran sejarah, serta interaksi unit lingkungan sosial, budaya, pedagogis

di kawasan militer. Penelitian kualitatif dalam tesis ini meliputi pengumpulan,

penganalisisan dan penginterpretasian dalam rangka untuk memperoleh

wawasan kasus tertentu tentang pendidikan karakter dalam pembelajaran

sejarah di sekolah lingkungan militer. Pada kasus ini ialah SMA Angkasa

Lanud Sulaiman Kabupaten Bandung.

Stake mengemukakan bahwa (dalam Denzin dan Lincoln, 2009, hlm.

299) sebagai sebuah penelitian, studi kasus ditentukan oleh minat pada kasus-

kasus individual, bukan ditentukan oleh metode-metode penelitian yang

digunakan.

Page 4: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

43

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menggunakan metode studi kasus maka tujuan penelitian ini adalah

mengeksplorasi faktor-faktor kognitif, afektif, psikomotis, sosial, budaya,

ekonomi, yang mempengaruhi pendidikan karakter dalam pembelajaran

sejarah di sekolah lingkungan militer, dalam hal ini SMA Angkasa Lanud

Sulaiman Kabupaten Bandung. Penelitian ini bukanlah penelitian intervensi

terhadap subjek penelitian. Proses penelitian bersifat fleksibel dan kontekstual

berkembang sebagai respon terhadap realitas hidup yang ditemui di lapangan

(Grant & Fine, 1992; Spradley, 1980; Creswell, 1994). Dalam perspektif

ontologis nature of the phenomena atau entitas atau kenyataan sosial menjadi

sangat penting artinya dalam melakukan proses penelitian studi kasus. Dalam

pandangan Creswell (1994, hlm 20) peneliti kualitatif utamanya sangat

concern terhadap proses dibandingkan outcomes atau produk.

Penelitian studi kasus secara sistematis melakukan deskripsi, analisis,

dan intepretasi dengan menghayati interaksi dan persepsi subyek yang diteliti

bukan persepsi atau angan-angan peneliti (Creswell, 1994 : 142). Perilaku dan

praktik sosial budaya dalam segala bentuk interaksi, komunikasi, aturan,

moralitas, sistem keyakinan dideskripsikan sebagaimana adanya dalam

kehidupan keseharian.

Penelitian studi kasus fokus pada masyarakat sekolah, memilih

informan yang diketahui memiliki pandangan yang luas dan mendalam

terhadap aktivitas masyarakat sekolah yang diteliti. Menekankan pada makna

bagaimana masyarakat make sense kehidupannya, pengalaman, dan struktur

dunianya sendiri (Creswell, 1994, hlm. 145). Pengidentifikasian dan pemilihan

informan yang tepat akan memperkuat akses sumber data yang relevan.

Penelitian studi kasus mengkaji dan menyajikan pengalaman-

pengalaman terbaik (best practice) tentang interaksi, relasi, dan situasi sosial

budaya, praktek sosial budaya, organisasi sekolah, pendidikan nilai di

pembelajaran sejarah, pendidikan di sekolah.Dalam penelitian ini peneliti

terlibat mulai dari observasi, perencanaan, sampai pada pelaksanaan di

lapangan terhadap pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di SMA

Angkasa Lanud Sulaiman.

Page 5: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

44

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Intrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data, dan

membuat kesimpulan atas temuannya (Lincoln & Guba, 1985, hlm. 39, 194).

Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat pengumpul data (Lincoln dan

Guba, 1985, hlm. 193), yaitu:

1) Responsivenes; Manusia dapat merasakan dan memberikan tanggapan

terhadap petunjuk-petunjuk baik perorangan maupun lingkungan.

2) Holistic emphasi; Holistik dalam lingkungan sekeliling, akan memerlukan

manusia sebagai instrumen yang mampu menangkap gejala lingkungan

alamiah yang menyeluruh.

3) Adaptability; Daya guna manusia untuk menyesuaikan diri sangat

tinggi sehingga dapat mengumpulkan informasi mengenai banyak aspek

pada berbagai tingkatan secara simultan.

4) Knowledge base expansion; Berkemampuan menjalankan fungsi

secara simultan dalam ranah pengetahuan proposisional dan dalam

pengetahuan yang dikumpulkan berdasarkan pengalaman.

5) Processual immediacy; Kemampuan manusia sebagai instrumen untuk

memproses data segera setelah terkumpul, dan dapat segera

mengembangkannya

6) Opportunities to explore typical or idiosyncratic response; Mempunyai

kemampuan untuk menyelidiki jawaban-jawaban sumber data dan

informasi sampai pada tingkat pemahaman yang lebih tinggi.

7) Opportunities for clarification and summarization; Mempunyai

kemampuan yang unik dalam menyimpulkan data serta meminta

perbaikan dan penjelasaan secara langsung dari sumber informasi.

Adapun menurut Nasution (2003, hlm. 55-56), peneliti sebagai alat

penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Page 6: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

45

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus

dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi

penelitian.

2) Peneliti sebagai alat, dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan angka ragam data sekaligus.

3) Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan.

4) Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, dipahami dengan

merasakan dan menyelaminya berdasarkan penghayatan.

5) Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

6) Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera

menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan,

perubahan, perbaikan atau penolakan.

7) Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang lain dari pada yang lain

dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman

mengenai aspek yang diselidiki.

Lincoln dan Guba (1985, hlm. 199) menyatakan bahwa “...the

human-as-instrument is inclined toward methods that are extensions of

normal human activities: looking, listening, speaking, reading, and the like”.

Dari pernyataan ini semakin jelas bahwa keunggulan manusia sebagai

instrumen dalam penelitian naturalistik karena alat ini dapat melihat,

mendengar, membaca, merasa, dan sebagainya yang biasa dilakukan manusia

umumnya. Hal itu dilakukan dengan pengamatan berperan serta (observasi

partisipatoris), wawancara mendalam (deep interview), pengumpulan

dokumen, foto dan sebagainya. Keseluruhan metode itu pada dasarnya

menyangkut hubungan peneliti dengan subjek penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

Page 7: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

46

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendapatkan jawaban penelitian yang menenuhi standar data yang di

tetapkan.

Pada penelitian ini, peneliti berada pada posisi pengamat dan

pengumpul data. Data dikumpulkan melalui enam sumber, yaitu: dokumen,

rekaman arsip, wawancara, catatan lapangan, observasi, dan perangkat-

perangkat fisik (Yin, 2014, hlm. 101). Pengamatan dan pengumpulan data

bersifat alami (natural). Adapun masing-masing pengumpulan data dapat

dijabarkan sebagai berikut:

3.5.1 Dokumen

Menurut Yin (2014, hlm. 104), dokumen penting untuk

mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber lain. Data dokumen

berupa; surat, memorandum, pengumuman resmi, agenda, kesimpulan

pertemuan, laporan peristiwa tertulis, dokumen admnistratif (proposal,

laporan kemajuan), penelitian pada situs yang sama, kliping di media

massa. Secara rinci manfaat dokumen adalah sebagai berikut :

a) Dokumen membantu penverifikasian ejaan dan judul atau nama yang

benar dari organisasi-organisasi yang telah disinggung, misalkan

dalam wawancara

b) Dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung

informasi dari sumber-sumber lain

c) Dokumen memberikan inferensi yang dapat menjadi rambu-rambu dari

penelitian selanjutnyanya atau terdahulu.

Sementara itu, Lincon dan Guba, (1984, hlm. 276-277)

mengatakan bahwa dokumentasi dan catatan digunakan sebagai

pengumpulan data didasarkan pada beberapa hal yakni:

a) Dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan terutama karena

mudah diperoleh dan relative lebih murah.

Page 8: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

47

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Merupakan informasi yang mantap baik dalam pengertian

merefleksikan situasi secara akurat maupun dapat dianalisis ulang

tanpa melalui perubahan didalamnya.

c) Dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang kaya.

d) Keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang

menggambarkan kenyataan formal.

Tidak seperti pada sumber manusia, baik dokumen maupun catatan

non kreatif, tidak memberikan reaksi dan respon atau pelakuan peneliti.

3.5.2 Rekaman Arsip

Menurut Yin (2014, hlm 106) mengemukakan bahwa pengumpulan

data dengan arsip merupakan suatu tehnik yang digunakan dan mencari

data mengenai rekaman keorganisasian (seperti bagan dan anggaran

organisasi), peta dan bagan karakteristik geografis suatu tempat, daftar

nama, rekaman pribadi (buku harian, kalemder, daftar nomor telepon).

Umumnya rekaman arsip dihasilkan untuk tujuan spesifik dan audiens

yang spesifik pula. Kondisi-kondisi ini harus dihargai sepenuhnya agar

kegunaan dari rekaman arsip dapat diinterpretasikan secara tepat.

3.5.3 Wawancara

Untuk melakukan penelitian ini peneliti akan melakukan

wawancara dengan berbagai pihak di antaranya dengan kepala sekolah

untuk memperoleh gambaran, militer profesional dan kepemimpinan

sebagai kepala sekolah, hubungan hirarkis dan instruktif Yayasan Ardhya

Garini Lanud Sulaiman dengan Sekolah. Selanjutnya, wawancara juga

dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan (Wakasek Kesiswaan)

guna memperoleh data mengenai aspek yang sistem dengan pendidikan

sejarah memanfaatkan lingkungan sekolah di lingkungan militer dan

pemahaman siswa tentang pengembangan karakter dalam pembelajaran

sejarah.Kemudian tentang persoalan siswa-siswi dalam hal prestasi, sikap

Page 9: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

48

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan tingkah laku. Kemudian kepada guru sejarah mengenai pelaksanaan

proses pembelajaran sejarah, kondisi siswa dalam pembelajaran sejarah.

Untuk mencari data mengenai pemahaman siswa tentang sejarah,

peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa, bagaimana pemahaman

mereka setelah memanfaatkan lingkungan sekolah dalam pengembangan

pendidikan karakter. Informasi yang diperoleh akan diolah dan

dikonfirmasikan melalui tahap member-chek. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh masukan mengenai kesesuaian data tersebut dengan informan

penelitian.

3.5.4 Catatan Lapangan

Secara umum, data ini berupa tulisan peneliti pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung serta sikap peserta didik dari awal sampai akhir.

Catatan lapangan merupakan catatan yang berupa coretan seperlunya yang

sangat dipersingkat, memiliki kata-kata kunci, frasa, pokok-pokok isi

pembicaraan atau pengamatan, mungkin gambar, sketsa, sosiogram,

diagram dan lainnya. Kemudian catatan ini baru diubah ke dakam catatan

yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba di

rumah (Moleong, 2014, hlm. 208). Dalam penelitian kualitatif,

“jantungnya” adalah catatan lapangan (Moleong, 2014, hlm. 209) hal ini

dikarenakan catatan lapangan berfungsi untuk nantinya dianalisis. Selain

itu, dari catatan lapangan ditemukan konsep, hipotesis kerja, hingga teori

yang berasal dari data konkret dan bukan ditopang oleh yang berasal dari

ingatan.

Senada dengan hal di atas, Creswell (2012, hlm. 216)

mengemukakan bahwa catatan lapangan atau Field Notes adalah data yang

berupa kata-kata yang direkam oleh peneliti selama observasi dalam

penelitian kualitatif. Dalam catatan lapangan, terdapat keterangan, mulai

dari: jenis observasi, kapan observasi dilakukan, subjek yang diobservasi,

tempat observasi, bagian deskriptif hingga bagian reflektif (Moleong,

2014, hlm. 210; Creswell, 2012, hlm. 216).

Page 10: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

49

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.5 Observasi

Observasi merupakan teknik yang baik untuk penelitian kualitatif.

Patton (dalam Nasution, 1988, hlm. 59-60) mengemukakan beberapa

manfaat dari teknik observasi dalam mengumpulkan data :

a) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami

konteks data dalam keseluruhan situasi.

b) Pengalman langsung memungkinkan peneliti menggunakan

pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep

atau pandangan sebelumnya.

c) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau yang tidak

diamati oleh orang lain, khususnya orang yang berada dalam

lingkungan itu, karena telah dianggap biasa, dank arena itu

tidak akan terungkap dalam wawancara.

d) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan

terungkap oleh responden dalam wawancara keran bersifat

sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan lembaga.

e) Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden

sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih

komprehensif.

f) Dalam lapangan penelitian tidak hanya dapat mengadakan

pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.

3.5.6 Perangkat – perangkat Fisik

Perangkat fisik yaitu peralatan teknologi, alat atau instrumen serta

beberapa bukti fisik lainnya. Perangkat ini dikumpulkan sebagai bagian

dari kunjungan lapangan. Bilamana perangkat tersebut relevan dapat

menjadi komponen penting dalam keseluruhan kasus yang diteliti. Dari hal

tersebut peneliti dapat menelaah studi kasus dan mengembangkan

persepktif lebih luas mengenai semua aplikasi di kelas, terlepas dari mâna

yang dapat diobservasi secara langsung dalam jangka pendek

Page 11: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

50

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.7 Triangulasi

Menurut Mathinson dalam Sugiyono (2013, hlm. 332),

dikemukakan bahwa “the value of triangulation lies in providing evidence-

wether convergent, inconsistent of contracdictory”. Nilai dan teknik

pengumpulan data dengan tiangulasi adalah untuk mengetahui data yang

diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi, oleh

karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan

data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti.

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Pada dasarnya ketika peneliti melakukan pengumpulan data dengan

triangulasi, maka sesungguhnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data

dengan berbagai teknik pengumpulan data sebagai sumber data (Sugiyono,

2013, hlm. 241)

Triangulasi terbagi menjadi dua jenis, yakni triangulasi teknik dan

triangulasi sumber (Sugiyono, 2013, hlm. 331). Triangulasi teknik

merupakan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk menguji

kredibilitas data. Misalnya peneliti ingin mengetahui informasi tentang

kendala yang dihadapi dalam melaksanakan pendidikan karakter dalam

pembelajaran sẹarah, maka solusinya adalah peneliti melakukan observasi

dengan melihat pembelajarannya secara langsung di dalam kelas,

mewawancarai guru dan peserta didik yang terlibat dalam pembelajaran

sẹarah di dalam kelas, dan menganalisis dokumentasi yang penulis

dapatkan.

Page 12: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

51

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Triangulasi Teknik

Sumber:

(Sugiyono, 2013, hlm. 331).

Selanjutnya triangulasi sumber, yaitu untuk mendapatkan data dari sumber

yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Hal ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3.2

Triangulasi Sumber

Sumber:

(Sugiyono, 2013, hlm. 331).

Dari gambar di atas, bisa dijelaskan bahwa peneliti dalam mencari

sumber informasi dengan menggunakan teknik wawancara terhadap

beberapa sumber. Peneliti menggunakan observasi partisipasif, wawancara

mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data.

3.6.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah bersifat kualitatif yang

dilakukan sejak tahap orientasi lapangan, seperti dikatakan Miles dan

Observasi

Wawancara

mendalam

Dokumentasi

Sumber data

sama

Page 13: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

52

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Huberman (1992, hlm. 40) bahwa”… the ideal model for data collection and

analysis is one that interweaves them from the beginning”. Yang artinya,

model ideal dari pengumpulan data dan analisis adalah yang secara

bergantian berlangsung sejak awal. Pada tahap ini, peneliti melakukan upaya

untuk bekerja dengan data, yakni melakukan proses penyeleksian, kemudian

mensintesiskan hingga menemukan pola. Selain itu pada tahap analisis ini

dilakukan pemberian makna akan fakta-fakta yang terkumpul sehingga data

tersebut dapat „bercerita‟.

Senada dengan Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2014, hlm.

248) mengemukakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Pelaksanaan analisis data dilakukan sepanjang penelitian itu dan secara terus

menerus mulai dari tahap pengumpulan data sampai akhir. Data yang

diperoleh dalam penelitian ini tidak akan memberikan makna yang berarti

apabila tidak dianalisis lebih lanjut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Miles & Huberman (1992, hlm. 20) bahwa: “Analisa data kualitatif

merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus menerus”.

Dengan demikian analisis yang dimaksud merupakan kegiatan

lanjutan dari langkah pengumpulan data, dalam hal ini peneliti mencoba

memberikan penafsiran terhadap keseluruhan temuan hasil penelitian yang di

dasarkan pada kerangka teoritik yang menyangkut dengan pendidikan

karakter dalam pembelajaran sejarah. Penafsiran yang dilakukan tujuannya

untuk mendapatkan sebuah gambaran permasalahan dalam penelitian

kemudian mempunyai pemahaman dari hasil analisis dengan berbagai

penjelasan, perbandingan/komparatif, sebab akibat serta deskriptif.

Menurut Miles & Huberman (1992, hlm. 20) mengumukakan

bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Page 14: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

53

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aktifitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan

concluting: drawing/verification.

Gambar 3.3

Analisis Data Model Interaktif

Sumber:

Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2013, hlm. 338

3.6.1 Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data (data reduction) merupakan langkah awal dalam

menganalisa data. Kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah

pemahaman terhadap data yang telah terkumpul. Kumpulan data hasil

kerja lapangan direduksi dengan cara merangkum, mengklasifikasi dan

mengkategorikan sesuai fokus dan aspek-aspek pokok permasalahan

penelitian. Reduksi data dapat dibantu dengan berbagai peralatan dengan

memberikan kode pada aspek-aspek tertentu. Kemudian dalam mereduksi

data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan

utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, jika

peneliti dalam melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang

dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang

harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Reduksi

data merupakan suatu proses berpikir sensitif yang memerlukan

kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi. Dalam

melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain

Data

collection

Data

reduction

Data

display

Conclusion:

drawing/verification

Page 15: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

54

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dipandang ahli. Melalui reduksi data, maka wawasan peneliti akan

berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai

temuan dan pengembangan teori yang signifikan

Proses reduksi data dalam penelitian ini dapat peneliti uraikan

sebagai berikut: pertama, peneliti merangkum hasil catatan lapangan

selama proses penelitian berlangsung di SMA Lanud Sulaiman yang masih

bersifat mentah/kasar ke dalam bentuk yang lebih mudah dipaham seperti

mentranskrip hasil wawancara dengan informan dari alat perekam ke

dalam teks. Kedua, peneliti mendeskripsikan terlebih dahulu hasil

dokumentasi berupa foto-foto proses pembelajaran sejarah ke dalam

bentuk kata-kata sesuai apa adanya di lapangan. Ketiga, peneliti membuat

kalimat dalam bentuk deskripsi dan membuang data yang peneliti anggap

tidak perlu. Selanjutnya, peneliti memfokuskan tiga jenis data

dokumentasi, observasi, dan wawancara pada empat kategori berdasarkan

tujuan penelitian antara lain:

1) Proses pengembangan pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah

di SMA Angkasa Lanud Sulaiman.

2) Hasil pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di SMA

Angkasa Lanud Sulaiman.

3) Tanggapan siswa mengenai pendidikan karakter di SMA Angkasa

Lanud Sulaiman.

4) Keunggulan dan kelemahan pendidikan karakter di SMA Angkasa

Lanud Sulaiman.

3.6.2 Penyajian Data (Data Display)

Display data (data display) yaitu, menyajikan data secara jelas dan

singkat untuk memudahkan memahami gambaran terhadap aspek-aspek

yang diteliti, baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian.

Penyajian data dalam bentuk deskripsi dan interpretasi sesuai data yang

diperoleh. Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiono, 2013: 341).

Page 16: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

55

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini Miles and Huberman (1992: 104) menyatakan…”the most

frequent from of display data for qualitative research data in the has been

narrative tex”. Akan tetapi yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

bersifat naratif. Dalam prakteknya asumsi peneliti tidak semudah ilustrasi

yang diberikan, karena fenomena sosial bersifat kompleks dan dinamis,

maka saat memasuki lapangan dan berlangsung lama akan mengalami

perkembangan data. Untuk itu asumsi yang dirumuskan harus selalu

didukung oleh data yang dikumpulkan di lapangan secara terus menerus.

3.6.3 Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusing: Drawing/Verification)

Kemudian langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut

Miles and Huberman (1992, hlm. 109) adalah penarikan verifikasi dan

kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak dimukan bukti-bukti yang kuat

dalam mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal , didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsistenan saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang kemudian merupakan suatu

kesimpulan yang kredibel. Sementara itu, Sugiyono (2013, hlm. 335)

menyatakan bahwa analisis telah mulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus

sampai penulisan penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi

penelitian selanjutnya. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data

lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan

pengumpulan data. In fact, data analysis in qualitative research is an on

going activity that occurs through out the investigative process rather than

afer process. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung

selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan

data.

Selanjutnya analisis data yang dilakukan secara bertahap, data

diperoleh selama proses pembelajaran sejarah melalui observasi dan

Page 17: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

56

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara dianalisis. Nasution (2003, hlm. 126) menyatakan analisis data

telah dimulai sejak merumuskan serta menjelaskan masalah, sebelum

terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

penelitian. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan

selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data, dalam

kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses

pengumpulan data sampai selesai dalam pengumpulan data. Analisis data

kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang

diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis.

Berdasarkan yang dirumuskan data tersebut, selanjutnya dicarikan

data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan apakah

hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang

dikumpulkan secara berulang-ulang dengan tehnik triangulasi, ternyata

hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Menurut Nasution (2003, hlm. 89) analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan penelitian. Analisis data menjadi

pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang

grounded”. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih

difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan

data. In fact, data analysis in qualitative research is an on going activity

that occurs through out the investigative process rather than afer process

(Sugiyono, 2006, hlm. 275). Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif

berlangsung selama proses pengumpulan data sampai selesai pengumpulan

data. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber,

dengan menggunakan tehnik pengumpulan data yang bermacam-macam,

dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Data yang

diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak

data kuantitatif), sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada

Page 18: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

57

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

polanya yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam

melakukan analisis.

Seperti dinyatakan oleh Miles and Huberman (1992, hlm. 2), bahwa

” The most serious and central difficulty in the use of qualitative data is

that methods of analysis are not well formulate”. Yang paling serius dan

sulit dalam analisis data kualitatif karena metode analisis belum

dirumuskan baik. Menurut Nasution (2003, hlm. 126), menyatakan bahwa:

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja

keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan

intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti

untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari

metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahkan

yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Kemudian analisis data kualitatif, menurut Bogdan dan Bikllen

(1982, hlm. 157) menyatakan bahwa “data analysis is the process of

systematically searching and arranging the interview transcripts,

fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own

understanding of them and enable you to present what you have

discovered to others”. Analisis data adalah proses pencarian dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Analisis data merupakan hal yang penting dalam proses penelitian

kualitatif. Analisis digunakan untuk memahami hubungan dan konsep

dalam data sehingga hipotesis dapat dikembagkan dan dievaluasi. Analisis

data dilakukan dengan mengorganisirkan data, menjabarkannya ke dalam

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut, analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

Page 19: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

58

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisirkan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,

membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun

orang lain. Adapun data yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Wawancara. Data ini penulis peroleh dari hasil wawancara terhadap

peserta didik, guru, kepala sekolah dalam bentuk rekaman. Selanjutnya

hasil rekaman tersebut dipindahkan ke dalam bentuk teks untuk

memudahkan peneliti dalam menganalisisnya guna keperluan

penelitian ini.

2) Dokumentasi. Data ini berupa foto atau rekaman video pada saat

proses pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah sesuai apa

adanya di dalam kelas.

3) Catatan lapangan. Data ini berupa tulisan peneliti pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung serta sikap peserta didik dari awal sampai

akhir.

4) Studi kepustakaan. Data ini diperlukan guna mencari informasi

mengenai pendidikan karakter dalam pembelajaran sejarah di SMA

Angkasa Sulaiman.

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Menentukan Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode

studi kasus (case study) sebagai metode penelitiannya. Metode ini digunakan

karena lingkup penelitian ini yang masih kontemporer, yakni berada pada

peristiwa kini dan latar kehidupan manusia yakni proses pembelajaran di

kelas. Kasusnya spesifik karena mengangkat pendidikan karakter dan

pembelajaran sejarah, baik dalam individu (peserta didik, guru, kepala

Page 20: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

59

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah, dan pembina ekstrakulikuler) maupun dalam ỏrganisasi (budaya

sekolah).

3.7.2 Identifikasi Kasus

Setelah menemukan metode studi kasus sebagai metode yang tepat

digunakan dalam penelitian ini, selanjutnya peneliti mencoba untuk

mengidentifikasi kasus. Kasus yang diteliti adalah pendidikan karakter

dalam pembelajaran sejarah di sekolah lingkungan militer. Desain studi

kasus yang akan dilakukan adalah studi kasus tunggal terjalin (Yin, 2013,

hlm. 46). Ada tiga alasan mengapa mengambil tipe studi kasus tunggal

dipertimbangkan untuk diambil oleh peneliti, yaitu:

Kasus yang diangkat memiliki kontribusi untuk menguji teori dan

bahkan mengembangkannya;

Kasus unik, kasus ini memiliki keunikan tersendiri sehingga cukup

berharga untuk didokumentasikan dan dianalisis;

Kasus awalnya dianggap biasa, namun pada perkembangannya memiliki

peranan penting dalam pembentukan teori. Yin (2014, hlm. 46-49)

Tipe ini dipilih karena perhatian diberikan pada beberapa unit

analisis, yakni pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah pada

lingkungan militer (guru sejarah dari militer, kepala sekolah dari militer)

serta pembelajaran sejarah (peserta didik kelas X IIS 1 dan XI IIS 1).

3.7.3 Tahapan Penelitian

Untuk dapat dan mengumpulkan data di lapangan, maka dalam

penelitian ini dilaksanakan beberapa tahapan-tahapan antara lain:

Tahap Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, ada beberapa kegiatan yang

penulis tempuh yaitu diawali dengan melakukan seminar desain penelitian,

setelah memperoleh masukan dari para dosen penguji, kemudian penulis

Page 21: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/21766/6/T_SEJ_1303157_Chapter3.pdf · Sejumlah alasan mengapa manusia sebagai alat ... akan memerlukan manusia sebagai instrumen yang mampu

60

Muhammad Ilham Gilang , 2016 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH PADA SEKOLAH LINGKUNGAN MILITER Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyempurnakan dan mengkonsultasikannya dengan pembimbing yang

dilanjutkan dengan perbaikan. Langkah lainnya adalah menyelesaikan

masalah administrasi berupa surat-surat izin penelitian.

Tahap Orientasi

Selanjutnya tahap ini dilakukan untuk mendapatkan informasi awal

mengenai rencana subjek penelitian tentang pembelajaran sejarah lokal

yang akan diajukan serta mempertajam masalah dan fokus penelitian,

sebelum desain penelitian disusun. Dari kegiatan orientasi ini diharapkan

dapat mempertajam fokus penelitian sehingga memungkinkan

dilakukannya penelitian selanjutnya secara lebih mendalam sebagai dasar

bagi tahap selanjutnya.

Tahap Eksplorasi

Mengacu pada pengumpulan data pada tahap orientasi, diperoleh

gambaran dan paradigma yang semakin terarah, sehingga memberikan

arah yang semakin jelas dalam melakukan tehnik pengumpulan data, baik

melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi. Pada Tahap ini

penulis mulai melakukan wawancara kepada subjek yang telah ditentukan,

di samping melakukan observasi secara langsung sehingga diperoleh data

yang lengkap.