BAB III METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0808527_chapter3.pdf · proporsi...
Transcript of BAB III METODE PENELITIANa-research.upi.edu/operator/upload/s_fis_0808527_chapter3.pdf · proporsi...
27
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode
penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, prosedur penelitian, dan teknik analisis instrumen penelitian.
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experiment. Pre-
experiment merupakan metode penelitian yang masih terdapat variabel luar yang
ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Metode
ini digunakan karena peneliti tidak mampu mengontrol semua variabel yang
berpengaruh. Dari hasil studi pendahuluan peneliti mengetahui banyak variabel
yang berpengaruh dan tidak dapat peneliti kontrol. Salah satu contohnya yaitu
proporsi belajar siswa yang dijadikan sampel penelitian tidak sama. Ada beberapa
siswa dari kelas sampel penelitian yang mengikuti les, bimbel dan sejenisnya di
luar jam belajar sekolah. Selain itu, alasan peneliti menggunakan metode pre-
experiment sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan
literasi sains siswa setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media video.
28
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian
dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one
group pretest posttest. Dalam desain ini, sebelum pembelajaran sampel terlebih
dahulu diberi pretest (tes awal) dan setelah pembelajaran sampel diberi posttest
(tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu
ingin mengetahui peningkatan literasi sains siswa setelah diberi treatment
(perlakuan) berupa pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.
Berikut merupakan tabel desain penelitian one group pretest posttest (Sugiyono,
2010).
Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest
Pretest Treatment Posttest
T1 X T2
Keterangan:
T1 : pretest sebelum diberi treatment
X : treatment pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video
T2 : posttest setelah diberi treatment
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IX di salah satu SMP Negeri di kota Bandung tahun
ajaran 2012/2013. Jumlah seluruh siswa kelas IX tersebut adalah 420 orang yang
29
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terbagi ke dalam sepuluh kelas. Setiap kelas memiliki karakteristik yang sama
dengan kelas yang lain atau dapat dianggap homogen.
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti yang dapat
menggambarkan keadaan populasi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas IX-B
yang berjumlah 41 orang. Jumlah sampel ini sudah memenuhi krtieria yang
diajukan oleh Roschoe. Roschoe (dalam Sugiyono, 2009) menyatakan ukuran
sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.
Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling atau
sampel bertujuan. Teknik ini dilakukan dengan cara mengambil subjek didasarkan
adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2010). Teknik ini dilakukan karena mengambil
beberapa pertimbangan, yaitu keterbatasan waktu, tenaga dan dana, sehingga
dalam penelitian ini tidak dilakukan generalisasi (Sugiyono, 2009).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes literasi sains,
observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon siswa.
1. Tes Literasi Sains
Menurut Arikunto (2006) tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Dalam
30
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian ini, instrumen tes yang digunakan ialah tes tertulis (paper and pencil
test) yaitu berupa tes pilihan ganda pada saat pretest dan posttest. Instrumen tes
ini dibuat sendiri oleh peneliti dan mengacu pada PISA 2003. Jumlah total soal tes
yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebanyak 24 soal yang mencakup
seluruh indikator pembelajaran selama dua pertemuan. Instrumen tes yang
digunakan merupakan soal tes yang dapat mengukur literasi sains yang terdiri dari
aspek konten, proses dan konteks aplikasi sains.
2. Observasi
Observasi atau pegamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2010). Teknik observasi
digunakan untuk melihat secara langsung keterlaksanaan pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan media video.
Pedoman observasi keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media video tersebut berupa format isian, pengamat hanya perlu
membubuhkan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan yaitu kolom
“ya” dan “tidak” untuk setiap langkah pembelajaran inkuiri terbimbing
berbantuan media video yang sesuai dengan hasil pengamatan. Selanjutnya
lembar observasi ini digunakan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.
31
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respon atau tanggapan siswa
terhadap pembelajaran yang dilakukan setelah diterapkan pembelajaran inkuiri
terbimbing berbantuan media video.
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu :
1. Persiapan
Kegiatan yang dilakukan dalam pada tahap persiapan meliputi:
a. Studi pustaka, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat dan inovatif
mengenai bentuk pembelajaran yang akan digunakan.
b. Observasi ke sekolah, dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai
kondisi populasi dan sampel yang akan dikenai perlakuan. Observasi dilakukan
dengan angket dan wawancara.
c. Studi kurikulum, dilakukan untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak
dicapai agar penggunaan media dan pendekatan pembelajaran yang dilakukan
dapat memperoleh hasil akhir sesaui dengan kompetensi dasar yang dijabarkan
dalam kurikulum.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian,
yaitu media video. Media video ini tidak dibuat sendiri oleh peneliti melainkan
menggunakan video yang telah ada. Media video yang digunakan adalah video
32
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
terdapat di DVD BBC yang berjudul The Sun The Moon dan Earth The Power
of The Planet. Tidak seluruh video digunakan namun hanya video yang sesuai
dengan SK dan Kompetensi Dasar (KD) dalam penelitian. Untuk itu perlu
dilakukan pemotongan video untuk memilih scene yang sesuai dengan materi
yang akan diajarkan. Software yang digunakan untuk pemotongan video adalah
Boilsoft Video Splitter. Namun sebelum itu, format file video yang terdapat di
DVD berupa format VOB diubah ke format yang lebih mudah digunakan, yaitu
WMV. Software yang digunakan untuk merubah format file video adalah DA
DVD Ripper.
e. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan skenario pembelajaran.
f. Mengevaluasi dan men-judgement instrumen soal dan media video.
g. Menguji coba instrumen tes yang telah di-judgement.
h. Menganalisis hasil uji coba instrumen tes dengan cara melakukan uji validitas,
daya pembeda, reliabilitas, dan tingkat kesukaran. Kegiatan ini bertujuan untuk
melihat kualitas soal yang akan digunakan dalam penelitian sehingga ketika
instrumen tersebut diberikan pada kelas eksperimen, instrumen tersebut telah
valid dan reliabel.
i. Melakukan revisi terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai.
j. Menyusun soal yang layak dijadikan instrumen tes dalam penelitian.
k. Menghubungi pihak sekolah (mengurus perizinan) untuk melakukan penelitian.
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan meliputi:
33
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Melakukan pretest sebelum pembelajaran dilakukan dengan tujuan untuk
mengukur literasi sains awal siswa sebelum diberikan treatment.
b. Memberikan perlakuan (treatment) dengan cara menerapkan pembelajaran
inkuiri terbimbing berbantuan media video sebanyak dua kali pertemuan.
c. Selama proses pembelajaran berlangsung, ada yang menjadi pengamat untuk
mengamati keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media
video.
d. Melakukan posttest untuk mengukur peningkatan literasi sains akhir siswa
mengenai materi yang diajarkan tiap pertemuan setelah diberikan treatment.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest.
b. Membandingkan hasil analisis data tes sebelum diberi perlakuan dan setelah
diberi perlakuan untuk mengetahui peningkatan literasi sains setelah
diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan
data.
d. Memberikan saran-saran terhadap aspek-aspek yang kurang pada saat
penelitian.
Adapun alur penelitian yang telah dilakukan ditunjukkan pada Gambar 3.1
di bawah ini.
34
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Studi Pustaka Observasi Studi Kurikulum
Masalah
Penyusunan RPP pembelajaran
inkuiri terbimbing
Mempersiapkan video yang akan
digunakan dalam pembelajran
Penyusunan Instrumen
Uji coba Instrumen
Judgement Instrumen
Revisi
Penerapan pembelajaran
inkuiri terbimbing
berbantuan
media video
Observasi
keterlaksanaan
pembelajaran
Pretest
Posttest
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Angket
respon siswa
35
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Teknik Analisis Uji Instrumen
Teknik Analisis Uji Instrumen merupakan analisis terhadap instrumen yang
akan digunakan meliputi validitas butir soal, daya pembeda butir soal, tingkat
kesukaran butir soal, dan reliabilitas perangkat instrumen. Karena pentingnya
persyaratan tersebut, maka instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini
terlebih dahulu diujicobakan di salah satu sekolah SMA di kota Bandung yang
kemudian dianalisis sebagai berikut.
1. Validitas Butir Soal
Anderson (Arikunto, 2009) mengemukakan bahwa “a test is valid if it
measures what it purpose to measure”. Pernyataan Anderson tersebut jika
diartikan kurang lebih sebagai berikut: sebuah tes dikatakan valid apabila tes
tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sehingga, dapat dikatakan bahwa
analisis validitas tes merupakan analisis tes yang di lakukan untuk menunjukkan
tingkat ketepatan suatu instrumen tes dalam mengukur sasaran yang hendak
diukur. Uji validitas butir soal ini dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi
point biserial dengan rumus berikut:
Dengan :
γphi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab benar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi total
(3-1)
36
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
p = proporsi subjek yang menjawab benar
)
q = proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 - p )
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari
perhitungan di atas, digunakan kriteria validitas butir soal seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81 - 1,00 Sangat tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Cukup
0,21 - 0,40 Rendah
0,00 - 0,20 Sangat rendah
(Guilford dalam Erman, 2003)
2. Tingkat Kesukaran Butir Soal
Selain validitas dari butir soal, faktor lain yang turut menentukan kualitas
suatu tes adalah tingkat kesukaran atau indeks kesukaran dari setiap butir soalnya.
Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (difficulty indeks) adalah bilangan yang
menunjukkan sukar atau mudahnya sesuatu soal (Arikunto, 2009). Tingkat
kesukaran dinyatakan dalam bentuk indeks, semakin besar indeks tingkat
kesukaran suatu butir soal semakin mudah butir soal tersebut. Tingkat kesukaran
butir soal atau disebut juga tingkat kemudahan butir soal pada penelitian ini
ditentukan dengan rumus berikut:
37
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(Du Bois dalam Sudijono, 2009)
Dengan:
P = Taraf kesukaran
Np = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah peserta tes
Untuk menginterpretasikan indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari
perhitungan diatas, digunakan kriteria tingkat kesukaran seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Interpretasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal
Indeks Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,29 Sukar
0,30 – 0,69 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
(Thorndike dan Hagen dalam Sudijono, 2009)
3. Daya Pembeda Butir Soal
Faktor lain yang turut menentukan kualitas instrumen tes adalah daya
pembeda butir soal. Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak
berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Sejalan dengan itu, Munaf (2001)
mengemukakan bahwa daya pembeda (discriminating power) suatu butir soal
adalah bagaimana kemampuan butir soal itu untuk membedakan siswa yang
(3-2)
38
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
termasuk kelompok tinggi (upper group) dengan siswa yang termasuk kelompok
rendah (lower group). Dengan demikian, butir soal yang memiliki daya pembeda
yang baik ialah butir soal yang dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang
pandai dan tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang kurang pandai.
Besarnya indeks daya pembeda butir soal pada penelitian ini ditentukan
dengan rumus berikut:
Dengan :
DP = Indeks daya pembeda
BA = Jumlah kelompok atas yang menjawab benar
JA = Jumlah peserta tes kelompok atas
BB = Jumlah kelompok bawah yang menjawab benar
JB = Jumlah peserta tes kelompok bawah
Untuk menginterpretasikan indeks daya pembeda yang diperoleh dari
perhitungan di atas, digunakan tabel kriteria daya pembeda seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00<DP≤0,20 Buruk (poor)
0,20<DP≤0,40 Sedang (satisfactory)
0,40<DP≤0,70 Baik (good)
0,70<DP≤1,00 Baik sekali (excellent)
(Miller, 2008)
(3-3)
39
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Reliabilitas Perangkat Tes
Selain validitas butir soal, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembeda
butir soal yang telah dijalaskan terlebih dahulu, faktor lain yang menentukan
kualitas instrumen tes adalah reliabilitas perangkat tes. Munaf (2001) menyatakan
reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana
suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg/konsisten (tidak
berubah-ubah).
Lebih lanjut Arikunto (2009) mengemukakan bahwa reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang menghasilkan data
yang dapat dipercaya dalam arti selalu menghasilkan data yang sama walaupun
data diambil berapa kali pun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa reliabilitas tes
adalah tingkat konsistensi suatu tes, yaitu sejauh mana suatu tes dapat dipercaya
untuk menghasilkan skor yang konsisten. Untuk mengetahui reliabilitas perangkat
tes bentuk pilihan ganda untuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,
digunakan metode K-R 20 dengan rumus berikut:
(Kuder Richardson dalam Erman, 2003)
Dengan :
r11 = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
p = proporsi subjek yang menjawab benar
(3-4)
40
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
q = proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 - p )
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
N = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes
Untuk mengintrepetasikan nilai reliabilitas perangkat tes yang diperoleh
dari perhitungan di atas, digunakan kriteria reliabilitas tes seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas Perangkat Tes
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
0,80 < r 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r 0,80 Tinggi
0,40 < r 0,60 Cukup
0,20 < r 0,40 Rendah
0,00 < r 0,20 Sangat rendah
(Thorndike dan Hagen dalam Sudijono, 2009
5. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes
Uji coba instrumen tes dalam penelitian ini dilakukan di kelas X-4 salah
satu SMA Negeri di kota Bandung. Instrumen yang diuji coba berupa tes
berbentuk pilihan ganda sebanyak 24 soal. Data hasil uji coba tersebut
kemudian dianalisis yang meliputi uji validitas, reliabilitas, daya pembeda,
dan tingkat kesukaran butir soal. Sehingga diperoleh instrumen tes yang baik
dan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Adapun hasil analisis data
untuk instrumen yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.6:
41
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Tes
Berdasarkan hasil perhitungan, validitas butir soal untuk tes ini, diperoleh
dari 24 soal yang diujicobakan berkategori sangat rendah sebesar 20,83%,
No.
Soal
Validitas Daya Pembeda Tingkat
Kesukaran Keterangan
Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria
1 0,208 Rendah 0,100 Buruk 0,900 Mudah Dipakai
2 0,458 Cukup 0,300 Sedang 0,200 Sukar Dipakai
3 0,203 Rendah 0,300 Sedang 0,325 Sedang Dipakai
4 0,562 Cukup 0,500 Baik 0,625 Sedang Dipakai
5 0,394 Cukup 0,200 Sedang 0,875 Mudah Dipakai
6 0,494 Cukup 0,300 Sedang 0,225 Sukar Dipakai
7 0,376 Rendah 0,400 Sedang 0,275 Sukar Dipakai
8 0,136 Sangat
Rendah 0,100 Buruk 0,800 Mudah Revisi
9 0,456 Cukup 0,400 Sedang 0,675 Sedang Dipakai
10 0,589 Cukup 0,600 Baik 0,675 Sedang Dipakai
11 0,104 Sangat
Rendah 0,050 Buruk 0,575 Sedang Revisi
12 0,417 Cukup 0,350 Sedang 0,625 Sedang Dipakai
13 0,000 Sangat
Rendah 0,000 Buruk 1,000 Mudah Revisi
14 0,368 Rendah 0,100 Buruk 0,950 Mudah Dipakai
15 0,231 Rendah 0,100 Buruk 0,900 Mudah Dipakai
16 0,138 Sangat
Rendah 0,050 Buruk 0,925 Mudah Revisi
17 0,545 Cukup 0,500 Baik 0,650 Sedang Dipakai
18 0,220 Rendah 0,100 Buruk 0,175 Sukar Dipakai
19 0,058 Sangat
Rendah 0,200 Buruk 0,925 Mudah Revisi
20 0,551 Cukup 0,600 Baik 0,600 Sedang Dipakai
21 0,365 Rendah 0,300 Sedang 0,450 Sedang Dipakai
22 0,442 Cukup 0,300 Sedang 0,850 Mudah Dipakai
23 0,382 Rendah 0,400 Sedang 0,250 Sukar Dipakai
24 0,361 Rendah 0,300 Sedang 0,275 Sukar Dipakai
42
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
berkategori rendah sebesar 37,50%, berkategori cukup sebesar 41,67%, tidak ada
yang berkategori tinggi . Daya pembeda, dari 24 soal yang diujicobakan yang
berkategori buruk sebesar 37,50%, berkategori sedang sebesar 45,83%,
berkategori baik sebesar 16,67%. Dan untuk tingkat kesukaran, dari 24 soal yang
diujicobakan yang termasuk kategori mudah sebesar 37,50%, berkategori sedang
sebesar 37,50%, dan berkategori sukar sebesar 25,00%. Nilai reliabilitas untuk
instrumen ini adalah sebesar 0,69 dengan kategori tinggi. Rekapitulasi distribusi
soal untuk setiap aspek literasi sains yang akan diukur ditunjukkan pada tabel 3.7
di bawah ini.
Tabel 3.7 Distribusi Instrumen Setiap Aspek Literasi Sains
Dimensi Literasi
Sains Nomor Soal
Jumlah
Soal
Konten Sains 1, 2, 3, 4, 6, 17, 20, 24 8
Proses Sains 5, 8, 12, 15, 16, 18, 19, 21, 22 9
Konteks Aplikasi
Sains
7, 9, 10, 11, 13, 14, 23 7
Setelah menganalisis instrumen yang telah diujicobaka dan dikonsultasikan
ke dosen pembimbing bahwa tidak ada instrumen yang dibuang namun hanya
merevisi lima soal yang memilki validitas yang sangat rendah. Sehingga jumlah
soal yang digunakan berjumlah 24 soal.
G. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
perhitungan data statistik. Tujuan dari pengolahan data ini yaitu untuk mengetahui
43
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keterlaksanaan pembelajaran, peningkatan literasi sains setelah diterapkan
pembelajaran, dan mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran.
1. Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran yang dikembangkan dari hasil lembar
observasi yang telah diisi oleh observer. Setiap aktivitas pada tahap pembelajaran
terlaksana/muncul diberikan skor satu, dan jika tidak muncul diberikan skor nol.
Data yang diperoleh dari lembar observasi diolah dari banyaknya skor dari
masing-masing observer dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase.
Adapun persentase data lembar observasi tersebut dihitung dengan menggunakan
rumus:
Setelah data dari lembar observasi tersebut diolah, kemudian
dinterpretasikan dengan mengadopsi kriteria persentase angket seperti pada Tabel
3.8.
(3-5)
44
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.8 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterangan:
KM = persentase keterlaksanaan model
2. Analisis Peningkatan Literasi Sains Siswa
a. Penskoran
Skor yang diberikan untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan untuk
jawaban salah adalah 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban yang
cocok dengan kunci jawaban.
b. Menghitung rata-rata (mean) skor pretest dan posttest
Nilai rata-rata (mean) dari skor tes baik pretest maupun posttest
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Dengan :
= nilai rata-rata skor pretest maupun posttest
X = skor tes yang diperoleh setiap siswa
KM (%) Kriteria
KM = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana
0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 < KM < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
KM = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 < KM < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
(3-6)
45
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
N = banyaknya data
c. Menghitung rerata skor gain yang dinormalisasi.
Setelah data pretest dan posttest diperoleh, data tersebut diolah untuk
menentukan rerata skor gain yang dinormalisasi. Besarnya skor gain yang
dinormalisasi ditentukan dengan rumus (Hake, 2002) sebagai berikut:
Dengan:
<g> = rerata skor gain yang dinormalisasi
Sf = skor posttest
Si = skor pretest
Skor gain yang dinormalisasi ini diinterpretasikan untuk menyatakan
kategori peningkatan prestasi belajar yang terjadi untuk setiap pertemuaanya.
Kriteria yang digunakan diadopsi dari Hake (1998).
Tabel 3.9 Kategori Skor Gain yang Dinormalisasi
Rentang <g> Kategori
0.7 < (<g>)≤1,0 tinggi
0.3 < (<g>) ≤0.7 sedang
(<g>) ≤ 0.3 rendah
(3-7)
46
Rabiah Al Adawiyah Anwar, 2013 Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbantuan Media Video Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Angket
Angket ini berisi pernyatan siswa yang menanggapi pernyataan yang
diberikan dengan cara memberi checklist (√) pada kolom tanggapan Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Angket siswa ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap
pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan media video. Untuk angket siswa
ini, datanya diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa yang terdiri
dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Kemudian jawaban tersebut dinyatakan dalam persentase.