BAB III METODE PENELITIAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/36884/7/BAB III.pdf ·...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/36884/7/BAB III.pdf ·...
53
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey yaitu dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat dalam pengambilan data penelitian, sedangkan rumusan
masalah yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sugiyono (2013:11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(variabel yang berdiri sendiri) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel lain yang diteliti dan di analisis sehingga
menghasilkan kesimpulan.
Metode deskriptif yang digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui
dan mengkaji:
1. Bagaimana stres kerja pegawai di Koperasi Biofarma (K2BF) Bandung
2. Bagaimana motivasi kerja pegawai di Koperasi Biofarma (K2BF)
Bandung
3. Bagaimana komitmen organisasi pegawai Koperasi Biofarma (K2BF)
Bandung
4. Seberapa besar pengaruh stres kerja pegawai dan motivasi kerja
terhadap komitmen organisasi di Koperasi Biofarma (K2BF) Bandung
Sedangkan penelitian verifikatif menurut Sugiyono (2013:15) adalah suatu
54
penelitian yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel atau
lebih.metode ini dasarnya menguji hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan
data di lapangan,
Metode verifikatif digunakan pada penelitian ini untuk mengetahui dan
mengkaji seberapa besar pengaruh stres kerja dan motivasi kerja terhadap
komitmen organisasi di koprasi Biofarma (K2BF) Bandung
3.2 Definisi Operasionalisasi Variabel
Variabel merupakan aspek yang penting dari suatu penelitian, karena
dengan variabel peneliti dapat melakukan pengolahan data yang bertujuan untuk
memecahkan masalah penelitian atau menjawab hipotesis penelitian. Aspek yang
diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel (X1) yaitu stres kerja, variabel (X2)
yaitu motivasi kerja, dan (Y) yaitu komitmen organisasi. Variabel-variabel
tersebut kemudian di operalisasikan berdasarkan dimensi, indikator, ukuran, dan
skala penelitian. Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai definisi dan operalisasi
variabel penelitian adalah sebagai berikut.
3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulan, Sugiyono (2013:38). Dalam penelitian ini
ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Lalu Sugiyono (2013:61) mendefinisikan bahwa variabel penelitian
pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
55
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain, maka variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi 2
yaitu : Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (dependen
variable), dan yang ke dua adalah variabel terikat (dependent variabel) adalah
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.
• Definisi variabel bebas yang diteliti :
1) Stres kerja :
Menurut Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17),
mendefinisikan stres kerja sebagai “suatu proses yang menyebabkan orang merasa
sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja
yang tertentu.
2) Motivasi kerja :
John P. Campbell mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya
arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku
• Definisi variabel terikat yang diteliti :
1) Komitmen organisasi
(Robbins and Judges, 2011) mengemukakan Komitmen Organisasi
didefinisikan sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam
mengidentifikasikan keterlibatan dirinya kedalam bagian organisasi, yang
dicirikan oleh penerimaan nilai dan tujuan organisasi, kesediaan berusaha demi
organisasi dan keinginan mempertahankan keanggotaan dalam organisasi”.
Penelitan ini menggunakan skala likert sebagai acuan dalam penyusunan
56
angket yang disebarkan kepada responden. Skala likert dapat digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian sosial ini ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian
indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pernyataan dan pertanyaan. Jawaban setiap instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradiasi dari yang positif sampai yang
negatif (Sugiyono, 2013:132-133).
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam penelitian ini pengukuran terhadap keberadaan suatu variabel
dengan menggunakan instrumen penelitian. Setelah itu melanjutkan analisis ini
untuk mencari hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya. Dalam penelitian
ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti, yaitu stres kerja (X1), motivasi kerja
(X2), komitmen organisasi (Y). Dimana terdapat indikator – indikator yang akan
diukur dengan skala ordinal, sebagai berikut :
Table 3.1
Operasionalisasi variabel No
urut Konsep Dimensi Indikator Ukuran Pernyataan
1
Kondisi
pekerjaan
Beban kerja
dalam faktor
fisik dan
mental
Tingkat
ketegangan
stres kerja
dalam fisik
dan mental
Beban kerja
saya selama ini
sangat berat
sehingga saya
sering merasa
kelelahan
2 Beban kerja
saya berat
sehingga saya
57
No
urut Konsep Dimensi Indikator Ukuran Pernyataan
Stres Kerja
“Suatu
kondisi
ketegangan
yang
menciptakan
adanya
ketidakseim
bangan fisik
dan psikis,
yang
mempengaru
hi emosi,
pola berfikir,
dan kondisi
seseorang
karyawan”
Cooper
dalam
Veithzal &
Ella Jauvani
sering merasa
tertekan
3
Tuntutan
pekerjaan
yang lebih
tinggi dari
kemampuann
ya
Tingkat
ketegangan
stres kerja
dalam
tuntutan
pekerjaan
yang lebih
tinggi dari
kemampuann
ya
Menurut saya
tuntutan
pekerjaan saya
melebihi
kemampuan
saya
4 Tuntutan kerja
yang saya
rasakan terlalu
tinggi diluar
kemampuan
saya
5
Jadwal
berkerja
Tingkat
beban jadwal
berkerja
saya berkerja
melebihi
jadwal/jam kerja
normal
6 Peran
dalam
organisasi
Kejelasan
peran
Tingkat
kejelasan
tugas dan
tanggung
jawab
pekerjaan
Tugas dan
tanggung jawab
pekerjaan sering
tidak jelas
sehingga saya
sering merasa
stress
7 Komunikas
i antar
pegawai
Hasil kerja
dan sistem
dukungan
sosial yang
baik
Tingkat hasil
kerja dan
sistem
dukungan
sosial yang
baik
Rekan-rekan
tidak
mendukung
prestasi kerja
saya sehingga
saya suka
tertekan
8 Perhatian
pimpinan
terhadap
hasil kerja
karyawan
Tingkat
perhatian
pimpinan
terhadap
hasil kerja
karyawan
Pimpinan tidak
memperhatikan
hasil kerja saya
sehingga saya
suka merasa
tertekan
9 Pengemban
gan karir
Promosi ke
jabatan yang
lebih rendah
dari
kemampuann
ya
Tingkat
promosi
jabatan
yang lebih
rendah dari
kemampua
nnya
Pengembangan
karir di
perusahaan tidak
jelas
Lanjutan Tabel 3.1
58
No
urut Konsep Dimensi Indikator Ukuran Pernyataan
10 Pembagian
kerja
Jadwal kerja
alternative
Tingkat
jadwal kerja
alternatif
Pembagian kerja
rasanya tidak
adil sehingga
saya merasa
tertekan
11
Motivasi
Kerja (x2)
Motivasi
kerja adalah
seseorang
berperilaku
atau bekerja,
karena
adanya
dorongan
untuk
memenuhi
bermacam-
macam
kebutuhan
(Abraham
Maslow)
Kebutuhan
fisiologis
Gaji tingkat
dorongan
mendapatkan
gaji yang
lebih besar
Saya berkerja
giat karena ingin
mendapatkan
gaji yang besar
12 Insentif Tingkat
dorongan
mendapatkan
insentif yang
lebih besar
Saya berkerja
giat karena ingin
mendapatkan
insentif yang
besar
13 Kebutuhan
keamanan
Aman dari
PHK
Tingkat
keamanan
dari PHK
Saya bekerja
dengan giat
karena takut
PHK
14
15 Kebutuhan
sosial
Hubungan
pegawai
dengan rekan
kerja
Tingkat
sejauh mana
dorongan
pegawai
dengan rekan
kerja dirasa
baik
Saya semangat
dengan berkerja
karena ingin
diterima oleh
rekan-rekan
kerja saya
16 Hubungan
pegawai
dengan
atasan
Tingkat
sejauh mana
dorongan
atasan
kepada
bawahan
dirasa baik
Saya semangat
dalam berkerja
karena ingin
disukai oleh
atasan saya
17 Kebutuhan
penghargaa
Pengakuan
prestasi kerja
Tingkat
dorongan
pengakuan
prestasi kerja
Saya semangat
dalam berkerja
karena ingin
berkarir di
perusahaan ini
18 Kebutuhan
aktualisasi
diri
Kebutuhan
menunjukan
keterampilan
dan
kemampuan
Tingkat
dorongan
menunjukan
keterampilan
dan
kemampuan
Saya semangat
dalam berkerja
karena ingin
memaksimalkan
kemampuan
saya
19 Kebutuhan
melakukan
pekerjaan
yang kreatif
Tingkat
dorongan
melakukan
pekerjaan
Saya semangat
dalam berkerja
karena ingin
hasil pekerjaan
Lanjutan Tabel 3.1
59
No
urut Konsep Dimensi Indikator Ukuran Pernyataan
yang kreatif saya yang
terbaik
20
Komitmen
organisasi
(Y)
”Komitmen
organisasi
adalah
konstruk
psikologis
yang
merupakan
karakteristik
hubungan
anggota
organisasi
dengan
organisasiny
a, dan
memiliki
implikasi
terhadap
keputusan
individu
untuk
melanjutkan
keanggotaan
nya dalam
berorganisasi
”.
Komitmen
afektif
Keinginan
berkarir di
organisasi
Tingkat
kebahagiaan
pegawai
menghabiska
n sisa masa
kerjanya
untuk
berkarir di
organisasi
Saya bahagia
dan ingin
bekerja
selamanya di
perusahaan ini
21 Komitmen
berkelanjut
an
Kecintaan
pegawai
kepada
organisasi
Tingkat
kecintaan
pegawai
kepada
organisasi
Saya merasa
perusahaan ini
adalah bagian
dari diri saya
sehingga saya
merasa bangga
22 Keinginan
bertahan
dengan
pekerjaannya
Tingkat
keinginan
bertahan
dengan
pekerjaannya
Saya betah
menjadi pegawai
di perusahaan
ini karena
kompensasinya
lebih tinggi dari
tempat lain
23 Tidak
nyaman
meninggalka
n pekerjaan
saat ini
Tingkat
perasaan
terganggu
dalam hidup
apabila
meninggalka
n pekerjaan
Selama
pendapatan saya
lebih baik
ditempat lain
maka saya tidak
akan pindah dari
perusahaan ini
24 Komitmen
normatif
Kebanggan
pada
organisasi
Tingkat
kebanggan
terhadap
organisasi
Saya bertahan di
perusahaan ini
karena rekan-
rekan di
organisasi
sangat baik dan
banyak
membantu saya
25 Kesetiaan
terhadap
organisasi
Tingkat
kesetiaan
terhadap
organisasi
Perusahaan ini
sangat berjasa
pada saya
sehingga
rasanya sulit
bagi saya untuk
pindah
keperusahaan
lain
Lanjutan Tabel 3.1
60
3.3 Populasi, Sampel, dan pengambilan sampling
Penelitian yang dilakukan memerlukan objek atau subjek yang diteliti
sehingga permasalahan dalam penelitian dapat dipecahkan. Populasi merupakan
objek yang diteliti dan dapat membantu peneliti dalam pengolahan data untuk
memecahkan masalah penelitian. Untuk memudahkan penelitian, peneliti
menggunakan sampel dalam pengolahan datanya. Sampel merupakan elemen-
elemen atau unit-unit dari populasi yang dijadikan sampel penelitian. Sampel
penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik sampling tertentu.
3.3.1 Populasi
Populasi harus mempunyai karakteristik yang sama dengan objek
inferensi. Menurut Sugiono (2013: 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah pegawai di Koprasi Biofarma Bandung yang
berjumlah 60 orang
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil untuk mewakili
keseluruhan populasi. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Sugiono (2013:81) yang mengatakan bahwa sampel adalah bagia dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dilakukan karena
keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian baik dari segi dana, waktu,
tenaga, dan jumlah populasi yang sangat banyak. Oleh karena itu, sampel yang
61
diambil harus betul-betul dapat mewakili.
Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah laki-laki dan
perempuan dari berbagai kalangan dan usia serta latar belakang yang berbeda-
beda. Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dalam ukuran sampel. Bila
populasi besar maka peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam
populasi, maka peneliti dapat mengambil sampel dalam populasi.
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampling
Terdapat teknik dalam pengambilan sampel untuk melakukan penelitian,
Sugiyono (2013:116) mengemukakan bahwa teknik sampel merupakan teknik
pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian, terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling dibagi menjadi dua kelompok yaitu probability sampling
dan nonprobability sampling. Pada laporan penelitian ini peneliti menggunakan
nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2013:120), “nonpropability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak diberi
peluang/kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel”. Nonprobability sampling terdiri dari sampling sistematis, sampling
kuota, sampling incidental, sampling jenuh, dan snow ball sampling. Pada laporan
penelitian ini peneliti menggunakan sampling incidental, Sugiyono (2013 : 122)
“sampling incidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat digunakan
sebagai sampel bila dipandang orang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data”.
62
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Mengumpulkan data dengan melakukan survei lapangan yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti. Jenis penelitian ini dilakukan
untuk mendapatkan data primer, terdiri dari :
a. Observasi
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau atau
mengunjungi perusahaan yang bersangkutan secara langsung, untuk
mencatat informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan tanya jawab kepada staf dan pegawai
koperasi biofarma (K2BF) Bandung. Hal ini dilakukan untuk menggali,
mengumpulkan, menemukan informasi yang dibutuhkan atau yang
berhubungan dengan penelitian.
c. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengolahan data dengan menyebarkan
pertanyaan kepada karyawan koprasi Biofarma (k2bf) Bandung. Hal ini
untuk mendapatkan informasi mengenai tanggapan yang berhubungan
mengenai masalah yang diteliti. Bentuk kuesioner yang dibuat adalah
kuesioner berstruktur, dimana materi pertanyaan menyangkut pendapat
pegawai mengenai, komitmen organisasi, stres kerja, dan motivasi
63
pegawai di koprasi Biofarma (k2bf) Bandung.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Pengumpulan data atau informasi yang dilakukan dengan cara membaca dan
mempelajari literature atau sumber yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti. Studi perpustakaan dapat diperoleh dari data sekunder yaitu
literature-literature, buku-buku, yang berkaitan dengan objek yang ditelit
3.5 Teknik Pengolahan Data
Pada sub teknik pengolahan data ini menguraikan metode-metode analisis
yang akan digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian.
Metode analisis data sangat tergantung pada jenis penelitian dan metode
penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data diikuti
dengan pengujian hipotesis penelitian.
3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur itu menunjukan ketepatan
dan kesesuaiaan. Dapat dilihat apa yang di definisikan Sugiyono (2012:348),
validitas menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi
pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrument itu valid atau
tidak, dapat diketahui dengan mengkolerasikan antara skor butir dengan skor total.
Instrumen yang vailid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur dan bisa disebut tepat. Menurut Sugiyono (2012:348)
metode kolerasi yang digunakan untuk menguji validitas dalam penelitian ini
64
adalah kolerasi pearson product moment dengan rumus sebagai berikut :
Sumber : Sugiyono (2012:348)
Keterangan :
rxy = Koefisien r product moment.
r = Koefisien validitas item yang dicari.
x = Skor yang diperoleh dari subjek dalam tiap item.
y = Skor total instrument.
n = Jumlah responden dalam uji instrument.
X = Jumlah hasil pengamatan variabel X.
Y = Jumlah hasil pengamatan variabel Y.
XY = Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variable Y
X2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
Y2 = jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
Dasar mengambil keputusan :
1. Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkolerasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)
2. Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan tidak berkolerasi
signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak vailid)
Apabila nilai kolerasi (r hitung) diatas 0,3 maka dapat dikatakan item
tersebut memberikan tingkat kevalidan yang cukup, sebaliknya apabila nilai
kolerasi (r hitung) dibawah 0,3 maka dikatakan item tersebut kurang vailid.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya (dapat diandalkan) atau dengan kata lain
65
menunujukan sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten jika dapat
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Uji
reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang sudah
memenuhi uji validitas dan yang tidak memenuhi maka tidak perlu diteruskan
untuk di uji reliabilitas.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi atau ketepatan data
dalam interval waktu tertentu (Sugiyono, 2013:173). Instrumen yang memiliki
reliabilitas dapat digunakan untuk mengukur secara berkali-kali sehingga
menghasilkan data yang sama (konsisten). Menurut Sugiyono (2013:173), bahwa
reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang
sama akan menghasilkan data yang sama.
Untuk menguji reliabilitasnya digunakan metode (split half), item-item
tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok item ganjil dan kelompok
item genap, kemudian masing-masing kelompok skor tiap itemnya dijumlahkan
sehingga menghasilkan skor total. Sebelum uji reliabilitas terlebih dahulu dicari
kolerasinya dengan rumus :
Sumber : Sugiyono (2013:186)
Dimana:
r = Koefisien kolerasi product moment
A = Variabel nomor ganjil
B = Variabel nomor genap
A = Jumlah total skor belahan ganjil
B = Jumlah total skor belahan genap
66
A2 = Jumlah kuadran total skor belahan ganjil
B2 = Jumlah kuadran total skor belahan genap
AB = Jumlah perkalian skor jawaban belahan ganjil dan belahan genap
Koefisien kolerasinya dimasukan kedalam rumus sebagai berikut :
Dimana :
r = Nilai reliabilitas
rb = Korelasi pearson product moment antara belahan pertama (ganjil) dan
belahan kedua (genap), batas reliabilitas minimal 0,7
Setelah mendapatkan nilai reliabilitas instrumen (rbhitung), maka nilai
tersebut dibandingkan dengan jumlah responden dan taraf nyata. Bila rhitung > dari
rtabel, maka instrumen tersebut dikatakan reliabel, sebaliknya jika rhitung < dari rtabel
maka instrumen tersebut dikatakan tidak reliabel.
3.6 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis
Analisis data pada penelitian kuantitatif merupakan hasil pengolahan data
atas jawaban yang diberikan responden terhadap pertanyaan dari setiap item
kuesioner. Setelah data dari seluruh responden terkumpul, maka peneliti
melakukan pengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah. Analisis data digunakan juga untuk menguji
hipotesis yang diajukan peneliti, karena analisis data yang dikumpulkan
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independent (X1, X2)
terhadap variabel dependent (Y).
67
3.6.1 Method of Succesive Interval (MSI)
Setelah memperoleh data dari hasil penyebaran kuesioner, data yang di
dapat masih dalam bentuk skala ordinal. Peneliti harus merubah data tersebut dari
skala ordinal menjadi skala interval. Hal tersebut karena peneliti menggunakan
metode analisis linier berganda dalam pengolahan datanya. Sebelum data di
analisis dengan menggunakan metode analisis linier berganda, untuk data yang
berskala ordinal harus dirubah menjadi data dalam bentuk skala interval.
Perubahan data dari skala ordinal menjadi skala interval dengan menggunakan
teknik Method of Succesive Interval (MSI). Langkah-langkah yang harus
dilakukan sebagai berikut :
1. Menentukan frekuensi tiap responden (berdasarkan hasil kuesioner yang
dibagikan, hitung berapa banyak responden yang menjawab skor 1-5 untuk
setiap pertanyaan).
2. Menentukan berapa responden yang akan memperoleh skor-skor yang telah
ditentukan dan dinyatakan sebagai frekuensi.
3. Setiap frekuensi pada responden dibagi dengan keseluruhan responden,
disebut dengan proporsi.
4. Menentukan proporsi kumulatif yang selanjutnya mendekati atribut normal.
5. Dengan menggunakan tabel distribusi normal standar kita tentukan nilai Z.
6. Menentukan nilai skala (scale value / SV)
7. Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan
68
menggunakan rumus :
Pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan media
komputerisasi, yaitu dengan menggunakan program SPSS for windows untuk
memudahkan dan mempercepat proses perubahan data dari skala ordinal ke skala
interval.
3.6.2 Analisis Deskriptif
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan mengenai fakta-fakta
yang ada secara faktual dan sistematis. Metode yang digunakan adalah sebagai
berikut : Hasil pengoperasian variabel disusun dalam bentuk pertanyaan-
petanyaan (kuesioner/angket). Dimana stres kerja (variabel X1), motivasi kerja
(variabel X2) dan komitmen organisasi (variabel Y), setiap item dari kuesioner
tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot/nilai yang berbeda.
Setiap pilihan jawaban akan diberi skor, maka responden harus
menggambarkan, mendukung pertanyaan (item positif) atau tidak mendukung
pernyataan (item negatif). Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang
diajukan untuk pertanyaan positif dan negatif adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Skala Likert
No Alternatif Jawaban Bobot Nilai
Bila Positif Bila Negatif
1 SS (Sangat Setuju) 5 1
2 S (Setuju) 4 2
3 KS (Kurang Setuju) 3 3
4 TS ( Tidak Setuju) 2 4
5 STS ( Sangat Tidak Setuju) 1 5
Sumber: Sugiyono (2013:93)
69
Setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kedua variabel
diatas (variabel bebas dan variabel terikat) dalam operasionalisasi variabel ini
semua variabel diukur oleh instrumen pengukur dalam bentuk kuesioner yang
memenuhi pertanyaan-pertanyaan tipe skala likert.
Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi
jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan jumlahkan. Setelah setiap indikator
mempunyai jumlah, selanjutnya peneliti membuat garis kontinum.
NJI (Nilai Jenjang Interval) =
Setelah nilai rata-rata maka jawaban telah diketahui, kemudian hasil
tersebut diinterpretasikan dengan alat bantu tabel kontinum, yaitu sebagai berikut:
a. Indeks Minimum : 1
b. Indeks Maksimum : 5
c. Interval : 5-1 = 4
d. Jarak Interval : (5-1) :5 = 0,8
Tabel 3.3
Kategori Skala
Skala Kategori
1,00 1,80 Sangat Tidak Baik
1,81 2,60 Tidak Baik
2,61 3,40 Cukup Baik
3,41 4,20 Baik
4,21 5,00 Sangat Baik
Sumber: Sugiono (2013:134)
70
Sangat Tidak
Baik Tidak Baik Ragu Baik
Sangat
Baik
Gambar 3.1
Garis Kontinum
3.6.3 Analisis Verifikatif
Analisis verifikatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih (Sugiyono,2013:55). Metode
ini digunakan untuk menguji kebenaran dan hipotesis. Berikut adalah hipotesis
penelitian yang akan diteliti:
1. Stres kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi di koperasi biofarma
(K2BF)
2. Motivasi kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi di koperasi
biofarma (K2BF)
3. Stres kerja berhubungan terhadap motivasi kerja di koperasi biofarma
(K2BF)
4. Stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh terhadap Komitmen organisasi di
koperasi biofarma (K2BF)
Dalam penelitian ini, ada beberapa metode statistik yang digunakan
penulis seperti analisis regresi linier berganda, analisis korelasi berganda, dan
analisis koefisien determinasi. Berikut penjelasan dari masing – masing analisis
tersebut.
1.00 1.80 2.60 3.40 4.20 5.00
71
3.6.3.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan suatu alat analisis yang
digunakan untuk memprediksikan berubahnya nilai variabel tertentu bila variabel
lain berubah menurut Sugiyono (2013:210). Jumlah variabel independen yang
diteliti lebih dari satu, sehingga dikatakan regresi berganda. Hubungan antara
variabel tersebut dapat dicirikan melalui model matematik yang disebut dengan
model regresi. Model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel yang diteliti. Analisis regresi linier
berganda dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan
antara variabel X₁ (stres kerja) dan X₂ (motivasi kerja), dan Y (komitmen
organisasi). Rumus yang digunakan yaitu :
y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana :
Y = Variabel terikat (komitmen organisasi)
= Konstanta
b₁,b₂ = Koefisien regresi
X₁ = Stres kerja
X 2 = Motivasi Kerja
e = Standar error
3.6.3.2 Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini untuk mengetahui
apakah ada atau tidak stres kerja, motivasi kerja, dan komitmen organisasi. Uji
hipotesis untuk korelasi ini dirumuskan dengan hipotesis nol (H₀) dan hipotesis
alternatif (Ha), rumus hipotesisnya sebagai berikut:
72
1. Uji Hipotesis Simultan
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji simultan dengan F-test ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen
terhadap variabel dependen. Hipotesis yang dikemukakan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
Ho : β1, β2,= 0: Tidak terdapat pengaruh antara stres kerja (X₁) dan motivasi
kerja (X₂) terhadap komitmen organisasi (Y).
Ha : β1, β2, ≠ 0: Terdapat pengaruh antara stress kerja (X₁) dan motivasi kerja
(X₂) terhadap komitmen organisasi (Y)
Pasangan hipotesis tersebut kemudian diuji untuk diketahui tentang
diterima atau ditolaknya hipotesis. Untuk melakukan uji signifikan koefisien
berganda, tarif signifikan 5% dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
R² = Koefisen korelasi ganda yang telah ditentukan
K = Banyaknya variabel bebas
N = Ukuran sampel
F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F (n-K-1) = derajat
kebebasan
Perhitungan tersebut akan diperoleh distribusi F dengan pembilang K dan
penyebut dk (n-k-1) dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel → Ha diterima (signifikan)
2. Terima H0 jika Fhitung< Ftabel → Ha ditolak (tidak signifikan)
73
2. Uji Hipotesis Parsial
Hipotesis parsial diperlukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain, apakah hubungan tersebut
saling mempengaruhi atau tidak. Hipotesis parsial dijelaskan kedalam bentuk
statistik sebagai berikut :
a. H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh stress kerja (X₁) komitmen
organisasi (Y)
b. Ha : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh stress kerja (X₁) terhadap komitmen
organisasi (Y).
c. H0 : β2 = 0 : Tidak terdapat pengaruh motivasi kerja (X₂) terhadap
komitmen organisasi (Y).
d. Ha : β2 ≠ 0 : Terdapat pengaruh motivasi kerja (X₂) terhadap komitmen
organisasi (Y) .
Kemudian dilakukan pengujian dengan menggunakan rumus uji t dengan
tarif signifikan 5%, dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
r = Nilai korelasi parsial
k ( kelas) = Subvariabel
Pengujian telah dilakukan, maka hasil pengujian t dibandingkan
dengan t , dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika t > t maka H₀ ditolak.
2. Jika t <t , maka H₀ diterima.
74
3.6.3.3 Analisis Kolerasi Berganda
Analisis korelasi berganda yaitu analisis yang digunakan untuk
mengetahui seberapa kuat hubungan antara variabel X₁ (stress kerja) dan X₂
(motivasi kerja) dan, Y (komitmen organisasi).
Rumus yang dikemukakan adalah sebagai berikut
Keterangan :
rxy =Koefisien korelasi ganda
JKreg = Jumlah kuadrat regresi dalam bentuk deviasi
JKtot = Jumlah kuadrat total korelasi dalam bentuk deviasi
Hubungan atau korelasi variabel yang diteliti dapat dilihat dengan
menggunakan analisis yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013 :184). Adapun
pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Kurang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,00 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2013:184)
Berdasarkan nilai R yang diperoleh, maka dapat dihubungkan -1<R<1
yaitu:
1. Apabila R = 1, artinya terdapat hubungan antara variabel X₁, X₂, dan Y,
75
semua positif sempurna.
2. Apabila R = -1, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X₁, X₂, dan
Y, semua negatif sempurna.
3. Apabila R = 0, artinya tidak terdapat hubungan korelasi.
3.6.3.4 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel X (stres kerja dan motivasi kerja) terhadap variabel Y
(komitmen organisasi). Untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel X₁ dan
X₂ (variabel independen) terhadap variabel Y (variabel dependen), biasanya
dinyatakan dalam bentuk persen (%).
Rumus koefisien determinasi sebagai berikut :
Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi
R² = Koefisien korelasi ganda
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Koperasi
Biofarma (K2BF) Bandung .sesuai dengan judul penelitian yaitu melakukan
survey di koperasi Biofarma Bandung. Penelitian yang dilakukan oleh penulis
dimulai pada bulan April 2017.