BAB III METODE PENELITIAN -...

15
102 Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan kualitatif. Penelitian survei menurut Soehardi Sigit (2001:179) merupakan upaya pengumpulan informasi secara sistematik dari para responden dengan maksud untuk memahami dan/atau meramal beberapa aspek perilaku dari populasi yang diminati. Penelitian kualitatif menurut Satori (2010:25) tidak hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi deskripsi tersebut merupakan hasil dari pengumpulan data yang sahih yang dipersyaratkan secara kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi partisipasi, studi dokumen, dan triangulasi. Deskripsinya juga berdasarkan analisis data yang sahih yang dimulai dari display data, reduksi data, refleksi data, kajian emik dan etik terhadap data sampai pada pengambilan kesimpulan yang harus memiliki tingkat kepercayaan tinggi berdasarkan ukuran dendability, credibility, transferability, dan confirmability. Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi eksplorasi kualitatif dan konfirmatif di Telkom Corporate University. Metodologi ini digunakan untuk mendapatkan informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian pada Bab I yaitu: (1) Melalui transformasi dari LC menjadi CU, tujuan perubahan sistem pembelajaran seperti apa yang diharapkan terjadi di lingkungan PT. Telkom Tbk? (2) Bagaimana pengelolaan proses-proses perubahan pada transformasi LC menjadi CU? (3) Bagaimana strategi pengelolaan organisasi pembelajar Telkom Corporate University? (4) Bagaimana strategi pengembangan organisasi pembelajar TCU ke depan? Kegiatan penelitian dengan pertanyaan tersebut dalam pelaksanaannya meliputi beberapa langkah antara lain fokus penelitian, menentukan unit analisis

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

102 Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian survei menurut Soehardi Sigit (2001:179) merupakan

upaya pengumpulan informasi secara sistematik dari para responden dengan

maksud untuk memahami dan/atau meramal beberapa aspek perilaku dari

populasi yang diminati. Penelitian kualitatif menurut Satori (2010:25) tidak

hanya sebagai upaya mendeskripsikan data tetapi deskripsi tersebut merupakan

hasil dari pengumpulan data yang sahih yang dipersyaratkan secara kualitatif

melalui wawancara mendalam, observasi partisipasi, studi dokumen, dan

triangulasi. Deskripsinya juga berdasarkan analisis data yang sahih yang dimulai

dari display data, reduksi data, refleksi data, kajian emik dan etik terhadap data

sampai pada pengambilan kesimpulan yang harus memiliki tingkat kepercayaan

tinggi berdasarkan ukuran dendability, credibility, transferability, dan

confirmability.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi eksplorasi kualitatif dan

konfirmatif di Telkom Corporate University. Metodologi ini digunakan untuk

mendapatkan informasi guna memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

penelitian pada Bab I yaitu:

(1) Melalui transformasi dari LC menjadi CU, tujuan perubahan sistem

pembelajaran seperti apa yang diharapkan terjadi di lingkungan PT. Telkom

Tbk?

(2) Bagaimana pengelolaan proses-proses perubahan pada transformasi LC

menjadi CU?

(3) Bagaimana strategi pengelolaan organisasi pembelajar Telkom Corporate

University?

(4) Bagaimana strategi pengembangan organisasi pembelajar TCU ke depan?

Kegiatan penelitian dengan pertanyaan tersebut dalam pelaksanaannya

meliputi beberapa langkah antara lain fokus penelitian, menentukan unit analisis

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

103

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atas kategori fokus masalah, serta unit analisis subkategori, sehingga peta

lingkup penelitian yang akan ditempuh secara tentatif dapat ditentukan arahnya.

Pembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma

pemetaan ruang lingkup penelitian dan metodologi yang digunakan dalam

penelitian ini. Kemudian dibahas tentang pendekatan studi kasus dan metoda

pengumpulan data melalui teknik triangulasi yang meliputi wawancara,

observasi dan studi dokumentasi selama penelitian berlangsung.

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat berlangsungnya aktivitas

manajemen yang dilakukan oleh subyek penelitian. Adapun justifikasi

penentuan lokasi dan subyek penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi manajemen strategik ini dilakukan di

kampus Telkom Corporate University di Jalan Geger Kalong Hilir 49 Bandung.

Alasan pemilihan lokasi penelitian antara lain:

a. Telkom Corporate University merupakan reinkarnasi dari Telkom Learning

Center yang semula bernama Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Divlat)

Telkom, kemudian berubah menjadi Telkom Training Center dan

selanjutnya berubah menjadi Telkom Learning Center, dan sejak 2012

berubah menjadi Telkom Corporate University (TCU). Transformasi

perubahan menjadi TCU inilah yang merupakan alasan utama dilakukan

penelitian ini.

b. Lokasi kampus TCU ini berada di pusat kota Bandung sehingga mudah

dijangkau. Peneliti sepuluh tahun lalu pernah bekerja di Divlat Telkom.

Dengan demikian pemilihan lokasi ini diharapkan bisa mempermudah

pencarian dan pengumpulan informasi yang diperlukan. Kemudahan dalam

pengumpulan data merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam

sebuah penelitian. Sebagai tambahan, peneliti juga mengamati persiapan

Telkom Corporate University yang dipersiapkan oleh Yayasan Pendidikan

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

104

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Telkom (YPT) untuk menggabungkan seluruh pendidikan tinggi di

lingkungan YPT yaitu Institut Teknologi Telkom, Institut Manajemen

Telkom, dan Sekolah Tinggi Ilmu Desain dan Seni.

2. Subyek Penelitian

Pelaku yang menjadi subyek dalam penelitian ini meliputi sumber daya

manusia dalam organisasi Telkom Corporate University. Mereka adalah para

informan yang meliputi unsur-unsur pimpinan pelaksana principal TCU, para

manager sampai dengan para staf administrasi TCU. Mengingat banyaknya dan

luasnya unsur-unsur tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan teknik

penentuan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini

digunakan terkait dengan kompetensi pelaku organisasi mengenai

pengungkapan data dan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan

masalah penelitian.

Aktivitas subyek yang diteliti adalah aktivitas manajerial yang

melibatkan seluruh unsur-unsur pelaksana TCU. Aktitvitas tersebut meliputi

perumusan, penerapan dan evaluasi strategis. Aktivitas tersebut dianalisis

dengan teknik balance scorecards yang meliputi empat perspektif, yaitu

pespektif pelanggan, perspektif proses internal, perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan, dan perspektif keuangan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini terkait dengan paradigma naturalistik yang digunakan

peneliti, yang tidak dapat ditentukan sebelumnya. Ia baru diketahui setelah

peneliti selesai melakukan proses penelitian (Nasution, 1996:28). Perihal

tersebut terkait dengan sifat penelitian kualitatif yang fleksibel, emergent serta

berkembang (Satori dan Komariah, 2010), antara lain mengenai tujuan, subyek,

sampel dan sumber datanya.

Proses penelitian diawali dengan mengidentifikasikan kasus, membatasi

sistem, dan unit analisis untuk diselidiki. Dalam setiap kasus, peneliti memilih

peristiwa atau kegiatan yang akan diamati, orang-orang yang akan

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

105

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diwawancarai, dan dokumen yang akan dibaca. Sampling yang digunakan

adalah nonprobability sampling (purposeful sampling), dan snowball sampling

yang dipandang lebih cocok untuk penelitian ini. Dalam purposeful sampling,

peneliti memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian dengan tujuan untuk

mempelajari atau untuk memahami permasalahan pokok yang akan diteliti

(Herdiansyah, 2010:107). Sedang menurut Crosswell dalam Herdiansyah

(2010:76), snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel data yang

awalnya sedikit, dan lama kelamaan menjadi banyak untuk memberikan data

yang diperlukan secara lengkap.

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan

paradigma, strategi dan model yang dikembangkan sangat beragam. Oleh sebab

itu tidak mengherankan bila terdapat anggapan bahwa, qualitative research is

many thing to many people (Denzin dan Lincoln, 1994:4 dalam Bashrowi 2010).

Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati. Menurut Bodgan dan Taylor (1975:5) dalam Bashrowi (2010),

pendekatan ini diarahkan pada latar individu tersebut secara holistik. Oleh

karena itu, dalam hal ini, peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau

organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai

bagian dari suatu kebutuhan. Kirk dan Miller (1986:9) dalam Bashrowi (2010),

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang

tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya. Pengkajian atas penelitian

kualitatif atau inkuiri alamiah telah dilakukan oleh Willem dan Rausch (1969),

kemudian hasilnya diulas kembali oleh Guba (Sutan Zanti Arbi, 1987:11-17),

dan akhirnya disimpulkan atas dasar tersebut beberapa hal sebagai berikut:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

106

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1) Penelitian kualitatif adalah penelitian inkuiri naturalistik (alamiah).

(2) Sejauh mana kenaturalistikannya merupakan kemampuan yang ditunjukkan

oleh peneliti.

(3) Peneliti harus mampu memberikan stimulus atau kondisi anteseden yang

mampu direspons oleh informan.

(4) Peneliti harus mampu membatasi respons dari subjek (informan) sehingga

hanya respons yang sesuai dengan tema saja yang disampaikan informan.

(5) Inkuiri naturalistik, peneliti tidak perlu membentuk konsepsi-konsepsi atau

pemahaman teoretik tertentu mengenai lapangan, sebaliknya ia dapat

mendekati lapangan perhatiannya dengan pikiran yang murni (grounded)

dan memperkenankan interpretasi-interpretasi untuk muncul dari dan

dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa nyata, dan bukan sebaliknya.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang berfungsi

memberikan makna secara mendalam atas data atau fakta yang ditemukan.

Penelitian yang berpendekatan kualitatif merupakan skema atau program

penelitian yang berisi outline mengenai apa yang harus dilakukan peneliti dari

pernyataan sebagai informasi penelitian sampai pada analisis data finalnya

(Lincoln dan Guba, 1994). Pendekatan tersebut dipilih karena penelitian ini

tidak bertujuan menguji hipotesis, tetapi mendeskripsikan data, fakta, dan

keadaan atau kencenderungan yang ada, serta melakukan analisis dan prediksi

tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan di

waktu yang akan datang.

Dilihat dari tujuan analisis, ada dua hal yang ingin dicapai dalam analisis

data kualitatif (Bungin, 2008:153) yaitu: (1) mengalisis proses berlangsungnya

suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap

proses tersebut; dan (2) menganalisis makna yang ada di balik informasi, data

dan proses suatu fenomena sosial itu.

Penelitian ini bersifat deskriptif, yakni memusatkan diri pada pemecahan

masalah-masalah aktual melalui pengumpulan dan penyusunan data yang

akhirnya dijelaskan dan dianalisis. Syarat-syarat umum penelitian deskriptif,

menurut Surahmad (1989) sebagai berikut: (1) memusatkan diri pada

pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang (masalah-masalah aktual);

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

107

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisis, oleh karenanya metode ini disebut pula sebagai metode analitik.

Sesuai dengan kedalaman informasi yang ingin diperoleh dari lapangan,

penelitian ini memilih rancangan studi kasus. Studi kasus berupaya mencari

kebenaran ilmiah dengan cara mempelajari secara mendalam dan dalam jangka

waktu yang lama. Di dalam studi kasus bukan banyaknya individu dan juga

bukan rerata yang menjadi dasar penarikan kesimpulan, melainkan didasarkan

ketajaman peneliti melihat kecenderungan, pola, arah, interaksi banyak faktor

dan hal lain yang memacu atau menghambat perubahan. Harton dan Hunt

sebagaimana dikutip Muhadjir (2000) dalam Kusairi (2007), membedakan studi

kasus sebagai studi longitudinal yang terbagi dalam dua tipe yaitu retrospektif

dan prospektif. Rancangan penelitian ini lebih merupakan tipe studi kasus yang

kedua, yang (a) megambil obyek perkembangan normal baik individu,

kelompok, atau satuan sosial lain, (b) digunakan untuk keperluan penelitian,

mencari kesimpulan, dan diharapkan dapat ditemukan pola, kecenderungan,

arah, dan lainnya; dan yang dapat digunakan untuk membuat perkiraan-

perkiraan perkembangan masa depan; (c) jumlah subjeknya biasanya cukup

banyak, apalagi kalau unit analisisnya bukan orang, melainkan satuan tertentu.

3. Langkah-langkah penelitian

Langkah penelitian yang ditempuh peneliti bisa diskemakan sebagai berikut:

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

108

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Langkah penelitian kualitatif transformasi LC-CU

D. Instrumen Penelitian

Konsep dasar penelitian menyatakan bahwa pada prinsipnya meneliti adalah

melakukan tindakan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Untuk

melakukan penelitian tersebut harus ada alat ukur yang baik dan sesuai untuk

mengukur variable-variabel yang ada dalam fenomena-fenomena tersebut secara

valid dan reliable, dan ini sangat bergantung pada kualitas data yang diperoleh

dari sumber data yang tepat melalui pengungkapan (instrument) yang

1. Telaah paradigma baru: Corporate University , Learning Organization,

manajemen kompetensi, talent dan spiritual serta isu-isu empirik:

perubahan lingkungan bisnis, konvergensi infocom, reformasi

telekomunikasi, era hipercompetition, era baru pasar telekomunikasi.

2. Penetapan topik penelitian: Tranformasi dari Learning

Center menjadi Corporate University

3. Penetapan Fokus Kajian dan Fokus Masalah (indikasi

masalah dan perumusan masalah)

5 Penetapan dan verifikasi lokasi: Telkom Corporate

University dan Yayasan Pendidikan Telkom yang mendirikan

Telkom University sebagai pembanding .

4.a Prasurvey

di Kampus

TCU dan YPT

6. Pengembangan kategori, subkategori (unit analisis, sub-unit

analisis).

7. Pengembangan kategori, subkategori (unit analisis, sub-unit

analisis)

8. Pengumpulan data lapangan

9. Pengelolahan data:

Reduksi, Display, Analysis

10. Deskripsi, Pembahasan dan

Kesimpulan

11. Periksa Keabsahan Data

12. Laporan Penelitian

4.b Kaji

Pustaka

Berada di

Lapangan

-Triangulasi

- Catatan Lapangan

- Focus Discussion Group

Kaji Literatur

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

109

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkualitas (Satori dan Komariah (2010:61). Instrumen dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti yang melakukan penelitian itu sendiri, yang merupakan

pembuka kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat,

tertib, dan leluasa.

Konsep human instrument dalam konteks ini dipahami sebagai alat yang

dapat mengungkap fakta-fakta lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis

dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri.

Semenarik apapun masalah yang dihadapi atau ada di tengah masyarakat tentu

tidak akan ada artinya jika peneliti tidak mampu mengungkap apa yang terjadi

dalam fenomena itu. Instrumen penelitian merupakan tumpahan teori dan

pengetahuan yang dimiliki peneliti mengenai fenomena yang diharapkan

mampu mengungkapkan informasi penting dari fenomena yang diteliti.

Sedangkan efektifitas proses penggunaan instrumen akan sangat tergantung

pada proses pengumpulan data yang sejatinya menggunakan instrumen yang

dibuat sendiri oleh peneliti.

Kategori instrumen yang baik dalam penelitian kualitatif adalah instrumen

yang memiliki pemahaman yang baik tentang metodologi penelitian,

penguasaan wawasan bidang yang diteliti, kesiapan untuk memasuki obyek

penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya (Satori, 2007:10). Hal

tersebut harus dipenuhi agar instrumen mampu menetapkan fokus penelitian,

memilih partisipan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, manafsirkan data, dan membuatkan kesimpulan atas

temuannya. Dalam hal ini, peran peneliti merupakan key instrument dalam

proses penelitian kualitatif (Sugiyono, 2008:251). Oleh karenanya dalam hal ini

peneliti berupaya seoptimal mungkin membekali diri dengan teori dan wawasan

yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret serta

mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti untuk memperoleh kejelasan dan

kebermaknaannya.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

110

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan multi–metode dalam suatu fokus yang dikenal dengan

triangulasi (triangulations) mencerminkan suatu upaya untuk mendapatkan

pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti.

Triangulasi bukanlah alat atau strategi untuk pembuktian, melainkan hanyalah

suatu alternatif terhadap pembuktian. Kombinasi yang dilakukan dengan multi-

metoda, bahan-bahan empiris, sudut pandang dan pengamatan yang teratur

menjadi strategi yang lebih baik untuk menambah kekuatan, keluasan dan

kedalaman suatu penelitian.

Dalam hal pengumpulan data penelitian ini, peneliti menggunakan baik

triangulasi sumber maupun triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2008:330),

triangulasi sumber berarti penggunaan teknik yang sama untuk mendapatkan

data dari sumber yang berbeda, sedangkan triangulasi teknik menunjuk pada

penggunakan teknik yang berbeda untuk mendapatkan data dari sumber yang

sama. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

mencakup wawancara, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara digunakan untuk menggali informasi dari responden secara

mendalam menyangkut persepsi, perasaan, dan reaksi psikologis lainnya yang

dapat diungkapkan. Wawancara dilakukan dengan para responden (informan)

yang menurut peneliti akan memberikan data/informasi yang bermanfaat

sebanyak-banyaknya.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung tentang suasana

kerja, kinerja PT dan berbagai aspek upaya pengembangnnya. Untuk

kepentingan ini, peneliti berupaya berada di latar penelitian selama jangka

waktu tertentu agar dapat melakukan pengamatan secara lebih mendalam.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

111

Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Obyek yang diobservasi meliputi situasi lingkungan internal kampus, proses

penataan bagian-bagian, proses pengambilan keputusan, proses penyeleng-

garaan pembelajaran, proses manajemen learning, proses pembinaan SDM,

proses manajemen kualitas TCU, interaksi antar civitas akademika, keunikan

posisi bersaing TCU, kegiatan pembelajaran dan link and match, dan kegiatan

knowledge management.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dari

berbagai dokumen yang diperlukan. Untuk melengkapi teknik tersebut, dalam

penelitian ini digunakan pula teknik prediksi atau studi kecenderungan (trend),

yaitu teknik yang digunakan untuk memaknai data atau informasi yang

diperoleh selama penelitian serta implikasinya lebih lanjut sesuai dengan

kecenderungan yang ada.

4. Kisi-kisi Penelitian

Sebagai panduan agar penelitian ini berjalan secara terarah, maka

dibangunlah kisi-kisi penelitian agar antara fokus penelitian, fokus masalah dan

unit analisis kategori dan subkategori menjadi jelas. tabel berikut adalah kisi-

kisi yang dimaksud.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

102 Mochamad Surjani, 2013 Transformasi Learning Center Menjadi Corporate University Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Table 3:1 Kisi-kisi Penelitian:”Transformasi Learning Center menjadi Corporate University” Fokus Masalah Fokus Penelitian/

Kode Kajian

Unit Analisis

Kategori

Unit Analisis

Subkategori

Informan/Sumber Data

Instrumen Pengumpulan Data

W O D A

1. Melalui transformasi

LC menjadi CU,

tujuan perubahan sistem Pembelajaran

seperti apa yang

diharapkan terjadi di Telkom?

TP.1.

Transformasi Perubahan

Sistem Pembelajaran

1.1 Manajemen Perubahan

1.1.1 Perubahan Struktur SM Plan& Controlling TCU

SM General Support TCU

Staf Bidang General Support

Para Expertis TCU

v

v

v

v

v v -

1.1.2 Perubahan SDM

1.1.3 Perubahan Teknologi

1.1.4 Perubahan Budaya Organisasi

1.2 Sistem Pembelajaran 1.2.1Sistem Pembelajaran di LC Rektor /Wakil Rektor TCU

SM General Support TCU

Koordinator Dacum TCU

v

v

v v -

1.2.2 Sistem Pembelajaran di CU

2. Bagaimana

pengelolaan proses

transformasi menjadi TCU ?

PP.2

Pengelolaan Proses

Transformasi

2.1 Proses Transformasi

Organisasi

2.1.1 Proses Transformasi Organisasi Rektor /Wakil RektorTCU

SM General Support TCU

Koordinator Dacum TCU

Koordinator Expertis TCU

v

v

v v -

2.1.2 Mekanisme Proses Transformasi

2.2 Manajemen Proses

Transformasi

2.2.1 Model dan Respon Transformasi

2.2.2 Manajemen Proses Transformasi

3. Bagaimana sistem

pengelolaan Learning

Organization- Corporate University

3

Sistem Pengelolaan

Organisasi Pembelajar CU.

3.1 Manajemen Pengetahuan

pada Organisasi

Pembelajar

3.1.1 Transformasi menjadi Organisasi

Pembelajar Rektor /wakil Rektor TCU

SM General Support TCU

Koordinator Dacum TCU

Koordinator Expert TCU

v

v

v v -

3.1.2 Manajemen Pengetahuan

Organisasi Pembelajar CU

3.2 Manajemen Strategik –

BalanceScorcard, dan Kinerja Ekselen CU

3.2.1 Manajemen Strategik-Balance

Scorecard CU SM Plan & Controlling & SM General

Support TCU dan Koordinator Expertis TCU

v

v

v v -

3.2.2 Manajemen Kinerja Ekselen CU

3.2.3 Contoh penelitian CU terdahulu Informan di Perpustakaan/Knowledge

Management

v v v

4. Bagaimana Peran

Budaya Korporat

dalam pengembangan Corporate University

ke depan

4.

Peran Budaya Korporat

dalam Pengembangan Corporate University

4.1 Manajemen Kompetensi ,

Manajemen Talenta , dan

manajemen spiritual

4.1.1 Manajemen Kompetensi SM Plan & Controlling, SM General

Support TCU, Koordinator Expertis TCU, para expert senior, para expert TCU

v

v

v v -

4.1.2 Manajemen Talenta

4.13 Manajemen Spiritual

4.2 Peran Budaya Korporat

Corporate University

4.2.1 Budaya Korporat TCU SGM Spiritual PT Telkom, Wakil Rektor

TCU, SM General Support TCU dan para pimpinan Academy TCU

v

v

v

v v -

4.2.2 Manajemen BudayaKorporat

4.2.3 Peran Budaya Korporat dalam

pengembangan TCU

Catatan : W: Wawancara, O : Observasi, Pengamatan, D : Studi Dokumen, A: Angket

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

113

F. Pemeriksaan Kesahihan Data

Kriteria kesahihan data penelitian ini meliputi aspek-aspek derajat

kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan

(dependability), dan kepastian (confirmability). derajat kepercayaan (credibility)

sebagai pengganti konsep validitas internal. Dalam penelitian ini, setiap kriteria

tersebut diperiksa dengan cara: (a) memperpanjang keikutsertaan, (b) ketekunan

dalam observasi, (c) memanfaatkan referensi yang ada, (d) pengecekan sejawat

melalui diskusi dengan para pakar sistem perencanaan strategik dan

pengembangan learning serta praktisi di lapangan, (e) kajian kasus negatif, (f)

pengecekan anggota karena dalam pengumpulan data dilakukan secara tim, (g)

triangulasi berkenaan dengan data maupun metoda.

Keteralihan merupakan kata lain dari konsep validitas eksternal. Dalam hal

ini peneliti hanya melihat masalah transferabilitas sebagai sebuah kemungkinan.

Untuk situasi yang serasi hasil penelitian mungkin transferabel meskipun disadari

bahwa tidak ada situasi yang sama sehingga masih perlu penyesuaian menurut

keadaan masing-masing.

Kebergantungan berkaitan dengan pernyataan apakah penelitian yang

dilakukan dapat direplikasikan oleh peneliti lain dengan konsistensi yang tinggi,

apabila menggunakan metode yang sama (Nasution, 1996). Kriteria ini merupakan

substitusi istilah reliabilitas dalam penelitian kuantitatif. Atas dasar itu, penulis

memeriksa dependabilitas dengan cara: (a) memberikan uraian deskriptif yang

kongkrit, (b) meminta pendapat dan kritik dari para pembimbing dan teman

sejawat, dan (c) pencatatan informasi dengan alat mekanis seperti rekaman,

kamera dan sebagainya.

Ketiga cara tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan

pemeriksaan kebergantungan, mulai dari pertemuan dengan anggota peneliti yang

ada, penetapan data yang akan diaudit sampai pada kesepakatan formal tentang

data yang dianggap valid. Dalam penelitian kualitatif, hasilnya dianggap memiliki

kepastian apabila memenuhi kriteria obyektif. Agar menjadi obyektif, maka hasil

penelitian tersebut harus dibenarkan atau dikonfirmasi oleh peneliti lain

(Nasution, 1996). Guna memperoleh tingkat kepastian yang tinggi maka dalam

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

114

penelitian ini peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk tetap bersikap netral

dalam memaknai data sesuai dengan kondisi di lapangan sehingga diharapkan

dapat mengurangi subjektivitas. Di samping itu, untuk mempertajam tingkat

kepastian peneliti juga menggunakan audit kepastian yaitu memastikan bahwa

hasil temuan itu benar-benar berasal dari data, mengambil keputusan bahwa

kesimpulan yang diambil benar-benar logis, dan menelaah kegiatan para peneliti

saat mengambil data di lapangan.

G. Analisa dan Penafsiran Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pangaturan

transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman sendiri mengenai materi-materi

tersebut dan untuk memungkinkan penyajian hasil yang sudah ditemukan kepada

orang lain. Analisis melibatkan pekerjaan dengan data, penyusunan, dan

pemecahannya ke dalam unit-unit yang ditangani, perangkumannya, pencarian

pola-pola, dan penemuan apa yang penting dan apa yang perlu dipelajari, dan

pembuatan keputusan apa yang dikatakan kepada orang lain (Emzir, 2010:85-87).

Selanjutnya, peneliti mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu

pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan

dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data

kualitatif adalah proses menyusun data (menggolongkannya dalam tema atau

kategori) agar dapat ditafsirkan dan diinterpretasikan. Dengan demikian dalam

proses analisis diperlukan daya kreatif dari peneliti untuk mengolah data tersebut

menjadi bermakna.

Pekerjaan analisis data dimaksudkan sebagai pekerjaan yang mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan mengkategorikan data

sehingga data yang berkumpul dapat diorganisasi dan mudah diolah. Tujuannya

antara lain untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang pada akhirnya dapat

diangkat menjadi teori substantif. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan

dengan melalui langkah sebagaimana disebutkan di atas.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

115

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan, untuk dapat menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikannya sehingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi (Miles dan

Huberman, 1994 dalam Kusairi, 2007). Dengan demikian, laporan yang diperoleh

dari kerja lapangan dapat dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan dalam hal-

hal yang penting, dicari tema atau polanya dalam suatu susunan yang sistematik

(Nasusiton,1996). Manfaat dari hasil reduksi data adalah memberikan gambaran

yang lebih matang dari hasil pengamatan, mempermudah dalam pencarian

kembali, serta membantu dalam memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Display Data

Display data merupakan usaha untuk membuat tata hubungan antardata yang

telah terkumpul melalui bagan, matriks, jaringan atau grafik (Nasution,1996).

Dalam hal tersebut, peneliti melakukan penyusunan informasi yang memberi

kemungkinan untuk dapat menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Semua

bagan, matriks, jaringan, dan grafik tersebut dirancang guna menggabungkan

informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih.

Manfaat dari analisis ini membuat peneliti mampu menarik kesimpulan yang tepat

dan pemahaman secara total atas keseluruhan data yang terkumpul.

3. Penyimpulan dan Verifikasi

Menarik kesimpulan dilakukan sejak dini pada saat peneliti di lapangan guna

menemukan pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang penting, hal-hal yang

sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Kesimpulan tersebut bersifat terbuka

dalam arti harus selalu siap untuk diperbaharui karena adanya data-data baru yang

ditemukan (Nasution,1966). Bersamaan dengan upaya menarik kesimpulan,

peneliti juga melakukan verifikasi guna menguji kebenaran, kekokohan, dan

kecocokan data yang ditemukan di lapangan sehingga diperoleh kesimpulan yang

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN - repository.upi.edurepository.upi.edu/4456/5/D_ADP_1009565_CHAPTER3.pdfPembahasan dimulai dengan sebuah pembenaran atas paradigma pemetaan ruang lingkup

116

dapat dipercaya. Ada tiga cara yang peneliti lakukan dalam hal tersebut yaitu: (a)

menguji kesimpulan dengan membandingkan dengan teori-teori yang relevan; (b)

melakukan proses pengecekan ulang dari data yang telah dikumpulkan mulai data

yang diperoleh dari prasurvei, wawancara, maupun pengamatan; dan (c) membuat

kesimpulan yang menggambarkan hasil penelitian secara keseluruhan.

Dalam praktiknya, reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan

dan verifikasi merupakan sesuatu yang kait-mengait pada saat sebelum, selama,

dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membentuk

wawasan umum yang disebut analisis. Ketiga jenis kegiatan analisis tersebut

merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti senantiasa bergerak di antara

empat sumbu kumparan selama pengumpulan data, selanjutnya bergerak bolak-

balik di antara kegiatan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan

dan verifikasi.