BAB III METODE PENELITIAN A. - UPI...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. - UPI...
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi faktor – faktor lain yang bisa mengganggu eksperimen dengan
tujuan untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. (Mahmud, 2011. hlm 30)
Penelitian eksperimen berdasarkan pendapat Best (Dalam Taniredja dan
Mustafidah, 2014. hlm. 52) merupakan suatu metode yang sistematis dan logis
untuk menjawab pertanyaan “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi – kondisi
yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan terjadi?” Dalam
hubungan ini peneliti memanipulasikan sesuatu stimuli, treatment atau kondisi
ekperimental, kemudian mengobservasi pengaruh atau perubahan yang
diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja dan logis.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk membuktikan suatu hipotesis.
Setelah dilakukan perlakuan, kemudian diukur tingkat perubahannya, boleh
jadi hipotesisnya dapat diterima, tetapi mungkin juga di tolak. Diterima atau
ditolaknya hipotesis sangat bergantung kepada hasil observasi terhadap
hubungan antar variabel yang dieksperimen.
B. Desain Penelitian
Menurut Emzir ada tiga jenis desain penelitian dalam penelitian eksperimen
yaitu :
1. Desain Pra- Eksperimental (Pre Experimental Design)
Desain pra-eksperimental dinamakan demikian karena mengikuti langkah-
langkah dasar eksperimental, tetapi gagal memasukkan kelompok kontrol.
Dengan kata lain, kelompok tunggal sering diteliti, tetapi tidak ada
pebandingan dengan kelompok nonperlakuan dibuat. Yang termasuk desain
pra-eksperimental adalah sebagai berikut :
a) Studi Kasus Satu Tembakan
b) Satu Kelompok Prates-Postes
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Perbandingan Kelompok Statis
2. Desain Eksperimental Semu ( Quasi Experimental Design)
Desain ekperimental semu agak lebih baik di banding desain pra
eksperimental, karena melakukan suatu cara dengan membandingkan
kelompok. Yang termasuk desain eksperimental semu yaitu :
a) The Nonequivalent Control Group Design
b) Desain Rangkaian Waktu (The Time Series Design)
c) Desain Berimbang (Controlbalanced Design)
d) Desain Faktorial (Factorial Design)
3. Desain Eksperimental Sebenarnya (True Experimental Design)
Desain eksprerimental yang sebenarnya merupaka desai eksperimen yang
merupakan pelengkap kekurangan dari 2 (dua) desain sebelumnya. Desai
eksperimental sebenarnya mengukur perubahan yang terjadi atau yang
mucul dalam kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol. Berikut adalah beberapa jenis desain eksperimental
menurut Emzir :
a) Desain Kelompok Kontrol Prates – Postes (The Pretest – Posttest
Control Group Design)
b) The Posttest Only Control Group Design
c) Desain Solomon Empat Kelompok (The Solomon Four Group Design)
Dalam penelitian ini, desain yang dipilih adalah desain Quasi Experiment.
Adapun design yang dipilih adalah Nonequivalent Control Design. Desain ini
memiliki kesamaan dengan pretest – posttest design namun pada desain ini
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak. ( Sugiyono,
2012. hlm. 116)
Gambar 3.1
Desain Penelitian
O1 X O2
O3 O4
Dimana :
O1 = Pretest (test awal) sebelum diberikan perlakuan di kelas eksperimen
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O2 = Posttest (test akhir) setelah diberikan perlakuan di kelas eksperimen
O3 = Pretest (test awal) sebelum diberikan perlakuan di kelas kontrol
O4 = Posttest (test akhir) tidak diberikan perlakuan di kelas kontrol
X = Perlakutan dengan menggunakan model Problem-Based Learning pada
kelas eksperimen
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran pada penelitian ini,
kiranya dapat didefinisikan istilah penting dalam penelitian ini berkaitan
dengan variabek X (Strategi Problem-Based Learning) dan variabel Y
(Kemampuan Berpikir Kritis)
1. Strategi Problem-Based Learning
Menurut Arends (Dalam Trianto, 2007) Problem-Based
Learningmerupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa
dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka
dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa,dan
meningkatkan kepercayaan dirinya.
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Menurut Ennis (Dalam Supriadi, 2011. hlm 17) mengatakan bahwa
berfikir kritis adalah suatu proses berpikir yang bertujuan untuk membuat
keputusan yang rasional yang diarahkan untuk memutuskan apakah
meyakini atau melakukan sesuatu
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010.
hlmn. 108). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD
Negeri Drangong 1 yang berjumlah 66 siswa
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil dari populasi.
(Arikunto, 2010. hlmn. 108). Adapun sampel yang dipilih pada penelitian
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini adalah SDN Drangong 1 yang terletak di Jl. Raya Cilegon KM3,
Legok, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Alasan dari pemilihan SDN
Drangong 1 ini dikarenakan lokasi tersebut menjadi tempat
dilaksanakannya PPL. Selain itu sekolah ini mempunyai 2 (dua) kelas
yang dapat digunakan untuk penelitian yakni kelas VA dan VB.
Adapun cara pengambilan sampel yang peneliti pilih adalah Sampel
Bertujuan atau Purposive Sample. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
20 orang siswa dari masing – masing kelas. Carapengambilan sampel ini
adalah dengan mengambil 20 orang siswa yang mendapat nilai pada batas
yang telah ditentukan pada masing – masing kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
E. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan
hasilnya baik, dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah”. (Arikunto, 2010 . hlm. 136)
Adapun macam – macam instrumen penelitian adalah angket, pedoman
wawancara, soal tes, pedoman pengamatan (Arikunto, 2010, hlm. 136). Dalam
hal ini peneliti akan memakai instrumen pedoman observasi, skala bertingkat
dan soal tes yaitu tes objektif. Ketiga bentuk ini dipilih karena agar data yang
didapat tidak hanya dari satu instrumen saja, akan tetapi dari instrumen lain
agar lebih akurat.
Menurut Indrakusuma (Dalam Arikunto, 2012 , hlm. 46) mengatakan bahwa
tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data – data atau keterangan – keterangan yang diinginkan
seseorang dengan cara tepat dan cepat
Tes objektif dipilih karena dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif dan ajeg. Dalam tes tulis, posisi guru tidak akan berat sebelah karena
jawaban yang disediakan hanya benar dan salah. Tes ini dapat membantu
melihat sejauh mana kemampuan siswa dari proses pembelajaran. Tes ini
nantinya akan diberikan pada saat pre test dan post test pada siswa kelas VA
dan VB SD Negeri Drangong 1.
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian yang digunakan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap
objek baik secara langsung maupun tidak langsung lazimnya menggunakan
teknik yang disebut observasi Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis
kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Pedoman observasi akan
dilakukan di kelas eksperimen SDN Drangong 1
Skala bertingkat atau Rating Scale adalah suatu ukuran subjektif yang
dibuat berskala. (Arikunto, 2010. hlm. 134). Skala bertingkat ini dapat
memberikan informasi mengenai seseorang atau mengenai suatu program.
Skala bertingkat ini berisi tentang kemampuan berpikir krtis siswa kelas VB
atau siswa kelas eksperimen
F. Uji Instrumen
1. Tes Objektif
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah. (Arikunto, 2010, hlm. 145)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriterium dalam arti memiliki kesejajaran antar hasil tes tersebut dnegan
kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah
teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson
(Arikunto, 2012, hlm. 85)
Rumus korelasi product moment dengan simpangan :
𝑟𝑥𝑦 = 𝑥𝑦
( 𝑥2) ( 𝑦2)
Di mana :
𝑟𝑥𝑦 = x = X - X dan y = Y - Y
∑xy = jumlah perkalian x dan y (Arikunto, 2012, hlmn. 85)
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X2 =
kuadrat dari x
Y2 =
kuadrat dari y
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 𝑋𝑌−( 𝑋) ( 𝑌)
𝑁 𝑋2− ( 𝑋 )2 𝑁 𝑌2 − ( 𝑌 )2
Dimana :
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
𝑁 : jumlah responden (Arikunto, 2012, hlmn. 87)
∑ X : jumlah skor item
∑ Y : jumlah skor seluruh
berikut interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
1) Antara 0,800 – 1,00 : sangat tinggi
2) Antara 0,600 – 0,800 : tinggi
3) Antara 0,400 – 0,6 00 : cukup
4) Antara 0,200 – 0,400 : rendah
5) Antara 0,00 – 0,200 : sangat rendah
b. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka, pengertian reliabilitas tes
berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Adapun teknik yang dipakai dalam
pengujian reliabilitas penelitian ini adalah metode split half atau metode
parohan.
Rumus Spearman – Brown dengan cara belah dua ganjil – genap :
(Arikunto, 2012. hlmn 115)
𝑟11=
𝑛
𝑛−1
𝑆 2 − 𝑝𝑞
𝑠2
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana :
𝑟11 : Reliabilitas secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
n : Jumlah item
∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
s : Standar deviasi dari tes ( standar deviasi adalah akar varians)
Klasifikasi reliabilitas
1) 0,80 <𝑟11 ≤ 1, 00 : Sangat tinggi
2) 0,60 <𝑟11 ≤ 0,80 : Tinggi
3) 0,40 <𝑟11 ≤ 0,60 : Sedang
4) 0,20 <𝑟11 ≤ 0,40 : Rendah
5) 0,00 <𝑟11 ≤ 0,20 : Sangat rendah
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal menunjukan suatu tingkatan pada soal yang harus di
selesaikan oleh siswa. Soal yang baik itu soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Di bawah ini rumus mencari tingkat kesukaran soal :
P =𝐵
𝐽𝑆
Dimana :
P = indeks kesukaran soal (Arikunto, 2012. hlm 223-225)
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa
Klasifikasi indeks kesukaran soal
1) P 0,00 – 0,30 soal sukar
2) P 0,31 – 0,70 soal sedang
3) P 0,71 – 1,00 soal mudah
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besaranya daya pembeda
disebut indeks diskrimasi, disingkat D ( d besar).
Rumus untuk mencari D:
D =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵= PA – PB (Arikunto, 2012. hlmn. 228)
Dimana :
𝐽𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas
𝐽𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah
𝐵𝐴 = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
𝐵𝐵 = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA = proporsi peserta kelompok atasyang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda
D : 0,00 – 0,20 : Jelek
D : 0,20 – 0,40 : Cukup
D : 0,40 – 0,70 : Baik
D : 0,70 – 1,00 : Baik Sekali
G. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Persiapan yang akan dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian
adalah :
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Peneliti meminta izin kepada pihak UPI Kampus Serang untuk
melakukan penelitian di SDN Drangong 1
b. Peneliti kemudian mendatangi sekolah untuk meminta izin kepada
kepala sekolah dan guru kelas untuk melakukan penelitian
2. Pelaksanaan
Adapun proses pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan adalah :
a. Mempersiapkan soal-soal yang akan diujikan mengenai daur air
b. Mengujikan soal pre test kepada kelas eksperimen
c. Peneliti melakukan treatment pada kelas eksperimen dengan
menggunakan strategiProblem Based Learning
d. Memberikan soal post test kepada kelas eksperimen
e. Mengujikan soal pre test kepada kelas kontrol
f. Peneliti melakukan proses pembelajaran pada kelas kontrol dengan
menggunakan strategi Ekspositori
g. Memberikan soal soal post test kepada kelas kontrol
3. Pengolahan dan analisis data
a. Mengoreksi hasil pre test dan post test dari kedua kelas
b. menganalisis hasil pre test dan post test dari kedua kelas
H. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, data yang akurat membuat penelitian tersebut
semakin baik. Instrumen dan metode yang digunakan pun bukan hanya satu
saja. Semisal pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan 3 ( tiga )
instrumen untuk memperkuat data penelitian.
1. Tes objektif
Tes objektif yang akan peneliti berikan adalah bentuk tes tulis
pilihan ganda yang peneliti buat sendiri. Tes ini berjumlah 15 soal di
ujikan pada saat pre test dan post test pada dua kelas penelitian yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengantingkat kesukaran dan indikator yang
sama. Sebelum di uji cobakan pada kelas sampel, peneliti mengujikan soal
pada SDN Taman Baru 2 untuk memperolehvaliditas, reliabilitas, tingkat
kesukaran dan daya pembeda. Setelah data di dapat dan di analisis, barulah
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti mengetahui apakah soal tersebut mempunyai validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembedayang sesuai. Jika sesuai, soal tersebut
akan peneliti gunakan sebagai instrumen tes di SDN Drangong 1 kelas V
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah tahap-
tahap pada Problem-based Learning didalam kelas sepenuhnya tercapai
atau tidak. Pedoman observasi dilakukan pada siswa Pedoman observasi
ini berisi tahap – tahap pembelajaran yang ada pada strategi PBL
kemudian diolah dan diintepretasikan apakah tahap – tahap dalam
pembelajaran dengan Problem-based Learning tercapai atau tidak.
Adapun aspek yang dinilai dalam pedoman observasi ini tertera pada tabel
3.1
Tabel 3.1
Observasi terhadap aktivitas yang dilakukan oleh siswa dengan
menggunakan strategi PBL
No Aspek yang di amati Nilai
1 2 3
1 Siswa diberi motivasi
2 Siswa dibentuk kelompok
3 Siswa diberi informasi tujuan pembelajaran
4 Siswa menghubungkan pelajaran dengan
kehidupan nyata
5 Siswa dibimbing guru
6 Siswa mempresentasikan hasil diskusinya
7 Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi
8 Siswa dibantu guru merangkum materi
9 Siswa diberikan test
*Keterangan nilai :
1 jika tidak dilakukan sama sekali
2 Jika dilakukan namun tidak sepenuhnya sesuai
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Dilakukan dengan baik antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru
3. Skala Bertingkat
Skala bertingkat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
berpikir kritis siswa. Dalam skala bertingkat ini peneliti akan
menghubungkan keterampilan dalam berpikir kritis dengan materi yang di
ajarkan di kelas yaitu daur air. Jumlah angket yang di ambil dalam
penelitian ini adalah sesuai dengan sampel pada tes yaitu 20 siswa saja.
Adapun indikator karakteristik yang diambil dalam kemampuan berpikir
kritis yang kemudian dimasukan kedalam instrumen skala bertingkat yaitu
hasil dari simpulan yang dilakukan oleh peneliti dari 3 (tiga) pendapat
pada bab II.
Tabel 3.2
Skala bertingkat mengenai kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep
siklus air
No Pertanyaan tentang
kemampuan berpikir kritis
siswa
SB B C K
1 Saya mampu memimpin jalannya
diskusi pada konsep daur air
2
Saya mampu merumuskan
pertanyaan – pertanyaan
berkaitan dengan masalah daur
air
3 Sayamampu mencari jawaban
atas pertanyaan dalam diskusi
dari sumber yang ada
4 Saya mampu menerima jawaban
dan gagasan dari teman – teman
5 Saya mampu menyatukan
berbagai gagasan / ide dari teman
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
– teman
6 Sayamampu mempresentasikan
hasil diskusi dengan baik di
depan kelas
7 Saya mampu menerima kritikan
dan masukan dari orang lain
Keterangan : SB = Sangat Baik, bernilai 4
B = Baik, bernilai 3
C = Cukup , bernilai 2
K = Kurang, bernilai 1
Format penilaian dari skala bertingkat ini adalah :
Jumlah skor siswa x jumlah pertanyaan x jumlah responden X 100%
Jumlah skor seluruhnya x jumlah pertanyaan x jumlah responden
Kriteria :
85 % - 100% : Tinggi
70 % – 84 % : Sedang
55 % – 69 % : Cukup
< 54 % : Rendah
I. Teknik Analisis Data
1. Uji N-Gain
Rumus :
𝑔 = 𝑆𝑝𝑜𝑠 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
𝑆 𝑚𝑎𝑘𝑠 − 𝑆𝑝𝑟𝑒
Keterangan :
g = Gain
Spos = Skor Posttest
Spre =Skor Pretest
Smaks=Skor maksimum
Kriteria tingkatan gain menurut Hake dapat dilihat dibawah ini :
𝑔 < 3 = 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,3 ≥ 𝑔 > 7 = 𝑆𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔
𝑔 ≥ 7 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Data yang di uji adalah data hasil pre test
dan post test pada kedua kelas.
Uji normalitas yang dipakai pada penelitian ini adalah uji chi kuadrat
(X2) yaitu pengujian data yang dilakukan mempunyai populasi dua atau
lebih kelas.
Rumus chi kuadrat 𝑥2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑥2 = f0 − fe
fe
𝑘
𝑖=1
Dimana :
f0 = frekuensi pengamatan
fe = frekuensi yang diharapkan
𝑘 = banyak kelas
𝑖 = panjang kelas
Membandingkan 𝑥2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑥2
𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Dengan menggunakan bantuan software spss uji normalitas dapat dilakukan
dengan uji Shapiro-Wilk.
Kriteria nilai :
Sig. > 0,05 data berdistribusi normal
Sig < 0,05 data tidak berdistribusi normal
(Riduwan, 2006. hlm 187-197)
3. Uji homogenitas
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑆2
𝑆1
keterangan :
S2 : Varians terbesar
S1 : Varians terkecil
Setelah mendapat hasil dari 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 selanjutnya bandingkan
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan nilai𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan rumus : db pembilang = n -1 (untuk
varians terbesar), db penyebut = n 1 (untuk varians terbesar). dengan
kriteria pengujian :
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varians tidak homogen
Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka varians homogen. Jika hasilnya
homogen maka analisis uji komparatif dapat dilanjutkan. (Riduwan,
2006. hlm. 186)
Dapat juga dengan menggunakan bantuan software spss statisctic
dengan menggunakan uji Levene’s test. Kriteria nya :
Sig. > 0,05 data homogen
Sig < 0,05 data tidak homogen
4. Uji hipotesis
Uji hipotesis yang akan dipakai pada penelitian ini adalah uji t (𝑡𝑇𝐸𝑆𝑇 )
dua sampel. Uji t dua sampel ini tergolong uji perbandingan ( uji
komparatif). Tujuan uji ini adalah untuk membandingkan apakah kedua
data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji
kemampuan generalisasi. (Riduwan, 2006. hlmn 213)
Rumus uji t dua sampel :
t hitung :
x1 - x2 (Riduwan, 2006. hlm 214)
𝑆1
2
𝑛1+
𝑠22
𝑛2 − 2r.
𝑆1
𝑛1 +
𝑆2
𝑛2
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana :
r = nilai korelasi X1dengan X2
𝑛1 dan 𝑛2 = jumlah sampel
x1 = rata – rata sampel ke - 1
x2 = rata – rata sampel ke - 2
S1 = standar deviasi sampel ke - 1
S2 = standar deviasi sampel ke - 2
𝑆12 = varians sampel ke - 1
𝑠22 = varians sampel ke - 2
kriteria pengujian dua pihak
Jika –t tabel ≤t hitung ≤+ t tabel ≤maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika Sig. –t tabel ≥t hitung ≤+ t tabelmaka Ha diterima
Jika Sig. –t tabel ≤t hitung ≤+ t tabelmaka Ho ditolak