BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...

23
Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen yang dimaksudkan untuk menguji sebuah perlakuan yakni pembelajaran IPS dengan menggunakan Cooperative Learning tipe Jigsaw terhadap peningkatan keterampilan sosial siswa. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif eksperimen murni, karena dianggap paling tepat untuk melihat hubungan sebab akibat. Karena sangat sulit melakukan pengacakan sampel untuk membuat kelompok siswa yang baru, maka metode yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekivalen (Ruseffendi, 1994, hlm.83). Creswell (2008, hlm. 299) juga mengemukakan pendapatnya bahwa penelitian eksperimen dilakukan ketika anda ingin membangun kemungkinan penyebab dan akibat antara variabel bebas dan terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pembelajaran IPS dengan Cooperative Learning dengan tipe Jigsaw dan variabel terikatnya adalah keterampilan sosial siswa. B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain non-equivalent group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dan kelas kontrol menggunakan model Konvensional (ceramah). Kelas eksperimen dan kelas kontrol dipilih tidak secara random, tetapi menerima keadaan subjek apa adanya. Kedua kelas tersebut diberi pretest kemudian diberikan perlakuan selama proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran kemudian diberi posttest. Langkah awal untuk menentukan unit-unit eksperimen dilakukan dengan memilih sekolah, kemudian memilih dua kelas yang homogen ditinjau dari kemampuan akademiknya. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Metode...

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen yang

dimaksudkan untuk menguji sebuah perlakuan yakni pembelajaran IPS dengan

menggunakan Cooperative Learning tipe Jigsaw terhadap peningkatan

keterampilan sosial siswa. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif

eksperimen murni, karena dianggap paling tepat untuk melihat hubungan sebab

akibat. Karena sangat sulit melakukan pengacakan sampel untuk membuat

kelompok siswa yang baru, maka metode yang digunakan adalah eksperimen

semu dengan desain penelitian kelompok kontrol non-ekivalen (Ruseffendi, 1994,

hlm.83).

Creswell (2008, hlm. 299) juga mengemukakan pendapatnya bahwa

penelitian eksperimen dilakukan ketika anda ingin membangun kemungkinan

penyebab dan akibat antara variabel bebas dan terikat. Dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah pembelajaran IPS dengan Cooperative Learning dengan

tipe Jigsaw dan variabel terikatnya adalah keterampilan sosial siswa.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain non-equivalent group pretest-posttest

design. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu kelas

eksperimen dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dan

kelas kontrol menggunakan model Konvensional (ceramah). Kelas eksperimen

dan kelas kontrol dipilih tidak secara random, tetapi menerima keadaan subjek apa

adanya. Kedua kelas tersebut diberi pretest kemudian diberikan perlakuan selama

proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran kemudian diberi posttest.

Langkah awal untuk menentukan unit-unit eksperimen dilakukan dengan

memilih sekolah, kemudian memilih dua kelas yang homogen ditinjau dari

kemampuan akademiknya. Desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

38

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Non-equivalent Group Pretest-Posttest Design

(Fraenkel and Wallen, 2007, hlm. 278)

Keterangan:

O1 = Pretest/ tes awal sebelum perlakuan

O2 = Posttest/ tes akhir sesudah perlakuan

X1 = Pembelajaran dengan perlakuan (model Cooperative Learning tipe

Jigsaw) untuk kelas eksperimen

X2 = Pembelajaran dengan perlakuan (model Konvensional/ ceramah) untuk

kelas kontrol

Pengelompokkan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan berdasarkan

kelas yang ada. Ciri utama dari eksperimental adalah adanya pengongtrolan

variabel dan pemberian treatment terhadap kelompok eksperimen. Peneliti

menggunakan nilai rata-rata harian yang mewakili kemampuan kognitif siswa dan

pretest sebagai dasar kesamaan karakteristik atau yang disamakan.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ranca Panjang

kampung Babakan Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung arah terusan

Cibaduyut. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan alasan:

a. Daerah sekitar sekolah termasuk lingkungan yang memasuki masa transisi.

Sehingga lingkungan tersebut dengan cepat memengaruhi pola hidup

masyarakatnya, termasuk para siswa yang tinggal disekitar lingkungan

tersebut.

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Waktu

39

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dukungan sarana dan prasarana untuk kegiatan penelitian tersedia secara

memadai.

c. Adanya persetujuan dari pihak Kepala Sekolah dan guru bersangkutan dalam

mengizinkan dilaksanakannya kegiatan penelitian.

d. Studi pendahuluan yang menunjukkan masih terdapatnya sejumlah

permasalahan dalam meningkatkankan keterampilan sosial siswa melalui mata

pelajaran IPS.

e. Di sekolah ini penelitian dengan menggunakan model Cooperatie Learning

tipe Jigsaw dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa belum pernah

dilakukan.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Ranca Panjang

Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, dengan kelas IV C sebagai kelas

eksperimen dan juga siswa kelas IV A sebagai kelas kontrol. Subjek penelitian ini

dipilih dengan alasan:

a. Kelas IV merupakan massa dimana siswa melakukan transisi ego, sehingga

keterampilan sosial harus mulai diarahkan kembali untuk memperkuat

keterampilan para siswa.

b. Adanya masalah berkaitan dengan keterampilan sosial di kelas IV, seperti

kecenderungan siswa memilih-milih teman sebangkunya dan tidak mau

bermain dengan teman yang menurutnya prestasinya kurang.

c. Pemilihan Kelas IV A dan IV C didasarkan pada hasil rata-rata ulangan harian

sebelumnya.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menentukan populasi merupakan langkah penting dalam melakukan

penelitian. Menurut Arikunto (2008, hlm 130) “populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian”. Sementara itu, menurut Sugiyono (2009, hlm. 115), “populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

40

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan hal demikian, sebagai populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa di SD Negeri kelas IV A, IV B, IV C dan IV D pada tahun ajaran

2014/ 2015. Penentuan di kelas IV ini dengan alasan bahwa:

a. Masalah keterampilan sosial harus mulai dibenahi kembali dari jenjang SD,

khususnya di kelas IV. Karena dengan memerhatikan siswa kelas IV sudah

memiliki rasa ego.

b. Berkaitan dengan pencapaian materi ajar yang sesuai dengan peningkatan

keterampilan sosial terhadap sub pokok bahasan dalam memanfaatkan

teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi pada zaman IPTEK sekarang.

c. Lingkungan sekolah yang mulai dipengaruhi oleh keadaan modern (urban).

2. Sampel

Penentuan sampel penelitian penting guna mendapatkan data. Oleh sebab

itu, dibutuhkan suatu objek penelitian yang telah ditentukan populasi dari objek

yang akan diteliti. Langkah selanjutnya yaitu mencari sampel yang bertujuan

memudahkan dalam meneliti objek penelitian. Menurut Sugiyono (2008, hlm.

118), yang dimaksud sampel adalah “bagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tertentu.”

Sehubungan dengan hal di atas, maka dalam penelitian sampel penelitian

dilakukan terhadap dua kelas yang mempunyai karakteristik yang sama dengan

berdasarkan skor nilai ulangan yang telah dilakukan sebelumnya. Beikut adalah

skor nilai rata-rata ulangan yang dijadikan dasar sebagai penentuan kelas

eksperimen dan kelas kontrol dalam penelitian ini sebagaimana tabel.

Tabel 3.1 Data Nilai Rata-rata Hasil Ulangan Kelas IV A-D

Semester Ganjil Tahun 2014-2015

No Kelas Jumlah

Siswa

Nilai Rata-

rata

1. IV A 36 72,25

2. IV B 35 70,33

3. IV C 36 72,25

41

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan Tabel 3.1 Data Nilai Rata-rata Hasil Ulangan Kelas IV A-D

Semester Ganjil Tahun 2014-2015

No Kelas Jumlah

Siswa

Nilai Rata-

rata

4. IV D 35 71,15

Sumber: Guru Kelas IV A – IV D

Berdasarkan niai ulangan yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapat

nilai rata-rata ulangan pada setiap kelas dan diperbandingkan untuk mencari kelas

yang memiliki hasil belajar yang sama walaupun guru berbeda. Setelah didapat

data ulangan, maka penentuan sampel dilakukan pada kelas yang mempunyai nilai

rata-rata kelas sama, yaitu kelas IV A dan kelas IV C dengan nilai rata-rata

sebesar 72,25. Sehingga yang digunakan yaitu 36 orang siswa kelas IV C sebagai

kelas yang mendapat perlakuan dengan penerapan model Cooperative Learning

tipe Jigsaw dan 36 orang siswa kelas IV A dengan penerapan model konvensional

(ceramah).

Penentuan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

“purposive sampling” tujuannya adalah agar penelitian dapat dilaksanakan

permasalahan yang ada terutama dalam hal kondisi subjek penelitian, waktu

penelitian yang ditetapkan, kondisi tempat penelitian serta prosedur perijinan.

E. Definisi Operasional

Berikut ini adalah definisi operasional yang berkaitan dengan beberapa

istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk menghindari

terjadinya perbedaan penafsiran sehingga makna dan interpretasi terhadap istilah

tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan dalam penelitian ini. Definisi

operasional variabel dalam penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:

1. Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah tindakan yang memberikan peluang

pada siswa melalui langkah-langkah ilmiah mulai dari membentuk kelompok 1

sampai 5 anggota tim, membaca dan memahami bagian materi yang berbeda,

bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk berdiskusi, kembali ke

42

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok asal dan bergantian mengajarkan teman satu tim, mempresentasikan

hasil diskusi, memberi evaluasi, dan penutup.

2. Keterampilan sosial adalah kemampuan perilaku/ tindakan individu dalam

berteman dengan siapapun, seperti tidak memilih-milih teman; berbagi

informasi, seperti menawarkan bantuan kepada teman; lancar berbahasa,

seperti menyapa dengan bahasa yang sopan dan ramah; berbicara bergiliran,

seperti tidak menyela orang lain; bekerja sama, seperti membantu teman yang

mengalami kesusahan; saling memerhatikan keadaan kelompok, seperti

menampug semua pendapat anggota kelompok; ahli berdiskusi, seperti

mendengarkan pendapat orang lain; dan mengkomunikasikan kembali hasil

diskusi, seperti membacakan kembali hasil diskusi dengan teliti.

F. Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan minimal sebanyak 6 kali pertemuan dengan

masing-masing 2 x 35 menit, ditambah 2 kali pertemuan untuk tes pretest dan

posttest, 2 kali pertemuan untuk pembiasaan dan 1 kali observasi awal.

Pembelajaran akan dilaksanakan untuk satu Standar Kompetensi. Oleh karena itu,

jumlah pertemuan ini akan disesuaikan dengan alokasi waktu sesuai dengan

kebijakan pelaksanaan kurikulum di Sekolah Dasar.

Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: (1) tahap persiapan

komponen-komponen pembelajaran dan instrumen-instrumen penelitian; (2) tahap

pelaksanaan pembelajaran (pretest, pembelajaran, postest); (3) tahap pengolahan

dan analisis data serta penulisan laporan penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument, yaitu instrument tes dan

non tes. Instrument tes terdiri dari seperangkat soal untuk mengukur pencapaian

materi ajar siswa dengan penerapan model. Sedangkan instrument non tes adalah

angket keterampilan sosial siswa dan lembar observasi serta wawancara hanya

sebagai lembar pelengkap.

Tes yang digunakan untuk mengetahui pencapaian materi ajar mencakup

pretest (tes awal) yang diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampua

43

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

awal siswa memahami materi dengan sebelum diberikan perlakuan dan posttest

(tes akhir) diberikan dengan tujuan untuk melihat kemajuan atau peningkatan

pencapaian materi ajar berkatan dengan keterampilan sosial siswa setelah

diberikannya perlakuan kepada dua kelas,.

Namun, untuk mengetahui kelayakan instrumen yang telah disiapkan maka

perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui

tingkat validitas, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya beda dari instrumen

tersebut. Tes pencapaian materi ajar ini dirancang dalam bentuk isian agar dapat

terlihat keterampilan menjawab siswa dalam menyelesaikan soal tersebut.

Sementara instrumen kedua adalah angket yang dirancang dalam bentuk

pernyataan-pernyataan dengan Skala Likert. Adapun pedoman observasi dan

wawancara dirancang dalam bentuk terbuka yang berfungsi sebagai catatan

lapangan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

1. Tes

Instrumen ini disajikan dalam bentuk tes objektif berupa soal-soal isian

singkat dengan jawaban mutlak yang berhubungan dengan materi ajar. Adapun tes

yang digunakan adalah pretet dan posttest. Pretest adalah tes yang diberikan

sebelum pembelajaran dimulai yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

siswa menguasai materi yang akan diberikan, sedangkan posttest adalah tes yang

diberikan sesudah proses pembelajaran diselesaikan, yang bertujuan untuk sejauh

mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan.

Setelah kisi-kisi yang mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang

diukur beserta skor penilaian selesai disusun, selanjutnya akan disusun soal serta

kunci jawaban untuk masing-masing soal. Kemudian soal diujicobakan terlebih

dahulu.

Setelah data dari uji coba terkumpul, kemudian dilakukan penganalisisan

data untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas butir soal, daya beda soal,

dan indeks kesukaran soal yang dimaksudkan untuk mengetahui baik atau tidak

instrumen yang akan digunakan. Adapun langkah-langkah selanjutnya yang

dilakukan dalam menganalisis instrumen tersebut sebagai berikut di bawah ini.

44

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menentukan Validitas Butir Soal

Validitas menunjukkan tingkat ketepatan suatu alat (tes) atau tingkat

keabsahan. Validitas butir soal ini dihitung dengan cara menginput data hasil uji

coba tes pada program SPSS versi 20.0 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

Berikut adalah tabel interpretasi besarnya koefisien korelasi.

Tabel 3.2. Kriteria Validitas Item Instrumen

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,200-0,399 Rendah

0,400-0,599 Sedang

0,600-0,799 Kuat

0,800-1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2013)

Berikut adalah hasil validitas butir soal dari uji coba instrumen tentang

materi ajar “Teknologi Produksi, Komunikasi dan Transportasi”.

Tabel 3.3. Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba

No.

Soal

Koefisien

(rxy) (r tabel)

Klasifikasi

(tingkat hubungan)

1 0,395 0,361 Rendah

2 0,425 0,361 Sedang

3 0,488 0,361 Sedang

4 0,416 0,361 Sedang

5 0,452 0,361 Sedang

6 0,293 0,361 Rendah

7 0,414 0,361 Sedang

8 0,071 0,361 Sangat Rendah

9 0,412 0,361 Sedang

10 0,350 0,361 Rendah

11 0,104 0,361 Sangat Rendah

12 0,534 0,361 Sedang

13 0,386 0,361 Rendah

14 0,374 0,361 Rendah

45

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan Tabel 3.3. Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba

No.

Soal

Koefisien

(rxy) (r tabel)

Klasifikasi

(tingkat hubungan)

15 0,122 0,361 Sangat Rendah

16 0,364 0,361 Rendah

17 0,465 0,361 Sedang

18 0,384 0,361 Rendah

19 0,297 0,361 Rendah

20 0,371 0,361 Rendah

(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)

b. Menentukan Reliabilitas Soal

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang

sama (Arikunto, 2003). Jadi, pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur

ketepatan siswa dalam menjawab tes tersebut. Semakin tinggi reliabilitas suatu

tes, semakin baik tes tersebut. Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini juga

dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 20.0. Berikut adalah tabel

yang menunjukkan interpretasi besarnya koefisien korelasi untuk menentukan

tingkat reliabilitas suatu instrumen.

Tabel 3.4. Klasifikasi Reliabilitas Tes

Koefisien Kolerasi Interpretasi

0,00-0,200 Sangat Rendah

0,200-0,400 Rendah

0,400-0,600 Sedang

0,600-0,800 Tinggi

0,800-1,00 Sangat Tinggi

(Sugiyono, 2009)

Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program SPSS versi 20.0

didapatkan rhitung atau rata-rata hitung dari semua soal sebesar 0,623. Jika dilihat

pada tabel interpretasi, instrumen sudah memenuhi kriteria reliabilitas “tinggi”

dengan kata lain instrumen yang telah disusun untuk penelitian ini memenuhi

syarat. Berikut adalah tabel rhitung dari setiap soal.

46

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5. Analisis Reliabilitas Butir Uji Coba Soal

No. Soal rhitung Kriteria

1 0.604 Tinggi

2 0,600 Tinggi

3 0,591 Sedang

4 0,601 Tinggi

5 0,596 Sedang

6 0,618 Tinggi

7 0,602 Tinggi

8 0,666 Tinggi

9 0,602 Tinggi

10 0,612 Tinggi

11 0,633 Tinggi

12 0,583 Sedang

13 0,605 Tinggi

14 0,608 Tinggi

15 0,640 Tinggi

16 0,610 Tinggi

17 0,594 Sedang

18 0,607 Tinggi

19 0,613 Tinggi

20 0,609 Tinggi

(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)

c. Menentukan Daya Pembeda Butir Soal

Analisis ini diadakan untuk mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang

baik dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang

kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk mengadakan perbaikan. Daya

pembeda soal uji coba instrumen dalam penelitian ini juga dihitung dengan

menggunakan program Anates versi 4..

Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel berikut:

47

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda

Daya Pembeda Item Keterangan

0 – 0,20 item soal memiliki daya pembeda lemah

0,21 – 0,40 item soal memiliki daya pembeda sedang

0,41 – 0,70 item soal memiliki daya pembeda baik

0,71 – 1,00 item soal memiliki daya pembeda sangat kuat

Bertanda negatif item soal memiliki daya pembeda sangat jelek

(Arikunto, 2003 hlm. 213- 218)

Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program Anates versi 4.

untuk menghitung daya pembeda maka diperoleh mean. Jika dilihat pada tabel

interpretasi, instrumen memenuhi kriteria reliabilitas “sedang” dengan kata lain

instrumen yang telah disusun untuk penelitian ini memenuhi syarat. Berikut

adalah tabel rhitung dari setiap soal berdasarka hasil perhitungan.

Tabel 3.7. Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tiap Butir Soal

No. Soal DP (Daya

Pembeda) Interpretasi

1 0,63 Baik

2 0,50 Baik

3 0,38 Sedang

4 0,50 Baik

5 0,50 Baik

6 0,38 Sedang

7 0,50 Baik

8 0,63 Baik

9 -2 Sangat Jelek

10 0,50 Baik

11 0,38 Sedang

12 0,13 Lemah

13 0,75 Kuat

14 0,50 Baik

15 0,50 Baik

16 0,00 Lemah

48

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan Tabel 3.5. Analisis Daya Pembeda Butir Uji Coba Soal

No. Soal DP (Daya

Pembeda) Interpretasi

17 0,50 Baik

18 0,63 Baik

19 0,25 Sedang

20 0,38 Sedang

(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)

d. Menentukan Indeks kesukaran Butir Soal

Indeks kesukaran menunjukan apakah suatu butir soal tergolong sukar,

sedang, atau mudah. Butir soal yang baik adalah butir soal yang tidak terlalu

mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk menghitung indeks kesukaran dalam

penelitian ini dengan menggunakan program SPSS versi 20.0.

Adapun klasifikasi indeks kesukaran berdasarkan Suherman (2003,

hlm.170) dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.8.Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Interpretasi

IK = 0,00

0,00 < IK ≤ 0,30

0,30 < IK ≤ 0,70

0,70 < IK ≤ 1,00

IK = 1,00

Soal terlalu sukar

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

Soal terlalu mudah

Setelah menginput data hasil uji coba soal pada program SPSS versi 20.0

untuk menghitung tingkat (indeks) kesukaran maka diperoleh mean dari

perhitungan. Jika dilihat pada tabel interpretasi, instrumen sudah memenuhi

kriteria indeks kesukaran “sedang”. Hasil analisis uji instrumen mengenai indeks

kesukaran tiap butir soal seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 3.9. Analisis Indeks Kesukaran

No Nomor

Soal

Siswa

Menjawab

Benar

Indeks

Kesukaran Kriteria

1 SOAL 1 19 0,63 Sedang

2 SOAL 2 13 0,43 Sedang

49

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan Tabel 3.9. Analisis Indeks Kesukaran

No Nomor

Soal

Siswa

Menjawab

Benar

Indeks

Kesukaran Kriteria

3 SOAL 3 22 0,73 Mudah

4 SOAL 4 19 0,63 Sedang

5 SOAL 5 17 0,57 Sedang

6 SOAL 6 20 0,67 Sedang

7 SOAL 7 15 0,50 Sedang

8 SOAL 8 15 0,50 Sedang

9 SOAL 9 16 0,53 Sedang

10 SOAL 10 17 0,57 Sedang

11 SOAL 11 25 0,83 Mudah

12 SOAL 12 17 0,57 Sedang

13 SOAL 13 21 0.71 Sedang

14 SOAL 14 19 0,63 Sedang

15 SOAL 15 20 0,67 Sedang

16 SOAL 16 13 0,43 Sedang

17 SOAL 17 20 0,67 Sedang

18 SOAL 18 13 0,43 Sedang

19 SOAL 19 28 0,98 Mudah

20 SOAL 20 16 0,53 Sedang

(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)

Berdasarkan rekapitulasi data hasil uji coba, secara umum hasil pemeriksaan

validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran setiap butir soal dapat

dirangkum seperti tersaji pada tabel berikut.

Tabel 3.10. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No

soal

Validitas Reliabilitas DP IK Ket.

Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

1 0,395 Rendah

0,623 Tinggi

0,63 Rendah 0,63 Sedang Dipakai

2 0,425 Sedang 0,50 Sedang 0,43 Sedang Dipakai

3 0,488 Sedang 0,38 Sedang 0,73 Mudah Dipakai

50

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan Tabel 3.10. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

No

soal

Validitas Reliabilitas DP IK Ket.

Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi Nilai Interpretasi

4 0,416 Sedang

0,623 Tinggi

0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

5 0,452 Sedang 0,50 Baik 0,57 Sedang Dipakai

6 0,293 Rendah 0,38 Sedang 0,67 Sedang Dipakai

7 0,414 Sedang 0,50 Baik 0,50 Sedang Dipakai

8 0,071 Sangat

Rendah 0,63 Baik

0,50 Sedang Dipakai

9 0,412 Sedang -2 Sangat

Jelek

0,53 Sedang Dipakai

10 0,350 Rendah 0,50 Baik 0,57 Sedang Dipakai

11 0,104 Sangat

Rendah 0,38 Sedang

0,83 Mudah Dipakai

12 0,534 Sedang 0,13 Lemah 0,57 Sedang Dipakai

13 0,386 Rendah 0,75 Kuat 0.71 Sedang Dipakai

14 0,374 Rendah 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

15 0,122 Sangat

Rendah 0,50 Baik

0,67 Sedang Dipakai

16 0,364 Rendah 0,00 Lemah 0,43 Sedang Revisi /

pakai

17 0,465 Sedang 0,50 Baik 0,67 Sedang Dipakai

18 0,384 Rendah 0,63 Baik 0,43 Sedang Revisi/

pakai

19 0,297 Rendah 0,25 Sedang 0,98 Mudah Dipakai

20 0,371 Rendah 0,38 Sedang 0,53 Sedang Dipakai

(Sumber: Perhitungan dengan menggunakan Aplikasi SPSS v.20.0)

2. Angket

Lembar angket digunakan untuk mengetahui keterampilan sosial siswa

dalam pembelajaran IPS dengan melalui metode Cooperative Learning tipe

Jigsaw. Skala yang digunakan pada angket ini yaitu Skala Likert dengan teknik

penskoran secara apriori yang terdiri dari 35 pernyataan, 24 pernyataan positif

dan 11 pernyataan negatif. Setiap pernyataan dilengkapi derajat penilaian yang

terbagi ke dalam 4 kategori yang tersusu secara bertingkat, mulai dari Selalu (Sl),

51

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sering (Sr), Kadang-kadang (Kd), dan Tidak Pernah (TP). Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.11. Kreiteria Penilaian Angket Keterampilan Sosial Siswa

Alternatif Jawaban

Bobot Penilaian

Pernyataan

Positif

Pernyataan

Negatif

Selalu (Sl) 4 1

Sering (Sr) 3 2

Kadang-kadang (Kd) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

H. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Adapun prosedur dan tahapan penelitian yang dilaksanakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan observasi pendahuluan melalui wawancara dengan guru yang

mengajar IPS untuk memperoleh informasi tentang (a) pelaksanaan

keterampilan sosial siswa di Kelas IV SDN Ranca Panjang, (b) hambatan-

hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS serta cara mengatasinya.

b. Menyepakati dengan guru tentang pelaksanaan pembelajaran IPS dengan

menerapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw pada kelas eksperimen,

yaitu peneliti melaksanakan proses pembelajarannya sedangkan guru berperan

sebagai observer. Pembelajaran dilaksanakan sesuai jadwal yang telah

direncanakan.

c. Melakukan uji instrument, yaitu dengan cara memintapertimbangan

pembimibing sebagai penilai (judgement) instrument yang akan digunakan.

d. Memberikan preetest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

e. Pemberian perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen dengan metode

Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam penguasaan materi dan pencapaian

keterampilan sosial siswa.

f. Memberikan postest kepada kelas eksperimen untuk mengetaui keterampilan

sosial siswa terhadap materi setelah diberikan perlakuan;

52

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g. Menggunakan uji beda setelah sebelumnya dilakukan pengujian normalitas dan

homogenitas variabel data yang ada untuk menguji apakah perbedaan

keterampilan sosial siswa terhadap materi antara hasil pretest dan posttest

signifikan atau hanya terjadi secara kebetulan saja;

h. Melakukan analisis data hasil observasi;

i. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

2. Tahapan Penelitian

Secara garis besar, penelitian yang dilakukan ini dapat dibagi menjadi tiga

tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap penarikan kesimpulan. Ketiga

tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan identifikasi

masalah dengan studi literature terhadap standar isi mata pelajaran IPS dengan

menganalisis tujuan pembelajaran IPS yang berupa kompetensi dasar yang harus

dimiliki siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya, disusun skenario pembelajaran

dengan menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang

dikembangkan terhadap keterampian sosial siswa terhadap materi ajar. Kemudian,

dilakukan studi menulis laporan pengamatan dan berpikir kritis untuk menentukan

indikator-indikator yang akan dikembangkan dalam model Cooperative Learning

tipe Jigsaw.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan dilakukan penerapan model Cooperative Learning

tipe Jigsaw dalam pembelajaran. Dalam penerapan model Cooperative Learning

tipe Jigsaw siswa melakukan pembelajaran melalui kegiatan tanya jawab, diskusi,

dan pengamatan. Peneliti bertindak sebagi pengarah pembelajaran yang

mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Implementasi model Cooperative Learning tipe Jigsaw ini diawali dengan

pemberian tes awal (pretest) dan diakhiri dengan tes akhir (posttest). Tes awal dan

akhir meliputi kemampuan siswa dalam pencapaian materi dengan

mengemukakan kembali jawaban singkat yang telah didiskusikan pada setiap

pembelajaran sebelumnya. Kemudian, peneliti melakukan wawancara dengan

53

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru yang melihat dan memerhatikan dalam pelaksanaan penerapkan model

Cooperative Learning tipe Jigsaw dengan tujuan untuk meminta tanggapan

mengenai penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam

pembelajaran pada kelas eksperimen.

c. Tahap Penarikan Kesimpulan

Setelah pelaksanaan penelitian terhadap pembelajaran dengan selesai

dilaksanakan, kegiatan berikutnya adalah mengolah data secara statistik untuk

data kuantitatif. Analisis data hasil penelitian ini meliputi pengujian dengan

menggunakan Program SPSS versi 20.0. Untuk memperkuat kesimpulan yang

dibuat maka dilakukan perhitungan indeks gain dan untuk uji hipotesis

menggunakan Uji-t dari pretest dan posttest.

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan yang

berkaitan dengan penelitian, maka diperluan teknik pengumpulan data yang sesuai

dengan tujuan penelitian.

1. Tes

Teknik tes merupakan sejumlah pertanyaan yang harus diberikan tanggapan

dengan tujuan untuk mengukur tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap

aspek tertentu dari orang yang dikenai tes (Widoyoko, 2012, hlm. 57).

Dalam penelitian ini, data didapat dengan cara pemberian tes. Tes

digunakan untuk mengetahui pencapaian materi ajar IPS berkaitan dengan

keterampilan sosial siswa sebelum dan setelah melaksanakan pembelajaran IPS.

Tes ini mencakup tes awal (pretest) yang dilakukan untuk menjawab soal IPS

sebelum perlakuan, dan sementara untuk mengetahui peningkatan pencapaian

materi sebagai posttest setelah mendapat perlakuan.

Setelah data diperoleh kemudian pretest dibandingkan dengan posttest

untuk melihat peningkatan pembelajaran IPS melalui model Cooperative

Learning tipe Jigsaw.

54

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Angket

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui keterampilan sosial siswa

terhadap pembelajaran IPS dengan model Cooperative Learning tipe Jigsaw yang

diisi setelah dilaksanakan postest.

3. Observasi dan Wawancara

Sementara dalam memenuhi teknik pengumpulan data penelitian untuk

mengetahui aktivitas keterampilan siswa dan guru digunakan lembar observasi

yang diisi selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer (peneliti) dan

dibantu oleh seorang guru.

Teknik wawancara dilakukan untuk memberikan tanggapan atau respon

guru terhadap pembelajar berkaitan dengan keterampilan sosial siswa dengan

menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Teknik pengumpulan

data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3.12. Teknik Pengumpulan Data

No Sumber

Data

Jenis Data Teknik

Pengumpulan

Instumen

1. Siswa Pencapaian materi ajar

sebelum mendapat

perlakuan dan setelah

mendapat perlakuan

Tes (pretest-

posttest)

Tes (Isian )

2. Siswa Penguasaan keterampilan

sosial siswa setelah

mendapatkan perlakuan

Angket Non Tes (Butir

Pernyataan)

Data Pelengkap

3. Siswa

dan Guru

Aktivitas pembelajaran

berkaitan dengan

keterampilan sosial siswa

dengan model model

Cooperative Learning

tipe Jigsaw

Observasi Non Tes (Lembar

observasi

aktivitas guru dan

siswa selama

pembelajaran.)

4. Guru Tanngapan guru terhadap

pembelajaran dengan

menerapkan model

model Cooperative

Learning tipe Jigsaw

Wawancara Non Tes

(Pedoman

wawancara guru)

55

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t (uji

beda). Sebelum uji t dipergunakan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis

berupa normalitas dan homogenitas data hasil penelitian. Apabila prasyarat

terpenuhi maka Uji-T dapat dilaksanakan, namun jika tidak terpenuhi maka akan

digunakan Uji Non Parametrik (Mann Whitney/ Uji Wilxocon.

Untuk mempermudah analisis data yang telah terkumpul dalam pengolahan

data peneliti, maka digunakan bantuan program SPSS versi 20.0.

1. Teknik Pengolahan Data

a. Tes

Pencapaian materi ajar siswa juga dapat diidentifikasi berdasarkan

indikator-indikator pada pokok bahasan Teknologi Produksi, Komunikasi dan

Transportasi (lampiran B.1) dan dapat diolah berdasarkan:

1) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan sistem

penskoran yang digunakan.

2) Membuat tabel yang berisikan skor tes hasil belajar siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

3) Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran

dihitung dengan rumus g faktor (N-Gains)

– (Hake dalam Meltzer, 2002)

Keterangan:

Spost = skor posttest

Spre = skor kemampuan awal

Smaks = skor maksimum

Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan

klasifikasi dari Hake dalam Meltzer yaitu:

Tabel 3.13. Klasifikasi Gain

Besar Gain Interpetasi

g > 0,70 Tinggi

0,30 < g ≤ 0,70 Sedang

g ≤ 0,30 Rendah

56

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Angket

Angket ini dimaksudkan untuk mengukur respon siswa berkaitan dengan

keterampilan sosial siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model

Cooperative Learning tipe Jigsaw. Adapun keterampilan sosial siswa ini memuat

beberapa indikatr: (1) Mudah berteman dengan siapapun (laki-laki/ perempuan);

(2) Berbagi informasi; (3) Lancar dalam berbahasa; (4) Mendengarkan/ berbicara

bergiliran; (5) Bekerja sama; (6) Saling memperhatikan keadaan kelompok; (7)

Berdiskusi; dan (8) Mengkomunikasikan/ menarik kesimpulan. Identifikasi

keterampilan sosial siswa ini dapat terlihat pada tabel lampiran A.5.

2. Analisis Data

Adapun prosedur untuk pengolahan datanya sebagai berikut:

a. Analisis Data Tes Awal dan Tes Akhir (Pretest dan Posttest)

1) Menguji normalitas distribusi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Jika signifikansi atau nilai

probabilitas > 0,05, maka distribusi adalah distribusi normal dan jika

signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi tidak normal

(Santoso, 2010 hlm. 169).

2) Menggunakan homogenitas varians dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan menggunakan uji levene. Jika signifikansi atau nilai probabilitas >

0,05, maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians

yang sama. Jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka data berasal

dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama (Santoso, 2010

hlm. 196)

3) Malakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t)

Uji Kesamaan Dua Rerata

Uji kesamaan dua rata-rata dipakai untuk membandingkan antara dua

keadaan, yaitu keadaan nilai rata-rata pretest siswa pada kelompok eksperimen

dengan siswa pada kelompok kontrol, keadaan nilai rata-rata posttest siswa pada

kelompok eksperimen dengan siswa pada kelompok kontrol, dan uji kesamaan

rata-rata untuk g. Uji kesamaan dua rata-rata (uji-t) dilakukan dengan

menggunakan SPSS for windows 16.0 yaitu uji-t dua sampel independen

(Independent-Sample t Test).

57

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ada dua rumus untuk uji-t dua sampel independen (Uyanto, 2009):

1. Dengan asumsi kedua variance sama besar (equal variances assumed):

√(

)

dengan derajat kebebasan: nx + ny -2

√(( ) ( )

)

dimana: nx = besar sampel pertama

ny = besar sampel kedua

2. Dengan asumsi kedua variance tidak sama besar (equal variances not

assumed):

√(

)

Apabila data tidak berdistribusi normal maka dipakai uji non parametrik

yaitu uji Mann-Whitney (Ruseffendi, 1998).

Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

for windows versi 12.0. sebelum dilakukan uji hipotesis (analisis inferensial),

terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas

data dimaksudkan untuk mengetahui distribusi atau sebaran skor data kemampuan

berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah sosial siswa kedua kelas.

Dalam penelitian uji normalitas data menggunakan One Sample Kolmogorov-

Smirnov Test. Uji homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya

kesamaan varians kedua kelas . Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan

uji Levene test, kemudian dilakukan uji-t. Uji kesamaan dua rata-rata (uji-t)

dipakai untuk membandingkan perbedaan dua rata-rata.

Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipote is statistik (uji dua

pihak) sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

58

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

H0 : kemampuan pada tes awal siswa tidak berbeda secara signifikan.

H1: kemampuan pada tes awal siswa berbeda secara signifikan.

Dengan kriteria uji diterima H0, jika probabilitas > 0,05 sebaliknya jika

probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak (Santoso, 2010 hlm. 245).

b. Pengolahan Data Analisis Angket

Kelas eksperimen diberikan angket untuk mengetahui keterampilan sosial

siawa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunkan model Cooperative

Learning tipe Jigsaw. Data angket yang terkumpul, dihitung dan dicari prosentase

dari masing-masing pernyataan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa

alternatif jawaban pada angket dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert.

Teknik pengolahan data angket yaitu dengan cara menghitung prosentase

dari tiap jawaban per pernyataan dengan rumus sebagai berikut:

(Sugiyono, 2009)

Keterangan

p = Persentase jawaban

f = Frekuensi jawaban

n = Banyaknya responden

K. Alur Penelitian

Alur penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaan

penelitian. Alur pengolahan data dalam penelitian ini dapat terlihat pada bagan di

bawah ini:

59

Neni Nadiroti Muslihah, 2015 Pengaruh Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Peningkatan

Keterampilan Sosial Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Kelas CL Tipe Jigsaw Kelas Konvensional

Data Data

Uji Normalitas

Pretes Pretes Postes

N-gain N-gain

Postes

Normal

Tidak Normal

Uji Homogenitas

Uji Non Parametrik

Uji Mann Whitney

Uji Parametrik (Uji t)

Homogen Tidak Homogen

Uji Parametrik (Uji t’)

Kesimpulan