BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.ta.uns.ac.id fileBAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. - abstrak.ta.uns.ac.id fileBAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan...
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Dalam melaksanakan penelitian untuk menyusun tesis ini, penulis
memilih lokasi di Universitas Tunas Pembangunan Surakarta. Adapun yang
menjadi alasan pemilihan lokasi ini didasarkan dari survei awal yang telah
diteliti untuk pengambilan data dewasa dini. Dan untuk pengambilan data di
Gedung serbaguna Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tanon Sragen untuk
usia dewasa madya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dan sejak persiapan sampai dengan laporan penulisan
laporan dilaksanakan dari bulan Januari – Maret 2015.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, dengan menggunakan metode eksperimen. Penelitian eksperimen
bertujuan untuk mengetahui adanya kemungkinan akibat pengaruh (cause effect)
terhadap keadaan atau fenomena yang diteliti. Penelitian eksperimental dapat
diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk
memprediksi atau mengontrol fenomena. Penelitian eksperimen bertujuan untuk
menyelidiki hubungan sebab akibat (cause and effect relationship), dengan cara
52
53
mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi
eksperimen (Arikunto, 2010).
Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan rancangan
eksperimen faktorial 4 X 2, yaitu dua variabel dimanipulasi secara simultan
untuk menyelidiki pengaruh masing-masing taraf terhadap variabel terikat dan
pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antara variabel. Eksperimen
faktorial adalah eksperimen yang hampir semua atau semua taraf sebuah faktor
dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf tiap faktor lainnya yang
ada dalam eksperimen (Sudjana, 1996).
Desain faktorial 4 x 2 dalam penelitian ini seperti dilihat dalam tabel 1
berikut ini.
Tabel 3.1. Rancangan Faktorial 4 x 2
Tingkat Usia
(B)
Ambang Nyeri dengan Aplikasi Jarak Inframerah
30 cm
(A1)
35 cm
(A2)
40 cm
(A3)
45 cm
(A4)
Dewasa Dini
(B1)
a1b1 a2b1 a3b1 A4b1
Dewasa
Madya (B2)
a1b2 a2b2 a3b2 A4b2
Keterangan :
a1b1 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 30 cm dengan dewasa
dini
54
a1b2 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 30 cm dengan dewasa
madya
a2b1 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 35 cm dengan dewasa
dini
a2b2 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 35 cm dengan dewasa
madya
a3b1 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 40 cm dengan dewasa
dini
a3b2 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 40 cm dengan dewasa
madya
A4b1 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 45 cm dengan dewasa
dini
A4b2 : Ambang nyeri dengan aplikasi jarak inframerah 45 cm dengan dewasa
madya
C. Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah pembinaan prestasi bulutangkis
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta sebanyak 33 mahasiswa dan 33
orang anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tanon Sragen.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah mahasiswa pembinaan prestasi bulutangkis
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan anggota Pimpinan Cabang
55
Muhammadiyah Tanon Sragen. Jumlah sampel dalam penelitian ditentukan
menggunakan rumus sebagai berikut (Nursalam, 2013) :
n = 2dN1
N
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Tingkat signifikansi (0,05)
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah:
a. Dewasa Dini
n = 2dN1
N
= 20,05331
33
= 30,4 30 orang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan
pendekatan nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Purposive
sampling adalah pemilihan sampel yang dipilih dari populasi berdasarkan
pertimbangan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yaitu
sebagai berikut :
1) Kriteria inklusi
a) Subyek sehat
b) Usia antara 18 tahun – 39 tahun
56
c) Bersedia mengikuti program penelitian.
2) Kriteria eksklusi
a) Terdapat keluhan nyeri pada saat akan diberi perlakuan.
b) Mendapat terapi medika mentosa dengan efek analgetik dalam 1
minggu terakhir.
c) Tidak sedang mendapat modalitas untuk mengurangi nyeri.
d) Terdapat kontra indikasi inframerah
3) Kriteria drop out
Kriteria drop out dalam penelitian ini adalah bila subjek yang
tidak menyelesaikan semua rangkaian modalitas.
b. Dewasa Madya
n = 2dN1
N
= 20,05331
33
= 30,4 30 orang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan
pendekatan nonprobability sampling yaitu purposive sampling. Purposive
sampling adalah pemilihan sampel yang dipilih dari populasi berdasarkan
pertimbangan yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yaitu
sebagai berikut :
57
1) Kriteria inklusi
a) Subyek sehat
b) Umur antara 40 tahun – 60 tahun
c) Bersedia mengikuti program penelitian.
2) Kriteria eksklusi
a) Terdapat keluhan nyeri pada saat akan diberi perlakuan.
b) Mendapat terapi medika mentosa dengan efek analgetik dalam 1
minggu terakhir.
c) Tidak sedang mendapat modalitas untuk mengurangi nyeri.
d) Terdapat kontra indikasi inframerah
3) Kriteria drop out
Kriteria drop out dalam penelitian ini adalah bila subjek yang
tidak menyelesaikan semua rangkaian modalitas.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian,atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2010). Sedangkan menurut Sugiyono tahun 2012,
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel
bebas (independent) dan satu variabel terikat (dependent). Variabel-variabel
tersebut adalah:
58
1. Variabel independent manipulatif dalam penelitian ini adalah aplikasi jarak
inframerah 30 cm.
2. Variabel independent manipulatif dalam penelitian ini adalah aplikasi jarak
inframerah 35 cm.
3. Variabel independent manipulatif dalam penelitian ini adalah aplikasi jarak
inframerah 40 cm.
4. Variabel independent manipulatif dalam penelitian ini adalah aplikasi jarak
inframerah 45 cm.
5. Variabel Independent atributif dalam penelitian ini adalah usia meliputi
dewasa dini ( 18 tahun – 39 tahun) dan dewasa madya (40 tahun – 60 tahun).
6. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah peningkatan ambang nyeri.
E. Definisi Operasional Variabel
Untuk memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel-variabel dalam
penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel-variabel penelitian
yaitu sebagai berikut :
1. Efektivitas Aplikasi Inframerah Dengan Jarak 30 cm
Diberikan pemanasan inframerah lominous pada daerah lengan
bawah kanan. Sebelum aplikasi subjek diberi tau tentang prosedur
pelaksanaan penelitian. Area yang akan disinar diberikan dengan
sabun/alkohol untuk dibersihkan. Dilakukan tes sensibilitas untuk
membedakan panas atau dingin. Sinar dibatasi oleh sekat kain sehingga
tubuh subjek tidak terkena bias sinar inftramerah. Luas daerah yang terkena
59
sinar hanya fokus pada daerah tersebut. Jarak lampu diatur dengan jarak 30
cm dari kulit yang disinar. Pastikan tidak ada kabel yang lecet. Mesin
dihidupkan dengan menekan tombol on pada tombol on/off. Dilakukan
penyinaran selama 10 menit. Mesin dimatikan dengan menekan tombol off
pada tombol on/off.
2. Efektivitas Aplikasi Inframerah Dengan Jarak 35 cm
Diberikan pemanasan inframerah lominous pada daerah lengan
bawah kanan. Sebelum aplikasi subjek diberi tau tentang prosedur
pelaksanaan penelitian. Area yang akan disinar diberikan dengan
sabun/alkohol untuk dibersihkan. Dilakukan tes sensibilitas untuk
membedakan panas atau dingin. Sinar dibatasi oleh sekat kain sehingga
tubuh subjek tidak terkena bias sinar inftramerah. Luas daerah yang terkena
sinar hanya fokus pada daerah tersebut. Jarak lampu diatur dengan jarak 35
cm dari kulit yang disinar. Pastikan tidak ada kabel yang lecet. Mesin
dihidupkan dengan menekan tombol on pada tombol on/off. Dilakukan
penyinaran selama 10 menit. Mesin dimatikan dengan menekan tombol off
pada tombol on/off.
3. Efektivitas Aplikasi Inframerah Dengan Jarak 40 cm.
Diberikan pemanasan inframerah lominous pada daerah lengan
bawah kanan. Sebelum aplikasi subjek diberi tau tentang prosedur
pelaksanaan penelitian. Area yang akan disinar diberikan dengan
sabun/alkohol untuk dibersihkan. Dilakukan tes sensibilitas untuk
membedakan panas atau dingin. Sinar dibatasi oleh sekat kain sehingga
60
tubuh subjek tidak terkena bias sinar infra merah. Luas daerah yang terkena
sinar hanya fokus pada daerah tersebut. Jarak lampu diatur dengan jarak 40
cm dari kulit yang disinar.
Pastikan tidak ada kabel yang lecet. Mesin dihidupkan dengan
menekan tombol on pada tombol on/off Dilakukan penyinaran selama 10
menit. Mesin dimatikan dengan menekan tombol off pada tombol on/off.
4. Efektivitas Aplikasi Inframerah Dengan Jarak 45 cm.
Diberikan pemanasan inframerah lominous pada daerah lengan
bawah kanan. Sebelum aplikasi subjek diberi tau tentang prosedur
pelaksanaan penelitian. Area yang akan disinar diberikan dengan
sabun/alkohol untuk dibersihkan. Dilakukan tes sensibilitas untuk
membedakan panas atau dingin. Sinar dibatasi oleh sekat kain sehingga
tubuh subjek tidak terkena bias sinar infra merah. Luas daerah yang terkena
sinar hanya fokus pada daerah tersebut. Jarak lampu diatur dengan jarak 45
cm dari kulit yang, disinar. Pastikan tidak ada kabel yang lecet. Mesin
dihidupkan dengan menekan tombol on pada tombol on/off. Dilakukan
penyinaran selama 10 menit . Mesin dimatikan dengan menekan tombol off
pada tombol on/off.
61
5. Tingkat Usia
Menurut Hurlock tahun 2011 masa dewasa dibagi menjadi:
a. Masa Dewasa Dini ( 18 tahun - 39 tahun )
1) Secara biologis merupakan masa puncak perumbuhan fisik yang
prima dan usia tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan
(healthiest people in population) karena didukung oleh kebiasaan-
kebiasaan positif yaitu pola hidup sehat.
2) Secara psikologis cukup banyak yang kurang mampu mencapai
kematangan akibat banyaknya masalah dihadapi dan tidak mampu
diatasi baik sebelum maupun setelah menikah, misalnya: mencari
pekerjaan, jodoh, belum siap menikah, masalah anak, keharmonisan
keluarga, dan lain-lain.
3) Tugas-tugas perkembangan pada usia ini meliputi pengamalan ajaran
agama, memasuki dunia kerja, memilih pasangan hidup, memasuki
pernikahan, belajar hidup berkeluarga, merawat dan mendidik anak,
mengelola rumah tanggga, memperoleh karier yang baik, berperan
dalam masyarakat, mencari kelompok sosial yang menyenangkan.
62
b. Masa Dewasa Madya (40 tahun – 60 tahun).
1) Aspek fisik sudah mulai agak melemah, termasuk fungsi-fungsi alat
indra, dan mengalami sakit dengan penyakit tertentu yang belum
pernah dialami (rematik, asam urat, dan lain-lain).
2) Tugas-tugas perkembangan meliputi memantapkan pengamalan
ajaran agama, mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara,
membantu anak remaja belajar dewasa, menerima dan menyesuaikan
diri dengan perubahan pada aspek fisik, mencapai dan
mempertahankan prestasi karier, memantapkan peran-perannya
sebagai orang dewasa.
6. Peningkatan Ambang Nyeri
Peningkatan ambang nyeri adalah perubahan peningkatan nilai
ambang nyeri yaitu nilai intensitas rangsangan terkecil yang menimbulkan
rasa nyeri (Audry et al, 2003). Perngukuran ambang nyeri ini dilakukan pada
lengan bawah pada biceps, tempat ini mudah dijangkau, datar dan cukup
sensitif. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan Transcutaneus
electrical nerve stimulation (TENS) jenis konvensional TENS. Intensitas
arus dapat dinaikkan secara perlahan sampai timbul nyeri. Satu jam setelah
pengukuran ambang nyeri, kemudian inframerah dipasang dengan jarak 30
cm, 35 cm, 40 cm dan 45 cm dengan waktu 10 menit pada masing-masing
aplikasi jarak, setelah pemberian inframerah dihentikan dengan segera
ambang nyeri kembali diukur dengan Transcutaneus electrical nerve
63
stimulation (TENS), yang memiliki satuan mA (miliamper) dengan skala
data yang digunakan adalah skala interval.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dan alat pengumpulan data atau instrumen penelitian yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah perangkat yang digunakan untuk
mengumpulkan data, yaitu :
1. Alat dan Bahan
Inframerah Philips HP 3613 dan Iwubums Digitens
2. Prosedur Pengukuran
a. Pengambilan sampel yang memenuhi pengukuran
b. Subyek diberi penjelasan mengenai tujuan dan manfaat penelitian
c. Subyek diminta untuk menandatangani lembar persetujuan penelitian
d. Pengumpulan data dasar dan daerah yang akan diukur dicuci dengan
sabun/alkohol dan dilap sampai kering
e. Subyek tidur dengan posisi terlentang rileks dan senyaman mungkin,
kemudian dinilai ambang nyeri pada lengan bawah kanan dengan TENS.
Secara perlahan intensitas ants dinaikkan sampai subyek merasa tidak
nyaman dan diminta untuk berkata ya atau tidak. Intensitas arus yang
tertera pada endomed kemudian dicatat, angka tersebut merupakan nilai
ambang nyeri.
64
f. Pemberian infra merah dilakukan dengan jarak yang berbeda-beda yaitu
30 cm 35 cm, 40 cm dan 45 cm serta pada subyek yang berbeda tingkat
usia.
G. Teknik Analisis Data
Data ambang nyeri yang dikumpulkan dianalisis dengan teknik analisis
varians (ANAVA) untuk eksperimen faktorial (Sudjana, 1994), jika hasil analisis
menunjukkan adanya pengaruh utama (main effect) antara variabel bebas
terhadap variabel terikat dan adanya interaksi (interaction effect) antar variabel
bebas dalam hubungannya dengan variabel terikat.
Sebelum data di analisis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu
uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk uji normalitas menggunakan uji
Liliefors sedang untuk uji homogenitas menggunakan Levence test pada tingkat
signifikansi 5%.
Langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah:
1. Uji Prasyarat
Uji prasyarat yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji Normalitas
dan uji Homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengtahui apakah sampel
penelitian ini dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas ini digunakan metode Liliefors.
1) Hipotesis
65
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2) Taraf signifikansi = 0,05
3) Statistik Uji
L = Maks ii ZSZF
Dengan
iZF = PZ Zi
Z ~ N (0,1)
S(Zi) = proporsi cacah Z Zi terhadap seluruh Zi
Zi =
S
XXi
S = Standar deviasi = 1
/)( 22
n
nxx
4) Daerah Kritik
Dk = nLLL ; dengan n adalah ukuran sampel
5) Keputusan Uji
Ho di tolak jika L Dk, atau Ho di terima jika L Dk. (Sugiyono,
2009)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dipersyaratkan agar populasi yang dibandingkan
mempunyai variansi-variansi yang sama. Salah satu uji homogenitas
untuk k populasi adalah uji Levene Test dengan prosedur sebagai berikut :
1) Hipotesis
66
H0 : 2
1 = 2
2 = 2
3 = …= 2
k
Hi : Paling sedikit terdapat 1 variansi yang berbeda (sampel tidak
homogen).
2) Taraf Signifikansi : = 0,05
3) Statistik Uji
2 = 2loglog203,2
jj sfRKGfc
Dimana :
K : cacah sampel
F : derajat kebebasan untuk RKG = N-k
Fj : derajat kebebasan untuk sj2 = nj-1
j = 1,2,…,k
N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)
Nj = Banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j
RKG =
j
j
f
SS ; SSj =
j
j
jn
XX
2
2 = 21 jj SSn
C = 1 +
jfk j
11
13
1
4) Daerah Kritik
Dk = 1;222
k
5) Keputusan Uji
Ho ditolak jika 2 Dk, atau Ho diterima jika 2 Dk (Sugiyono,
2009).
67
2. Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variasi dua jalan dengan
frekuensi sel sama dengan model sebagai berikut:
X ijk = ijkijji
Keterangan :
X ijk = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j.
= rerata dari seluruh data amatan (rerata besar).
i = efek baris ke-i pada variabel terikat
j = efek kolom ke-j pada variabel terikat
ij
= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
ijk = galat yang berdistribusi normal N(0,
2
)
i = 1,2,3,…,p ; p = banyaknya baris
j = 1,2,3,…,q ; q = banyaknya kolom
k = 1,2,3,…,n ij ; n ij = banyaknya data amatan pada sel ij.
Langkah dalam pengujian dengan menggunakan dua jalan yaitu:
a. Hipotesis
1) H0A : i = 0 ,untuk setiap i =1,2,3,…,p
H1A : i 0 ,untuk paling sedikit ada satu i yang tidak nol
2) H0B : j = 0 ,untuk setiap j =1,2,3,…,q
H1B : j 0 ,untuk paling sedikit ada satu j yang tidak nol
68
3) H0AB : ij
= 0 ,untuk setiap i = 1,2,3,…,p dan j= 1,2,3,…,q
H1AB : ij
0 ,untuk paling sedikit ada satu ij
yang tidak nol.
b. Ketiga pasang hipotesis itu ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis
berikut ini.
1) H0A : i = 0 ,tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel
terikat.
H1A : i 0 , ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat.
2) H0B : j = 0 , tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel
terikat.
H1B : j 0 , ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel
terikat.
3) H0AB : ij
= 0 ,tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap
variabel terikat.
H1AB : ij
0 , ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel
terikat.
69
c. Komputasi
Tabel 3.2. Tata letak data
B
A
b1 b2 b3 b4
a1
a2
a1b1
a2b1
a1b2
a2b2
a1b3
a2b3
a1b4
a2b4
Sel aIbj memuat : Xij1, Xij2, …, Xijn
nij = cacah observasi pada sel abij
a1 = kelompok dewasa awal
a2 = kelompok dewasa madya
b1 = IR jarak 30 cm
b2 = IR jarak 35 cm
b3 = IR jarak 40 cm
b4 = IR jarak 45 cm
1) Komponen jumlah kuadrat
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel sama untuk memudahkan
perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), dan (5)
yang sebagai berikut :
a) = pq
G2
b) = ji
ijSS,
70
c) = i
i
q
A2
d) = j
j
p
B2
e) = ji
ijAB,
2
Dimana :
N = Jumlah cacah pengamatan semua sel
G = ij
ijAB = jumlah rataan semua sel
2G = Kuadrat jumlah rerata pengamatan semua sel
ijSS =
ijk
k
ijk
k
ijkn
X
X
2
2
iA = Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada baris ke-i
jB = Jumlah kuadrat rerata pengamatan pada kolom ke-j
2
ijAB = Jumlah kudrat rerata pengamatan pada sel ij
2) Jumlah kudrat
JKA = 13 hn
JKB = 14 hn
JKAB = 4351 hn
JKG = ji
ijSS,
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
71
Dengan :
hn = rataan harmonik frekuensi seluruh sel =
ji ijn
pq
,
1
dk A = p-1
dk B = q-1
dk AB = (p-1)(q-1) = pq-p-q+1
dk G = N-pq
dk T = N-1
3) Rerata Kuadrat
RKA = dkA
JKA
RKB = dkB
JKB
RKAB = dkAB
JKAB
RKG = dkG
JKG
d. Statistik Uji
1) Untuk H0A adalah Fa = RKA /RKG, yang merupakan nilai dari
variabel random yang berdistribusi F dengan derajad kebebasan p-1
dan N-pq.
2) Untuk H0B adalah Fb = RKB /RKG, yang merupakan nilai dari
variabel random yang berdistribusi F dengan derajad kebebasan q-1.
3) Untuk H0AB adalah Fab = RKAB /RKG, yang merupakan nilai dari
72
variabel random yang berdistribusi F dengan derajad kebebasan (p-
1)(q-1) dan N-pq.
e. Daerah Kritik
Dk untuk Fa adalah Dk = pqNpFFa ,1;
Dk untuk Fb adalah Dk = pqNqFFb ,1;
Dk untuk Fab adalah Dk = pqNqpFFab ,11;
f. Keputusan uji
Ho ditolak apabila harga statistik yang bersesuaian melebihi harga daerah
kritiknya (Sugiyono, 2009).
3. Uji komparasi Ganda
Komparasi ganda adalah tindak lanjut dari Analisis Varians. Apabila
analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk uji
lanjutan setelah analisis variabel digunakan metode Tukey and Baferoni.
Langkah-langkah dalam menentukan metode Tukey and Baferoni:
a. Komparasi rerata antar baris
Fi-j =
ji
ji
nnRKG
XX
11
2
Dengan daerah kritik Dk = {FF > (p-1)F;(p-1), N-pq}
b. Uji komparasi rerata antar kolom
Fi-j =
ji
ji
nnRKG
XX
11
2
73
Dengan daerah kritik Dk = {FF > (pq-1)F;(pq-1), N-pq}
c. Uji komparasi rerata antar sel ij dan sel kj pada baris yang sama
Fij-kj =
jkij
jkij
nnRKG
XX
11
2
Dengan daerah kritik Dk = {FF > (pq-1)F;(pq-1), N-pq}
d. Uji komparasi rerata antar sel ij dan sel kj pada kolom yang sama
Fij-kj =
jkij
jkij
nnRKG
XX
11
2
Dengan daerah kritik Dk = {FF > (pq-1)F;(pq-1), N-pq} (Sugiyono, 2009).