BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...

23
Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji sebuah perlakuan pendekatan scientific disertai mind terhadap kemampuan pemahaman konsep, kemampuan koneksi matematis dan self efficacy siswa. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Tetapi dalam pelaksanaannya peneliti tidak memungkinkan memilih siswa secara acak untuk dijadikan sampel, sehingga sampel pada penelitian ini didasarkan pada kelas yang sudah terbentuk, dengan demikian penelitian ini menjadi quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan bentuk dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) dan kelas kontrol (kelas pembanding). Pertimbangan penggunaan desain penelitian ini adalah bahwa kelas yang ada sudah terbentuk sebelumnya, dan pembentuan kelas baru akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran serta mengganggu efektivitas pembelajaran di sekolah. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan pre-respon untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa menerima pembelajaran berupa pretes kemampuan pemahaman konsep kemampuan koneksi matematis. Di akhir rangkaian pembelajaran pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan post-respon, berupa postes kemampuan pemahaman konsep, kemampuan koneksi matematis dan skala self efficacy. Tabel 3.1 berikut menggambarkan kegiatan pra-respon, perlakuan, dan pos-respon yang akan dilaksanakan. Tabel 3.1 Pola Desain Eksperimen Subjek Kelas Pre-respon Treatment Post-respon Eksperimen Tes Pemahaman Konsep Tes koneksi matematis Matematika Pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map Tes Pemahaman Konsep Tes koneksi matematisi Angket Self-Efficacy Kontrol Tes Pemahaman Konsep Pembelajaran dengan ekspositori Tes Pemahaman Konsep Tes koneksi matematis

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Desain...

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji sebuah perlakuan pendekatan

scientific disertai mind terhadap kemampuan pemahaman konsep, kemampuan

koneksi matematis dan self efficacy siswa. Dengan demikian penelitian ini

merupakan penelitian eksperimental. Tetapi dalam pelaksanaannya peneliti tidak

memungkinkan memilih siswa secara acak untuk dijadikan sampel, sehingga

sampel pada penelitian ini didasarkan pada kelas yang sudah terbentuk, dengan

demikian penelitian ini menjadi quasi eksperimen atau eksperimen semu dengan

bentuk dua kelompok penelitian yaitu kelas eksperimen (kelas perlakuan) dan

kelas kontrol (kelas pembanding). Pertimbangan penggunaan desain penelitian ini

adalah bahwa kelas yang ada sudah terbentuk sebelumnya, dan pembentuan kelas

baru akan menyebabkan kekacauan jadwal pelajaran serta mengganggu efektivitas

pembelajaran di sekolah.

Sebelum pembelajaran dilaksanakan, pada kelas eksperimen maupun kelas

kontrol diberikan pre-respon untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa

menerima pembelajaran berupa pretes kemampuan pemahaman konsep

kemampuan koneksi matematis. Di akhir rangkaian pembelajaran pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol diberikan post-respon, berupa postes

kemampuan pemahaman konsep, kemampuan koneksi matematis dan skala self

efficacy. Tabel 3.1 berikut menggambarkan kegiatan pra-respon, perlakuan, dan

pos-respon yang akan dilaksanakan.

Tabel 3.1

Pola Desain Eksperimen

Subjek

Kelas Pre-respon Treatment Post-respon

Eksperimen Tes Pemahaman

Konsep

Tes koneksi

matematis

Matematika

Pembelajaran

dengan pendekatan

scientific disertai

mind map

Tes Pemahaman Konsep

Tes koneksi matematisi

Angket Self-Efficacy

Kontrol Tes Pemahaman

Konsep

Pembelajaran

dengan ekspositori Tes Pemahaman Konsep

Tes koneksi matematis

52

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tes koneksi

matematis

Matematika

Angket Self-Efficacy

Dengan demikian, untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan

kemampuan pemahaman konsep, kemampuan koneksi matematis dan self efficacy

siswa terhadap pembelajaran matematika dilakukan penelitian dengan desain

kelompok kontrol non-ekuivalen (Ruseffendi, 2005) berikut:

O X O

O O

Keterangan:

O : Pretest atau Post-test

X : Pembelajaran dengan Pendekatan Scientific disertai Mind Map

: Subjek tidak dikelompokkan secara acak

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kota Bandung yang berada

pada cluster 1. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri

7 Kota Bandung tahun pelajaran 2014/2015. Sesuai dengan desain penelitian yang

dipilih, pemilihan sampel dilakukan dengan cara pengundian terhadap kelas

anggota populasi. Salah satu kelas yang terpilih dijadikan kelas eksperimen dan

kelas yang lainnya dijadikan kelas kontrol. Pada kelas ekperimen dilaksanakan

pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind sedangkan pada kelas

kontrol dilaksanakan pembelajaran dengan ekspositori

Berdasarkan hasil observasi di sekolah, diketahui bahwa sebaran sampel

secara rerata homogen, karena setiap kelas berisi siswa mulai dari siswa yang

berkemampuan rendah, sedang sampai dengan siswa yang berkemampuan tinggi,

maka dapat disimpulkan bahwa kelas-kelas yang ada menyebar secara seimbang,

sehinga kemampuan siswa pada setiap kelas diasumsikan tidak jauh berbeda.

Karena peneliti tidak memungkinkan mengambil subjek secara individu dan

menempatkan dalam kelas-kelas baru, maka sampel penelitian ditentukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penarikan sampel yang

berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Pertimbangan dalam

53

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pemilihan sampel dalam penelitian ini yakni menggunakan kelas yang memiliki

karakteristik dan kemampuan akademik yang setara. Sehingga walaupun

menggunakan teknik purposive sampling sampel tetap representatif terhadap

populasinya. Berdasarkan pertimbangan di atas maka, dipilih dua kelas sebagai

sampel penelitian yaitu kelas VIII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII H

sebagai kelas kontrol.

Agar penentuan sampel tidak bersifat subjektif, maka pertimbangan dalam

menentukan sampel juga didasarkan pada perolehan nilai matematika peserta

didik pada ujian tengah semester. Pada kelas eksperimen dilaksanakan

pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map. Pada kelas kontrol

dilaksanakan pembelajaran dengan ekspositori.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan sebagai

berikut:

1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Yang dimaksud dengan kemampuan pemahaman konsep matematis dalam

penelitian ini adalah pemahaman instrumental dan pemahaman relasional.

Indikator yang diambil peneliti yaitu a) Kemampuan menyatakan ulang

konsep yang telah dipelajari, b) Kemampuan mengklasifikasikan objek-objek

berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep

tersebut, c) Kemampuan memberikan contoh dan counter example dari

konsep yang telah dipelajari.

2. Kemampuan koneksi matematis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menerapkan konsep-konsep matematis yang telah dipelajari terhadap

masalah-masalah yang berkaitan baik dalam bidang matematika, dengan

disiplin ilmu lain, maupun dalam konteks dunia nyata.

3. Self efficacy merupakan keyakinan diri individu akan kemampuannya sendiri

untuk berhasil dalam memunculkan motivasi diri dalam melaksanakan tugas,

mengatasi tantangan, serta mencapai tujuan yang diharapkan. Self-efficacy

54

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

memiliki 3 dimensi, yakni: tingkat tugas (level), luas bidang tugas

(generality) dantingkat kekuatan (strength).

4. Pendekatan Scientific

Pendekatan scientific adalah suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan

pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu struktur logis dan

metode ilmiah. Pendekatan scientific dalam penelitian ini terdiri dari

perpaduan antara mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan

mengkomunikasikan.

5. Mind Map adalah teknik pencatatan yang mempermudah proses informasi

dan memanggil ulang (recalling) informasi yang telah dipelajari dan

dilaksanakan dengan pembelajaran yang menyenangkan. Siswa dibiarkan

menuangkan ide-idenya dalam bentuk gambar dan mudah diingat. Mind map

digambarkan dengan menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar

sederhana, mendasar dan alami sesuai dengan cara kerja otak.

D. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006) “Variabel adalah objek dari suatu penelitian, atau

apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Pada penelitian ini variabel

yang akan digunakan terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:

1) Pendekatan scientific disertai mind map dalam pembelajaran matematika

sebagai variabel bebas

2) Kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis siswa sebagai

variabel terikat

3) Self-efficacy siswa sebagai variabel terikat

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: perangkat

pembelajara,, skala self efficacy dan seperangkat soal tes uraian yang digunakan

55

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis siswa.

Berikut merupakan uraian dari masing-masing instrumen yang digunakan.

1. Perangkat Pembelajaran

a) Silabus

Silabus merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi

dasar, yang bertujuan agar peneliti mempunyai acuan yang jelas dalam melakukan

penelitian dan tes yang diberikan disusun sesuai dengan prinsip yang berorientasi

pada pencapaian kompetensi. Pada silabus mata pelajaran matematika memuat

identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian (meliputi jenis tes, bentuk tes, dan contoh

instrumen), alokasi waktu dan sumber belajar. Secara rinci, silabus dapat dilihat di

lampiran A.

b) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran beretujuan membantu peneliti dalam

mengarahkan jalannya pembelajaran agar terlaksana dengan baik sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. RPP disusun secara sistematis yang memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, model

dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, bahan atau sumber dan

penilaian hasil belajar.

RPP yang disusun memuat indikator yang mengukur penguasaan siswa

terhadap materi yang diajarkan yaitu kubus dan balok. Metode dan langkah-

langkah pembelajaran disesuaikan dengan pembelajaran yang digunakan; pada

kelas eksperimen disesuaikan dengan pendekatan scientific disertai mind map,

sedangkan pada kelas kontrol disesuaikan dengan pembelajaran ekspositori.

Sementara itu, materi, sumber belajar dan penilaian hasil belajar untuk kedua

kelas diberi perlakuan yang sama. Secara rinci, RPP dapat dilihat di lampiran A.

c) Bahan Ajar

Bahan ajar yang digunakan selama penelitian berlangsung terdiri dari dua

macam, yaitu bahan ajar dengan menggunakan pembelajara dengan pendekatan

scientific disertai mind map, kelas eksperimen dan bahan ajar tanpa pendekatan

56

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

scientific disertai mind map untuk kelas kontrol. Bahan ajar yang dibuat mengacu

pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang berlaku, sehingga diharapkan

dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, koneksi matematis serta

dan self efficacy siswa. Bahan ajar ini disajikan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang dirancang, disusun, dan dikembangkan dalam penelitian ini

disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran, serta melalui

pertimbangan dosen.

LKS dalam penelitian ini, berisikan sejumlah soal yang dapat membuat

siswa mengusai materi bangun ruang sisi datar yaitu kubus dan balok. Secara

rinci, instrumen bahan ajar dapat dilihat di lampiran A.

2. Tes Kemampuan Pemahaman Konsep dan Koneksi Matematis

Data tes yang akan dikumpulkan berupa hasil tes pemahaman konsep dan

tes kemampuan koneksi matematis siswa (pretes dan postes). Menurut Webster

(Suherman, 2003), tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen tes

dibuat untuk mengumpulkan data guna mengetahui dan membandingkan

kemampuan kognitif siswa dalam menguasai pelajaran matematika sebelum dan

sesudah menggunakan pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind

map. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe uraian, karena

dengan tipe uraian dapat melihat proses berfikir siswa dengan jelas.

Untuk memberikan skor terhadap jawaban dari tes, berikut ini adalah skor

rubrik untuk kemampuan matematika yang akan diukur pemahaman konsep) yang

diadopsi dari holistic scoring rubrics (Hutajulu, 2010):

Tabel 3.2

Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep

Skor Respon siswa terhadap soal

0 Tidak menunjukan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal matematika.

1 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika sangat terbatas,

jawaban sebagian besar terdapat perhitungan yang salah.

2 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika kurang lengkap,

jawaban terhadap perhitungan yang salah

3 Penggunaan konsep dan prinsip terhadap soal matematika hampir lengkap,

penggunaan istilah dan notasi matematika hampir lengkap, penggunaan

57

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

algoritma secara lengkap, perhitungan secara umum benar namun terdapat

sedikit kesalahan

4

Penggunaan dan prinsip terhadap soal matematika secara lengkap, penggunaan

istilah dan notasi matematika secara tepat, pengunaan algoritma secara lengkap

dan benar.

Sama halnya dengan kemampuan pemahaman konsep, untuk memberikan

skor terhadap jawaban dari tes, berikut ini adalah skor rubrik untuk kemampuan

matematika yang akan diukur koneksi matematis yang diadopsi dari holistic

scoring rubrics (Hutajulu, 2010):

Tabel 3.3

Pedoman Penskoran Tes Koneksi Matematis

Skor Respon siswa terhadap soal

0 Tidak ada jawaban, kalaupun ada hanya memperlihatkan ketidakpahaman tentang

konsep sehingga informasi yang diberikan tidak berarti apa-apa.

1 Hanya sedikit dari penjelasan yang benar.

2 Penjelasan secara matematis masuk akal namun hanya sebagian lengkap dan

benar.

3 Penjelasan secara matematis masuk akal dan benar, meskipun tidak tersusun

secara logis atau terdapat sedikit kesalahan bahasa.

4 Penjelasan secara matematis masuk akal dan jelas serta tersusun secara logis dan

sistematis.

Sumber, Izzati(2010)

Instrumen tes diujicobakan pada siswa kelas IX di salah satu SMP di Kota

Bandung. Kemudian data hasil tes diolah untuk mengetahui tingkat validitas,

reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran setiap butir soal. Perhitungan

tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran setiap butir soal

tes tersebut diuraikan sebagai berikut:

a) Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid (absah atau sahih) jika mampu mengukur

apa yang seharusnya diukur. Arikunto (2013:87) menyatakan bahwa validitas

instrumen tes dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item dengan skor

total butir tes dengan menggunakan Koefisien Korelasi Pearson, yaitu:

(∑ ) ∑ ∑

√( ∑ (∑ )) ( ∑ (∑ ) )

58

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

= jumlah peserta tes (subjek).

= skor item tes.

= skor total.

Hasil interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam

penelitian ini seperti dinyatakan Arikunto (2013:89) terlampir pada tabel 3.5

berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Sumber: Arikunto (2013:89)

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi diuji dengan uji-t (Sundayana,

2010), dengan rumus berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi hasil r hitung

n = jumlah responden

Selanjutnya, untuk melihat butir soal dikatakan valid atau tidak, akan

dibandingkan dengan ttabel = tα (dk = n – 2). Apabila pada taraf signifikasi

didapat thitung > ttabel berarti butir soal valid, atau jika thitung ≤ ttabel berarti

butir soal tidak valid. Hasil uji validitas butir soal tes kemampuan pemahaman

konsep matematis disajikan pada Tabel 3.6 dan hasil uji validitas butir soal tes

kemampuan koneksi matematis disajikan pada Tabel 3.7, berdasarkan hasil

perhitungan menggunakan software Microsoft Excel 2007:

Tabel 3.5

59

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Hasil Uji Validitas

Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Nomor Soal Koefisien korelasi thitung ttabel Keterangan

1 0,894 12,619 2,068 Valid

2 0,766 7,536 2,068 valid

3 0,805 8,582 2,068 valid

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas

Tes Kemampuan Koneksi Matematis

Nomor Soal Koefisien korelasi thitung ttabel Keterangan

1 0,85 6,676 2,068 valid

2 0,73 6,981 2,068 valid

3 0,82 3,537 2,068 valid

4 0,2 2,527 2,068 Tidak Valid

b) Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ketetapan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan

hasil yang tetap (Arikunto, 2012). Hasil pengukuran harus sama (relatif sama)

jika pengukurannya diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh

orang yang berbeda, waktu yang berlainan, dan tempat yang berbeda pula.Uji

reliabilitas ini dilakukan dengan bantuan software Microsoft Excel 2007. Karena

instrumen dalam penelitian ini berupa tes berbentuk uraian, maka derajat

reliabilitasnya ditentukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha

(Arikunto, 2012, hlm. 122), yaitu:

(

) (

)

dengan,

= koefisienreliabilitas

= banyak butir soal (item)

∑ = jumlah varians skor setiap item

= varians skor total

Kriteria penafsiran mengenai tolok ukur untuk menginterprestasikan derajat

reliabilitas menurut Guilford yang terdapat pada tabel 3.8. Pengambilan keputusan

yang dilakukan adalah dengan membandingkan rhitung dan rtabel. Jika rhitung > rtabel

maka soal reliabel, sedangkan jika rhitung ≤ rtabel maka soal tidak reliabel. Harga

60

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

rtabel diperoleh dari nilai tabel r product moment untuk signifikansi 5% (α = 0,05)

dan derajat kebebasan (dk = n – 1).

Tabel 3.7

Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas

Besarnya r11 Interpretasi

0,80 < r11 ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 reliabilitas sedang

0,20 < r11≤ 0,40 reliabilitas rendah

r11≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah

Sumber: Suherman (2001: 156)

Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi ( ) yang diperoleh akan

dibandingkan dengan nilai kritis (nilai korelasi pada tabel R), dengan tes

dikatakan reliabel apabila memenuhi . Dengan menggunakan

Microsoft Excel 2010, maka diperoleh nilai reliabilitas seperti yang terlihat di

tabel berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Tes Pemahaman Konsep dan Koneksi Matematis

Kemampuan rhitung rtabel Kriteria Kategori

Pemahaman Konsep 0,678 0,404 Reliabel Sedang (cukup)

Koneksi Matematis 0,62 0,404 Reliabel Sedang (cukup)

Berdasarkan hasil analisis reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa tes

kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis yang akan digunakan

reliabel, sehingga kedua tes tersebut memenuhi karakteristik yang memadai untuk

digunakan.

c) Daya Pembeda

Daya pembeda sebuah soal adalah kemampuan soal tersebut untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Berdasarkan asumsi Galton dinyatakan bahwa suatu

perangkat alat tes yang baik harus bisa membedakan antara siswa yang pandai,

rata-rata, dan kurang, karena dalam satu kelas biasanya terdiri dari ketiga

kelompok tersebut. Pengertian daya pembeda dari suatu butir soal menyatakan

seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan hasil antara

testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat

61

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menjawab soal tersebut (atau testi menjawab salah) (Suherman, 2003). Untuk

menghitung daya pembeda tes bentuk uraian yaitu dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

= Daya pembeda

= Rata-rata skor kelompok atas

= Rata-rata skor kelompok bawah

SMI = Skor maksimal ideal

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda adalah :

Tabel 3.9

Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

(Suherman, 2003)

Koefisien Daya Pembeda Interpretasi

Sangat baik

Baik

Cukup

Jelek

Sangat jelek

Hasil uji daya pembeda butir soal tes kemampuan pemahaman konsep

matematis disajikan pada Tabel 3.11. dan hasil uji daya pembeda butir soal tes

kemampuan koneksi matematis disajikan pada Tabel 3.12, berdasarkan hasil

perhitungan menggunakan software Microsoft Excel 2007:

Tabel 3.10

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal

Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Butir Soal Maks ̅ ̅ DP Interpretasi

1 4 3,6 1,1 0,625 Baik

2 4 3,1 1,5 0,4 Cukup

3 4 2,7 0,7 0,5 Baik

Tabel 3.11

Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal

Tes Kemampuan KoneksiMatematis

Butir Soal Maks ̅ ̅ DP Interpretasi

4 4 3,3 2,1 0,3 Cukup

5 4 3,6 2,3 0,325 Cukup

62

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

6 4 3,3 2,3 0,25 Cukup

7 4 1 0,9 0,025 Kurang baik

Dari tabel di atas, diperoleh daya pembeda dengan kriteria baik sebanyak

dua soal yaitu nomor 1 dan 3, kriteria cukup sebanyak empat soal yaitu nomor 2,

4, 5 dan 6, kriteria kurang baik sebanyak satu soal yaitu nomor 7. Hal tersebut

menunjukkan bahwa soal-soal tes komunikasi tersebut sudah bisa membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah.

d) Indeks Kesukaran

Tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai

dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan. Arikunto (2006) mengungkapkan

bahwa soal tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik,

apabila butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha

memecahkannya, dan soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa

dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Untuk

menganalisa tingkat kesukaran dari setiap butir soal, akan dihitung berdasarkan

jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes.

Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut

indeks kesukaran (Suherman, 2003:169). Bilangan tersebut adalah bilangan real

pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran

mendekati 0,00 berarti butir soa tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan

indeks kesukaran mendekati 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah. Untuk tipe

uraian, rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks kesukaran tiap butir soal

adalah sebagai berikut:

IK=X

SMI

Keterangan:

= Indeks kesukaran

= Rata-rata skor

SMI = Skor maksimal ideal

63

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Klasifikasi Koefisien Indeks Kesukaran

(Suherman, 2003)

Koefisien Indeks Kesukaran Interpretasi

Soal terlalu mudah

Soal mudah

Soal sedang

Soal sukar

Soal terlalu sukar

Hasil uji indeks kesukaran butir soal tes kemampuan pemahaman konsep

matematis disajikan pada Tabel 3.14. dan hasil uji indeks kesukaran butir soal tes

kemampuan koneksi matematis disajikan pada Tabel 3.15., berdasarkan hasil

perhitungan menggunakan software Microsoft Excel 2007:

Tabel 3.13

Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal

Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Butir Soal Tingkat

Kesukaran Tafsiran

4 0,606 Sedang

5 0,55 Sedang

6 0,47 Sedang

Tabel 3.14

Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Butir Soal

Tes Kemampuan Koneksi Matematis

Butir Soal Tingkat

Kesukaran Tafsiran

1 0,67 Sedang

2 0,74 Mudah

3a 0,70 Sedang

3b 0,24 Sukar

e) Pemilihan Butir Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep dan Koneksi

Matematis

Berdasarkan hasil analisis-analisis sebelumnya, maka butir-butir soal yang

akan dijadikan instrumen tes kemampuan pemahaman konsep dan koneksi

matematis yang akan diberikan ketika penelitian disajikan pada Tabel 3.16

berikut:

Tabel 3.15

64

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Pemilihan Butir Soal Tes Kemampuan Pemahaman Konsep dan Koneksi Matematis

Kemampuan No.

Soal

Validitas Reliabilitas

Daya Pembeda Indeks Kesukaran Keterangan

rxy Kriteria DP Kriteria IK Kriteria

Pemahaman

Konsep

1 0,894 Valid 0,68

Kriteria:

Sedang (cukup)

0,625 Baik 0,606 Sedang Dipakai

2 0,766 Valid 0,4 Cukup 0,55 Sedang Dipakai

3 0,805 Valid 0,5 Baik 0,606 Sedang Dipakai

Koneksi

Matematis

4 0,85 Valid

0,62

Kriteria:

Sedang (cukup)

0,3 Cukup 0,67 Sedang Dipakai

5 0,73 Valid 0,325 Cukup 0,74 Mudah Dipakai

6 0,82 Valid 0,25 Cukup 0,70 Sedang Dipakai

7 0,2 Tidak

Valid 0,025 Kurang baik 0,24 Sukar Dibuang

3. Skala Self Efficacy Siswa

Skala self efficacy digunakan untuk mengukur keyakinan siswa terhadap

kemampuannya melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk

menyelesaikan soal yang melibatkan kemampuan spasial matematis dengan

berhasil. Keyakinan tersebut mencakup empat karakterisktik yaitu percaya pada

kemampuan sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki

konsep diri yang positif, dan berani mengungkapkan pendapat. Keempat

karakteristik tersebut kemudian diturunkan menjadi indikator-indikator dan

selanjutnya dibuat pernyataan-pernyataan untuk mengukur self efficacy. Aspek-

aspek dan indikator self efficacy yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi

dari aspek dan indikator self efficacy yang dikembangkan oleh Hendriana (2009).

Skala self efficacy dalam penelitian ini disusun dalam bentuk skala likert, dengan

lima skala pilihan yaituSangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R),Tidak

Setuju (ST), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian nilainya dibedakan antara

pernyataan yang bersifat negatif dengan pernyataan yang bersifat positif. Skala

self efficacy diberikan kepada siswa baik di kelas kontrol maupun kelas

eksperimen setelah pretes dan postes. Terlebih dahulu dilakukan analisis

ketepatan butir skala self efficacy siswa kemudian diuji validitas dan

reliabilitasnya dengan cara diujicobakan kepada siswa lalu kemudian dianalisis

dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007 .

a) Validitas

65

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Perhitungan validitas butir pernyataan skala self efficacy dengan

menggunakan Koefisien Korelasi Pearson, melalui bantuan software Microsoft

Excel 2007..Berikut ini adalah hasil validitas butir item pernyataan skala self

efficacy pada tabel berikut:

Tabel 3.16

Hasil Uji Validitas Skala Self Efficacy

Pernyataan Koefisien

Korelasi Kategori Keputusan

1 0,513 Valid Dipakai

2 0,087 Tidak Valid Direvisi

3 0,436 Valid Dipakai

4 0,430 Valid Dipakai

5 0,144 Tidak Valid Direvisi

6 0,414 Valid Dipakai

7 0,524 Valid Dipakai

8 0,396 Valid Dipakai

9 0,241 Tidak Valid Direvisi

10 0,706 Valid Dipakai

11 0,553 Valid Dipakai

12 0,711 Valid Dipakai

13 0,158 Tidak Valid Direvisi

14 0,408 Valid Dipakai

15 0,473 Valid Dipakai

16 0,565 Valid Dipakai

17 0,672 Valid Dipakai

18 0,475 Valid Dipakai

19 0,507 Valid Dipakai

20 0,587 Valid Dipakai

Perhitungan validitas butir pernyataan menggunakan perhitungan secara

statistik. Untuk validitas butir pernyataan digunakan korelasi Pearson yaitu

korelasi setiap butir item pernyataan dengan skor total. Apabila rhitung ≥ rtabel maka

item pernyataan dikatakan valid, dengan rtabel sebesar 0. 404 pada uji 2 ekor (2-

tailed). Berdasarkan tabel hasil uji validitas di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak

16 item pernyataan valid, dan 4 item pernyataan tidak valid. Untuk pernyataan

yang tidakvalid akan direvisi untuk selanjutnya digunakan kembali untuk

mengukur skala sikap self efficacy siswa. Selengkapnya ada pada lampiran.

b) Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas instrumen yang akan digunakan, maka

dilakukan pengujian reliabilitas dengan rumus croncbach’s alpha. Pengambilan

66

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

keputusan yang dilakukan adalah dengan membandingkan rhitung dan rtabel. Jika

rhitung> rtabel maka soal reliabel, sedangkan jika rhitung ≤ rtabel maka soal tidak

reliabel. Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil perhitungan reliabilitas.Hasil

perhitungan selengkapnya ada pada lampiran.

Tabel 3.17

Hasil Uji Reliabilitas Skala Self-Efficacy Siswa

rhitung rtabel Kriteria Kategori

0,621 0,404 Reliabel Tinggi

Untuk α = 5% dengan derajat kebebasan dk = 23 diperoleh harga rtabel =

0,404. Hasil perhitungan reliabilitas berdasarkan tabel di atas diperoleh rhitung

sebesar 0,621. Artinya soal tersebut reliabel karena 0,621> 0,404 dan termasuk ke

dalam kategori tinggi. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa skala self

efficacy telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam

penelitian. Selengkapnya ada pada lampiran.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian akan dilakukan dalam tiga tahapan kegiatan yaitu: tahap

persiapan, tahap penelitian dan tahap pengolahan data.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti melakukan beberapa kegiatan yang

dilaksanakan dalam rangka persiapan pelaksanaan penelitian, diantaranya:

a) melakukan kajian teoritis mengenai pembelajaran dengan pendekatan

scientific disertai mind map, kemampuan pemahaman konsep, koneksi

matematis serta self efficacy,

b) mengembangkan bahan ajar untuk kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol,

c) menyusun instrumen tes yang mengukur kemampuan pemahaman konsep

dan koneksi matematis,

d) menyusun angket self efficacy,

e) membuat pedoman penskoran untuk soal uraian,

67

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

f) melakukan observasi,

g) uji coba instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah:

a) pelaksanaan pretes kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,

b) pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran dengan pendekatan

scientific disertai mind map pada kelas eksperimen dan pembelajaran

ekspositori pada kelas kontrol,

c) pelaksanan postes kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis,

dan angket self efficacy untuk kedua kelompok,

3. Tahap Pembuatan Laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir, dimana peneliti mengumpulkan, mengolah

dan menganalisia data, serta menulis laporan hasil penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara,

yakni dengan memberikan ujian (pretes dan postes), dan pengisian skala self

efficacy. Data yang diperoleh kemudian dikategorikan ke dalam jenis data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil ujian siswa

(pretes dan postes), adapun data kualitatif diperoleh dari hasil pengisian skala self

efficacy. Data kuntitatif dan data kualitatif yang diperoleh kemudian diolah,

berikut adalah langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti.

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

a. Tes Kemampuan Pemahaman konsep dan Koneksi Matematis

Hasil tes kemampuan pemahaman konsep dan koneksi matematis digunakan

untuk menelaah peningkatan kemampuan pemahaman konsep dan koneksi

matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan scientific

disertai mind map dengan pembelajaran ekspositori. Data yang diperoleh dari

68

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

hasil pretes dan postes diolah dengan bantuan Microsoft Excell 2010 dan software

SPSS 20 for Windows.

Data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep dan

koneksi matematis diolah melalui tahapan sebagai berikut:

1. Menentukan skor peningkatan tes kemampuan pemahaman konsep dan

koneksi matematis kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran dengan

pendekatan scientific disertai mind map dan kelompok siswa yang

memperoleh pembelajaran ekspositori.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan atau tidaknya data

skor pretes, postes dan N-gain kemampuan pemahaman konsep dan koneksi

matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk itu rumusan

hipotesisnya yaitu:

: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Karena jumlah data dalam penelitian ini lebih dari 30, maka uji normalitas

yang dilakukan yaitu menggunakan uji Shapiro-Wilk dengan kriteria pengambilan

keputusannya adalah sebagai berikut:

i) Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan 0,05, maka H0 diterima.

ii) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka ditolak.

Apabila hasil pengujian menunjukkan bahwa sebaran berdistribusi normal

maka pengujian dilakukan dengan uji homogenitas. Namun jika hasil pengujian

menunjukkan bahwa sebaran dari salah satu atau semua data tidak berdistribusi

normal, maka untuk menguji kesamaan dua rata-rata digunakan kaidah statistik

nonparametrik, yaitu menggunakan uji MannWhitney-U.

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui asumsi yang dipakai

dalam pengujian kesamaan dua rata-rata independen dari skor pretes, postes, dan

N-gain dari kedua kelas. Adapun perumusan hipotesis pengujian homogenitas

varians adalah sebagai berikut:

69

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians kemampuan matematis siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

H1 : Terdapat perbedaan varians kemampuan matematis siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol.

Uji homogenitas yang dilakukan melalui uji F atau Lavene’s test. Jika

sebaran data tidak normal, uji homogenitas ini tidak dipakai untuk uji kesamaan

dua rata-rata independen. Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah

sebagai berikut:

i) Jika nilai signifikansinya lebih besar sama dengan 0,05, maka H0 diterima.

ii) Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak.

4. Uji Perbedaan Rataan

Uji-t dilakukan untuk mengetahui apakah antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol terdapat perbedaan kemampuan atau tidak pada pokok-pokok yang

menjadi fokus penelitian setelah diberikan perlakuan. Uji-t dilakukan jika data

yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen. Jika data yang dianalisis

berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka digunakan uji-t’. namun jika data

yang dianalisis tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka digunakan uji

statistik nonparametrik yaitu MannWhitney-U.

5. Analisis Data N-Gain

Teknik analisis data N-gain yang dilakukan menggunakan independent

sample T-Test jika data N-gain berdistribusi normal, namun jika tidak

berdistribusi normal maka dianalisis menggunakan statistik nonparametrik yaitu

MannWhitney-U. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan dua rata-rata (N-

gain). Adapun rumus untuk gain ternornalisasi menurut (Meltzer, 2002) yaitu:

( )

Hasil perhitungan gain ternormalisasi kemudian diinterpretasikan dengan

menggunakan klasifikasi yang dinyatakan oleh Hake (1999) sebagai berikut:

Tabel 3.18

Klasifikasi Gain Ternormalisasi

Besarnya N-Gain (g) Klasifikasi

70

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

g ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ g < 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

Hasil yang diharapkan adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara

rata-rata N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dengan melihat rata-rata N-

gain dari kedua kelas, rata-rata yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perlakuan

yang menggunakan pendekatan scientific disertai mind map adalah lebih baik

dibandingkan dengan kelas kontrol terhadap peningkatan kemampuan pemahaman

konsep dan koneksi matematis.

6. Diagram Analisis Data

Secara ringkas langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data

yang diteliti dapat dilihat pada gambar berikut.

70

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Alur Analisis Data Kuantitatif

Uji Kolmogorov-Smirnov

(n< 30 siswa)

Uji Shapiro-Wilk

(n 30 siswa)

Uji homogenitas varians

dari Dua kelompok, yaitu

uji F atau Lavene’s test

Uji nonparametrik

MannWhitney-U

ya tidak

Uji Normalitas

Berdistribusi

Normal

homogen tidak

ya

Data pretes, postes, dan

N-gain

Kesimpulan

Uji t’ untuk sampel bebas dengan

asumsi varians tidak homogen

(independent samples T Test equal

variances not assumed)

Uji t untuk sampel bebas dengan

asumsi varians homogen (independent

samples T Test equal variances

assumed )

71

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari angket self concept siswa dan lembar

observasi. Data angket self concept dianalisis secara deskriptif dan inferensial

sedangkan lembar observasi dianalisis secara deskriptif. Berikut pemaparannya.

a. Skala Self Efficacy

Skala self efficacy terdiri dari 20 butir pernyataan yang diberikan kepada

siswa setelah pembelajaran, baik di kelas eksperimen yang memperoleh

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan scientific disertai mind map

maupun di kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran dengan ekspositori.

Skala self efficacy dibuat dengan menggunakan skala Likert yang bergradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif. Angket ini digunakan untuk mengukur self

efficacy siswa terhadap matematika dan model pembelajaran yang sedang

dilaksanakan dan dikembangkan.

Data yang terkumpul dari angket skala self efficacy dianalisis secara

deskriptif. Data hasil angket self efficacy kemudian dibuat dalam persentasi untuk

mengetahui frekuensi masing-masing alternatif jawaban yang diberikan. Untuk

menentukan presentase jawaban siswa, digunakan rumus berikut:

Keterangan : P = persentase jawaban

f = frekuensi jawaban

n = banyaknya responden

1) Data ditabulasi, dianalisis dan ditafsirkan dengan menggunakan persentase

berdasarkan kriteria Kuntjraningrat (dalam Rahmatudin, 2013) sebagai berikut:

Tabel 3.19

Kriteria Persentase Jawaban Angket

Persentase Interprestasi

0% Tak seorangpun

1% - 24% Sebagian kecil

25% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51% - 74% Sebagian besar

75% - 99% Hampir seluruhnya

72

Sri Mariana, 2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

100% Seluruhnya

Selanjutnya, untuk menjawab hipotesis “apakah self efficacy siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan pendekatan scientific disertai mind map.”

Lebih baik secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran

dengan ekspositori dilakukan uji perbedaan rataan dengan uji non parametik.

Karena uji non parametik yang paling kuat sebagai pengganti uji-t dengan asumsi

yang mendasari yaitu jenis skalanya ordinal. Hal ini sejalan dengan pendapat

Ruseffendi (1993) yang menyatakan bahwa uji Mann-Whitney U adalah uji non

parametrik yang cukup kuat sebagai pengganti uji-t dengan asumsi yang

mendasarinya adalah jenis skalanya paling tidak ordinal sedangkan normal

distribusi dan homogenitas variansi tidak perlu di uji. Uji Mann-Whitney U

dilakukan dengan bantuan program software SPSS 20 for Windows dengan taraf

signifikan = 0,05.