BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB...
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu
variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe NHT
untuk menemukan variasi yang muncul dari setiap variabel bebas terhadap
variabel terikatnya, yaitu hasil belajar. Oleh karena itu penelitian ini
termasuk penelitian eksperimen. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok
eksperimen, yaitu kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2. Kelompok
eksperimen pertama adalah kelompok yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelompok eksperimen kedua adalah
kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Penelitian ini hanya dapat mengontrol variabel model, tetapi tidak dapat
mengontrol variabel luar yang mungkin juga mempengaruhi hasil belajar.
Oleh karena itu penelitian ini termasuk Penelitian quasi eksperiment
(eksperimen semu).
Untuk mengetahui perbedan hasil belajar melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe NHT, maka pada penelitian ini
akan diukur dengan alat ukur yang sama. Hasil pengukuran tersebut akan
digunakan sebagai data sampel, yang kemudian dianalisis dengan teknik
statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan
langkah-langkah tersebut, maka penelitian ini termasuk penelitian dengan
metode kuantitatif.
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan The Randomized Control Group Pretest –
Posttests Design. Desain penelitian ini, sebelum diberi perlakuan atau
treatmen baik kelas eksperimen 1 maupun kelas pembanding (eksperimen 2)
diberi pretest sebagai tes awal. Dan untuk mengetahui perbedaan antara
kelas eksperimen 1 dan kelas pembanding (eksperimen 2) dilakukan
pembandingan melalui hasil postets (Sanjaya,2013:105). Sampel di
kelompokan menjadi kelompok eksperimen satu dan eksperimen dua
(pembanding) secara acak dan diberi tes awal, tes awal berupa nilai UTS
dimana soal dari setiap sekolah adalah sama. Kedua kelas yang menjadi
sampel diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen satu diberikan
perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
26
TGT dan kelas eksperimen dua diberikan perlakuan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model desain
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Tes awal Perlakuan Tes akhir
A T1 X1 T2
B T1 X2 T2
A : Kelas Eksperimen 1
B : Kelas Eksperimen 2 (pembanding)
X1: perlakuan 1 dengan pembelajaran menggunakan model cooperative
learning tipe TGT
X2: perlakuan 2 dengan pembelajaran menggunakan model cooperative
learning tipe NHT
T1: Hasil belajar tes awal
T2: Hasil belajar tes akhir
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus Abiyasa Kabupaten Semarang
yaitu pada siswa kelas IV SD Negeri Rogomulyo 02, SD Negeri Kaliwungu 02
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran
2013/2014.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:
a. Tahap Perencanaan (Maret 2014)
Tahap perencanaaan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal dan
pengajuan ijin penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan (April - Mei 2014)
Tahap pelaksanaan meliputi eksperimen dan pengumpulan data.
Eksperimen dilakukan 4 kali pertemuan per sekolah.
27
Tabel 3.2
Jadwal Penelitian
No. Hari, Tanggal Kegiatan
1 Rabu, 16 April 2014 Wawancara dengan guru Matematika dan observasi terhadap kelas eksperimen 2.
2 Kamis, 17 April 2014 Wawancara dengan guru Matematika dan observasi terhadap kelas eksperimen 2
3 Senin, 28 April 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan NHTpada kelas eksperimen 2 pertemuan I.
4 Selasa, 29 April 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan NHT eksperimen 2 pertemuan II.
5 Rabu, 30 April 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan TGT eksperimen 1 pertemuan I.
6 Kamis, 1 Mei 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan TGT eksperimen 1 pertemuan II.
7 Senin, 12 Mei 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan NHT pada kelas eksperimen 2 pertemuan III.
8 Selasa, 13 Mei 2014 Posttest kelas eksperimen 2
9 Rabu, 14 Mei 2014 Pelaksanaan pembelajaran pada TGT kelas eksperimen pertemuan III
10 Kamis, 15 Mei 2014 Posttest kelas eksperimen 1
c. Tahap Penyelesaian ( Mei – Juni 2014)
Tahap ini mencakup proses pengolahan data, analisis data, penyusunan
laporan penelitian dan ujian skripsi.
C. Populasi dan Sambel
1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri gugus Abiyasa Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, dengan
jumlah siswa dapat dilihat pada Tabel 3.2.
28
Tabel 3.2
Populasi Penelitian Nama Sekolah Jumlah Siswa
L P Jumlah
SD Negeri Kaliwungu 01 3 6 9
SD Negeri Kaliwungu 02 14 13 27
SD Negeri Kaliwungu 03 12 8 20
SD Negeri Kaliwungu 04 3 4 7
SD Negeri Kaliwungu 05 4 9 13
SD Negeri Rogomulyo 01 6 13 19
SD Negeri Rogomulyo 02 6 14 20
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel ini diperoleh melalui teknik
pengambilan sampel cluster random sampling (sampel acak klaster), cluster
random sampling sendiri merupakan pengambilan sampel secara acak yang
dikenakan secara berturu-turut terhadap unit-unit atau sub-sub populasi,
kluster - kluster tersebut dianggap homogen ( sama antara satu dengan yang
lain, untuk klaster yang dipilih ditetapkan sebagai anggota sampel)
(Budiyono, 2003:37). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri Gugus Abiyasa, dimana populasi tersebut dikelompokan dalam tujuh
kluster yaitu, siswa SD Negeri Kaliwungu 01, siswa SD Negeri Kaliwungu 02,
siswa SD Negeri Kaliwungu 03, siswa SD Negeri Kaliwungu 4, siswa SD Negeri
Kaliwungu 05, siswa SD Negeri Rogomulyo 01, siswa SD Negeri Rogomulyo
02. Dimana masing–masing cluster mempunyai kemampuan yang heterogen,
dari cluster tersebut dipilih 2 cluster secara acak dan didapat siswa SD Negeri
Kaliwungu 02 dan siswa SD Negeri Rogomulyo 02, yang secara berturut-turut
dijadikan sebagai kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
29
menggunakan model pembelajaran kooperatif, yang mana penelitian ini
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan NHT. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika pada siswa yang
berupa hasil belajar matematika pada materi menggunakan lambang
bilangan Romawi.
E. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Pembelajaran Kooperatif dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus
Abiyasa Kab.Semarang Tahun ajaran 2013/2014.
1. Hasil belajar matematika (Y)
Hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai seseorang setelah
seseorang melakukan kegiatan belajar yang ditunjukan dengan hasil evaluasi
belajar, yang dapat berupa tes untuk mengetahui kemampuan yang telah
dicapai siswa setelah menerima pelajaran matematika.
2. Model Pembelajaran Kooperatif (X)
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu metode dimana para
siswa bekerja aktif, saling membantu satu sama lain di dalam kelompoknya
untuk mempelajari materi dan tentunya dengan arahan guru dimana guru
juga berperan untuk menyiapkan bahan-bahan dan informasi untuk
membantu para siswa dalam menyelesaikan masalah. Terdapat dua macam
pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini yaitu TGT dan NHT.
a. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (X1)
Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran yang
menitik beratkan belajar dengan kelompok dan mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru secara bersama-sama. Siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran, karena akan dituntut tanggungjawab setiap individu dan
tanggung jawab kelompok akan mengikuti game pada akhir pokok bahasan
pembelajaran
b. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (X2)
Model pembelajaran NHT adalah suatu model pembelajaran yang
mengarah pada pembagian nomor yang berbeda pada setiap kelompok,
pembagian pertanyaan pada kelompok dan berfikir bersama dalam
kelompok untuk menyelesaikan masalah yang berbeda. Salah satu siswa
dipanggil secara acak untuk menjawab pertanyaan, jadi semua anggota
kelompok harus paham dengan jawaban kelompok tersebut. Hal itu
membuat siswa lebih bertanggung jawab dan dan memacu setiap siswa
untuk memahami materi.
30
F. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang diperoleh
dari dokumen-dokumen yang telah ada (Budiyono, 2003). Dalam penelitian
ini, metode dokumentasi akan dipakai untuk memperoleh data nilai UTS
pada semester II (dua) dari setiap kelas untuk mengetahui keseimbangan
awal kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Data tersebut diperoleh
dari dokumentasi guru, yaitu daftar nilai UTS semester II.
b. Metode Tes
Metode tes adalah cara pengumpulan data yang berupa pertanyaan-
pertanyaan atau instruksi-intruksi kepada subjek penelitian(Budiyono, 2003).
Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
setelah diberi perlakuan.
c. Metode Observasi
Metode observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti
melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian demikian hingga si
subjek tidak tahu bahwa dia sedang diamati (Budiyono, 2003:53). Dalam
penelitian ini metode observasi menggunakan alat berupa lembar observasi
untuk mengetahui keterlaksanaannya suatu pembelajaran yang dilakukan
oleh pengajar, dan lembar observasi diisi oleh guru pengamat.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar dan lembar observasi. Tes hasil belajar matematika siswa yaitu tes yang
digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang yang
telah diberikan. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengukur
keterlaksanaan dalam tahapan pembelajaran. Tes hasil belajar ini dalam
bentuk tes objektif yang terdiri dari 20 soal dengan 4 pilihan jawaban. Skor
yang menjawab benar adalah 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Tes hasil
belajar matematika diberikan sesudah siswa mempelajari materi dengan
pembelajaran kooperatif tipe TGT, dan tipe NHT pada kelasnya masing-masing.
Kisi-kisi instrument test tertera pada Lampiran 7. Sedangkan lembar observasi
tertera pada Lampiran 11.
31
H. Uji Validitas Instrumen
Valid adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu kevalidan atau
kesahihan suatu instrument (Arikunto ,2006). Instrument dikatakan valid jika
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur. Dalam penelitian ini akan dilakukan validitas konstruk dan butir soal,
pada
a. validitas konstruk dilakukan melalui experts judgment (penilaian yang
dilakukan oleh para pakar) yaitu dosen atau guru matematika di sekolah
sampel. Mereka dimintai pendapat mengenai instrumen tersebut untuk
tujuan evaluasi. Hasil validasi ahli secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 8. Hasil dari validasi ahli secaara ringkas tertera pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Validasi Butir Soal Oleh Ahli
Nama Komentar Keterangan
1. Suyono, S.Pd (Guru kelas IV)
- Soal bervariasi dan mudah dimengerti
- Soal perlu diurutkan dar iyang mudah ke yang sulit
Butir soal sudah dapat
diujikan kepada siswa
2. Suryanto, S.Pd (Guru kelas V)
- Soal sudah sesuai dengan KD - Soal bervariasi dan jelas - Soal perlu diurutkan dari yang
mudah kemudian sulit - Perhatikan peletakan option
Soal dapat digunakan
untuk mengukur hasil
belajar siswa
3. Yustinus M.Pd (Dosen matematika)
- Bilangan romawi untuk ordinal, bukan suatu kuantitas
- Perbaiki bahasa menjadi lebih baik dan komunikatif
Soal sudah dapat
diujikan kepada siswa
Setelah instrument dinyatakan memenuhi validitas ini, maka
instrumen siap untuk di uji cobakan.
b. Butir Soal
Perhitungan butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.3
32
Tabel 3.3
Uji Validitas Butir Soal
No
Soal
Validitas Taraf Kesukaran No
Soal
Validitas Taraf Kesukaran
R
Ket rxy>
0,376
P Ket 0,2 ≤ P ≥
0,8
R Ket
rxy>
0,376
P Ket
0,2 ≤ P ≥ 0,8
1 .464
Valid 0,6 terpakai 11 .389
Valid 0,76 Terpakai
2
.258
Tidak
valid
0,9 Tidak
terpakai
12
.690
Valid 0,72 Terpakai
3
.199
Tidak
valid
0.96 Tidak
terpakai
13
.188
Tidak
valid
0,56 Tidak
terpakai
4 .611
Valid 0,68 Terpakai 14 .559
Valid 0,76 Terpakai
5
.129
Tidak
valid
0,84 Tidak
terpakai
15
.499
Valid 0,64 Terpakai
6 .583
Valid 0,8 Terpakai 16 .384
valid 0,72 Terpakai
7 .402
Valid 0.8 Terpakai 17 .481
valid 0,84 Ttidak
terpakai
8
.481
Valid 0,85 Tidak
terpakai
18
.062
Tidak
valid
0,12 tidak
terpakai
9 .564
Valid 0,56 Terpakai 19 .617
valid 0,6 Terpakai
10 .477
Valid 0,64 Terpakai 20 .389
valid 0,76 Terpakai
1) Uji Validitas Instrumen
Mengukur validitas item instrumen menggunakan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar. Rumus korelasi product moment
dengan angka kasar tersebut adalah sebagai berikut (Arikunto, 2006)
= ( )( )
√[ ( ) ][ ( ) ]
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : skor item dari semua responden
Y : skor total seluruh responden
N : banyaknya subjek
Setelah diperoleh koefisien kemudian dibandingkan dengan
. Jika maka instrumen dikatakan valid dengan =
33
0,376 (Sugiyono, 2010). Uji validitas soal dilakukan dengan menggunakan
SPSS 16 for windows.
Berdasarkan uji validitas posttest menggunakan SPSS 16 for
windows diperoleh data yaitu dari 20 item soal 13 soal dinyatakan valid
meliputi nomor 1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,17, 19, 20. Sementara
soal yang dinyatakan tidak valid meliputi nomor 2, 3, 5, 13, 18.
2) Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat
kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal digunakan
rumus sebagai berikut.
P =
P = indeks kesukaran untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria uji butir yang digunakan jika memenuhi syarat 0,2 ≤ P ≥ 0,8
(Budiyono,2011:30). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 7 butir soal yang
dibuang meliputi nomor 2, 3, 5, 8, 13, 17, 18 dan butir yang digunakan
meliputi nomor 1, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20.
3) Uji Reliabilitas
Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan
instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut
dilakukan pada orang yang sama, pada waktu yang berlainan atau pada
orang-orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama)
(Budiyono, 2003:65). Instrumen soal dikatakan valid apabila koefesien
reliabilitasnya ≥ 0,7 (Budiyono, 2003:72). Pengukuran reliabilitas pada
panelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas
Teknik Kuder – Richardson (KR - 20)
r11 = (
) (
)
r11 = koefisien reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir instrumen
p1 = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke – i
q1 = 1 - p1
= variansi untuk skor total
34
Pengujian reliabilitas menggunakan SPSS for Windows dan hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel. 3.4
Cronbach's
Alpha N of Items
.849 13
Reliabilitas instrumen yang diperoleh sebesar 0,849 ≥ 0,7 , maka
instrument soal valid dan sudah dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan akhir pada siswa.
I. Teknik Analis Data
Pada penelitian ini, uji analisis data dilakukan dalam dua tahap yaitu
sebagai berikut,
1. Uji Kemampuan Awal
Uji kemampuan awal digunakan untuk mengetahui apakah
kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2
seimbang atau tidak. Data yang digunakan adalah nilai siswa pada UTS
semester 2. Adapun prosedur ujinya adalah sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel-sampel
yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dengan menggunakan metode Shapiro–Wilk dengan alat bantu
software SPSS 16. Dengan rumusan,
H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H0 diterima jika nilai signifikan labih besar dari 0,05
b. Uji Homogenitas
Uji homogentitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua
kelompok sampel berasal dari dua populasi dengan varian yang homogen
atau tidak. Pada penelitian menggunakan metode Levene untuk menguji
apakah sampel-sampel yang diambil mempunyai variansi yang sama.
Dengan rumusan
35
H0 : =
: kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki
varian yang sama
H1 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varian
yang tidak semua variansinya sama.
H0 diterima jika nilai signifikan labih besar dari 0,05
c. Uji Beda Rerata
Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan dua
kelompok mean dari dua sampel yang berbeda. Data yang digunakan
adalah nilai rata-rata ulangan akhir semester 1 mata pelajaran Matematika
kelas IV pada siswa-siswa yang diambil sebagai sampel. Statistik uji yang
digunakan adalah uji - t. Namun sebelum dilakukan uji t, harus dilakukan
uji normalitas populasi sebagai uji prasyarat dan uji homogenitas variansi
populasi untuk menentukan uji t yang akan digunakan.
Adapun langkah-langkah uji independent t-test adalah sebagai
berikut.
H0 : μ1 = μ2 : Kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT sama dengan
kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
H1 : μ1 ≠ μ2 :Kemampuan siswa pada kelompok yang diajar model
pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak sama dengan
kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Taraf Signifikansi : = 5%
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2.
Data yang digunakan adalah skor hasil belajar setelah kedua kelompok diberi
perlakuan. Uji hipotesis dapat dilihat dari hasil Uji independent t-test.
Namun sebelum dilakukan uji t, harus dilakukan uji normalitas populasi
sebagai uji prasyarat dan uji homogenitas variansi populasi untuk
menentukan uji t yang akan digunakan.
Adapun langkah-langkah uji independent t-test adalah sebagai berikut.
H0 : μ1 = μ2 : Kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT sama dengan
kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
36
H1 :μ1 ≠ μ2:Kemampuan siswa pada kelompok yang diajar model
pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak sama dengan
kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Taraf Signifikansi : = 5%