BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB...

12
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe NHT untuk menemukan variasi yang muncul dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikatnya, yaitu hasil belajar. Oleh karena itu penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2. Kelompok eksperimen pertama adalah kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelompok eksperimen kedua adalah kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Penelitian ini hanya dapat mengontrol variabel model, tetapi tidak dapat mengontrol variabel luar yang mungkin juga mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu penelitian ini termasuk Penelitian quasi eksperiment (eksperimen semu). Untuk mengetahui perbedan hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe NHT, maka pada penelitian ini akan diukur dengan alat ukur yang sama. Hasil pengukuran tersebut akan digunakan sebagai data sampel, yang kemudian dianalisis dengan teknik statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan langkah-langkah tersebut, maka penelitian ini termasuk penelitian dengan metode kuantitatif. 2. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan The Randomized Control Group Pretest – Posttests Design. Desain penelitian ini, sebelum diberi perlakuan atau treatmen baik kelas eksperimen 1 maupun kelas pembanding (eksperimen 2) diberi pretest sebagai tes awal. Dan untuk mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen 1 dan kelas pembanding (eksperimen 2) dilakukan pembandingan melalui hasil postets (Sanjaya,2013:105). Sampel di kelompokan menjadi kelompok eksperimen satu dan eksperimen dua (pembanding) secara acak dan diberi tes awal, tes awal berupa nilai UTS dimana soal dari setiap sekolah adalah sama. Kedua kelas yang menjadi sampel diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen satu diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu

variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe NHT

untuk menemukan variasi yang muncul dari setiap variabel bebas terhadap

variabel terikatnya, yaitu hasil belajar. Oleh karena itu penelitian ini

termasuk penelitian eksperimen. Pada penelitian ini terdapat dua kelompok

eksperimen, yaitu kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2. Kelompok

eksperimen pertama adalah kelompok yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelompok eksperimen kedua adalah

kelompok yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Penelitian ini hanya dapat mengontrol variabel model, tetapi tidak dapat

mengontrol variabel luar yang mungkin juga mempengaruhi hasil belajar.

Oleh karena itu penelitian ini termasuk Penelitian quasi eksperiment

(eksperimen semu).

Untuk mengetahui perbedan hasil belajar melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe NHT, maka pada penelitian ini

akan diukur dengan alat ukur yang sama. Hasil pengukuran tersebut akan

digunakan sebagai data sampel, yang kemudian dianalisis dengan teknik

statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan

langkah-langkah tersebut, maka penelitian ini termasuk penelitian dengan

metode kuantitatif.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan The Randomized Control Group Pretest –

Posttests Design. Desain penelitian ini, sebelum diberi perlakuan atau

treatmen baik kelas eksperimen 1 maupun kelas pembanding (eksperimen 2)

diberi pretest sebagai tes awal. Dan untuk mengetahui perbedaan antara

kelas eksperimen 1 dan kelas pembanding (eksperimen 2) dilakukan

pembandingan melalui hasil postets (Sanjaya,2013:105). Sampel di

kelompokan menjadi kelompok eksperimen satu dan eksperimen dua

(pembanding) secara acak dan diberi tes awal, tes awal berupa nilai UTS

dimana soal dari setiap sekolah adalah sama. Kedua kelas yang menjadi

sampel diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen satu diberikan

perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

26

TGT dan kelas eksperimen dua diberikan perlakuan pembelajaran

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model desain

penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Kelompok Tes awal Perlakuan Tes akhir

A T1 X1 T2

B T1 X2 T2

A : Kelas Eksperimen 1

B : Kelas Eksperimen 2 (pembanding)

X1: perlakuan 1 dengan pembelajaran menggunakan model cooperative

learning tipe TGT

X2: perlakuan 2 dengan pembelajaran menggunakan model cooperative

learning tipe NHT

T1: Hasil belajar tes awal

T2: Hasil belajar tes akhir

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus Abiyasa Kabupaten Semarang

yaitu pada siswa kelas IV SD Negeri Rogomulyo 02, SD Negeri Kaliwungu 02

Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang semester genap tahun ajaran

2013/2014.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu:

a. Tahap Perencanaan (Maret 2014)

Tahap perencanaaan meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal dan

pengajuan ijin penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan (April - Mei 2014)

Tahap pelaksanaan meliputi eksperimen dan pengumpulan data.

Eksperimen dilakukan 4 kali pertemuan per sekolah.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

27

Tabel 3.2

Jadwal Penelitian

No. Hari, Tanggal Kegiatan

1 Rabu, 16 April 2014 Wawancara dengan guru Matematika dan observasi terhadap kelas eksperimen 2.

2 Kamis, 17 April 2014 Wawancara dengan guru Matematika dan observasi terhadap kelas eksperimen 2

3 Senin, 28 April 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan NHTpada kelas eksperimen 2 pertemuan I.

4 Selasa, 29 April 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan NHT eksperimen 2 pertemuan II.

5 Rabu, 30 April 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan TGT eksperimen 1 pertemuan I.

6 Kamis, 1 Mei 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan TGT eksperimen 1 pertemuan II.

7 Senin, 12 Mei 2014 Pelaksanaan pembelajaran dengan NHT pada kelas eksperimen 2 pertemuan III.

8 Selasa, 13 Mei 2014 Posttest kelas eksperimen 2

9 Rabu, 14 Mei 2014 Pelaksanaan pembelajaran pada TGT kelas eksperimen pertemuan III

10 Kamis, 15 Mei 2014 Posttest kelas eksperimen 1

c. Tahap Penyelesaian ( Mei – Juni 2014)

Tahap ini mencakup proses pengolahan data, analisis data, penyusunan

laporan penelitian dan ujian skripsi.

C. Populasi dan Sambel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2010). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri gugus Abiyasa Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, dengan

jumlah siswa dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

28

Tabel 3.2

Populasi Penelitian Nama Sekolah Jumlah Siswa

L P Jumlah

SD Negeri Kaliwungu 01 3 6 9

SD Negeri Kaliwungu 02 14 13 27

SD Negeri Kaliwungu 03 12 8 20

SD Negeri Kaliwungu 04 3 4 7

SD Negeri Kaliwungu 05 4 9 13

SD Negeri Rogomulyo 01 6 13 19

SD Negeri Rogomulyo 02 6 14 20

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel ini diperoleh melalui teknik

pengambilan sampel cluster random sampling (sampel acak klaster), cluster

random sampling sendiri merupakan pengambilan sampel secara acak yang

dikenakan secara berturu-turut terhadap unit-unit atau sub-sub populasi,

kluster - kluster tersebut dianggap homogen ( sama antara satu dengan yang

lain, untuk klaster yang dipilih ditetapkan sebagai anggota sampel)

(Budiyono, 2003:37). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri Gugus Abiyasa, dimana populasi tersebut dikelompokan dalam tujuh

kluster yaitu, siswa SD Negeri Kaliwungu 01, siswa SD Negeri Kaliwungu 02,

siswa SD Negeri Kaliwungu 03, siswa SD Negeri Kaliwungu 4, siswa SD Negeri

Kaliwungu 05, siswa SD Negeri Rogomulyo 01, siswa SD Negeri Rogomulyo

02. Dimana masing–masing cluster mempunyai kemampuan yang heterogen,

dari cluster tersebut dipilih 2 cluster secara acak dan didapat siswa SD Negeri

Kaliwungu 02 dan siswa SD Negeri Rogomulyo 02, yang secara berturut-turut

dijadikan sebagai kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

29

menggunakan model pembelajaran kooperatif, yang mana penelitian ini

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan NHT. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika pada siswa yang

berupa hasil belajar matematika pada materi menggunakan lambang

bilangan Romawi.

E. Definisi Operasional

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model

Pembelajaran Kooperatif dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Gugus

Abiyasa Kab.Semarang Tahun ajaran 2013/2014.

1. Hasil belajar matematika (Y)

Hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai seseorang setelah

seseorang melakukan kegiatan belajar yang ditunjukan dengan hasil evaluasi

belajar, yang dapat berupa tes untuk mengetahui kemampuan yang telah

dicapai siswa setelah menerima pelajaran matematika.

2. Model Pembelajaran Kooperatif (X)

Model pembelajaran kooperatif adalah suatu metode dimana para

siswa bekerja aktif, saling membantu satu sama lain di dalam kelompoknya

untuk mempelajari materi dan tentunya dengan arahan guru dimana guru

juga berperan untuk menyiapkan bahan-bahan dan informasi untuk

membantu para siswa dalam menyelesaikan masalah. Terdapat dua macam

pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini yaitu TGT dan NHT.

a. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (X1)

Model pembelajaran TGT merupakan model pembelajaran yang

menitik beratkan belajar dengan kelompok dan mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru secara bersama-sama. Siswa akan lebih aktif dalam

pembelajaran, karena akan dituntut tanggungjawab setiap individu dan

tanggung jawab kelompok akan mengikuti game pada akhir pokok bahasan

pembelajaran

b. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT (X2)

Model pembelajaran NHT adalah suatu model pembelajaran yang

mengarah pada pembagian nomor yang berbeda pada setiap kelompok,

pembagian pertanyaan pada kelompok dan berfikir bersama dalam

kelompok untuk menyelesaikan masalah yang berbeda. Salah satu siswa

dipanggil secara acak untuk menjawab pertanyaan, jadi semua anggota

kelompok harus paham dengan jawaban kelompok tersebut. Hal itu

membuat siswa lebih bertanggung jawab dan dan memacu setiap siswa

untuk memahami materi.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

30

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang diperoleh

dari dokumen-dokumen yang telah ada (Budiyono, 2003). Dalam penelitian

ini, metode dokumentasi akan dipakai untuk memperoleh data nilai UTS

pada semester II (dua) dari setiap kelas untuk mengetahui keseimbangan

awal kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Data tersebut diperoleh

dari dokumentasi guru, yaitu daftar nilai UTS semester II.

b. Metode Tes

Metode tes adalah cara pengumpulan data yang berupa pertanyaan-

pertanyaan atau instruksi-intruksi kepada subjek penelitian(Budiyono, 2003).

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

setelah diberi perlakuan.

c. Metode Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data dimana peneliti

melakukan pengamatan terhadap subyek penelitian demikian hingga si

subjek tidak tahu bahwa dia sedang diamati (Budiyono, 2003:53). Dalam

penelitian ini metode observasi menggunakan alat berupa lembar observasi

untuk mengetahui keterlaksanaannya suatu pembelajaran yang dilakukan

oleh pengajar, dan lembar observasi diisi oleh guru pengamat.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah alat yang digunakan untuk

mengukur hasil belajar siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil

belajar dan lembar observasi. Tes hasil belajar matematika siswa yaitu tes yang

digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang yang

telah diberikan. Sedangkan lembar observasi digunakan untuk mengukur

keterlaksanaan dalam tahapan pembelajaran. Tes hasil belajar ini dalam

bentuk tes objektif yang terdiri dari 20 soal dengan 4 pilihan jawaban. Skor

yang menjawab benar adalah 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Tes hasil

belajar matematika diberikan sesudah siswa mempelajari materi dengan

pembelajaran kooperatif tipe TGT, dan tipe NHT pada kelasnya masing-masing.

Kisi-kisi instrument test tertera pada Lampiran 7. Sedangkan lembar observasi

tertera pada Lampiran 11.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

31

H. Uji Validitas Instrumen

Valid adalah suatu ukuran yang menunjukkan suatu kevalidan atau

kesahihan suatu instrument (Arikunto ,2006). Instrument dikatakan valid jika

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Dalam penelitian ini akan dilakukan validitas konstruk dan butir soal,

pada

a. validitas konstruk dilakukan melalui experts judgment (penilaian yang

dilakukan oleh para pakar) yaitu dosen atau guru matematika di sekolah

sampel. Mereka dimintai pendapat mengenai instrumen tersebut untuk

tujuan evaluasi. Hasil validasi ahli secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 8. Hasil dari validasi ahli secaara ringkas tertera pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Validasi Butir Soal Oleh Ahli

Nama Komentar Keterangan

1. Suyono, S.Pd (Guru kelas IV)

- Soal bervariasi dan mudah dimengerti

- Soal perlu diurutkan dar iyang mudah ke yang sulit

Butir soal sudah dapat

diujikan kepada siswa

2. Suryanto, S.Pd (Guru kelas V)

- Soal sudah sesuai dengan KD - Soal bervariasi dan jelas - Soal perlu diurutkan dari yang

mudah kemudian sulit - Perhatikan peletakan option

Soal dapat digunakan

untuk mengukur hasil

belajar siswa

3. Yustinus M.Pd (Dosen matematika)

- Bilangan romawi untuk ordinal, bukan suatu kuantitas

- Perbaiki bahasa menjadi lebih baik dan komunikatif

Soal sudah dapat

diujikan kepada siswa

Setelah instrument dinyatakan memenuhi validitas ini, maka

instrumen siap untuk di uji cobakan.

b. Butir Soal

Perhitungan butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.3

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

32

Tabel 3.3

Uji Validitas Butir Soal

No

Soal

Validitas Taraf Kesukaran No

Soal

Validitas Taraf Kesukaran

R

Ket rxy>

0,376

P Ket 0,2 ≤ P ≥

0,8

R Ket

rxy>

0,376

P Ket

0,2 ≤ P ≥ 0,8

1 .464

Valid 0,6 terpakai 11 .389

Valid 0,76 Terpakai

2

.258

Tidak

valid

0,9 Tidak

terpakai

12

.690

Valid 0,72 Terpakai

3

.199

Tidak

valid

0.96 Tidak

terpakai

13

.188

Tidak

valid

0,56 Tidak

terpakai

4 .611

Valid 0,68 Terpakai 14 .559

Valid 0,76 Terpakai

5

.129

Tidak

valid

0,84 Tidak

terpakai

15

.499

Valid 0,64 Terpakai

6 .583

Valid 0,8 Terpakai 16 .384

valid 0,72 Terpakai

7 .402

Valid 0.8 Terpakai 17 .481

valid 0,84 Ttidak

terpakai

8

.481

Valid 0,85 Tidak

terpakai

18

.062

Tidak

valid

0,12 tidak

terpakai

9 .564

Valid 0,56 Terpakai 19 .617

valid 0,6 Terpakai

10 .477

Valid 0,64 Terpakai 20 .389

valid 0,76 Terpakai

1) Uji Validitas Instrumen

Mengukur validitas item instrumen menggunakan rumus korelasi

product moment dengan angka kasar. Rumus korelasi product moment

dengan angka kasar tersebut adalah sebagai berikut (Arikunto, 2006)

= ( )( )

√[ ( ) ][ ( ) ]

: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X : skor item dari semua responden

Y : skor total seluruh responden

N : banyaknya subjek

Setelah diperoleh koefisien kemudian dibandingkan dengan

. Jika maka instrumen dikatakan valid dengan =

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

33

0,376 (Sugiyono, 2010). Uji validitas soal dilakukan dengan menggunakan

SPSS 16 for windows.

Berdasarkan uji validitas posttest menggunakan SPSS 16 for

windows diperoleh data yaitu dari 20 item soal 13 soal dinyatakan valid

meliputi nomor 1, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,17, 19, 20. Sementara

soal yang dinyatakan tidak valid meliputi nomor 2, 3, 5, 13, 18.

2) Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

Butir soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat

kesukaran yang memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Untuk menghitung tingkat kesukaran setiap butir soal digunakan

rumus sebagai berikut.

P =

P = indeks kesukaran untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria uji butir yang digunakan jika memenuhi syarat 0,2 ≤ P ≥ 0,8

(Budiyono,2011:30). Berdasarkan hasil analisis, terdapat 7 butir soal yang

dibuang meliputi nomor 2, 3, 5, 8, 13, 17, 18 dan butir yang digunakan

meliputi nomor 1, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 19, 20.

3) Uji Reliabilitas

Suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran dengan

instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut

dilakukan pada orang yang sama, pada waktu yang berlainan atau pada

orang-orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama)

(Budiyono, 2003:65). Instrumen soal dikatakan valid apabila koefesien

reliabilitasnya ≥ 0,7 (Budiyono, 2003:72). Pengukuran reliabilitas pada

panelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas

Teknik Kuder – Richardson (KR - 20)

r11 = (

) (

)

r11 = koefisien reliabilitas instrumen

n = banyaknya butir instrumen

p1 = proporsi banyaknya subjek yang menjawab benar pada butir ke – i

q1 = 1 - p1

= variansi untuk skor total

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

34

Pengujian reliabilitas menggunakan SPSS for Windows dan hasilnya

dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel. 3.4

Cronbach's

Alpha N of Items

.849 13

Reliabilitas instrumen yang diperoleh sebesar 0,849 ≥ 0,7 , maka

instrument soal valid dan sudah dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan akhir pada siswa.

I. Teknik Analis Data

Pada penelitian ini, uji analisis data dilakukan dalam dua tahap yaitu

sebagai berikut,

1. Uji Kemampuan Awal

Uji kemampuan awal digunakan untuk mengetahui apakah

kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2

seimbang atau tidak. Data yang digunakan adalah nilai siswa pada UTS

semester 2. Adapun prosedur ujinya adalah sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel-sampel

yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas dengan menggunakan metode Shapiro–Wilk dengan alat bantu

software SPSS 16. Dengan rumusan,

H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H0 diterima jika nilai signifikan labih besar dari 0,05

b. Uji Homogenitas

Uji homogentitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua

kelompok sampel berasal dari dua populasi dengan varian yang homogen

atau tidak. Pada penelitian menggunakan metode Levene untuk menguji

apakah sampel-sampel yang diambil mempunyai variansi yang sama.

Dengan rumusan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

35

H0 : =

: kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki

varian yang sama

H1 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang memiliki varian

yang tidak semua variansinya sama.

H0 diterima jika nilai signifikan labih besar dari 0,05

c. Uji Beda Rerata

Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan dua

kelompok mean dari dua sampel yang berbeda. Data yang digunakan

adalah nilai rata-rata ulangan akhir semester 1 mata pelajaran Matematika

kelas IV pada siswa-siswa yang diambil sebagai sampel. Statistik uji yang

digunakan adalah uji - t. Namun sebelum dilakukan uji t, harus dilakukan

uji normalitas populasi sebagai uji prasyarat dan uji homogenitas variansi

populasi untuk menentukan uji t yang akan digunakan.

Adapun langkah-langkah uji independent t-test adalah sebagai

berikut.

H0 : μ1 = μ2 : Kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT sama dengan

kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

H1 : μ1 ≠ μ2 :Kemampuan siswa pada kelompok yang diajar model

pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak sama dengan

kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Taraf Signifikansi : = 5%

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2.

Data yang digunakan adalah skor hasil belajar setelah kedua kelompok diberi

perlakuan. Uji hipotesis dapat dilihat dari hasil Uji independent t-test.

Namun sebelum dilakukan uji t, harus dilakukan uji normalitas populasi

sebagai uji prasyarat dan uji homogenitas variansi populasi untuk

menentukan uji t yang akan digunakan.

Adapun langkah-langkah uji independent t-test adalah sebagai berikut.

H0 : μ1 = μ2 : Kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT sama dengan

kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. 1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4998/4/T1_202010121_BAB III...statistika untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. ... kelompokan menjadi

36

H1 :μ1 ≠ μ2:Kemampuan siswa pada kelompok yang diajar model

pembelajaran kooperatif tipe TGT tidak sama dengan

kemampuan siswa pada kelompok yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Taraf Signifikansi : = 5%