BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1. -...
-
Upload
nguyenngoc -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1.1. -...
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis, Prosedur dan Lokasi Penelitian
3.1.1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksperimen. Menurut
Sugiyono (2010: 9) Jenis-jenis metode penelitian juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan, dan tingkat kealamian/ natural setting
obyek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat
diklasifikasikan menjadi penelitian dasar/ basic research, penelitian
terapan dan penelitian pengembangan. Metode Penelitian Esperimen
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan/ treatment tertentu.
Menurut teori diatas, jenis penelitian ini menggunakan penelitian
eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab akibat dimana secara nyata ada kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil perlakuan.
3.1.2. Desain penelitian
Desain eksperimen yang digunakan peneliti adalah Quasi
(Nonequevalent Grup Desain). Dimana dalam desain ini terdapat dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang tidak
dipilih secara random. Diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal
adakah perbedaan untuk kelompok eksperimen (O1) dan kelompok
kontrol (O3). Secara homogenitas, hasil pretest yang baik adalah bila nilai
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berbeda secara
signifikan. Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen (X) , dan
pengaruh pembelajaran (O2&O4).
45
Desain eksperimen
Nonequevalent Control Grup Desain
01 X1 02
03 X2 04
Gambar 4
Desain Penelitian (Sugiyono, 2010:79)
Keterangan :
01 = Pretest untuk kelompok eksperimen untuk mengetahui keadaan
awal.
03 = Pretest untuk kelompok kontrol untuk mengetahui keadaan awal.
X1 = Treatment/perlakuan untuk kelompok eksperimen yaitu kelas IVA
SDN Lemahireng 01 dan kelas IVA SDIT Permata Bunda,
pembelajaran dengan menggunakan model Inquiry Learning.
X2 = Treatment/perlakuan untuk kelompok kontrol yaitu kelas IVB SDN
Lemahireng 01 dan kelas IVB SDIT Permata Bunda, pembelajaran
dengan menggunakan model Discovery Learning.
02 = Posttest untuk kelompok eksperimen setelah mengikuti
pembelajaran dengan model Inquiry Learning.
04 = Posttest untuk kelompok kontrol setelah mengikuti pembelajaran
Discovery Learning.
3.1.3. Populasi dan Sampel
3.1.3.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009:39). Populasi pada penelitian ini
adalah SD Gugus Kartika, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
SD Gugus Kartika terdiri dari 6 sekolah yaitu SDN Lemahireng 01
(SD Inti), SDN Lemahireng 02, SDN Lemahireng 03, SDN
Lemahireng 05, SDN Harjosari 01, SDIT Permata Bunda, dan
46
semuanya terdapat 8 kelas IV atau berjumlah 234 siswa dari semua
SD Gugus Kartika tersebut.
Tabel 4
SD Gugus Kartika Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
No Nama Sekolah Jumlah Siswa
Kelas IV Status Sekolah
1 SDN Lemahireng 01 IVA = 30
IVB = 30
SD Inti
2 SDN Lemahireng 02 31 SDN Imbas dekat inti
3 SDN Lemahireng 03 24 SD Imbas jauh dari Inti
4 SDN Lemahireng 05 18 SD Imbas jauh dari inti
5 SDN Harjosari 01 43 SD Imbas dekat inti
6 SDIT Permata
Bunda
IVA = 28
IVB = 28
SD Swasta
Jumlah 234
3.1.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 81). Sampel dari
penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN Lemahireng 01 dan kelas
IVA SDIT Permata Bunda sebagai kelas eksperimen serta kelas IVB
SDN Lemahireng 01 dan kelas IVB SDIT Permata Bunda sebagai
kelas kontrol. Keempat kelas tersebut mempunyai jumlah kelas IVA
SDN Lemahireng 01 adalah 30 siswa, kelas IVA SDIT Permata
Bunda adalah 28 siswa, kelas IVB SDN Lemahireng 01 adalah 30
siswa dan kelas IVB SDIT Permata Bunda adalah 28 siswa.
3.1.3.3. Teknik Pengambilan Sampel.
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel (Sugiyono. 2012: 81). Pada penelitian ini menggunakan
teknik sampling Cluster Sampling (Area Sampling) karena penelitian
pada gugus sekolah dasar. Teknik sampling daerah digunakan untuk
47
menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber sangat luas
(Sugiyono, 2012: 83). Pada SD Gugus Kartika terdapat 6 Sekolah
Dasar yaitu SDN Lemahireng 01 (SD Inti), SDN Lemahireng 02,
SDN Lemahireng 03, SDN Lemahireng 05, SDN Harjosari 01, dan
SDIT Permata Bunda. Karena cakupan sangat luas dan karena
keterbatasan waktu dan biaya, maka peneliti mengambil 4 kelas IV
yang mewakili satu Gugus Kartika yaitu SDN Lemahireng 01 (SD
Inti) kelas IVA dan kelas IVB, serta SDIT Permata Bunda kelas IVA
dan kelas IVB.
3.1.4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SDN Lemahireng 01 dan SDIT
Permata Bunda, Gugus Kartika Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang,
tepatnya pada kelas IV semester II tahun pelajaran 2014/2015.
3.2.Variabel Penelitian
Macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.2.1. Variabel Independen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah
penggunaan model Inquiry Learning dengan model Discovery Learning.
3.2.2. Variabel Dependen
Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa kelas IVA dan kelas IVB SDN Lemahireng 01 serta kelas
IVA dan kelas IVB SDIT Permata Bunda, Gugus Kartika Kecamatan
Bawen, Kabupaten Semarang mata pelajaran IPA materi Perubahan
Lingkungan Semester II tahun ajaran 2014/2015.
3.2.3. Definisi Operasional
Definisi operasional pada variabel bebas (x) dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran Inquiry Learning dan Discovery Learning.
model Inquiry Learning dan Discovery Learning adalah model
pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan konsep dan prinsip
48
sendiri. Sedangkan batasan untuk variabel dependen (y) yaitu hasil belajar
IPA kelas III.
3.3.Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.3.1. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk
mengumpulkan atau memperoleh data dalam penelitian. Berikut teknik
pengumpulan data yang digunakan :
1. Tes
Alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini
adalah tes formatif hasil yang dilaksanakan dalam bentuk soal pilihan
ganda. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA materi perubahan lingkungan kelas IV semester 2 SDN
Lemahireng 01 serta SDIT Permata Bunda yang terletak di Kecamatan
Bawen Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.
2. Non Tes
Teknik non tes adalah pengukuran yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa tanpa menggunakan tes. Penelitian ini menggunakan
teknik non tes berupa observasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti nyata dari penelitian yang telah
dilakukan tersebut. Disini peneliti mengambil foto dalam proses
mengajar sebagai bukti penelitian.
3.3.2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah soal tes dan
lembar observasi. Tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa
antara siswa kelas kontrol dengan siswa kelas eksperimen. Jenis tes yang
digunakan adalah tes formatif berupa soal pilihan ganda. Kisi-kisi yang
digunakan untuk membuat soal tes berdasarkan KD yang telah ditetapkan
diambil dari silabus IPA kelas IV SD semester II.
49
a. Instrumen Lembar Obervasi
Obervasi digunakan untuk mendapatkan data tentang
pencapaian pengajar dalam pemberian treatment di dalam kelas.
Observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Learning pada kelas
eksperimen dan Discovery Learning pada kelas kontrol. Jadi, saat
guru kelas mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
tersebut di dalam kelas, peneliti mengamati dan mengisi lembar
pengamatan.
Berikut ini adalah lembar observasi terhadap proses
pembelajaran yang menggunakan model Inquiry Learning pada kelas
eksperimen:
Tabel 5
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kelompok Eksperimen
No Kegiatan Aspek yang diamati No Item
1. Awal
pembelajaran
1. Mengkondisikan peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran.
1
2. Melakukan apersepsi pembelajaran. 2
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 3
4. Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Inquiry Learnig
4
5. Melakukan motivasi pembelajaran. 5
2. Inti pelajaran Orientasi
1. Bertanya tentang angin
6
2. Memancing siswa untuk menyebutkan
pengertian angin dan nama-nama angin
yang mereka ketahui
7
50
No Kegiatan Aspek yang diamati No Item
Merumuskan masalah
3. Menampilkan video terjadinya angin
darat dan angin laut
8
4. Menampilkan video terjadinya hujan 9
5. Berdasarkan video tersebut siswa
merumuskan permasalahan
10
Merumuskan hipotesis
6. Membagi siswa kedalam beberapa
kelompok Inquiry
11
7. Melalui kerja kelompok siswa
mengidentifikasi tentang penyebab
perubahan lingkungan
12
Mengumpulkan data
8. Mengawasi dan mengarahkan jalannya
diskusi
13
9. Membantu penyelidikan kelompok
dengan menyediakan fasilitas untuk
membantu siswa memecahkan masalah
14
Menguji hasil
10. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
15
11. Mengarahkan siswa lain untuk bertanya
atau menanggapi hasil kerja kelompok
yang persentasi didepan kelas
16
Merumuskan kesimpulan
12. Bertanya jawab mengenai materi
pembelajaran
17
13. Bersama-sama merumuskan kesimpulan 18
3. Penutup 1. Melakukan refleksi 19
2. Memberikan soal evaluasi 20
51
Berikut ini adalah lembar observasi terhadap proses pembelajaran
yang menggunakan model Discovery Learning pada kelas kontrol:
Tabel 6
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kelompok Kontrol
No Kegiatan Aspek yang diamati No Item
1. Awal
pembelajaran
1. Mengkondisikan peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran.
1
2. Melakukan apersepsi pembelajaran. 2
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran. 3
4. Menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Discovery Learnig
4
5. Melakukan motivasi pembelajaran. 5
2. Inti pelajaran Stimulus
1. Bertanya kepada siswa tentang angin 6
2. Guru menampilkan video tentang
terjadinya angin darat dan angin laut
7
3. Guru menampilan video tantang
terjadinya hujan
8
Identifikasi Masalah
4. Guru membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok Discovery
9
5. Memberikan suatu permasalahan pada
peserta didik.
10
6. Memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengidentifikasi
permasalahan yang diberikan
11
Mengumpulkan Data
7. Guru meminta setiap kelompok untuk
mendiskusikan permasalah yang ada
pada lembar kerja kerja kelompok
12
8. Membimbing siswa merencanakan
kegiatan untuk menyelesaikan masalah
13
52
No Kegiatan Aspek yang diamati No Item
Mengolah Data
9. Mengawasi dan mengarahkan jalannya
diskusi
14
10. Membantu penyelidikan kelompok
dengan menyediakan fasilitas untuk
membantu siswa memecahkan masalah
15
Menguji Hasil
11. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya
16
12. Mengarahkan siswa lain untuk bertanya
atau menanggapi hasil kerja kelompok
yang persentasi didepan kelas
17
Menyimpulkan
13. Bertanya jawab mengenai materi
pembelajaran
18
14. Bersama-sama merumuskan
kesimpulan
19
3. Penutup 1. Melakukan refleksi 20
2. Memberikan soal evaluasi 21
b. Tes tertulis
1. Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar
mengajar dengan suatu perlakukan yang diberikan. Tes ini digunakan
untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta
mengetahui tingkat kesetaraan siswa antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
53
Tabel 7
Kisi-kisi instrumen Soal Evaluasi Penelitian
Materi Pembelajaran Perubahan Lingkungan kelas IV
SD Gugus Kartika Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Semester II
Tahun Ajaran 2014/2015
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Item
Soal
Bentuk
Soal
10. Memahami
perubahan
lingkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan
10.1. Mendeskripsikan
berbagai
penyebab
perubahan
lingkungan fisik
(angin, hujan,
cahaya matahari,
dan gelombang
air laut)
1. Mengidentifikasi
berbagai faktor
penyebab perubahan
lingkungan fisik
(terjadinya hujan,
angin, gelombang air
laut)
2. Menentukan
pengaruh perubahan
lingkungan yang di
sebabkan oleh hujan,
angin, cahaya
matahari, dan
gelombang air laut
3. Menjelaskan akibat
yang ditimbulkan
oleh hujan, angin,
cahaya matahari, dan
gelombang air laut
2, 3, 6,
7, 8,
11, 25,
28.
9,10,
12,13,
16,19,
21,22,
23,24,
26,27,
30.
1, 4, 5,
14, 15,
17, 18,
20, 29.
Pilihan
ganda
3.4.Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah angka yang menunjukkan proposi
peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal (Slameto, 2001). Semakin
rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Tingkat kesukaran
soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan
54
tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat
kesukaran (P), dapat dihitung dengan rumus:
Menurut Naniek Sulistya Wardani ( 2009:8:7), rentang skor tingkat
kesukaran berkisar 0 – 1, ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Rentang Skor Tingkat Kesukaran
0.00 – 0.27 Sukar
0.26 – 0.75 Sedang
0.76 – 1.00 Mudah
Tingkat kesukaran soal uraian menurut klarifikasi Puspendik dalam
Rahma Zulaiha (2008:34) diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus:
TK : Mean / Skor Maksimum
Keterangan :
TK : Tingkat kesukaran soal uraian
Mean : Rata-rata Skor siswa
Skor Maksimum : Skor maksimum perolehan soal.
3.5. Uji Instrumen Penelitian
3.5.1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes
individual setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Inquiry Learning. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu
diuji cobakan di kelas uji coba yaitu di kelas IV SDN Harjosari 01
P = Jumlah peserta didik yang menjawab benar dibagi dengan jumlah
peserta didik keseluruhan atau
P = Proposi peserta didik yang menjawab dengan benar
55
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Menurut Sujana, (2010: 12)
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada
(Corrected Item-Total Correlation). Selanjutnya untuk menentukan suatu
item tertentu valid atau tidak digunakan pedoman Ali (1978: 105) dapat
digunakan pedoman nilai koefisien kolerasi sebagai berikut:
0,00 – 0,20 = dianggap tidak ada validitas
0,21 – 0,40 = validitas rendah
0,41 – 0,60 = validitas sedang
0,61 – 0,80 = validitas tinggi
0,81 – 1,00 = validitas sempurna
Untuk uji validitas soal tes akhir setelah dianalisis dengan
menggunakan bantuan SPSS for windows version 18.0, dapat diketahui
bahwa dari 30 soal pilihan ganda yang diujikan terdapat 5 soal yang tidak
valid, yaitu soal nomor 19 dengan corrected item-Total correlation sebesar
0,513; nomor 23 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,050;
nomor 26 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,148; nomor
27 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,247; dan yang
terakhir nomor 28 dengan corrected item-Total correlation sebesar 0,195.
Untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
20, 21, 22, 24, 25, 29, 30 dinyatakan valid karena memiliki nilai corrected
item-Total correlation lebih dari 0,301.
3.5.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah secara keseluruhan dinyatakan valid atau handal dalam
mengukur apa yang hendak diukur, maka selanjutnya instrumen-instrumen
tersebut perlu dilihat konsistensinya yaitu dengan mengukur reliabilitas
dari masing-masing variabel. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan
bantuan komputer menggunakan program SPSS Release 18.0 dengan
syarat Cronbach Alpha lebih besar daripada 0,60 maka pertanyaan tersebut
56
dikatakan reliabel. Tabel di bawah ini dapat dilihat hasil pengujian
reliabilitas dari item-item pertanyaan yang diajukan.
Uji reabilitas dimaksudkan untuk menjamin ketepatan atau keajegan
instrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal,
konsisten, dan stabil, sehingga bila digunakan berkali-kali akan
menghasilkan data yang sama. Pengukuran tingkat reliabilitas alat
pengukur data dalam penelitian ini dengan menggunakan Alpha
croncbrach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolak ukur dari tingkat
reliabilitasnya. Tahap uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 18.0 for windows/ statistical product and
service solutions.
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk
menguji instrumen tiap butir soal yang nantinya akan digunakan dalam tes
individu setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji
cobakan di kelas uji coba yaitu kelas IV SDN Harjosari 01 Kec. Bawen.
Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut
dalam menilai apa yang dinilainya, artinya, kapan pun penilaian tersebut
digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2008: 16).
Dapat diartikan sejauh mana instrumen dapat diandalkan, Uji reliabilitas
penelitian adalah dengan menggunakan teknik Alpha yang dikembangkan
oleh George dan Mallery (1995) untuk menentukan tingkat reliabilitas
instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut :
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7< ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8< ≤ 0,9 : reliabilitas bagus
α > 0,9 : reliabilitas memuaskan
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada tabel 3.2 (terlampir)
diketahui bahwa instrumen-instrumen dalam penelitian ini memenuhi
pengujian reliabilitas. Hal ini diketahui besarnya Cronbach Alpha lebih
besar daripada 0,60. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa variabel-
57
variabel dalam penelitian ini secara keseluruhan konsisten dalam
mengukur apa yang diukur.
3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menentukan analisis data, yaitu
menganalisis data nilai siswa pada kelas eksperimen mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Learning dan nilai siswa pada
kelas kontrol yang mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran
Discovery Learning, apabila data berdistribusi normal maka dapat
digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi
normal maka digunakan statistik nonparametrik.
Untuk keperluan analisis data selanjutnya, maka akan lebih mudah
dan lancar bila variabel-variabel yang diteliti mengikuti distribusi tertentu.
Dari teori kemungkinan apabila populasi yang diteliti berdistribusi normal
maka konklusi bisa diterima, tetapi apabila populasi tidak berdistribusi
normal maka konklusi berdasarkan teori tidak berlaku. Oleh sebab itu,
sebelum mengambil keputusan berdasarkan teori tersebut perlu diperiksa
terlebih dahulu normalitas distribusinya, apakah pada taraf signifikansi
tertentu atau tidak. Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk
mengetahui normal tidaknya distribusi penelitian masingmasing variabel
penelitian. Uji normalitas data penelitian ini menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnof (Santoso 1999:311).
Data dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS versi 18.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas. Jika probabilitas >
0,05 maka data penelitian berdistribusi normal. Di samping menggunakan
uji Kolmogorov Smirnov analisis kenormalan data ini juga didukung dari
Plot of Regression Standardized Residual. Apabila grafik yang diperoleh
dari output SPSS ternyata diperoleh titik-titik yang mendekati garis
diagonal, dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.
58
Teknik analisis uji normalitas data penelitian menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS for windows
version 18,0 dapat dilihat bahwa dari Uji normalitas data nilai siswa kelas
IV SDN Lemah Ireng 02 dengan kolmogorov-Smirnov Test di peroleh
nilai KSZ sebesar 0,871 dan Asymp. Sig. Sebesar 0,433 lebih besar dari α
(0,05) maka dapat disimpulkan data distribusi normal sehingga model
regresi sudah memenuhi asumsi normalitas dan layak di pakai dan
dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya.
Teknik analisis uji normalitas data penelitian menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program SPSS for windows
version 18 dapat dilihat bahwa dari Uji normalitas data nilai siswa kelas IV
A SDIT Permata Bunda dengan kolmogorov-Smirnov Test di peroleh nilai
KSZ sebesar 0,975 dan Asymp. Sig. Sebesar 0,298 lebih besar dari α
(0,05) maka dapat disimpulkan data distribusi normal sehingga model
regresi sudah memenuhi asumsi normalitas dan layak di pakai dan
dilanjutkan ke tahap pengujian selanjutnya.
3.6.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian
kedua kelompok homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas varian
digunakan rumus sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010: 140), hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai Ftabel
pada taraf signifikansi 5%. Kedua varian homogen jika Fhitung < Ftabel.
dk pembilang nb - 1 dan dk penyebut nk - 1. Uji homogenitas varian ini
bisa menggunakan software SPSS 18.0 yaitu analyze-comperemean-
aneway Anova.
3.6.3. Uji Beda Rata-rata
Uji Beda Rata-Rata dengan Uji t dua Samples Bebas atau
Independent Samples t test digunakan untuk menguji apakah ada
59
perbedaan antara dua kelompok sampel yang bebas (Dwi Priyatno, 2011:
155).
Sebelum dilakukan uji t test (Independent Samples t test)
sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test
(Levena,s Test), artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal
Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian berbeda
menggunakan Equal Variances Not Assumed (diasumsikan varian
berbeda), dan jika varian berbeda menggunakan Equal Variances Not
Assumed (Dwi Priyatno, 2010: 35).
3.6.4. Uji Hipotesis
Tahap Uji Beda Rata-Rata dengan Uji Independent T Test ini
menggunakan program SPSS Statistics 18 for windows.
Hipotesis penelitian ini disampaikan sebagai berikut:
Ho: Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa
menggunakan model Inquiry Learning dan model Discovery Learning.
Ha: Ada perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa
menggunakan model Inquiry Learning dan model Discovery
Learning
Hasil penelitian tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk
hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho: μIL = μDL
Ha: μIL μDL