BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik ... · hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1...

17
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati, sebanyak 24 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. SDN Jembangan terletak di Desa Jembangan Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati terdiri dari 6 Rombel dengan jumlah siswa sebanyak seratus tiga puluh empat (134), sebanyak delapan puluh satu (81) siswa laki-laki dan lima puluh tiga (53) putri. Tenaga Pendidik dan Kependidikan pada SD Negeri Jembangan 01 ini ada dua belas (12) orang, yang terdiri dari satu (1) orang kepala sekolah, enam (6) orang guru kelas, satu (1) orang guru Agama, satu (1) orang guru Penjasorkes, satu (1) orang guru Mulok Bahasa Inggris, satu (1) orang Pustakawan, satu (1) orang penjaga sekolah. Sedangkan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah antara lain berupa gedung sekolah yang terdiri 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah dan ruang tamu, 1 ruang kantor guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang perpustakaan,1 ruang UKS, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, 2 ruang pertemuan, 4 ruang wc yang terdiri dari 2 wc siswa dan 2 wc untuk guru, dan kantin. 3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan hasil belajar IPA. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran IPA yang saling mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai KD 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan; K.D 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestarian dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup hewan beberapa jenis makhluk hidup yang dilingkungan sekitarnya dan slogan pelestariannya,

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik ... · hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1...

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Setting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Jembangan 01 Kecamatan

    Batangan Kabupaten Pati pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.

    Subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan

    Kabupaten Pati, sebanyak 24 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

    SDN Jembangan terletak di Desa Jembangan Kecamatan Batangan Kabupaten Pati.

    SDN Jembangan 01 Kecamatan Batangan Kabupaten Pati terdiri dari 6 Rombel

    dengan jumlah siswa sebanyak seratus tiga puluh empat (134), sebanyak delapan puluh

    satu (81) siswa laki-laki dan lima puluh tiga (53) putri. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

    pada SD Negeri Jembangan 01 ini ada dua belas (12) orang, yang terdiri dari satu (1)

    orang kepala sekolah, enam (6) orang guru kelas, satu (1) orang guru Agama, satu (1)

    orang guru Penjasorkes, satu (1) orang guru Mulok Bahasa Inggris, satu (1) orang

    Pustakawan, satu (1) orang penjaga sekolah. Sedangkan sarana dan prasarana yang

    dimiliki oleh sekolah antara lain berupa gedung sekolah yang terdiri 6 ruang kelas, 1 ruang

    kepala sekolah dan ruang tamu, 1 ruang kantor guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang

    perpustakaan,1 ruang UKS, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, 2 ruang pertemuan, 4

    ruang wc yang terdiri dari 2 wc siswa dan 2 wc untuk guru, dan kantin.

    3.2 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

    Variabel dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

    dan hasil belajar IPA.

    Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran IPA yang

    saling mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai KD 3.1 Menganalisis

    hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1

    Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan

    tumbuhan; K.D 3.2 Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta

    mengaitkan dengan upaya pelestarian dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup hewan

    beberapa jenis makhluk hidup yang dilingkungan sekitarnya dan slogan pelestariannya,

  • 28

    melalui langkah-langkah pembelajaran membentuk kelompok asal @ 4 orang, menerima

    bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, membetuk kelompok ahli, diskusi untuk

    menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, kembali ke kelompok asal,

    masing-masing ahli menjelaskan bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji, masing-

    masing ahli menyajikan laporan hasil diskusi sesuai keahliannya dalam diskusi kelas.

    Hasil belajar IPA adalah besarnya angka yang diperoleh dari pengukuran

    pengetahuan (analisis) dan ketrampilan (menyajikan laporan).

    3.3 Prosedur Penelitian

    Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang digunakan

    adalah model spiral dari C. Kemmis dan MC Taggart (1998). Prosedur penelitian

    menggunakan minimal 2 siklus sampai tujuan pembelajaran tercapai.

    Prosedur penelitian dapat digambarkan melalui gambar 3.1 sebagai berikut:

    Gambar 3.1

    PTK Model Spiral C. Kemmis dan Mc. Taggart

    Berdasarkan gambar 3.1 prosedur PTK dapat dilakukan melalui beberapa siklus,

    jika pada siklus 1 belum mencapai tujuan penelitian, maka diteruskan ke siklus berikutnya

    sampai tujuan tercapai. Tahapan penelitian dari setiap siklus dadalah sebagai berikut :

  • 29

    Siklus 1

    Dalam pelaksanaan siklus 1 terdapat 3 langkah yaitu :

    1. Perencanaan

    Kegiatan dalam perencanaan yang dilakukan adalah mengajukan permasalahan

    pembelajaran yang ada, kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    dengan KD 3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada

    hewan dan tumbuhan dan, KD 4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk

    dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan yang disajikan pada RPP (lampiran 1 RPP

    dan seperangkatnya), menyiapkan materi daun, bunga, buah dan biji pada lampiran 1,

    membuat media berupa gambar-gambar daun, bunga, buah dan biji pada lampiran 2,

    membuat kisi-kisi pengukuran hasil belajar yang secara rinci pada tabel 3.1 pada lampiran

    3, membuat instrumen butir soal pada lampiran 5 dan membuat rubrik pengukuran

    ketrampilan yang disajikan dalam tabel 3.3 pada lampiran 4. Membuat lembar observasi

    tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru kelas 4 dan membuat lembar

    observasi tindakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw siswa yang terdapat pada

    (lampiran 10 lembar observasi siklus 1) .

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan RPP dengan

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah dirancang. Selama

    proses pembelajaran dilakukan observasi untuk mengobservasi apakah kegiatan

    pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Kegiatan ini

    dilakukan oleh guru kelas dan dibantu teman sejawat yang berperan sebagai observer

    pada waktu pelaksanaan pembelajaran.

    3. Tahap refleksi

    Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan

    proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi bermaksud

    untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan tindakan pembelajaran yang diberikan. Hasil

    refleksi siklus 1 ini akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan pelaksanan siklus 2.

    Kekurangan pada siklus 1 diperbaiki pada siklus 2

  • 30

    Siklus 2

    Perencanaan siklus 2 dirancang apabila hasil dari siklus 1 belum mencapai

    keberhasilan yang telah ditentukan, dan sebagai penyempurnaan dari kekurangan siklus

    sebelumnya. Pelaksanaan siklus 2 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yaitu terdiri

    dari :

    1. Perencanaan

    Kegiatan perencanaan dalam siklus 2 ini adalah mengacu permasalahan

    pembelajaran yang muncul di siklus 1, kemudian menyusun RPP tentang KD 3.2

    Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan

    upaya pelestarian, dan KD 4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup

    yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan dan upaya pelestariannya yang disajikan

    pada (lampiran 2 RPP dan seperangkatnya), menyiapkan materi daur hidup dan hubungan

    makhluk hidup dengan lingkungannya pada lampiran 1, menyiapkan media berupa gambar

    hewan yang disajikan secara rinci pada lampiran 2, membuat kisi-kisi pengukuran hasil

    belajar yang secara rinci disajikan dalam tabel 3.2 yang terdapat pada lampiran 3,

    membuat instrumen butir soal yang disajikan pada lampiran 5, membuat rubrik pengukuran

    ketrampilan yang disajikan dalam tabel 3.4 yang terdapat pada lampiran 4. Membuat

    lembar observasi tindakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw guru kelas 4 dan

    lembar observasi tindakan model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw siswa yang

    terdapat pada (lampiran 11 lembar observasi siklus 2).

    2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

    Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu mengimplementasikan RPP tentang

    masalah kewajiban dan hak sebagai warga masyarakat. Selama proses pembelajaran

    dilakukan observasi untuk melakukan pengamatan apakah pembelajaran yang

    berlangsung sesuai dengan RPP. Kegiatan ini dilakukan oleh guru kelas dan dibantu

    teman sejawat yang berperan sebagai observer pada saat pelaksanaan pembelajaran.

    3. Tahap Refleksi

    Kegiatan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dari observasi pada

    siklus 2. Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari

    tindakan pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil refleksi ini digunakan untuk

  • 31

    menentukan tingkat keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan dan sebagai dasr

    pertimbangan untuk menyusun laporan.

    3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penilaian

    Data yang digunakan dalam PTK adalah data primer yang diperoleh langsung

    dari observasi dan ulangan.

    Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah teknik tes dan non tes.

    Instrumen yang digunakan dalam teknik tes adalah butir soal dan instrumen yang

    digunakan dalam teknik non tes berupa observasi adalah lembar observasi yang

    dilengkapi dengan rubrik pengukuran keterampilan (psikomotor).

    Pembuatan rubrik pengukuran mengacu pada kisi-kisi instrumen penelitian .

    Adapun kisi-kisi instrumen penelitian disajikan dalam tabel 3.1 dibawah ini.

  • 32

    Tabel 3.1

    Kisi – kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 1

    Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

    Aspek TeknikPenilaian

    No. Item Kognitif Psikomotorik Tes/

    Non tes

    Bentuk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ngin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan temapt bermain.

    3.1 Menganalisis hubungan antara bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan.

    3.1.1 menjelaskan bentuk dan fungsi daun 3.1.2 menjelaskan bentuk dan fungsi bunga 3.1.3 menjelaskan bentuk dan fungsi buah 3.1.4 menjelaskan bentuk dan fungsi biji

    √√ √√

    Tes Obyektif Pilihan Ganda

    3, 5, 8,10,12, 13,14,15, 16,17,18,19,21,23

    3.1.5 menganalisis bentuk dan fungsi daun 3.1.6 menganalisis bentuk dan fungsi bunga 3.1.7 menganalisis bentuk dan fungsi buah 3.1.8 menganalisis bentuk dan fungsi biji

    √√√√

    Tes Obyektif Pilihan Ganda

    1, 2, 4, 6, 7, 9, 11, 20, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30

    4. Menyajikan pengetahuan faktual dan anak sehat, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

    4.1 Menyajikan laporan hasil pengamatan tentang bentuk dan fungsi bagian tubuh hewan dan tumbuhan.

    4.1.1 menyajikan laporan hubungan bentuk dan fungsi daun/bunga/buah dan biji.

    √ Observasi

    Rubrik Ketrampilan

    B. 1, 2, 3

  • 33

    Tabel 3.2

    Kisi – kisi Instrumen Penilaian IPA Siklus 2

    Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator

    Aspek TeknikPenilaian

    No. Item Kognitif Psikomotorik Tes/

    Non tes

    Bentuk 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

    3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ngin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan temapt bermain.

    3.2. Membandingkan siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup serta mengaitkan dengan upaya pelestarian

    3.2.1 Menjelaskan perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis serta upaya pelestariannya

    3.2.2 Menjelaskan perbandingan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya

    Tes Pilihan Ganda

    1, 5, 6, 8, 9, 11, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 25, 26, 27, 28

    3.2.3 Menganalisis hubungan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis serta upaya pelestariannya

    3.2.4 Menganalisis hubungan siklus hidup hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya

    Tes Pilihan Ganda

    2, 3, 4, 7, 10, 12, 14, 15, 21, 22, 23, 24, 29, 30

    4. Menyajikan pengetahuan faktual dan anak sehat, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

    4.2 Membuat skema siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup yang ada dilingkungan sekitarnya dan slogan pelestariannya,

    4.2.1 Menyajikan skema siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hidep hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya

    √ Observasi

    Rubrik Ketrampilan

    B. 1, 2, 3

  • 34

    Mendasarkan pada kisi-kisi instrumen penilaian, langkah berikutnya menyusun

    instrumen pengukuran yang berupa butir soal dan rubrik pengukuran untuk keterampilan.

    Butir soal siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 5 (lampiran 1 dan lampiran 2

    RPP dan seperangkatnya) dan rubrik pengukuran ketrampilan siklus 1 disajikan dalam

    tabel 3.3 dan tabel 3.4 berikut ini:

    Tabel 3.3 Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Laporan

    Bentuk Dan Fungsi Daun, Bunga, Buah dan Biji Siklus 1

    Kriteria

    Sangat Baik (4)

    Baik (3)

    Cukup (2)

    Perlu Pendampingan

    (1)

    Cara menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji

    Menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan dengan lengkap.

    Menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan cukup lengkap.

    Menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan kurang lengkap.

    Belum dapat menemukan cara menganalisis bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji ber dasarkan hasil pengamatan.

    Laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji

    Menyajikan laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan dengan sistematis.

    Menyajikan laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan dengan cukup sistematis.

    Menyajikan laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan dengan kurang sistematis.

    Belum dapat menyajikan laporan cara pemecahan masalah bentuk dan fungsi daun, bunga, buah dan biji berdasarkan hasil pengamatan

    Menyajikan Informasi .

    Menyajikan semua informasi dengan sistematis sehingga mudah dipahami.

    Menyajikan sebagian besar informasi dengan sistematis sehingga cukup mudah dipahami

    Menyajikan sebagian informasi dengan sistematis sehingga kurang dapat dipahami.

    Menyajikan informasi dengan tidak sistematis sehingga sulit dipahami

  • 35

    Tabel 3.4 Rubrik Pengukuran Psikomotorik Penyajian Skema Siklus Hidup

    Makhluk Hidup Siklus 2

    Kriteria

    Sangat Baik (4)

    Baik (3)

    Cukup (2)

    Perlu Pendampingan (1)

    Cara menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya

    Menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan dengan lengkap.

    Menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan cukup lengkap.

    Menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan kurang lengkap.

    Belum dapat menemukan cara menganalisis perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan.

    Laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya

    Menyajikan laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan dengan sistematis.

    Menyajikan laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan dengan cukup sistematis

    Menyajikan laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil peng amatan dengan kurang sistematis

    Belum dapat menyajikan laporan cara pemecahan masalah perbandingan siklus hidup hewan tanpa metamorfosis dan siklus hewan dengan metamorfosis serta upaya pelestariannya berdasarkan hasil pengamatan

    Menyajikan Informasi .

    Menyajikan semua informasi dengan sistematis sehingga mudah dipahami

    Menyajikan sebagian besar informasi dengan sistematis sehingga cukup mudah dipahami

    Menyajikan sebagian informasi dengan sistematis sehingga kurang dapat dipahami.

    Menyajikan informasi dengan tidak sistematis sehingga sulit dipahami

    Penilaian (penskoran) : total skor siswa x 10 total skor maksimal Contoh: 2+3+1 = 6 x 10 = 5 12 12

  • 36

    3.5 Uji Instrumen Penilaian

    Uji Validitas Instrumen

    Sudijono, A., dalam Wardani Naniek Sulistya dkk (2014:342) menyatakan bahwa

    validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item untuk mengukur pa yang

    seharusnya. Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid,

    jika skor pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah

    dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada korelasi positif yang signifikan

    antara skor item dengan skor totalnya, atau dengan bahasa statistik, ada kolerasi positif

    yang signifikan antara skor item dengan skor totalnya. Teknik yang digunakan untuk

    mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan

    Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product moment dengan angka kasar

    adalah sebagai berikut:

    ∑ ∑ ∑

    {∑ {∑ { ∑ {∑

    Keterangan:

    rxy = Koefisien korelasi pearson

    x = Variabel bebas

    y = Variabel terikat

    n = Jumlah data

    Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19,0. Ada berbagai

    pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir instrumen. Kriteria validitas

    intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan bahwa suatu item instrumen dianggap

    valid jika memiliki koefissien corrected item to total correlation ≥ 0,468 apabila jumlah

    siswa sebanyak 18. Sebelum instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan,

    maka sebelumnya perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal

    formatif untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 18 siswa di SDN Klayusiwalan 02

    Kecamatan Batangan Kabupaten Pati. Butir soal terdiri dari 30 butir dan berbentuk soal

  • 37

    pilihan ganda. Hasil uji validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 19,0 disajikan melalui tabel

    3.5 di halaman berikut:

    Tabel 3.5 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1

    No Urut No Butir Soal Corrected Item-Total Correlation Kriteria

    1 1 ,464 Valid

    2 2 ,490 Valid

    3 3 ,037 Tidak Valid

    4 4 ,474 Valid

    5 5 ,283 Tidak Valid

    6 6 ,086 Tidak Valid

    7 7 ,676 Valid

    8 8 ,472 Valid

    9 9 ,506 Valid

    10 10 ,089 Tidak Valid

    11 11 ,652 Valid

    12 12 ,468 Valid

    13 13 ,505 Valid

    14 14 ,089 Tidak Valid

    15 15 ,503 Valid

    16 16 ,526 Valid

    17 17 ,585 Valid

    18 18 ,711 Valid

    19 19 ,198 Tidak Valid

    20 20 ,611 Valid

    21 21 ,526 Valid

    22 22 ,627 Valid

    23 23 ,237 Tidak Valid

    24 24 ,032 Tidak Valid

    25 25 ,298 Tidak Valid

    26 26 ,547 Valid

    27 27 ,676 Valid

    28 28 ,611 Valid

    29 29 ,530 Valid

    30 30 ,344 Tidak Valid

    Sumber : Olahan SPSS

    Berdasarkan tabel 3.5 nampak bahwa butir soal nomor 3, 5, 6, 10, 14, 19, 23, 24,

    25,dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,468. Berdasarkan klasifikasi

    validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,468, artinya butir soal tidak valid,

    maka 10 butir soal nomor nomor 3, 5, 6, 10, 14, 19, 23, 24, 25,dan 30 dibuang dan tidak

  • 38

    digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian dibutuhkan 20 butir soal, dan

    terpenuhi 20 butir soal, maka 20 butir soal yang valid digunakan dalam penelitian ini.

    Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2, secara rinci dapat disajikan

    melalui tabel 3.6 di halaman berikut.

    Tabel 3.6 Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2

    No Urut No Butir Soal Corrected Item-Total Correlation Kriteria

    1 1 ,477 Valid

    2 2 ,478 Valid

    3 3 ,477 Valid

    4 4 ,622 Valid

    5 5 ,067 Tidak Valid

    6 6 ,517 Valid

    7 7 ,497 Valid

    8 8 ,566 Valid

    9 9 ,477 Valid

    10 10 ,292 Tidak Valid

    11 11 ,600 Valid

    12 12 ,497 Valid

    13 13 ,622 Valid

    14 14 ,121 Tidak Valid

    15 15 -,053 Tidak Valid

    16 16 ,478 Valid

    17 17 ,566 Valid

    18 18 ,663 Valid

    19 19 ,183 Tidak Valid

    20 20 ,641 Valid

    21 21 ,478 Valid

    22 22 ,497 Valid

    23 23 ,270 Tidak Valid

    24 24 ,156 Tidak Valid

    25 25 ,622 Valid

    26 26 ,566 Valid

    27 27 ,641 Valid

    28 28 ,544 Valid

    29 29 ,025 Tidak Valid

    30 30 -,418 Tidak Valid

    Sumber : Olahan SPSS

  • 39

    Berdasarkan tabel 3.6 nampak bahwa butir soal nomor 5,10, 14, 15, 19, 23, 24,

    29, dan 30 corrected item to total correlation di bawah 0,468. Berdasarkan klasifikasi

    validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,468, artinya butir soal tidak valid,

    maka 9 butir soal nomor 5,10, 14, 15, 19, 23, 24, 29, dan 30 dibuang dan tidak digunakan

    dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal, maka butir soal

    nomor 3 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski soal tersebut valid, karena

    validitasnya rendah yaitu di bawah 0,468. Lebih jelasnya perhitungan uji validitas tes

    formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.

    Reliabilitas Instrumen

    Instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen yang bila digunakan beberapa kali

    untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,

    2011:348).

    Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan ganda

    untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien reliabilitas dengan

    KR20 (Sugiyono, 2011: 359) adalah:

    { ∑

    }

    Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 19,0 dan

    intrepetasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam Cronbach’s Alpha. Seperti

    yang terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil Belajar yang ditulis oleh Wardani

    Naniek Sulistya dan Slameto (2012:92) yang tersaji melalui tabel 3.7 berikut:

    Keterangan:

    k = jumlah item dalam instrumen

    pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

    qi = 1-pi

    st2 = varians total

  • 40

    Tabel 3.7 Indeks Relibilitas

    No Indeks Interpretasi

    1 0,80 – 1,00 Sangat reabilitas

    2 0,60 - 0,80 Reabilitas

    3 0,40 - 0,60 Cukup reliabel

    4 0,20 – 0,40 Agak reliabel

    5 < 0,20 Kurang reliabel

    Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014: 346)

    Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk soal pilihan ganda, yang terdiri dari 30

    butir soal, dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Klayusiwalan 02 Kecamatan Batangan

    Kabupaten Pati sejumlah 18 siswa. Untuk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen

    butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 3.8 berikut.

    Tabel 3.8

    Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2

    No Urut Siklus Jumlah butir soal Cronbach’s Alpha Interpretasi

    1 1 30 ,853 Sangat reliabilitas

    2 2 30 ,865 Sangat reliabilitas

    Sumber : Olahan SPSS

    Berdasarkan tabel 3.8 nampak bahwa uji reliabilitas butir soal menunjukkan

    Cronbach’s Alpha butir soal untuk siklus 1 sebesar 0,853; dan pada siklus 2 sebesar

    0,865. Besarnya Cronbach’s Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00,

    maka butir soal yang di uji cobakan termasuk sangat reliabel. Dengan demikian,

    instrumen butir soal untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian. Lebih

    jelasnya perhitungan uji reliabilitas tes formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat

    dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.

    Tingkat Kesukaran Soal

    Menurut Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:344), tingkat kesukaran

    adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir

    soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada

    tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks

    tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini.

  • 41

    Keterangan

    B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul

    N = Jumlah peserta didik

    P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar

    Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83), tingkat

    kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarrnya berkisar

    0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tingkat

    kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut ini.

    Tabel 3.9

    Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

    Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

    0,01 – 0,25 0,26 – 0,75 0,76 – 1,00

    Sukar Sedang Mudah

    Sumber: Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2014:339)

    Hasil uji coba butir soal sebanyak 30 dianalisis item, untuk mengetahui tingkat

    kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir soal sedang yang akan

    digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran masing-masing

    butir soal pada siklus 1 disajikan melalui tabel 3.10 berikut.

    Tabel 3.10

    Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1 Nomor Butir Soal Frekuensi Interpretasi

    1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 26, 28, 29, 30

    27 Sedang

    3, 6, 19 3 Mudah

    Jumlah 30

    Sumber : Olah data primer

    Tabel 3.10 menunjukkan distribusi tingkat kesukaran butir soal siklus 1. Hasil

    analisis terhadap tingkat kesukaran butir soal siklus 1 adalah dari 30 butir soal yang diuji

  • 42

    cobakan, terdapat 27 butir soal tingkat kesukaran butir soal sedang, dan 3 butir soal

    tingkat kesukaran mudah. Tingkat kesukaran butir soal sedang digunakan dalam penelitian

    ini. Penelitian ini membutuhkan 20 butir soal, sehingga 7 butir sisanya meski tingkat

    kesukaran butir soal sedang, dibuang.

    Hasil uji coba butir soal pada siklus II sebanyak 30 butir, dilakukan analisis item,

    untuk mengetahui tingkat kesukaran masing-masing butir soal. Tingkat kesukaran butir

    soal sedang yang akan digunakan dalam penelitian ini. Secara rinci, besarnya tingkat

    kesukaran masing-masing butir soal pada siklus 2 disajikan melalui tabel 3.11 berikut.

    Tabel 3.11

    Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2

    Nomor Butir Soal Frekuensi Interpretasi

    1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29, 30

    27 Sedang

    7,12,19 3 Mudah

    Jumlah 30

    Sumber : Olah data primer

    Hasil analisis butir soal siklus 2 yang terdiri dari 30 butir soal dilakukan analisis item,

    untuk mengetahui besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus 2. Hasil analisis butir soal

    siklus 2 dari 30 butir soal, terdapat 27 butir soal dengan tingkat kesukaran soal sedang,

    dan 3 butir soal tingkat kesukaran mudah. Butir soal yang dibutuhkan 20 butir. Butir soal

    dengan tingkat kesukaran sedang ada 27 butir soal. Dari 27 butir soal yang tingkat

    kesukaran butir soal sedang, digunakan dalam penelitian sebanyak 20 butir saja dan 7

    butir soal sisanya dibuang. Printout siklus 1 dan siklus 2 disajikan melalui lampiran 5

    3.6 Indikator Kinerja

    Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian ini, apabila hasil belajar

    IPA siswa dikatakan tuntas dengan KKM >80, mencapai minimal 75% dari seluruh siswa

    pada siklus 1, dan pada siklus 2, seluruh siswa (100%) mencapai hasil belajar

    berdasarkan ketuntasan belajar.

  • 43

    3.7 Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif, yaitu teknik analisis

    data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan

    hasil belajar dengan KKM ≥ 80, skor rata-rata, skor minimum, dan skor maksimum pra

    siklus, siklus 1 dan siklus 2.