BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis...
65
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Adapun penelitian yang akan diterapkan adalah
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah jenis penelitian
yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas
sekolah. Seperti yang dikemukakan Mulyasa (2009: 36)
bahawa Penelitian Tindakan Sekolah merupakan upaya
peningkatan kinerja sistem pendidikan dan meningkatkan
menejemen sekolah agar menjadi produktif, efektif dan
efisien. jenis penelitian ini perlu diperkenalkan kepada
kepala sekolah dan pengawas sekolah nelalui pendidikan
dan pelatihan (diklat) PTS. Dalam pelaksanaan diklat PTS,
diharapkan kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat
(1) memahami PTS sebagai bagian dari penelitian ilmiah,
(2) memahami makna PTS, (3) memahami penyusunan
usulan PTS, (4) melaksanakan dan melaporkan hasil PTS
yang dilakukannya.
Menurut Direktorat Tendik (2008: 4) Langkah –
Langkah PTS terdiri atas empat tahap, yaitu planning
(Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan
reflection (refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap PTS
dapat dilihat pada gambar berikut:
66
1. Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan
penelitian peneliti menyusun rumusan masalah,
tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di
dalamnya instrument penelitian dan perangkat
pembelajaran
2. Tindakan dilakukan setelah rancangan disusun.
Tindakan merupakan bagian yang akan dilakukan
dalam Penelitian Tindakan Sekolah dalam penelitian
3. Pengamatan dilakukan waktu guru dibimbing dalam
menyusun PTK. Instrumen yang umum dipakai
adalah lembar observasi,dan cacatan lapangan yang
dipakai untuk memperoleh data secara objektif yang
tidak dapat terekam melalui lembar observasi,
misalnya kemampuan menyusun PTK dari latar
belakang masalah dan pelaksanaan tindakan kelas
4. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan
yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
model siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
Taggart (dalam Ritawati, 2008:69). Proses penelitian
merupak proses daur ulang atau siklus yang dimulai
aspek , mengembangkan perencanaan, melakukan
observasi terhadap tindakan dan melakukan refleksi
terhadap perencanaan kegiatan tindakan dan kesuksesan
67
hasil yang diperoleh. Pada setiap akhir tindakan dinilai
dengan instrument kemampuan guru menyusun PTK.
1. Perencanaan
Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan
peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini
merupakan upaya memperbaiki kekurangan guru dalam
menyusun PTK kegiatan yang akan dilakukan adalah (1)
menyusun jadwal bimbingan menyusun PTK, (2)
membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa
lembar observasi memperoleh data nontes, (3)
menyiapkan refleksi dan perbaikan dalam melaksanakan
PKB.
2. Tindakan
Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan
sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau
perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses
pelaksanaan PKB dilaksanakan lebih maksimal dan baik.
Dengan adanya pelaksanaan PKB dapat
meningkatkan kemampuan guru menyusun PTK dan
menguasai knmpetensi – kompetensi guru secara
keseluruhan. Dengan hal ini guru akan mudah dalam
mengerjakan administrasi yang menyangkut dengan
tugas pokoknya dalam meningkatkan karir.
3. Observasi
Observasi adalah mengamati hasil atau dampak
68
dari tindakan-tindakan yang dilakukan pengawas.
Observasi dilaksanakan peneliti selama kegiatan
berlangsung. Observasi meliputi pengawas terhadap guru.
4. Refleksi
Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan.
Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan
revisi terhadap rencana selanjutnya atau terhadap
rencana awal siklus II.
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil
kemampuan guru dalam mengajar siklus I. Jika
kemampuan tersebut belum memenuhi nilai target yang
telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan
masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan
dicarikan alternatif pemecahannnya pada siklus II.
Pelaksanaan kegiatan penelitian ini dilakukan di
wilayah Kabupaten Grobogan. Kegiatan penelitian ini
untuk mencari keberhasilan pelaksanaan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dalam
peningkatan karir guru ini diselenggarakan selama 2
kali, yaitu pada tanggal 7 Januari 2016 dan pada
tanggal 19 Januari 2016. Penelitian yang dilaksanakan
ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai tingkat keberhasilan akademis yang telah
diraih. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang
dapat digambarkan sebagai berikut:
69
Tabel 3.1: Pokok-pokok Rencana Kegiatan PTS
SIKLUS LANGKAH RENCANA KEGIATAN
HASIL
Siklus
1
Perencanaan · Identifikasi
masalah dan
penetapan
tindakan
· Perumusan skenario tindakan
· Persiapan
tindakan:
instrumen, sarana
prasarana,
kolaborator, jadwal, dsb.
· Penentuan macam-
macam data yang
diperlukan dan
bagaimana cara memperolehnya.
· Identifikasi
masalah
· Penetapan
tindakan
· Rumusan masalah
· Judul penelitian
· Rumusan tujuan
penelitian
· Proposal
penelitian · Instrumen dan
jenis data yang
dibutuhkan
· Langkah-langkah
pengumpulan data
Pelaksanaan · Setting tindakan
sesuai dengan
skenario
· Pelaksanaan
tindakan sesuai
dengan skenario
· Tindakan dapat
dilaksanakan
sesuai skenario
Pengamatan · Pengamatan dilakukan dengan
instrumen
· Data diperoleh
sesuai prosedur
· Seluruh kejadian dalam proses
tindakan dicatat
dalam lembar
observasi dan
catatan lapangan
· Data kuantitatif · Data kualitatif
· Catatan
peristiwa selama
proses tindakan
Refleksi · Evaluasi tindakan
dan data-data yang diperoleh
· Pertemuan
membahas hasil
evaluasi
· Merencanakan langkah-langkah
siklus 2
· Perubahan atau
perbailkan yang terjadi
· Masalah atau
kesulitan yang
dialami
· Peristiwa yang terjadi di luar
skenario
70
· Rencana
langkah-langkah siklus 2.
Siklus
2
Perencanaan Rencana langkah
sesuai refleksi siklus
1
Pelaksanaan Pelaksanaan sesuai
skenario siklus 2
Pengamatan Pengamatan sesuai
rencana siklus 2
Refleksi Evaluasi siklus 2
Secara ringkas langkah-langkah pelaksanaan PKB
dapat diuraikan sebagai berikut:
Tahap 1: Setiap awal tahun semua guru wajib
melakukan evaluasi diri untuk merefleksikan kegiatan
yang telah dilakukan pada tahun ajaran sebelumnya.
Evaluasi diri dan refleksi merupakan dasar bagi seorang
guru untuk menyusun rencana kegiatan pengembangan
keprofesian yang akan dilakukan pada tahun tersebut.
Bagi guru yang mengajar pada lebih dari satu sekolah,
maka kegiatan evaluasi diri dilakukan di sekolah
induknya
Deskripsi evaluasi diri terhadap butir-butir
dimensi tugas utama/indikator kinerja guru, kompetensi
untuk menghasilkan publikasi ilmiah dan karya inovatif,
kompetensi lain yang dimiliki untuk menunjang
pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas (misalnya
TIK, bahasa Asing, dsb), dan kompetensi lain yang
dimiliki untuk melaksanakan tugas tambahan (misalnya
Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel,
71
dsb). Deskripsi usaha-usaha yang telah saya lakukan
untuk mempememenuhi dan mengembangkan berbagai
kompetensi tersebut. Deskripsi kendala yang saya hadapi
dalam memenuhi dan mengembangkan berbagai
kompetensi yang terkait dengan pelaksanaan tugas
utama/indikator kinerja guru dan/atau kinerja guru
dengan tugas tambahan. Deskripsi pengembangan
keprofesian berkelanjutan yang masih saya butuhkan
dalam memenuhi dan mengembangkan berbagai
kompetensi dan dimensi tugas utama/indikator kinerja
guru.
Tahap 2: Hasil evaluasi diri guru yang dilengkapi
dengan dokumen pendukung antara lain perangkat
pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru yang
bersangkutan selanjutnya akan digunakan untuk
menentukan profil kinerja guru dalam menetapkan
apakah guru akan mengikuti program peningkatan
kinerja untuk mencapai standar kompetensi profesi atau
kegiatan pengembangan kompetensi lebih lanjut.
Tahap 3: Melalui konsultasi dengan Kepala
Sekolah, Guru dan Koordinator Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan membuat perencanaan
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
Konsultasi ini diperlukan untuk menentukan apakah
kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
dilaksanakan di sekolah, di KKG/MGMP/MGBK,
72
dan/atau di LPMP/PPPPTK. Apabila kegiatan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dilaksanakan
di luar sekolah, perlu dikoordinasikan dengan
KKG/MGMP/MGBK dan koordinator pengembangan
keprofesian berkelanjutan di tingkat kabupaten/kota.
Tahap 4: Koordinator pengembangan keprofesian
berkelanjutan tingkat sekolah bersama dengan Kepala
Sekolah, menetapkan dan menyetujui rencana final
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi
guru (Format 2-3). Perencanaan tersebut memuat
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
akan dilakukan oleh guru baik secara mandiri dan/atau
bersama-sama dengan guru lain di dalam sekolah, di
KKG/MGMP/MGBK maupun kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. Dinas Pendidikan
diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan yang akan dilaksanakan di
kabupaten/kota dan memberikan anggaran atau subsidi
kepada sekolah maupun KKG/MGMP/MGBK.
Tahap 5: Guru menerima rencana program
pengembangan keprofesian berkelanjutan yang mencakup
kegiatan yang akan dilakukan di dalam dan/atau luar
sekolah. Rencana kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan juga mencakup sasaran yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu setelah guru mengikuti
program pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jika
73
diperlukan, dalam melaksanakan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan, seorang guru dapat menerima
pembinaan berkelanjutan dari seorang guru pendamping.
Guru pendamping tersebut ditetapkan oleh kepala
sekolah dengan syarat telah berpengalaman dalam
melaksanakan proses pembelajaran dan telah mencapai
standar kompetensi yang telah ditetapkan serta memiliki
kinerja minimal baik berdasarkan hasil penilaian kinerja
guru.
TAHAP 6: Guru selanjutnya melaksanakan
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang
telah direncanakan baik di dalam dan/atau di luar
sekolah. sekolah berkewajiban menjamin bahwa
kesibukan guru melaksanakan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan tidak mengurangi kualitas
pembelajaran peserta didik.
Setiap pengawas satuan pendidikan baik secara
berkelompok maupun secara perorangan wajib menyusun
rencana program pengawasan. Program pengawasan
terdiri atas (1) program pengawasan tahunan, (2) program
pengawasan semester, (3) rencana kepengawasan
manajerial (RKM), dan (4) rencana kepengawasan
akademik (RKA). Program pengawasan tahunan pengawas
satuan pendidikan disusun oleh kelompok pengawas
satuan pendidikan di kabupaten/kota melalui diskusi
terprogram. Kegiatan penyusunan program tahunan ini
74
diperkirakan berlangsung selama 1(satu) minggu
(Sudjana, 2006: 14).
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan
Kedungjati Kabupaten Grobogan dan dilaksanakan mulai
bulan Januari-Maret 2016.
3.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah guru-guru gugus
Hasanuddin Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan.
3.4. Indikator Keberhasilan
Analisis data kuantitatif ini dilakukan karir guru
dengan menggunakan pendekatan persentase yang
dikemukakan oleh (Ade Rusliana, 2007:6) dengan rumus
sebagai berikut:
Skor yang diperoleh (F)
Persentase perolehan skor = X 100%
Skor Maksimum (N)
Rentang skor masing masing kriteria dihitung
pembagian makna dibawah ini:
80% - 100% Sangat Baik 70% - 79% Baik 60% - 69% Cukup
<50% Kurang Sumber: Aderusliana (2007:6)
75
Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan yang dilaksanakan pengawas TK/SD dalam
meningkatkan karir guru dalam hal ini menyusun PTK di
Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dikatakan
berhasil jika nilai persentase yang diperoleh minimal >
75%
Terdapat beberapa indikator mengembangkan
keprofesian melalui tindakan reflektif yaitu:
a. Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik,
lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman
diri sendiri.
b. Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan
masukan dari teman sejawat atau hasil penilaian
proses pembelajaran sebagai bukti yang
menggambarkan kinerjanya
c. Guru melakukan penelitian, mengembangkan karya
inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya
seminar, konferensi) dan aktif dalam melaksanakan
PKB