BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian€¦ · penelitian akan membahas waktu/jadwal...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian€¦ · penelitian akan membahas waktu/jadwal...
25
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Dimana peneliti berkolaborasi
atau bekerjasama dengan guru kelas 4 untuk menerapkan model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) pokok bahasan gaya pada materi semester II. Peneliti sebagai pemberi
ide dan guru kelas yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub bahasan setting dan karakteristik subyek penelitian ini di dalamnya
akan diuraikan beberapa sub pokok bahasan yaitu tempat penelitian akan
membahas lokasi atau tempat penelitian dilaksanakan, selanjutnya waktu
penelitian akan membahas waktu/jadwal pelaksanaan penelitian, sementara
sebyek penelitian akan membahas subyek yang akan diteliti yaitu siswa kelas 4
yang memilik hasil belajar IPA rendah.
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Kutowinangun 11 Jl. Butuh No. 1
Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Sarana dan prasarana yang dimiliki SDN
Kutowinangu 11 sudah cukup lengkap. Pasaranafisik yang dimiliki sekolah ini
yaitu 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan dan 1
ruang UKS, serta parkiran dan halaman sekolah yang cukup luas. Penelitian
dilakukan di SDN Kutowinangun 11 dikarenakan SD tersebut mudah dijangkau
dan letaknya cukup strategis.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2013/2014. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah
karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang
26
membutuhkan proses belejar mengajar yang efektif dan efisien. Penelitian ini juga
disesuaikan dengan KD yang akan diajarkan yaitu mata pelajaran IPA pokok
bahasan gaya. Alokasi waktu dalam penelitian dapat dilihat pada tabel, sebagai
berikut:
Table 3.1
Alokasi waktu penelitian
No Kegiatan
pelaksanaan
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Proposal
PTK
2
SIKLUS I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
3
SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Pelaporan
Pada bulan februari digunakan untuk menyusun proposal dan penyusunan
instrumen yang digunakan dalam penelitian. Pada bulan Maret minggu ke 1
sampai minggu ke 3 digunakan untuk perencanaan penelitian. Penelitian/tindakan
dilakukan pada minggu ke 4 bulan Maret setelah kegiatan UTS semester II dan
kegiatan jeda. Tindakan dan observasi dilakukan pada waktu bersamaa. Hasil
refleksi pada siklus I dijadikan panduan dalam perencanaan siklus II. Pada
minggu ke 2 bulan April dilanjutkan penelitian tindakan kelas siklus II. Kemudian
pada minggu ke 2 bulan April sampai bulan Mei dilakukan pengolahan data hasil
penelitian, membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi ujian serta persiapan
ujian.
27
3.2.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian yaitu siswa kelas 4
SDN Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga pada semester II tahun
pelajaran 2013/2014. siswa kelas IV SDN Kutowinangun 11 berjumlah 26 siswa,
yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Alasan pemilihan
siswa kelas IV sebagai populasi dan sekaligus sebagai sampel penelitian, karena
sebagian besar siswanya belum optimal hasil belajarnya pada mata pelajaran IPA.
Hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA
untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok bahasan gaya siswa kelas IV.
Penelitian ini dilakukan dilakukan di kelas 4 karena hasil belajar siswa terhadap
pelajaran IPA masih rendah dengan KKM yang diharapkan yaitu 67.
3.3 Variabel Penelitian
Sugiyono (2013:), mendefinisikan variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya
3.3.1 Jenis Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel Bebas
(X) dan Variabel Terikat (Y).
1) Variabel Bebas (X)
Sugiyono (2013) mendefinisikan variable bebas (independen) adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, variabel bebasnya
adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry).
2) Variabel Terikat (Y)
Sugiyono (2013) mendefinisikan variable terikat (dependen) merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable
bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar.
28
3.3.2 Hubungan antar Variabel
Variabel X mempengaruhi variabel Y. Model pembelajaran inkuiri
terbimbing (guided inquiry) mempengaruhi hasil belajar IPA materi tentang
Gaya siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun11 Salatiga Semester II.
3.3.3 Definisi Operasional Variabel
Sesuai judul penelitian "Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas 4 SDN
Kutowinangun 11 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014”, definisi
operasional dari variabel-variabel penelitian yang digunakan adalah:
a. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing adalah sebuah model yang intinya
melibatkan siswa ke dalam masalah asli dan menghadapkan mereka dengan
sebuah penyelidikan, membantu mengindentifikasi konseptual atau metode
pemecahan masalah yang terdapat dalam penyelidikan, dan mengarahkan
siswa mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
b. Hasil Belajar IPA hasil belajar perubahan pada diri siswa setelah belajar
IPA, dimana perubahan tersebut terjadi pada aspek kognitif, dimana yang
akan diukur adalah ingatan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).
3.4 Rencana Tindakan
Rencana Tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas disusun berdasarkan
masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara
operasional dapat dinyatakan bahwa rencana tindakan perlu disusun untuk
menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan. Ini
berarti, suatu tindakan harus dilakukan agar terjadi perubahan ke arah yang
diharapkan. Perubahan atau dampak atas tindakan yang dilaksanakan, baik yang
dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif, hendaknya dapat diobservasi atau
diukur. Hal ini sangat penting untuk diupayakan agar peneliti dapat mengetahui
tingkat efektivitas tindakan yang telah dilakukan.
Model penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Mc Taggart dalam
Madya (2006:10) bahwa penelitian tindakan kelas memberikan cara kerja yang
29
mengaitkan teori dan praktik menjadi kesatuan utuh gagasan dalam tindakan.
Rencana tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu PTK menggunakan
model spiral Kemmis dan Mc Targgart dengan menggunakan 2 siklus. Di dalam
setiap siklus terdapat 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi. Tahapan-tahapan dalam siklus tersebut dapat dilihat pada gambar
3.1.
Gambar 3.1
Model Siklus PTK dari Kemmis dan Mc Taggart
3.4.1 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri
terbimbing (Guided Inquiry) yang terdiri dari dua siklus yang masing-masing
tahapannya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, refleksi.
Adapun tahap-tahap dari masing-masing siklus sebagai berikut:
30
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan Model inkuiri terbimbing pada pokok bahasan pengaruh
gaya terhadap gerak benda.
2) Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran
3) Menyiapkan test akhir tiap siklus dengan materi pengaruh gaya
terhadap gerak benda
4) Lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran dalam RPP yang telah dibuat. Rincian pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model inkuiri terbimbing
(guided inquiry) yaitu sebagai berikut:
Pertemuan ke-1
1. Kegiatan awal
a. Pendahuluan
- Guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses
pembelajaran.
- Memberikan salam dan mengabsensi siswa
- Guru melakukan apersepsi: Meminta salah satu siswa melakukan
kegiatan membuka dan menutup pintu. “Apa yang dilakukan temanmu
saat membuka dan menutup pintu?” Dari beberapa jawaban siswa guru
mengarahkan ke materi pembelajaran.
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai..
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru menyajikan garis besar materi tentang pengertian gaya
- Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang jenis-jenis gaya
31
- Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah yang
diberikan kepada siswa dan menuliskan masalah di papan tulis “Apakah
gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak dan benda
bergerak menjadi diam?”
- Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam
membuat sebuah hipotesis tentang gaya dapat menyebabkan benda diam
menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam.
- Guru membimbing siswa dalam menetukan hipotesis relevan dari
masalah yang telah deberikan tentang gaya dapat menyebabkan benda
diam menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam.
b. Elaborasi
- Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok heterogen
- Guru dan siswa bersama-sama menentukan langkah-langkah percobaan
yang sesuai dengan hipotesis tentang gaya dapat menyebabkan benda diam
menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi diam.
- Siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan tentang gaya dapat
menyebabkan benda diam menjadi bergerak dan benda bergerak menjadi
diam sesuai dengan langkah-langkah yang telah dirancang.
- Guru membimbing siswa mendapatkan data berdasarkan percobaan
mengenai gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi bergerak dan
benda bergerak menjadi diam.
- Siswa mencatat hasil percobaan yang telah diamati di LKS
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil
pengolahan data tentang gaya dapat menyebabkan benda diam menjadi
bergerak dan benda bergerak menjadi diam.
- Kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang maju di depan.
- Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Penutup
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
32
- Guru memberikan tindak lanjut dengan menyuruh siswa mencari tentang
contoh kegiatan yang berhungan dengan gaya dalam kehidupan sehari-hari
- Guru menutup pelajaran dengan mengingatkan siswa untuk pelajaran
selanjutnya.
Pertemuan ke-2
1. Kegiatan Awal
a. Pendahuluan
- Guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses
pembelajaran.
- Memberikan salam dan mengabsensi siswa
- Guru melakukan apersepsi yaitu bertanya jawab tentang materi
sebelumnya dan mengarahkan ke materi pembelajaran.
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
2. Kegiatan Inti
a. Ekplorasi
- Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang contoh kegiatan yang
berhungan dengan gaya dalam kehidupan sehari-hari
- Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah yang
diberikan kepada siswa dan menuliskan masalah di papan tulis
“Bagaimanakah gaya yang deberikan pada benda sehingga menyebabkan
benda bergerak menjadi bergerak makin cepat dan benda bergerak menjadi
berubah arah?”
- Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam
membuat sebuah hipotesis tentang gaya dapat menyebabkan benda
bergerak menjadi bergerak makin cepat dan benda bergerak menjadi
berubah arah .
- Guru membimbing siswa dalam menetukan hipotesis relevan dari masalah
yang telah deberikan.
b. Elaborasi
- Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok heterogen
33
- Guru dan siswa bersama-sama menentukan langkah-langkah percobaan
yang sesuai dengan hipotesis tentang gaya dapat menyebabkan benda
bergerak menjadi bergerak makin cepat dan benda bergerak menjadi
berubah arah.
- Siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan tentang gaya dapat
menyebabkan benda bergerak menjadi bergerak makin cepat dan benda
bergerak menjadi berubah arah sesuai dengan langkah-langkah yang telah
dirancang.
- Guru membimbing siswa mendapatkan data berdasarkan percobaan
mengenai gaya dapat menyebabkan benda bergerak menjadi bergerak
makin cepat dan benda bergerak menjadi berubah arah
- Siswa mencatat hasil percobaan yang telah diamati di LKS
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil
pengolahan data tentang gaya dapat menyebabkan benda bergerak menjadi
bergerak makin cepat dan benda bergerak menjadi berubah arah.
- Kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang maju di depan.
- Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Penutup
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
- Guru memberikan evaluasi
- Guru memberikan penguatan kepada siswa
- Guru menutup kagiatan pembelajaran.
Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pokok
bahasan gaya dapat merubah bentuk benda dengan menerapkan model
inkuiri terbimbing.
34
2) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati kegiatan
situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung.
3) Menyiapkan evaluasi dengan pokok bahasan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerak benda.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario
pembelajaran dalam RPP yang telah dibuat. Rincian pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model inkuiri terbimbing
(guided inquiry) yaitu sebagai berikut:
Pertemuan ke-1
1. Kegiatan awal
a. Pendahuluan
- Guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses
pembelajaran.
- Memberikan salam dan mengabsensi siswa
- Guru melakukan apersepsi “Pernahkah kalian menjatuhkan telur ayam
ke lantai? Bagaimanakah bentuk telur itu setelah jatuh ke lantai?”
- Dari beberapa jawaban siswa guru mengarahkan ke materi pembelajaran.
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
- Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah yang
diberikan kepada siswa dan menuliskan masalah di papan tulis “Apakah
gaya dapat merubah bentuk benda?”
- Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam
membuat sebuah hipotesis tentang pengaruh gaya terhadap bentuk benda
- Guru membimbing siswa dalam menetukan hipotesis relevan dari masalah
yang telah diberikan tentang pengaruh gaya terhadap bentuk benda
35
b. Elaborasi
- Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok heterogen
- Guru dan siswa bersama-sama menentukan langkah-langkah percobaan
yang sesuai dengan hipotesis tentang pengaruh gaya terhadap bentuk
benda
- Siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan tentang pengaruh gaya
dorong terhadap bentuk benda sesuai dengan langkah-langkah yang telah
dirancang.
- Guru membimbing siswa mendapatkan data berdasarkan percobaan
mengenai pengaruh gaya terhadap bentuk benda
- Siswa mencatat hasil percobaan yang telah diamati di LKS
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil
pengolahan data tentang tentang pengaruh gaya terhadap bentuk benda.
- Kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang maju di depan.
- Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
yang telah dipelajari
3. Kegiatan Penutup
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran
- Guru memberikan tindak lanjut dengan menyuruh siswa mencari contoh
dalam kehidupan sehari-hari gaya yang mempengaruhi bentuk benda
- Guru menutup pelajaran dengan mengingatkan siswa untuk pelajaran
selanjutnya.
Pertemuan ke-2
1. Kegiatan Awal
a. Pendahuluan
- Guru mempersiapkan alat, media, ruang kelas dan siswa untuk proses
pembelajaran.
- Memberikan salam dan mengabsensi siswa
36
- Guru melakukan apersepsi “Siapa yang sering pergi ke kolam renang,
kemudian jika kalian berenang bagaimana keadaan tubuh kalian didalam
air?”
- Dari beberapa jawaban siswa guru mengarahkan ke materi pembelajaran.
- Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2. Kegiatan Inti
a. Ekplorasi
- Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang contoh dalam
kehidupan sehari-hari gaya yang mempengaruhi bentuk benda
- Guru membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah yang
diberikan kepada siswa dan menuliskan masalah di papan tulis “Apakah
gaya dapat mempengaruhi keadaan benda di dalam air?”
- Siswa deberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam
membuat sebuah hipotesis tentang pengaruh gaya terhadap keadaaan
benda di dalam air
- Guru membimbing siswa dalam menetukan hipotesis relevan dari masalah
yang telah deberikan.
b. Elaborasi
- Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok heterogen
- Guru dan siswa bersama-sama menentukan langkah-langkah percobaan
yang sesuai dengan hipotesis tentang pengaruh gaya terhadap keadaaan
benda di dalam air
- Siswa bersama kelompoknya melakukan percobaan tentang pengaruh gaya
terhadap keadaaan benda di dalam air sesuai dengan langkah-langkah yang
telah dirancang.
- Guru membimbing siswa mendapatkan data berdasarkan percobaan
mengenai pengaruh gaya terhadap keadaaan benda di dalam air
- Siswa mencatat hasil percobaan yang telah diamati di LKS
37
c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan tiap kelompok menyampaikan hasil
pengolahan data tentang pengaruh gaya terhadap keadaaan benda di dalam
air
- Kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang maju di depan.
- Guru bersama siswa meluruskan pemahaman yang keliru mengenai materi
yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Penutup
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.
- Guru memberikan evaluasi
- Guru memberikan penguatan kepada siswa
- Guru menutup kagiatan pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh observer dengan mengamati kegiatan
pembelajaran mulai dari awal, pertengahan sampai akhir kegiatan
pembelajaran pada siklus 2 dengan lembar observasi
d. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes. Refleksi pada
siklus I dilaksanakan segera setelah tahap implementasi/tindakan dan
observer selesai. Semua data yang diperoleh akan dipaparkan baik data hasil
evaluasi siswa maupun hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru.
Hasil refleksi siklus II diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang
telah ditetapkan, ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 11 dapat meningkat.
38
3.5 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 11 dalam mata pelajaran IPA setelah memperoleh tindakan,
adalah:
1) Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang sangat
menentukan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Observasi berarti
pengamatan dengan tujuan tertentu. Observasi dilakukan secara langsung pada
saat pembelajaran di kelas guna mengumpulkan data secara kualitatif mengenai
pembelajaran oleh guru untuk mencatat masalah yang terjadi pada saat
tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindak lanjut. Observasi
dilakukan di kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11 Salatiga oleh guru kelas.
2) Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data awal tentang nama siswa,
no induk, foto, dan hasil tes siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 11
Salatiga khususnya pada mata pelajaran IPA semester II tahun 2013/2014.
3) Tes
Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses belajar,
yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap siklus dengan menggunakan soal
objektif yaitu pilihan ganda.
3.5.2 Alat Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan soal tes yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk mengetahui
kemampuan siswa, dan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui
tindakan guru dan kegiatan belajar siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry).
39
Kisi-kisi lembar observasi kegiatan mengajar guru dan belajar siswa dapat
dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3. Kisi-kisi soal evaluasi siswa siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada tabel 3.4 dan 3.5.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Mengajar Guru
No Aspek Yang Diamati Nomor Item
1 Pra pembelajaran 1, 2
2 Kegiatan awal pembelajaran 3, 4, 5, 6
3 Kegiatan inti 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16
4 Kegiatan akhir
pembelajaran/penutup
17, 18, 19
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Belajar Siswa
No Aspek Yang Diamati Nomor Item
1 Pra pembelajaran 1, 2
2 Kegiatan awal pembelajaran 3, 4, 5, 6
3 Kegiatan inti 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
15, 16
4 Kegiatan akhir
pembelajaran/penutup
17, 18, 19
40
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siswa Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item soal
No. item
pilihan
ganda
Jumlah
item
7.
Memahami
gaya dapat
mengubah
gerak
dan/atau
bentuk suatu
benda.
7.1
Menyimpulkan
hasil percobaan
bahwa gaya
(dorongan dan
tarikan) dapat
mengubah gerak
suatu benda.
1. Mengidentifikasi
kan pengertian
gaya
1, 2, 8, 15,
17, 19
6
2. Mengidentifikasi
kan jenis-jenis
gaya
4, 7, 13, 14,
16
5
3. Menyimpulkan
bahwa gaya
dorongan dan
tarikan dapat
mengubah gerak
suatu benda
3, 6, 11, 12,
18, 20
6
4. Menyebutkan
contoh kegiatan
yang
berhubungan
dengan gaya
dalam kehidupan
sehari-hari
5, 9, 10
3
41
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siswa Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Item soal
No. item
pilihan
ganda
Jumlah
item
7. Memahami
gaya dapat
mengubah
gerak
dan/atau
bentuk suatu
benda.
7.2 Menyimpul
kan hasil
percobaan
bahwa gaya
(dorongan
dan tarikan)
dapat
mengubah
bentuk
suatu benda
1. Menyimpulkan
bahwa gaya dapat
mengubah bentuk
suatu benda
6, 8, 11,
12, 14, 15,
16, 19
8
2. Memberi contoh
dalam kehidupan
sehari-hari cara gaya
mengubah bentuk
benda.
9, 10, 13,
17, 18
5
3. Menyimpulkan
bahwa gaya dapat
mempengaruhi
keadaan benda di
dalam air
1, 2, 3, 4,
5, 7, 20
7
3.6 Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item soal materi tentang gaya yang nantinya akan digunakan dalam
tes individu setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing (guided inquiry) untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih
42
dahulu diuji cobakan di kelas 5 SD Negeri Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir
Kota Salatiga.
Menurut Sudjana, (2010) Validitas berkenaan dengan ketepatan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai.
Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected
Item-Total Correlation). Selanjutnya untuk menentukan suatu item tertentu valid
atau tidak digunakan pedoman menurut Sugiyono (2013) jika semua item
mencapai koefisien korelasi minimal ≥ 0,30 daya pembedanya dianggap
kuat/memuaskan. Jadi bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan
bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau
dibuang.
Uji validitas instrumen soal diuji cobakan pada 20 siswa kelas 5 SD Negeri
Kutowinangun 11 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Untuk mengetahui valid
tidak suatu item dapat digunakan SPSS 20.0 for Windosw. Hasil uji validitas soal
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3.6 dan 3.7
Tabel 3.6
Validitas Instrumen Penelitian Siklus I
No Kriteria Nomor soal
1 Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,
21, 23, 24, 25
2 Tidak Valid 4, 10, 12, 13, 22
Soal yang nantinya akan digunakan sebagai evaluasi pada siklus I adalah
soal nomor ; 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25.
43
Tabel 3.7
Validitas Instrumen Penelitian Siklus II
No Kriteria Nomor soal
1 Valid 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11,
12, 13, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21,22, 23, 25
2 Tidak Valid 4, 10, 14, 24
Soal yang digunakan sebagai evaluasi siklus I adalah soal nomor : 1, 2, 3, 6,
7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25.
3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah
alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran
tersebut diulang. Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti
0,6. Reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan,
konsistensi, kestabilan, dan sebagainya. Untuk menentukan tingkat reliabilitas
instrumen menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Sekaran dalam Priyatno
(2010) dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Tingkat Reliabilitas Instrumen
Indeks Kriteria
α ≥ 0.8
α ≥ 0.7
α ≤0.6
Reliabilitas baik
Reliabilitas dapat diterima
Reliabilitas kurang baik
Hasil uji reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 20,0 for windows
pada saat uji instrumen tes, reliabilitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel 3.9 dan 3.10.
44
Tabel 3.9
Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Cronbach's
Alpha
N of Items
,815 25
Dari output Tabel 3.8 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom
Cronbach's Alpha menunjukkan 0,815. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai
0,815 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang
dipakai pada tingkat reliabilitas baik atau reliabel.
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Siklus II
Cronbach's
Alpha
N of Items
,819 25
Dari output Tabel 3.9 hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada kolom
Cronbach's Alpha menunjukkan 0,819. Karena nilai pada kolom tersebut bernilai
0,819 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang
dipakai pada tingkat reliabilitas baik atau reliabel.
3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Croker dan Algina (Purwanto, 2013) mengatakan bahwa tingkat kesukaran
(difficulty index) didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab
benar. Tingkat kesukaran adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi
dengan jumlah peserta. Analisis tingkat kesukaran dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
TK = ∑
∑
45
Keterangan:
TK = tingkat kesukaraN
∑ = jumlah siswa yang menjawab benar
∑ = jumlah siswa peserta tes
Nilai TK butir merentang antara 0 sampai 1. TK sebuah butir sama dengan 0
(nol) apabila semua peserta tidak ada yang menjawab benar, sebaliknya TK
sebuah butir sama dengan 1 (satu) apabila semua peserta menjawab benar.
Semakin tinggi indeks TK maka butir soal semakin mudah. Jika butir soal terlalu
mudah atau terlalu sukar bagi dua atau lebih peserta maka skor tidak lagi dapat
membedakan kemampuan para peserta. Sebaiknya butir soal memiliki TK yang
sedang (Purwanto, 2013). Kategori TK dibagai ke dalam tiga kelompok menurut
Purwanto (2013), yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.11
Kategori tingkat kesukaran
Rentang TK Kategori
0,00 – 0,32 Sukar
0,33 – 0,66 Sedang
0,67 – 1,00 Mudah
Berikut ini tabel hasil analisa tingkat kesukaran soal pilihan ganda yang
berjumlah 25 yang telah diujikan pada siswa uji coba:
Tabel 3. 12
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
No Katagori Soal No. Soal
1 Mudah 1, 6, 7, 9, 14, 21, 24, 25
2 Sedang 2, 3, 5, 8, 11, 12, 15, 16, 17,
18, 19, 22, 23
3 Sukar 4, 10, 13, 20
46
Tabel 3. 13
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
No Katagori Soal No. Soal
1 Mudah 1, 4, 7, 9, 12, 15, 19, 20, 25
2 Sedang 2, 3, 6, 10, 11, 13, 14, 16,
17, 18, 22, 23, 24
3 Sukar 5, 8, 21
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah 100% siswa yang tuntas
hasil belajarnya, dengan KKM = 70 pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD
Negeri Kutowinangun 11 semester II tahun pelajaran 2013/2014.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal,
nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data
kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus