BAB III METODE PENELITIAN 3 -...
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3 -...
19 Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang
dibahas dalam bab sebelumnya diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini akan
terdiri dari beberapa bagian, diantaranya tempat dan partisipan penelitian, desain
penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Adapun metode
kuantitatif yang digunakan adalah korelasional yakni penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan dengan mengetahui tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan, tambahan,
atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2010: 4). Metode
korelasional ini dipakai untuk mengetahui hubungan antara status identitas
vokasional dan kesiapan kerja pada siswa SMK kelas XII.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan keseluruhan atau wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki karakteristik dan
kualitas tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari hingga
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa SMK kelas XII. Karena jumlah populasi yang sangat
banyak, maka peneliti hanya meneliti sampel, tetapi kesimpulannya dapat
berlaku bagi populasi karena baik dari jumlah maupun karakteristiknya sampel
tersebut mewakili populasi (Sukmadinata, 2009).
3.2.2 Sampel dan Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada siswa SMK Kelas XII di Kota Bandung
sebanyak 232 siswa, diantaranya 50 siswa SMK Putra Pajajaran, 67 siswa
20
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
SMKN 4 Bandung, 65 siswa SMK Taman Siswa, dan 50 siswa SMK Pahlawan
Toha. Pemilihan partisipan siswa SMK kelas XII sebagai subjek karena siswa
SMK dianggap sudah mampu menentukan vokasinya karena kurikulum
pendidikan yang didapatkan lebih terarah pada suatu profesi pekerjaan tertentu
sesuai jurusan yang dipilih.
3.2.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
probability sampling yaitu purposive sampling dengan menentukan seseorang
menjadi sampel atau tidak berdasarkan pada kriteria tertentu (Siregar, 2013).
Salah satu pertimbangan menggunakan teknik sampling ini dikarenakan
karakteristik sampel telah ditentukan yaitu siswa SMK kelas XII di Kota
Bandung.
3.3 Variabel dan Definisi Operasional
3.3.1 Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan Status Identitas
Vokasional dengan Kesiapan Kerja. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
dua jenis yaitu:
a. Variabel 1 : Status Identitas Vokasional
b. Variabel 2.: Kesiapan Kerja.
3.3.2 Definisi Operasional
a. Status Identitas Vokasional
Secara operasional Status Identitas Vokasional didefinisikan
sebagai penghayatan subjektif siswa SMK mengenai kemampuan-
kemampuan dan keyakinan- keyakinan berhubungan dengan suatu bidang
pekerjaan yang terstruktur melalui eksplorasi dan komitmen. Eksplorasi
dilakukan terhadap 5 aspek, yaitu: Knowledgeability, Activity directed
toward gathering information, Emotional tone, dan Desire to make an
early decision. Sedangkan komitmen dilakukan terhadap 6 aspek yaitu:
Knowledgeability, Activity directed toward implementing the choosen
21
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
identity element, Emotional tone, Identification with significant others,
Perfection of one’s personal future, dan Resistance to being swayed.
b. Kesiapan Kerja
Secara operasional Kesiapan Kerja adalah kesediaan dan perilaku
dalam diri siswa SMK untuk melakukan pekerjaan sesuai ketentuan yang
ditetapkan di dunia kerja. Dalam hal ini kesiapan kerja dapat ditinjau
berdasarkan 6 aspek, yaitu: Responsibility, Flexibility, Skills,
Communication, Self View, dan Health & Savety.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua pengukuran, yaitu skala
pengukuran status identitas vokasional, dan skala pengukuran kesiapan kerja.
3.4.1 Instrumen Status Identitas Vokasional
Instrumen status identitas vokasional yang akan digunakan dalam
penelitian ini dikemukakan oleh James Marcia (1993), yang terdiri dari dua
dimensi yaitu eksplorasi dan komitmen. Aspek-aspek pembentukan identitas
vokasional diturunkan menjadi indikator-indikator. Setelah itu, menyusun item-item
pernyataan sesuai dengan indikator-indikator tersebut untuk mengungkap
pembentukan identitas vokasional (Marcia, 1993).
Kisi-kisi instrumen pembentukan identitas vokasional remaja dapat dilihat
pada tabel (Marcia, 1993).
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Status Identitas Vokasional
Aspek Indikator
Item Jumlah
item Favorable Unfavorable
Eksplorasi Knowledgeability 1,2,3 - 3
Activity directed
toward gathering
information
4,5,6 - 3
Considering
alternative
potential identity
7,8,10 9 4
22
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
elements
Emotional tone 11 12 2
Desire to make
an early decision 13,14,15 - 3
Komitmen Knowledgeability 16,17,18 - 3
Activity directed
toward
implementing the
choosen identity
element
19,20 - 2
Emotional tone 21,22,24 23 4
Identification
with significant
others
25,26,27 - 3
Projection of
one’s personal
future
28,30 29 3
Resistance to
being swayed 31,33 32 3
Jumlah Item 33
3.4.2 Instrumen Kesiapan Kerja
Instrumen kesiapan kerja yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah instrument yang dibuat oleh Robert P. Brady (2009), yang terdiri dari
enam dimensi yaitu responsibility, flexibility, skills, communication, self
view,dan health and savety. Aspek-aspek kesiapan kerja diturunkan menjadi
indikator-indikator oleh peneliti, kemudian disusun item-item pernyataan sesuai
dengan indikator-indikator tersebut untuk mengungkap kesiapan kerja yang
dimiliki remaja (Brady, 2009).
23
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja
Variabel Dimensi
Item Jumlah
item Favorable Unfavorable
Eksplorasi Responsibility 1,3,4,6,7 2,5,8 8
Flexibility 9,10 11 3
Skills 12,13,15 14,16 5
Communication 17,18 19 3
Self View 20,21,23,24 22,25 6
Health & Safety 26,27,28 - 3
Jumlah Item 28
3.4.3 Teknik Skoring
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert, yang
memberikan alternatif jawaban pertanyaan pada masing-masing item
pernyataan. Dalam penyusunannya, skala likert ini berisikan poin yang
menunjukkan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak
setuju (STS), item pernyataan terdiri dari item-item yang bersifat favorable yang
mendukung terhadap indikator variabel yang diungkap dan item-item yang
bersifat unfavorable yang menunjukkan tidak mendukung terhadap indikator
variabel yang diungkap. Responden diminta untuk memilih salah satu respon
yang sesuai dengan dirinya terhadap satu item pernyataan yang disajikan dalam
kuesioner yang diberikan. Pola penskoran kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.3.
24
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3
Penyekoran Kuesioner
Pilihan Jawaban
Nilai Pernyataan
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
3.5 Kategorisasi Skala
3.5.1 Kategorisasi Status Identitas Vokasional
Status identitas vokaisonal terbagi menjadi empat kategori, yaitu identity
achievement, identity moratorium, identity foreclosure, dan identity diffusion.
Pengkategorian bertujuan untuk mengetahui gambaran pembentukan status
identitas vokasional siswa SMK kelas XII. Agar memudahkan
pengkategorisasian maka item-item eksplorasi dan komitmen dipisahkan
terlebih dahulu.
Tabel 3.4
Kategorisasi Status Identitas Remaja
No Eksplorasi Komitmen Kategori
1 Tinggi Tinggi Identity Achievement
2 Tinggi Rendah Identity Moratorium
3 Rendah Tinggi Identity Foreclosure
4 Rendah Rendah Identity Diffusion
Dari dimensi eksplorasi dan komitmen, data responden dikelompokkan
menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah. Pengkategorian itu dilakukan
dengan menggunakan perhitungan skor X yang merupakan representasi deviasi
distribusi normal, dan dengan norma skala 2 level. Perhitungan yang dipakai
adalah rumus dua level, yaitu:
25
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tinggi : X ≥ μ (rata-rata populasi)
Rendah : X < μ (rata-rata populasi)
(Ihsan, 2013)
Hasil penghitungan Dua Level tersebut:
Eksplorasi Komitmen
Tinggi : X ≥ 37 Tinggi : X ≥ 49
Rendah : X < 37 Rendah : X < 49
Dari penjelasan diatas dapat dibuat pengkategorisasian data responden
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Kategorisasi Status Identitas Vokasional
Dimensi Skor Kriteria
Eksplorasi X ≥ 37 Tinggi
X < 37 Rendah
Komitmen X ≥ 49 Tinggi
X < 49 Rendah
3.5.2 Kategorisasi Kesiapan Kerja
Untuk mengetahui gambaran kesiapan kerja siswa SMK kelas XII maka
ressponden dibagi ke dalam lima tingkat kesiapan kerja, yaitu kesiapan kerja
sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Dengan kelima tingkat
tersebut perhitungan yang dipakai menggunakan rumus lima level, yaitu:
a. Kesiapan kerja sangat tinggi : X > μ + 1,5σ
b. Kesiapan kerja tinggi : μ + 0,5σ < X ≤ μ + 1,5σ
c. Kesiapan kerja sedang : μ – 0,5σ < X ≤ μ + 0,5σ
d. Kesiapan kerja rendah : μ – 1,5σ < X ≤ μ – 0,5σ
e. Kesiapan kerja sangat rendah : X < μ – 1,5σ
26
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sistem penilaiannya dengan menggunakan mean (μ) yang diperoleh
responden dengan deviasi standar (σ). Berdasarkan penelitian, maka diperoleh
mean (μ) sebesar 70 dan deviasi standar (σ) sebesar 6 (Ihsan, 2013).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka akan menghasilkan
pengkategorisasian kesiapan kerja sebagai berikut:
Tabel 3.6
Kategorisasi Kesiapan Kerja
No Skor Kriteria
1 X > 79 Sangat Tinggi
2 73 < X ≤ 79 Tinggi
3 67< X ≤ 73 Sedang
4 61 < X ≤ 67 Rendah
5 X ≤ 61 Sangat Rendah
3.6 Analisis Instrumen
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan ketepatan suatu alat ukur dalam menjalankan
fungsi pengukuran sesuai dengan tujuan pengukuran (Azwar, 2011, hlm. 5).
Tujuan uji validitas ini adalah mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya.
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat.
Dalam penelitian ini, uji validitas instrumen dilakukan terlebih dahulu
dengan menguji validitas isi (content validity), yaitu dengan meneliti
sejauhmana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu
mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai tes
tersebut (Gregory, 2000). Artinya tes mencerminkan keseluruhan konten atau
materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara proporsional. Oleh
karena itu, pengujian validitas ini perlu dilakukan apakah instrumen penelitian
ini sudah tepat atau masih perlu diperbaiki lagi oleh para professional sebelum
try out dilakukan.
27
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari hasil penilaian para ahli tersebut, item-item setiap instrumen secara
keseluruhan sudah cukup relevan dengan fungsi pengukurannya. Pada alat ukur
status identitas vokasional dan kesiapan ini terdapat beberapa item yang direvisi
susunan kalimatnya. Selanjutnya peneliti melakukan try out kepada 103 siswa
SMK kelas XII sebagai responden, pada tanggal 7-18 September 2015.
3.6.2 Analisis Item
Menurut Arikunto (2006), tujuan dari analisis item adalah mengadakan
identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang buruk. Setelah
melakukan try out, peneliti melakukan analisis item kembali dengan
mengkorelasikan skor item dengan skor total instrumen.
Dalam penelitian ini dikarenakan reliabilitas yang kecil serta jumlah
item yang sedikit maka analisis item yang digunakan yaitu dengan
menghilangkan beberapa item yang buruk guna meningkatkan reliabilitas
instrument menggunakan bantuan software SPSS versi 18.0.
a. Analisis Item Instrumen Status Identitas Vokasional
Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 33 item dalam
instrumen status identitas vokasional diperoleh hasil 28 item yang valid.
Secara rinci item-item tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Hasil Analisis Item Instrumen Status Identitas Vokasional
Item Layak Item Tidak
Layak
1,2,3,4,5,6,8,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,
21,22,23,24,25,27,28,30,31,32,33,
7,9,10,26,29
Selanjutnya, item-item yang layak akan digunakan untuk instrumen
penelitian yang sesungguhnya, sedangkan item-item yang tidak layak akan
dihapus dan tidak dipergunakan kembali dalam instrumen penelitian yang
sesungguhnya karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
b. Analisis Item Instrumen Kesiapan Kerja
Berdasarkan analisis item yang telah dilakukan terhadap 28 item dalam
instrumen kesiapan kerja diperoleh hasil 21 item yang valid. Secara rinci item-
item tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
28
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8
Hasil Analisis Item Kesiapan Kerja
Item Layak Item Tidak
Layak
1,3,4,6,7,9,10,11,12,13,14,16,17,18,19,20,21,2
2,23,27,28
2,5,8,15,24,25,26
Selanjutnya, item-item yang layak akan digunakan untuk instrumen
penelitian yang sesungguhnya, sedangkan item-item yang tidak layak akan
dihapus dan tidak dipergunakan kembali dalam instrumen penelitian yang
sesungguhnya karena tidak mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
3.6.3 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat
dipercaya (Azwar, 2011). Reliabilitas selanjutnya pada aplikasinya dinyatakan
oleh koefisien reliabilitas, yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai
dengan 1,00. Koefisien reliabilitas inilah yang dapat menunjukkan sejauhmana
suatu alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan. Semakin tinggi koefisien
reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas dan semakin
kecil kesalahan pengukuran. Sebaliknya koefisien reliabilitas yang semakin
rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya dan semakin
besar kesalahan pengukuran.
Pengujian reliabilitas instrument dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan program SPSS versi 18.0 melalui teknik alpha cronbach untuk
mengetahui seberapa konsisten tiap-tiap item dalam suatu instrument. Adapun
kategorisasi koefisien reliabilitas alpha cronbach sebagai berikut (Guilford
dalam Sugiyono, 2008):
29
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Koefisien Reliabilitas α Kriteria
> 0,900 Sangat Reliabel
0,700 – 0,900 Reliabel
0,400 – 0,700 Cukup Reliabel
0,200 – 0,400 Kurang Reliabel
< 0,200 Tidak Reliabel
Berikut ini merupakan hasil uji reliabilitas masing-masing instrument
pada penelitian ini.
a. Reliabilitas Instrumen Status Identitas Vokasional
1. Reliabilitas Aspek Eksplorasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.719 .722 12
Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach pada skala Status Identitas
Vokasional aspek eksplorasi menghasilkan koefisian reliabilitas sebesar 0,719.
Hal ini menunjukkan bahwa instrument penelitian ini reliabel untuk digunakan
karena menghasilkan koefisien reliabilitas 0,719 > 0,60.
2. Reliabilitas Aspek Komitmen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.737 .748 16
Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach pada skala Status Identitas
Vokasional aspek komitmen menghasilkan koefisian reliabilitas sebesar 0,737.
30
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hal ini menunjukkan bahwa instrument penelitian ini reliabel untuk digunakan
karena menghasilkan koefisien reliabilitas 0,737 > 0,60.
b. Reliabilitas Instrumen Kesiapan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.803 .811 21
Hasil uji reliabilitas Alpha Cronbach pada skala Kesiapan Kerja
menghasilkan koefisian reliabilitas sebesar 0,803. Hal ini menunjukkan bahwa
instrument penelitian ini reliabel untuk digunakan karena menghasilkan
koefisien reliabilitas 0,803 > 0,60.
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan dalam beberapa kegiatan, yaitu:
a. Mencari fenomena dan masalah yang akan diteliti
Fenomena yang terjadi menjadi dasar permasalahan penelitian yang
akan diteliti.
b. Melakukan studi literatur
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas berkaitan dengan variabel
yang akan diteliti, diperlukan studi literatur/kepustakaan.
c. Penyusunan proposal penelitian
Menyusun proposal merupakan tahap awal penelitian yang diajukan
saat mengontrak mata kuliah Seminar Psikologi Industri dan
Organisasi.
d. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Skripsi
Proposal diajukan kepada dewan skripsi dan kemudian disetujui ketua
dewan skripsi dan dosen pembimbing, tentunya setelah melakukan
beberapa kali revisi.
31
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
e. Penyusunan Instrumen
Alat pengumpul data berupa angket/kuesioner yang disusun sendiri
dan adaptasi, juga dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh
ahli, kemudian melakukan judgment instrumen yang telah dibuat
kepada 2 orang dosen dan 1 orang guru SMK.
f. Uji coba instrumen
Uji coba instrument dilakukan kepada 103 orang siswa SMK kelas
XII.
3.7.2 Tahap Pelaksanaan
Dalam penelitian ini, pelaksanaan pengumpulan data melalui
penyebaran kuesioner terhadap siswa SMK kelas XII sebagai responden.
Peneliti membagikan angket kepada responden. Kegiatan yang dilakukan
dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Mendatangi SMK SMK di Kota Bandung dan mengurus perijinan
kepada pihak sekolah.
b. Memberikan kuesioner penelitian kepada responden.
c. Memberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner.
d. Mengumpulkan kuesioner yang telah diisi oleh responden.
e. Memberikan reward kepada para responden yang sudah bersedia
mengisi kuesioner penelitian.
3.7.3 Tahap Pengolahan Data
Prosedur yang dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu:
a. Verifikasi Data
Dilakukan untuk mengecek kelengkapan jumlah kuesioner yang
terkumpul dan kelengkapan kuesioner yang sudah terisi oleh
responden.
b. Input dan Skoring Data
Input data merupakan proses dimana peneliti merekap dan menginput
semua data yang telah diperoleh.
c. Pengolahan Data secara Statistik
Dari data yang telah diperoleh kemudian peneliti melakukan skoring,
mengkategorikan data, melakukan uji reliabilitas dan validitas, dan
32
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menguji korelasi antar variabel untuk menguji hipotesis penelitian.
dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.0 for windows.
3.7.4 Tahap Pengolahan Data
a. Mendeskripsikan dan menginterpretasi data yang telah diolah
b. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori yang
digunakan
c. Membuat kesimpulan, saran, dan rekomendasi dari hasil penelitian
d. Menyusun laporan hasil penelitian dan dipresentasikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3.8 Analisis Data
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif
sehingga dalam analisis datanya menggunakan statistik sebagai alat bantu. Hasil
analisis tersebut berupa angka-angka yang kemudian akan dijelaskan dan
diinterpretasikan dalam bentuk uraian. Teknik uji statistik yang digunakan
peneliti dalam menganalisis dan mengolah data penelitian meliputi:
3.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran deskriptif
mengenai karakteristik responden penelitian. Teknik statistik deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis frekuensi, mean, standar deviasi
dan jangkauan skor penelitian. Teknik ini digunakan untuk menggambarkan
karakteristik responden penelitian yang meliputi jenis kelamin, usia, jurusan,
dan pengalaman bekerja.
3.8.2 Uji Perbedaan Mean Antar Kelompok
a. Uji Independent Samples T-Test
Teknik uji statistik independent samples T-test digunakan untuk
menganalisis atau membandingkan skor Mean dua kelompok yang berbeda
pada setiap variabel penelitian. Teknik uji statistik ini digunakan untuk
membandingkan skor setiap variabel berdasarkan pengelompokkan jenis
kelamin dan pengalaman bekerja.
33
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Uji independent t-test dilakukan setelah dilakukan terlebih dahulu uji
kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene’s Test). Uji F ini
memiliki ketentuan jika nilai (sig.) p > 0,05 maka kedua varian adalah sama
dan uji T menggunakan Equal Variance Assumed, sebaliknya jika nilai (sig.)
p < 0,05 maka kedua varian adalah berbeda dan uji T menggunakan Equal
Variance Not Assumed. Sedangkan untuk uji T, memiliki ketentuan jika -
ttabel < thitung < ttabel dan nilai (sig. 2 tailed) > 0,05; maka tidak terdapat
perbedaan antar kelompok responden, sebaliknya jika -thitung < -ttabel atau
thitung > ttabel dan nilai (sig. 2 tailed) < 0,05; maka terdapat perbedaan antar
kelompok responden.
b. Uji One Way ANOVA
Uji ini digunakan untuk menghitung ada atau tidaknya perbedaan
mean untuk lebih dari dua kelompok. Dalam penelitian ini, uji one way
ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan dari kelompok responden
berdasarkan usia, dan jurusan.
Uji One Way ANOVA dilakukan setelah dilakukan terlebih dahulu
uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F test (Levene’s Test). Uji F ini
memiliki ketentuan jika nilai (sig.) p > 0,05 maka ketiga atau lebih varian
adalah sama dan, sebaliknya jika nilai (sig.) p < 0,05 maka ketiga atau lebih
varian adalah berbeda. Sedangkan untuk uji F, memiliki ketentuan jika Fhitung
< Ftabel dan nilai (sig. 2 tailed) > 0,05; maka tidak terdapat perbedaan antar
kelompok responden, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel dan nilai (sig. 2 tailed) <
0,05; maka terdapat perbedaan antar kelompok responden.
3.8.3 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov digunakan untuk mengetahui
apakah analisis data berdistribusi normal atau tidak dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Data berdistribusi normal jika hasil uji (p-value) > 0,05. Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho: Data berdistribusi normal
Ha: Data tidak berdistribusi normal
34
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
b. Jika probabilitas (sig.) > 0,05 dengan α = 5%, maka Ho diterima dan data
berdistribusi normal, sebaliknya jika probabilitas (sig.) < 0,05 dengan α =
5%, maka Ha diterima dan distribusi data tidak normal.
3.8.4 Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk menghitung apakah variabel 1 dan
variabel 2 memiliki hubungan yang linear atau tidak secara signifikansi. Uji
linear digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.
Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf
signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila
signifikansi (linearity) kurang dari 0,05 atau p > 0,05.
3.8.5 Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji korelasi Pearson Product Moment digunakan
untuk mengetahui hubungan dari Status Identitas Vokasional dengan Kesiapan
Kerja. Melalui teknik korelasi Pearson, peneliti memperoleh gambaran besar
arah hubungan kedua variabel yang diukur. Uji korelasi Pearson Product
Moment memiliki ketentuan sebagai berikut:
1) Hipotesis dari uji korelasi Pearson Product Moment dapat dibuat dalam
bentuk kalimat:
Ho: Tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y
Ha: Ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y
2) Jika probabilitas sig. > α atau jika - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, dengan α = 0,05/2 =
5% maka Ho diterima yang memiliki arti bahwa tidak terdapat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Sebaliknya, jika probabilitas sig. < α
atau jika thitung > ttabel, dengan α = 0,05/2 = 5% maka Ha diterima yang
berarti bahwa terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.
Tinggi atau rendahnya korelasi kedua variabel dapat dilihat melalui nilai
koefisien korelasi Pearson (Guilford dan Fruchter, 1978) sebagai berikut:
35
Anggit Febrianti, 2016 HUBUNGAN STATUS IDENTITAS VOKASIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA SISWA SMK KELAS XII DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10
Klasifikasi Korelasi Pearson (Guilford Dan Fruchter, 1978)
Koefisien Korelasi (rxy) Klasifikasi
0,90 < rxy ≤ 1,00 Korelasi antara kedua variabel sangat tinggi
0,70 < rxy ≤ 0,90 Korelasi antara kedua variabel tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,70 Korelasi antara kedua variabel cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 Korelasi antara kedua variabel rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Korelasi antara kedua variabel sangat rendah