BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C....

39
BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN PIAGAM MADINAH Di dalam dunia penerjemahan, pemakaian bahasa yang baik dan benar dimunculkan pada struktur gramatikal BSa yang serasi dan mengikuti kaidah bahasa BSa. Hal itu sesuai dengan pendapat Alwi dkk (1988: 21) yang berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan dengan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar. Adapun Bahasa Sasaran (BSa) pada penelitian ini adalah berupa bahasa Indonesia dalam teks terjemahan PM. Kualitas yang dihasilkan dari susunan gramatikal BSa yang telah disusun penerjemah dapat dilihat dari hasil penilaian responden terhadap teks BSa tersebut. Penilaian kualitas terjemahan teks PM dilakukan oleh enam responden. Informasi dari responden digunakan untuk mendapatkan nilai kualitas terjemahan yang terdiri dari tiga aspek penilaian, yakni pada aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Adapun kriteria pemilihan responden adalah: 1. Responden memiliki pengetahuan mengenai teks PM dan dapat mengidentifikasi serta menganalisis teks tersebut. 2. Responden merupakan pakar bahasa Arab yang dapat mendeskripsikan dan menganalisis dengan baik kosakata Arab, struktur gramatika Arab, dan elemen struktural dalam bahasa Arab. 84

Transcript of BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C....

Page 1: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

BAB III

KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN PIAGAM MADINAH

Di dalam dunia penerjemahan, pemakaian bahasa yang baik dan benar

dimunculkan pada struktur gramatikal BSa yang serasi dan mengikuti kaidah

bahasa BSa. Hal itu sesuai dengan pendapat Alwi dkk (1988: 21) yang

berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diartikan dengan

pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan mengikuti kaidah

bahasa yang baik dan benar.

Adapun Bahasa Sasaran (BSa) pada penelitian ini adalah berupa bahasa

Indonesia dalam teks terjemahan PM. Kualitas yang dihasilkan dari susunan

gramatikal BSa yang telah disusun penerjemah dapat dilihat dari hasil penilaian

responden terhadap teks BSa tersebut.

Penilaian kualitas terjemahan teks PM dilakukan oleh enam responden.

Informasi dari responden digunakan untuk mendapatkan nilai kualitas terjemahan

yang terdiri dari tiga aspek penilaian, yakni pada aspek keakuratan,

keberterimaan, dan keterbacaan. Adapun kriteria pemilihan responden adalah:

1. Responden memiliki pengetahuan mengenai teks PM dan dapat

mengidentifikasi serta menganalisis teks tersebut.

2. Responden merupakan pakar bahasa Arab yang dapat mendeskripsikan

dan menganalisis dengan baik kosakata Arab, struktur gramatika Arab,

dan elemen struktural dalam bahasa Arab.

84

Page 2: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

85

3. Responden merupakan pakar bahasa Indonesia yang dapat

mendeskripsikan dan menganalisis dengan baik tata bahasa baku bahasa

Indonesia, EBI/EYD, dan struktur gramatika bahasa Indonesia.

4. Responden memiliki pengalaman dalam bidang penerjemahan dan telah

menghasilkan sebuah produk terjemahan.

Responden yang telah memberikan penilaian pada kualitas terjemahan teks

PM ini terdiri dari enam orang. Empat responden adalah pakar di bidang

penerjemahan bahasa Arab-Indonesia dan dua responden lainnya adalah pakar di

bidang tata bahasa Indonesia. Keenam responden ini merupakan representasi dari

sebagian pembaca hasil terjemahan teks PM ke dalam bahasa Indonesia.

Pemilihan keenam responden berdasarkan kriteria yang telah dijabarkan.

Setelah terpilih keenam responden tersebut, peneliti melakukan pertemuan secara

langsung dan menjelaskan maksud penelitian kepada responden. Peneliti

menjelaskan tata cara penilaian sesuai dengan parameter kualitatif untuk menilai

kualitas terjemahan. Saat menjabarkan parameter kualitatif, terjadi diskusi dan

kesepakatan bersama dalam menentukan skor untuk masing-masing data yang

ada. Kemudian peneliti memberikan batas waktu penyerahan hasil penilaian

kepada keenam responden.

Penelitian terhadap kualitas terjemahan teks PM dilakukan selama 3 bulan.

Peneliti melakukan pertemuan secara personal dengan keenam responden yang

akan diminta untuk menilai lembar responden. Penelitian dilakukan pada awal

bulan Mei 2016 hingga akhir bulan Agustus 2016. Berikut rincian jadwal

penelitian lapangan yang dilakukan peneliti.

Page 3: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

86

JADWAL PENELITIAN LAPANGAN

No Kegiatan Mei 2016 Juni 2016 Juli 2016

Agustus

2016

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

A. Pengumpulan Data

1. Pemberian

Kuesioner

kepada

Responden

2. Waktu

Penilaian

Responden

terhadap Data

Kuesioner

3. Pengambilan

Hasil Penilaian

dari Responden

4. Wawancara

Mengenai Hasil

Penilaian

dengan

Responden

B. Analisis Data

1. Pengumpulan

Keseluruhan

Data Hasil

Penilaian

Responden

2. Pengelompo-

kan Data

Berdasarkan

Aspek Kualitas

3. Reduksi Data

Aspek

Keakuratan

Berdasarkan

Tingkatan Skor

(1,2,3)

4. Reduksi Data

Aspek

Keberterimaan

Berdasarkan

Page 4: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

87

Tingkatan Skor

(1,2,3)

5. Reduksi Data

Aspek

Keterbacaan

Berdasarkan

Tingkatan Skor

(1,2,3)

6. Penyajian Data

di Bab III

Mengenai

Aspek

Keakuratan

Berdasarkan

Tingkatan Skor

(1,2,3)

7. Penyajian Data

di Bab III

Mengenai

Aspek

Keberterimaan

Berdasarkan

Tingkatan Skor

(1,2,3)

8. Penyajian Data

di Bab III

Mengenai

Aspek

Keterbacaan

Berdasarkan

Tingkatan Skor

(1,2,3)

C. Verifikasi Data dan Laporan Data

9. Verifikasi Data

10. Laporan Data

Hasil Analisis

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Lapangan

Dari tabel 3.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian mengenai

kualitas terjemahan teks PM ini telah dilaksanakan selama 4 bulan. Dua bulan

pertama, yakni bulan Mei dan Juni 2016, peneliti bertemu dengan responden serta

menentukan tanggal pengambilan hasil penilaian responden. Masing-masing

Page 5: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

88

responden diberikan waktu sebanyak 1 bulan untuk menilai data yang diberikan

oleh peneliti. Bulan ketiga, yakni bulan Juli 2016, peneliti mengambil hasil

penilaian responden dan melakukan wawancara mendalam terkait penilaian yang

telah diberikan. Kemudian pada pertengahan bulan Juli 2016, peneliti mulai

melakukan analisis data hasil penilaian responden tersebut. Adapun laporan

penelitian diberikan pada awal bulan Agustus 2016 kepada dosen pembimbing

skripsi yang kemudian dilakukan revisi lanjut untuk menjadikan laporan dapat

terbaca dengan baik. Sehingga pada pertengahan Agustus 2016, laporan selesai

dan diterima oleh dosen pembimbing skripsi.

Peneliti menemukan empat faktor pendukung yang menjadikan

pertimbangan responden untuk mengkoordinasi skor nilai (satu, dua, dan tiga)

selain bergantung pada parameter kualitatif yang diberikan. Keempat faktor

tersebut adalah sebagai berikut.

Faktor pertama adalah penilaian mengenai pemilihan makna

leksikalsebuah kata di dalam kamus untuk menerjemahkan kata BSu oleh

penerjemah. Dalam memberikan penilaian, responden memperhatikan pilihan

makna leksikal BSa untuk setiap kata BSu yang diterjemahkan. Menurut

responden, pemilihan ketepatan makna leksikal adalah suatu hal yang penting

dalam menerjemahkan elemen struktural BSu (kata, frasa, klausa, kalimat). Hal

itu karena pilihan makna leksikal yang tepat dapat menjadikan hasil terjemahan

lebih berkualitas, yaitu akurat, berterima, dan terbaca.

Faktor kedua adalah penilaian mengenai susunan gramatikal BSu (bahasa

Arab) yang ditinjau dari segi sintaksis Arab (النحو /an-nachwu) dan morfologi

Arab (الصرف /ash-sharfu). Faktor kedua ini hanya dapat dipertimbangkan oleh

Page 6: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

89

empat responden yang memiliki pemahaman gramatika Arab. Keempat responden

tersebut melakukan perbandingan terhadap terjemahan BSu dengan susunan

gramatikal pada BSu-nya. Terjemahan yang tidak sesuai dengan pesan BSu

(dilihat dari kalimat BSu) akan diberikan usulan atau tawaran terjemahan lain oleh

responden.

Faktor ketiga yakni penilaian mengenai susunan gramatikal BSa (bahasa

Indonesia) yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan tata bahasa

baku bahasa Indonesia. Responden dalam memberikan penilaian juga

memperhatikan pola konstruksi BSa yang sudah sesuai atau belum dengan pola

konstruksi bahasa Indonesia yang baku. Hal ini karena responden berpendapat

bahwa teks PM ini merupakan ragam teks resmi yang membutuhkan terjemahan

yang lebih efektif untuk mendapatkan hasil terjemahan yang akurat sehingga

dapat berterima dan terbaca oleh masyarakat BSa selaku target terjemahan.

Kemudian faktor terakhir adalah penilaian mengenai makna semantis yang

diberikan penerjemah dan informasi tambahan dalam teks terjemahan PM.

Responden dalam memberikan penilaian untuk setiap skor pada setiap aspek juga

memperhatikan makna semantis dari penerjemah dalam menyampaikan pesan

BSu. Hal ini pula yang membantu responden untuk membedakan ketiga aspek

kualitas terjemahan pada teks terjemahan PM.

Penilaian ketiga aspek kualitas terjemahan menggunakan sistem skoring

yang meliputi skor 1/rendah, 2/sedang, dan 3/tinggi. Sistem skoring ini digunakan

responden untuk memberikan penilaian pada kualitas teks terjemahan PM. Setiap

skor dari responden pada masing-masing data dijumlahkan. Hasil penjumlahan

dengan rerata yang tidak bulat membutuhkan standar pembulatan angka. Maka

Page 7: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

90

peneliti membuat tabel standar pembulatan angka untuk skor hasil penilaian

responden sebagai berikut.

Total Skor Pembulatan

0 s.d. 1,5 1

1,6 s.d. 2,5 2

2,6 s.d. 3,0 3

Tabel 3.2. Pembulatan Skor

Dari tabel 3.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa total skor yang meliputi

skor 0 s.d 1,5 dibulatkan menjadi 1/rendah. Total skor yang meliputi skor 1,6 s.d

2,5 dibulatkan menjadi 2/rendah. Sedangkan total skor yang meliputi 2,6 s.d 3,0

dibulatkan menjadi 3/tinggi.

Adapun hasil penilaian kualitas terjemahan teks terjemahan PM oleh

keenam responden telah dilengkapi dengan beberapa alasan pendukung terkait

nilai yang diberikan. Alasan pendukung berupa kritikan dan saran mengenai data

yang dinilai. Responden menyampaikannya secara tertulis lewat kolom yang

sudah disediakan pada lembar kuesioner. Kemudian peneliti melakukan diskusi

dan interview lebih lanjut setelah membaca hasil penilaian responden. Interview

diperlukan untuk memudahkan peneliti dalam menjabarkan data lapangan pada

lembar pembahasan. Berikut diagram hasil penilaian kualitas terjemahan teks PM

dari keenam responden.

Diagram 3.1. Kualitas Terjemahan Piagam Madinah

Keakuratan

32,32%

Keterbacaan

34,43%

Kualitas Terjemahan

Keberterimaan

33,25 %

Page 8: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

91

Pada diagram 3.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek keakuratan teks

terjemahan PM memiliki prosentase lebih rendah dibandingkan kedua aspek

lainnya, yaitu 32,32%. Kemudian menyusul setelahnya aspek keberterimaan

dengan prosentase 33,25%. Sedangkan aspek keterbacaan memiliki prosentase

tertinggi sebanyak 34,43%. Dari hasil prosentase yang terpaut tipis tersebut,

peneliti berusaha menyimpulkan mengenai aspek keakuratan yang memiliki

prosentase rendah dikarenakan masih terjadi penyimpangan makna dan

terjemahan PM yang memiliki makna ganda. Sedangkan rerata dari aspek

keterbacaan menunjukkan prosentase tertinggi. Hal ini karena terjemahan teks PM

ini cukup terbaca tanpa ada pengulangan baca lebih dari sekali.

Nababan (2012: 52) memberikan pembobotan nilai yang berbeda pada

ketiga aspek kualitas terjemahan. Pertama, aspek keakuratan memiliki bobot 3

(tiga). Kedua, aspek keberterimaan memiliki bobot 2 (dua). Adapun ketiga, aspek

keterbacaan memiliki bobot 1 (Satu). Pembobotan ini digunakan untuk

menyimpulkan rerata dari penilaian kualitas terjemahan. Untuk mendapatkan

rerata dari penilaian tersebut, Nababan (2012: 53) terlebih dahulu mencari rerata

nilai dari masing-masing aspek. Lalu setiap rerata dikalikan dengan bobot

aspeknya. Hasil dari perkalian tersebut dijumlahkan dan kemudian dikalikan lagi

dengan total perkalian pembobotan aspek berupa 6 (enam). Sehingga dapat

disimpulkan mengenai kualitas terjemahan suatu produk terjemahan dari hasil

rerata terakhir yang didapat. Berikut penerapannya terhadap penilaian kualitas

terjemahan teks PM.

Page 9: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

92

No Aspek Nilai Rerata (x) Pembobotan Jumlah

1. Keakuratan 2,49 x 3 7,47

2. Keberterimaan 2,56 x 2 5,12

3. Keterbacaan 2,65 x 1 2,65

Rerata = Jumlah rerata x perkalian pembobotan aspek 15,24 x 6 = 2,54

Tabel 3.3. Rerata Penilaian Kualitas Terjemahan Teks Piagam Madinah

Dari tabel 3.3 di atas, dapat disimpulkan bahwa rerata kualitas terjemahan

pada teks terjemahan PM ini, memiliki skor 2,54. Skor ini termasuk dalam

pembobotan 2 (dua) yang bermakna skor sedang. Artinya, kualitas terjemahan

teks PM ini adalah kurang akurat, kurang berterima, dan kurang terbaca.

Ketiga aspek dalam kualitas terjemahan ini meliputi aspek keakuratan,

keberterimaan, dan keterbacaan. Aspek keakuratan terbagi menjadi 3 bagian,

yakni akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Aspek keberterimaan terbagi

menjadi 3 bagian juga, yakni berterima, kurang berterima, dan tidak berterima.

Adapun aspek keterbacaan meliputi 3 bagian pula, yakni terbaca tinggi, terbaca

sedang, dan terbaca rendah. Hasil penilaian keenam responden terhadap ketiga

aspek ini dapat dilihat pada penjabaran berikut.

A. Aspek Keakuratan

Aspek keakuratan dalam penelitian ini adalah aspek untuk menilai

keakuratan teks terjemahan PM yang telah sesuai atau belum dengan pesan

yang dikehendaki pada teks BSu. Adapun Nababan (2012: 44) menjelaskan

keakuratan sebagai istilah yang diterapkan dalam pengevaluasian terjemahan

untuk merujuk pada apakah teks BSu dan teks BSa sudah sepadan ataukah

belum. Konsep kesepadanan mengarah pada kesamaan isi atau pesan antar

keduanya. Suatu teks dapat dikatakan sebagai suatu terjemahan, jika teks

Page 10: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

93

tersebut mempunyai makna atau pesan yang sama dengan teks lainnya –teks

bahasa sumber.

Selaras dengan hal itu, Al Farisi (2011: 179) menjelaskan bahwa

aspek keakuratan menilai pada tahapan kesepadanan pesan antara teks sumber

(TSu) dan teks target (TSa). Aspek ini harus dijadikan prioritas utama dalam

penerjemahan. Hal itu karena aspek keakuratan merupakan konsekuensi logis

dari konsep dasar penerjemahan bahwa suatu teks disebut sebagai

‘terjemahan’ kalau teks tersebut memiliki hubungan padan dengan TSu.

Keenam responden diberikan parameter kualitatif untuk dapat

mengalokasikan skor nilai pada data yang merujuk pada tiga bagian aspek

keakuratan, yaitu akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Berikut tabel 3.2

parameter kualitatif aspek keakuratan.

Kategori

Terjemahan Skor Parameter Kualitatif

Akurat 3 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat

atau teks bahasa sumber dialihkan secara akurat ke

dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi

distorsi makna.

Kurang

Akurat

2 Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa,

klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah

dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran.

Namun, masih terdapat distorsi makna atau

terjemahan makna ganda (taksa) atau ada makna

yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan

pesan.

Tidak

Akurat

1 Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat

atau teks bahasa sumber dialihkan secara tidak

akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan

(deleted).

Tabel 3.4. Instrumen Penilai Keakuratan (Nababan, 2012: 51)

Page 11: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

94

Dari tabel 3.4 di atas dapat disimpulkan; pertama, apabila suatu teks

BSu dialihkan secara akurat dan tidak terjadi sama sekali distorsi makna

maka ia termasuk dalam teks BSa yang dinilai akurat. Kedua, apabila terdapat

terjemahan ganda atau ada makna yang dihilangkan maka ia termasuk dalam

teks BSa yang kurang akurat. Adapun yang ketiga,apabila terdapat pengalihan

teks BSu yang tidak akurat atau dihilangkan dalam penyampaian pesannya

maka ia termasuk dalam teks BSa yang tidak akurat. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa semakin akurat suatu teks BSuditerjemahkan maka akan

semakin tinggi tingkat penilaian yang akan diberikan oleh penilai untuk

keakuratan teks terjemahan tersebut.Adapun contoh penerapan skor penilaian

aspek keakuratan berdasarkan pengamatan peneliti sebagai berikut.

(1) BSu:

ت معنا ي عقب ب عضها ب عضا،و إن كل غازية غز Wa inna kulla gha>ziyatin ghazat ma‘ana> yu‘aqqibu ba‘dhuha> ba‘dhan (Hisyam, 2006: 369).

BSa:

Setiap penyerangan yang dilakukan terhadap kita merupakan

tantangan terhadap semuanya, yang harus memperkuat persatuan

antara segenap golongan (Ahmad, 2014: 17).

Menurut pengamatan peneliti pada contoh data 1 di atas, terjemahan

diberi penilaian ‘satu’ yang berarti terjemahan dinilai tidak akurat. Hal itu

karena telah terjadi distorsi makna/penyimpangan makna pada teks BSa.

Penyimpangan makna ini mempengaruhi penyampaian pesan BSu yang tidak

tersampaikan secara akurat, yaitu dengan menerjemahkan klausa “ ت معناغز ”

ghazat ma‘ana> diterjemahkan menjadi “penyerangan yang dilakukan terhadap

kita”. Padahal di dalam teks BSu terdapat frasa “معنا” ma‘ana> yang memiliki

arti “bersama kita”. Sebagaimana dalam kamus Al-Munawwir (1997: 1345)

Page 12: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

95

kata “مع” ma‘a memiliki arti “dengan, bersama, beserta” dan partikel “نا” na<

merupakan dhamir muttashil (pronomina yang menempel pada kata)

bermakna “نحن”nachnu yaitu “kami, kita”. Sehingga terjemahan yang lebih

akurat dalam menerjemahkan klausa “غزت معنا” ghazat ma‘ana> adalah “setiap

pasukan yang berperang bersama kita”.

Adapun hasil penilaian aspek keakuratan dari keenam responden

terhadap 85 data yang disajikan dari teks terjemahan PM, dapat dilihat pada

tabel 3.5 berikut ini.

Aspek Keakuratan Terjemahan Piagam Madinah

No Jenis Jml

Data Nomor Data

Frekuensi

(%)

1 Terjemahan

Akurat

30 1, 26, 27, 30, 31, 33, 37, 38,

39, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49,

50, 51, 53, 54, 57, 64, 66, 69,

71, 73, 75, 76, 78, 85

35,29

2 Terjemahan

Kurang Akurat

55 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29,

32, 34,35, 36, 40, 42, 45, 52,

55, 56, 58, 59, 60, 61, 62, 63,

65, 67, 68, 70, 72, 74, 77, 79,

80, 81, 82, 83, 84

64,71

3 Terjemahan

Tidak Akurat

0 0 0

Total 85 85 100

Tabel 3.5. Penilaian Aspek Keakuratan Piagam Madinah

Dari tabel 3.5 di atas, penilaian hasil terjemahan aspek keakuratan

memiliki 30 data terjemahan akurat, 55 data terjemahan kurang akurat, dan 0

data untuk terjemahan tidak akurat. Pada tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa

hasil terjemahan teks PM tidak memiliki terjemahan yang tidak akurat

menurut keenam responden. Hal ini karena makna kata, istilah teknis, frasa,

Page 13: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

96

klausa, kalimat pada teks terjemahan PM telah akurat maupun kurang akurat

diterjemahkan oleh penerjemah. Adapun penjelasan mengenai ketiga

parameter tersebut adalah sebagai berikut.

1. Terjemahan Akurat

Terjemahan teks PM yang memiliki penilaian akurat adalah

terjemahan dengan makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat BSu

(bahasa Arab) dialihkan secara akurat ke dalam BSa (bahasa Indonesia) dan

sama sekali tidak terjadi distorsi makna.

Terjemahan akurat teks PM ini berjumlah 30 data (35,29%). Skor

penilaian yang termasuk pada data terjemahan akurat berkisar antara 2,7

hingga 3,0. Kemudian diterapkan pembulatan skor sehingga data masuk pada

rentan skor bernilai 3 (tiga). Berikut contoh dari terjemahan akurat menurut

penilaian keenam responden.

(2) BSu:

يصالحونه و ي لبسونه،و إذا دعوا إلى صلح يصالحونه و ي لبسونه، فإن هم Wa idza> du‘u> ila shulchin yusha>lichu>nahu wa yalbisu>nahu, fa innahum yusha>lichu>nahu wa yalbisu>nahu (Hisyam, 2006: 370).

BSa:

Apabila mereka diajak kepada perdamaian (dan) membuat

perjanjian damai (treaty), mereka tetap sedia untuk berdamai

dan membuat perjanjian damai (Ahmad, 2014: 23).

Empat responden memberikan penilaian ‘tiga’ dan dua responden

memberikan penilaian ‘dua’ untuk data 2 di atas. Alasan kedua responden

dalam memberikan penilaian ‘dua’ adalah pada (1) tata letak gramatikal

BSa,dan (2) hasil terjemahan yang belum efektif. Berikut penjelasannya.

Pertama, konstruksi atau bentuk gramatikal BSa pada data 2 di atas,

dinilai masih berkonstruksi lisan bukan konstruksi baku sebagaimana

Page 14: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

97

seharusnya sebuah piagam diterjemahkan. Adapun yang dimaksud dengan

kontruksi bahasa lisan adalah bahasa dengan kosakata yang tidak baku dari

segi gramatika bahasa Indonesia. Sebagaimana Chaer (2011: 133)

menjelaskan bahwa secara gramatikal, kata-kata baku harus dibentuk menurut

kaidah-kaidah gramatika.

Kedua, penerjemah dinilai kurang teliti dalam menerjemahkan “دعوا”

du‘u> dan “ فإن هم” fa innahum yang diterjemahkan menjadi “mereka diajak”

dan “mereka tetap bersedia”. Klausa pasif “دعوا” du‘u> dalam kamus Al-

Munawwir (1997: 406) dan Al-Maurid (2006: 363) berasal dari kata “ -دعا

.”da‘a>-yad‘u> yang bermakna “memanggil, mengundang, meminta ”يدعو

Dalam hal ini penerjemah melakukan strategi transposisi dalam

menerjemahkan fi’l majhul (bentuk pasif Arab) “دعوا”du‘u> menjadi bentuk

pasif pula, yaitu dengan mengedepankan objek; “mereka diajak”.

Adapun kata “دعوا” du‘u> dan “ فإن هم” fa innahum memiliki

referen/rujukan pronomina “mereka” yang berbeda. Pronomina “mereka”

yang pertama pada klausa “دعوا” du‘u> merujuk pada “pendukung piagam”

karena data 2 di atas masih memiliki hubungan makna dengan kalimat

sebelumnya, yakni “ فة و أب ره ،و إن اهلل على أت قى ما في هذه الصحي ”wa inna’l-La>ha

‘ala atqa ma> fi hadzihi’sh-shachi>fati wa abarrihi (Hisyam, 2006: 370) yang

artinya “Allah berpegang teguh kepada piagam ini dan orang-orang yang

setia padanya” (Ahmad, 2014: 23).

Adapun pronomina “mereka” yang kedua pada kata “ فإن هم” fa

innahummerujuk pada “pihak lawan” sebagaimana masih berhubungan

dengan kalimat sebelumnya, yakni “ ن هم النصر على من دهم ي ثرب و ،إن ب ي ”wa inna

Page 15: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

98

bainahumu’n-nashru’ala man dahama Yatsriba (Hisyam, 2006: 370) yang

artinya “Di kalangan warga Negara sudah terikat janji pertahanan bersama

untuk menentang setiap agresor terhadap kota Yatsrib” (Ahmad, 2014: 23).

Sehingga pronomina kedua “mereka” ini merujuk pada kalimat “ من دهم ي ثرب

man dahama Yatsriba (setiap agresor terhadap kota Yatsrib).

Salah satu responden yang memberikan penilaian kurang akurat atau

‘dua’ memberikan saran terjemahan efektif untuk data 2 di atas, yakni:

“Apabila mereka (pendukung piagam) diajak berdamai dan mereka (pihak

lawan) memenuhi perdamaian serta menjalankan perjanjian itu, maka

perjanjian itu harus dipatuhi”. Pada saran terjemahan, responden

memberikan penjelasan singkat untuk kedua pronomina, yakni “pendukung

piagam” dan “pihak lawan” sebagai bentuk revisi terjemahan.

Keempat responden lain menilai bahwa data 2 di atas telah akurat

karena pesan BSu tetap tersampaikan dengan baik dan dapat dimengerti.

Selain itu, makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks BSa

pada PM sudah dialihkan secara akurat ke dalam BSu; sama sekali tidak

terjadi distorsi makna.

Adapun menurut keempat responden tersebut, penggunaan istilah

asing seperti “treaty” tidak mengurangi makna pesan yang ingin disampaikan

penerjemah dalam terjemahannya. Walaupun terdapat dua responden yang

menilai data 2 di atas kurang akurat, namun rerata penilaian adalah ‘tiga’

setelah dilakukan pembulatan skor.

2. Terjemahan Kurang Akurat

Page 16: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

99

Terjemahan teks PM yang memiliki penilaian kurang akurat adalah

terjemahan dengan sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa,

kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam BSa

(bahasa Indonesia). Akan tetapi masih terdapat distorsi makna, terjemahan

makna ganda (taksa), dan ada makna yang dihilangkan yang mengganggu

keutuhan pesan BSu pada teks PM.

Terjemahan kurang akurat pada teks PM ini berjumlah 55 data

(64,71%). Skor penilaian yang termasuk pada data terjemahan kurang akurat

berkisar antara 1,8 hingga 2,5. Kemudian diterapkan pembulatan skor

sehingga data masuk pada rentan skor bernilai 2 (dua). Berikut contoh

terjemahan kurang akurat menurut penilaian keenam responden.

(3) BSu:

و ل ي قتل مؤمن مؤمنا في كافر،Wa la> yaqtulu mu’minun mu’minan fi ka>firin (Hisyam, 2006: 369).

BSa:

Tidak pula diperkenankan seseorang yang beriman membunuh

seorang beriman yang lainnya lantaran seorang yang tidak

beriman (Ahmad, 2014: 15).

Pada data 3 di atas, tiga responden memberikan penilaian ‘dua’

sedangkan tiga responden lainnya memberikan penilaian ‘tiga’. Alasan ketiga

responden yang memberikan penilaian ‘dua’ adalah bahwa (1) hasil

terjemahan masih terdapat makna ganda (taksa) sehingga tidak bisa dipahami

secara langsung, dan (2) penggunaan kata sambung “yang” dan kata

“seseorang/seorang” dinilai kurang tepat karena keduanya merupakan

konstruksi bahasa lisan yang dituliskan.

Page 17: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

100

Makna ganda (taksa) yang terdapat pada data 3 di atas adalah pada

terjemahan frasa “ في كافر” fi ka>firin yang diterjemahkan menjadi “lantaran

seorang yang tidak beriman”. Kata “lantaran” dalam Kamus Tesaurus

Indonesia (2008: 279) memiliki makna “alasan, pemicu, penyebab”. Di

samping itu, Ramlan (1981: 69) menyatakan bahwa kata “lantaran” lebih

lazim untuk digunakan dalam ragam tidak resmi. Maka pemakaian kata

tersebut menjadikan hasil terjemahan ternilai kurang akurat.

Penerjemah dalam frasa “ في كافر” fi ka>firin menerjemahkan partikel

fi sebagai “lantaran” yang kemudian mengalami makna ganda dalam ”في“

hasil terjemahannya, yaitu memberikan pemahaman berupa “bersebab

seorang kafir itu, seorang mukmin tidak boleh membunuh mukmin lain”atau

“bersebab seorang mukmin itu membunuh orang kafir tersebut, maka

seorang mukmin tidak boleh membunuh mukmin lain”. Padahal apabila kita

merujuk pada pada kalimat sebelumnya telah dijelaskan bahwa seorang

mukmin yang muttaqin harus bersatu menentang setiap kesalahan yang

diperbuat mukmin lain walaupun pada anak mereka sendiri (Hisyam, 2006:

369; Ahmad, 2014: 15). Maka terjemahan yang akurat untuk frasa “ في كافر” fi

ka>firin adalah “bersebab mukmin itu membunuh orang kafir tersebut”.

Penggunaan kata sambung “yang” dan kata “seseorang/seorang” oleh

penerjemah dinilai kurang akurat karena keduanya merupakan konstruksi

bahasa lisan yang dituliskan. Dalam TBBI (1988: 299-300) kata sambung

“yang” merupakan konjungtor subordinatif yang menghubungkan dua klausa

atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Pada

pengelompokan konjungtor subordinatif terdapat anggota yang termasuk

Page 18: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

101

dalam kelompok preposisi, yakni pertama kata konjungtor tersebut bertindak

sebagai konjungtor dan kedua sebagai preposisi. Sehingga dapat diikuti

dengan klausa atau kata. Adapun kata sambung “yang” pada data 3 dinilai

kurang akurat karena mengganggu keutuhan pesan BSu. Kata sambung

“yang” tersebut dapat dihilangkan untuk mendapat terjemahan yang lebih

efektif dan akurat, sehingga menjadi “Seorang mukmin tidak boleh

membunuh mukmin lainnya karena ia membunuh orang kafir”.

Adapun kata “seseorang/seorang” yang digunakan penerjemah untuk

menjelaskan kata “ مؤمن” mu’minun dan “ كافر” ka>firun sebagai “seseorang

yang beriman” dan “seorang yang tidak beriman” adalah kurang efektif.

Dalam TBBI (Sugono, 2003: 285-286) penggolongan yang menyatakan

ketunggalan, seperti sebuah, seekor, dan seorang dalam konteks tertentu

dapat dihilangkan tanpa perbedaan arti. Namun memang dalam konteks

tertentu dapat mengubah kalimat. Penggolongan ini bersifat spesifik dan

bukan generik. Maka penggunaan kata “seseorang/seorang” oleh penerjemah

pada data 3 di atas, dapat dihilangkan sehingga kembali pada istilah BSu-nya,

yaitu “ مؤمن” mu’minun menjadi “mukmin” dan “ كافر” ka>firun menjadi “kafir”.

3. Terjemahan Tidak Akurat

Terjemahan teks PM yang memiliki penilaian tidak akurat adalah

sejumlah 0 data atau 0%. Skor penilaian dari keenam responden memiliki

rata-rata dengan pembulatan yang tidak masuk dalam kategori terjemahan

tidak akurat. Adapun makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat pada

teks terjemahan PM telah akurat maupun kurang akurat diterjemahkan oleh

penerjemah teks PM.

Page 19: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

102

B. Aspek Keberterimaan

Aspek keberterimaan dalam penelitian ini adalah aspek untuk

mengukur hasil penilaian responden terhadap keberterimaan teks terjemahan

PM berdasarkan istilah teknis, kaidah, tata gramatikal BSa. Sebagaimana

Nababan (2012: 44-45) menjelaskan mengenai aspek kedua dari terjemahan

yang berkualitas adalah terkait dengan masalah keberterimaan teks BSa.

Istilah keberterimaan merujuk pada apakah suatu terjemahan sudah

diungkapkan sesuai dengan kaidah-kaidah, norma, dan budaya yang berlaku

dalam BSa ataukah belum.

Dalam pengalihan bahasa kita mengenal adanya pengalihan bahasa

dan budaya yang disesuaikan dengan teks BSa. Pertimbangan konteks situasi

dan budaya menjadikan penerjemah tidak serta merta menerjemahkan suatu

teks akan tetapi mencari kesesuaian antarteks BSu dengan konteks situasi dan

budaya teks BSa, yang dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia.

Sebagaimana Burdah (2004: 13) menjelaskan kata “الصبر” a’sh-shabru (sabar)

sebagai suata kata yang lebih dominan pada ‘aktivitas’ yang timbul dari kata

tersebut. Misalnya sabar dalam berjuang. Sedangkan dalam bahasa Indonesia,

makna dari kata “sabar” lebih bersifat ‘pasif’, seperti sabar menerima

musibah, sabar menerima musibah. Sehingga kata “الصبر” a’sh-shabru lebih

tepat diterjemahkan menjadi “teguh, tegar, atau gigih”.

Keenam responden diberikan parameter kualitatif untuk dapat

mengalokasikan skor nilai pada data yang merujuk pada tiga bagian aspek

keberterimaan, yaitu berterima, kurang berterima, dan tidak berterima.

Berikut tabel 3.6 parameter kualitatif aspek keberterimaan.

Page 20: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

103

Kategori

Terjemahan Skor Parameter Kualitatif

Berterima 3 Terjemahan terasa alamiah, istilah teknis yang

digunakan lazim digunakan dan akrab bagi

pembaca; frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan

sudah sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa

Indonesia.

Kurang

Berterima

2 Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah,

namun ada sedikit masalah pada penggunaan istilah

teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal.

Tidak

Berterima

1 Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya

terjemahan; istilah teknis yang digunakan tidak

lazim digunakan dan tidak akrab bagi pembaca;

frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan tidak

sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Tabel 3.6. Instrumen Penilai Keberterimaan (Nababan, 2012:51)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa apabila terjemahan terasa

alamiah, istilah teknis lazim diterapkan dan akrab bagi pembaca, serta sudah

sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia, maka ia termasuk dalam teks

BSa yang berterima. Apabila teks terjemahan pada umumnya sudah terasa

alamiah akan tetapi masih terdapat kesalahan dalam penggunaan istilah teknis

atau gramatikal BSa, maka ia termasuk dalam teks BSa yang kurang

berterima. Namun bila teks BSa tersebut terasa tidak alamiah dan seperti

karya terjemahan juga tidak sesuai dengan kaidah-kaidah BSa (bahasa

Indonesia) maka ia termasuk dalam teks BSa yang tidak berterima.

Adapun makna “alamiah” pada KBBI (2008: 35) adalah bentuk

adjektiva yang berarti “bersifat alam”. Sedangkan dalam Tesaurus (2008: 13)

bermakna “bersahaja, natural, dan wajar”. Sehingga yang dimaksud dengan

istilah “terjemahan yang terasa alamiah” adalah terjemahan yang natural dan

wajar yang tentu sesuai dengan kaidah bahasa teks BSa. Sedangkan Nida

(1969: 12-13) berpendapat bahwa penerjemahan adalah usaha memproduksi

BSa yang memiliki padanan natural terdekat dengan BSu-nya, yaitu padanan

Page 21: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

104

pada makna dan gaya bahasa. Adapun untuk menghasilkan terjemahan yang

natural, dapat berupa (1) memproduksi pesan, (2) kesepadanan lebih dari

sekedar identitas, yaitu terjemahan bukan hanya sekedar terjemahan kata, tapi

juga menyepadankan makna yang sama dengan BSu, (3) kesepadanan natural,

yaitu terjemahan terbaik yang tidak seperti sebuah terjemahan, (4) padanan

terdekat, (5) prioritas pada makna, (6) gaya bahasa yang relevan. Adapun

contoh penerapan skor penilaian aspek keakuratan berdasarkan pengamatan

peneliti sebagai berikut.

(4) BSu:

ت معنا ي عقب ب عضها ب عضا،و إن كل غازية غز Wa inna kulla gha>ziyatin ghazat ma‘ana> yu‘aqqibu ba‘dhuha> ba‘dhan (Hisyam, 2006: 369).

BSa:

Setiap penyerangan yang dilakukan terhadap kita merupakan

tantangan terhadap semuanya, yang harus memperkuat persatuan

antara segenap golongan (Ahmad, 2014: 17).

Menurut pengamatan peneliti, skor penilaian keberterimaan pada

terjemahan contoh data 4 di atas adalah ‘satu’ yang berarti terjemahan dinilai

tidak akurat. Hal itu karena telah terjadi distorsi makna/penyimpangan makna

pada teks BSa. Penyimpangan makna ini mempengaruhi penyampaian pesan

BSu yang tidak tersampaikan secara akurat, yaitu dengan menerjemahkan

klausa “ ت معناغز ” ghazat ma‘ana> diterjemahkan menjadi “penyerangan yang

dilakukan terhadap kita”. Padahal di dalam teks BSu terdapat frasa “معنا”

ma‘ana> yang memiliki arti “bersama kita”. Sebagaimana dalam kamus Al-

Munawwir (1997: 1345) kata “مع” ma‘a memiliki arti “dengan, bersama,

beserta” dan partikel “نا” na< merupakan dhamir muttashil (pronomina yang

menempel pada kata) bermakna “نحن” nachnu yaitu “kami, kita”. Sehingga

Page 22: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

105

terjemahan yang lebih akurat dalam menerjemahkan klausa “ ت معناغز ” ghazat

ma‘ana> adalah “setiap pasukan yang berperang bersama kita”.

Adapun hasil penilaian aspek keberterimaan dari keenam responden

terhadap 85 data yang disajikan dari teks terjemahan PM, dapat dilihat pada

tabel 3.7 berikut ini.

Aspek Keberterimaan Terjemahan Piagam Madinah

No Jenis Jumlah

Data Nilai Akhir

Frekuensi

(%)

1 Terjemahan

Berterima

42 1, 3, 22, 23, 26, 27, 30, 33,

37, 38, 39, 40, 41, 42, 43,

46, 47, 48, 49, 50, 51, 52,

53, 54, 55, 56, 57, 64, 65,

66, 67, 68, 69, 71, 72, 73,

74, 75, 76, 78, 83, 85

49,41

2 Terjemahan

Kurang

Berterima

43 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 24, 25, 28, 29,

31, 32, 34, 35, 36, 44, 45,

58, 59, 60, 61, 62, 63, 70,

77, 79, 80, 81, 82, 84

50,59

3 Terjemahan

Tidak

Berterima

0 0 0

Total 85 85 100

Tabel 3.7. Penilaian Aspek Keberterimaan Piagam Madinah

Dari tabel 3.7 di atas, penilaian hasil terjemahan aspek keberterimaan

memiliki 42 data terjemahan berterima, 43 data terjemahan kurang berterima,

dan 0 data untuk terjemahan tidak berterima. Pada tabel dapat disimpulkan

bahwa hasil terjemahan teks PM tidak memiliki terjemahan yang tidak

berterima menurut keenam responden. Hal ini karena terjemahan teks PM

telah berterima maupun kurang berterima dalam masyarakat BSa berdasarkan

akumulasi dari penilaian keenam responden. Tidak terdapat akumulasi nilai

Page 23: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

106

yang merupakan kategori terjemahan tidak berterima. Adapun penjelasan

mengenai ketiga parameter tersebut adalah sebagai berikut.

1. Terjemahan Berterima

Terjemahan teks PM yang memiliki penilaian ‘terjemahan berterima’

adalah terjemahan yang terasa alamiah, istilah teknis yang digunakan lazim

digunakan dan akrab bagi pembaca, dan elemen struktural BSa (frasa, klausa,

dan kalimat) yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Terjemahan dengan kategori berterima ini berjumlah 42 data

(49,41%). Skor penilaian yang termasuk pada data terjemahan dengan

kategori berterima ini berkisar antara 2,7 hingga 3,0. Kemudian diterapkan

pembulatan skor sehingga data masuk pada rentan skor bernilai 3 (tiga).

Berikut contoh data terjemahan yang berterima menurut penilaian responden.

(5) BSu:

عة ظلم، أو إثم، أو هم، أو اب ت غى دسي و إن ال مؤمنين ال متقين على من ب غى من عدوان، أو فساد ب ين ال مؤمنين،

Wa innal-mu’mini>nal-muttaqi>na ‘ala man bagha minhum, awibtagha dasi>’ata zhulmin, aw itsmin, aw ‘udwa>nin, aw fasa>din bainal-mu’mini>na (Hisyam, 2006: 369).

BSa:

Segenap orang-orang beriman yang bertakwa harus menentang

setiap orang yang berbuat kesalahan, melanggar ketertiban,

penipuan, permusuhan atau pengacauan di kalangan masyarakat

orang-orang yang beriman (Ahmad, 2014: 15).

Lima responden untuk data 5 di atas memberikan penilaian ‘tiga’ yang

artinya kelima responden tersebut sepakat bahwa data 5 di atas sudah

merupakan terjemahan yang alamiah karena istilah teknis yang digunakan

lazim dan akrab bagi pembaca. Akan tetapi, kelima responden memberikan

saran, berupa (1) mengganti kata “segenap” di awal kalimat dengan kata

“semua”, dan (2) menggunakan kosakata serapan bahasa Indonesia untuk kata

Page 24: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

107

al-muttaqi>na, yakni “mukmin” dan ”ال متقين “ al-mu’mini>na dan kata ”ال مؤمنين “

“muttaqin”. Lebih lanjut Chaer (2011: 168) dan PUEBI (2016: 58)

menjelaskan mengenai kaidah penulisan unsur kata serapan dalam bahasa

Indonesia terbagi menjadi dua macam, yakni pertama, kosakata serapan yang

sudah menjadi bagian dari sistem kosakata bahasa yang penulisan dan

pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia (seperti badan,

waktu, atret). Dalam hal ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah

seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan

bentuk asalnya. Kedua, kosakata serapan yang ejaannya dibentuk menurut

pedoman penyesuaian ejaan dan belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa

Indonesia (seperti negosiasi, riset, de facto, de jure). Unsur-unsur itu dipakai

dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya

masih mengikuti cara asing.

Adapun kosakata serapan untuk kata “ ال مؤمنين” al-mu’mini>na dan kata

al-muttaqi>na merupakan kosakata serapan yang ejaannya dibentuk ”ال متقين “

menurut pedoman penyesuaian ejaan bahasa Indonesia. Sehingga pemakaian

kosakata serapan berupa “mukmin” (KBBI, 2008: 979) dan “muttaqin” akan

lebih efektif dan berterima karena pemakaian kedua istilah tersebut tidak

asing bagi masyarakat BSa.

Satu responden lainnya memberikan penilaian ‘dua’ untuk data 5 di

atas. Alasan responden tersebut adalah hasil terjemahan yang kurang efektif.

Kemudian responden memberikan tawaran terjemahan yang efektif berupa

“Seluruh kaum mukminin yang bertakwa harus menentang setiap orang yang

mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, atau berniat jahat, atau

Page 25: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

108

melakukan permusuhan, atau membuat kerusakan di antara kaum

mukminin”.

2. Terjemahan Kurang Berterima

Terjemahan teks PM yang memiliki penilaian ‘terjemahan kurang

berterima’ adalah terjemahan yang sudah terasa alamiah, namun ada sedikit

masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan

gramatikal.

Terjemahan dengan kategori kurang berterima ini berjumlah 43 data

(50,59%). Skor penilaian yang termasuk pada data terjemahan dengan

kategori kurang berterima ini berkisar antara 1,8 hingga 2,5. Kemudian

diterapkan pembulatan skor sehingga data masuk pada rentan skor bernilai 2

(dua). Berikut contoh data terjemahan yang kurang berterima menurut

penilaian keenam responden.

(6) BSu:

فإنه ل ي وتغ إل ن فسه، و أهل ب يته،م إل من ظلم و أث Illa man zhalama wa atsima fa innahu la> yu>tigha illa nafsahu wa ahlu baitihi (Hisyam, 2006: 369).

BSa:

Kecuali kalau ada yang mengacau dan berbuat kejahatan, yang

menimpa diri orang yang bersangkutan dan keluarganya

(Ahmad, 2014: 19).

Pada data 6 di atas, empat responden memberikan penilaian ‘dua’ dan

dua responden lainnya memberikan penilaian ‘tiga’. Data 6 mengalami

pembulatan dari rata-rata nilai 2,3 menjadi masuk pada kategori 2. Sehingga

data 6 di atas termasuk terjemahan yang kurang berterima.

Page 26: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

109

Adapun alasan dari empat responden yang memberikan penilaian

‘dua’ adalah terjemahan yang kurang efektif karena pola kontruksi yang

tersusun adalah kontruksi bahasa lisan bukan bahasa tulis.

Penerjemah telah melakukan strategi semantis-analisis komponensial

dalam menerjemahkan kata “ ظلم” zhalama, “ أثم” atsima, dan “ ن فسه” nafsuhu.

Penerjemah mendeskripsikan ketiga kata tersebut menjadi “ada yang

mengacau, berbuat kejahatan, orang yang bersangkutan”.

Dalam kamus Tesaurus (2008: 560) kata “ ظلم” zhalama telah diserap

ke dalam bahasa Indonesia, yaitu “zalim, aniaya, lalim”. Responden

menyarankan untuk menggunakan kata serapan bahasa Indonesia, yakni

“zalim”. Hal itu karena menerjemahkan kata “ ظلم” zhalama dengan “ada yang

mengacau” kurang berterima di masyarakat BSa dan sudah memiliki kata

serapan dalam bahasa Indonesia.

Kata “ أثم” atsima dalam kamus Al-Munawwir (1997: 8) memiliki

makna “berbuat dosa/kesalahan, kejahatan”. Responden dalam hal ini sepakat

dengan terjemahan “berbuat kejahatan” dari penerjemah. Namun perlu

diringkas menjadi bentuk nominanya saja, yaitu kata “jahat”. Hal itu karena

terdapat dua kata verba dalam satu kalimat pada data 6 di atas. Maka

terjemahan dari “ إل من ظلم و أثم” illa man zhalama wa atsima menjadi

“kecuali bagi yang berbuat zalim dan jahat”.

Adapun kata “ ن فس” nafsun dalam kamus Al-Munawwir (1997: 1446)

memiliki makna “jiwa, diri sendiri”. Maka arti harfiah bentuk frasa “ن فسه”

nafsuhu pada data 6 di atas adalah “dirinya sendiri”. Responden berpendapat

bahwa terjemahan berupa “orang yang bersangkutan” merupakan terjemahan

Page 27: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

110

deskriptif yang kurang efisien. Penerjemah mengelaborasi terjemahan harfiah

“diri sendiri” pada data 6. Hal ini menyebabkan pesan kurang dapat

tersampaikan karena pemakaian istilah teknis yang kurang berterima.

Sehingga terjemahan yang baik untuk kalimat “ ه، و أهل ب يته إل ن فس ” illa nafsuhu

wa ahlu baitihi adalah “kecuali diri dan keluarganya”.

Pola kontruksi gramatikal yang terdapat pada terjemahan data 6 di atas

memiliki kontruksi bahasa lisan. Hal itu dapat dilihat pada tambahan

konjungsi “yang” dengan pengulangan sebanyak 3 kali pada kalimat.

Penambahan konjungsi “yang” tersebut membuat kalimat sukar untuk

dipahami dalam sekali baca. Sehingga usulan responden terhadap terjemahan

pada data 6 di atas adalah “kecuali bagi yang berbuat zalim dan jahat, maka

hanya akan menimpakan kerugian bagi diri dan keluarganya”.

3. Terjemahan Tidak Berterima

Terjemahan teks PM yang memiliki penilaian tidak berterima adalah

sejumlah 0 data atau 0%. Skor penilaian dari keenam responden memiliki

rata-rata dengan pembulatan yang tidak masuk dalam kategori terjemahan

tidak berterima. Tidak terdapat akumulasi nilai yang merupakan kategori

terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya terjemahan, atau istilah

teknis yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi pembaca,

atau elemen struktural BSa (frasa, klausa, dan kalimat) yang digunakan tidak

sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.Sehingga dapat disimpulkan

bahwa aspek keberterimaan teks terjemahan PM telah berterima maupun

kurang berterima berdasarkan akumulasi dari penilaian enam responden.

C. Aspek Keterbacaan

Page 28: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

111

Aspek keterbacaan dalam teks terjemahan PM merupakan

representatif dari terjemahan yang sudah dapat dipahami pesan BSu di dalam

BSa oleh masyarakat pembaca BSa. Aspek keterbacaan ini pun mengukur

tingkat pemahaman pembaca –dalam hal ini diwakilkan enam responden–

dengan membaca teks terjemahan PM yang dihasilkan penerjemah.

Nababan (2012: 45) menjelaskan pada mulanya istilah keterbacaan

hanya dikaitkan dengan kegiatan membaca. Kemudian istilah keterbacaan itu

dikaitkan pula dalam bidang penerjemahan karena konteks penerjemahan

yang tidak lepas dari sifat membaca. Istilah keterbacaan itu pada dasarnya

tidak hanya menyangkut keterbacaan pesan teks BSu, tetapi juga keterbacaan

pesan teks BSa.

Keenam responden diberikan parameter kualitatif untuk dapat

mengalokasikan skor nilai pada data yang merujuk pada tiga bagian aspek

keterbacaan, yaitu terbaca tinggi, terbaca sedang, dan terbaca rendah. Berikut

tabel 3.8 parameter kualitatif aspek keberterimaan.

Kategori

Terjemahan Skor Parameter Kualitatif

Keterbacaan

Tinggi

3 Kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks

terjemahan dapat dipahami dengan mudah oleh

pembaca.

Keterbacaan

Sedang

2 Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh

pembaca; namun ada bagian tertentu yang harus

dibaca lebih dari satu kali untuk memahami

terjemahan.

Keterbacaan

Rendah

1 Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca.

Tabel 3.8. Instrumen Penilai Keterbacaan (Nababan, 2012: 52)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa apabila suatu teks BSa

diterjemahkan dengan istilah teknis, kata, frasa, klausa, dan kalimat yang

dapat dipahami oleh pembaca teks BSa, maka ia termasuk teks BSa yang

Page 29: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

112

terbaca tinggi. Namun apabila terjemahan yang dihasilkan terdapat bagian

tertentu yang harus dibaca lebih dari satu kali maka termasuk dalam teks BSa

yang terbaca sedang. Adapun hasil terjemahan yang sulit dipahami pembaca,

yaitu tidak sesuai dengan kriteria teks pada kualifikasi parameter skor 1 dan

skor 2, maka ia termasuk teks yang terbaca rendah. Berikut contoh penerapan

dalam pemberian skor nilai aspek keterbacaan.

(7) BSu:

د رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم. و محمWa Muchammadun Rasu>lu’l-la>h Sha’l-la>hu ‘alaihi wa Sallama (Hisyam, 2006: 370).

BSa:

Dan (akhirnya) Muhammad adalah pesuruh Allah, semoga Allah

mencurahkan shalawat dan kesejahteraan atasnya (Ahmad,

2014: 24).

Menurut pengamatan peneliti, keterbacaan pada data 7 di atas adalah

‘tiga’ yang berarti teks BSu memiliki tingkat keterbacaan tinggi. Hal itu

karena penerjemah sudah tepat dalam menerjemahkan teks BSa. Sehingga

teks terjemahan berupa “Dan (akhirnya) Muhammad adalah pesuruh Allah,

semoga Allah mencurahkan shalawat dan kesejahteraan atasnya” sudah

dapat dimengerti tanpa perlu membaca lebih dari sekali.

Adapun hasil penilaian aspek keterbacaan teks terjemahan PM oleh

keenam responden dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut.

Aspek Keterbacaan Terjemahan Piagam Madinah

No Jenis Jumlah

Data Nomor Data

Frekuensi

(%)

1 Terjemahan

Keterbacaan

Tinggi

57 1, 2, 3, 6, 8, 10, 14, 16, 18,

20, 23, 26, 27, 30, 31, 33,

34, 37, 38, 39, 40, 41, 42,

43, 44, 46, 47, 48, 49, 50,

51, 52, 53, 54, 55, 56, 57,

58, 59, 60, 61, 62, 65, 66,

67,06

Page 30: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

113

67, 68, 69, 71, 72, 73, 74,

75, 76, 78, 82, 83, 85

2 Terjemahan

Keterbacaan

Sedang

28 4, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 15, 17,

19, 21, 22, 24, 25, 28, 29,

32, 35, 36, 45, 63, 64, 70,

77, 79, 80, 81, 84

32,94

3 Terjemahan

Keterbacaan

Rendah

0 0 0

Total 85 85 100

Tabel 3.9. Penilaian Aspek Keterbacaan Piagam Madinah

Dari tabel 3.9 di atas, penilaian hasil terjemahan aspek keterbacaan

memiliki 57 data terjemahan dengan tingkat keterbacaan tinggi, 28 data

terjemahan tingkat keterbacaan sedang, dan 0 data untuk terjemahan tingkat

keterbacaan rendah. Pada tabel dapat disimpulkan bahwa terjemahan teks

terjemahan PMtidak memiliki terjemahan dengan tingkat keterbacaan rendah

menurut keenam responden. Hal ini karena terjemahan teks PM telah ‘terbaca

tinggi’ maupun ‘terbaca sedang’ oleh masyarakat BSa berdasarkan akumulasi

dari penilaian keenam responden. Tidak terdapat akumulasi nilai yang

merupakan kategori terjemahan ‘terbaca rendah’. Adapun penjelasan

mengenai ketiga parameter tersebut adalah sebagai berikut.

1. Terjemahan Keterbacaan Tinggi

Terjemahan PM yang memiliki penilaian dengan tingkat keterbacaan

tinggi adalah terjemahan dengan kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat

BSa yang sudah dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.

Terjemahan dengan tingkat keterbacaan tinggi ini berjumlah 57 data

(67,06%). Skor penilaian yang termasuk pada data terjemahan dengan

kategori ‘terbaca tinggi’ ini berkisar antara 2,7 hingga 3,0. Kemudian

diterapkan pembulatan skor sehingga data masuk pada rentan skor bernilai 3

Page 31: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

114

(tiga). Berikut contoh data terjemahan ‘terbaca tinggi’ menurut penilaian

keenam responden.

(8) BSu:

ن هم، ل يسالم مؤمن دون مؤمن في قتال في سبيل اهلل، إل على سواء و عدل ب ي La> yusa>limu mu’minun du>na mu’minin fi qita>lin fi sabi>li’l-La>hi illa ‘ala sawa>’in wa ‘adlin bainahum (Hisyam, 2006: 369).

BSa:

Tidak diperkenankan segolongan orang-orang yang beriman

membuat perjanjian tanpa ikut sertanya segolongan lainnya

dalam suatu peperangan di jalan Allah, kecuali atas dasar

persamaan dan adil di antara mereka (Ahmad, 2014: 16).

Rata-rata penilaian data 8 di atas adalah ‘tiga’ tanpa pembulatan,

artinya bahwa keenam responden telah memberikan penilaian ‘tiga’ secara

bersamaan. Responden menilai bahwa terjemahan data 8di atas memiliki

tingkat keterbacaan tinggi karena teks terjemahan dapat dipahami dengan

mudah oleh responden yang mana merupakan pembaca teks tersebut. Akan

tetapi responden memberikan saran mengenai terjemahan yang lebih efektif

untuk data 8 di atas.

Penerjemah dalam data 8 menerjemahkan frasa “ ن هم ”على سواء و عدل ب ي

‘ala sawa>’in wa ‘adlin bainahum menjadi “atas dasar persamaan dan adil di

antara mereka”. Dua nomina “ سواء” sawa>’un dan “ ل عد ” adlun mengalami

terjemahan yang tidak paralel karena pemakaian afiks/imbuhan yang tidak

berdampingan. Nomina “ سواء” sawa>’un dalam kamus Al-Maurid (2006: 487)

memiliki arti “sama, mirip, serupa”. Sedangkan “ عدل” adlun dalam kamus Al-

Munawwir (1977: 905) memiliki arti “keadilan, kejujuran”. Namun

penerjemah hanya menambahkan afiks prefiks-sufiks berupa per-an pada

nomina “sama” menjadi “persamaan” dan tidak menambahkan afiks pada

nomina “adil”. Afiksasi dalam penurunan nomina sebagaimana yang

Page 32: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

115

dijelaskan oleh Alwi dkk dalam TBBI (2003: 222) terdiri dari tiga prefiks dan

satu sufiks yang dipakai dalam menurunkan nomina, yakni ke-, per-, dan

peng- serta sufiks -an. Karena prefiks dan sufiks dapat bergabung maka

seluruhnya ada tujuh macam.

Adapun pada data 8 di atas, nomina “ سواء” sawa>’un dan “ عدل” adlun

adalah dua nomina yang saling berhubungan maknanya, sehingga responden

menyarankan untuk diterjemahkan menjadi “kesamaan dan keadilan”. Yaitu

menambahkan afiks ke-an pada nomina “sama” dan “adil”.Keduanya

mengalami penambahan afiks prefiks-sufiks yang sama, yakni ke-an.

Saran kedua adalah mengenai terjemahan nomina “ مؤمن” mu’minun

yang diterjemahkan menjadi “segolongan orang-orang yang beriman”.

Terjemahan ini menggunakan strategi penerjemahan semantis-perluasan

dalam memperluas nomina “ مؤمن” mu’minun. Terjemahan seperti ini menurut

responden dinilai kurang efektif karena dalam masyarakat BSa terdapat istilah

yang sudah baku akibat serapan dari bahasa asing (red: bahasa Arab). Nomina

mu’minun dalam kamus KBBI (2008: 979) memiliki arti “orang yang ”مؤمن “

beriman dan percaya kepada Allah”. Sedangkan dalam kamus Tesaurus

Indonesia (2008: 330) memiliki persamaan makna dengan “muslim, mukmin,

mukminat, orang islam”. Sehingga terjemahan efektif yang ditawarkan oleh

responden adalah mengganti terjemahan “segolongan orang-orang yang

beriman” menjadi “seorang mukmin” karena nomina “ ؤمن م ” mu’minun

menunjukkan nomina tunggal.

Saran ketiga adalah mengenai penambahan semantis dalam

terjemahan “ ل يسالم مؤمن دون مؤمن” la> yusa>limu mu’minun du>na mu’minin

Page 33: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

116

yang diterjemahkan menjadi “Tidak diperkenankan segolongan orang-orang

yang beriman membuat perjanjian tanpa ikut sertanya segolongan lainnya”.

Dalam terjemahan ini, penerjemah menggunakan strategi semantis-

penambahan untuk menyampaikan pesan dari BSu. Namun responden

memberikan pendapat bahwa ini merupakan hasil terjemahan yang kurang

efisien karena kontruksi bahasa lisan yang masih terasa dikala penerjemah

menggunakan kata “sertanya” dan “lainnya” pada hasil terjemahannya

tersebut. Maka responden menyarankan untuk mengganti terjemahan tersebut

menjadi “seorang mukmin tidak boleh membuat perjanjian damai tanpa ikut

serta mukmin yang lain”.

2. Terjemahan Keterbacaan Sedang

Terjemahan teks PM yang memiliki penilaian dengan tingkat

keterbacaan sedang adalah terjemahan yang secara umum dapat dipahami

oleh pembaca BSa, namun ada bagian tertentu pada teks yang harus dibaca

lebih dari satu kali untuk memahami terjemahan teks PM tersebut.

Terjemahan dengan tingkat keterbacaan sedang ini berjumlah 28 data

(32,94%). Skor penilaian yang termasuk pada data terjemahan dengan

kategori ‘terbaca sedang’ ini berkisar antara 1,8 hingga 2,5. Kemudian

diterapkan pembulatan skor sehingga data masuk pada rentan skor bernilai 2

(dua). Berikut contoh data terjemahan ‘terbaca sedang’ menurut penilaian

keenam responden.

(9) BSu:

و إنه ل تجار حرمة إل بإذن أهلها،Wa innahu la> tuja>ru churmatun illa bi idzni ahliha> (Hisyam, 2006: 370).

BSa:

Page 34: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

117

Tidak seorang pun tetangga wanita boleh diganggu ketentraman

atau kehormatannya, melainkan setiap kunjungan harus dengan

izin suaminya (Ahmad, 2014: 22).

Rerata penilaian pada data 9 di atas adalah ‘dua’ tanpa ada

pembulatan skor. Akan tetapi tidak semua responden memberikan penilaian

yang sama. Keenam responden terbagi menjadi tiga kelompok dalam

memberikan penilaian ‘satu’, ‘dua’, dan ‘tiga’. Adapun dua responden

pertama yang memberikan penilaian ‘tiga’ memberikan alasan bahwadata 9di

atas sudah dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca BSa.

Dua responden selanjutnya yang memberikan penilaian ‘dua’

menyatakan bahwa data 9 di atas pada umumnya telah memiliki terjemahan

yang dapat dipahami oleh pembaca. Akan tetapi terdapat bagian tertentu yang

harus dibaca lebih dari satu kali untuk memahami terjemahan. Hal itu karena

penerjemah melakukan (1) pemilihan makna leksikal BSa yang kurang tepat,

dan (2) menyusunsusunan gramatikal BSa yang belum sesuai dengan Ejaan

Bahasa Indonesia.

Alasan pertama adalah pemilihan leksikal yang kurang tepat. Pertama,

pada kata “ حرمة” churmatun yang diterjemahkan menjadi “tetangga wanita”

kemudian diberikan tambahan informasi berupa “ketentraman atau

kehormatannya”. Penerjemah dalam kata hal ini telah melakukan strategi

semantis-analisis komponensial, yakni mendeskripsikan kata “ حرمة”

churmatun dengan menggunakan dua atau lebih komponen leksikal kata

tersebut. Di dalam kamus Al-Munawwir (1977: 256) kata “ حرمة” churmatun

berasal dari “ يحرم -حرم ” charama-yachrumu yang bermakna dasar

“mencegah”. Kamus ini memberikan tawaran arti dari kata “ حرمة” churmatun

berupa “Hak-hak Allah/ الحرمة al-churmatu, jaminan/ ذمة dzimmatun,

Page 35: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

118

kesucian/ القداسة al-quda>satu, kehormatan/ ما ل يحل انتهاكه ma> la> yachillu

intiha>kuhu, dan wanita/ ال مرأة al-mar‘atu”. Adapun dalam kamus Al-Maurid

(2006: 291) kata “ حرمة” churmatun memiliki arti “kesucian, sesuatu yang

tidak dapat dilanggar”. Responden memberikan saran untuk menerjemahkan

kata “ حرمة” churmatun menjadi bermakna “ ذمة” dzimmatun yaitu “jaminan”

tanpa perlu diberikan deskripsi tambahan dari makna leksikalnya.

Katakedua adalah kata verba “ تجار” tuja>ruyang memiliki asal kata

“ ر -جار يجي ” ja>ra–yuji>ru artinya “melanggar, melindungi” (Al-Munawwir,

1997: 222). Namun penerjemah menerjemahkan kata “ تجار” tuja>ru menjadi

bentuk pasif “diganggu”. Dalam hal ini, responden sepakat apabila kata “ تجار”

tuja>ru diterjemahkan menjadi bentuk pasif agar dapat terbaca oleh

masyarakat BSa. Akan tetapi kata “diganggu” harus diganti menjadi

“diberikan” karena dalam KBBI (2008: 434) kata “diganggu” memiliki asal

kata “ganggu” yang bermakna “menggoda, mengusik, merisaukan”.

Sedangkan pesan yang terdapat BSu adalah mengenai sebuah jaminan yang

tidak boleh diberikan kecuali seizin ahlinya.

Adapun pemilihan kata ketiga adalah kata “ketentraman” yang

menggunakan afiks prefiks-sufiks berupa ke-an untuk nomina. Kata

“ketentraman ini bukan kata baku dalam makna leksikal BSa. Menurut KBBI

(2008: 1499) kata dasar “tentram” memiliki kata baku “tenteram”. Begitu

pula pada penggunaan kata “ketentraman” memiliki kata baku

“ketenteraman” yang bermakna “keadaan tenteram, ketenangan, dan

ketenangan hati”.

Page 36: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

119

Alasan kedua adalah responden berpendapat bahwa susunan

gramatikal pada data 9 di atas tidak sesuai dengan tata bahasa BSa.

Penerjemah menggunakan kata negasi “tidak” yang kemudian diikuti dengan

kata “melainkan”. Padahal konstruksi BSa yang disusun penerjemah adalah

menunjukkan “hubungan” antara anak kalimat (Tidak seorang pun tetangga

wanita boleh diganggu ketentraman atau kehormatannya) dengan induk

kalimat (melainkan setiap kunjungan harus dengan izin suaminya). Maka

susunan gramatikal seperti ini tidak sesuai dengan tata bahasa BSa yang

terdapat pada Ejaan Bahasa Indonesia (EBI). Hal itu karena dalam Ejaan

Bahasa Indonesia (EBI) kata negasi “tidak” harus diikuti dengan “tetapi” jika

keduanya adalah berupa kalimat gabungan yang saling berkaitan maknanya.

Seperti contoh “Dia tidak mengantar, tetapi diantar” pada buku Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia/PUEBI (2016: 13).

Namun apabila kita memperhatikan pesan BSu pada data 4 di atas,

partikel “ إل” illa lebih tepat untuk diartikan sebagai “kecuali”. Maka

terjemahan efektif yang sesuai susunan gramatikal BSa adalah “Tidak boleh

jaminan itu diberikan, kecuali seizin ahlinya”.

Adapun dua responden lain yang memberikan penilaian ‘satu’

memberikan alasan bahwa terjemahan data 9 di atas sulit dipahami. Hal itu

karena sebagai pembaca, responden harus melakukan pengulangan dalam

membaca pesan dari hasil terjemahan yang diberikan.

3. Terjemahan Keterbacaan Rendah

Terjemahan teks PM yang memiliki penilaian ‘terbaca rendah’ adalah

sejumlah 0 data atau 0%. Skor penilaian dari keenam responden memiliki

Page 37: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

120

rata-rata dengan pembulatan yang tidak masuk dalam kategori terjemahan

dengan tingkat keterbacaan rendah. Aspek keterbacaan teks terjemahan PM

memiliki keterbacaan tinggi maupun sedang berdasarkan akumulasi dari

penilaian keenam responden. Tidak terdapat akumulasi penilaian yang

menunjukkan teks terjemahan PM ini sulit terbaca oleh keenam responden

selaku repsentatif dari pembaca teks BSa.

D. Hubungan Antara Kualitas Terjemahan dengan Strategi Penerjemahan

Teks Piagam Madinah

Kualitas terjemahan PM memiliki sembilan data yang termasuk dalam

terjemahan yang akurat, berterima, dan keterbacaan tinggi. Kesembilan data

tersebut menggunakan strategi penerjemahan yang berbeda. Namun dari

penggunaan strategi yang berbeda-beda itu, ditemukan strategi yang memiliki

intensitas penggunaan terbanyak dibanding strategi lain. Strategi

penerjemahan yang digunakan pada sembilan data tersebut dapat dilihat pada

tabel 3.10 berikut.

Jenis Strategi Nomor Data yang Menggunakan

30 41 54 1 47 48 49 50 51

Struk. Penambahan

Struk. Pengurangan

Struk. Transposisi

Sem. Pungutan

Sem. Padanan Budaya

Sem. Analisis Komponensial

Sem. Sinonim

Sem. Perluasan

Sem. Penambahan

Sem. Penghapusan

Tabel 3.10. Penggunaan Strategi pada Data Berkualitas

(Akurat, Berterima, dan Keterbacaan Tinggi)

Page 38: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

121

Pengelompokan data seperti pada tabel 3.10 di atas, berdasarkan rata-

rata yang diperoleh oleh keenam responden. Dari 85 data yang dimiliki,

sembilan di antaranya memiliki penilaian dengan hasil ‘Akurat, Berterima,

dan Keterbacaan Tinggi’. Pengambilan kesembilan data tersebut berdasarkan

hasil rata-rata sebelum dilakukan pembulatan. Kesembilan data tersebut

memiliki skor yang sama, yaitu ‘3-3-2’. Artinya, dari ketiga aspek kualitas

terjemahan yang dinilai, terdapat satu data dengan hasil skor ‘dua koma

delapan’ (2,8) yang belum mencapai skor bulat berupa ‘tiga koma enol’ (3,0).

Namun kesembilan data tersebut sudah dapat dikategorikan menjadi

terjemahan yang akurat, berterima, dan terbaca sedang.

Kesembilan data tersebut menggunakan strategi penerjemahan yang

hampir sama. Yaitu dari ketigabelas strategi penerjemahan yang ada, sepuluh

di antaranya telah digunakan penerjemah untuk menerjemahkan sembilan

data ini. Pada tabel 3.10 dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan

strategi semantis-penambahan adalah strategi yang paling sering diterapkan

penerjemah teks PM. Hal itu dikarenakan intensitas penerapan strategi

semantis-penambahan ini pada semua data (9 kali) oleh penerjemah saat

menerjemahkan teks PM ini.

Tiga strategi lainnya yang sering diterapkan penerjemah adalah

strategi struktural-transposisi, semantis-pungutan, dan semantis-penghapusan.

Ketiga strategi ini digunakan pada delapan data yang berkualitas tinggi.

Adapun strategi penerjemahan yang jarang diterapkan penerjemah adalah

strategi semantis-sinonim, semantis-padanan budaya, dan semantis-analisis

komponensial.

Page 39: BAB III KUALITAS TERJEMAHAN TEKS TERJEMAHAN … · responden terhadap teks BSa tersebut. ... C. Verifikasi Data dan Laporan Data 9. Verifikasi Data 10. Laporan Data Hasil Analisis

122

Setelah melihat tabel 3.10 di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan

strategi penerjemahan dalam menerjemahkan sebuah piagam perjanjian

(khususnya) tidak dapat ditentukan secara sistematis karena penerapannya

adalah sesuai dengan kebutuhan penerjemah dalam menerjemahkan suatu

piagam perjanjian.

Adapun terjemahan yang berkualitas, dalam hal ini peneliti

mengawalinya dengan menganalisis strategi penerjemahan. Kemudian

peneliti menyimpulkan mengenai hubungan antara strategi penerjemahan dan

kualitas terjemahan (khususnya pada teks PM ini) adalah hubungan yang

saling berkaitan. Hal itu dikarenakan alasan responden terhadap tiap data

yang dinilai memiliki kesamaan dengan hasil analisa strategi penerjemahan

pada teks terjemahan PM. Artinya, penerapan strategi penerjemahan oleh

penerjemah dapat menunjang kualitas terjemahan teks PM ini khususnya.