BAB III KEPEMIMPINAN DAN IDEOLOGI DALAM GERAKAN … file53 gemilang dan memberikan keuntungan...
-
Upload
hoangquynh -
Category
Documents
-
view
233 -
download
0
Transcript of BAB III KEPEMIMPINAN DAN IDEOLOGI DALAM GERAKAN … file53 gemilang dan memberikan keuntungan...
50
BAB III
KEPEMIMPINAN DAN IDEOLOGI DALAM GERAKAN
PROTES BURUH DI PURWOREJO TAHUN 1919-1926
Sebelum membicarakan mengenai protes buruh di Purworejo tahun 1919-
1926, terlebih dulu harus diketahui ideologi dari gerakan buruh tersebut. Setiap
gerakan sosial pasti memiliki ideologi, yaitu sesuatu yang dijadikan pedoman yang
ditanamkan dalam diri setiap individu maupun kelompok yang melakukan suatu
gerakan atau yang disebut dengan ideologi. Ideologi gerakan merupakan keyakinan
terhadap suatu paham yang akan mengarahkan kepada tujuan dari gerakan itu sendiri.
Selain ideologi, hal yang sangat penting dalam suatu gerakan adalah seorang
pemimpin gerakan. Pemimpin memiliki andil besar dalam sebuah gerakan, yang akan
membawa kemana arah gerakan itu dan menjamin tercapainya tujuan dari gerakan
tersebut. Penjelasan mengenai ideologi dan kepemimpinan gerakan buruh di
Purworejo akan dijelaskan sebagai berikut:
A. Organisasi Politik dan Kepeminpinan dalam Gerakan Protes Buruh
1. Munculnya Organisasi Politik dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Buruh
Akhir abad XIX sampai awal abad XX terjadi perubahan besar terhadap
sistem ekonomi di Indonesia. Berlakunya sistem ekonomi liberal mengubah
kehidupan masyarakat Indonesia saat itu, dari berlakunya Cultuurstelsel yang
dianggap memberatkan rakyat kemudian beralih ke sistem ekonomi pintu terbuka.
Bukan hanya kehidupan di bidang ekonomi rakyat saja yang berubah melainkan juga
51
pendidikan. Setelah diterapkannya politik etis atau politik balas jasa pada tahun
1900an, banyak dari rakyat Indonesia yang telah mengenyam pendidikan. Munculnya
kaum-kaum terpelajar ini yang menjadi awal dari kesadaran masyarakat Indonesia
untuk melakukan gerakan.
Munculnya kaum-kaum terpelajar memang menjadi salah satu dampak dari
politik etis, kemunculannya membangkitkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk
memerdekakan diri dan haknya. Kaum terpelajar membentuk organisasi-organisasi
baik itu politik maupun sosial untuk mewujudkan hal itu, yang diantaranya ada
Boedi Oetomo yang dipandang sebagai tonggak awal berdirinya organisasi di
Indonesia, anggotanya merupakan kaum-kaum moderat dan berasal dari kalangan
kerajaan. Kemudian diikuti oleh Sarekat Islam, kemudian muncul juga PKI yang
sebagian besar tokohnya merupakan pecahan dari Sarekat Islam dengan ideologi yang
berbeda. Setelah itu organisasi-organisasi politik mulai bermunculan.
Boedi Oetomo muncul pada bulan Mei 1908 yang berupa Sarekat Prijaji.
Tujuan dibentuknya adalah untuk memajukan kaum bumiputera. Atas persetujuan
dari Guberbur Jendral Idenburg dan laporan dari Douwes Dekker yang dimuat dalam
Bataviansch Nieuswsblad, BO menikmati kedudukan sebagai ungkapan kebangkitan
Nasional yang pertama dalam bentuk organisasi yang didirikan oleh Dokter Wahidin
Soedirohusodo. Meskipun pendiri yang sebenarnya adalah pelajar dari Stovia.50
50 Takashi Siraishi, Zaman Bergerak “Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926”, (Jakarta: Grafiti Press, 1997), hlm.46.
52
Sarekat Islam tumbuh dan berkembang dari Rekso Roemekso pada awal 1912
yang didirikan oleh Haji Samanhoedi Wahid bersama saudara, teman dan
pengikutnya.51 Pada masa itu perkumpulan tanpa status hukum dibubarkan setiap saat
dengan perintah Residen. Pergolakan masyarakat sebagai bentuk perubahan sosial
yang cepat membangkitkan kesadaran kaum pribumi, semula secara perorangan
kemudian kelompok-kelompok kemudian meluas ke seluruh masyarakat. Sarekat
Islam di periode awal merupakan suatu banjir besar di mana rakyat dimobilisasi
secara besar-besaran, baik di kota maupun pedesaan. Gerakan massa seperti ini
dianggap ancaman langsung bagi pemerintah Belanda.52 Sarekat Islam muncul
sebagai organisasi yang tidak memandang ras dan kedudukan, inilah yang kemudian
menjadikan Sarekat Islam menjadi organisasi dengan massa yang sangat besar.
Sarekat Islam juga melakukan gerakan reaktif yang berupa protes-protes
dalam pers pribumi kemudian disusul oleh usaha-usaha aktif untuk memperbaiki
nasib dan martabat rakyat. SI berurusan dengan berbagai kelompok dan golongan dari
berbagai lapisan sosial dan subkultur. SI sering dipandang sebagai revivalisme
religius.53
Situasi yang memburuk di kalangan kaum buruh dan pegawai rendah setelah
Perang Dunia I namun di sisi lain, di bidang pertanian tengah mengalami masa
51 Ibid., hlm.55.
52 Sartono Kartodirdjo, Gerakan-gerakan Protes di Pedesaan Jawa,(Yogyakarta: Buku Tidak Dipublikasi, 2007), hlm.106-107.
53 Ibid., hlm.109.
53
gemilang dan memberikan keuntungan ekonomi yang cukup besar bagi kaum
pemodal asing. Kepemimpinannya jatuh ke tangan kaum komunis yang terampil
sekali mendalangi aksi-aksi kaum buruh.54 Sarekat Islam merupakan jalan pembuka
bagi semua golongan untuk ikut dalam organisasi tanpa memandang status dan
jabatan. Anggota Sarekat Islam semakin membesar dan muncul dari berbagai daerah,
hal ini yang kemudian membuat Sarekat Islam mampu untuk secara radikal melawan
Kolonialisme. Meskipun dalam keanggotaannya tidak memandang jabatan dan status
namun Sarekat Islam yang bergerak dengan ideologi Islam sangat menentang
komunisme.
Pecahnya Sarekat Islam menjadi dua kubu ini yaitu SI putih dan SI merah, SI
merah yang berhalauan komunis sedangkan SI putih merupakan yang murni atau
ideologi religius. Perbedaan ideologi menjadi alasan perpecahan CSI. Misbach
muncul sebagai propagandis PKI dan SI merah karena menganggap bahwa prinsip
dasar komunisme adalah “sama rasa sama rata” tidak cocok dengan Islam.55 Pada
pertengahan 1924, PKI muncul sebagai kekuatan yang pengaruhnya melampaui
PSI/CSIdan satu-satunya partai dengan jujur mampu menyatakan memiliki pengikut
massa. Suatu pertarungan ideologi komunisme PKI dan Islamisme PSI/CSI semakin
terbuka.56
54 Ibid., hlm.125.
55 Takashi Siraishi., op.cit., hlm.329.
56 Ibid., hlm.337.
54
Kedua Partai muncul dengan basis massa yang besar dan menjadi organisasi
rakyat yang cukup radikal. Terutama PKI yang secara terus-menerus melakukan aksi
mogok di berbagai daerah. PKI yang merupakan organisasi penggerak dari sebagian
besar aksi mogok buruh di berbagai daerah untuk menuntut hak. Gerakan dilakukan
dengan tujuan untuk menghapus kapitalisme dan imperialisme dari tanah Indonesia.
Sarekat Islam dan PKI merupakan sebuah organisasi politik yang secara nyata
melawan pemerintah Kolonial Belanda. Melalui aksi-aksi propaganda dalam bentuk
media massa, seperti yang dilakukan oleh Marco Kartodikromo atau melalui gerakan
mogok seperti yang telah terjadi di berbagai daerah. Keduanya juga merupakan
pelopor gerakan protes yang dilakukan oleh kaum buruh. Gerakan-gerakan tersebut
mampu untuk mengguncang dan mengancam kedudukan pemerintah Kolonial
Belanda di Indonesia.
Boedi Oetomo juga muncul sebagai sebagai organisasi yang bergerak untuk
mencapai kemerdekaan. Hanya saja anggotanya yang moderat sangat menentang
radikalisme yang dilakukan oleh PKI dan PSI. Namun gerakan yang secara politis itu
nyatanya tidak membuahkan hasil yang nyata bagi masyarakat. Meskipun dianggap
sebagai organisasi pelopor namun dalam gerakannya BO tidak memberikan
perubahan yang nyata bagi kehidupan masyarakat.
2. Gerakan Sarekat Sekerja
Gerakan Sarekat Sekerja dimulai sejak terjadi Perang Dunia I berlangsung,
kemudian tahun 1919 dibangun sebuah perkumpulan pusat bagi buruh, yang diberi
nama Persatuan Pergerakan Kaum Buruh. Pasca dimulai yaitu tahun 1919, tahun
55
berikutnya terjadilah beberapa protes dan percobaan mogok. Penyebab terjadinya
pemogokan dan protes tentu saja adalah karena tidak adanya kenaikan upah,
meskipun perusahaan ditempat para buruh bekerja telah mendapatkan keuntungan
yang besar dari hasil mengekspor barang.57
Percobaan pemogokan pertama dilakukan oleh P.F.B atau Personeel Fabriek
Bond. Tujuan diadakannya perkumpulan ini pertama kali adalah untuk menolong
buruh pabrik di Yogyakarta dalam mendapatkan hak, namun kemudian segera
menyebar ke seluruh Jawa. PFB dipimpin oleh Suryopranoto yang juga menjabat
sebagai sekertaris C.S.I. dan di tahun 1920, para buruh meminta para pengusaha
untuk menyetujui PFB sebagai perwakilan dari para buruh. Usaha kaum buruh untuk
menjadikan PFB sebagai wakil menyuarakan keinginan buruh ini tidak disetujui oleh
para pengusaha/pemilik perkebunan dan pabrik. Akibat permintaan yang tidak
terpenuhi, maka pada tanggal 9 Agustus 1920 kaum buruh mengajukan ultimatum
untuk melalukan pemogokan sebagai bentuk protes. 58
Pemerintah tentu saja tidak mendukung gerakan buruh dan mencoba untuk
melindungi kaum modal perusahaan gula dengan mengeluarkan sejumlah peraturan
yang melarang dilakukannya gerakan protes dan mogok. Pemerintah menyatakan
bahwa larangan tersebut dikeluarkan atas dasar bahwa aksi tersebut sebenarnya bukan
57 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.83.
58 Ibid., hlm.84.
56
memperjuangkan nasib buruh, melainkan sebagai bentuk dari aksi politik. Pemerintah
menyarankan kepada perusahaan gula untuk menambah upah buruh.59
Petjahnja kabar jang V.S.T.P akan mengadakan pemogokan oemoemdalem boelan October kata Spreker itoe hanja asoetanja soerat-soerat kabarkaoem reaksi soepaja terdjadi pemogokan ketjil-ketjil dan gampang ditindesmenjadi kalah. Kalau akan terdjadi pemogokan oemoem bagi kaoem boeroeh,kata Spreker, pemerintah toeroet-toeroet mentjegah katanja sebab mendjagakeamanan oemoem, tetapi pemogokan politiek jang diboeat oleh tuan Colijnradja minjak pemerintah tiada terlihat pengawalannja.60
Pemerintah Belanda mengatakan bahwa pemogokan umum dilarang karena
akan mengganggu keamanan, dan sebenarnya tujuan pemogokan umum bukanlah
untuk memperbaiki kehidupan buruh melainkan untuk keperluan politik. Alasan
tersebut yang kemudian menyebabkan pemerintah mengeluarkan peraturan yang
melarang aksi mogok buruh dan melakukan pengawalan terhadap pengusaha-
pengusaha/pemilik perkebunan dan pabrik. Kaum buruh berpendapat bahwa hal itu
hanyalah alasan pemerintah untuk melarang para buruh untuk melakukan pemogokan
umum hanya untuk melindungi kaum modal atau pengusaha.
Pegawai-pegawai perusahaan yaitu kaum buruh dengan profesinya masing-
masing mulai mendirikan perserikatan atas usaha dari propaganda P.F.B. Kaum
buruh di Purworejo menjadi salah satu yang tergabung dalam P.F.B yang pusat
propagandanya berada di Purwokerto (Karesidenan Banyumas). Kaum buruh dalam
P.F.B bukan menjadi satu-satunya yang berada di bawah pengaruh SI, masih ada
59 Ibid.
60 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 November 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
57
perserikatan buruh kereta api (VSTP) dan buruh pegadaian (PPPB). V.S.T.P
(komunis) sedang memikirkan untuk memberikan modal kepada pemogok-pemogok.
V.S.T.P menganjurkan kepada kaum buruh untuk terus melakukan pemogokan,
dengan alasan bahwa dengan melakukan pemogokan maka pengusaha-pengusaha
akan takut terhadap kaum buruh dan memenuhi keinginannya.61
Memang kaoem madjikan takoet sekali akan pemogokan tetapi boekantakoet kepada perkata’an melainkan takoet pada perboeatan mogok. Meskipoenbegitoe kaoem madjikan bisa berpoera-poera menertawai kaoem boeroehnja,katanja:,, Kalau kamoe mogok apa jang kamoe makan sehari-hari? Dan anak-binimoe djoega mendjadi kelaparan”. Perkataan ini jang biasanja boeatmenoetoepi ketakutannja kaoem madjikan, sebab ia soedah tahoe jang ia bakalmenanggoeng roegi besar djika terjadi pemogokan kaeom boeroehnja. Kaoemmadjikan tentoe sadja mengeloearkan tipoe dajanjasoepaja djangan terdjadikaoem boeorehnja mogok bersama-sama.62
Propaganda terus dilakukan oleh pemimpin-pemimpin gerakan dengan tujuan
untuk lebih meyakinkan kaum buruh untuk tetap melakukan pemogokan umum dan
jangan pernah takut atas ancaman yang diberikan oleh kaum majikan. Propaganda
yang dilakukan ini membawa harapan kepada kaum buruh untuk tidak goyah dengan
tindakan yang dilakukan oleh kaum majikan. Keyakinan bahwa tanpa kaum buruh,
kaum majikan akan mengalami kerugian yang besar sehingga mau tidak mau akan
memenuhi tuntutan para buruh. Harapan besar ini diberikan agar tuntutan yang
selama ini diperjuangkan oleh kaum buruh dapat segera terwujud yaitu tuntutan
kenaikan upah dan pengurangan jam kerja untuk kaum buruh.
61 Pringgodigdo., op.cit., hlm.84-85.
62 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Oktober 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
58
Surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh menyebutkan bahwa Suryopranoto
membangkitkan keberanian kaum buruh untuk melakukan pemogokan serentak.
Tujuan didirikannya P.F.B menurut Suryopranoto bukan hanya bertujuan untuk
menaikkan upah buruh, namun juga untuk menjujung harkat martabat bangsa yang
selama ini telah terjajah. Suryopranoto membakar semangat rakyat dengan cara
memberikan gambaran mengenai kekejaman dan melimpah ruahnya keuntungan
pemerintah Belanda serta kaum majikan dari kaum buruh. Pemogokan yang terjadi di
berbagai kota itu kemudian mendapat reaksi dari pemerintah, pemerintah Belanda
mulai mendirikan panitia perbaikan nasib.63
Pergerakan kaum buruh yang selama ini merupakan gerakan sosial, mulai
memperlihatkan perubahannya ke arah gerakan nasional, seperti yang telah
dinyatakan dalam surat kabar sebagai berikut:
Disini tertariklah kami akan toeroet mempertimbangkan dari hal kaoemboeroeh hati bergerak nationalisch dan tidak poen perhimpoenan bergerakbersama-sama dengan perhimpoenan kaoem boeroeh jang lain. Ketahoeilah,kaoem boeroeh bergerak mentjari perbaikan nasiblah dimana antero kaoemboeroeh menghendaki kepada keperloean itoe, dan dimana djoega bergerakkaoem boeroeh tentoe tentangan madjikan. Mengingat keperloean jang samaitoe dalem mentjapai tentoe tiada haroes memandang dan olih bangsa. Ingetkeperloean kaoem boeroeh. Lagi poela kaoem madjikan disini kita bisa lihatjang bergeraknja bersama-sama.64
63 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah Perlawanan TerhadapImperialisme dan Kolonialisme di Daerah Yogyakarta, (Jakarta: Tumaritis, 1990),hlm.144.
64 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 November 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
59
Pergerakan kaum buruh bukan hanya sekedar mengarah kepada perbaikan
nasib, namun pergerakannya telah diarahkan kepada pergerakan nasional. Kaum
buruh menyetujui, dan menyatakan bahwa pergerakannya akan mengarah kepada
bentuk gerakan nasional dan akan bergerak bersama dengan sarekat buruh lainnya.
Pergerakan bersama ini kemudian yang menyebabkan aksi protes dan mogok besar-
besaran di segala tempat. Tujuan protes kaum buruh yang utama tetap fokus dalam
perbaikan nasib buruh, meskipun sebelumnya telah disetujui bahwa gerakan kaum
buruh akan bersifat nasionalis.
Pemogokan besar-besaran terjadi pada tahun 1923, sebuah aksi yang
mengerahkan kaum buruh di berbagai daerah (Semarang, Banyumas dan Yogyakarta)
dan secara bersamaan untuk melakukan mogok hingga mendapatkan reaksi keras dari
pemerintah Belanda. Pemogokan yang terjadi di berbagai tempat telah
membangkitkan kesadaran masyarakat dan sekaligus mengancam kedudukan
pemerintah Belanda serta pengusaha-pengusaha Eropa yang menanam modal di
Indonesia. Pemogokan membawa banyak korban dan sebagian besar adalah kaum
buruh Indonesia. Suryopranoto berjuang lebih keras lagi untuk membela kaum buruh
yang dilepas dengan alasan dicari-cari oleh pemerintah Belanda akibat melakukan
protes dan pemogokan.65
Pemecatan atau pemutusan hubungan kerja bukan merupakan satu-satunya
cara yang ditempuh oleh pengusaha untuk menangani protes dan pemogokan buruh,
65 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan., op.cit., hlm.149.
60
namun pemerintah Kolonial juga mengeluarkan peraturan yang dicantumkan dalam
besluit artikel 161 bis pada tanggal 10 Mei 1923, kemudian terbit arikel tambahan
yang mendukungnya dan berlaku pada tahun 1926 berisi mengenai larangan segala
bentuk aktivitas dalam bentuk propaganda yang akan membuat protes dan
pemogokan kembali terjadi. Pemimpin pemogokan buruh yaitu Semaoen juga
dibuang ke luar negeri. Penangkapan dan pembuangan pemimpin pergerakan di tahun
1923 belum menghentikan aksi protes dan mogok yang dilakukan buruh.
Suryopranoto sebagai pemimpin dari PPKB berjuang lebih keras untuk
menuntut hak buruh yang telah mengalami ketidakadilan dapat dikembalikan.
Pelepasan buruh akibat ikut dalam protes juga dianggap tidak adil dan diperjuangkan
nasibnya agar dapat bekerja kembali. Aksi-aksi buruh ini mendapat pengawasan ketat
oleh pemerintah Belanda. Dampaknya bukan hanya dirasakan oleh kaum buruh
pribumi namun juga dirasakan oleh golongan kaum kiri dan kaum buruh dari
golongan Belanda tidak luput dari pembersihan oleh pemerintah Belanda.66
Sedangkan konsekuensi yang harus dihadapi oleh buruh apabila tertangkap atau
sedang dalam pencarian adalah pemecatan.
Aksi-aksi mogok pada tahun 1925 merupakan aksi mogok besar, sehingga
pemerintah Belanda mengambil tindakan keras untuk para pemogok dengan
melakukan penangkapan besar-besaran. Pemimpin-pemimpin gerakan ditangkap dan
dibuang, kemudian untuk kaum buruh konsekuensi yang di dapat adalah pemecatan
66 Sartono Kartodirdjo, Pengamtar Sejarah Indonesia Baru: SejarahPergerakan Nasional, (Jakarta: Gramedia, 1993), hlm.148.
61
dari perusahaan dan dimasukkan ke dalam daftar merah, sehingga sulit mendapatkan
pekerjaan di perusahaan lain. Dikeluarkannya Besluit artikel 161 bis mengenai
pelarangan mogok ini menjadi efektif. Hal ini dikarenakan kaum buruh tidak dapat
berkomunikasi dengan pemimpin gerakan, akibat dari pembuangan pemimpin-
pemimpin gerakan ke luar negeri atau ke luar pulau. Gerakan-gerakan buruh yang
tidak dikoordinasi oleh pemimpin-pemimpinnya ini kemudian berakhir pada tahun
1926.
3. Kepemimpinan dan Ideologi
Kemunculan organisasi politik sangat berpengaruh dalam gerakan protes
buruh saat itu, salah satunya adalah CSI. Seiring berjalannya waktu dan pengaruh
ideologi, CSI berkembang dan terpecah menjadi dua aliran yaitu SI putih yang masih
berpegang terhadap ideologi Islam dan SI merah di bawah kepemimpinan Semaoen
dan Darsono yang berideologi komunis (sosialis kiri). Semaoen dan Darsono
membawa SI Merah kepada gerakan revolusioner PKI. Keduanya memiliki hubungan
yang erat, keyakinannya terhadap ideologi komunis membawa mereka kepada
gerakan yang lebih frontal. Keutamaan gerakan bagi Semaoen (sosialis kiri menjadi
komunis) adalah perubahan kehidupan masyarakat, yaitu merubah kapitalis menjadi
sosialis dengan berbagai cara. Suryopranoto dalam kongres di Surabaya
mengungkapkan bahwa memenangkan perjuangan kelas dan menjadikan alat-alat
62
produksi menjadi milik kaum buruh tidak harus melalui aksi bersenjata, namun dapat
dilakukan melalui paksaan moral (protes).67
Langkah SI sejalan dengan keinginan kaum komunis, bulan Desember 1919
berdiri sebuah perpusatan serikat sekerja yang diberi nama “Persatuan Pergerakan
Kaum Buruh” (PPKB). Kaum komunis menginginkan nama “Revolutionnair Vak-
centrale” dapat disebut dengan VSTP.68
Pertama-tama soedara Darsono membikin kritiek atas Dagelijkschbestuur C.S.I. jaitoe soedara Tjokroaminoto dan Brotosoehardjo, soedaraDarsono ada seorang Komunist. Soedara Semaoen itoe waktoe menjadivoorzitter dari vakcentrale: ,,Persatoean Perkoempoelan Koem Boeroeh’’, iaadalah seorang komunist juga. Soedara Soerjapranoto mejadi voorzitter C.S.I.dan voorzitter Hoofd Bestuur P.F.B. dan Dan Secretarisnja soedaraH.A.Salim.69
Pengaruh sosialis kiri atau yang telah menjadi komunis ini memberikan
perubahan besar bagi keadaan masyarakat Indonesia awal abad XX, fakta bahwa
selain mempunyai kedudukan penting dalam C.S.I, Semaoen juga menempati salah
satu bagian penting dalam perkumpulan kaum buruh. Ideologi yang dianut oleh
Semaoen dan Darsono tentang kesama rataan membuatnya terkenal seringkali
mengkritik pemerintah. Memang layak dan pada tempatnya, pemimpin sosialis kiri
(kemudian komunis) merubah gerakan menjadi aksi nomor satu dalam melakukan
67 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.17.
68 Ibid., hlm.18.
69 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Agustus 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
63
perlawanan terhadap kaum pemodal dengan menggunakan kekuatan kaum buruh,
serta ikut mencampuri gerakan sarekat sekerja untuk memperkuat pengaruh anti-
kapitalis.70
Perlawanan terjadi atas dorongan besar terhadap keinginan untuk
mendapatkan haknya sebagai buruh yang telah bekerja kepada majikan selama ini dan
demi mempertahankan kehidupannya. Kaum buruh dengan dukungan dari pemimpin-
pemimpin yang berpengaruh akhirnya berani untuk melakukan perlawanan-
perlawanan atau protes terhadap kaum pemodal. Perlawanan atau protes ini muncul
dalam berbagai bentuk, ada yang dalam bentuk perusakan, sindiran melalui surat
kabar, pemogokan kerja atau bahkan dalam bentuk protes melalui surat yang dikirim
kepada Gubernur Jendral.
Namun semua perlawanan itu tidak akan berjalan baik tanpa kehadiran
seorang pemimpin. Pemimpin merupakan agen dari Mobilization into Action, atau
agen yang memobilisasi kaum buruh untuk bergerak melakukan perlawanan terhadap
ketidakadilan yang para buruh dapatkan selama ini. Perlakuan semena-mena dan
merugikan buruh ini harus segera dihentikan. Maka pemimpin adalah orang yang
berperan mengorganisir gerakan buruh dan diharapkan dapat memastikan agar
tuntutan-tuntutan buruh dalam gerakan protes ini dapat dipenuhi. Menurut Smeleser,
pemimpin memobilisasi massa dengan menekankan interaksi antara dirinya dengan
pengikut. Interaksi intensif ini dilakukan untuk membentuk keyakinan terhadap
70 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.17.
64
pemimpin sehingga massa bersedia untuk mengikuti setiap perintah dan tindakan
yang dilakukan oleh pemimpin. Keyakinan ini disampaikan melalui pertemuan, surat
kabar atau dengan menyebarkan rumor, yang tujuannuya sendiri adalah untuk
memupuk ideologi dan keyakinan massa terhadap pemimpin.71 Seperti yang
diungkapkan melalui surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh berikut:
Pemimpin atau toentoenan itoe haroes beroepa membangoenkan pikiranatau memberi ilmoe berichtiar dan mengadjak bersama-sama berichtiarmenjampaikan maksoed jang moeliadi atas kaoem boeroeh. Sebab kalaoe tidakbegitoe nanti kaloe mereka diadjak apa-apa merasa dipeksa, hal ini pemimpinlaloe bernama melanggar kemerdika’an pikiran….
Akan tetapi pemimpin atau penoentoen selaloe haroes mendjagai soepajabergeraknja kaoem boeroeh itoe djangan sia-sia, tetapi mereka itoe bisamendapet faedah karena bergeraknja itoe djangan sia-sia, tetapi mereka itoekarena itoe wadjiblah pemimpin dan penoentoen menoendjoekan djalan,memilih waktoe jang baik, menandingi kekoeatan dan mengatoer bagaimanakaoem boeroeh itoe misti bergerak.72
Keyakinan terhadap pemimpin itu kemudian digunakan untuk menyebar
kepanikan terhadap kondisi yang ada. Keadaan di Purworejo menjadi contoh dari
salah satu bentuk reaksi atas kepanikan yang terjadi akibat krisis ekonomi, yang
dimulai pasca perang dunia pertama yaitu pada tahun 1919. Kepanikan akibat tekanan
yang terjadi menyebabkan gerakan-gerakan yang mengancam keberadaan pengusaha
71 Neil J. Smelser, Collective Behaviour, (New York: Free Press, 1965),hlm.11.
72 Surat Kabar Soeara Kaoem Boereh, 1 Agustus 1921, Koleksi PerpustakaanNasional Republik Indonesia.
65
atau pemilik modal. Pertumbuhan dan penyebaran keyakinan tersebut sangat
diperlukan untuk menciptakan potensi ledakan massa.73
Kaum buruh di Purworejo tidak melakukan tindakan frontal seperti yang
dilakukan di daerah lainnya, misalnya di Semarang. Para buruh hanya melakukan
protes dengan menyampaikan langsung kepada majikan melalui perwakilannya,
maupun melakukan tindakan mogok. Namun gerakan buruh ini memiliki fokus yang
sama, yaitu menyampaikan keluhan dan tuntutan buruh atas tindakan dari para
majikan. Melalui P.F.B (Personeel Fabriek Bond) cabang Purwokerto yang kemudian
kemudian diganti Serikat Boeroeh Pabrik (S.B.P) menyampaikan kepada anggotanya
(buruh-buruh pabrik) melalui propaganda Soeara Kaoem Boeroeh untuk
mempersatukan diri ke dalam gerakan.
Soedara-soedara kaoem pabrikan!Dalam pergerakannja kaoem boeroeh pabrikan dan oentoek keperloean itoe
djoega, maka pada ini waktoe kami ada merasa wajib berichitiar:a. Memilih dengan kejakinan kami, dasar-dasar jang mana jang setoedjoe
dan haroes dipakai dalam gerakan kaoem boeroeh dan membawakejakinan akan berpaedah.
b. Memilih pemimpin siapa dan jang bisa setoedjoe dengan keada’an dankeperloean kaoem boeroeh dalam bergeraknja mentjahari perbaikanhidoep.74
Gerakan buruh ini membawa misi untuk memenuhi tuntutan-tuntuan buruh
yang tidak kunjung mendapat tanggapan serius, baik dari Pemerintah maupun kaum
majikan. Kaum Buruh berharap agar perkumpulan ini akan membawa kaum buruh
73 Ibid., hlm.16.
74 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Agustus 1921, KoleksiPerpusatakaan Nasional Republik Indonesia.
66
kepada kehidupan yang lebih baik. Demi menciptakan sebuah perkumpulan yang
sesuai dengan tujuan, maka kaum buruh memilih pemimpin yang dipercaya untuk
merubah kehidupan yang buruh saat ini. Perkumpulan ini juga berharap bahwa
gerakan ini akan bermanfaat dan menghasilkan perubahan daripada menunggu
balasan surat-surat yang dikirimkan.
Semua hal yang terjadi dilatarbelakangi oleh keadaan perekonomian sulit serta
tekanan kerja. Keadaan itu yang membawa kaum buruh kepada gerakan nyata
menuntut perubahan. Hanya saja tuntutan yang dilakukan sendiri, dan tidak melalui
sebuah perkumpulan tidak selalu direspon baik oleh para majikan. Perkumpulan
menjadi penting bagi kaum buruh,sebagai wadah untuk menyampaikan keluhan-
keluhan kaum buruh yang kemudian disampaikan kepada Pemerintah. Harapan
buruh, pemerintah dapat merespon baik dan melakukan perubahan dengan
mengeluarkan peraturan yang akan membantu para buruh mendapatkan hak-haknya.
Peraturan yang kemudian harus dipatuhi oleh para majikan, sehingga tuntutan-
tuntutan buruh dapat segera terlaksana. Oleh sebab itu, untuk mewujudkannya
keberadaan organisasi dan pemimpin merupakan hal yang penting bagi pergerakan
kaum buruh. Hal ini diungkapkan kaum buruh melalui Soeara Kaoem Boeroeh
sebagai berikut:
Akan tetapi pemimpin atau penoentoen selaloe haroes mendjagai soepajabergeraknja kaoem boeroeh itoe djangan sia-sia tetapi mereka itoe bisamendapat faedah karena bergeraknja itoe. Karena itoe wadjiblah pemimpinatau penoentoen menoendjokan djalan, memilih waktoe jang baik menandingikekoeatan dan mengatoer bagaimana kaoem boeroeh itoe misti bergerak. Dalamhal ini tentoelah kejakinan pemimpin itoe mendjadi kekoeasaan di atas kaoemboeroeh, tetapi kaoem boeroeh ada hak membantah penoendjoekannja
67
pemimpinnja itoe djika dirasa ada bersalahan, sehingga dateng kemoefakatankedoea belah pihak.75
Seorang pemimpin tidak dapat begitu saja menjadi seorang pemimpin bagi
kaum buruh. Kaum buruh harus memastikan terlebih dahulu orang seperti apa yang
akan memimpinnya. Kaum buruh juga harus memastikan bahwa pemimpin ini tidak
memiliki kesalahan dan dapat membimbing gerakan buruh agar mendapatkan hasil
seperti yang diinginkan. Pemimpin juga harus dapat mengarahkan kemana dan
gerakan seperti apa yang akan dilakukan oleh para buruh. Keyakinan pemimpin juga
harus dapat mempengaruhi kaum buruh, artinya adalah pemikiran pemimpin harus
sampai kepada buruh sehingga dapat bergerak bersama karena memiliki satu tujuan.
Namun dari sisi agama, terutama Islam, pasti akan mempertanyakan mengenai
hukum dari gerakan buruh ini.
a. Penerapan Gerakan Komunis dalam Ideologi Islam
Ideologi menjadi sangat penting dalam suatu gerakan sosial, karena dengan
adanya ideologi akan menentukan arah gerakan dan gerakan seperti apa yang akan
dilakukan. Dalam pergerakannya, buruh di Purworejo masih menganut millenarian
yaitu kepercayaan akan datangnya Ratu Adil yang akan mengeluarkan para buruh ini
dari permasalahannya. Gerakan millenarian sendiri masih mendasarkan ideologinya
kepada Islam, oleh karena itu banyak gerakan millenarian yang menjadikan seorang
75 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Agustus 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
68
kyai atau ulama sebagai pemimpin gerakan. Perubahan sosok pemimpin terjadi dalam
protes buruh di Purworejo.
Penjelasan mengenai seperti apa gerakan yang akan dilakukan oleh para buruh
ini dan sesuai atau tidaknya dengan syariat Islam dijawab oleh perwakilan P.F.B
melalui surat kabar Soeara Kaoem Boeroeh sebagai berikut:
Adapoen setengah oerang jang memandang bahwa gerakan kaoemboeroeh ada satoe begalan (penjamoen) dari hidoepnja manoesia, itoepemandangan tjoema inget sedikit ilmoe sadja, boekankah hal hoekoem kataagama Islam ada tiga: Sjara, agal, adat.
Ertinja: syara’ itoe mengandoeng tiga djoega: sebab sjarat dan mani’(halangan) orang jang belom faham minta diterangkan, apa jang dikata sebabmenoeroet agama-agama didjawab, seompama oerang solat sebabnja solatkarena mandjing waktoe, sjaratnja: sesoetji, halangannja: gila atawa kena cheld.
Ini keterangan hal wajib. Dan kaloe charam ada sebaliknja. Soenahlawannja makroeh. Charam itoe larangan (on echt) tidak chalal.
Tetapi kaloe ada halangan, diwenangkan makan larangan, seperti laroeratseorang jang kelaparan, kalau tiada makan, charam tadi tentoe mati. Ada lagiilmoe aqal, tawekal, qoeat tida ada astor-moenaster melainkan Allah. Tetapimisti djangan loepa ilmu adat memake lantaran.76
Bagaimana sebenarnya gerakan ini di mata agama Islam, adalah pertanyaan
yang muncul dalam benak para buruh selama ini. Penulis surat kabar Soeara Kaoem
Boeroeh mencoba untuk menggambarkan sebuah ajaran agama Islam yang
diimplikasikan dalam gerakan buruh, dimana sebuah ibadah memiliki sebab dan
syarat, begitu pula dengan gerakan buruh selama ini. Gerakan buruh yang dianggap
buruk karena menyebabkan kerusakan dan ada pula yang melakukan pencurian ini
memiliki sebab. Agama Islam mengijinkan manusia untuk memakan sesuatu yang
76 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 November 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
69
tidak halal untuk bertahan hidup daripada mati karena kelaparan. Pencurian,
pemogokan dan pembakaran sebagai bentuk protes ini juga dianggap sebagai cara
kaum buruh untuk mendapatkan haknya dan dapat bertahan hidup.
Pemikiran seperti itulah yang didoktrinkan kepada para buruh dalam
melakukan aksinya. Semua bentuk protes yang dilakukannya adalah cara bagi para
buruh untuk bertahan hidup, dan menganggap bahwa hal itu tidaklah bertentangan
dengan agama Islam. Para buruh masih menjalankan syariat Islam dengan baik,
seperti itulah penerapannya. Hal ini menunjukkan bahwa komunisme yang
menerapkan sistem “sama rata sama rasa” dan ideologi Islam mencoba untuk berjalan
bersamaan atau dapat juga disebut sebagai Islam abangan. Dasar-dasar Islam menjadi
salah satu pedoman bagi buruh untuk melakukan protes meskipun dengan penafsiran
yang lebih sederhana. Bergerak untuk menuntut hak dan melawan imperialisme serta
kaptalisme meskipun dengan cara-cara yang dianggap buruk sekalipun. Kemiskinan
dan tekanan hidup menjadi sebab para buruh melakukan gerakan, seperti halnya
baligh menjadi sebab seorang muslim melalukan sholat.
Fenomena sinkretisme sangat kuat dalam gerakan ini, mencampurkan antara
agam Islam dengan ajaran pra Islam atau sekedar menanamkan bentuk-bentuk Islam
ke dalam gerakan. Penekanan mengenai Islam sangat berpengaruh untuk menarik
massa agar gerakan dapat terwujud. Meskipun tindakan kelompok-kelompok protes
70
sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kelompok gerakan ini menunjukkan
kecenderungan Islam abangan.77
Seorang pemimpin Islam abangan yang berpusat di Surakarta menyuarakan
pemikirannya mengenai ajakan untuk menyingkirkan Belanda dari tanah Jawa.
Pemogokan harus dilancarkan terhadap perkebunan dan pabrik untuk menuntut upah
tinggi. Masyarakat didorong untuk tidak membayar pajak dan tidak melakukan
pekerjaan wajib.78
Gerakan-gerakan sosial tradisional di Jawa hampir seluruhnya memiliki kaitan
dengan peran agama. Menurut masyarakat tradisional, agama merupakan salah satu
reaksi terhadap penyakit masyarakat dan status rendah. Seringkali menjadi reaksi
terhadap status politik ekonomi masyarakat yang rendah, namun alasan ekonomi dan
politik tidak selalu menjadi alasannya.79
Agama Islam menjadi landasan yang diyakini para buruh untuk membenarkan
gerakannya, dan keyakinan itu menguatkan keinginan buruh pabrik untuk bergerak
bersama melakukan protes. Hal yang paling penting dalam gerakan bersama ini
adalah dapat mewujudkan keinginan bersama, dan gerakan ini tidak akan kehilangan
maknanya. Pemimpin menjadi faktor penting dalam gerakan buruh ini.80 Pemimpin
77 Sartono Kartodirdjo, Gerakan-gerakan Protes di Pedesaan Jawa,(Yogyakarta: Buku Tidak Dipublikasi, 2007), hlm.109.
78 Ibid., hlm.123.
79 Ibid., hlm.18.
80 Ibid., hlm.30.
71
akan mengarahkan ke mana arah gerakan dan bagaimana gerakan yang akan
dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah Kolonial Belanda.
Jumlah buruh pabrik di Purworejo memang tidak sebesar yang berada di
Semarang karena hanya berdiri sebuah pabrik gula, oleh karena itu buruh di
Purworejo diorganisir oleh pemimpin-pemimpin buruh untuk melakukan protes.
Apabila melakukan protes secara demonstrasi, pemimpin buruh akan mengorganisir
(mengelompokkan) buruh dari daerah Purworejo dan daerah sekitar (Yogyakarta,
Banyumas) untuk melakan aksi di titik-titik terdekat Kantor Pemerintah Belanda.
Tujuannya adalah agar tuntutan para buruh dapat tersampaikan dan hak buruh dapat
segera terpenuhi. Buruh di Purworejo bergabung dengan gerakan protes di
Yogyakarta maupun gerakan protes di daerah Banyumas. Daerah Yogyakarta dan
Banyumas memiliki hubungan erat di bidang ekonomi dengan Purworejo, letak
daerah yang berdampingan menjadi salah satu faktor hubungan tersebut.
Hubungan erat itu juga termasuk dengan kesamaan kepercayaan tentang
munculnya Ratu Adil yang akan membantu permasalahan akibat krisis yang terjadi.
Ide-ide gerakan ditanamkan dan direncanakan oleh para pemimpin gerakan. Gerakan
yang dilakukan tergantung lingkungan buruh dan pemimpinnya. Protes seringkali
disusun berdasarkan tradisi millenarian lokal. Ideologi dan keyakinan kaum buruh
yang berdasarkan tradisi millenarian ini yang kemudian sengaja digunakan oleh
72
partai/organisasi politik untuk kepentingan politik yang kemudian dengan sengaja
membuat keresahan di kalangan masyarakat hingga menyebabkan protes lokal.81
Pada abad XX setelah ide-ide modern mulai masuk ke dalam masyarakat,
gerakan protes massa memperoleh dimensi baru dan cenderung mengharapkan
kandungan sosial melalui ideologi modern yang kurang dimiliki sebelumnya, bahkan
basisnya bukan lagi gerakan lokal, namun telah merujuk kepada gerakan nasional.
Keberadaan SI menjadi hal yang sangat penting, karena di dalam gerakan-gerakan SI
mengandung ide tradisional yang masih bertahan. Keyakinan tradisional itu kemudian
ditransformasikan ke dalam bentuk yang baru dan modern, seperti halnya protes
buruh.82
Tujuan utama dari protes buruh ini adalah untuk menuntut hak para buruh
yang selama ini belum terpenuhi. Para pemimpin gerakan ini kemudian memodifikasi
gerakan, dari gerakan menuntut perbaikan nasib menjadi gerakan untuk kepentingan
politik. Kegelisahan spontan merupakan gejala yang sangat penting yang
dimanfaatkan oleh SI dan PKI untuk mengorganisir massa dan melakukan suatu
gerakan. Darsono dan Semaoen merupakan tokoh penting dalam mengubah
kegelisahan yang terjadi di masyarakat menjadi alasan untuk melakukan gerakan
sosial. Gerakan yang dilakukan juga bukan lagi gerakan tradisional namun sudah
81 Ibid., hlm.58.
82 Ibid., hlm.59.
73
diorganisir menjadi lebih modern yaitu yang memiliki pemimpin, taktik dan
strategi.83
Organisasi PKI melakukan aksi massa dalam bentuk yang nyata. Aksi-aksi ini
merupakan bentuk perlawanan terhadap kaum kapitalis yang dianggap menindas
kaum tani dan kaum buruh. Penguasaan dalam bentuk proletar yang berkembang
sejak masuknya modal asing ke Indonesia ini semakin memperkeruh suasana
perjuangan antara kaum kapitalis dan kaum proletar.84 Perjuangan untuk melawan
kaum kapitalis ini telah dimulai sejak berakhirnya perang dunia pertama. Gerakan
buruh ini merupakan bentuk pengaruh dari gerakan buruh yang terjadi di Uni Sovyet.
b. Kepemimpinan dalam Gerakan Buruh Pabrik Gula di Purworejo
Ketika membicarakan mengenai persoalan kepemimpinan aksi protes, maka
jelas akan membawanya kepada kepemimpinan Semaun dan Darosno. Namun
banyaknya serikat buruh yang berdiri dan tersebar di berbagai daerah menjadikan
pentingnya keberadaan kepemimpinan daerah. Tugas dari seorang pemimpin di
daerah adalah meneruskan perintah dari pimpinan pusat dan mengkoordinasi kaum
buruh di daerah untuk melakukan gerakan. Gerakan buruh di Purworejo sendiri
dikoordinasi oleh P.F.B cabang Purwokerto.
Kepemimpinan untuk cabang Purwokerto sendiri diatur dalam rapat “Komite
Penggoegah” pada taanggal 20 November 1921 , sebuah pertemuan (Combinatie-
83 Ibid.
84 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.30.
74
vergadering) yang dihadiri oleh 20 orang, yang diantaranya adalah wakil SI dan
wakil Fakbond P.F.B. Dalam pertemuan itu membahas mengenai:
1) Mengadakan Comite dinamakan Comite “Penggoegah” dengan lid 12orang dan mereka bersanggoep memabajar constributie saben boelan f0,25 moelai boelan December 1921.
2) Diantara 12 lid itoe ditetepken sebagai Bestuur: 1. Voorzitter soedaraDaris Poerworedjo 2. Secretaris soedara Sastromihardjo 3. ThesourierSoedara Pardikin Bandjarnegara.
3) 12 lid itoe akan brichtiar mentjederma boeat kasnja: “Penggoegah”.4) Goena dan maksud comite , membangoenkan segala perhimpoenan, bavak
maupun politiek, jang mindjalani dibikin koeat, jang lagi tidak dibikinbangoen. Tjara bagaimana lakoekannja, teroetama djalan propaganda.85
PFB cabang Purwokerto bersama dengan perwakilan SI, sesuai dengan
pertemuan yang di adakan pada tanggal 20 November 1921 membentuk sebuah
komite yang bertugas untuk melakukan propaganda. Komite ini dinamai komite
“Penggoegah” yang tugasnya menguatkan para buruh yang tengah melakukan protes
dan membangkitkan keinginan para buruh yang belum terlibat untuk melakukan
protes. Komite “Penggoegah” sesuai dengan keputusan dalam pertemuan dikepalai
oleh Daris Purworejo dan sekertarisnya adalah Sastromiharjo.
Pembentukan kepemimpinan bagian ini selain bertugas untuk melakukan
propaganda juga bertugas untuk bertanggung jawab membayar iuran atau
berkontribusi untuk membayar sebesar f 0,25 kepada kas komite “Penggoegah”. Serta
memastikan 12 anggota komite “Penggoegah” membayar konstribusi setiap
bulannya, dimulai sejak bulan Desember 1921.
85 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 15 Nopember 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
75
B. Komunisme dalam Gerakan Buruh
Partai Komunis Indonesia atau mulanya adalah Partai Komunis Hindia
merupakan sebuah organisasi politik yang berideologi Sosialis Kiri (Komunis).
Pecahnya Revolusi Sosialis/Komunis di Rusia pada bulan Oktober 1917 memberikan
dampak yang besar terhadap aktivitas politik kaum pergerakan di Indonesia. Revolusi
itu telah membangkitkan kesadaran komunisme Indonesia, bahwa imperialisme
Belanda yang selama ini berlangsung dapat digulingkan. Keinginan yang besar untuk
mewujudkan sebuah negara yang bebas dari penjajahan merupakan tujuan dari PKI.86
Sneevliet dengan ISDV sudah mulai mendekati rakyat umum dengan melalui
perantara-perantara agar ideologi sosialis komunis dapat tersebar dan masuk ke dalam
organisasi-organisasi politik di Indonesia. Semaoen sejak tahun 1915 mulai
mengikuti jejak Sneevliet, kemudian diikuti oleh Darsono, Tan Malaka dan Alimin
Prawiradirdjo.87 Pada tahun 1918 Semaoen merupakan pengurus SI yaitu sebagai
komisaris SI untuk Semarang. Semaoen yang mencoba untuk mempropagandakan
ideologi komunis ditentang oleh pengurus-pengurus SI yang lain karena bertentangan
dengan ideologi Islam. Akibat perbedaan ideologi yang diilhami oleh anggota SI
maka kemudian terbentuklah CSI merah yang berhalauan sosialis komunis dan CSI
putih yang berhalauan Islam.
86 Edi Cahyono, Gerakan Sarekat Buruh Jaman Kolonial Hindia BelandaHingga Orde Baru, (Jakarta: Hasta Mitra, 2003), hlm.15.
87 Pringgodigdo, Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia, (Jakarta: PT DianRakyat, 1978), hlm.24.
76
Selama ini SI memberi kesempatan bagi tokoh-tokoh komunis untuk
menempati jabatan-jabatan penting di CSI. Semaoen berpendapat bahwa selama ini
organiasi pergerakan hanyamemberikan dukungan untuk kaum kapitalis. Kaum
Komunis menganggap bahwa komunisme yang mengubah SI menjadi organisasi
pergerakan yang membela rakyat.88 Anggota SI sebagian besar telah berhasil
mendapat pengaruh komunis dan setelah PKI mulai berdiri sendiri, aksi komunis
dapat dilakukan secara bebas.
Meskipun PKI telah berdiri sendiri namun Semaoen tidak menyerah untuk
tetap menjadi anggota CSI, karena dengan tetap tinggal di SI maka pengaruh komunis
akan semakin kuat ditanamkan pada anggota-anggota SI. Hingga pada akhirnya
muncul rencana pendisiplinan partai, Semaoen mengerahkan gabungan kaum buruh
untuk memperlihatkan aksinya dengan tujuan menujukkan bahwa dirinya masih layak
menjadi anggota SI. Pada akhirnya, aksinya tidak berhasil membawa dirinya tetap
menjadi anggota SI akibat kongres bulan Februari 1923, yang telah menetapkan
pendisiplinan partai.89
Kongres SI tersebut disambut dengan kongres PKI di Bandung, yang dihadiri
16 cabang PKI dan 14 cabang SI Merah dan perkumpulan sekerja komunis. Darsono
menerangkan bahwa PKI tidak akan mengadakan pertumpahan darah dan hanya akan
melakukan usaha-usaha yang jujur untuk memperjuangkan nasib rakyat terutama
88 Ibid., hlm.26.
89 Ibid., hlm.27.
77
kaum buruh demi kesama rataan. Tokoh-tokoh komunis-keagamaan juga tidak luput
disampaikan oleh Darsono sebagai contoh, misalnya: H.Misbach dan Alirachman.
Darsono menanamkan paham-paham komunis mengenai “sama rasa sama rata” yang
dibungkus dalam bentuk ajaran Islam yaitu dengan mengenai saling menghormati hak
dan saling menghargai sesama manusia.
Kutipan pidato mengenai himbauan untuk tidak percaya begitu saja apabila
ada yang mengatakan mengenai buruknya komunisme ditulis dalam surat kabar
Soeara Kaoem Boeroeh sebagai berikut:
Tereakan sematjam itoe selaloe diseroekan oleh kaoem atau partijkomunist. Akan tetapi gerakannja komunist atau ilmoe kommunisme beloemlahbisa diketahoei dengan terang oleh sekalian kaoem boeroeh-kaoem boeroeh diHindia. Sedangkan begitoe kaoem boeroeh anti-kommunist atau kaumreaktionair selaloe berboeat jang bisa bikin gelap pada pikiran dan matanjakaoem boeroeh. Kaoem-kaoem reaktie tadi boekan sadja kaoem kapitalistenjang memang dia punja kemaoean kapitalisme ada bertentangan dengankemaoean kaoem kommunisme. Tetapi bekakas-bekakas kaoem kapitalistentadi toeroet-toeroet djoega, sedangpoen soerat kabar jang mengakoe pehak-sinisepertinja Darmo-kondo dan Boedi Oetomo soedah toeroet menaboerkanpenjetala’annja. Roepa-roepa penjela’an jang dikeluarkan kaoem reaktie boeatbikin noda kepada gerakan komunisme atau kepada kaoem communist. Akantetapi semoea itoe tiada beralesan jang sah dan tidak membawa kebenaran.Sebab itoe kaoem boeroeh seharoesnja memikir sabar dan ati-ati politiek manajang kaoem boeroeh akan pakai dan tjara bagaimana kaoem boeroeh itoe mestibergerak. Dalem kommunisme hal-hal ini soedah ditoendjoek.90
Kaum buruh dihimbau supaya tidak percaya begitu saja mengenai kabar buruk
yang dikeluarkan mengenai kaum komunis dan partai komunis. Banyak kabar yang
dikeluarkan oleh organisasi maupun partai politik mengenai keburukan kaum
90 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 September 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
78
komunis baik itu ajarannya maupun gerakan yang dilakukan. Kabar buruk yang
dikeluarkan mengenai kaum komunis atau komunisme ini dikarenakan sebagian besar
kaum reaksi dianggap sebagai kaum kapitalis atau orang-orang yang dianggap
mendukung kapitalisme. Kaum buruh dan kaum komunis diminta agar lebih
bijaksana dan berhati-hati dalam memilih partai politik atau organisasi mana yang
akan membawanya kepada perbaikan nasib, serta bagaimana partai atau organisasi itu
melakukan pergerakan.
Pengaruh komunisme terhadap gerakan buruh sudah cukup besar, hal ini
dikarenakan tokoh-tokoh komunis seperti Semaoen dan Darsono menyampaikan
pikiran-pikirannya dengan baik. Berbagai bentuk propaganda telah dikeluarkan oleh
Semaoen dan Darsono untuk menggerakkan keinginan rakyat dengan menyampaikan
krisis-krisis yang selama ini telah dialami oleh para buruh. Kehidupan yang sulit dan
ketidakadilan yang didapatkan dari para majikan selalu menjadi topik utama dalam
setiap pidatonya, sehingga para buruh tetap ingat tentang kesengsaraan hidupnya dan
memancing kemarahan kaum buruh. Pemimpin gerakan juga menebarkan keyakikan
mengenai perubahan nasib yang akan terjadi setelah gerakan buruh dilakukan.
Oesaha membikin merdekanja kelas boeroeh itoe ada menoentoetperhoeboengannja kekoeatan jang teratoer dari kaoem proletariat. Kita perloemempoenjai semoea pertjampoeran, oentoek melawan kapitaal dengan berhasil.Communistische Internationale wadjiblah terpakai boeat lapangankemerdeka’annja international proletariat; sebab itoe ia menoedjoe padaperhoeboengan jang koeat dengan perhimpoenan-perhimpoenan boeroeh,wadjiblah mana pada tempo sekarang ini telah mendjadi njata.91
91 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Oktober 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.
79
Usaha untuk memerdekakan kelas buruh atas segala bentuk penindasan atau
tekanan oleh kaum majikan akan didukung oleh komunis Internasional. Demi
mencapai kemerdekaan untuk kelas buruh dan terpenuhinya tuntutan buruh selama ini
maka diperlukan sebuah hubungan yang baik dan teratur di kalangan kaum
proletariat. Komunisme Internasional akan menjadi wadah untuk kaum buruh
mendapatkan haknya sebagai buruh dan merdeka dari segala tekanan yang dihadapi
selama ini. Persatuan yang kuat di antara buruh menjadi penting agar keinginan buruh
untuk mendapatkan kemerdekaannya dapat terwujud.
Communistische Internationale tidak tjoema menghendaki perserikatanpolitiek dari kaoem boeroeh sadja, tetapi selain itoepoen mempersatoekandjoega perserikatan-perserikatan boereoh jang mengakoei perlawananrevolutionair tidak tjoema di moeloet sadja tetapi djoega perboeatan, dan jangmenghendaki dictatuur di kelas boeroeh.92
Komunis Internasional menghendaki partai politik bukan hanya
memperjuangkan kaum buruh tanpa mengambil tindakan apapun untuk merubah
nasib buruh. Perserikatan-perserikatan juga diharapkan untuk melakukan perlawan
Revolusioner. Perlawanan revolusioner diperlukan untuk memberikan guncangan
besar terhadap pemerintah maupun kaum modal atau kaum kapitalis dengan harapan
tuntutannya akan terpenuhi.
92 Surat Kabar Soeara Kaoem Boeroeh, 1 Oktober 1921, KoleksiPerpustakaan Nasional Republik Indonesia.