BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Konstelasi …
Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 3.1 Konstelasi …
59
BAB III
GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang gambaran umum secara makro
mikro dari lokasi penelitian yang dipilih. Penjelasan secara makro mencakup Kota
Bndarlampung dan secara mikro yaitu Jalan Raden Intan.
3.1 Konstelasi Wilayah Kota Bandarlampung Terhadap Provinsi Lampung
Menurut Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019, Kota
Bandarlampung merupakan wilayah yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) yang memiliki fungsi utama sebagai pusat pemerintahan provinsi,
pusat perdagangan dan jasa skala regional, pusat distribusi dan koleksi, pusat
pendukung jasa pariwisata, dan pusat pendidikan tinggi. Selain itu, Kota
Bandarlampung juga ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi Lampung.
Berdasarkan kedudukan Kota Bandarlampung yang menjadi Pusat Kegiatan
Nasional, tentunya Kota Bandarlampung memiliki peran yang cukup penting dalam
lingkup nasional maupun regional. Dengan lokasi Kota Bandarlampung yang cukup
strategis yang berada dekat dengan Kota Jakarta serta wilayah pertumbuhan
ekonomi Jabodetabek menjadikan Kota Bandarlampung sebagai pintu gerbang
ekonomi dari Pulau Jawa di wilayah Sumatera. Sebagai wilayah yang berperan
penting dalam perekonomian Sumatera maka saat ini Kota Bandarlampung telah
didukung oleh aksebilitas yang tinggi. Untuk mencapai Kota Bandarlampung
terdapat beberapa akses yang dapat digunakan diantaranya melalui jalan raya Trans
Sumatera, menggunakan transportasi laut melalui Pelabuhan Bakauheni dan
Pelabuhan Panjang, serta dapat pula menggunakan jalur udara melalui Bandar
Udara Branti yang terletak di Kecamatan Natar, Lampung Selatan yang berjarak
lebih kurang 18 Km dari Kota Bandarlampung.
3.2 Gambaran Umum Kota Bandarlampung
Berikut akan dijelaskan terkait gambaran umum yang akan ditinjau berdasarkan
kondisi fisik dan kependudukan di Kota Bandarlampung.
60
3.2.1 Administrasi
Kota Bandarlampung merupakan sebuah kota yang memiliki luas wilayah
sebesar 197,22 Km2, dengan panjang garis pantainya sebesar 27,01 Km dan luas
perairannya ± 39,82 Km2 yang terdiri dari Pulau Kabur dan Pulau Pasaran. Tidak
hanya berperan sebagai Ibu Kota Provinsi Lampung, Kota Bandarlampung juga
menjadi pintu gerbang utama Pulau Sumatera. Kota Bandarlampung secara
geografis terletak pada posisi 5°20'-5°30' Lintang Selatan dan 105° 28'-10537'
Bujur Timur. Letak koordinat tersebut berada pada wilayah Teluk Lampung di
Ujung Selatan Pulau Sumatera. Kota Bandarlampung secara administrasi
berbatasan dengan beberapa wilayah di sekitarnya yang juga merupakan wilayah
Provinsi Lampung sebagai berikut.
Wilayah Utara berbatasan langsung dengan Kabupaten Lampung Selatan
tepatnya pada Kecamatan Natar.
Wilayah Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Pesawaran
tepatnya pada Kecamatann Padang Cermin dan Kabupaten Lampung
Selatan tepatnya Kecamatan Katibung dan Teluk Lampung.
Wilayah Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Pesawaran tepatnya
di Kecamatan Gedong Tataan dan Padang Cermin.
Wilayah Timut berbatasan langsung dengan Kabupaten Lampung Selatan
tepatnya di Kecamatann Tanjung Bintang.
61
Sumber: RTRW Kota Bandarlampung Tahun 2011-2030
GAMBAR 3. 1
PETA ADMINISTRASI KOTA BANDAR LAMPUNG
62
Kota Bandarlampung memiliki 20 kecamatan dan 126 kelurahan.
Kecamatan yang memiliki luas wilayah tertinggi di Kota Bandarlampung yaitu
Kecamatan Kemiling, sedangakn kecamatan dengan luas terendah yaitu Kecamatan
Tanjung Karang Timur. Luas wilayah pada tiap kecamatan di Kota Bandarlampung
dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL III. 1
LUAS WILAYAH KECAMATAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN
2020
No Kecamatan Luas (Km2)
1 Teluk Betung Barat 11,02
2 Teluk Betung Timur 14,83
3 Teluk Betung Selatan 3,79
4 Bumi Waras 3,75
5 Panjang 15,75
6 Tanjung Karang Timur 2,03
7 Kedamaian 8,21
8 Teluk Betung Utara 4,33
9 Tanjung Karang Pusat 4,05
10 Enggal 3,49
11 Tanjung Karang Barat 14,99
12 Kemiling 24,24
13 Langkapura 6,12
14 Kedaton 4,79
15 Rajabasa 13,53
16 Tanjung Senang 10,63
17 Labuhan Ratu 7,97
18 Sukarame 14,75
19 Sukabumi 23,6
20 Way Halim 5,35 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2021
3.2.2 Kependudukan
Kota Bandarlampung per tahun 2020 memiliki jumlah penduduk sebanyak
1.166.066 jiwa. Kota Bandarlampung menempati posisi kedua sebagai wilayah
yang memiliki jumlah penduduk terbanyak setelah Kabupaten Lampung Tengah
dengan jumlah penduduk 1.460.050 jiwa. Berikut persebaran jumlah penduduk di
Kota Bandarlampung menurut kecamatannya pada tahun 2020.
63
TABEL III. 2
JUMLAH PENDUDUK KOTA BANDAR LAMPUNG MENURUT
KECAMATAN
No Kecamatan Penduduk (Jiwa)
1 Teluk Betung Barat 41.096
2 Teluk Betung Timur 53.874
3 Teluk Betung Selatan 42.870
4 Bumi Waras 63.166
5 Panjang 80.811
6 Tanjung Karang Timur 43.076
7 Kedamaian 57.905
8 Teluk Betung Utara 53.552
9 Tanjung Karang Pusat 55.925
10 Enggal 28.649
11 Tanjung Karang Barat 65.554
12 Kemiling 88.574
13 Langkapura 43.569
14 Kedaton 57.336
15 Rajabasa 57.589
16 Tanjung Senang 62.168
17 Labuhan Ratu 52.393
18 Sukarame 67.725
19 Sukabumi 75.870
20 Way Halim 74.364 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandarlampung, 2021
Dari data diatas diketahui bahwa penduduk Kota Bandarlampung yang
berjumlah 1.166.066 jiwa paling banyak menempati Kecamatan Kemiling dengan
jumlah penduduknya sebanyak 88.574 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk
terbanyak setelah Kecamatan Kemiling yaitu Kecamatan Panjang dengan jumlah
penduduk 80.811 jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk terendah berada pada
Kecamatan Enggal dengan jumlah penduduk 28.649 jiwa.
64
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021
GAMBAR 3. 2
JUMLAH PENDUDUK KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN 2016-2020
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kota
Bandarlampung selama lima tahun terakhir yakni tahun 2016-2020 terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 jumlah penduduk di Kota
Bandarlampung hanya sebesar 997.728 jiwa, sedangkan pada tahun 2020 jumlah
penduduknya telah bertambah menjadi 1.166.066 jiwa. Laju pertumbuhan
penduduk di Kota Bandarlampung pada tahun 2020 sebesar 2,71%. Dengan jumlah
penduduk yang dimiliki saat ini, maka Kota Bandarlampung termasuk kedalam kota
metropolitan karena memiliki jumlah penduduk lebih dari 1.000.000 jiwa.
900.000
950.000
1.000.000
1.050.000
1.100.000
1.150.000
1.200.000
2016 2017 2018 2019 2020
JUMLAH PENDUDUK
65
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2021
GAMBAR 3. 3
PIRAMIDA PENDUDUK KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa Kota Bandarlampung
didominasi oleh kelompok umur produktif, dimana kelompok umur 30-34
menempati posisi pertama pada jumlah penduduk yang tinggal di Kota
Bandarlampung. Angka kematian di Kota Bandarlampung lebih rendang
dibandingkan angka kelahirannya. Jika melihat fenomena tersebut maka kondisi
tersebut akan mengakibatkan ledakan penduduk di Kota Bandarlampung karena
meningkatnya angka kelahiran dan penurunan angka kematian sehingga kota
bandarlampung harus siap dalam menghadapi bonus demografi tersebut.
3.3 Gambaran Umum Kecamatan Enggal
Berikut akan dijelaskan terkait gambaran umum yang akan ditinjau berdasarkan
kondisi fisik dan kependudukan di Kecamatan Enggal.
3.3.1 Administrasi
Kecamatan Enggal merupakan salah satu dari 20 kecamatan yang terdapat
di Kota Bandarlampung. Luas wilayahnya sebesar 315 Ha. Wilayah ini didominasi
oleh daerah dataran dan terdapat beberapa bagian kecil daerah pegunungan.
Kecamatan Enggal terdiri dari 6 kelurahan yaitu Kelurahan Enggal, Kelurahan
Pelita, Kelurahan Tanjung Karang, Kelurahan Gunung Sari, Kelurahan Rawa Laut,
-60000 -40000 -20000 0 20000 40000 60000
0-4
10-14
20-24
30-34
40-44
50-54
60-64
70-74
PIRAMIDA PENDUDUK
Laki-laki Perempuan
66
dan Kelurahan Pahoman. Kecamatan Enggal secara resmi menjadi bagian dari Kota
Bandarlampung melalui Peraturan Daerah Kota Bandarlampung Nomor 4 tahun
2002 dengan batas administrasi sebagai berikut.
a. Kecamatan Way Halim dan Tanjung Karang Pusat menjadi wilayah yang
berbatasan pada bagian utara.
b. Kecamatan Teluk Betung Utara menjadi wilayah yang berbatasan pada
bagian selatan.
c. Kecamatan Tanjung Karang Timur dan Kedamaian menjadi wilayah yang
berbatasan pada bagian timur.
d. Kecamatan Tanjung Karang Pusat dan Tanjung Karang barat menjadi
wilayah yang berbatasan pada bagian barat.
67
RTRW Kota Bandarlampung Tahun 2011-2030
GAMBAR 3. 4
PETA ADMINISTRASI KECAMATAN ENGGAL
68
3.3.2 Kependudukan
Kecamatan Enggal memiliki jumlah penduduk sebanyak 30.164 jiwa pada
tahun 2019 dengan jumlah kepadadatan penduduk 9.576 jiwa per km2 yang tersebar
kedalam 6 kelurahan. Jumlah penduduk tertinggi terletak pada Kelurahan Enggal,
sedangkan jumlah penduduk terendahnya berada pada Kelurahan Gunung Sari.
Berikut merupakan persebaran jumlah penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan
Enggal.
TABEL III. 3
JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN ENGGAL
No Kelurahan Jumlah Penduduk
(jiwa)
Kepadatan Penduduk
(per km2)
1 Gunung Sari 3.249 4.391
2 Tanjung Karang 4.286 14.287
3 Pelita 4.702 16.793
4 Enggal 6.763 39.782
5 Rawa Laut 6.307 7.008
6 Pahoman 4.857 6.391
Total 30.164 9.576
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020
3.3.3 Kedudukan Kecamatan Enggal Terhadap Kota Bandar Lampung
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandarlampung Tahun
2011-2030, Kecamatan Enggal termasuk kedalam pusat pelayanan kota Tanjung
Karang yang berfungsi sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kesehatan, dan
simpul transportasi darat. Hal ini juga didukung dengan Kecamatan Enggal yang
termasuk kedalam Bagian Wilayah Kota (BWK) A. BWK merupakan satuan
zonasi untuk mengelompokkan kawasan perkotaan yang memiliki kesamaan
fungsi, adanya pusat tersendiri, kemudahan aksesibilitas, dan batasan-batasan, baik
fisik maupun administrasi. Berdasarkan Rencana tata ruangnya, BWK A
merupakan kawasan yang diarahkan pada pengembangan kawasan pariwisata
berupa wisata belanja. Zona wisata belanja pada BWK A ini berada disekitar pusat
kota yaitu di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani, Jalan Batu Sangkar, Jalan
Kotaraja, Jalan Raden Intan, dan Jalan Kartini.
69
Sumber : RTRW Kota Bandarlampung Tahun 2011-2030
GAMBAR 3. 5
PETA KEDUDUKAN KECAMATAN ENGGAL TERHADAP KOTA BANDAR LAMPUNG
70
3.4 Gambaran Umum Jalan Raden Intan
Jalan Raden Intan merupakan jalan arteri sekunder yang terletak di Kota
Bandarlampung tepatnya di Kecamatan Enggal. Jalan arteri sekunder merupakan
jalan arteri dalam skala perkotaan yang menghubungkan kawasan primer dengan
kawasan sekunder kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kesatu, atau kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
Berdasarkan Perda Kota Bandarlampung Nomor 10 tahun 2011 Jalan Raden Intan
ditetapkan sebagai jalan strategis Kota Bandarlampung. Selain itu, koridor Jalan
Raden Intan juga ditetapkan sebagai zona wisata belanja karena pada koridor ini
terdapat guna lahan berupa perdagangan dan jasa.
Jalan Raden Intan yang merupakan jalan arteri sekunder yang menjadi titik
pertemuan antara 5 ruas jalan lainnya yaitu Jalan Sibolga, Jalan Tanjung Pinang,
Jalan Palembang, Jalan Pangkal Pinang dan Jalan Pemuda sehingga pergerakan
kendaraan dikawasan ini cukup tinggi. Kondisi ini juga didukung dengan adanya
tarikan pergerakan yang disebabkan oleh keberadaan Stasiun Kereta Api Tanjung
Karang. Berdasarkan RTRW Kota Bandar Lampung, kawasan disekitar stasiun ini
akan dikembangkan menjadi kawasan TOD yang disertai dengan penyediaan bus
rapid transit (BRT) yang berimplikasi pada penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki.
Oleh karena itu, kesiapan jalur pejalan kaki dalam menunjang kegiatan di kawasan
TOD ini perlu diperhatikan agar dapat berfungsi dengan aman dan nyaman.
3.3.1 Kondisi Geometrik Jalan Raden Intan
Jalan Raden Intan merupakan jalan arteri sekunder yang memiliki 4 lajur 1
arah tak terbagi (4/1 UD) dengan lebar jalur 14 m. Pada koridor Jalan Raden Intan
yang merupakan jalan arteri sekunder maka kecepatan kendaraan yang melintasi
jalan tersebut paling rendah 30 kilometer per jam dengan lebar badan jalan paling
sedikit 11 meter. Pada jalan arteri sekunder lalu lintas cepat tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas lambat. Berikut merupakan gambaran kondisi jalan Raden Intan.
71
Sumber : Peneliti, 2021
GAMBAR 3. 6
KONDISI JALAN RADEN INTAN
Jalan Raden Intan ini memiliki panjang 1437,2 meter dengan lebar ruas
jalan sebesar 14 meter. Jalan ini memiliki beberapa titik pertemuan dengan jalan
lainnya diantaranya dengan ruas jalan antara Jalan Kamboja, Jalan Tulang Bawang,
Jalan S. Parman dan Jalan Pemuda. Jalan Raden Intan juga menjadi titik pergantian
moda transportasi umum dalam kota. Ketiga titik transit transportasi umum tersebut
terdiri dari titik transit Kereta Api Tanjungkarang, titik transit Halte Bus Trans
Bandarlampung dan titik transit angkutan umum.
3.3.2 Jenis Kegiatan di Jalan Raden Intan
Berikut merupakan peta guna lahan pada wilayah studi penelitian yaitu pada
Jalan Raden Intan, Kota Bandarlampung. Berdasarkan peta dibawah ini, dapat
diketahui bahwa sebagian besar wilayah pada ruas jalan Raden Intan didominasi
oleh kegiatan perdagangan dan jasa serta permukiman. Aktivitas yang terjadi pada
ruas Jalan Raden Intan cukup padat. Hal ini dikarena jalan ini merupakan jalan arteri
sekunder yang didukung dengan adanya guna lahan berupa perdagangan dan jasa
serta terdapat beberapa fasilitas umum berupa halte dan stasiun kereta api serta
fasilitas sosial lainnya seperti tempat peribadatan.
72
Sumber : Peneliti, 2021
GAMBAR 3. 7
PETA GUNA LAHAN JALAN RADEN INTAN