BAB III
description
Transcript of BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan PenelitianPenelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto dkk, 2009).Penelitian tindakan kelas ini selesai dalam dua siklus dengan siklus berlanjut. Hal ini dimaksudkan untuk melihat peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, untuk siklus 2 dilaksanakan 3 kali pertemuan, sehingga untuk dua siklus memerlukan waktu 5 kali tatap muka.Untuk siklus 1 difokuskan pada teks narrative beserta kegiatan praktikumnya. Kemudian untuk siklus 2 lanjut pada materi teks narative. Setiap akhir siklus dilakukan evaluasi tes akhir siklus. Sebelum memulai siklus kedua dilakukan refleksi dan dibuat revisi tindakan untuk tujuan yang belum tercapai pada siklus pertama.40
Setiap siklus masing-masing terdiri dari tahapan-tahapan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi dan evaluasi, (4) analisis dan refleksi. Adapun model untuk tahap-tahap siklus dapat dilihat pada Gambar 1.38
Adapun langkah-langkah secara umum yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:PerencanaanPelaksanaanPengamatanRefleksiPerencanaanPerencanaanPelaksanaanRefleksiSiklus ISiklus IIGambar 1. Tahap-Tahap siklus dalam PTK (Sumber: Hopkins, 2011)
3.2 Setting Penilitiana. Waktu dan Tempat PenelitianWaktu pengumpulan data mulai pada bulan Februari Mei 2014.Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas VII SMPN 1 Marabahan. Sekolah tersebut beralamat di Jln. b. Subjek PenelitianSubjek penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 1 Marabahan yang berjumlah 21 orang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan dengan tingkat kemampuan dan daya serap bervariasi.
3.3 Perangkat dan Instrumen PenelitianTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan non tes (observasi dan angket) dan tes. Instrumen penelitian yang dipakai di antaranya:3.4 Analisis Hasil Penelitian
a. Analisis Aktivitas GuruAnalisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peningkatan aktivitas guru pada materi teks narative setelah pembelajaran dilaksanakan dengan model penemuan terbimbing (guided discovery learning). Aspek pengamatan dalam lembar observasi untuk guru untuk aktivitas pembelajaran.Tabel 10 Kriteria level aktivitas guruSkor Kriteria
14 25Sangat kurang
26 37Kurang
38 48Cukup
49 58Baik
59 70Sangat baik
(Sudjana, 2005)Persentase skor yang diperoleh untuk tiap kriteria level pada penilaian aktivitas guru dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:P = angka persentasef = frekuensi yang sedang dicari persentasinyaN = jumlah frekuensi/banyaknya siswa (Sudijono, 2010)Selanjutnya untuk mendeskripsikan skor yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan dalam beberapa tingkatan seperti pada Tabel11 berikut:Tabel 11 Klasifikasi persentase kriteria aktivitas guru
PersentaseKriteria
20% 36%Sangat kurang
37% 53%Kurang
54% 69%Cukup
70% 83%Baik
84% 100%Sangat baik
(Sudijono, 2010)b. Analisis terhadap observasi aktivitas siswaAnalisis terhadap observasi aktivitas siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran materi narrative . Daftar distribusi level aktivitas siswa disusun menurut pedoman statistika oleh Sudjana (2005). Adapun kriteria level untuk aktivitas siswauntuk pembelajaran dengan praktikum dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Kriteria level aktivitas siswa dengan praktikumSkor Kriteria
12 21Sangat kurang
22 31Kurang
32 41Cukup
42 50Baik
51 60Sangat baik
(Sudjana, 2005)
Dengan cara yang sama seperti menghitung klasfikasi persentase aktivitas guru, selanjutnya untuk mendeskripsikan skor yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan dalam beberapa tingkatan seperti pada Tabel 13 berikut:Tabel 13 Klasifikasi persentase kriteria aktivitas siswa dengan praktikumPersentaseKriteria
20% 35%Sangat kurang
36% 52%Kurang
53% 68%Cukup
69% 83%Baik
84% 100%Sangat baik
(Sudijono, 2010)Adapun kriteria level untuk aktivitas siswa untuk pembelajaran tanpa praktikum dapat dilihat pada Tabel 14.Tabel 14Kriteria level aktivitas siswa tanpa praktikumSkor Kriteria
10 17Sangat kurang
18 25Kurang
26 33Cukup
34 41Baik
42 50Sangat baik
Selanjutnya untuk mendeskripsikan skor yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan dalam beberapa tingkatan seperti pada Tabel15 berikut:
Tabel 15 Klasifikasi persentase kriteria aktivitas siswa tanpa praktikumPersentaseKriteria
20% 34%Sangat kurang
35% 50%Kurang
51% 67%Cukup
68% 83%Baik
84% 100%Sangat baik
(Sudijono, 2010)c. Analisis Hasil Belajar SiswaAnalisis tes akhir siklus bertujuan untuk mengetahui tingkat ketuntasan penguasaan konsep siswa. Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 dinyatakan mengalami kesulitan belajar dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 dinyatakan telah tuntas belajar. Rumus penskoran yang digunakan adalah:Skor =Keterangan:Jb= Banyaknya butir soal yang dijawab benarN= Banyaknya butir soal (Ratumanan & Laurens, 2003)
Kemudian, mengukur ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus yang dijelaskan oleh Sudijono (2010).Keberhasilan siswa dalam menguasai materihukum-hukum dasar kimia ditunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab dengan benar pada setiap butir soal tes yang diujikan. Untuk menggambarkan tingkat keberhasilan hasil belajar siswa, data persentase yang diperoleh sesuai Tabel 16.
Tabel 16Tingkatan hasil belajar
Hasil belajar (%)Tingkat
100Istimewa/ maksimal
76 - 99Baik sekali/ optimal
60 75Baik/ minimal
< 60Kurang
(Djamarah & Zain, 2010)d. Analisis Keterampilan Proses SiswaAnalisis tes akhir siklus dilakukanuntuk mengetahui tingkat ketuntasan keterampilan proses siswa. Rumus penskoran yang digunakan sama dengan rumus untuk penskoran pada tes hasil belajar.Siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 dinyatakan mengalami kesulitan belajar dan siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 dinyatakan telah tuntas belajar. Keberhasilan siswa dalam menguasai aspek-aspek keterampilan proses yang dilatihkan ditunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab dengan benar pada setiap butir soal tes yang diujikan. Untuk menggambarkan keterampilan proses siswa, data persentase yang diperoleh sesuai Tabel 16. e. Analisis Respon SiswaAnalisis respon siswa terhadap pembelajaran bertujuan untuk mengetahui sikap dan ketertarikan siswa serta kesulitan siswa dalam mempelajari materi terhadap model pembelajaran penemuan terbimbing yang diterapkan.Kuesioner (angket respon) dibagikan kepada siswa setelah tes siklus I dan II berakhir. Angket respon siswa berisi 9 pernyataan dengan pilihan jawaban yang diberi skor sangat tidak setuju (STS) = 1, tidak setuju (TS) = 2, ragu-ragu (RR) = 3, setuju (S) = 4 dan sangat setuju (SS) = 5. Pedoman pembuatan daftar distribusi level aktivitas siswa disusun menurut pedoman statistika oleh Sudjana (2005). Berdasarkan jumlah pernyataan sebanyak 9 buah dan skor dari masing-masing pilihan jawaban tersebut maka hasil respon siswa kemudian dapat diklasifikasikan menggunakan kriteria level respon siswa pada Tabel 17.Tabel 17 Kriteria level respon siswaSkor untuk rentang (1-5)Kriteria
9 15Sangat kurang
1622Kurang
2329 Cukup
3036Baik
3745 Sangat baik
3.5 Indikator KeberhasilanIndikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:(1) Aktivitas guru dalam kategori baik dengan mengurangi dominasi guru dalam pembelajaran.(2) Aktivitas siswa termasuk dalam kategori baik.(3) Secara klasikal siswa dikatakan mencapai ketuntasan hasil belajar jika 75% atau lebih siswa memperoleh nilai 75.(4) Secara klasikal siswa dikatakan mencapai ketuntasan keterampilan proses jika 75% atau lebih siswa memperoleh nilai 75.(5) Respon siswa termasuk dalam kategori baik.