BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... ·...

22
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 PENGERTIAN TUBERKULOSIS Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang umumnya disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Meskipun dapat menyerang hampir semua organ tubuh, namun penyakit TB lebih sering menyerang organ paru (80- 85%). Tuberkulosis yang menyerang organ paru disebut tuberkulosis paru dan yang menyerang organ selain paru disebut tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan sputum menunjukkan BTA positif, dikategorikan sebagai tuberkulosis paru (Depkes, 2005). 2.2 PENYEBAB TUBERKULOSIS Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. Mycobacterium tuberculosis adalah suatu basil gram-positif tahan asam dengan pertumbuhan sangat lamban (Tjay dan Rahardja, 2007). 9

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

9

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN TUBERKULOSIS

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang

umumnya disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

Meskipun dapat menyerang hampir semua organ tubuh,

namun penyakit TB lebih sering menyerang organ paru (80-

85%). Tuberkulosis yang menyerang organ paru disebut

tuberkulosis paru dan yang menyerang organ selain paru

disebut tuberkulosis ekstra paru. Tuberkulosis paru dengan

hasil pemeriksaan sputum menunjukkan BTA positif,

dikategorikan sebagai tuberkulosis paru (Depkes, 2005).

2.2 PENYEBAB TUBERKULOSIS

Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri

Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam

famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo

Actinomycetales. Mycobacterium tuberculosis adalah suatu

basil gram-positif tahan asam dengan pertumbuhan sangat

lamban (Tjay dan Rahardja, 2007).

9

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

10

2.3 CARA PENULARAN

Tuberkulosis menyebar dari orang ke orang, yaitu dari

penderita TB paru BTA positif kepada orang yang berada di

sekelilingnya, terutama kontak erat. Kuman menyebar melalui

udara dalam bentuk percikan kecil (droplet nuclei) yaitu

berupa partikel berdiameter sekitar 5 µm, setiap droplet dapat

mengundang sekitar 3 kuman. Droplet diproduksi penderita

TB paru BTA positif saat batuk, bersin, berbicara atau

menyanyi. Berbicara selama 5 menit menghasilkan sekitar

3000 droplet, menyanyi menghasilkan sekitar 3000 droplet

per menit, sedangkan bersin menghasilkan droplet lebih

banyak dan terlontar lebih jauh sehingga dapat menyebar

sampai 10 kaki (Jansen, 2005).

Kuman yang terdapat pada droplet dapat bertahan

hidup di udara pada suhu kamar selama beberapa jam dan

dapat menginfeksi orang lain apabila terhirup dan masuk ke

dalam sistem pernafasan. Bahkan bakteri ini dapat

mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar

getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ

tubuh lain seperti otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang,

kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak

adalah organ paru (dapat dilihat pada gambar berikut ini).

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

11

Gambar 2.I : Penyebaran bakteri TB Sumber : http://www.kesimpulan.co.cc/2009/04/tuberkulosis-tb-paru.html

Tingkat penularan dari penderita tergantung pada

konsentrasi kuman yang dikeluarkannya. Derajat positif hasil

pemeriksaan dahak, dapat menunjukkan tingkat keparahan

penyakit, makin tinggi derajat positif makin menular penderita

tersebut (Depkes, 2005).

2.4 GEJALA-GEJALA TUBERKULOSIS

Keluhan pada penderita tuberkulosis paru dapat dibagi

menjadi gejala lokal di paru dan keluhan pada seluruh tubuh

secara umum.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

12

2.4.1. Batuk

Gejala batuk timbul paling awal dan merupakan

gangguan yang paling sering dikeluhkan. Biasanya

batuknya ringan sehingga dianggap batuk biasa atau

akibat rokok. Proses yang paling ringan ini

menyebabkan sekret akan terkumpul pada waktu

penderita tidur dan dikeluarkan saat penderita bangun

pagi hari. Bila proses destruksi berlanjut, sekret

dikeluarkan terus-menerus sehingga batuk menjadi

lebih dalam dan sangat mengganggu penderita pada

waktu siang maupun malam hari. Bila yang terkena

trakea atau bronkus, batuk akan terdengar sangat

keras, lebih sering atau terdengar berulang-ulang

(paroksimal). Bila laring yang terserang, batuk

terdengar sebagai hollow sounding cough, yaitu batuk

tanpa tenaga dan disertai suara serak.

2.4.2. Batuk Darah

Darah yang dkeluarkan penderita mungkin berupa

garis atau bercak-bercak darah, gumpalan-gumpalan

darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak

(profus). Batuk darah jarang merupakan tanda

permulaan dari penyakit tuberkulosis atau initial

symptom karena batuk darah merupakan tanda telah

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

13

terjadinya ekskavasi dan ulserasi dari pembuluh darah

pada dinding kavitas. Batuk darah pada pemerisaan

radiologis tampak ada kelainan. Sering kali darah yang

dibatukkan pada penyakit tuberkulosis bercampur

dahak yang mengandung basil tahan asam. Batuk

darah juga dapat terjadi pada tuberkulosis yang sudah

sembuh karena robekan jaringan paru atau darah

berasal dari bronkiektasis yang merupakan salah satu

penyulit tuberkulosis paru. Pada saat seperti ini dahak

tidak mengandung basil tahan asam (negatif).

2.4.3. Nyeri Dada

Nyeri dada pada tuberkulosis paru termasuk nyeri

pleuritik yang ringan. Bila nyeri bertambah berat berarti

telah terjadi pleuritis luas (nyeri dikeluhkan di daerah

aksila, di ujung skapula).

2.4.4. Sesak Napas

Sesak napas pada tuberkulosis disebabkan oleh

penyakit yang luas pada paru atau oleh

penggumpalan cairan di rongga pleura sebagai

komplikasi TB Paru. Penderita yang sesak napas

sering mengalami demam dan berat badan turun.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

14

2.4.5. Demam

Merupakan gejala paling sering dijumpai dan paling

penting. Sering kali panas badan sedikit meningkat

pada siang maupun sore hari. Panas badan meningkat

atau menjadi lebih tinggi bila proses berkembang

menjadi progresif sehingga penderita merasakan

badannya hangat atau muka terasa panas.

2.4.6. Menggigil

Dapat terjadi bila panas badan naik dengan cepat,

tetapi tidak diikuti pengeluaran panas dengan

kecepatan yang sama atau dapat terjadi sebagai suatu

reaksi umum yang lebih erat.

2.4.7. Keringat Malam

Keringat malam bukan gejala yang patognomonis

untuk penyakit tuberkulosis paru. Keringat malam

umumnya baru timbul bila proses telah lanjut, kecuali

pada orang-orang dengan vasomotor labil, keringat

malam dapat timbul lebih dini. Nausea, takikardi dan

sakit kepala timbul bila ada panas.

2.4.8. Anoreksia

Anoreksia yaitu tidak selera makan dan penurunan

berat badan merupakan manifestasi lebih sering

dikeluhkan bila proses progresif. Rendahnya asupan

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

15

makanan yang disebabkan oleh anoreksia,

menyebabkan peningkatan metabolisme energi dan

protein dan utilisasi dalam tubuh. Asupan yang tidak

kuat menimbulkan pemakaian cadangan energi tubuh

yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis

dan mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan.

2.5 PERJALANAN PENYAKIT

2.5.1. Tuberkulosis primer

Merupakan sindrom yang disebabkan oleh infeksi

Mycobacterium tuberculosis pada pasien non-sensitif

yaitu mereka yang sebelumnya belum pernah

terinfeksi. Pasien biasanya tanpa gejala (Rubenstein,

2008). Tuberkulosis primer sering terjadi pada anak

(Hidayat, 2006), tetapi bisa terjadi pada orang dewasa

dengan daya tahan tubuh yang lemah, seperti

penderita HIV, DM, orang tua, dan sebagainya (Luhur,

2008). TB paru primer dimulai dengan masuknya

Mycobacterium tuberculosis secara aerogen ke dalam

alveoli yang mempunyai tekanan oksigen tinggi, atau

melalui traktus digestivus (Malueka, 2007). Bakteri

yang terhirup membentuk satu fokus infeksi di paru,

disertai keterlibatan kelenjar limfe hilus (kompleks

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

16

primer). Biasanya hanya timbul sedikit gejala, dan

pemulihan sering terjadi secara spontan. Individu yang

bersangkutan tidak menular bagi orang lain dan

bereaksi negatif terhadap uji bakteriologis walaupun uji

kulit tuberkulinnya (Heaf test) mungkin sensitif. Waktu

antara terjadinya infeksi sampai pembentukan

kompleks primer adalah 4-6 minggu. Adanya infeksi

dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi

tuberkulin dari negatif menjadi positif (Zulkoni, 2010).

Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi

sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat,

sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa

garis-garis fibrotik, kalsifikasi di hilus, keadaan ini

terdapat pada lesi pneumoni, berkomplikasi dan

menyebar secara per kontinuitatum yakni menyebar ke

sekitarnya, secara bronkogen pada paru yang

bersangkutan maupun paru di sebelahnya, secara

limfogen, ke organ tubuh lainnya, secara hematogen,

ke organ tubuh lainnya (Sudoyo, 2007).

2.5.2. Tuberkulosis post primer

Merupakan sindrom yang disebabkan oleh infeksi

Mycobacterium tuberculosis pada yang pernah

terinfeksi dan oleh karenanya pasien sensitif terhadap

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

17

tuberkulin (Rubenstein, 2008). TB paru post primer

biasanya terjadi akibat dari infeksi laten sebelumnya.

Infeksi ini dapat menimbulkan suatu gejala TB bila

daya tahan tubuh host menurun. Mikroorganisme yang

laten dapat berubah menjadi aktif dan menimbulkan

nekrosis. TB sekunder progresif menunjukkan

gambaran yang sama dengan TB primer progresif

(Icksan dan Luhur, 2008). Pemulihan spontan tidak

dijumpai pada tuberkulosis post primer dan pasien

mungkin menular bagi orang lain sebelum diterapi

secara efektif (Gould dan Brooker, 2003). Tuberkulosis

post primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan

atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena

daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau

status gizi yang buruk. Ciri khas tuberkulosis post

primer adalah kerusakan paru yang luas dan parah

(Zulkoni, 2010).

2.6 KLASIFIKASI TUBERKULOSIS PARU

Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI

2006), terdapat beberapa klasifikasi TB paru, yaitu

berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA) :

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

18

2.6.1. Tuberkulosis paru BTA (+), yaitu :

1. Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak

menunjukkan hasil BTA positif.

2. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak

menunjukkan BTA positif dan kelainan radiologi

menunjukkan gambar tuberkulosis aktif.

3. Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak

menunjukkan BTA positif dan perkembangbiakan

positif.

2.6.2. Tuberkulosis paru BTA (-), yaitu :

1. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA

negatif, gambaran klinis dan kelainan radiologi

menunjukkan tuberkulosis aktif.

2. Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA

negatif dan perkembangbiakan M. tuberculosis

positif.

2.7 DIAGNOSA TUBERKULOSIS PARU

2.7.1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pertama terhadap keadaan

umum pasien mungkin ditemukan pucatnya

konjungtiva mata atau kulit pucat karena anemia, suhu

demam subfebril, badan kurus atau berat badan

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

19

menurun (Amin, 2007). Tempat kelainan lesi

Tuberkulosis paru yang paling dicurigai adalah bagian

apeks paru. Bila dicurigai adanya infiltrat yang agak

luas maka didapatkan perkusi yang redup dan

auskultasi suara nafas bronkial dan ditemukan juga

suara nafas berupa ronki basah, kasar dan nyaring.

Tetapi bila infiltrat ini diliputi oleh penebalan pleura,

suara nafasnya menjadi vesikular melemah. Pada

keadaan konsolidasi dan fibrosis meningkatkan

penghantaran getaran sehingga pada palpasi didapati

frenitus meningkat serta pada auskultasi suara nafas

menjadi bronkovesikuler atau bronkhial. Bila

tuberkulosis mengenai pleura, sering terbentuk efusi

pleura dalam pernafasan perkusi akan memberikan

suara pekak (Halim, 1998).

2.7.2. Pemeriksaan Bakteriologik

Pemeriksaan dahak berfungsi untuk

menegakkan diagnosa, menilai keberhasilan

pengobatan dan menentukan potensi penularan.

Pemeriksaan dahak untuk menegakkan diagnosis

dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak

yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang

berurutan yaitu: Sewaktu-Pagi-Sewaktu (SPS)

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

20

(Depkes RI, 2006). Pemeriksaan bakteriologik dari

spesimen dahak dan bahan lainnya (cairan pleura,

CSF, bilasan bronkus, bilasan lambung, urin, feses

dan jaringan biopsi dapat dilakukan dengan cara

mikroskopis dan biakan) (PDPI, 2006). Pemeriksaan

mikroskopis dengan menggunakan pewarnaan Ziehl-

Nielssen, sedangkan pemeriksaan biakan dengan

menggunakan Egg Base Media Lowenstein-Jensen

atau Ogama (PDPI, 2006).

2.7.3. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan yang

sensitif tapi tidak spesifik untuk mendiagnosa suatu

tuberkulosis aktif (Barker, 2009). Beberapa bagian

kelainan yang dapat digunakan pada foto rontgen

adalah : 1. Sarang berbentuk awan dengan densitas

rendah atau sedang dan batas tidak tegas. Sarang-

sarang seperti ini biasanya menunjukkan bahwa

proses aktif, 2. Lubang (kavitas) selalu berarti proses

aktif kecuali bila lubang sudah sangat kecil yang

dinamakan lubang sisa (residual cavity), 3. Sarang

seperti garis-garis (fibrotik) atau bintik-bintik kapur

yang menunjukkan bahwa proses telah baik (Rasad,

2008).

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

21

2.7.4. Indikasi pemeriksaan foto toraks

Pada sebagian besar TB paru, diagnosis

terutama ditegakkan dengan pemeriksaan dahak

secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks.

Namun pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks

perlu disesuaikan dengan indikasi sebagai berikut

(Depkes RI, 2006) :

1. Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya

BTA positif. Pada kasus ini pemeriksaan foto

toraks dada diperlukan untuk mendukung

diagnosis TB paru BTA positif.

2. Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif

setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan

sebelumnya hasil BTA negatif dan tidak ada

perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT.

3. Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi

sesak nafas berat yang memerlukan penanganan

khusus (seperti: pneumotoraks, pleuritis,

eksudatif, efusi perikarditis atau efusi pleural) dan

pasien yang mengalami hemioptisis berat (untuk

menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma).

Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat

ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA)

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

22

pada 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu

sewaktu-pagi-sewaktu (SPS). Pada program TB

nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak

mikroskopis merupakan diagnosis utama.

Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan, dan uji

kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang

diagnosis sesuai dengan indikasinya, tidak dibenarkan

mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan

foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan

gambar yang khas pada TB paru, sehingga sering

terjadi over diagnosis (Depkes RI, 2006).

2.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA

TUBERKULOSIS PARU

2.8.1. Umur

Beberapa faktor resiko penularan penyakit TB

di Amerika yaitu umur, jenis kelamin, ras, asal negara

bagian serta infeksi AIDS. Variabel umur berperan

dalam kejadian TB. Dari hasil penelitian yang

dilaksanakan di New York pada panti penampungan

orang-orang gelandangan menunjukkan bahwa

kemungkinan mendapat infeksi tuberkulosis aktif

meningkat secara bermakna sesuai dengan umur.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

23

Pada wanita prevalensi mencapai maksimum pada

umur 40-50 tahun kemudian berkurang, sedangkan

pada pria prevalensi terus meningkat sekurang-

kurangnya mencapai usia 60 tahun (Crofton, 2002).

Resiko untuk mendapatkan TB dapat dikatakan

hanya seperti kurva terbalik, yaitu tinggi ketika

awalnya, menurun ketika di atas dua tahun hingga

dewasa memiliki daya tangkal terhadap TB dengan

baik. Puncaknya pada dewasa muda dan menurun

kembali ketika seseorang atau kelompok menjelang

usia tua (Achmadi, 2005).

Hasil survei TB paru di Indonesia menunjukkan

bahwa prevalensi TB paru berbeda secara signifikan

berdasarkan kelompok umur, dimana kelompok umur

di bawah 45 tahun (74/100.000) lebih rendah dari

kelompok umur 45 tahun ke atas (211/100.000)

(Soemantri, 2005).

2.8.2. Jenis kelamin

Wanita pada usia reproduksi mempunyai resiko

lebih tinggi untuk menderita TB di bandingkan dengan

laki-laki pada usia yang sama. Prevalensi TB paru

pada wanita secara keseluruhan lebih rendah

dibandingkan dengan pria. Peningkatan prevalensi

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

24

seiring dengan usia yang relatif kurang tajam

dibandingkan dengan peningkatan pada pria, namun

pada wanita prevalensi terus meningkat sampai

sekurang-kurangnya mencapai usia 60 tahun (Crofton,

2002). Hal ini sejalan dengan hasil prevalensi TB paru

di Indonesia tahun 2004, dimana prevalensi TB paru

pada pria adalah 138/100.000 lebih tinggi

dibandingkan dengan prevalensi pada wanita sebesar

72/100.000.

2.8.3. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan

mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang

diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat

kesehatan dan pengetahuan penyakit TB paru,

sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka

seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku

hidup bersih dan sehat. Selain itu tingkat pendidikan

seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis

pekerjaannya (Helda, 2009), dan pada mereka yang

mempunyai tingkat pendidikan tinggi umumnya lebih

mudah dalam menyerap dan menerima informasi

masalah kesehatan dibandingkan dengan yang

berpendidikan lebih rendah, sehingga mempengaruhi

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

25

terhadap keputusan dalam memanfaatkan pelayanan

kesehatan yang tersedia. Suatu studi kasus yang

dilakukan di Myanmar menunjukkan bahwa proporsi

kejadian TB banyak terjadi pada kelompok yang

mempunyai tingkat pendidikan rendah. Kelompok

tersebut juga lebih banyak mencari pengobatan

tradisional dibandingkan pada pelayanan medis yang

tersedia (WHO, 2002).

2.8.4. Jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan menentukan faktor resiko apa

yang harus dihadapi setiap individu. Bila pekerja

bekerja di lingkungan yang berdebu terpapar partikel

debu di daerah terpapar akan mempengaruhi

terjadinya gangguan pada saluran pernafasan.

Paparan kronis udara yang tercemar dapat

meningkatkan morbiditas, terutama terjadinya gejala

penyakit saluran pernafasan.

Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi

terdapat pendapatan keluarga yang akan mempunyai

dampak terhadap pola hidup sehari-hari di antara

konsumsi makanan, pemeliharaan kesehatan selain itu

juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan rumah

(kontruksi rumah). Kepala keluarga yang mempunyai

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

26

pendapatan dibawah UMR akan mengkonsumsi

makanan dengan kadar gizi yang tidak sesuai dengan

kebutuhan bagi setiap anggota keluarga sehingga

mempunyai status gizi yang kurang dan akan

memudahkan untuk terkena penyakit infeksi

diantaranya TB paru.

2.8.5. Kebiasaan merokok

Menurut (Aditama, 2002), perilaku merokok

adalah aktivitas menghisap atau menghirup asap

rokok. Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok

pun muncul karena adanya faktor internal (faktor

biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku merokok

dilakukan untuk mengurangi stres) dan faktor eksternal

(faktor lingkungan sosial). Didapat bahan-bahan kimia

yang dikandung dalam rokok seperti nikotin, CO

(Karbonmonoksida) dan tar akan memacu kerja dari

susunan syaraf pusat dan susunan simpatis sehingga

mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak

jantung bertambah cepat, menstimulasi kanker dan

berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan

pembuluh darah, tekanan darah tinggi, jantung, paru-

paru dan bronchitis kronis. Seseorang yang dikatakan

perokok berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

27

dari 21 batang perhari dan selang merokoknya lima

menit setelah bangun pagi. Perokok sedang

menghabiskan 11-21 batang dan perokok ringan

menghabiskan rokok kurang dari 10 batang (Aditama,

2002).

Merokok diketahui mempunyai hubungan

dengan meningkatkan resiko untuk mendapatkan

kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, bronchitis

kronik dan kanker kandung kemih. Kebiasaan merokok

meningkatkan resiko untuk terkena TB paru sebanyak

2,2 kali (Sitepoe, 2000).

Didapat data riset kesehatan dasar (Riskesdas,

2010) usia perokok di Indonesia adalah pada usia 5-9

tahun sebesar 1,7%, usia 10-14 tahun 17,5%, usia 15-

19 tahun sebesar 43,3%, usia 20-24 tahun sebesar

14,6%, usia 25-29 sebesar 4,3% dan usia ≥ 30 tahun

sebesar 3,95%.

2.8.6. Status gizi

Status gizi merupakan variabel yang sangat

berperan dalam timbulnya kejadian TB paru.

Kekurangan gizi akan berpengaruh terhadap kekuatan

dan daya tahan tubuh dan respon imunologik terhadap

penyakit. Beberapa studi menunjukkan adanya

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

28

hubungan antara gizi dengan kejadian tuberkulosis.

Oleh sebab itu salah satu upaya untuk menangkalnya

adalah status gizi yang baik, baik untuk wanita, laki-

laki, anak-anak maupun dewasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang

dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali

untuk menderita TB paru berat dibandingkan dengan

orang yang status gizinya cukup atau lebih.

Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh

terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon

immunologi terhadap penyakit (Achmadi, 2005).

2.8.7. Perilaku

Faktor resiko perilaku lainnya yang

berhubungan dengan kejadian TB paru adalah :

kebiasaan tidur dengan anggota keluarga lain yang

terinfeksi TB, tidak menjemur kasur dan bantal,

membuang ludah sembarangan, tidak membuka

jendela kamar tidur setiap hari, tidak pernah

membersihkan lantai, tidak menutup mulut saat bersin

atau batuk (Edwan, 2008).

Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap

dan tindakan. Pengetahuan penderita TB paru yang

kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

29

pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku sebagai orang sakit dan akhirnya berakibat

menjadi sumber penularan bagi orang di sekelilingnya

(Helda, 2009).

2.9 KERANGKA KONSEP

Kerangka penelitian ini menggambarkan bahwa angka

kejadian TB paru disebabkan oleh faktor lingkungan rumah,

jenis pekerjaan, kebiasaan merokok. Kerangka konsep dari

kejadiaan TB paru adalah sebagai berikut :

Skema 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat

2.10 HIPOTESIS

Menurut (Sugiyono, 2010), hipotesis diartikan sebagai

jawaban sementara tehadap rumusan masalah penelitian.

Terdapat dua macam hipotesis yaitu : hipotesis nol dan

hipotesis alternatif. Hipotesis nol diartikan sebagai tidak

Jenis pekerjaan

Kebiasaan merokok

Kejadian TB

paru pada pria

dan wanita

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6713/2/T1... · menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma). Diagnosis TB paru pada orang dewasa

30

adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau

tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran

sempel.

Dalam penelitian ini, hipotesis yang ditetapkan adalah

sebagai berikut :

a. Ha : ada perbandingan jenis pekerjaan dan

kebiasaan merokok pada pria dan wanita yang

menderita penyakit TB paru di RSPAW Salatiga.

b. Ho: tidak ada perbandingan jenis pekerjaan dan

kebiasaan merokok pada pria dan wanita yang

menderita penyakit TB paru di RSPAW Salatiga.