BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN...

34
20 BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN MENTAL A. Tinjauan Taubat 1. Pengertian Taubat Secara etimologi, taubat berasal dari bahasa arab yaitu, taba- yatubu-taubatan. Yang berarti kembali, orang yang kembali disebut taib dan kembalinya berulang-ulang dan terus-menerus disebut tawwab. (Rahmad, 1959: 8). Sedangkan pengertian taubat menurut syara’ atau dalam terminologi Islam seperti yang diungkapkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya, “taubat yang sungguh-sungguh ialah menjauhkan diri dari perbuatan dosa, menyesali atas dosa yang pernah dilakukan pada waktu yang lalu, serta yakin tidak akan berbuat yang serupa pada waktu mendatang” (Tim, 1992: 1210). 1 Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya adalah sebagai berikut : a. Al-Jurjani dalam al-Takrifat berpendapat “Taubat adalah kembali kepada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dan perbuatan dosa dan melaksanakan semua kewajiban Allah SWT”. 1 Para sufi tarekat Chistiyyah telah menjelaskan tiga jenis taubat : (1) Taubat masa sekarang yang berarti bahwa manusia harus menyesali dosa-dosanya. (2) Taubat masa lalu yang mengingatkan manusia atas keharusan memenuhi hak-hak orang lain. Jika seseorang telah mencela orang lain secara tidak pada tempatnya, dia harus minta maaf dari korban rasa bencinya itu. Jika seseorang telah melakukan perbutan zina, dia harus memohon ampunan kepada Allah. (3) Taubat masa depan yang berarti bahwa orang harus memutuskan untuk tidak berbuat dosa lagi (Astuti, 2002: 401).

Transcript of BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN...

Page 1: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

20

BAB II

TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN MENTAL

A. Tinjauan Taubat

1. Pengertian Taubat

Secara etimologi, taubat berasal dari bahasa arab yaitu, taba-

yatubu-taubatan. Yang berarti kembali, orang yang kembali disebut taib

dan kembalinya berulang-ulang dan terus-menerus disebut tawwab.

(Rahmad, 1959: 8).

Sedangkan pengertian taubat menurut syara’ atau dalam

terminologi Islam seperti yang diungkapkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya,

“taubat yang sungguh-sungguh ialah menjauhkan diri dari perbuatan dosa,

menyesali atas dosa yang pernah dilakukan pada waktu yang lalu, serta

yakin tidak akan berbuat yang serupa pada waktu mendatang” (Tim, 1992:

1210).1

Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang

dikemukakan oleh beberapa ahli, di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Al-Jurjani dalam al-Takrifat berpendapat “Taubat adalah kembali

kepada Allah dengan melepaskan segala keterikatan hati dan perbuatan

dosa dan melaksanakan semua kewajiban Allah SWT”.

1 Para sufi tarekat Chistiyyah telah menjelaskan tiga jenis taubat : (1) Taubat masa

sekarang yang berarti bahwa manusia harus menyesali dosa-dosanya. (2) Taubat masa lalu yang mengingatkan manusia atas keharusan memenuhi hak-hak orang lain. Jika seseorang telah mencela orang lain secara tidak pada tempatnya, dia harus minta maaf dari korban rasa bencinya itu. Jika seseorang telah melakukan perbutan zina, dia harus memohon ampunan kepada Allah. (3) Taubat masa depan yang berarti bahwa orang harus memutuskan untuk tidak berbuat dosa lagi (Astuti, 2002: 401).

Page 2: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

21

b. Pendapat Hamka dalam tafsir al-Azhar, taubat artinya kembali.

Maksudnya setelah menempuh kepada jalan yang sangat sesat, segera

kembali (Tim, 1993: 1210).

c. Ibn Katsir dalam tafsirnya mengatakan taubat ialah menjauhklan diri

dari perbuatan dosa yang pernah dilakukan pada waktu yang lalu, serta

yakin tidak akan berbuat yang serupa pada waktu yang mendatang

(Tim, 1993: 1210).

d. Abdur Rehman Shad mengatakan, taubat berarti menyesali dosa yang

telah dilakukan, disebabkan karena disesatkan dari jalan yang benar

oleh syetan atau oleh gerak hatinya sendiri yang hina. Kemudian

kembali mengikuti jalan agama yang benar (Shad, 1985: 61).

e. Ibnu Abbas R.A berpendapat, taubat nasuha adalah menyesali dengan

hati, memohon ampunan dengan lisan, menjauhi dengan badan, dan

bertekad kuat untuk tidak kembali mengerjakan (Tim, 1993: 1211).

Dalam tafsir al-Maraghi surat 18 : 40 disebutkan “barang siapa

yang taubat dari maksiat yang telah dikerjakannya dan dia menyesal atas

perbuatannya dan membersihkan dirinya dengan mengerjakan amal-

amalan saleh, maka sesungguhnya dia betul-betul taubat kepada Allah

dengan taubat nasuha (Tim, 1993: 1211).

Page 3: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

22

Dalam pengertian yang lain, taubat itu terdiri dari tiga tingkatan:

pertama menyesali atas kesalahan, kedua mencabut diri dari kesalahan,

dan ketiga mengganti kesalahan itu dengan amal kebajikan.2

Dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa esensi taubat

ialah kembali lagi ke jalan Allah setelah menyadari dan menyesal bahwa

dirinya telah berbuat sesuatu kesalahan, kemudian mohon ampun kepada

Allah SWT. dan memperbaiki diri dengan cara tidak melakukan lagi

kesalahan yang serupa dan berusaha beramal shaleh sesuai dengan

petunjuk Allah dan Rasul-Nya (Tim, 1993, 1210).

2. Dasar dan Kewajiban Taubat

Dasar dan kewajiban taubat sudah dijelaskan dalam nash-nash al-

Quran dan al-Hadits. Bahkan bagi orang yang terbuka mata hatinya dan

orang yang dadanya dilapangkan Allah dengan cahaya iman, hal itu

tampak jelas oleh mata hatinya. Dengan cahaya hati ia mampu

meneropong apa yang dihadapinya dalam alam kegelapan, kebodohan

2 Dalam tradisi tasawuf, taubat dikategorikan dalam tiga tingkatan. Pertama, taubat bagi

kalangan awwâm. Yakni taubat pada tingkatan yang paling dasar. Di mana seseorang yang melakukan taubat dituntut untuk memenuhi persyaratan yang paling minimal. Yaitu menyesali segala perilaku kesalahan yang telah dilakukan, dengan sepenuh hati, serta meninggalkan perilaku kesalahan tersebut untuk selama-lamanya. Lebih dari itu juga harus diikuti dengan keyakinan untuk tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Jika perilaku kesalahan tersebut berhubungan dengan sesama manusia, maka dia harus meminta maaf kepada yang bersangkutan. Dan apabila berkaitan dengan harta benda, ia harus mengembalikannya. Dengan kata lain, taubat pada tingkatan pertama berarti kembali dari kemaksiatan atau kejahatan menuju kebaikan.

Pada tingkatan kedua, taubat berarti kembali dari yang baik menuju yang lebih baik. Seseorang yang bertaubat pada tingkatan ini, dituntut untuk kembali dari perbuatan yang lebih baik menuju perbuatan yang terbaik. Dalam dirinya ada semangat untuk senantiasa meningkatkan kadar kebaikan dan ketaatannya untuk menjadi lebih baik lagi dan lebih taat lagi. Adapun taubat yang ketiga yaitu kembali dari yang terbaik menuju kepada Allah. Pada tingkatan ini seseorang yang bertaubat akan berbuat yang terbaik dengan tanpa motivasi apapun kecuali karena Allah dan untuk Allah (Muhammad, 2002: 30-31).

Page 4: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

23

tanpa perlu bantuan petunjuk jalan pada setiap langkahnya (Al-Ghazali,

1983: 7).

Jadi arti wajib adalah segala sesuatu yang dengan sendirinya

mendatangkan kebahagiaan abadi dan keselamatan dari siksa abadi serta

sebagai perantara bagi kebahagiaan abadi yaitu pertemuan dengan Allah

SWT (Al-Ghazali, 1983: 8).

Para pemuka agama sepakat terhadap wajibnya taubat. Artinya

wajib mengetahui bahwa dosa dan maksiat merusakkan dan menjauhkan

dari Allah SWT. Hal ini masuk dalam lingkungan wajib iman, tetapi

kadang mengejutkan orang yang melalaikannya, maka arti dari pada

mengetahuinya adalah memberantas kelalaian tersebut (Al-Ghazali, 1983:

10).

Adapun menyesali kembali masa lampau dan menaati adalah

wajib. Itulah rohnya taubat karena sempurnalah pertemuan dengan Tuhan

bahkan kesusahan hati yang tidak putus-putusnya mungkin bisa terjadi

setelah melihat kenyataan bahwa umur telah habis dan tenggelam dalam

murka Allah SWT (Al-Ghazali, 1983: 11).

Demikian itulah keimanan yang diperoleh dengan menggunakan

kecerdikan akal, jadi taubat yang wajib bukan karena hamba yang

melakukannya. Tetapi hal itu bersumber dari pengetahuan, penyesalan,

perbuatan, kehendak dan kemampuan dari orang yang mampu (Al-

Ghazali, 1983: 307). Dengan demikian, maka taubat adalah wajib bagi

seluruh manusia atau hamba Allah SWT.

Page 5: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

24

3. Dosa yang harus ditaubati

Jika taubat itu wajib hukumnya, maka mengetahui sesuatu yang

tidak akan terlaksana taubat kecuali dengannya juga wajib hukumnya,

seperti mengetahui dosa (Ridho dan Addimsyaqi, 1993: 675).

Dosa adalah segala sesuatu yang menyalahi perintah Allah baik

menyangkut keharusan meninggalkan atau melakukan suatu perkara.

Adapun pendorong dalam melakukan dosa itu meliputi 4 (empat) sifat,

yaitu :

a. Sifat Rububiyah (ketuhanan)

Sesuatu yang menyamai sifat-sifat rubiyah dan harus

ditinggalkan dari seorang hamba adalah seperti sifat sombong

membanggakan diri, cinta pujian dan sanjungan, cinta keabadian dan

suka mencari ketinggian diri di antara orang banyak. Dari sifat itulah

muncul berbagai macam dosa besar yang banyak dilalaikan oleh

manusia, bahkan tidak dianggap dosa padahal sifat-sifat tersebut

merupakan pembina rasa yang sangat besar dan merupakan biang

segala kemaksiatan.

b. Sifat-sifat Syaithaniyyah (kesetanan)

Dari sifat-sifat ini melahirkan pikiran selalu hendak menipu

dan memperkosa hak orang lain. Seperti penipuan, kezaliman,

kemaksiatan, dan kedengkian.

Page 6: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

25

c. Sifat Bahimiah (kebinatangan)

Dari sifat ini muncul kerakusan dan ketamakan terhadap

pemenuhan syahwat perut dan kemaluan yang berbuntut timbulnya

perzinaan, homoseksual, pencurian memakan harta anak yatim dan

menumpuk-numpuk harta benda dunia untuk memenuhi pemuasaan

syahwat.

d. Syabu’iyah (kebuasan)

Dalam sifat ini menimbulkan kemarahan dan kebencian dan

serangan terhadap orang lain dengan pukulan, caci maki pembunuhan

dan pengrusakan harta benda dan akan muncul pula berbagai macam

dosa. Itulah induk segala dosa dan sumber-sumbernya (Ridho dan

Addimsyaqi, 1993: 676).

Keempat sifat tersebut tumbuh secara berangsur-angsur sesuai

dengan perkembangan tubuh, apabila telah mencapai usia empat puluh

tahun barulah tumbuh akan sempurna yang akan melahirkan iman.

Jika sifat-sifat tersebut melahirkan kejahatan dan dosa sedangkan

dosa merupakan hijab (dinding) yang menghalangi antaranya dengan

Tuhannya, maka setiap manusia wajib membersihkan dosa dengan

bertaubat (Sjukur, 1980: 40).

4. Syarat Taubat yang bisa diterima oleh Allah SWT.

Dalam kitab Riyadus Shalihin, Imam Nawawi mengatakan, ulama

telah mengatakan, untuk merupakan suatu kewajiban atas setiap dosa, jika

kemaksiatan itu dilakukan di antara seorang hamba dengan Allah SWT.

Page 7: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

26

semata dan tidak ada kaitannya dengan sesama manusia, maka syarat

taubat ada tiga yaitu :

a. Tidak akan mengulang kemaksiatan itu lagi

b. Menyesali perbuatan yang telah lalu

c. Selamanya harus bertekad untuk tidak mengulangi lagi.

Jika dalam satu syarat di atas ada tidak terpenuhi maka, oleh Ibnu

Qodamah al-Maqdisi dikatakan taubatnya tidaklah syah (Al-Maqdisi,

1996: 3).

Itulah syarat-syarat untuk bertaubat, apabila itu berhasil dikerjakan

dan secara penuh diamalkan, maka itulah taubat yang sesungguhnya yaitu

taubat yang sejati. Dalam al-Quran dinamakan taubatan nasuha.

5. Manfaat Taubat

Perasaan berdosa menyebabkan manusia merasa negatif dan

gelisah. Akibatnya akan timbul berbagai gejala penyakit jiwa. Oleh karena

itu al-Quran membekali kita dengan suatu metode yang unik dan berhasil

dalam menyembuhkan perasaan berdosa yaitu metode taubat.

Dengan bertaubat kepada Allah SWT. maka akan membuat

diampuninya berbagai dosa dan menguatkan dalam diri manusia harapan

akan ridho Allah SWT., sehingga ini akan meredakan kegelisahannya.

Kemudian, taubat biasanya mendorong manusia untuk memperbaiki

dirinya dan meluruskannya, sehingga tidak lagi terjerumus dalam

kesalahan dan maksiat. Maka dari itu dengan bertaubat membuat

meningkatnya penghargaan dan kepercayaan terhadap diri sendiri,

Page 8: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

27

penerimaan diri dan menimbulkan perasaan tenang dan tenteram dalam

jiwa (Najati, 1985: 328). Dengan bertaubat orang akan memperoleh

kelegaan batin, karena ia merasa pengakuan dosa dan penyesalan dirinya

didengar, diperhatian dan diterima oleh Allah SWT. serta merasa

memperoleh ampunan dan kasih sayang-Nya kembali. Apabila orang

bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha dan dapat meyakini sifat

Allah SWT. yang Maha penerima taubat, Pengampun dan Penyayang,

maka ia akan dapat menjadikan taubat sebagai pengobatan (Jaya, 1995:

123).

B. Tinjauan Kesehatan Mental

Pada bagian ini akan dikaji pengertian kesehatan mental dari berbagai

tokoh yang berkompeten dengan berbagai varian dan konsepnya.

1. Pengertian Kesehatan Mental

Sebagai sebuah disiplin keilmuan di bidang psikologi, kesehatan

mental atau hygiene mental adalah ilmu yang mempelajari masalah

kesehatan mental dan bertujuan untuk mencegah serta mengobati

(menyembuhkan) individu dari gangguan kejiwaan (Kartono dan jenny

Andari, 1989: 3). Sebagai kondisi kejiwaan manusia, kesehatan mental

memiliki banyak pengertian. Hal ini disebabkan karena adanya pemaknaan

kesehatan mental dilatarbelakangi oleh konsepsi-konsepsi empirik tertentu

yang merupakan bagian dari teori kesehatan mental (Mujib dkk, 2001:

133).

Page 9: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

28

Di balik keanekaragaman konsep mengenai kesehatan jiwa,

beberapa ahli mengemukakan semacam orientasi umum dan pola-pola

wawasan kesehatan mental. Saparinah Sadli dalam Suroso (2001: 132),

mengemukakan tiga orientasi kesehatan mental, yakni : pertama, orientasi

klasik : seseorang dianggap sehat bila ia tidak mempunyai keluhan tertentu

seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tidak

berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat

serta mengganggu efisiensi kegiatan sehari-hari. Orientasi ini banyak

dianut di lingkungan kedokteran. Kedua, orientasi penyesuaian diri :

seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu mengembangkan dirinya

sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya.

Ketiga, orientasi pengembangan potensi : seseorang dianggap mencapai

taraf kesehatan jiwa, bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan

potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang

lain dan dirinya sendiri.

Di sisi lain Daradjat (1984: 3-4) mengemukakan lima buah rumusan

kesehatan mental yang lazim dianut oleh para ahli, yakni :

a. Kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala gangguan jiwa

(neurosis) dan penyakit jiwa (psikosis).

b. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan

dirinya sendiri orang lain dan masyarakat serta lingkungan tempat ia

hidup.

Page 10: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

29

c. Kesehatan mental adalah keharmonisan yang sungguh-sungguh antara

fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi

problema-problema yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan

dan konflik batin.

d. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan

untuk mengembangkan serta memanfaatkan potensi, bakat, dan

pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa

kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan

dan penyakit jiwa.

e. Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-

sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian

diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungan, berlandaskan

keimanan dan ketaqwaan, serta bertujuan mencapai hidup yang

bermakna dan bahagia di dunia dan akhirat.

Menurut Bastaman (1995: 133-134) kesehatan mental memiliki

empat pola wawasan. Pertama : pola wawasan simptomatis, di mana

mental yang sehat ditandai dengan bebasnya seseorang dari gejala-gejala

gangguan kejiwaan. Kedua : pola wawasan penyesuaian diri, yang

menekankan pada kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri sebagai

unsur utama kesehatan mental. Ketiga : pola wawasan pengembangan

potensi, di mana mental yang sehat terjadi bila individu mampu

mengembangkan potensi yang dimilikinya sehingga mendatangkan

manfaat, dan keempat : pola wawasan berorientasi agama, berpandangan

Page 11: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

30

bahwa agama atau kerohaniaan memiliki daya yang dapat menunjang

kesehatan mental. Dalam perspektif ini kesehatan mental diperoleh

sebagai hasil dari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan, serta penerapan

ajaran agama dalam hidup.

Atas dasar keempat pola wawasan ini, Bastaman dalam el-Qudsi

(1989: 34-48) menarik kesimpulan bahwa tolak ukur kesehatan mental ada

empat yang meliputi : pertama, bebas dari ganguan dan penyakit

kejiwaan. Kedua, mampu menyesuaikan diri dan menciptakan hubungan

antar pribadi yang bermanfaat dan menyenangkan. Ketiga,

mengembangkan potensi-potensi pribadi (bakat, kemampuan, sikap sifat

dan sebagainya) yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan

lingkungan. Keempat, beriman dan bertakwa kepada Tuhan serta berupaya

menerapkan tuntutan agama dalam kehidupan sehari-hari.

Sesuai dengan kemajuan pengetahuan, pengertian terhadap

kesehatan mental mengalami kemajuan. Sebelumnya, pengertian terhadap

kesehatan mental bersifat terbatas dan sempit, terbatas pada gangguan dan

penyakit jiwa. Dengan pengertian ini, kesehatan mental hanya dianggap

perlu bagi orang yang mengalami gangguan dan penyakit jiwa saja.

Padahal kesehatan mental tersebut diperlukan bagi setiap orang yang

merindukan ketentraman dan kebahagiaan3.

3 Marie Jahoda memberikan batasan yang agak luas tentang kesehatan mental.

Kesehatan mental tidak hanya terbatas pada absennya seseorang dari gangguan kejiwan dan penyakitnya, akan tetapi, orang yang sehat mentalnya memiliki karakter utama sebagai berikut : Sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri dalam arti dapat mengenal diri sendiri dengan baik, pertumbuhan, perkembangan, dan perwujudan diri yang baik, integrasi diri yang meliputi keseimbangan mental, kesatuan pandangan, dan tahan terhadap tekanan yang terjadi. Otonomi diri

Page 12: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

31

Dari sini dapat dipahami bahwa kesehatan mental tidak hanya

memanifestasikan diri dalam menampakkan tanda-tanda tanpa adanya

gangguan batin saja, akan tetapi posisi pribadinya juga harmonis dan baik,

selaras dengan dunia luar dan di dalam dirinya sendiri, dan baik harmonis

pula dengan lingkungannya. Dengan demikian, orang yang sehat

mentalnya itu secara mudah bisa melakukan adaptasi (penyesuaian diri),

selalu aktif berpartisipasi, bisa menerapkan diri dengan lancar pada setiap

perubahan sosial, selalu baik melaksanakan realisasi diri dan senantiasa

dapat menikmati kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya

(Kartono dan Jenny Andari, 1989: 6).

Dari beberapa pengertian kesehatan mental yang telah diungkap di

atas, menunjukan bahwa ternyata pengertian kesehatan mental sangat luas.

Namun demikian, itu belum mencakup seluruh bidang kehidupan manusia.

Manusia hidup mempunyai pegangan hidup yaitu agama, sedangkan

pengertian-pengertian yang telah disebutkan di atas, tidak menyangkut

atau menyinggung aspek agama. Padahal agama merupakan petunjuk bagi

manusia serta menghendaki manusia memperoleh ketentraman hati,

kedamaian dan kebahagiaan hidupnya. Pada posisi inilah, Zakiyah

Daradjat, memberikan definisi mengenai kesehatan mental sebagai

berikut:

Kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan

yang mencakup unsur-unsur pengatur kelakuan dari dalam atau kelakuan-kelakuan bebas. Persepsi mengenai realitas, bebas dari penyimpangan kebutuhan, serta memiliki empati dan kepekaan sosial dan kemampuan untuk menguasai lingkungan dan berintegrasi dengannya secara baik.

Page 13: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

32

lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia di dunia dan di akhirat. Dengan rumusan lain kesehatan mental ialah suatu ilmu yang berpautan dengan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia, baik hubungannya dengan diri sendiri, maupun hubungan dengan orang lain, hubungan dengan alam dan lingkungan, serta hubungan dengan Tuhan (Daradjat, 2001: 4).

Dengan masuknya aspek agama, seperti keimanan dan ketakwaan

terhadap Tuhan dalam kesehatan mental, pengertiannya menjadi lebih

luas, karena sudah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Aspek

agama dalam perumusan kesehatan mental sudah seharusnya dimasukkan,

karena agama memiliki peranan yang besar dalam kehidupan manusia.

Agama merupakan salah satu kebutuhan psikis manusia yang perlu

dipenuhi oleh setiap orang yang merindukan ketentraman dan

kebahagiaan. Kebutuhan psikis manusia akan keimanan dan ketakwaan

kepada Tuhan tidak terpenuhi kecuali dengan agama.

Memahami masalah kesehatan mental secara luas adalah penting di

zaman ini. Hal ini dikarenakan walaupun kemajuan ilmu teknologi, dan

industrialisasi dapat memberikan kemudahan dan kesenangan kepada

manusia tetapi semuanya itu belum dapat menjamin kesejahteraan dan

kebahagiaan jiwa. Ini disebabkan kemajuan yang membawa pada

perubahan dalam kehidupan sosial dan budaya manusia dan sudah barang

tentu mempengaruhi kehidupan jiwa. Semakin maju kebudayaan dan

peradaban, semakin kompleks pula masalah dan kebutuhan hidup manusia.

Adalah suatu kenyataan bahwa kesehatan mental berhubungan dengan

berbagai segi kesejahteraan masyarakat seperti, kemiskinan, pendidikan,

Page 14: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

33

pekerjaan, dan perumahan. Misalnya kemiskinan dapat membuat

kesejahteraan masyarakat terganggu sehingga mengakibatkan

terganggunya kesehatan mental. Banyak kasus bunuh diri disebabkan

bukan saja karena frustasi tetapi juga karena kemiskinan dan kurangnya

tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. Untuk mengatasi masalah ini

agama dapat membantu manusia mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.

Agama membimbing manusia mencapai kebaikan dan kebahagian di dunia

dan akhirat.

Ada diskripsi menarik dari Organisasi Kesehatan Se-Dunia dalam

memberikan kriteria jiwa atau mental yang sehat. Menurut organisasi ini,

mental yang sehat adalah mental yang dapat menyesuaikan diri secara

konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk baginya,

memperoleh kepuasaan dari hasil jerih payah usahanya, merasa lebih puas

memberi daripada menerima, secara relatif bebas dari rasa tegang dan

cemas, berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling

memuaskan, menerima kekecewaaan untuk dipakainya sebagai pelajaran

untuk kemudian hari, menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian

yang kreatif dan konstruktif dan mempunyai rasa kasih sayang yang besar

dan pada tahun 1984, WHO menyempurnakan batasan sehat dengan

menambahkan satu elemen spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang

dimaksud dengan sehat adalah tidak hanya dalam arti fisik, psikologi dan

sosial, tetapi juga sehat dalam arti spiritual agama (empat dimensi sehat,

bio-psiko-sosial-spiritual) (Hawari: 1996: 12).

Page 15: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

34

Dari definisi ini dapat diketahui bahwa peranan agama sangat

penting dalam kesehatan mental. Adanya unsur keimanan dan ketakwaan

menambah keyakinan kita untuk menjaga kesehatan mental. Keimanan

dan ketakwaan di sini adalah beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,

karena dengan beriman dan bertakwa kepada-Nya manusia dengan mudah

dapat mengatasi segala gangguan dan penyakit mental, demi terwujudnya

harapan manusia mencapai hidup bahagia di dunia dan di akhirat. Dalam

konteks kekinian kesehatan mental menjadi hal yang menarik karena ada

tantangan modernitas yang kian komplek yang memacu manusia untuk

sekuat tenaga berakselerasi dengan zaman. Dari sinilah konsekwensi-

konsekwensi modernitas muncul. Kalau diperhatikan manusia dalam

kehidupannya memunculkan fenomena yang bermacam-macam yang

terlihat. Ada orang yang kelihatannya selalu berbicara dan bahagia, walau

apapun keadaan yang dihadapinya, dia disenangi orang, tidak ada orang

yang membencinya dan pekerjaannya selalu berjalan dengan lancar,

sebaliknya ada pula orang yang sering mengeluh dan bersedih hati, tidak

cocok dengan orang lain dalam pekerjaannya, tidak bersemangat serta

tidak dapat memikul tanggung jawab. Hidupnya dipenuhi kegelisahan,

kecemasan, dan ketidakpuasan dan mudah diserang oleh penyakit-penyakit

yang jarang dapat diobati. Mereka tidak pernah merasakan bahagia, di

samping itu adapula orang yang dalam hidupnya suka menganggu,

melanggar hak dan ketenangan orang lain, suka mengadu domba,

memfitnah, menyeleweng, menganiaya dan menipu.

Page 16: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

35

Gejala-gejala kegelisahaan masyarakat itulah yang mendorong para

ahli ilmu jiwa untuk berusaha menyelidiki apa yang menyebabkan tingkah

laku orang berbeda-beda, meskipun kondisinya sama, juga apa sebabnya

ada orang yang tidak mampu mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan

dalam hidup ini. Usaha ini menumbuhkan satu cabang termuda dari ilmu

jiwa yaitu kesehatan mental. Menurut Kartono (1989: 3-5) dalam Higiene

Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, secara etimologi kesehatan

mental (mental hygiene) berasal dari kata mental dan hygeia. Hygeia ialah

nama dewi kesehatan Yunani dan hygiene berarti ilmu kesehatan,

sedangkan mental berasal dari bahasa latin mens, atau mentis, yang

mempunyai arti jiwa, nyawa, sukma, roh semangat mental hygiene sering

disebut pula sebagai psiko-hygiene. Psyche (dari kata Yunani Psuche)

artinya nafas, asas kehidupan, hidup, jiwa, roh, sukma dan semangat4.

Menurut Daradjat (2001: 11-14) dalam Kesehatan Mental banyak

pengertian tentang kesehatan mental yang diberikan oleh para ahli, sesuai

dengan pandangan dan bidangnya masing-masing. Setidaknya ada empat

definisi dasar. Pertama, kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari

4 Lebih lanjut Kartini Kartono menjelaskan bahwa ada orang yang membedakan antara mental hygiene dan psiko-hygiene. Bagi yang membedakan kedua istilah ini mental hygiene lebih terfokus pada kehidupan kerohanian, sedangkan psiko-hygiene menonjolkan manusia sebagai totalitas psiko-fisik atau psiko-somantis, tetapi dalam hal ini Kartini Kartono lebih lanjut memilih pada penyamaan arti keduanya, yaitu sebagai ilmu kesehatan jiwa yang memasalahkan kehidupan kerohanian yang sehat dengan memandang pribadi manusia sebagai satu totalitas psiko-fisik yang komplek. Oleh sebab itu ilmu kesehatan mental ini erat hubungannya dengan tekanan konflik-konflik pribadi yang terdapat dalam diri manusia. Tekanan-tekanan batin dan konflik-konflik pribadi itu sering mengganggu ketenangan hidup seseorang. Dengan demikian, mental hygiene mempunyai tema sentral, bagaimana metode seseorang untuk mencari jalan keluar dari segenap persoalan batin manusia yang ditimbulkan oleh macam-macam kesulitan hidup, serta berusaha untuk mendapatkan kebersihan jiwa dalam pengertian tidak terganggu oleh berbagai macam ketegangan, ketakutan dan konflik terbuka serta konflik batin. Intinya adalah untuk mendapatkan keseimbangan jiwa, menegakkan kepribadian yang terintegrasi dengan baik serta mampu memecahkan segala kesulitan hidup dengan kepercayaan diri dan keberanian.

Page 17: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

36

segala gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala

penyakit jiwa (psychose). Definisi yang ini, banyak mendapat sambutan

dari kalangan psikiater (kedokteran jiwa). Menurut definisi ini, orang yang

sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari segala gangguan dan

penyakit jiwa5.

Menurut Jaelani (2000: 87-88), ada dua langkah untuk mencapai

kesehatan mental yaitu pengobatan, pencegahan dan pembinaan. Langkah

pengobatan dalam kesehatan mental adalah usaha-usaha yang ditempuh

untuk menyembuhkan dan merawat orang yang mengalami gangguan dan

sakit kejiwaan sehingga dapat menjadi sehat dan wajar kembali. Langkah

pencegahan dalam kesehatan mental adalah metode yang digunakan

manusia untuk menghadapi diri sendiri dan orang lain guna meniadakan

atau mengurangi terjadinya gangguan kejiwaan. Dengan demikian,

manusia dapat menjaga dirinya dan orang lain dari kemungkinan

goncangan batin dan ketidaktentraman hati. Usaha lain di samping

merupakan usaha pribadi setiap orang, juga termasuk usaha pemerintah

untuk memperbaiki dan mempertinggi sistem kebudayaan dan peradaban.

Langkah pembinaan, ditujukan untuk menjaga kondisi mental yang sudah

baik termasuk meliputi cara yang ditempuh manusia untuk meningkatkan

rasa gembira, bahagia, dan kemampuan menggunakan segala potensi yang

5 Neurosa adalah suatu keadaan yang ditandai oleh kecemasan sebagai gejala utama, yang

dapat dirasakan oleh individu dan diekspresikan secara langsung atau diatasinya secara tidak sadar dengan mengunakan mekanisme psikologis. Psychosa adalah fungsi kepribadian dalam menilai realitas, hubungan, persepsi, tanggapan, afektif seseorang sampai taraf tertentu, sehingga tidak memungkinkan lagi melakukan lagi tugas-tugas secara memuaskan.

Page 18: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

37

ada seoptimal mungkin seperti memperkuat ingatan, fantasi, kemauan dan

kepribadiannya.

2. Pandangan Islam Mengenai Kesehatan Mental

Dalam Islam pengembangan kesehatan jiwa terintegrasi dalam

pengembangan pribadi pada umumnya, dalam artian kondisi kejiwaan

yang sehat merupakan hasil sampingan (by product) dari kondisi pribadi

yang matang secara emosional, intelektual dan sosial terutama matang

pula ketuhanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan

demikian dalam Islam menyatakan, bahwa betapa pentingnya

pengembangan pribadi-pribadi meraih kualitas “urusan paripurna” yang

otaknya sarat dengan ilmu yang bermanfaat, bersemayam dalam kalbunya

iman dan takwa kepada Allah, sikap dan tingkah lakunya benar-benar

merealisasikannya nilai-nilai ke-islaman yang mantap dan teguh, otaknya

terpuji dan bimbingannya terhadap masyarakat membuahkan ketuhanan,

rasa kesatuan, kedamaian dan kasih sayang. Kesan demikian pasti

jiwanyapun sehat, suatu manusia yang bertipe ideal.

Sejak dikembangkan metode-metode dalam psikoterapi yaitu

berkaitan dengan metode mistik dan spiritual, maka agama menjadi

standar utama dalam melihat kesehatan mental seseorang. Tolak ukur dari

setiap definisi kesehatan mental dalam konsepsi agama Islam, sehingga

orang-orang yang benar-benar sehat mentalnya adalah orang yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berusaha secara sadar

merealisasikan nilai-nilai agama, sehingga kehidupannya itu dijalaninya

Page 19: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

38

sesuai dengan tuntunan agamanya. Ia secara sadar berupaya untuk

mengembangkan berbagai potensi dirinya, seperti bakat, kemampuan, sifat

serta kualitas-kualitas pribadi lainnya yang positif (Bastaman, 2001: 135).

Inti utama masalah kesehatan mental menurut Islam adalah

bagaimana menumbuhkembangkan sifat-sifat terpuji (mahmudah) serta

sekaligus menghilangkan sifat-sifat tercela (mazmumah) pada pribadi

seseorang. Dalam Islam sifat-sifat terpuji adalah sifat Ilahiyah sedangkan

sifat-sifat tercela adalah sifat syaitaniyah.

Demikian juga pandangan Islam terhadap kesehatan mental antara

lain dapat dilihat peran agama Islam sendiri bagi kehidupan manusia,

agama Islam memberikan tugas dan tujuan bagi kehidupan manusia di

dunia dan di akhirat. Misalnya tugas dan tujuan manusia di dunia adalah

untuk beribadah kepada Allah dan menjadi khalifahnya di bumi, yaitu

dengan melaksanakan konsep ibadat dan khalifah, orang yang dapat

mengembangkan potensi jiwa dan memperoleh kesehatan mentalnya.

Peranan ajaran Islam demikian dapat membantu orang dalam mengatasi

jiwanya dan mencegahnya dari gangguan kejiwaan serta membina

kesehatan mental.

Berdasarkan pemikiran di atas maka setidak-tidaknya ada empat

prinsip keagaman dan falsafah yang mendasari pandangan Islam tentang

kesehatan mental. Pertama, prinsip dan falsafah tentang maksud dan

tujuan Allah menciptakan manusia dan alam semesta. Kedua, keadaan dan

sifat-sifat Allah yang hubungannya dengan sifat-sifat manusia. Ketiga,

Page 20: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

39

keadaan amanah dan fungsi manusia dijadikan Allah sebagai khalifah di

muka bumi ini. Keempat, perjanjian antara Allah dan manusia sewaktu

dilahirkan atau masih dalam kandungan (Jaya, 1995: 87). Maksud dan

tujuan Allah menciptakan manusia di muka bumi adalah untuk beribadah

dalam pengertian yang luas kegiatannya mencakup aspek kehidupan

manusia, baik bersifat i’tikad, pemikiran, sosial, jasmani, rohani, ahlak dan

keindahan.

3. Beberapa Prinsip dan Langkah Mencapai Kesehatan Mental

Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan mental ialah fundamen

atau dasar-dasar yang harus ditegakkan manusia guna mendapatkan

kesehatan mental dan terhindar dari gangguan kejiwaaan. Kartono (2000:

29-30) mengemukakan beberapa prinsip kesehatan mental yaitu, pertama :

pemenuhan kebutuhan pokok yaitu bahwa setiap manusia memiliki

dorongan untuk memenuhi kebutuhan pokok, baik yang bersifat fisik,

psikis maupun sosial. Kedua : posisi atau status sosial, setiap individu

selalu berusaha mencari posisi dan status sosial dalam lingkungannya.

Tetapi manusia membutuhkan rasa cinta kasih dan simpati, karena rasa

cinta kasih dan simpati menumbuhkan rasa aman (assurance), keberanian

dan harapan-harapan di masa yang akan datang. Ketiga : kepuasan,

kepuasan yaitu kesadaran manusia untuk menilai dan penguasaan dirinya

yang akan memberikan rasa senang, puas dan bahagia.

Senada dengan hal tersebut, Jaelani (2000: 83-86) mengemukakan

delapan pokok prinsip-prinsip kesehatan mental yaitu :

Page 21: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

40

1. Gambaran dan sikap baik terhadap diri sendiri

Yaitu orang yang mau menerima keadaan dirinya sendiri apa

adanya, dan percaya terhadap dirinya sendiri sehingga mampu

beradaptasi dengan orang lain, lingkungan dan Tuhan.

2. Keterpaduan atau integrasi diri

Yaitu keseimbangan antara kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri,

kesatuan pandang (falsafah) hidup, dan sanggup mengatasi stres

(ketegangan emosi), yang berarti keseimbangan kekuatan id, ego, dan

super egonya.

3. Perwujudan diri

Yaitu kemampuan mempergunakan potensi jiwa dan memiliki

gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri serta peningkatan

motivasi dan semangat hidup.

4. Berkemampuan untuk menerima orang lain, melakukan aktivitas

sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal.

Yaitu mau bekerja sama dengan orang lain dan melakukan

pekerjaan sosial yang menggugah hati dan tidak menyendiri dari

lingkungan, hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan aman,

damai dan bahagia dalam hidup bermasyarakat di lingkungan tempat

tinggalnya.

5. Berminat dalam tugas dan kerja

Yaitu pribadi yang sehat dan normal adalah orang yang aktif,

produktif dan berminat dalam tugas dan pekerjaannya. Ia dapat

Page 22: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

41

bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan sehingga

menumbuhkan rasa kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan.

6. Agama, cita-cita dan falsafah hidup.

Yaitu dengan agama manusia dapat terbantu dalam mengatasi

persoalan hidup yang di luar kesanggupannya sebagai manusia yang

lemah, dengan cita-cita manusia dapat bersemangat dan bergairah

dalam perjuangan hidup yang berorientasi ke masa depan, membentuk

kehidupan secara tertib, dan mengadakan perwujudan diri dengan

baik. Dengan falsafah hidup manusia dapat menghadapi tantangan

yang dihadapinya dengan mudah.

7. Pengawasan diri

Yaitu mampu mengendalikan keinginan atau hawa nafsu yang

bersifat negatif dan lebih menggunakan akal pikiran dalam setiap

perbuatan atau tingkah lakunya.

8. Rasa benar dan tanggung jawab

Yaitu membebaskan manusia dari perasaan berdosa, bersalah,

dan kecewa sehingga menimbulkan perasaan aman agar manusia dapat

melakukan kebaikan dan kesuksesan dalam hidup.

Demikian beberapa prinsip kesehatan mental, pengembangan dan

penyesuaian diri yang merupakan dasar dari kebahagiaan hidup manusia.

Oleh karena itu kekurangan pelaksanaan prinsip-prinsip itu akan

mengurangi kebahagiaannya. Derajat kebahagiaan antara lain dapat diukur

dari kemantapan pelaksanaan prinsip-prinsip kesehatan mental tersebut.

Page 23: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

42

Sedangkan untuk mencapai kesehatan mental ada tiga langkah atau

metode yang harus ditempuh manusia, yaitu pengobatan (kuratif),

pencegahan (preventif) dan pembinaan (konstruktif). Langkah pengobatan

dalam kesehatan mental adalah usaha-usaha yang ditempuh untuk

menyembuhkan dan merawat orang yang mengalami gangguan dan sakit

kejiwaan sehingga dapat menjadi sehat dan wajar kembali.

Langkah pencegahan dalam kesehatan mental adalah metode yang

digunakan manusia untuk menghadapi diri sendiri dan orang lain guna

meniadakan atau mengurangi terjadinya ganguan kejiwaan. Dengan

demikian, manusia dapat menjaga dirinya dan orang lain dari

kemungkinan goncangan batin dan ketidaktentraman hati. Usaha ini di

samping usaha pribadi setiap orang, juga termasuk usaha pemerintah untuk

memperbaiki dan mempertinggi kebudayaan dan peradaban. Langkah

pembinaan, ditujukan untuk menjaga kondisi mental yang sudah baik

termasuk meliputi cara yang ditempuh manusia untuk meningkatkan rasa

gembira, bahagia, dan kemampuan menggunakan segala potensi yang ada

seoptimal mungkin seperti memperkuat ingatan, fantasi, kemauan, dan

kepribadiannya (Jaelani, 2000: 88-91).

Apabila ketiga metode di atas dapat dimanifestasikan manusia ke

dalam kehidupan sehari-hari, maka dapat menghindarkan seseorang dari

gangguan mental dan menciptakan suatu pribadi yang sehat mentalnya

sehingga dapat mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupannya dengan

Page 24: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

43

menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi dirinya dan orang

sekitarnya.

C. Taubat dan Relevansinya dengan Kesehatan mental

Taubat adalah masalah-masalah penting dalam semua ajaran

agama, termasuk agama Islam. Karena taubat merupakan kebutuhan

kejiwaan manusia. Oleh karena itu, pembahasan taubat dan relevansinya

dengan kesehatan mental sangat erat keduanya.

Perbuatan yang melanggar, baik bertindak buruk untuk dirinya atau

orang lain pasti akan terkena hukum. Perbuatan tercela yang jelas

berakibat buruk sangat dilarang oleh Allah. karena perbuatan seperti ini

akan membawa kepada perbuatan maksiat yang dimasukkan dalam

kategori dalam perbuatan dosa (Baradja, 1994: 27).

Dengan demikian, timbul kesalahan dan kegelisahan yang dialami

bersumber dari perasaan dan emosi yang ada di dalam hati. Emosi yang

berlebihan disebabkan tindakan dan perbuatan diluar kemauan hati nurani

akan berakibat rasa kesal dan resah. Perasaan ini tidak bisa hanya dengan

terapi penenang atau pelepasan dengan rileksi. Tetapi perasaan ini harus

dibarengi dengan pengakaun diri atas tindakan pelanggaran terhadap Allah

tersebut dan minta ampun kepada-Nya dengan cara bertaubat (Baradja,

1994: 46).

Page 25: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

44

Apabila seorang muslim benar-benar taubat dan konsisten dalam

mentaati Allah, menyembahnya dan beramal saleh, maka dirinya akan

menjadi tenang, jiwanya akan menjadi tenteram, dan perasaan berdosa

yang menimbulkan kegelisahan dan kegoncangan kepribadian akan sirna

Pada hakekatnya taubat dilihat dari segi kejiwaan adalah suatu

kombinasi dari fungsi-fungsi kejiwaan yang terdiri atas kesadaran

sepenuhnya tentang jeleknya dosa dan maksiat yang diperbuat dengan

sepenuh hati yang disertai dengan rasa sedih dan takut kepada Allah SWT.

keinginan kuat untuk meninggalkan perbuatan dosa dengan segera, tekad

yang kuat untuk tidak mengulangi perbuatan dosa dan maksiat dan

perbaikan diri di masa yang akan datang melakukan perbuatan baik dan

ketaatan secara secara terus menerus kembali kepda Allah dengan sepenuh

keimanan, ketaqwaan, dan ketaatan serta terjalinnya kembali hubungan

yang baik dengan sesama manusia (Jaya, 1995: 52-53). Dengan demikian

kepribadian orang yang bertaubat dalam kehidupannya menjadi sehat,

tenang dan sejahtera kembali.

D. Tinjauan bimbingan dan konseling Islam terhadap konsep taubat sebagai

pembentuk mental yang sehat

1. Pengertian bimbingan dan konseling Islam

Dipandang dari segi terminology, ada dua macam istilah yaitu

bimbingan dan konseling. Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari

Page 26: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

45

bahasa inggris “guidance”, dan istilah konseling dari bahasa inggris

“counseling” yang dalam bahasa Indonesia berarti penyuluh.

a. Bimbingan islami

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa inggris

yaitu “guidance”, yang berasal dari kata kerja to guide yang berarti

menunjukan, memberi jalan, atau menuntun orang lain ke arah tujuan

yang lebih bermanfaat bagi hidupnya di masa kini dan masa yang akan

datang (Arifin, 1994: 1).

Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan beberapa

pendapat para ahli tentang definisi bimbingan secara umum :

1) Menurut Bimo Walgito

Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang

diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu

dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam

kehidupan agar individu atau sekumpulan individu-individu itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya (Walgito, 1995: 4).

2) Priyatno dan Erman Anti

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang

dilakukan oleh orang ahli kepada seseorang atau beberapa orang,

baik anak-anak, remaja maupun dewasa; agar orang yang

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan

mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dansarana yang

Page 27: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

46

ada dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku

(Priyatno dan Erman Anti, 1999: 99).

Dari beberapa pengertian bimbingan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud bimbingan adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada seorang

atau beberapa orang agar mampu mengembangkan potensi (bakat,

minat dan kemampuan yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri,

mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka dapat menentukan

sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung

kepada orang lain).

Setelah mengetahui pengertian agama dari sudut pandangan

umum, maka perlu juga dikemukakan juga pengertian bimbingan dari

sudut pandang Islam yang dirumuskan oleh Musnamar (1992: 5),

“Bimbingan Islam adalah proses pemberian bantuan terhadap individu

agar mampu hidup selaras dengan ketemtuan Allah, sehingga dapat

mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan dalam proses pemberian bantuan terhadap individu. Namun

dalam bimbingan Islam konsepnya bersumber pada al-Qur’an dan al-

Hadits.

b. Konseling Islam

Konseling berasal dari bahasa inggris, yaitu counseling.

Sedangkan kata counseling dari kata to counsel yang artinya

Page 28: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

47

memberikan nasehat atau memberi anjuran kepada orang lain secara

face to face (berhadapan muka satu sama lain) dan juga bisa diartikan

advice, yang artinya nasehat atau petuah (Echols dan Hasan Shadily,

1992: 150).

Definisi konseling Islam sebagaimana dikatakan oleh beberapa

ahli di antara adalah :

1. Hasan Langgulung

Konseling adalah proses yang bertujuan menolong

seseorang yang mengidap kegoncangan emosi sosial yang belum

sampai pada tingkat kegoncangan psikologis atau kegoncangan

akal agar ia dapat menghindari diri dari padanya (Langgulung,

1986: 452).

2. Priyatno dan Erman Anti

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang

dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut

konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah

(disebut klien), yang bermuara pada teratasinya masalah yang

dihadapi klien (Priyatno dan Erman Anti, 1999: 105).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa

konseling adalah suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan

oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami

masalah, agar individu dapat mengatasi permasalahn yang

dihadapinya.

Page 29: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

48

Setelah diketahui pengertian konseling dari sudut pandang

umum, maka perlu dikemukakan juga pengertian konsleing dari

sudut pandang Islam. Sebagaimana yang dikatakan oleh Adz-

Dzaky (2004: 137), bahwa :

“Konseling Islam berarti suatu aktivitas memberikan bimbingan, pelajaran dan pedoman kepada individu yang meminta bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan akal pikirannya, kejiwaanya, keimanan, dan keyakinan serta dapat menanggulang problematika hidup dan kehidupannya dengan baik dan benar secara mandiri yang berparadigma kepada al-Qur’an dan al-Sunah Rasulullah SAW”.

2. Fungsi bimbingan dan konseling Islam terhadap konsep taubat

Bimbingan dan konseling sebagaimana yang telah dijelaskan di

atas, mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah

pada seseorang.

b. Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi

masalah yang sedang dihadapi seseorang.

c. Fungsi preventif dan developmental, yakni memelihara agar keadaan

yang tidak baik menjadi baik kembali, dan mengembangkan keadaan

yang sudah baik menjadi lebih baik (Musnamar, 1992: 4). Dalam

pengertian lain fungsi developmental adalah membantu individu

memperoleh ketegasan nilai-nilai anutannya, mereviu pembuatan

keputusan yang dibuatnya (Mappiare, 1996: 29).

Page 30: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

49

Dari pengertian dan fungsi bimbingan konseling di atas, maka

dapat dilihat adanya keterkaitan antara bimbingan konseling Islam dengan

konsep taubat. Hal ini bisa diketahui dari faktor intern pada substansi

bimbingan dan konseling, yaitu pada materi. Dalam hal ini taubat

merupakan salah satu materi yang layak dipakai dalam proses bimbingan

dan konseling Islam. Secara umum materi bimbingan dan konseling Islam

adalah meliputi aqidah, ibadah, dan syari’ah. Dari ketiga materi itu

nampaknya taubat masuk dalam kategori materi aqidah.

Jika dilihat pada faktor ekstern pada bimbingan dan konseling

(faktor pelaksanaan). Nampaknya materi taubat perlu mendapatkan

penanganan yang serius. Artinya adanya manusia bertaubat karena adanya

yang mengajak dalam hal itu.

Taubat sendiri dilihat dari segi kejiwaan adalah suatu kombinasi

dari fungsi-fungsi kejiwaan yang terdiri atas kesadaran sepenuhnya

tentang jeleknya dosa dan maksiat yang diperbuat dengan sepenuh hati

yang disertai dengan rasa sedih dan takut kepada Allah. Keinginan kuat

untuk meninggalkan perbuatan dosa dengan segera, tekad yang kuat untuk

tidak mengulangi perbuatan dosa dan maksiat dan perbaikan diri di masa

yang akan datang, melakukan perbuatan baik dan ketaatan secara terus

menerus, kembali kepada Allah dengan sepenuh keimanan, ketaqwaan dan

ketaatan serta terjalinnya kembali hubungan yang baik dengan sesama

manusia (Jaya, 1995: 52-53).

Page 31: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

50

Timbulnya kesalahan dan kegelisahan yang dialami manusia

bersumber dari perasaan dan emosi yang ada di dalam hati. Emosi yang

berlebihan disebabkan tindakan dan perbuatan di luar kemauan hati dan

karena tindakan melanggar perintah Allah. Jika hal itu terjadi maka

seharusnya yang dilakukan adalah minta ampun kepada-Nya dengan cara

bertaubat (Baradja, 1994: 27).

Oleh karena itu jika seorang muslim benar-benar bertaubat dan

konsisten dalam mentaati Allah, menyembah-Nya dan beramal shaleh,

melalui bimbingan dan konseling Islam, maka dirinya akan menjadi

tenang, jiwanya akan menjadi tenteram dan perasaan berdosa yang

menimbulkan kegelisahan, dan kegoncangan kepribadian akan sirna

(Baradja, 1994: 46).

Sebagaimana dikatakan Adz-Dzaky (2004: 457), bahwa jika

seseorang hamba Allah telah benar-benar bertaubat dan konsisten tidak

akan mengulangi perbuatan dosa kembali maka ia akan mencapai tingkat

kejiwaan atau mental yang sempurna, yaitu integritasnya jiwa

muthmainnah (jiwa yang tentram), jiwa radhiyah (jiwa yang meridhai) dan

jiwa yang mardiyah (yang diridhai).

E. Pentingnya dakwah tentang taubat sebagai pencegah gangguan kejiwaan

Dakwah adalah suatu usaha untuk mengajak, menyeru dan

mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran Allah guna

memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Usaha mengajak dan

Page 32: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

51

mempengaruhi manusia agar pindah dari suatu situasi ke suatu situasi yang

sesuai dengan petunjuk dan ajaran Allah. Hal ini merupakan kewajiban bagi

kaum muslimin dan muslimat (Sanwar, 1985: 34).

Menurut Hasymi (1994: 28) dakwah adalah mengajak orang untuk

meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat islamiyah yang telah terlebih

dahulu diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri. Adapun tujuan

dakwah adalah terwujudnya manusia yang mendapat ridha, naungan, rahman

dan rahim Allah SWT.

Sejalan dengan tujuan dakwah, yaitu dalam rangka beramar ma’ruf

nahi mungkar. Hal ini sesuai dengan tujuan taubat yang secara garis besar

dapat diartikan menyesali perbuatan jahatnya kemudian kembali ke jalan yang

diridhai-Nya (amar ma’ruf nahi mungkar).

Begitu mudahnya seseorang terjerumus kejurang kenistaan seperti

berjudi, minum-minuman keras, dan sering melakukan maksiat yang semua

itu pada akhirnya membuat jiwa mereka kaku, hati mereka beku akan

kebenaran dari Allah SWT. mereka tidak sadar bahwa perbuatan seperti itu

yang sebenarnya akan menghancurkan kepribadiannya. Hal inilah yang

membuat mereka tidak memiliki mental spiritual yang tinggi, akibatnya

mereka mudah terkena gangguan kejiwaan.

Jika hal tersebut semakin parah dan tambah parah, upaya apa yang

seharusnya dilakukannya, dan siapa yang mau membimbing mereka ke arah

yang lebih baik. Padahal jika tidak ada yang membimbing apakah mereka bisa

kembali pada jalan Allah. kalaupun ada yang mendapat hidayah dari Allah

Page 33: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

52

tentu tidak semua dari mereka mendapatkannya. Jawabannya tiada lain

adalah, bahwa dari golongan manusia itu hendaklah ada yang menyeru untuk

kembali kepada jalan yang diridhai Allah yaitu dengan bertaubat.

Sebagaimana dalam firman Allah :

ولتكن منكم أمة يدعون إلى الخير ويأمرون بالمعروف وينهون عن )104(المنكر وأولئك هم المفلحون

Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali ‘Imran, 3: 104).

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa upaya berdakwah setidaknya

bisa menjadikan mereka yang berbuat dosa merasa bersalah, menyesal akan

perbuatan yang dilakukan, serta berjanji untuk melaksanakan semua perintah

Allah dan menjauhi larangan-Nya. Disinilah letak pentingnya taubat.

Oleh karena itu, dengan bertaubat mereka akan memiliki stabilitas

emosional yang tinggi dan tidak mudah mengalami stress, depresi dan frustasi.

Dengan jiwa muthmainnah maka akan senantiasa mengajak kembali kepada

fitrah Ilahiyah Tuhannya. Dengan jiwa radhiyah, yaitu jiwa yang tulus, bening

dan lapang dada terhadap Allah, terhadap kebijaksanaan Qudrat dan Iradat-

Nya. Dan jiwa mardhiyah, yaitu jiwa yang telah memperoleh gelar

kehormatan dari Allah.

Dengan demikian, melalui bertaubat seseorang akan memperoleh

kesempurnaan jiwa yang menjadikan jiwa (mental) yang sehat, yakni

menyatunya jiwa yang selalu ingin kembali kepada fitrah Tuhannya dengan

Page 34: BAB II TINJAUAN TENTANG TAUBAT DAN KESEHATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · Selain pengertian di atas ada beberapa pengertian yang dikemukakan

53

penuh kemampuan bersikap tulus dan lapang dada. Sebagaimana firman Allah

SWT :

ارجعي إلى ربك راضية مرضية )27(ياأيتها النفس المطمئنة )30(وادخلي جنتي)29(فادخلي في عبادي)28(

Artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”. (QS. Al-Fajr, 89: 27-30).