Rancangan Pengajaran Harian berunsur elemen Seni,pergerakan dan muzik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · seni dalam penyampaian ekspresi yang digunakan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · seni dalam penyampaian ekspresi yang digunakan...
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan
Perancangan sebagai proses pemberi bentuk adalah kegiatan mencipta
tempat, ruang, atau benda-benda untuk menetapkan maksud (kegunaan) dari
ciptaan bentuk tersebut (Simonds dan Starke 2006). Menurut Christensen (2005),
Perancangan adalah suatu proses mengambil ide dan menghasilkan sebuah karya
seni, sedangkan menurut Bell (1997), Perancangan merupakan tahap yang
memiliki daya cipta dimana terdapat sasaran dan hasil yang dipengaruhi oleh
tahap analisis.
Proses perancangan memerlukan daya khayal, pemikiran kreatif untuk
mencapai sebuah kesatuan, dan berhasil memecahkan persoalan. Aspek penting
dari tahap perancangan adalah mengkomunikasikan perihal rancangan
pembangunan kepada masyarakat setempat. Ketika lingkungan yang sudah
terancang tidak sesuai dengan tingkah laku pengguna, maka perkiraan dalam
perancangan telah gagal (Rutledge 1981). Menurut Ingels (2003), ada enam
prinsip Perancangan yang digunakan dalam seni murni maupun seni aplikasi pada
abad ini, keenam prinsip tersebut adalah:
1. Balance (keseimbangan)
Keseimbangan adalah sesuatu yang baik untuk dilihat. Ada tiga tipe
keseimbangan yaitu simetrik, asimetrik dan proksimal. Keseimbangan
simetrik adalah keseimbangan yang ada pada taman formal, satu sisi
merupakan pencerminan dari sisi lainnya. Keseimbangan asimetrik adalah
keseimbangan yang informal, komposisi sisi satu dengan sisi lainnya sama,
hanya saja berbeda dalam penggunaan materialnya. Keseimbangan
proksimal memiliki kesamaan dengan keseimbangan asimetrik, hanya saja
pendistribusiannya lebih jauh dan dalam.
2. Focal point (aksen)
Focal point adalah prinsip perancangan yang memiliki posisi penglihatan
yang kuat dalam satu komposisi lanskap. Focal point dapat dibentuk dari
5
tanaman, perkerasan, elemen arsitektural, warna, tekstur, atau kombinasi
dari semuanya.
3. Simplicity (kesederhanaan)
Sama halnya dengan prinsip keseimbangan, simplicity atau kesederhanaan
akan membuat perasaan yang lebih nyaman dalam suatu lanskap.
Kompleksitas tidak selalu menjadi lawan dari kesederhaan, tergantung
bagaimana perancangan lanskap itu difokuskan.
4. Rhytm (ritme)
Saat sesuatu mengalami pengulangan dengan standar interval yang berpola
tertentu maka rhytm akan terbentuk. Pada perancangan lanskap, interval
biasanya terukur dalam suatu ruang.
5. Proportion (proporsi)
Proportion difokuskan dengan hubungan ukuran antara pola-pola dalam
suatu lanskap. Proporsi termasuk bentuk hubungan vertikal dan horizontal
yang ada dalam spasial.
6. Unity (kesatuan)
Unity adalah penyatuan dari bagian-bagian yang terpisah yang berperan
untuk mengkreasikan keseluruhan dari perancangan.
Menurut Booth (1983), terdapat beberapa elemen dasar dalam perancangan
arsitektur lanskap, diantaranya landform (bentukan lahan), plant material
(material tanaman), building (bangunan), pavement (perkerasan), site structure
(struktur tapak), dan water (elemen air). Elemen-elemen tersebut diaplikasikan
pada perancangan galeri terbuka ini.
2.2 Galeri
Menurut Dictionary of Architecture and Construction, galeri adalah sebuah
ruang yang digunakan untuk menampilkan dan terkadang juga untuk menjual
hasil karya seni, sebuah area memanjang untuk aktifitas publik, area publik yang
kadangkala digunakan untuk keperluan khusus.
Galeri sebagai suatu ruang yang berfungsi sebagai wadah memamerkan
suatu karya seni merupakan mediator antara seniman dan masyarakat umum.
6
Galeri merupakan manifestasi fisik citra dan esensi seni yang harus menampung
aspirasi fungsi dan gejolak estetis (Suryani, 2011).
Kini galeri tidak hanya menjadi tempat menjual atau memamerkan lukisan,
tapi menjadi tempat berkegiatan untuk masyarakat secara umum dan komunitas
seni secara khusus (Meiliana, 2010). Karena itu dibutuhkan fasilitas ataupun
ruang khusus yang mengakomodasi kenyamanan berinteraksi antar pengguna.
Menurut Meiliana (2010), karya-karya seni dalam galeri umumnya memiliki
kepekaan tertentu terhadap cahaya. Maka pencahayaan dalam galeri perlu diatur
sedemikian rupa agar dapat menciptakan wujud visual yang baik untuk manusia
yang melihat, tanpa merusak karya seni tersebut.
2.3 Galeri Terbuka
Galeri terbuka adalah galeri seni yang berada di area terbuka. Fungsi dari
galeri terbuka sama seperti galeri pada umumnya, yaitu sebagai ruang pamer atau
tempat yang menghubungkan para seniman dengan para penikmat seni melalui
karya-karyanya, namun galeri terbuka dikhususkan untuk karya-karya yang
kurang dapat dinikmati pada galeri indoor. Misalnya karya-karya seni instalasi,
sculpture, ataupun karya-karya seni lukis yang dibuat pada material tertentu. Hal
yang berbeda dari galeri terbuka adalah lokasinya yang berada di ruang luar
menyatu dengan alam. Menurut Bell (1997), manusia akan merasa bebas berada
di ruang luar karena tidak ada ruang tertutup yang membatasi.
Indonesia belum memiliki tempat yang dirancang secara khusus sebagai
galeri terbuka, namun ada beberapa galeri semi-terbuka yang dibangun oleh
seniman dan komunitas seni. Hal ini dapat terlihat dari profil-profil galeri atau
tempat pameran di Indonesia yang belum sepenuhnya terbuka.
2.4 Seni
Seni adalah aktivitas yang selalu membicarakan kehidupan manusia
(Iskandar, 2007). Oleh karena itu, seni begitu dekat dengan kehidupan manusia
sehingga dapat menjadi media komunikasi yang baik untuk manusia. Menurut
Ismail (2010), seberapa pun gelap seni, atau bahasa verbal yang dibawa oleh
karya seni itu tidak dipahami oleh publik tempat seni itu dipertunjukkan, karya itu
7
tetap bisa dinikmati. Oleh karena itu seni dapat dengan mudah beradaptasi dengan
lingkungannya. Seni menghilangkan batasan geografis dan historis serta hambatan
bahasa untuk berbicara dengan cara yang umum kepada semua orang karena
bentuk visual yang bersifat universal (Schinneller, 1961).
Seni adalah suatu kegiatan yang bervariasi, tidak mungkin untuk
menjabarkannya dalam beberapa kata. Seni adalah tentang bagaimana dan
mengapa seniman bekerja. Secara umum dapat dinyatakan bahwa dibalik setiap
karya seni terdapat pengalaman dan imajinasi seniman yang dikerjakan dengan
kombinasi perencanaan dan improvisasi (Barry, 1965).
Menurut Encyclopedia of World Art (1959), pameran seni muncul dari
transformasi bertahap hubungan antara seniman dan pendukungnya (pecinta
seni/komunitas seni). Oleh karena itu dalam sebuah ruang pamer atau galeri
sebaiknya terdapat juga ruang-ruang yang mengakomodasi kegiatan komunitas
seni tersebut baik ruang untuk menikmati karya ataupun sekedar ruang untuk
berkumpul.
Seni dapat pindah ke luar ruangan dan mendatangkan solusi yang efektif
untuk bermain, untuk kenyamanan, untuk ibadah (penyembahan). Seni juga dapat
menstimulasi indra, mengaktifkan pikiran, dan menghangatkan hati. Melalui seni
manusia menciptakan ide-ide yang menghasilkan mulai dari sampul buku kecil
hingga membuat perubahan luar biasa pada pola tanah atau bentukan lahan
(Schinneller, 1961)
Terdapat berbagai jenis seni yang dapat ditampilkan pada ruang pamer,
namun pada galeri terbuka, karya seni yang ditampilkan disesuaikan dengan ruang
terbuka. Karya seni tersebut dibagi menjadi dua, yaitu karya seni tangible yang
dapat ditampilkan (dipamerkan) terpisah dengan senimannya, dan karya seni
intangible yang ditampilkan bersama dengan senimannya yang juga berlaku
sebagai obyek karya.
Karya seni yang dapat ditampilkan terpisah dengan senimannya yaitu karya-
karya seni rupa. Proses pembuatan karya ini biasanya berlangsung sebelum karya
ini dipamerkan, seperti karya seni lukis, seni kriya, seni instalasi, seni patung
(sculpture). Pada galeri terbuka, kaya seni yang dapat ditampilkan adalah karya-
8
karya seni rupa dengan material yang dapat disesuaikan dengan kondisi ruang luar
seperti cuaca yang dapat berubah-ubah.
• Seni Instalasi
Seni instalasi merupakan suatu cara berbahasa dalam pengolahan media
untuk meghasilkan suatu karya, yaitu dengan berkolaborasi terhadap bentuk,
ruang, warna, tekstur, cahaya, terang-bayang, bau, bunyi dan gerak. Pemilihan
materi apapun dapat berfungsi sebagai seni instalasi, tidak harus luwes dan
berharga, asalkan dapat mengkonsepsikannya sebagai bentuk yang artistik.
Pengolahan materi yang kedudukannya dalam ruang bersifat temporer, menyebar
dalam ruang yang spesifik, tidak monolit, sehingga hasilnya berupa tontonan
ruang atau ilusi ruang (Agusnani, 1999).
Gambar 2 Seni Instalasi
(Sumber: www.indonesiakreatif.net , www.antarafoto.com ,www.kotakitaku.blogspot.com )
Menurut Agusnani (1999), seni instalasi dinyatakan sebagai karya yang
tidak dapat dikategorikan dalam bentuk bahasa seni yang konvensional. Bahasa
seni dalam penyampaian ekspresi yang digunakan dalam seni instalasi adalah
memasang, mengatur, dan menata elemen-elemen secara spesifik terhadap ruang
yang sifatnya temporer, sehingga hasil dari seni instalasi adalah setting (Gambar
2). Hakekat seni instalasi terletak pada landasan konseptualnya dan biasanya
terwujud nyata pada saat perupanya berusaha untuk mendefinisikan ulang ruangan
9
pameran yang ditempatinya, sehingga setiap perupa instalasi adalah kurator dari
karya seni mereka sendiri dan setiap ruangan pameran menjadi subjek dari
persyaratan yang dibutuhkan instalasi tersebut. Jadi karya seni instalasi tidak
hanya dilihat dari hasil akhirnya saja melainkan gagasan yang dikandungnya.
• Seni Patung (Sculpture)
Patung dan arsitektur memiliki kesamaan, keduanya berbentuk tiga dimensi.
Pada kenyataannya, selama ribuan tahun patung sering diukir dari batu yang
membentuk permukaan bangunan (Barry, 1965). Patung diciptakan memiliki
berbagai tujuan diantaranya menyampaikan cerita atau pesan tertentu, elemen
dekorasi arsitektural, ataupun pemujaan. Patung tidak selalu berbentuk makhluk
hidup seperti patung tubuh manusia ataupun patung hewan tetapi juga dapat
berbentuk relief pada bidang datar, simbol-simbol geometris atau ilustrasi
pergerakan (Gambar 3).
Gambar 3 Seni Patung (Sculpture)
(Sumber: www.wirednewyork.com , nyclovesnyc.blogspot.com)
• Grafiti dan Mural (Street art)
Pada umumnya grafiti dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tidak bersifat
terang-terangan. Sekalipun menunjukkan identitas kelompok, tetapi individu
pembuat grafiti tidak ingin diketahui identitasnya. Melihat dari keberadaannya
yang tidak pernah surut, grafiti kemudian berkembang menjadi suatu community
art atau seni yang dimiliki serta dinikmati oleh masyarakat yang dilakukan secara
terang-terangan dan bersifat legal dengan adanya penyediaan media seperti
10
dinding untuk digambari. Grafiti disebut sebagai community art, karena memang
memiliki tujuan yang lebih bersifat dekoratif, diakui keberadaannya dan
pembuatannya diprakarsai oleh komunitas atau masyarakat setempat (Anggraeni,
1999).
Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok
atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya. Berbeda dengan grafiti yang
lebih menekankan hanya pada isi tulisan dan kebanyakan dibuat dengan cat
semprot maka mural tidak demikian. Mural lebih bebas dan dapat menggunakan
media cat tembok atau cat kayu bahkan cat atau pewarna apapun juga seperti
kapur tulis atau alat lain yang dapat menghasilkan gambar (Gambar 4).
Gambar 4 Street Art: Mural dan Grafiti
(Sumber: www.graffart.eu , www.fuerzamundo.org , www.viewfromaloft.org)
• Sinematografi
Pembuatan gambar bergerak telah berkembang menjadi sebuah industri
yang besar. Pada mulanya, hanya dengan cara pengambilan gambar menarik yang
bergerak di jalan dengan menggunakan kamera. Sekarang ini, pembuatan film
membutuhkan proses yang cukup panjang dan teknik yang tinggi serta melibatkan
dana yang cukup besar. Kini hampir seluruh negara di dunia memiliki pusat
perfilman dan jumlah film yang terus berkembang setiap tahun. Film merupakan
bentuk paling luas dari hiburan massa dunia yang pernah dikenal. Terlebih lagi,
sekarang ada teknik bioskop terutama dalam cara mereka mampu memanipulasi
faktor ruang dan waktu, telah sangat mempengaruhi teknik seni lainnya. Salah
11
satu bentuk pertunjukkan sinematografi yang dapat dilakukan di ruang luar adalh
video mapping (Gambar 5).
Gambar 5 Sinematografi: Video Mapping
(Sumber: www.publicdomainpictures.net , www.thecoolist.com )
Karya seni yang ditampilkan bersamaan dengan senimannya sebagai objek
diantaranya karya-karya seni musik, seni tari dan seni drama. Hampir seluruh
karya seni ini dapat ditampilkan di ruang luar. Pada sebuah auditorium terbuka
ataupun sekedar ruang yang memiliki level sedikit lebih tinggi di sisi tertentu
untuk tempat penampilan karya.
• Seni Musik
Seni musik merupakan karya seni berbentuk bunyi atau kesan terhadap
sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar. Wujud karya dalam bentuk nada
dan memiliki tempo yang dapat diikuti oleh penikmatnya.
Musik membentuk iringan alami untuk tarian ritual dan aktivitas kerja.
Suara nyanyian dan injakan berirama atau tepuk tangan mungkin merupakan
instrumen musik yang pertama. Namun secara bertahap manusia menemukan cara
untuk mendapatkan suara dari labu berongga atau tongkat, baik dengan memukul
atau meniupnya. Manusia juga menemukan bahwa tali atau senar yang tegang
dapat dipetik atau tergores untuk memberikan suara yang menarik (Barry et al.,
1965).
12
Menurut Barry et al. (1965), selama hampir dua ribu tahun, musisi telah
menyempurnakan unsur musik, mengembangkan dan mengorganisirnya ke dalam
struktur suara yang kompleks dengan kekuatan untuk mendramatisir dan
komentar dengan cara yang halus membantah kata-kata emosi yang saling
bertentangan dan kerumitan hidup. Ilustrasi mengenai pertunjukkan musik yang
dilakukan di ruang luar dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Seni Musik dan Area Pertunjukan Ruang Luar
(Sumber: www.skyscraperpage.com , www.waapa.ecu.edu.au , www.discovertuscany.com)
• Seni Tari
Seni tari adalah ungkapan jiwa yang mengandung unsur keindahan dalam
bentuk gerakan yang teratur sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari adalah
keindahan gerak anggota-anggota tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa
yang harmonis (Widyaningsih, 2011).
Menurut Widyaningsih (2011), ada tiga unsur utama dalam tari, yaitu wiraga
(fisik), wirama (iringan musik), dan wirasa (penjiwaan atau ekspresi). Gerak tari
dan gerak biasa memiliki perbedaan dalam hal kehalusan, dinamika (irama dan
tempo), dan iringan. Tarian muncul dari naluri alami dalam bentuk yang paling
dasar. Sejak manusia muncul di bumi, mereka telah menari untuk melepaskan
emosi mereka dan untuk berkomunikasi kepada orang lain. Tarian dapat dikatakan
telah menjadi "seni" ketika dorongan alami masyarakat awal secara bertahap
13
dimanfaatkan untuk ritme, pertama kali diberikan oleh injakan kaki dan kemudian
oleh drum dan alat musik lainnya.
Tarian berkembang menjadi tiga jenis yang berbeda: religius, sosial, dan
teater. Ketiganya diperoleh melalui ketrampilan tingkat tinggi dan kesenian yang
mereka miliki saat ini (Barry et al., 1965). Ilustrasi mengenai pertunjukkan seni
tari yang dilakukan di ruang luar dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Seni Tari
(Sumber: www.jacobspillow.org , www.24carrotpromotions.co.uk)
• Seni Drama
Drama adalah kisah hidup dan kehidupan yang diceritakan di atas pentas
melalui gerak dan percakapan, disaksikan banyak orang dan didasarkan pada
naskah yang tertulis. Menurut Barry et al.(1965), pada seni drama, seniman tidak
hanya pemain tapi juga penari dan musisi, seorang jenderal, ahli keuangan, dan
seorang diplomat. Pemain drama adalah manusia dengan sisi yang banyak. Drama
mungkin menjadi puisi atau prosa yang indah yang berdiri sendiri, tetapi hal
tersebut insidental. Drama sering melibatkan banyak keterampilan. Seperti arsitek,
penari, pemain akrobat, tukang kayu, masinis, dan penata panggung serta penulis,
aktor, produser, dan sutradara yang mengatur setiap keterampilan tersebut.
Ilustrasi mengenai pertunjukkan seni drama yang dilakukan di ruang luar dapat
dilihat pada Gambar 8.
14
Gambar 8 Seni Drama
( Sumber: www.telegraph.co.uk , www.fireemsfoundation.org)
2.5 Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu kawasan wisata
budaya di Jakarta. Proyek miniatur Indonesia ini dilaksanakan oleh Yayasan
Harapan Kita dan mulai dibangun tahun 1972 hingga akhirnya diresmikan pada
tanggal 20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia
sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas 150 hektar.
Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan corak
bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa memiliki lebih dari
satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau arsitektur tradisional yang mereka
buat selalu dilatarbelakangi oleh kondisi lingkungan dan kebudayaan yang
dimiliki. Di TMII, gambaran tersebut diwujudkan melalui anjungan daerah yang
mewakili suku-suku bangsa yang berada di setiap Provinsi di Indonesia. Selain itu
masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang terus berkembang, menuntut sifat
TMII yang dapat terus tumbuh dan sesuai dengan dinamika perkembangan bangsa
Indonesia di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu,
sejak awal pembangunan TMII direncanakan sebagai sebuah proyek tumbuh