BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN...

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan berbagai gejala penyakit yang disebut Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang termasuk kelompok dalam golongan retrovirus. HIV adalah virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia (Depkes RI, 2006). 2.1.2 Cara Penularan HIV Menurut Depkes RI 2006, cara penularan HIV adalah sebagai berikut: a. Seksual Penularan melalui hubungan seksual adalah cara yang paling dominan dari semua cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi selama sanggama laki-laki dengan perempan atau laki-laki dengan laki-laki. Sanggama berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, oral seksual maupun anal seksual. Kontak seksual langsung (mulut ke penis atau mulut ke vagina) masuk dalam kategori risiko rendah tertular HIV. Tingkatan risiko tergantung pada jumlah virus yang keluar dan masuk ke dalam pintu masuk di tubuh seseorang, seperti luka sayat atau gores dalam mulut, perdarahan gusi dan atau penyakit gigi dan mulut atau pada alat genital.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV)

2.1.1 Pengertian HIV

Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan berbagai

gejala penyakit yang disebut Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

termasuk kelompok dalam golongan retrovirus. HIV adalah virus yang

memperlemah kekebalan pada tubuh manusia (Depkes RI, 2006).

2.1.2 Cara Penularan HIV

Menurut Depkes RI 2006, cara penularan HIV adalah sebagai berikut:

a. Seksual

Penularan melalui hubungan seksual adalah cara yang paling dominan dari semua

cara penularan. Penularan melalui hubungan seksual dapat terjadi selama

sanggama laki-laki dengan perempan atau laki-laki dengan laki-laki. Sanggama

berarti kontak seksual dengan penetrasi vaginal, oral seksual maupun anal seksual.

Kontak seksual langsung (mulut ke penis atau mulut ke vagina) masuk dalam

kategori risiko rendah tertular HIV. Tingkatan risiko tergantung pada jumlah virus

yang keluar dan masuk ke dalam pintu masuk di tubuh seseorang, seperti luka

sayat atau gores dalam mulut, perdarahan gusi dan atau penyakit gigi dan mulut

atau pada alat genital.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

b. Pajanan oleh Darah Terinfeksi, Produk Darah atau Transplantasi Organ dan

Jaringan

Penularan HIV melalui produk darah terjadi jika darah donor tidak di lakukan uji

saring untuk antibodi HIV, penggunaan ulang jarum dan semprit suntikan atau

penggunaan alat medis lainnya. Kejadian tersebut dapat terjadi pada semua

pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Poliklinik, pengobatan tradisional

melalui alat tusuk atau jarum, juga pada Injecting Drug User (IDU). Pajanan HIV

pada organ terjadi dalam proses tranplantasi jaringan atau organ.

c. Penularan dari Ibu ke Anak

Infeksi HIV pada anak didapat dari ibunya saat di kandungan, dilahirkan dan

sesudah lahir melalui Air Susu Ibu (ASI). Risiko penularan tanpa intervensi sangat

bervariasi di satu negara dengan negara lain. Diperkirakan antara 25-40% di

negara berkembang dan 16-20% di Eropa dan Amerika Utara.

2.1.3 Patofisiologi

HIV adalah retrovirus dengan Ribonucleic Acid (RNA) rantai tunggal yang

terkandung dalam capsid dan sebuah envelope dan memiliki tiga enzim yaitu

reverse trancriptase, integrase dan protease. Capsid virus didalam envelope

tersusun atas berbagai protein yang meliputi P24 dan P18 yang bersama RNA

virus dapat digunakan secara klinis untuk mendeteksi adanya virus didalam tubuh.

Permukaan envelope virus mengandung glikoprotein (gp 120) dalam kombinasi

dengan gp41 molekul tersebut berikatan dengan reseptor Cluster of

Differentiation (CD4) pada limfosit T helper dan pada makrofag. Dimulai dari

melekatnya ikatan gp20 dan gp41 ke molekul CD4 pada makrofag dan sel CD4,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

virus menghasilkan enzim reverse transcriptase sehingga ketika memasuki sel

virus dapat membentuk Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) dari RNA nya yang

kemudian berintegrasi dengan DNA manusia dibantu oleh enzim integrase. Virus

memproduksi RNA virus dan membentuk polipeptida besar yang kemudian

terbelah menjadi bagian-bagian yang aktif dibantu oleh enzim protease. Virus

kemudian merakit diri kembali dan terlepas dari sel masuk kedalam tubuh, CD4

yang ditinggalkan oleh virus akan rusak dan pada akhirnya mati. Virus akan

mencari CD4 lain. Siklus akan terulang seperti awal sehingga ini yang

menyebabkan CD4 turun mengakibatkan kekebalan tubuh menurun dan akan

mengakibatkan munculnya AIDS (Depkes RI, 2006).

2.1.4 Manifestasi Klinis

WHO menetapkan tahapan penyakit infeksi HIV yang terjadi pada orang dewasa

dan remaja pada tahun 1989 dalam empat tahap klinis. Pasien diklasifikasikan

sesuai dengan kondisi klinis sampai tahap tertinggi. Adapun klasifikasi

berdasarkan tahapan atau stadium HIV pada pasien dewasa adalah

a. Stadium 1 manifestasi klinisnya asimtomatis, dengan skala fungsional kerja

(aktivitas normal).

b. Stadium II manifestasi klinisnya berat badan menurun kurang dari 10%,

manifestasi mukokutaneus ringan (dermatitis seboroik, prurigo, infeksi jamur

dikuku, ulserasi oral berulang, kheilitis angularis, dengan sekala fungsional

simtomatik, aktivitas normal.

c. Stadium III manifestasinya berat badan berkurang lebih dari 10%, diare kronis

tanpa penyebab yang jelas lebih dari satu bulan, kandidiasis oral, Oral Hairy

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

Leucoplakia (OHL), TB paru, skala fungsional kurang dari 50%, dalam satu bulan

terakhir baring (tidak bisa beraktivitas normal).

d. Stadium IV manifestasinya HIV wasting syndrome, pnemoncystic carinii

pneumonia, toxoplasmosis otak, kandidiasis esophagus, TB extra paru, limfoma,

Cito Megalo Virus (CMV), skala fungsional lebih dari 50% dalam masa satu

bulan terakhir terbaring (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2003).

2.1.5 Penegakan Diagnostik

Prosedur pemeriksaan laboratorium untuk HIV sesuai dengan panduan Nasional

yang berlaku yang diklasifikasikan menjadi tiga kelompok dan selalu di dahului

dengan konseling pra tes atau informasi singkat. Ketiga tes tersebut dapat

menggunakan Tes Cepat (Rapid Test), Western Blood atau dengan ELISA. Rapid

tes merupakan salah satu pemeriksaan yang paling umum dilakukan di Rumah

Sakit karena mempunyai keuntungan memberikan hasil pada hari yang sama

sehingga mengurangi angka drop out. Selain itu rapid tes memerlukan biaya yang

paling murah (Depkes RI, 2011).

Antibodi biasanya baru dapat dideteksi dalam waktu dua minggu hingga tiga

bulan setelah terinfeksi HIV yang disebut masa jendela. Bila tes HIV yang

dilakukan dalam masa jendela menunjukan hasil negatif, maka perlu dilakukan tes

ulang, terutama bila masih terdapat perilaku beresiko. Periode jendela (Window

period) adalah masa dimana pemeriksaan tes serologis untuk antibodi HIV masih

menunjukkan hasil negatif, sementara sebenarnya virus sudah ada dalam jumlah

banyak dalam darah. Periode jendela merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan karena pada masa itu orang dengan HIV sudah mampu menularkan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

kepada orang lain misalnya melalui darah yang di donorkannya, bertukar jarum

suntik pada IDU atau melalui hubungan seksual. Sebenarnya pada saat itu

pemeriksaan laboratorium telah mampu mendeteksinya karena pada periode

jendela terdapat peningkatan kadar antigen P24 secara bermakna, tetapi

pemeriksaan antigen P24 masih mahal, rumit dan langka (Depkes RI, 2003).

2.1.6 Cara Pencegahan

Menurut Depkes RI 2006, cara pencegahan penularan HIV/AIDS adalah:

a. Target Intervensi

Cara paling efisien untuk menurunkan penyebaran HIV pada semua populasi

adalah mencari populasi target beresiko tinggi terinfeksi HIV, misalnya melalui

pasangan seksual. Hasil yang paling cepat adalah penggunaan kondom dan

memberikan pengobatan penderita Infeksi Menular seksual (IMS). Program

pengurangan dampak buruk (harm reduction) dengan pencucian alat suntik dan

pertukaran alat suntik, serta terapi rumatan dengan substitusi terbukti efektif

menghambat penularan HIV di antara pengguna jarum suntik.

b. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

Beberapa uji klinik menunjukan ARV dapat menurunkan penularan HIV dari ibu

ke anak pada ibu yang tidak menyusui bayinya dan ibu yang menyusui jangka

pendek. Angka anak yang dilahirkan dari ibu terinfeksi HIV secara dramatis

menurun dengan adanya intervensi Prevention on Mother to Child Transmision

(PMTCT). VCT selama masa antenatal merupakan pintu masuk pada pelayanan

pencegahan melalui ibu ke anaknya. VCT juga menguntungkan bagi upaya

pencegahan dan pelayanan perawatan bagi mereka yang HIV negatif maupun

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

positif. Bagi yang negatif, agar tetap negatif. Negara yang memasukan program

PMTCT secara komprehensif secara nyata menurunkan angka HIV pada bayi

dengan ibu yang HIV positif.

c. Memastikan Layanan Darah yang Aman

Pengendalian diprioritaskan pada promosi perilaku penggunaan alat suntik steril,

pemberian donor darah aman, pastikan uji saring darah donor.

d. VCT sebagai Strategi Kesehatan Masyarakat

Pelayanan VCT dapat digunakan untuk mengubah perilaku beresiko dan

memberikan informasi tentang pencegahan HIV. Klien dimungkinkan

mendapatkan pengetahuan tentang cara penularan, pencegahan, dan pengobatan

terhadap HIV, seperti penggunaan kondom, tidak berbagi alat suntik, penggunaan

alat suntik steril. Konselor juga harus mampu memberikan pengetahuan tentang

hubungan IMS dengan HIV, dan merujuk klien ketika mengalami IMS perlu di

deteksi dan diobati lebih lanjut. VCT merupakan komponen utama dalam program

HIV.

2.1.7 Terapi dan Pelayanan HIV/AIDS

a. Pengobatan Infeksi Oportunistik (IO)

Pengobatan IO diberikan berdasarkan gejala klinis yang muncul. Beberapa IO

pada ODHA dapat dicegah dengan pengobatan pencegahan kotrimoksasol (PPK).

Terdapat dua macam PPK yaitu profilaksis primer dan sekunder. Profilaksis

primer adalah pemberian PPK untuk mencegah suatu infeksi yang belum pernah

diderita. Sedangkan profilaksis sekunder adalah pemberian PPK yang ditujukan

untuk mencegah berulangnya suatu infeksi yang pernah diderita sebelumnya.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

Berbagai penelitian telah membuktikan efektifitas PPK dalam menurunkan angka

kematian dan kesakitan pada orang yang terinfeksi HIV. Hal tersebut dikaitkan

dengan penurunan insidensi infeksi bacterial, parasit dan Pneumocystis Carinii

Pneumonia (PCP)

PPK dianjurkan pada ODHA dengan stadium dua, tiga, dan empat, pada ODHA

stadium satu dengan CD4 dibawah 200 sel/mm³, termasuk juga diberikan pada ibu

hamil dengan CD4 dibawah 200 sel/mm³, dengan dosis satu kali 960 mg diberikan

dua minggu sebelum terapi ARV (Depkes RI, 2011).

b. Antiretroviral

1) Pengertian

Antiretroviral (ARV) merupakan obat yang digunakan untuk menekan viral load

(jumlah virus didalam darah) agar menjadi sangat rendah atau dibawah tingkat

yang dapat terdeteksi untuk jangka waktu yang lama (Depkes RI, 2003). ARV

merupakan terapi kombinasi yang menggabungkan tiga atau lebih obat dari satu

golongan (Spiritia, 2013). ARV tidak memghilangkan virus tetapi mampu

menghambat replikasi virus.

2) Jenis Antiretroviral

Di Indonesia terdapat tiga kombinasi obat ARV yang diberikan dengan prinsip

HAART. Tiga kombinasi tersebut terdiri dari (1) Inhibitor Reverse Transcriptase

Nukleosida (NRTI). NRTI Seperti zidovudin, didanosin, zalsitabin, stavudin,

lamivudin, dan abacavir. (2) Inhibitor Reverse Transcriptase Nonnukleosida

(NNRTI). Seperti NNRTI adalah nevirapin, delaviridin, dan efavirenz, dan (3)

Inhibitor Protease (PI). Seperti Indinavir, ritonavir, nelfinavir, sakuinavir,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

amprenavir, dan lopinavir adalah contoh-contoh PI. Kombinasi yang diberikan

untuk lini satu adalah 2NRTI + NNRTI dan kombinasi untuk lini dua adalah

2NRTI + PI (Depkes RI, 2011).

3) Tujuan Terapi ARV

Tujuan pemberian terapi ARV adalah mengurangi morbiditas dan mortalitas

terkait HIV, memperbaiki mutu hidup, memulihkan dan memelihara fungsi

kekebalan serta menekan replikasi virus semaksimal mungkin dalam waktu yang

lama (Depkes RI, 2003).

4) Mekanisme Kerja ARV

Virus HIV memiliki tiga enzim yang digunakan untuk melakukan replikasi yaitu

enzim Transcriptase, Integrase, dan enzim Protease. NRTI menghambat enzim

DNA polimerase dependen RNA HIV (reverse transcriptase) dan menghentikan

pertumbuhan inti DNA. NNRTI menghambat transkripsi RNA HIV-1 menjadi

DNA, suatu langkah penting dalam proses replikasi virus. Obat tipe ini

menurunkan jumlah HIV dalam darah (viral load) dan meningkatkan limfosit

CD4. PI menghambat aktivitas protease HIV dan mencegah pemutusan

poliprotein HIV yang esensial untuk pematangan HIV, sehingga yang akan

terbentuk bukan HIV matang tetapi partikel virus imatur yang tidak menular

(Depkes RI, 2011).

5) Syarat Mulai Terapi ARV

Syarat seseorang mulai terapi ARV meliputi semua pasien dengan CD4 kurang

dari 350 cell/ul tanpa memandang stadium klinis, semua pasien stadium tiga dan

empat tanpa memandang jumlah CD4, semua ibu hamil tanpa memandang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

stadium klinis dan jumlah CD4, pasien dengan koinfeksi HIV dengan hepatitis B

tanpa memandang jumlah CD4 dan pasien HIV yang disertai TB paru maupun TB

ekstra paru tanpa memandang jumlah CD4 (Kemenkes RI, 2011).

6) Tantangan dalam Pemberian ARV

ARV merupakan satu-satunya obat yang dapat menekan perkembangan virus

dalam tubuh manusia, akan tetapi ARV sendiri banyak mempunyai tantangan agar

ODHA patuh untuk minum ARV seumur hidup. Adapun tantangan yang dihadapi

dalam pemberian ARV adalah:

a) Mudah terjadi resistensi dan pilihan yang tidak banyak untuk obat yang tersedia

untuk lini pertama dan lini kedua.

b) Pendanaan. Harga kombinasi tiga obat pilihan pertama untuk tiap orang yang

mencapai Rp.400.000 perbulan, sedangkan untuk lini dua mencapai 8,5 juta

rupiah tiap bulan per orang. Sampai saat ini ARV masih disubsidi oleh pemerintah

melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan bantuan dari global-

found.

c) Efek samping meliputi efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Efek

samping jangka pendek sering terjadi dari yang ringan termasuk anemia, mual,

sakit kepala sampai yang berat seperti hepatitis akut, reaksi hipersensitif dan

syndrome steven johnson. Sedangkan efek samping jangka panjang seperti

hiperlipidemia dan perpindahan lemak dalam tubuh (lipodistrofi/lipoatropi)

d) Pasien dengan HIV sering mengalami infeksi lain yang memerlukan terapi

obat-obatan atau zat lain bersamaan dengan ARV-nya. Hal ini memungkinkan

menimbulkan Interaksi obat yang satu dengan obat yang lain . interaksi yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

mungkin terjadi memberikan efek berupa perubahan kadar masing-masing obat

dalam darah, misalnya penggunaan rimfampicin pada pasien TB dengan NRTI

e) Masih banyak masyarakat yang percaya akan mitos dalam pengobatan HIV

seperti buah merah, penggunaan jamu dan sebagainya sehingga mereka tidak mau

menggunakan terapi ARV

f) Kurangnya motivasi dari pasien untuk minum obat seumur hidup.

g) Sistem pelayanan kesehatan seperti tempat pelayanan terlalu jauh, obat sering

habis, pasien merasa di ping-pong dari satu dokter ke dokter spesialis lain, petugas

kesehatan sering marah, tidak sabar dan tidak memberikan informasi yang

dimengerti oleh pasien

Adanya tantangan yang besar terhadap terjadinya resistensi, dibutuhkan kepatuhan

yang tinggi (mencapai 100%), maka ODHA harus dipersiapkan sebelum ARV

diberikan. Cara mempersiapkan pasien agar bisa membantu untuk patuh minum

obat adalah melalui konseling kepatuhan, adanya pengawas minum obat, maupun

dukungan kelompok sebaya (Kemenkes RI, 2011).

2.2 Kepatuhan Minum Obat Pasien HIV

2.2.1 Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan berobat adalah taat pada instruksi/aturan minum obat yang meliputi

ketepatan dosis, ketepatan waktu minum obat dan cara minum obat.

Ketidakpatuhan pengobatan ARV mengakibatkan supresi/penekanan virus tidak

sempurna, pengerusakan sistem imu berlanjut, jumlah sel CD4 turun, penyakit

berlanjut, munculnya jenis virus yang resisten, pilihan pengobatan masa

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

mendatang terbatas, biaya meningkat bagi individu maupun program ARV

(Depkes RI, 2011).

2.2.2 Kriteria Kepatuhan

Kepatuhan dibagi menjadi dua yaitu patuh dan tidak patuh. Pasien dikatakan

patuh bila minum obat tanpa ada satu pun dosis yang terlupa dalam 30 hari

(mencapai 100%). Pasien juga dikatakan patuh bila minum obat tepat waktu dan

masih ada tenggang satu jam sebelum atau sesudah waktu yang seharusnya serta

cara minum obat dengan benar (Spiritia, 2005). Bentuk-bentuk ketidakpatuhan

adalah tidak minum satu dosis dari obat yang diberikan, tidak minum beberapa

dosis dari satu atau beberapa obat, tidak minum obat beberapa hari, tidak

mematuhi waktu antara minum obat (Depkes RI, 2011)

2.2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Depkes RI 2011, faktor-faktor yang mempengaruhin kepatuhan yaitu:

a. Fasilitas Layanan Kesehatan

Sistem yang berbelit, sistem pembiayaan kesehatan yang mahal birokratik adalah

penghambat yang berperan sangat signifikan terhadap kepatuhan, karena hal

tersebut menyebabkan pasien tidak dapat mengakses layanan kesehatan dengan

mudah. Termasuk ruangan yang nyaman, jaminan kerahasiaan dan penjadwalan

yang baik, petugas yang ramah dan membantu pasien.

b. Faktor Karakteristik Pasien

Meliputi faktor sosiodemografi seperti umur, jenis kelamin, penghasilan,

pendidikan, asuransi kesehatan, dan asal kelompok dalam masyarakat misal

waria, pekerja sek komersial dan faktor psikososial seperti kesehatan jiwa,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

penggunaan napza, lingkungan, dan dukungan sosial baik dukungan dari keluarga,

saudara, teman dekat atau dari KDS, pengetahuan, dan perilaku terhadap HIV dan

terapinya.

c. Faktor Paduan Terapi ARV

Paduan terapi ARV meliputi jenis obat yang digunakan, bentuk paduan Fix Dose

Combination (FDC) atau bukan FDC, jumlah pil yang harus diminum,

kompleksnya paduan (frekuensi minum dan pengaruh diminum dengan makanan),

efek samping obat dan mudah tidaknya akses untuk mendapatkan ARV,

d. Faktor Karakteristik Penyakit Penyerta

Penyakit penyerta yang sering disebut IO menyebabkan penambahan jumlah

minum obat yang harus diminum, menyebabkan pasien tidak patuh ataupun

menghentikan pengobatan.

e. Faktor Hubungan Pasien dengan Tenaga Kesehatan

Karakteristik hubungan pasien dengan tenaga kesehatan dapat mempengaruhi

kepatuhan meliputi, kepuasan dan kepercayaan pasien terhadap tenaga kesehatan

dan staf klinik, pandangan pasien terhadap kompetensi tenaga kesehatan,

komunikasi yang melibatkan pasien dalam proses penentuan keputusan, dan

kesesuaian kemampuan dan kapasitas tempat layanan dengan kebutuhan pasien.

Agar pasien bisa patuh diperlukan pengetahuan dan sikap tentang penyakit HIV,

pengobatan IO dan efek samping, keyakinan dan persepsi positif, kemampuan diri

dan komitmen, pelaksanaan dan sistem dukungan, sahabat, dukungan sebaya dan

keluarga. Mengidentifikasi dan menangani hambatan dengan cara integrasi

pengobatan kedalam kegiatan sehari-hari klien, mendorong partisipasi keluarga,

menyediakan alat bantu untuk mengingatkan minum obat, monitoring kepatuhan,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

tim kepatuhan yang multi disiplin, dianjurkan untuk meminta dukungan dari

anggota keluarga dan teman sejauh mungkin.

Sebelum memulai terapi ARV, pasien harus memahami program terapi ARV

beserta konsekuensinya. Proses pemberian informasi, konseling dan dukungan

kepatuhan harus dilakukan oleh petugas baik konselor atau KDS.

2.2.4 Cara Menilai Kepatuhan

Kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi secara teratur setiap kali

kunjungan melalui jadwal kontrol yang tercatat pada lembar pemantauan

kepatuhan dan kartu pasien, menghitung sisa obat, menanyakan langsung kepada

pasiennya ataupun terhadap PMO (Kemenkes RI, 2012).

2.3. Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

2.3.1 Pengertian KDS

KDS adalah suatu kelompok dimana dua atau lebih orang yang terinfeksi atau

terpengaruh langsung oleh HIV berkumpul dan saling mendukung (Spiritia,

2010). KDS beranggotakan ODHA, Orang Hidup dengan HIV seperti keluarga,

pasangan, teman dari orang HIV positif (OHIDA), ataupun gabungan ODHA dan

OHIDA. Dalam suatu kelompok pada awalnya dapat berupa gabungan ODHA

dengan latar belakang yang berbeda dan kebutuhan untuk membuat kelompok

yang spesifik seperti kelompok khusus ODHA saja atau latar belakang tertentu

(waria, IDU, Pekerja Sek Komersial/PSK) atau gabungan ODHA dan OHIDA

(Spiritia, 2007).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

2.3.2 Manfaat KDS

a. Tersedianya tempat atau wadah yang aman dan nyaman bagi ODHA.

b. Menolong ODHA dan OHIDA agar tidak merasa sendiri dalam menghadapi

masalah.

c. Menyediakan kesempatan untuk bertemu orang lain dan berteman.

d. Menolong lebih percaya diri.

e. Berfungsi sebagai wadah untuk melakukan kegiatan

f. Saling membantu berbagi sumber daya, ide dan informasi, misalnya tentang

pengobatan terbaru atau layanan dukungan setempat.

g. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keadaan yang dihadapi anggota

kelompok dengan member wajah yang manusiawi pada ODHA.

h. Sebagai sumber informasi.

i. Pendukungan sebaya seperti penjangkauan ODHA.

j. Memberi dukungan baik moril maupun non moril ( pengobatan, perawatan dll).

k. Perubahan prilaku kearah yang lebih baik.

Keputusan mengenai apa yang akan dilakukan oleh kelompok tergantung harapan

anggota dan apa kebutuhan yang paling utama (Spiritia, 2007).

2.3.3 Jenis Program atau Kegiatan KDS

a. Dukungan sebaya

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan emosional dan sosial kepada

teman sebaya melalui konseling sebaya, kunjungan rumah, dan obrolan positif.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

b. Pertemuan tertutup

Pertemuan seperti ini biasanya dilakukan dengan dipimpin oleh seorang anggota

kelompok yang ditunjuk. Tujuannya adalah untuk menyediakan tempat atau

lingkungan yang nyaman kepada anggota untuk bercerita dan mengungkapkan

perasaannya, berbagi informasi praktis antar sesama anggota mengenai masalah

hidup dengan HIV, memberikan kesempatan berbagi (sharing) dengan anggota

lainnya.

c. Pengawasan minum obat (pendorong kepatuhan berobat)

Bertujuan untuk mendorong kepatuhan terapi ARV dan terapi pengobatan lainnya,

meningkatkan kualitas pelayanan, dukungan dan perawatan bagi ODHA. Kegiatan

ini dilakukan dengan bekerja sama dengan dokter maupun perawat di rumah sakit.

Kegiatan sederhana yang dapat dilakukan oleh KDS antara lain dengan

mengirimkan pesan singkat atau SMS kepada anggota dengan terapi ARV,

memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan

d. Pertemuan Terbuka

Bertujuan berbagi informasi praktis antar sesama anggota maupun orang diluar

anggota misalnya pasangan, orang tua, masyarakat peduli AIDS lainnya tentang

HIV dan AIDS. Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh anggota kelompok saja

tetapi bisa dari berbagai pihak yang peduli dengan kelompok tersebut.

e. Belajar Bersama (Study club)

Kegiatan ini biasanya diisi dengan menghadirkan narasumber yang ahli

dibidangnya seperti dokter, perawat dll, yang membawakan topik tertentu yang

sebelumnya telah disepakati. Topik- topik yang biasanya dibawakan misalnya

tentang terapi ARV, kepatuhan, infeksi oportunistik, gizi, IMS. Tujuannya adalah

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

untuk menambah pengetahuan terkait HIV dan AIDS serta melatih keterampilan

berkelompok dan meningkatkan kepercayaan diri.

f. Pendampingan (Buddies)

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan moril dan informasi baik

kepada teman ODHA yang sakit maupun keluarganya atau orang terdekatnya.

g. Penjangkauan

Kegiatan ini bertujuan untuk menjangkau kelompok-kelompok resiko tinggi,

memetakan lokasi-lokasi kelompok resiko tinggi. Bentuk kegiatan seperti

membagikan lembar informasi, membuat daftar layanan VCT.

h. KIE

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang

pencegahan dan penularan HIV, mendorong kesadaran dan perubahan perilaku

masyarakat. Bentuk kegiatan ini seperti menjadi narasumber acara talk show

diradio, mencetak brosur, majalah dan lembaran informasi tentang HIV dan AIDS.

i. Peggalangan Dana

Kegiatan ini bertujuan untuk mencari atau mengumpulkan dana atau dana

tambahan untuk kegiatan kelompok. Bentuk kegiatan ini seperti

menyelenggarakan bazaar murah, menjual kerajinan hasil kerja kelompok, atau

mengirimkan proposal dukungan ke pemerintah daerah setempat.

j. Kegiatan Lainnya Sesuai Kebutuhan yang Akan Muncul

Program sebenarnya akan muncul sendiri tergantung dari kebutuhan kelompok.

Program dijabarkan menggunakan prinsip SMART yaitu S = spesifik atau khusus,

M = Measurable atau dapat diukur, A = Achivable atau masuk diakal, T =

Timebound atau ada jangka waktunya (Spititia, 2007).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

2.4. Penyuluhan Kesehatan

2.4.1 Pengertian

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang

ada hubungannya dengan HIV. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari

pendidikan kesehatan yang bertujuan mempengaruhi perilaku manusia secara

individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam

mencapai tujuan hidup sehat (Depkes, 2002).

Jadi penyuluhan kesehatan melalui KDS adalah kegiatan pendidikan kesehatan

yang dilakukan melalui KDS yang dilakukan pada pertemuan rutin KDS.

2.4.2. Sasaran

Sasaran penyuluhan kesehatan mencangkup individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di Rumah Sakit,

Klinik, Puskesmas, Posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.

Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,

seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial

ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi buruk, keluarga dengan sanitasi

lingkungan yang buruk dan sebagainya. Penyuluhan kesehatan pada sasaran

kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil, kelompok ibu yang

mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah

kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada di berbagai institusi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahan dan lain-lain.

Penyuluhan kesehatan pada sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat

binaan puskesmas, masyarakat nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang

terkena wabah dan lain-lain (Effendy, 2003). Sasaran penyuluhan melalui KDS

adalah ODHA dan OHIDA yang tergabung dalam kelompok KDS.

2.4.3. Materi

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan

dengan kebutuhan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga

materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang

disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh

sasaran, dan menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman

dan untuk menarik perhatian sasaran (Effendy, 2003).

Materi yang disampaikan pada penyuluhan kesehatan melalui KDS meliputi

pengertian HIV, penularan HIV, pencegahan HIV, tanda dan gejala HIV,

pengobatan dengan terapi ARV, manfaat terapi ARV, kepatuhan minum ARV serta

dilakukan saling berbagi pengalaman dan mencari solusi permasalahan anggota

KDS dalam menjalani terapi ARV.

2.4.4. Faktor-Faktor Mempengaruhi Keberhasilan dalam Penyuluhan

a. Faktor penyuluh, misalnya kurang persiapan, kurang menguasai materi yang

akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan

kurang dapat dimengerti oleh sasaran, suara terlalu kecil dan kurang dapat

didengar serta penyampaian materi penyuluhan terlalu monoton sehingga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

membosankan. Penyuluh yang memberikan materi di KDS adalah satu orang

fasilitator yang berasal dari kelompok KDS yang sudah memiliki sertifikat

trainer.

b. Faktor sasaran, misal tingkat pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara

pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat

dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin mudah seseorang

menerima informasi yang didapatnya. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah

sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih

memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan

yang telah tertanam sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan

tempat tinggal sasaran yang tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.

c. Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai

dengan waktu yang diinginkn sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan

keramaian sehingga mengganggu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah

sasaran penyuluhan yang terlalu banyak, alat peraga kurang, metode yang

digunakan kurang tepat sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang

digunkan kurang dimengerti oleh sasaran (Notoatmojo, 2010).

2.4.5. Metode

Metode yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan (Notoatmojo,

2007) meliputi:

a. Metoda Penyuluhan Perorangan (Individual)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

Metoda ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah

mulai tertari pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan

pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan

yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.

Bentuk penyuluhan perorangan antara lain

1) Bimbingan.

Dengan cara ini kontak antar klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah

yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya

klien akan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima

prlaku tersebut.

2) Wawancara.

Wawancara anatar petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum

menerima perubahan, apabila belum maka perlu penyuluhan lebih mendalam lagi.

b. Metode Penyuluhan Kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk kelompok

besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Metode ini mencangkup:

1) Kelompok besar yaitu peserta penyuluhan lebih dari 15 orang, metode yang

baik digunakan adalah:

a) Metode Ceramah

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau

pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi

tentang kesehatan

b) Metode Seminar

Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu

masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya

2) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluh kurang dari 15 orang. Metode

yang cocok untuk kelompok ini adalah:

a) Metode Diskusi Kelompok

Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu

topik pembicaraan diantara lima sampai 20 peserta dengan seorang pemimpin

diskusi yang telah ditunjuk

b) Metode Curah Pendapat

Adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan

semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing

peserta dan evaluasi atas pendapat-pendapat yang disampaikan dan akan

dilakukan kemudian.

c) Metode Bermain Peran

Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa

diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan

pemikiran oleh kelompok.

d) Metode Demonstrasi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang

sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan

bagaimana cara melaksanakansuatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat

peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar

jumlahnya.

2.5 Pengetahuan

2.5.1 Pengertian

Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup yang diketahui oleh seseorang

terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan adalah penginderaan

manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

seperti mata, telinga dan sebagainya. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indra pendengaran dan indera pengelihatan (Notoatmojo, 2010).

2.5.2 Tingkatan pengetahuan

Secara garis besar tingkatan pengetahuan dibagi menjadi enam tingkatan, Menurut

Notoatmojo (2010), yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu diartikan sebagai memanggil (recall) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Mengukur tingkat seseorang tahu sesuatu

dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

b. Memahami (Comprehension)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara

benar. Orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat

menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang telah

dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi sebenarnya. Orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui

tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan,

kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam

suatu masalah atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan sesorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemapuan seseorang untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sensirinya didasarkan pada

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang telah berlaku

dimasyarakat.

2.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain sebagai

berikut (Notoatmojo, 2007):

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap sesuatu hal agr mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa

semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula mereka

menerima informasi akhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya jika sesorang memiliki tingkat pendidikan rendah maka

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi

dan nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Usia

Bertambahnya usia seseorang, akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan

psikologis. Pertumbuhan fisik secara garis besar dapat dikategorikan menjadi

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya cirri-ciri lama dan timbulnya

cirri-ciri baru. Hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek

psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

d. Minat

Minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada

akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang

baik akan berusaha untuk dilupakan oleh seseorang. Jika pengalaman terhadap

objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang

sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya dan akhirnya dapat

pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

f. Kebudayaan Lingkungan Sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai

budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan karena

lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap

seseorang.

2.6 Sikap

2.6.1 Pengertian

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang

sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Sikap terhadap

kesehatan adalah pendapat atau penilaian orang terhadap hal-hal yang berkaitan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

dengan pemeliharaan kesehatan. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung. Pengukuran sikap secara langsung dapat

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek

yang bersangkutan (Notoatmojo, 2010).

2.6.2 Komponen sikap

Sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang satu sama lain menurut

Allport (1954) dalam Notoatmojo (2010), yaitu:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek artinya bagaimana

keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Misalnya sikap

orang terhadap penyakit HIV artinya bagaimana pendapat atau keyakinan orang

tersebut terhadap penyakit HIV.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek artinya bagaimana

penilaian orang tersebut terhadap objek, misalnya bagaimana penilaian orang

terhadap penyakit HIV, apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang

membahayakan.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Misalnya

apakah yang akan dilakukan seseorang bila ia menderita HIV.

2.6.3 Tingkatan Sikap

Menurut tingkatannya, Notoatmojo (2010), sikap dibagi menjadi empat yaitu:

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang

diberikan (objek)

b. Merespons (Responding)

Memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang

dihadapi, misalnya seseorang mengikuti penyuluhan HIV, kemudian ditanya atau

diminta menanggapi oleh penyuluh, kemudian ia menjawab atau menaggapinya.

c. Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, membahasnya dengan orang lain bahkan mengajak

atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain untuk merespon.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko

merupakan sikap yang paling tinggi.

2.7 Praktik Kesehatan

2.7.1 Pengertian

Praktik kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau

aktifitas orang dalam rangka memelihara kesehatan. Pengukuran atau cara

mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua cara yaitu cara langsung dan

tidak langsung. Pengukuran perilaku yang paling baik adalah secara langsung

yakni dengan pengamatan (observasi) yaitu mengamati tindakan subyek dalam

rangka memelihara kesehatannya. Secara tidak langsung menggunakan metode

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

mengingat kembali. Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap

subjek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan kesehatan

(Notoatmojo, 2010). Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala

kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi,

sikap dan sebagainya. Gejala kejiwaan yang dimaksud dipengaruhi oleh berbagai

faktor antara lain pengalaman, keyakinan, sarana fisik, social budaya, masyarakat

dan sebagainya (Notoatmojo, 2005).

2.7.2 Tingkatan praktik atau tindakan

Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan (Notoatmojo, 2010)

yaitu:

a. Praktik Terpimpin (Guided Response)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung

pada tuntutan atau menggunakan panduan.

b. Praktik Secara Mekanisme (Mechanism)

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau meperaktikkan sesuatu hal

secara otomatis. Misalnya seseorang datang untuk mengambil ARV kelayanan

VCT tanpa harus menunggu perintah dari keluarga maupun petugas kesehatan.

c. Adopsi (Adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang artinya apa

yang telah dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja tetapi sudah

dilakukan modifikasi untuk menghsailkan tindakan yang berkualitas.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

2.8 Pengaruh Penyuluhan HIV Melalui Kelompok Dukungan Sebaya (KDS)

Terhadap Kepatuhan

KDS adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang terinfeksi

atau terpengaruh langsung oleh HIV berkumpul dan saling mendukung. Anggota

KDS adalah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan OHIDA (Spiritia, 2007).

Ketika baru mengetahui status HIV-nya, intensitas emosi ODHA sangat tinggi.

Mereka kecewa, marah, frustasi, ingin bunuh diri, merasa putus asa, stress dan

down. Dukungan sebaya memungkinkan terjadinya perubahan emosi negatif

tersebut menjadi emosi positif, seperti merasa termotivasi untuk bangkit, percaya

diri dan memiliki teman senasib sebagai role model bagi dirinya, termasuk

menjadi tempat untuk berbagi perasaan (Handayani, 2011)

Klien HIV yang mendapatkan penyuluhan kesehatan dari dukungan sebaya

mempunyai lima pilar mutu hidup yaitu peningkatan pengetahuan HIV/AIDS,

punya kepercayaan diri memiliki akses dan menggunakan layanan dukungan,

pengobatan dan perawatan, meningkatkan perilaku positif, dan melakukan

kegiatan-kegiatan positif. Kegiatan dukungan sebaya memungkinkan terjadinya

peningkatan rasa percaya diri sehingga meningkatkan perawatan diri, mengurangi

gejala psikologis dan fisik serta meningkatkan kepatuhan. Tersediakannya tempat

belajar dalam program pertemuan terbuka, diskusi dengan tenaga kesehatan,

seminar, dan pelatihan, meningkatkan pengetahuan odha terhadap HIV dan akan

berdampak terhadap kepatuhan dalam menjalani terapi (Spiritia, 2010).

Kemampuan klien HIV dalam mengakses layanan dukungan, pengobatan dan

perawatan, memberikan dampak positif, yaitu klien HIV menjadi banyak memiliki

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Human Imunodefisiensi Virus ( HIV ...662973074) … · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency

informasi tentang keberadaan layanan dukungan, pengobatan dan perawatan. KDS

berupaya untuk membantu klien dalam mengakses layanan yang ada sehingga

klien HIV akan lebih mudah dalam menjalani pengobatan. Menguatkan tingkat

kepatuhan dalam pengobatan, peran KDS juga sangat penting dalam

menginformasikan hal-hal yang terkait dengan pengobatan ARV seperti manfaat,

efek samping, cara mengatasi rasa jenuh sehingga dapat meningkatkan kepatuhan

minum obat (Spiritia, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian Kamila dan Siwiendrayati (2010), ODHA

mempunyai persepsi positif terhadap KDS untuk patuh melaksanakan terapi ARV.

Didapatkan sebanyak 15 orang pasien yang telah atau pernah menjalani terapi

ARV, 13 pasien patuh dan dua orang yang telah putus terapi ARV memiliki

keinginan untuk memulai terapi ARV lagi dan memiliki keyakinan untuk patuh

melaksanakannya.