BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

23
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Makna dan Simbolik Menurut Sastraprateja dalam Hariana (2008 :20), kata simbol berasal dari Yunani Symbolan yang berarti tanda pengenal, lencana atau semboyan. Symbolan di Yunani dipakai sebagai bukti identitas. Berdasarkan Ensiklopedia Indonesia, kata simbol berasal dari Yunani Simbolos artinya tanda atau lambang. Tanda yang menyatakan suatu hal kepada orang yang melihat atau mendengarnya. Menurut Kamus ilmiah populer Burhani Ms dan Hasbi Lawrens (2008:617) simbol berarti lambang. Sedangkan simbolik adalah perlambangan, gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau lambang sedangkan simbolis yakni lambang. Sedangkan Simbolis menurut Indrawan WS dalam Kamus Ilmiah Modern (1999 :259 ) berasal dari kata simbol yang artinya lambang, sedangkan simbolis artinya yang berhubungan dengan lambang. Berdasarkan dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa simbol merupakan tanda pengenal atau lambang sesuatu yang menggambarkan atau melukiskan nilai pada suatu benda. Melalui simbol manusia dapat menangkap makna, karena setiap simbol mempunyai makna tersendiri. Simbol dan makna tersebut terdapat pada busana adat yang dikenakan pada upacara Molo’opu.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Makna dan Simbolik

Menurut Sastraprateja dalam Hariana (2008 :20), kata simbol berasal dari

Yunani Symbolan yang berarti tanda pengenal, lencana atau semboyan. Symbolan

di Yunani dipakai sebagai bukti identitas. Berdasarkan Ensiklopedia Indonesia,

kata simbol berasal dari Yunani Simbolos artinya tanda atau lambang. Tanda yang

menyatakan suatu hal kepada orang yang melihat atau mendengarnya.

Menurut Kamus ilmiah populer Burhani Ms dan Hasbi Lawrens

(2008:617) simbol berarti lambang. Sedangkan simbolik adalah perlambangan,

gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda

lain sebagai simbol atau lambang sedangkan simbolis yakni lambang. Sedangkan

Simbolis menurut Indrawan WS dalam Kamus Ilmiah Modern (1999 :259 )

berasal dari kata simbol yang artinya lambang, sedangkan simbolis artinya yang

berhubungan dengan lambang.

Berdasarkan dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa simbol merupakan tanda pengenal atau lambang sesuatu yang

menggambarkan atau melukiskan nilai pada suatu benda. Melalui simbol manusia

dapat menangkap makna, karena setiap simbol mempunyai makna tersendiri.

Simbol dan makna tersebut terdapat pada busana adat yang dikenakan pada

upacara Molo’opu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

6

2.2 Pengertian Bentuk

Menurut (Sadjiman, 2005:69) benda apa saja dialam ini tentu mempunyai

bentuk. Bentuk apa saja yang ada dialam dapat disedehanakan menjadi titik, garis,

bidang, gempal, krikil, pasir, kelereng dan semacamnya yang menggambarkan

kecil dan tidak berdimensi dapat dikategorikan sebagai titik. Kawat, tali, galah

dan semacamnya yang hanya berdimensi memanjang, dapat disederhanakan

menjadi garis.

Pada umumya bentuk dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu bentuk

yang beraturan dan tidak beraturan, yang beraturan adalah bentuk yang

berhubungan satu sama lain tersusun secara rapi dan konsisten, pada umumya

bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris terhadap sumbu atau lebih seperti

bola, silinder, kerucut, kubus dan piramida. Sedangkan bentuk yang tidak

beraturan adalah bentuk dan bagian-bagiannya tidak serupa tapi berhubungan

antar bagiannya tidak berkonsisten..

Jadi dalam penelitian ini, terdapat bentuk-bentuk yang beraturan dan tidak

beraturan pada busana/pakaian adat Molo’opu ini seperti terlihat pada upiah

tilambioo (songkok memakai hiasan) dan pada sunhti yang disematkan dikepala,

Kecubu Lo duhelo (hiasan dada), Kecubu Lo’u (pembalut tangan) , bide alumbu

yaitu bentuk-bentuk daun dan bunga.

2.3 Pengertian Busana Adat.

Busana diambil dari bahasa sangsekerta yaitu bhusana, namun dalam

bahasa Indonesia terjadi pergeseran arti busana menjadi padanan pakaian. Busana

/ pakaian merupakan dua hal yang berbeda. Busana merupakan segala sesuatu

yang kita pakai mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, busana ini mencakup

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

7

busana pokok, pelengkap (mileneris dan aksesoris) sedangkan pakaian merupakan

bagian dari busana yang tergolong pada busana pokok. Jadi pakaian merupakan

busana pokok yang digunakan untuk menutupi bagian-bagian tubuh, (Anonim,

1983 : 2).

Busana adalah segala sesuatu yang dikenakan seseorang mulai dari ujung

rambut sampai keujung kaki, yang meliputi semua benda yang melekat dibadan

yang dibuat dari bahan tekstil, ( Roesmini Ws, 1984 20).

Dalam tulisan ini busana juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

menempel pada tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki, yang berfungsi untuk

menambah nilai estetika. Busana disamping sebagai syarat kesehatan juga

berfungsi sebagai penutup tubuh, melindungi tubuh, menambah nilai estetika,

memiliki rasa keindahan, memenuhi syarat peradaban dan kesusilaan.

Menurut (Palantaminang.wordpress.com/pakaian adat) Adat adalah

aturan, kebiasaaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu masyarakat

atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi masyarakat

pendukungnya. Selain itu juga Adat merupakan norma yang tidak tertulis, namun

sangat kuat mengikat sehingga anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat

istiadat akan menderita, karena sangsi keras yang kadang-kadang secara tidak

langsung dikenakan.

Sedangkan Pakaian adat adalah semua kelengkapan yang dipakai oleh

seseorang yang menunjukkan ethos kebudayaan suatu masyarakat dengan melihat

pakaian tersebut sesorang akan mengatakan bahwa orang tersebut dari daerah

tertentu.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

8

Seperti yang telah dikemukakan dari beberapa pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa busana adat atau pakaian adat adalah busana yang

dikenakan pada kebiasaan tertentu seperti pada upacara kebesaran yang biasa

dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri selain itu juga busana adat adalah semua

kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkakan etos kebudayaan

suatu masyarakat dan citra suatu daerah.

Menurut Buloto Djakaria 2002 : 3 bahwa pakaian adat dibagi atas dua

yaitu Pakaian Adat Liango merupakan pakaian adat yang dipakai pada suasana

penuh kegembiraan dan kebahagiaan dan Pakaian Adat Baya Lo Bulilo

merupakan pakaian adat yang dipakai pada suasana berduka cita.

Adapun Pakaian Adat Liyango dibagi menjadi lima yaitu yang pertama

Pakaian adat Liyanga Daa (Pohutu Daa) yakni Pakaian Kebesaran adat yang

lengkap dipakai pada Upacara Kebesaran adat, yang kedua Pakaian adat Liyango

( Pohutu ) yakni Pakaian kebesaran adat dipakai pada upacara kebesaran adat

yang ditentukan oleh Ketua adat (Tibate/Tiwuu) dan Kepala adat (Khalifah) yang

ketiga Pakaian adat Pohu-Pohuli yaitu pakaian Adat tidak lengkap, yang keempat

Pakaian Adat Ta Dadata yaitu pakaian adat orang kebanyakkan dan yang kelima

yaitu Pakaian adat Lo Wato yakni Pakaian Adat budak dalam hal ini perbudakan

di Gorontalo sudah dihapus sejak sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik

Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, (Buloto Djakaria 2002 :4).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

9

2.4 Upacara Molo’opu.

2.4.1 Pengertian

Upacara Molo’opu merupakan salah satu kegiatan upacara adat yang

termasuk pada aspek penyambutan tamu (Pohutu motombulu) yaitu penjemputan

atau penyambutan secara adat kepada pemimpin untuk menempati rumah jabatan

(yiladia) yang diberlakukan kepada pejabat pemerintah daerah yang mempunyai

wilayah tertentu ( Anonim 2010 :1).

Upacara Molo’opu adalah salah satu adat Gorontalo mengukuhkan

pembesar daerah. (Radar Gorontalo Edisi 14 Juni 2010). Menurut Wuqu Suwawa

(Djumadi Botutihe, hasil wawancara tanggal 16 Juni 2011 ) Upacara Molo’opu

adalah upacara penobatan atau pengukuhan bagi pemimpin baru yang telah

dilantik baik Gubernur/ Bupati, Wakil Bupati /Sekda dan Camat. Selain itu juga

dikatakan oleh Wu’u Suwawa bahwa Moloopu sebagai sarana untuk

memberitahukan kepada seluruh rakyat diwilayah tersebut bahwa mereka sudah

memiliki pemimpin baru. Sedangkan menurut budayawan Rukmin Otaya

Molo’opu adalah upacara penobatan atau pengukuhan pada khalifah baru yang

memimpin suatu daerah tertentu ( hasil wawancara mei 2011).

Menurut Hi Medi Botutihe hasil wawancara tanggal 26 desember 2011

Moloopu adalah Upacara penjemputan secara adat dari rumah kediaman pribadi

kerumah dinas yang akan ditempati (yiladia). Selain itu juga menurut informan

Hasdin Danial pada tanggal 01 Juli 2012 Molo’opu artinya Pangku atau

memangku, jadi Molo’opu adalah suatu upacara adat penobatan pada khalifah

baru untuk memangku jabatan selama waktu yang telah ditentukan.. Dan apabila

upacara molo’opu ini tidak dilaksanakan maka akan mendapat sangsi berat berupa

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

10

penyakit yang susah disembuhkan, kena musibah karena sudah melanggar adat

yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut pendapat nara sumber Karim Pateda molo’opu

adalah upacara penjemputan secara adat dengan makna satu penghargaan kepada

pejabat yang dinobatkan secara resmi dan dinyatakan kepada khalayak atau

masyarakat yang ada diwilayah itu untuk diterima dan diperkenankan

menjalankan tugas (hasil wawancara 12 Juli 2012).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas upacara adat

Molo’opu dapat disimpulkan sebagai salah satu kegiatan upacara adat

penyambutan sekaligus penobatan atau pengukuhan secara adat di Gorontalo bagi

pemimpin baru yang terpilih seperti Olongia, Jogugu/ huhhu, Wuleya Lolipu,

untuk menjalankan tugas memimpin suatu wilayah tertentu.

Pada upacara kebesaran adat Molo’opu (Penobatan ) ada beberapa tahapan-

tahapan adat penyambutan yang harus dilalui pada proses penyambutan yang akan

dinobatkan yaitu mopotupalo, mopodiambango, mopobotulo, mopotuwoto,

mopohulogo, mopotilolo, mopeelu, meduga dan mengabi. Adati Molo’opu yang

diawali dengan adati mopotolunggo adalah upacara adat yang dilakukan untuk

mengantar pemimpin lama dari rumah dinas (yiladia) kerumah kediaman pribadi.

Kemudian dilanjutkan dengan upacara prosesi adat Molo’opu yaitu penyambutan

atau penobatan pemimpin baru dari rumah kediaman pribadi ke rumah dinas

(yiladia). Sejumlah nasehat bijak sekaligus larangan disampaikan para pemangku

adat dalam prosesi Molo’opu, nasehat-nasehat tersebut disampaikan secara

bergantian dalam bahasa Gorontalo yang mengingatkan para pemimpin daerah itu

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

11

untuk bersikap bijaksana serta merangkul dan membantu rakyatnya dalam

kesusahan

2.4.1 Golongan Dan Busana/Pakaian Adat Penyambut Dan Yang Disambut

Pada Upacara Molo’opu

2.4.1.1 Golongan Penyambut

Penyambut dalam upacara penyambutan adat terdiri dari tiga golongan

yaitu, golongan pemangku adat, yang dikenal dengan golongan ’baate’ dan wuqu

serta pembantunya. Mereka disebut Buatolo Aadati, Golongan Agama disebut

Buatolo Saraqa, golongan Talenga Daqa dengan pembantunya (bagian keamanan

upacara secara adat, di Suwawa disebut golongan Bakla dan Limboto disebut

Buatulo Bala (Abdussamad 1985 : 7).

A. Golongan Pemangku Adat.

a. ’Baate’ dan ’Wuqu’

’Baate’ dan ’Wuqu’ dahulu berbeda dalam kedudukan. Wuqu adalah

pangkat yang timbul karena kebutuhan pada saat itu Suwawa bersifat

nonstruktural. Baate merupakan istilah yang berasal dari Gowa (Bate-batena),

kemudian dipakai dalam peradatan di Gorontalo. Tetapi sekarang kedua

panggilan gelar itu dianggap sama, hanya wilayah panggilan yang berbeda.

Baate dipakai di Limboto, sedangkan Wuqu dipakai di Suwawa.Diwilayah

Gorontalo (Kota Gorontalo), Bulango (Tapa) dan Atinggola kedua panggilan

itu (Wuqu dan Baate) dipergunakan sama. Seperti tertuang dalam sajak

(Tujaqi), dalam masyarakat Gorontalo dikenal Ma pilopota yilalea, Di duulu

hi lebe-lebea, Ma yilalea pilopota, Di duulu hi labo-labota. Yang artinya

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

12

Janur telah dipotong rata, tiada yang lebih dari yang lain, janur telah dipotong

rata tiada yang tinggi dan rendah (Abdussamad 1985: 8).

Dalam penyambutan maka Baate dan Wuqu ini menjadi pemimpin dan

pengatur pada pelaksanaan upacara adat Molo’opu, serta memakai pakaian

yang telah ditentukan seperti memakai kimono panjang dan celana panjang

berwarna Ungu ( Ulito atao Hungo lo alata) , memakai Payungo atau destar

yaitu kain batik yang berwarna coklat yang dililitkan dikepala, memakai Eluto

semacam senjata tajam dengan ukuran sedang yang diselipkan dipinggang

kemudian memakai sepatu berwarna hitam.

Gambar 1. Busana untuk Pemangku Adat

Foto: Penulis Februari 2011

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

13

b Kimalaha

Kimalah menurut Dr.S.R. Nur, SH dalam buku (Empat Aspek Adat

Daerah Gorontalo 1985 : 9) berasal dari bahasa Tarnate yang berarti orang

yang baik, Kimalaha ini menjadi pembantu Bate dan Wuqu pada saat Upacara

adat Molo’opu dan pakaian yang dikenakan pada saat upacara yaitu memakai

kimono berwarna polos, memakai celana panjang warna putih dan memakai

Payunga atau destar yang berkain batik berwarna hitam coklat diatas kepala,

dan memakai sepatu.

Gambar 2. Busana untuk Pemangku Adat Foto: Meri Ngaju Februari 2011

c. Olowala Lo Pulangga dan Oloihi Lo Pulangga

Disamping Kimalaha, menurut (Abdussamad 1985 : 9-10 ) Baate

dibantu oleh dua perangkat pemangku adat lain yang sudah mendapat gelar.

Mereka terbagi dua sesuai posisi dalam penyambutan yaitu Bubato Olowala

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

14

dan bubato Oloihi. Bubato Olowala pembuat undang- undang dan Bubato

Oloihi pelaksana pemerintahan dan upacara.

Olowala Lo Pulangga adalah pemangku-pemangku adat yang berada

pada posisi sebelah kanan. Mereka biasanya dimintai pendapat oleh Baate

pada setiap upacara adat, mereka masing-masing :

Molowahu : bertugas mengamat-amati segala pelaksanaan upacara adat

dan melaporkan kepada Baate

Limehe : Bertugas melaksanakan acara tilolo dan dudelo.

Biqu : Bertugas mempersiapkan bahan-bahan diluar halaman

istana (Yiladia)

Bubode : Bertugas mempersiapkan perlengkapan bagian dalam

istana (Yiladia)

Buhu : Bertugas mempersiapkan peradatan yang akan di

persembahkan kepada tamu.

Lamu : Bertugas mengatur tamu dan tempat duduk mereka.

Lolodato : Bertugas mengadakan musyawarah (dulohupa) dan

mengundang.

Bionga : Bertugas melayani tamu secara adat, menyuguhkan tilolo,

dudelo, pemama dan hukede (tempat ludah)

Bulota : Bertugas melayani tamu pada saat tiba acara mopeelu

(memberi minuman)

Luwadu : Hampir sama dengan biqu dan menyiapkan santapan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

15

Oloiho LoPulangga adalah pemangku-pemangku adat yang berada pada

posisi sebelah kiri, mereka sebagai pelaksana apa yang telah

dimusyawarahkan Baate dan olowala Lo pulangga, mereka masing-masing :

Pentadio : Bertugas memandang jauh segala pelaksnaan adat

(sebagai pengawas)

Wontipo : Bertugas mengembalikan alat-alat peradatan seperti tilolo,

dudelo, pomama dan hukede ketempatnya semula,

Dumoqoto : Bertugas mengembalikan tempat minum setelah selesai

acara mopeelu.

Motoduto : Bertugas mengatur adat sebelum dilaksanakan, seperti

mengatur tilolo, dudelo, pomama dan hukede.

Boqungo : Bertugas sama dengan motoduto.

Timbuqu : Bertugas menerima dan mangatur tamu

Baangio : Bertugas memprsiapkan alat tempat duduk, permadani

tikar dan lain-lain di yiladia

Buqudu : Bertugas mempersiapkan tempat duduk, meja pada bagian

depan yiladia.

Tilalohe : Bertugas sama seperti Buqudu

Helingo : Bertugas mengatur urusan belakang.

Pakaian kedua puluh orang pemangku adat itu adalah

- Kimono dengan celana panjang dengan warna yang bermacam-macam tetapi

tidak boleh sama dengan Baate dan Kimalaha.

- Sarung yang tergulung dan dikatkan dipinggang yang ujungnya menuju keatas

dan kebawah, kekiri dan kekanan. Keatas dan kebawah artinya penanda pelaksana

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

16

hukum (butoqo), kekiri dan kekanan penanda tertib, patuh dan disiplin.

Kedudukan oloihi lo pulangga dan olowala lo pulangga mempunyai jenjang

anggota oloihi lo pulangga dapat diangkat menjadi olowala lo pulangga setelah

memenuhi persyaratan yaitu bersikap dan bertingkah laku yang baik dan memiliki

keterampilan yang makin meningkat dalam hal peradatan.

Gambar 3 Busana untuk Pemangku Adat Foto: Sukri September 2011

d. Golongan Agama

- Kadli

Kadli mengepalai golongan agama ( butoqo saraqa) pada saat upacara

penyambutan memakai busana jumba hitam atau gamis kopiah yang diberi

serban berbintik emas.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

17

Gambar 4 Busana untuk Golongan Agama (Kadli) Foto: Penulis Februari 2011

- Moputi ( mufti).

Tugasnya dalam upacara ialah mengawasi pelaksanaan syariat bersama-

sama Kadli. Pakaiannya sama denga Kadli tetapi selendang pada bahu dibuat

menjadi bentuk segitiga, ujungnya terkulai kebawah didepan dada, memakai

celana putih dan sepatu berwarna hitam.

- Imam.

Imam termasuk pembantu Kadli dam Moputi. Pakaianya jumba yang

berwarna, tetapi tidak boleh sama dengan Kadli dan Moputi, memakai gamis,

kopiah yang dililit dengan serban putih, selendang yang tergulung diatas bahu

yang ujungnya terkulai kebawah berbentuk segi empat, celana panjang putih,

sarung diikatkan dipinggang dan memakai sepatu.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

18

Gambar 5. Busana untuk Golongan Agama (Imam) Foto: Sukri September 2011

- Saradaqa.

Saradaqa biasanya sebagai pemegang ketertiban dalam mesjid dan dalam

Upacara adat. Pejabat ini bertugas menjaga tegaknya syariat kalau perlu dengan

kekerasan yakni mencambuk pelanggar. Dahulu untuk menjadi saradaqa harus

memenuhi syarat yaitu keturuan sekurang-kurangnya waliwali mowali,

berpendidikan agama dan menguasai dunia persilatan. Pakaianya kameja putih

lengan panjang, games sampai lutut, diluar gamisi ada sadariah semacam kaus

yang tidak berlengan, memakai kopiah Turki (sumu) warna merah, selendang

terlipat dipegang ditangan kiri, memakai celana panjang putih, cemeti yang

panjangnya kira-kira 60 cm dan memakai sepatu.

-Bilale

Bilale mempunyai tugas mengumandangkan adzan dimesjid . Setiap waktu

ia bertugas memanggil jemah menuju kemesjid untuk sholat dan mecari

kemenangan, pakainnya gamisi yang berwarna putih hanya sampai dilutut,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

19

memakai kopiah karanji khas Gorontalo, dan dililit dengan kain putih (dutungo)

dan memakai sepatu.

- Khatibi

Khatibi bertugas untuk membacakan khotbah pada waktu sholat Jumat.

Pakaiannya gamisi sampai diatas lutut, kopiah dan dutongo seperti pada Bilale,

memakai celana panjang putih dan sepatu.

-Kasisi

Kasisi bertugas dalam bidang agama didesa-desa. Tugasnya itu bersifat

umum. Pakaiannya yaitu Boqo kiki, semacam baju kin berwarna putih, kain

sarung yang terurai sampai kebawah didalam boqo kiki, kopiah keranjang dengan

dutongo putih, selendang yang disandang pada bahu kanan memakai celana

panjang berwarna putih dan sepatu.

e. Golongan Talenga Daqa ( Bala) dan Pembantunya.

-Apitalau

Apitalau biasa disebut denga Kapten Laut. Ia bertugas sebagai kepala

keamana secara keseluruhan dalam peradatan. Pakaiannya Apitalau adalah jas

tutup yang berwarna hitam, celana panjang hitam memakai payungo atau destar

yang berwarna kemerah-merahan dikepala, keris terselip dipinggang, tongkat

ditangan kiri dan memakai sepatu.

-Talenga atau Mayulu

Talenga atau Mayulu adalah pembantu Apitalau. Talenga terdiri dari

Talenga Lo Kadato bertugas menjaga keamanan lembaga, Talenga Lo Lahuwa,

bertugas menjaga keamanan kerajaan, Talenga Lo Hungia bertugas menjagan

keamanan wilayah, Talenga Lo Yiladia bertugas menjaga kemanan istana,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

20

Talenga Lo Hua, yang bertugas menjaga keamanan didepan pintu gerbang.

Pakaiannya sama dengan Apitalau tetapi tidak memakai keris.

- Taquwa Lo Pobua

Taquwa Lo Pobua adalah komondan regu penjaga keamanan . Pakaiannya

baju kin hitam, celana panjang berwarna hitam, payungo atau destar, pentung

ditangan kanan dan memakai sepatu.

-Pobuwa

Gambar 6. Busana untuk Golongan Talenga (Penari Longgo) Foto: Penulis Februari 2011

Pobuwa bisa disebut juga dengan Paaha. Tugas Pobuwa adalah menarikan

tari perang yang disebut dengan tari longgo. Caranya seorang penyerang dan

yang lain menagkis, lalu bergantian terus menerus. Mereka biasanya terdiri dari

dua atau tiga pasang. Pakaiannya baju kin berwarna putih, celana panjang

berwarna hitam, kain sarung berwarna hitam yang dililitkan tergulung dipinggang,

memakai destar merah, aliyawo, semacam perisai yang berukuran panjang 1meter

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

21

dan lebar 15 cm, huwangga atau kalumbi semacam keris yang berukuran

menengah, dipegang dengan tangan kanan serta memakai sepatu.

- Ta to Hantalo

Gambar 7 : Towohu Hanthalo Repro : Penulis 2009

Sumber : Bandhayo Poboide

Ta to Hantalo biasa juga disebut Wombuwa. Dahulu sebelum penganutan

islam adalah Ketua upacara-upacara mistik. Tugasnya adalah menabuh atau

memukul genderang kebesaran adat yang disebut dengan Hantalo. Ada empat

macam Hantalo do Gorontalo yaitu Towohu Hantalo ( Genderang kebesaran),

Towohu tihi (genderang mesjid), Towahu tuita ( Genderang mistik)dan Towohu

tihuqo ( genderang perang ). Pakaiannya baju kin berwarna hitam, celana panjang

putih, memakai destar dari batik dan sepatu.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

22

f. Wali-wali Mowali

Wali-wali Mowali adalah termasuk keluarga Olongia atau Jogugu yang

juga berhak menjadi Olongia/jogugu apabila ada kesempatan. Mereka bertugas

membantu memberi petunjuk dan juga memberi pertimbangan dalam upacara

penyambutan secara adat. Pakaiannya adalah kemeja lengan panjang, celana

panjang, memakai jas, sarung yang dililitkan secara lipat dua diluar jas dan

memakai kopiah berwarna hitam serta memakai sepatu.

g. Golongan para undangan.

Pada acara upacara adat Molo’opu, sesuai aturan yang berlaku para

undangan diwajibkan memakai boo takowa daa, takowa kiki dan bide ngoputu

(sarung yang dilipat dua dililit didalam baju koko) untuk laki-laki seperti terlihat

pada gambar 9 , sedangkan untuk undangan wanita memakai busana galenggo

(Boo tunggohu) dan rok bide (tidak memakai celana panjang) dengan jenis warna

yang telah ditentukan pula, biasanya warna yang boleh dipakai adalah pada acara

ini warna merah, kuning, hijau, ungu ( warna tilabatalia). Pada acara Molo’opu

ini tidak dibenarkan memakai baju berwarna putih, biru karena kedua warna ini

termasuk pada warna suasana duka (baya lo bulilo). Tetapi pada kenyataannya

busana yang dikenakan oleh para undangan khususnya ibu-ibu masih banyak

yang memakai busana yang berwarna duka (warna Baya Lo bulilo) seperti terlihat

pada gambar 8

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

23

Gambar 8. Busana untuk para undangan Foto : Penulis Februari 2011

Gambar 9 : Busana para undangan

Foto : Penulis Februari 2011

2.4.1.2 Golongan Yang Disambut

a. Tamu yang disambut.

Apabila tamu yang disambut berasal dari luar daerah Gorontalo, maka

persyaratan pakaian sebagai berikut :

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

24

- Apabila pejabat-pejabat yang disambut sebagai tamu itu memakai pakaian

dinas, maka kepadanya dipakaikan kopiah saja.

- Apabila tamu yang disambut itu tidak memakai pakaian dinas maka

kepadanya ditawarkan pakaian adat. Tamu diundang ke tempat khusus

oleh wali-wali Mowali untuk mengenakan pakaian adat.

- Apabila tamu tidak bersedia, maka tamu itu minimal memakai kopiah

hitam dengan baju atau kemeja lengan panjang. Kepadanya hanya

dikenakan Tinepo atau penghargaan bukan adat .

- Dalam situasi tertentu dapat diadakan penyesuaian, asal saja pakaian itu

masih dalam batas wajar untuk disambut.

b. Olongia, Jogugu, Wuleya Lo Lipu Yang di sambut.

Busana yang dikenakan oleh orang yang akan disambut/ dinobatkan

(Olongia, Jogugu, Wuleya Lo Lipu) yaitu memakai alapiah atau kopiah hitam

ditengah-tengah dihiasi dengan pita warna kuning keemasan. Antali adalah Boo

takowa, yang diberi hiasan pita warna kuning keemasan, melilit pada leher

dengan dua buah tali, Antali memiliki kancing dua buah ukuran kecil pada bagian

leher, lima buah ukuran besar diatas baju dan tiga buah ukuran sedang dibagian

pergelangan tangan. Lipa-lipa ( sarung ) yaitu bide ngoputu, dipakai dibahagian

dalam antali, kelihatan diluar hanya selebar tapak tangan. Tapi untuk penelitian

ini hanya memfokuskan pada busana yang dikenakan oleh jogugu/sekda selaku

orang yang akan disambut yaitu memakai bo’o takowa daa, upiah tilambio

(songkok memakai pita kuning emas), palipa bide( sarung), salupa (sepatu),

untuk Mbui ( isteri sekda), memakai boo tongguhu (galenggo). Diatas baju

tersebut dihiasi dengan selapis hiasan dada yang disebut kecubu toduhelo,kecubu

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

25

lo olu’u biasa disebut petu serta memakai hiasan dikepala yaitu sunthi serta

memakai rok bide yang terdapat hiasan kepingan emas yang berbentuk bunga dan

daun yang berderet teratur kebawah. Seperti terlihat pada gambar 10 dibawah ini:

Gambar 10. Busana untuk orang yang akan dinobatkan. Repro : Penulis Agustus 2012

c. Bagian-bagian Busana adat Molo’opu yang disambut

1. Busana bagian atas

Busana bagian atas yang dikenakan untuk wanita seperti terlihat pada

gambar 10 adalah konde yang dibalut oleh jilbab dan sunthi, Sunthi

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

26

berbentuk setangkai bunga pecah piring ( bunga krisan ) yang disematkan

pada sanggul bagian belakang. Untuk laki-laki hanya memakai upiah

tilambio (songkok memakai pita kuning emas).

2. Busana bagian tengah

Busana bagian tengah untuk wanita terdiri dari bo’o galenggo atau baju

kurung, yang berwarna kuning , kecubu lo duhelo (penutup dada), kecubu

lo ulu’u (pembalut lengan), petu dan pateda (gelang) dan rok bide

alumbu. Sedangkan untuk laki-laki hanya memakai boo takowa daa

berwarna kuning memakai kancing 6 buah .

3. Busana bagian bawah

Seperti terlihat pada gambar 10 diatas, busana bagian bawah untuk wanita

hanya memakai rok bide berbentuk siluet H, terdapat hiasan yang berderet

teratur kebawah, penempatan hiasan ini mengikuti pengaturan tempat

duduk para pejabat kerajaan biasa disebut dengan bulita. Untuk pria hanya

memakai celana panjang dan bide ngoputu ( sarung) yang dililit dipinggang

didalam baju koko dan memakai salupa (sepatu)

2.5. Pengertian Olongia, Jogugu, Wuleya lo Lipu.

Olongia adalah Raja, Jogugu adalah Pembantu Raja, Wuleya Lolipu

adalah Camat. atau orang yang memangku kedudukan sebagai kepala

pemerintahan disalah satu wilayah di daerah Gorontalo( Abdussamad 1985:14).

Menurut informan Rukmin Otaya wawancara mei 2011 (Olongia adalah Kalifah

atau Gubernur/Bupati yang memimpin suatu wilayah, jogugu/huhuhu adalah

wedana atau pembantu Gubernur/Bupati yang menggantikan atau mewakili posisi

Olongia disaat berhalangan didalam menjalankan tugas pemerintahan disuatu

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/5937/5/2012-1-88210-544409025-bab2... · gaya bahasa yang melukiskan suatu benda dengan mempergunakan benda-benda lain

27

wilayah/daerah, sedangkan Wuleya Lolipu adalah camat yang memimpin

sebagian kecil daerah/wilayah tertentu.

Dengan adanya perubahan struktur pemerintahan setelah Indonesia

merdeka, kerajaan-kerajaan didaerah ini berubah statusnya, maka jabatan Olongia

dihapus dan diganti dengan jabatan lain sesuai dengan UUD 1945. Dengan

terhapusnya jabatan Olongia dan diganti jabatan Gubernur/Bupati, Jogugu

diganti wakil Gubernur/Wakil Bupati atau Sekda dan Wuleya Lolipu adalah

camat yang memimpin suatu wilayah tertentu (Abdussamad 1985: 36).