BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI A. Tinjauan …
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI A. Tinjauan …
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian skripsi ini, peneliti merujuk ke beberapa penelitian yang
dilakukan sebelumnya, yaitu:
1. Jurnal penelitian M. Nasor yang berjudul “Optimalisasi Fungsi Radio
Sebagai Media Dakwah”. dalam penelitianya menyatakan ada beberapa
aspek pengaruh karakteristik terhadap kemampuan radio siaran sebagai
media dakwah tersebut, diantaranya adalah daya langsung, daya tembus,
daya tarik. Dari karakteristik tersebut maka dapat dijadikan sebagai
referensi dalam proses produksi hingga penyiaran dakwah di melalui
radio.1
2. Artikel Fitri Yanti yang berjudul “Membangun Radio Komunitas Sebagai
Media Dakwah”. dalam penelitianya menyatakan dalam surat Al-Taubah
ayat 71. Perintah Rasulullah yang masih terus berlaku menjadi tanggung
jawab pelaksanaannya semasa hidup, tidak hanya di dalam waktu tertentu
dan situasi tertentu. Pada tingkat realisasi, dakwah Islamiyah harus
memenuhi beberapa unsur, diantaranya adalah juru dakwah, sasaran,
materi, metode, strategi dan media dakwah. Dalam hal ini, radio komunitas
rnerupakan media dakwah yang efektif menyentuh kesadaran bagi sasaran
dakwah.2
1 Febry Alfajran, Ali Nupiah, and Al-quran Hadis, “Strategi Radio Suara Padang Fm Dalam
Pengelolaan Siaran Dakwah Dalam Rangka Pembinaan Diri Nabi Dakwah Islam Pertama Kali Dibawa Oleh
Rasulullah Sejak Beliau Diangkat Menjadi Rasul Seiring Datang” 1, no. 1 (2019): 79–91. 2 Ibid.
7
3. Skripsi yang ditulis oleh Rafika Hidayat mahasiswa Universitas Islam
Negeri Allaudin Makasar yang berjudul “Strategi Dakwah Radio Syiar
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Dalam Meningkatkan Mutu Siaran
Keagamaan”. dalam penelitianya menyatakan Melihat tujuan utama dari
Radio Syiar yaitu membidik kaum muda sebagai orientasi dakwahnya.
Disebutkan bahwa sebagian besar pendengar menanggapi dengan merasa
cocok terhadap metode dakwah pada program yang disiarkan, karena pada
dasarnya menurut Radio Syiar metode ini dirasa tepat untuk kaum muda.3
4. Artikel yang ditulis oleh Ahmad Zaeni yang berjudul “Dakwah Melalui
Radio: Analisis Terhadap Siaran Dakwah Di Radio PAS FM Pati”. dalam
penelitianya menyatakan bahwa capaian acara baik melalui dialog
interaktif dan rekaman adalah untuk memberikan siraman rohani tentang
ajaran Islam agar masyarakat mudah memahami pengetahuan ajaran Islam,
dan memberikan kesempatan kepada pendengar untuk bertanya- tanya
langsung secara on air.4
Berdasarkan dari penelitian yang telah peneliti paparkan di atas, sama-
sama membahas tentang dakwah melalui radio, sedangkan perbedaannya
penelitian ini lebih fokus membahas tentang program Kuliah Subuh di Radio
Gema Surya FM Ponorogo.
3 Nasor, “Optimalisasi Fungsi Radio Sebagai Media Dakwah.” 4 Ahmad Zaini, “Dakwah Melalui Radio: Analisis Terhadap Format Siaran Dakwah Di Radio PAS FM
Pati,” AT-TABSYIR: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam 4, no. 1 (2016): 71–94.
8
B. Landasan Teori
1. Pengertian Dakwah, Unsur-Unsur Dakwah, Urgensi Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Islam adalah agama paling universal dan kompleks yang syarat akan
nilai karakter kepribadian dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Kehidupan
di sini mencangkup dalam keluarga dan di masyarakat, dalam hubungan
kenegaraan, maupun hubungan kepada Allah SWT.5 Pesan kedamaian inilah
yang seharusnya kita terima sebagai suatu keniscayaan yang dilakukan dengan
penuh kesadaran tetap saling menghormati satu dengan yang lainya.
Pesan damai dalam Islam dikenal dengan sebutan dakwah. Dakwah
dapat diartikan mengajak, atau dalam istilah lain seperti propaganda,
pencerahan, pendidikan, dan pengajaran.6 Dalam hal berdakwah jelas
bahwasanya dalam hal mengajak kita harus berfikir serius tentang bagaimana
dan apa yang sedang kita hadapi dalam realitas masyarakat yang ada. Ketika
manusia dalam keadaan lemah atau dalam fase kehilangan semangat hidup,
maka sangat jelas akan mencari-cari informasi apa yang bisa membuat tenang
atau mengembalikan semangat hidupnya kembali.
Dakwah bisa dimaknai juga sebagai implementasi dari istilah amar
ma’ruf nahi munkar. istilah tersebut secara jelas bahwa dakwah mempunyai
tujuan membuat seseorang tidak hanya berbuat baik saja, tetapi juga harus
mencegah yang buruk dalam hidup. Akhirnya besar harapan dakwah dapat
membebaskan seseorang dari kebuntuan pikir, kemiskinan hati, dan kemalasan.
5 Dhian Wahana Putra, “Nilai Pendidikan Karakter Al-Qur’an Surat Ali-Imran Ayat 102-104 Pada
Kurikulum Darul Arqam Dasar (DAD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),” Tarlim : Jurnal Pendidikan
Agama Islam 2, no. 1 (2019): 9. 6 Nurwahidah Alimuddin, “Konsep Dakwah Dalam Islam,” Jurnal Hunafa 4, no. 1 (2007): 73–78.
9
Dari berbagai pengertian di atas, maka kita bisa memaknai bahwasanya
dakwah adalah ajakan yang tidak terbatas dalam konteks kebaikan. Jika kita
mengajak kepada keburukan maka jelas itu tidak masuk dalam kategori bukan
termasuk konteks dakwah. Jadi kita sebagai manusia yang mempunyai sifat
sosial, sudah jelas kita dianjurkan merawat kedamaian dalam kehidupan sehari-
hari. Baik berdamai dengan diri sendiri, orang lain, maupun dengan Allah
SWT.
b. Unsur-Unsur Dakwah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat kita pahami sebagai tolok ukur
keberhasilan dakwah ditentukan oleh beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut
adalah bagian dari elemen dakwah yang tidak bisa kita pisahkan agar apa saja
yang dilakukan dalam berdakwah bisa terukur, terstruktur dan masif. Adapun
unsur-unsur tersebut antara laim, sebagai berikut:
1) Subjek dakwah
Subjek dakwah dalam Islam seringkali disebut sebagai da’i, ulama, ustadz,
dan lain sebagainya. Jadi dalam hal ini bisa disebut sebagai aktivis
dakwah. Sekarang kita memasuki era teknologi dan informasi, yang mana
perkembangan teknologi dan informasi telah dijadikan dunia ke dua yang
bisa kita sebut sebagai dunia maya. Informasi tidak mengenal ruang dan
waktu di manapun manusia berada. Bahkan tanpa kita mencari dengan
sengaja informasi dapat masuk dengan sendirinya yang sering kita sebut
sebagai notifikasi.7 Perkembangan tersebut tentunya menjadikan aktivis
dakwah berfikir apakah segala fenomena tersebut menjadi peluang atau
7 Ibid.
10
tantangan. Berarti subjek dakwah secara pemikiran dan pengetahuan
diharapkan mampu membaca realitas di masyarakat.
2) Materi dakwah
Islam merupakan konsep agama dengan berlandaskan pada pengetahuan,
baik pengetahuan yang berdasarkan data-data empirik maupun melalui
pendekatan spekulatif terhadap hal metafisika, pengetahuan melalui intuisi
dan pengetahuan yang diperoleh dari al-Qur’an dan Hadits. Begitu juga
Islam tidak memperhadapkan satu macam pendekatan keilmuan dengan
aneka ragam pengetahuan yang dihasilkannya. Penerimaan Islam terhadap
berbagai macam pendekatan keilmuan dan hasil-hasilnya sekaligus, karena
Islam memandang bahwa semua pengetahuan dari Allah SWT.8 Maka
materi dakwah menjadi salah satu unsur yang wajib bagi aktivis dakwah
untuk menguasai ilmu pengetahuan.
3) Metode dakwah
Dalam berdakwah juga harus memiliki kerangka acuan dan cara berfikir
dalam menentukan sikap. Sehingga dengan adanya kegiatan dakwah tidak
menimbulkan saling membenci dan menghujat antar manusia yang satu
dengan yang lain. Sebagai representasi dari metode dakwah ini adalah
adanya inovasi media dakwah. Menurut Hamzah Ya’kub media disebut
juga sebagai wasilah. Ia menerangkan bahwa ada lima macam wasilah,
yaitu sebagai berikut :
a) Media dakwah menggunakan lisan ini menggunakan indera mulut
dengan mengeluarkan suara. Biasanya dilakukan dengan cara pidato,
8 Agung, “Konsep Pendidikan Karakter Islami : Kajian Epistimologis,” Al-Tarbawi Al-
Haditsah :Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 2 (2018): 52–70.
11
tausyiah, atau khutbah. Secara umum bisa kita pahami dengan
ceramah.
b) Media dakwah menggunakan tulisan dapat dimaknai dengan menulis
teks dalam bentuk buku, opini, artikel, dsb. Pada intinya tulisan
tersebut diharapkan bisa memberikan pencerahan kepada setiap
pembacanya. Tentu dalam menulis ini selain memiliki ilmu yang
cukup, harus memperhatikan kaidah penulisan.
c) Media dakwah melalui lukisan. Dalam hal ini kita mengetahui adanya
kaligrafi yang sering kita ketahui sebagai hiasan dinding. Hal tersebut
dilakukan agar setiap hari seseorang diberikan informasi yang
bersumber dari lukisan yang sedang di lihat.
d) Dakwah melalui audiovisual. Media dakwah yang satu ini sudah
termasuk media yang cukup maju di era saat ini. Baik audio maupun
audiovisual media ini dapat merangsang indera penglihatan,
pendengaran, atau kedua-duanya, seperti TV, radio, internet, dan
sebagainya.9
4) Tujuan dakwah
Tujuan dakwah tidak lain adalah dalam rangka penyampaian pesan
spiritual yang kemudian akan bermakna menyelamatkan umat dari
berbagai permasalahan dalam hidup dan untuk mewujudkan cita-cita ideal
masyarakat utama menuju kebahagian dan kesejahteraan hidup baik dunia
mapun akhirat.10
9 Ibid. 10 Ibid.
12
c. Urgensi Dakwah
Harus kita saat sedang berada pada era modern.11 Dengan adanya
berbagai masalah dunia yang dinamis baik karena pengaruh suasana ekonomi,
politik, hukum, maupun pendidikan semua ini tidak bisa kita hindari. Sehingga
fenomena hidup yang mewajibkan manusia untuk terus berfikir harus
mempunyai keputusan-keputusan bijak dalam menjalani kehidupan.
Ketika kita memiliki kesadaran bersama bahwasanya yang benar itu
harus kita lakukan dan yang salah itu harus kita hindari bahkan kita cegah,
maka kerusakan dan ketidakseimbangan alam ini akan terganggu. Karena,
semua orang ingin mencari definisi kebenaran menurut kepentinganya.
Kepentingan itulah yang seharusnya tidak hanya dimaknai berdasarkan
kepentingan pribadi melainkan kepentingan orang banyak.
Dakwah sangat dibutuhkan bagi mereka yang mencari petunjuk.
Petunjuk itu adalah harapan satu-satunya bagi mereka yang menemui jalan
buntu dalam memecahkan sebuah masalah. Mencari petunjuk disebut juga
sebagai ikhtiar. Ikhtiar ini juga dilakukan oleh pendahulu kita yaitu Al-Ghazali
ketika waktu itu beliau memikirkan cara berdakwah dalam majelis ilmu.12
Setelah mencari petunjuk dan menemukanya seseorang akan merenungi
tentang apa yang sudah ia peroleh. Dari perenungan inilah yang nantinya
diharapkan akan menemukan solusi atau jalan keluar dari suatu permasalahan
yang sedang dialami. Al-Ghazali sempat mengalami perenungan terhadap
buku-buku filsafat Yunani pada pemikiran Islam. hendaknya para dai
11 Khilman Rofi Azmi, “Model Dakwah Milenial Untuk Homoseksual Melalui Teknik Kontinum
Konseling Berbasis Alquran,” al-Balagh : Jurnal Dakwah dan Komunikasi 4, no. 1 (2019): 25. 12 Ibid.
13
meneladani kisah tersebut untuk merenungkan pengaruh infiltrasi kebudayaan
melalui media massa.13
Dakwah bisa dilakukan baik secara individu maupun kelompok atau
organisasi. Dengan adanya organisasi, segala kegiatan dakwah akan
menjadikan tugas-tugas terperinci dan memudahkan pula bagi pelaksanaan di
lapangan. Pelaksanaan tugas-tugas dakwah ini akan memberi peran yang sesuai
dengan kemampuanya sendiri kemudian diberikannya dalam rangka turut aktif
dalam menyampaikan dakwah itu. Jika kejelasan masing-masing terhadap
tugas dakwah dilakukan dengan terperinci, maka timbulnya salah paham,
ketimpangan, plagiasi, kekosongan (vakum), dan lain sebagainya dapat di
minimalisir.14
Maka berdasarkan beberapa penjelasan di atas kita bisa melihat
bagaimana urgensi dakwah ini mengiringi setiap langlah hidup manusia. Bukan
hanya formalitas menghubungkan pesan-pesan agama saja. Dengan pencarian
dan renungan mendalam dakwah akan menjadi jantung, otak dan kaki manusia
dalam bergerak menyebarkan kebaikan.
2. Pengertian, Sejarah Radio, Perkembangan Radio di Indonesia, Karakteristik
Radio
a. Pengertian Radio
Radio merupakan salah satu media informasi yang bersifat auditif yang
masuk dalam kategoru jenis alat elektronik. Dapat kita pahami bersama
bahwasanya radio adalah alat komunikasi yang menggunakan gelombang
elektromaknetik yang dipancarkan dalam bentuk siaran melalui ruang pada
13 Ibid. 14 Muhammad Rosyid Ridla, “Perencanaan Dalam Dakwah Islam,” Jurnal dakwah 9, no. 2 (2008):
149–162.
14
kecepatan cahaya. Gelombang elektromaknetik yang digunakan untuk alat
elektronik ini sama dengan cahaya dan gelombang panas, hanya saja
frekuensinya lebih rendah.15
Melalui media radio seseorang bisa menikmati beberapa siaran
informasi aktual, hiburan dan pendidikan masal yang sangat populer. Salah
satunya adalah informasi dakwah keislaman. Radio merupakan suara, suara
yaitu syarat utama terpaan radio ke khalayak dan stimulasi yang dikoneksikan
kepadanya oleh pendengar.16 Lewat informasi religius yang disampaikan
melalui radio, maka orang akan senantiasa mendengarkan dengan telinga dan
menerima dengan hati, kemudian dicerna dalam pikiran untuk kemudian
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun besar harapan dari adanya radio yang itu dapat menjadikan
rasa optimis ada 3 hal. Pertama, ruang gerak radio yang tinggi di mana bisa
menggiring pendengarnya kemana-mana, sambil mengerjakan aktivitas lain
pun, seorang dapat mendengarkan radio. kedua, keadaan radio menggiring
pendengar kedalam kenyataan dengan suara-suara dari fakta yang terekam dan
disiarkan. Ketiga, kesegeraan radio menyajikan informasih dan petunjuk yang
dibutuhkan pendengar secara cepat, bahkan secara spontan saat kejadian.17
b. Sejarah Radio
Pada tahun 1985 Guglemo Marconi yanng lahir di Bollogna-Italia
menemukan adanya gelombang eelektromagnetik yang tidak tampak oleh mata
dan bergerak lewat udara dengan kecapatan suara. Pemanfaatan gelombang
15 Abdi Fauji, "Manajemen Radio Dakwah Al-Hikmah Pondo K Pesantren Imam Syafi ’ I Genteng
Banyuwangi Tesis Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Sosial ( M . Sos .)
Hadiono Pascasarjana Iain Jember Manajemen Radio Dakwah Al-Hikmah ” (2019). 16 Ibid. 17 Ibid.
15
tersebut akhirnya digunakan untuk mengirim tanda-tanda melintasi jarak jauh
tanpa harus melalui saluran kawat. Terciptalah perangkat yang kemudian
dikenal dengan nama Radio.18
Radio adalah media utama informasi , hiburan dan pendidikan masal
yang sangat populer. Selama enam puluh tahun lebih radio menduduki peranan
penting, meskipun arti pentingnya bervariasi. Pada beberapa Negara terdapat
lembaga siara berskala Nasional yang dimiliki dan dijalankan oleh pemerintah
seperti BBC (British Broadchasting Corporation) di Inggris.
Disamping radio milik siaran pemerintah masih banyak lagi terdapat
siarann radio milik swasta yang tersebar di semua Negara mulai dari Amerika
Serikat hingga Negara-Negara Komunis. Di Negara-negara yang peran
pemerintahanya begitu kuat, radio pemerintah cenderung lebih menonjol.
Radio milik pemerintah itu mengolah materi-materi komersial maupun non
komersial, dan sangat populer. Salah satu contohnny adalah radio NBC di
Nigeria.
Dengan melihat beberapa fungsional radio dan sejarah awal
diciptakanya radio, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya radio adalah
media yang bersifat informatif dan fleksibel. Fleksibel dalam hal ini adalah
seperti yang sudah dijelaskan di paragraf sebelumnya, kita bisa mendengarkan
radio sambil beraktivitas.
c. Perkembangan Radio Di Indonesia
Sejarah lahirnya tidak terlepas dari lahirnya bangsa Indonesia. Dalam
proses siaran awal sudah berupaya dan berkorban, karena siaran radio pertama
18 Abda, Slamet Muhaimin, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya: al-Ikhlas,1994), hal.92-93
16
di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda. Jika kita membuka
sejarah radio Indonesia maka akan terlihat bahwa adanya radio pertama kali di
Indonesia sekitar tahun 1920an untuk kepentingan penjajah Belanda. Sejarah
akan membawa kita kepada peristiwa penting masa lampau. Sejarah
merupakan disiplin ilmu yang mengajarkan nilai-nilai historis dari sebuah
kejadian. Keteladan dari para pendahulu dapat kita jadikan pedoman dalam
menjalani hidup, terutama mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sejarah didirikannya Radio Republik Indonesia memiliki esensi
subtansial yang wajib untuk dibahas oleh generasi saat ini. Kita tidak bisa serta
merta melupakan sejarah atau apatis dengan sejarah. Bisa jadi kejadian yang
sedang kita alami saat ini sama dengan kejadian masa lalu sehingga kita punya
beberapa alat yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang sedang kita
hadapi. Selaras dengan perkataan Bung Karna yang mengatakan bahwa
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarah
bangsanya sendiri.
Pada saat itu Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya
stasiun radio yang dimiliki oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Radio ini memiliki slogan “Sekali di Udara, Tetap di Udara“, slogan ini masih
dikumandangkan hingga saat ini. RRI merupakan radio yang mempunyai posisi
yang strategis, karena RRI adalah satu-satunya jaringan nasional dan mampu
menjangkau hampir seluruh wilayah Indonesia. Berawal dari kemerdekaan RI
pada saat itu RRI berfungsi sebagai alat penyampaian informasi pemerintah
dengan rakyat dalam dinamika memperjuangkan bangsa. RRI adalah organisasi
yang cenderung berafiliasi terhadap pemerintah.
17
3. Dakwah Melalui Radio, Peran dan Fungsi
a. Dakwah Melalui Radio
Pendidikan agama Islam khusunya harus menyesuaikan situasi dan
kondisi yang bisa merubah ke arah yang lebih maju. Dalam hal ini efektivitas
dan efisiensi dalam aplikasi pendidikan Islam yang dilakukan sudah mengena
dan tepat atau belum, Apakah berhasil atau tidak. Dalam hal memperoleh
pendidikan Islam kita mengenal dengan adanya kegiatan dakwah.
Sebagai umat Islam turut serta dalam proses pengembangan diri melalui
dakwah baik secara individual maupun kelompok bisa berjalan dan diterima
dengan baik. Dakwah tidak boleh memaksa dan menyatakan sebuah hidayah,
ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sayyid Quthub.19
Dakwah di era saat ini tidak terbatas ruang dan waktu dengan adanya
fasilitas berbagai media. Jadi bisa diartikan bahwasanya radio bukan satu-
satunya alat atau media untuk berdakwah, tetapi dengan berbagai kelebihan
dan kekuranganya seorang pendakwah harus memanfaatkan peluang sekecil
apapun dalam mengemban amana agama dalam menyampaikan pesan-pesan
kebaikan.
Radio akan menjadi media yang cukup efektif dalam proses kegiatan
dakwah. Namun keefektifan ini harus diusahakan dengan inovasi yang menarik
untuk segala kalangan. Apa yang dicari oleh pendengar harus menjadi bahan
acuan utama dalam menentukan strategi dakwah melalui radio.
Selain itu dakwah tidak dapat dilepaskan dari komunikasi, baik
komunikasi langsung maupun tidak langsung. Kemudian tujuan dari
19 Muhammad Anwar, “Prinsip-Prinsip Dakwah Menurut Sayyid Quthub (Sebagai Pedoman Dai Untuk
Keberhasilan Dakwah),” Jurnal Dakwah Tabligh 16, no. 1 (2018): 1–14.
18
komunikasi itu sendiri adalah mengharap partisipasi dari para pendengar untuk
mendengar dan menerapkan gagasan-gagasan yang selanjutnya menjadi
pengaruh dalam tingkah lakunya sehari-hari.20
Dengan radio seorang Da’i, Mubaligh atau penceramah dapat
mengimplentasikan pesan agama melalui siaran dan program yang telah ada di
sebuah stasiun radio. Selain dakwah melalui radio, dakwah juga bisa dilakukan
secara dialogis melalui telepon seluler.21
Keberadaan radio memberikan peran penting dalam kegiatan dakwah.
Dakwah bisa berupa ceramah dan pidato melalui radio dengan tema yang
aktual atau pembahasan pandangan Islam terkait masalah-masalah baru.
Dengan adanya dakwah aktual, maka akan menjadikan radio sebagai media
dakwah yang efektif untuk semua kalangan.22
Dengan adanya variasi dan model dakwah yang ada di tengah-tengah
masyarakat muslim, akan mempermudah obyek dakwah mencari informasi
seputar keagamaan. Karena segmentasi dakwah terkadang tidak bisa ditentukan
dengan usia atau wilayah, maka seseorang bisa dengan bebas dan menentukan
segementasinya sendiri dalam proses pencarian informasi yang diminati sesusai
dengan kebutuhan. Akhirnya dengan adanya dakwah melalui radio akan
melengkapi model dakwah yang lainya.
b. Manfaat Dakwah Melalui Radio
Radio sebagai media dakwah sangat berperan penting dalam hal
memperoleh pendidikan Islam non formal. Selain itu segmentasi dakwah
20 ht Fauziah Nasution, “Radio Komunitas Sebagai Media Dakwah,” HIKMAH: Jurnal Ilmu Dakwah
dan Komunikasi Islam 6, no. 1 (2012): 42–57. 21 Ibid. 22 Riyan Abdi Syamsi, Peranan Radio Pamulang Fm Dalam Universitas Islam Negeri Peranan Radio
Pamulang Fm Dalam, 2010.
19
melalui radio secara subtansi dapat mempermudah seseorang mengakses
informasi spiritual yang menyangkut pendidikan Islam non formal untuk
kemudian diterapkan sebagai pedoman kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan apa yang dipaparkan oleh M.Arifin sebagai salah satu
komponen operasional ilmu pendidikan Islam, metode harus sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai dengan bertahap. Proses tahapan tersebut bisa
dilakukan melalui kelembagaan formal maupun nonformal.23
Dalam artikel yang ditulis oleh Santi Indra Astuti menerangkan tentang
bagaimana mengoptimalkan radio dan bagaimana menerapkan strategi dakwah
melalui radio agar segala kekurangan dapat disiasati. Secara lebih lanjut Santi
menjelaskan tentang kunci keberhasilan untuk menerapkan dakwah melalui
radio agar sesuai dengan segmentasi dan harapan, sebagai berikut24 :
1) Kemasan
Kita ketahui bersama bahwasanya radio bersifat selintas dan sesaat.
Seseorang dituntut untut konsentrasi pada saat mendengarkan radio. Jadi
untuk menyiasati kekurangan ini, radio harus dikemas seringan mungkin
dari segi durasi maupun elemen-elemenya. Dengan meminimalisir elemen-
elemen yang tidak perlu pesan dakwah akan mudah dipahami dan diterima
dengan mudah.
2) Frekuensi
Semakin tinggi orang diterpa media massa, semakin tinggi pula dampak
yang ditimbulkan pada komunikasi massa orang tersebut. Hal ini adalah
23 M. Kholil Asy’ari, “METODE PENDIDIKAN ISLAM Oleh : M.Kholil Asy’ari Abstraksi,”
Qathruna 1, no. 1 (2014): 193–205. 24 Astuti, “Pemanfaatan Radio Sebagai Media Dakwah, Jawaban Atas Tantangan Berdakwah Di Era
Globalisasi.” Mimbar: Jurnal Sosial dan Pembangunan 16, no. 3 (2000): 240-250.
20
konsekuensi logis. Mengingat rendahnya konsentrasi seseornag dalam
mendengarkan radio, maka dakwah melalui radio harus disiarkan dengan
frekuensi yang tinggi dan berulang-ulang. Frekuensi ini akan memberi
dampak padi ingatan khalayak tentang informasi spiritual yang
disampaikan oleh pendakwah.
3) Durasi
Durasi ini lebih fleksibel dalam pengaplikasiannya, karena tergantung dari
apa dan bagaimana konsep acara yang akan berlangsung. Tetapi dalam
konteks dakwah, durasi memberikan peran penting bagi harapan
pendengar agar pembahasan dakwah tidak melebar serta sebagai pedoman
jadwal dalam mendengarkan siaran dakwah.
4) Timing
Sebagi media yang membangun ikatan personal antara pendakwah dengan
pendengarnya, radio hendaknya tetap memperhatikan psikografi dan
demografi pendengarnya. Hal ini diimplementasikan dengan adanya
pengamatan jam-jam atau waktu tertentu dalam proses penjadwalan siaran
dakwah agar memungkinkan pendengar mempunyai waktu luang serta
memaahami dengan mudah.
5) Daya Tarik Auditif
Dalam proses perluasan dimensi imajinasi pendengar serta menimbulkan
sentuhan personal, dapat didukung dengan mengatur elemen vokal
pendakwah. Dengan mempelajari gaya pemgucapan maupun tempo saat
siaran, diharapkan para pendakwah melalui radio bisa mengabstraksikan
pesan tersebut dengan baik.
21
c. Peran Dakwah Melalui Radio
Konsep radio for society menggambarkan peran penting terhadap
tanggungjawab sosial yang diemban radio. Sehingga, Peran dakwah melalui
radio diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Radio adalah penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain.
Sebagaimana pesan dakwah Islam yang disampaikan di awal pembahasan,
sebagai konsekuensi logis dari pencapaian penyampaian pesan dakwah
adalah bagaiaman agar sampai kepada audien. Peran inilah yang mestinya
kita sadari bersama menjadi sebuah spirit untuk mengemban pendidikan
nonformal yang berkaitan dengan pendidikan Islam sebagai pilihan
alternatif maupun sebagai jalan solutif.
2) Radio sebagai sarana mobilisasi pendapat publik untuk mempengaruhi
kebijakan. Kita bisa menggaris bawahi bersama tentang kata
mempengaruhi. Fungsi dari dakwah itu sendiri adalah mengajak sebagai
wujud mengajak itu sendiri adalah dengan mempengaruhi melalui pesan-
pesan pendidikan Islam.
3) Radio sebagai sarana untuk diskusi ketika ada perbedaan pendapat
sehingga menemukan solusi yang tidak saling merugikan satu dengan yang
lainya. Agama Islam jelas bagaimana menempatkan posisi dialog ini
sebagai metode penting dan relevan untuk mengatasi dua pendapat atau
lebih yang berbeda.
4) Radio sebagai pengikat kebersamaan dalam semangat kemanusiaan dan
kejujuran. Sangat lazim bagaimana kita diajarkan dalam pendidikan Islam
dalam menerapkan perilaku jujur pada setiap situasi. Karena seseorang
yang menempuh pendidikan nonformal dengan mendengarkan informasi
22
spiritual atas dorongan kesadaran, maka dari rangkuman kesadaran
tersebut akan terbangun kejujuran.25
25 Ita Suryani, “Peran Radio Ethnic Sebagai Media Penguatan Eksistensi Budaya Masyarakat Betawi (
Studi Deskriptif Di Bens Radio Dan Masyarakat Betawi Rt . 009 / 08 , Setu Babakan , Jagakarsa , Jakarta
Selatan ),” Jurnal Komunikologi 5, no. 1 (2008).