BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari...
-
Upload
dangkhuong -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari...
![Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/1.jpg)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Berdasarkan kajian pustaka sebelumnya telah banyak dilakukan penelitian tentang
hal-hal yang akan di lakukan dalam penelitian kali ini:
Chandra, dkk (2015), pada penelitiannya melakukan analisa perbandingan kuat
sinyal anatara operator Hutchison, Indosat, Telkomsel dan XL Axiata dengan menggunkan
software Rf signal tracker di area jalan Protokol Pekan Baru. Hasil dari penelitian ini
adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel yang
memiliki kualitas kuat sinyal paling baik dengan nilai -62,335 dBm, dan operator yang
memiliki kualitas kuat sinyal kedua adalah XL Axiata dengan nilai -66,323 dBm, kualitas
kuat sinyal yang ketiga adalah operator Hutchison dengan nilai -74,4 dBm dan operator
yang memiliki kualitas kuat sinyal terendah adalah operator Indosat dengan besar nilai -85
dBm.
Kusuma, dkk.(2009), pada penelitiannya melakukan analisis kualitas voice call pada
jaringan WCDMA menggunakan Tems Investigation. Penelitian ini mengamati beberapa
parameter seperti RSCP, Ec/No, SQI, dan CSSR (Call Setup Success Rate) dan DCR (Drop
Call Rate). Dan hasilnya Kualitas sinyal voice call terbaik berada pada nilai rata-rata
RSCP, Ec/No dan SQI sebesar -68.00 dBm, -3.83 dB dan 30. Untuk nilai RSCP didapatkan
nilai terendah sebesar -105.00 dBm, yaitu dengan kategori buruk, Sedangkan nilai tertinggi
sebesar -57.00. Untuk nilai Ec/No, Nilai tertinggi sebesar -3.50 dB dengan kategori sangat
baik. Indeks Kualitas Suara (SQI) Dengan nilai tertinggi sebesar 30 dan nilai terendah
sebesar 20.
Budiarta., dkk.(2016), pada penelitiannya melakukan Analisis Kuat Sinyal dan
Kualitas Panggilan Jaringan GSM Indoor dengan TEMS Investigation dan G-Nettrack Pro.
Dalam hasilnya Software G-NetTrack Pro memiliki kelemahan yaitu tidak memiliki fitur
penguncian Cell ID. Hal itu menyebabkan sedikitnya data yang bisa dibandingkan, karena
data yang bisa dibandingkan hanya yang memiliki Cell ID yang sama. Sedangkan TEMS
![Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/2.jpg)
6
Investigation merupakan paling banyak di gunakan oleh provider. Dan kedua software
tersebut memiliki hasil pengukuran yang sama.
Warrasih, dkk. (2009), melakukan pengamatan di ketiga titik pengamatan, kualitas
panggilan terbaik berada pada hari Kamis di titik 1 dengan nilai rata-rata RxLev - 79,33
dBm; RxQual 0,67; dan SQI 24,78. Sedangkan kualitas panggilan terburuk berada pada hari
Kamis di titik 3 dengan nilai rata-rata RxLev -78,00 dBm; RxQual 1,78; dan SQI 17,44.
Kualitas panggilan terbaik pada jaringan GSM terdapat pada pengambilan data tanggal 27
Agustus 2009 waktu panggilan malam yang memiliki CSSR sebesar 94,73%, dan DCR
sebesar 0%, dan kualitas panggilan terburuk terjadi pada tanggal 23 Agustus 2009 dan 30
Agustus 2009 waktu panggilan pagi yang memiliki CSSR sebesar 64,86%, dan DCR
sebesar 0%.
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Sejarah Wireless dan Perkembangan Teknologi Nirkabel
Sejarah wireless diawali ketika prototype telegraf radio pertama di dunia diciptakan.
Pada tahun 1895, seorang siswa bernama Guglielmo Marconi yang berminat dengan teori
gelombang radio yang dipelajari di dalam kelas. Didorong oleh minat yang tinggi pada
ilmu radio, Marconi mengambil inisiatif sendiri dengan menciptakan prototype telegraf
radio pertama di dunia. 13 May 1987, Marconi sukses memancarkan sinyal Telegrafi
pertama, dengan pesan “Apakah Anda bersedia?” Melintasi Selat Inggris, di mana ketika
itu Guglielmo Marconi baru saja berumur 22 tahun Keberhasilan tersebut menjadi tonggak
sejarah jaringan wireless yang atau teknologi telekomunikasi nirkabel.
Pada tahun 1948, Shannon menyampaikan teori batasan kapasitas (Shannon ‘s
capacity limit) untuk pertama kalinya, industri wireless telah sangat berkembang. Hal Ini
didorong oleh kemajuan teknologi pada sirkuit terpadu (IC), pemrosesan sinyal digital dan
peruntukkan frekuensi spektrum radio yang efisien, sehingga memungkinkan pemasaran
alat portabel pada skala yang lebih besar pada biaya yang lebih rendah kepada
pengguna. Namun, aspek transmisi, terutama pada lapisan fisik saluran telekomunikasi
tetap menjadi tantangan utama dalam mencapai kapasitas mendekati batasan Shannon. Ini
![Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/3.jpg)
7
oleh karena fitur-fitur perambatan yang ada pada saluran telekomunikasi tidak dapat
diprediksi, dan memberikan berbagai tantangan dan peluang ke para-para peneliti, baik dari
akademisi atau industriawan untuk mengubah fitur-fitur perambatan, agar mencapai
kapasitas yang maksimal.
2.2.2 Sejarah Teknologi Seluler dari Generasi ke Generasi
Berikut merupakan sejarah perkembangan teknologi seluler dari generasi ke
generasi.
2.2.2.1 Teknologi 1G
Sejarah Jaringan Wireless berteknologi 1G dapat ditelusuri kembali ketika
perkembangan awal di dalam industri telekomunikasi nirkabel pada tahun 1970-an, di mana
sistem telekomunikasi analog, atau lebih dikenal sebagai Advanced Mobile Phone Service
(AMPS) telah diperkenalkan oleh AT & T, yaitu perusahaan besar telekomunikasi dari
Amerika Serikat. AMPS lebih dikenal sebagai Generasi Pertama, hampir seluruh sistem
pada generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara
sebagai objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog
Mobile Phone System). AMPS pada saat itu hanya mampu menawarkan kecepatan 2.4
kbps, di mana kecepatan tersebut hanya mampu memancarkan informasi suara dengan
menggunakan sinyal analog. AMPS memanfaatkan teknologi berbagai akses dealer
frekuensi, atau Frekuensi Division Multiple Access (FDMA). Antara sistem jaringan lain
berlandaskan platform 1G adalah Nordic Mobile Telephony (NMT), Total Access
Communication System (TACS) di mana kedua teknologi tersebut digunakan di benua
Eropa pada tahun 1983 dan Japanese Total Access Communications (J-TACS) yang pernah
diperkenalkan di Jepang.
2.2.2.2 Teknologi 2G
Sejarah Wireless berteknologi 2G disaksikan di awal era jaringan digital
sepenuhnya pada sistem transmisi sinyal suara. Diperkenalkan pada akhir 1980-an dengan
kecepatan hingga 64 kbps, 2G memanfaatkan teknologi seperti pengiriman paket data
untuk meningkatkan kualitas suara dan juga kapasitas jaringan, sehingga memungkinkan
lebih banyak pengguna untuk membuat panggilan telepon pada satu slot waktu yang
![Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/4.jpg)
8
sama. Kelebihan dari 2G karena kestabilan dan kemampuan mengirim pesan teks dan suara,
2G khususnya GSM sangat stabil dalam menjalankan fungsi ini.
Pada saat radio panggil (pager) kehilangan popularitasnya sejak ponsel digital
mampu digunakan untuk mengirim teks SMS, disinilah 2G menunjukan kelebihannya.
Teknologi Global Satellite for Mobile Communication (GSM), atau awalnya dikenal
sebagai Group Special Mobile merupakan sistem jaringan 2G yang paling berhasil
dikomersialkan ke seluruh pasar dunia. Menurut statistik dirilis pada bulan Agustus 2010,
GSM digunakan oleh lebih dari 2 miliar pengguna yang datang dari 212 negara di seluruh
benua. Ini karena spesifikasi GSM memenuhi standar dan transparansi di tingkat
internasional, secara langsung memudahkan proses pembuatan dan instalasi alat-alat
telekomunikasi selain fasilitas pengintegrasian jaringan meskipun alat-alat pemancar
tersebut dikeluarkan oleh perusahaan pembuatan yang berbeda.
Sebelum teknologi GSM, jaringan telekomunikasi didominasi oleh jaringan circuit
switched. Namun, pada 1990-an, revolusi Internet mendorong industri telekomunikasi
untuk melompati teknologi ada dengan lebih jauh ke depan. Sebuah jaringan inti berbasis
sirkuit berpaket (packet switched) diperkenalkan ke dalam inti jaringan GSM dan dibuat
tersediauntuk umim pada tahun 2000. Ini dikenal sebagai General Packet Radio Service
(GPRS), atau dikenal sebagai teknologi evolusi 2.5G. Adanya GPRS, penyedia layanan
telekomunikasi dapat menawarkan paket layanan Internet kepada pengguna alat portabel
seperti aplikasi Wireless Application Protocol yang diperkenalkan pada 2002.
2.2.2.3 Teknologi 3G
Sekitar tahun 2001- 2003, EVDO Rev 0 pada CDMA2000 dan UMTS pada GSM
pertama merupakan tonggak sejarah wireless dengan teknologi 3G. Kehadiran 3G ini bukan
berarti GPRS dilupakan, pada saat itu muncul EDGE – Enhanced Data – rates for GSM
Evolution. Hal ini diharapkan akan menjadi pengganti GPRS yang baik karena tidak perlu
mengubah hardware secara seluruh dan tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya. dengan
EDGE anda sudah dapat merasakan kecepatan dua kali lebih cepat daripada GPRS akan
tetapi tetap saja masih kurang cepat dari 3G.
![Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/5.jpg)
9
Didorong karena permintaan untuk aplikasi berbasis Internet menjadi semakin
populer di kalangan pengguna ponsel, platform 2G/2.5G ada pada saat itu ditemukan tidak
cukup untuk memberikan layanan internet kecepatan yang lebih tinggi kepada
pengguna. Ini mendorong kepada pengembangan teknologi jaringan Generasi Ketiga (3G)
pada akhir tahun 90-an. Pada tahun 1998, badan standar Internasional, Third Generation
Partnership Project (3GPP) telah memperkenalkan teknologi disebut Universal Mobile
Telecommunications System (UMTS), di mana ia merupakan peningkatan dari spesifikasi
GSM sebelumnya.
Dua unsur baru telah diperkenalkan di dalam komponen Radio Access Network
(RAN) ada, yaitu: Universal Terrestrial Radio Access Network (UTRAN) bersama dengan
teknologi akses baru, yaitu Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA). Dengan
adanya teknologi UMTS, pengguna dapat menikmati kecepatan download sampai 384
kbit/s. Menyempurnakan jaringan UMTS ada, lebih dikenal sebagai High-Speed Packet
Access (HSPA) mampu menawarkan kecepatan download sampai 14 Mbps pada saluran
broadband 5 MHz kepada pengguna. Pada tahun 2009, jaringan evolusi ke HSPA, Evolved
HSPA (HSPA +) atau lebih dikenal sebagai 3.75G dapat menawarkan tingkat download
secepat 56 Mbit/s ke pengguna.
2.2.2.4 Teknologi 4G
Teknologi yang baru dalam 4G sepenuhnya untuk packet switched, semua
komponen dalam jaringan 4G menggunakan komponen jaringan digital dengan bandwith
yang besar untuk mendukung multimedia service yang murah ( sampai 100 Mbps ) serta
jaringan keamanan data yang kuat.
Teknologi yang di gunakan dalam jaringan 4G adalah teknologi yang di adaptasi dari
MIMO-OFDM (Multi Input Multi Output – Orthogonal Frekuency Modulation). OFDM
merupakan suatu teknik transmisi multi carrier (banyak frekuensi) dimana tiap frekuensi
orthogonal satu sama lain, sehingga terjadi overlapping tidak akan menyebabkan
interferensi. Dan di sisi lain teknik MIMO dapat membuat kanal parallel independen dalam
spatial domain untuk mengirim data stream yang beragam, teknik MIMO dapat
memperbasar kapasitas kanal tanpa mengurangi bandwith yang ada. Jumlah pemancar yang
![Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/6.jpg)
10
di gunakan dalam teknik MIMO adalah 2 pada sisi pengirim dan 4 pada sisi penerima.
MIMO dapan mencapai kecepatan transfer data sebesar 59,52 Mbps.
2.2.3 Global Sistem for Mobile communications (GSM)
Berikut ini akan dijelaskan sejarah dan arsitektur dari GSM
2.2.3.1 Sejarah GSM
Sejarah GSM tidak terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi di Eropa.
Pada awal tahun 1980, sistem komunikasi selular berkembang dengan pesat dibeberapa
negara Eropa. Beberapa diantaranya yaitu sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman
dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem NMT
yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta TACS yang beroprasi
di Inggris. Setiap Negara mempunyai sistem komunikasi sendiri yang tidak kompatibel
dengan sistem komunikasi di negara lain. Hal ini menyebabkan mobilitas pengguna
terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (Fernandez Yogara, 2008).
Pada tahun 1982 dibentuklah sebuah lembaga yang bernama Groupe Special Mobile
(GSM) yang mengembangkan sistem komunikasi mobile untuk masyarakat Eropa secara
terpadu. Sistem yang dikembangkan memiliki kualitas suara yang baik, memiliki dukungan
jelajah (roaming) internasional antar negara Eropa, memiliki dukungan perangkat
genggam, dapat dikembangkan untuk layanan fasilitas baru dan memiliki biaya operasional
yang murah. Lembaga ini yang mempelopori munculnya teknologi digital selular yang
kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication (GSM).
Lembaga GSM tersebut menyerahkan hasil kerjanya kepada lembaga ETSI (European
Telecommunication Standards Institute) pada tahun 1989. Hingga saat ini lembaga GSM
tersebut lebih populer dengan kepanjangan Global System for Mobile Communications.
2.2.3.2 Arsitektur GSM
Karakteristiknya yang open standard interface (memungkinkan vendor-vendor
untuk ikut mengembangkan instrumennya pada sisi jaringan network), jangkauan luas
(roaming access), interoperabilitas serta kemudahan penggunaan SIM card pada handset
yang berbeda tanpa mengurangi fungsi konektivitasnya ini merupakan beberapa faktor yang
![Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/7.jpg)
11
menyebabkan perkembangan jaringan GSM sedemikian pesat pada kurun waktu beberapa
tahun terakhir (Zacharias J.M., 2005).
Unsur-unsur utama GSM arsitektur ditunjukkan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Layout generic dari jaringan GSM
Arsitektur jaringan GSM terdiri dari 3 komponen utama yaitu:
1. Mobile Station
2. Base Station Subsystem (BSS)
3. Network Subsystem (NSS)
Berikut ini akan dijelaskan mengenai arsitektur GSM yang merupakan
gabungan dari perangkat-perangkat yang saling berkaitan dalam mendukung jaringan
GSM.
Entitas Mobile Station terdiri dari Mobile Equipment (ME) yakni perangkat keras
dan perangkat lunak untuk transmisi radio yang dikenal dengan istilah telepon seluler
(ponsel) dan Subscriber Identification Module (SIM).
Mobile Equipment secara unik diidentifikasikan dalam format International Mobile
Equipment Identity (IMEI). SIM card berisi International Mobile Subscriber Identity
(IMSI) yang digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan ke sistem, kunci rahasia (untuk
autentifikasi) serta menyimpan informasi lainnya seperti phonebook atau pesan SMS. SIM
card dapat diproteksi dari penggunaan yang tidak terotorisasi dengan password atau
Personal Identity Number (PIN).
![Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/8.jpg)
12
Base Station Subsytem (BSS) terdiri dari Base Tranciever System (BTS) dan Base
Station Controler (BSC). BTS merupakan perangkat pemancar dan penerima yang
memberikan pelayanan radio kepada Mobile Station (MS). Dalam BTS terdapat kanal trafik
yang digunakan untuk komunikasi. BSC membawahi satu atau lebih BTS serta mengatur
trafik yang datang dan pergi dari BSC menuju MSC atau BTS. BSC memenejemen sumber
radio dalam pemberian frekuensi untuk setiap BTS dan mengatur handover ketika mobile
station melewati batas antar sel.
Network Subsystem terdiri dari Mobile Switching Centres (MSC) dan beberapa
database yang terhubung dengannya seperti Home Location Register (HLR), Visitor
Location Register (VLR), Authentication Center (AuC) serta Equipment Identity Register
(EIR). MSC berfungsi untuk switching suatu panggilan telepon dari jaringan internal atau
jaringan lain (eksternal), call routing untuk pelanggan yang melakukan roaming,
menyimpan informasi billing serta database lain yang berisi informasi subscriber ID,
nomor ponsel pelanggan, beberapa layanan atau larangan yang berkaitan dengan pelanggan,
autentifikasi serta informasi lokasi pelanggan. HLR merupakan database yang berisi data
pelanggan yang tetap. Data tersebut antara lain, layanan pelanggan, service tambahan serta
informasi mengenai lokasi pelanggan yang paling akhir (update). VLR merupakan
database yang berisi informasi sementara mengenai pelanggan, terutama mengenai lokasi
dari pelanggan pada cakupan area jaringan. AuC berisi database informasi rahasia yang
disimpan dalam bentuk format kode. AuC digunakan untuk mengontrol penggunaan
jaringan yang sah dan mencegah semua pelanggan yang melakukan kecurangan. EIR
merupakan database yang berisi suatu daftar valid mobile equipment pada jaringan.
Setiap mobile station di indentifikasikan dengan International Mobile Equipment Identity
(IMEI). Pada kasus khusus sebuah IMEI ditandai/didaftarkan invalid bila ponsel
dilaporkan dicuri dari pemiliknya.
2.2.4 Sejarah Singkat jaringan 3G WCDMA (Wideband Code Division Multiple
Access)
WCDMA singkatan dari (Wideband Code Division Multiple Access) yang
diperkenalkan secara umum pada tahun 2001-2002 di Jepang dan selanjutnya memasuki
daratan Eropa. Di Amerika Serikat beberapa alternatif sistem jaringan 3G dapat diperoleh
![Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/9.jpg)
13
operator GSM dan TDMA yang berkembang kearah EDGE dan WCDMA. WCDMA
merupakan sistem operasi generasi ketiga (3G) yang beropersi pada bandwidth 5 MHZ.
Rata-rata data sampai 384 kbps untuk area jangkauan yang cukup luas. Variasi penyebaran
dan operasi multi kode telah digunakan untuk mendukung banyaknya perbedaan batasan
access radio. Perbedaan kelas layanan telah didukung oleh Qos (Quality Of Service).
WCDMA merupakan teknik multiple accsess yang berdasarkan spektral tersebar,
dimana sinyal informasi disebar pada pita frekuensi yang lebih besar daripada lebar pita
aslinya. Sistem WCDMA hanya memerlukan satu channel frekuensi radio untuk semua
pemakainya, masing-masing diberi kode yang membedakan antara pengguna satu dengan
yang lain.
Skema metode akses yang digunakan untuk penyebaran sinyal WCDMA adalah
direct sequence dimana code sequence digunakan secara langsung untuk memodulasi
sinyal radio yang dipancarkan dengan menggunakan sinyal penebar. Sistem WCDMA
dapat mereduksi fading karena sinyal WCDMA ditebar dalam bandwidth yang lebar (5-15
MHz). Pada range frekuensi (1800-2000 MHz) akan menghasilkan fluktuasi sinyal fading
sebesar (1-2 MHz). Bandwidth fading ini disebut sebagai coherence bandwidth. Sehingga
dalam sistem CDMA harus ada cadangan fading yang harus dilebihi. Dalam sinyal
WCDMA ini terdapat sebagian sinyal yang terbuang akibat multipath fading sehingga
diperlukan teknik pemrosesan sinyal untuk mengantisipasi degradasi sinyal. Aplikasi dari
komunikasi spread spectrum adalah pada komunikasi militer dimana teknik ini mampu
tahan terhadap jamming dan tipis kemungkinan untuk dimasuki noise. Selain itu teknologi
WCDMA saat ini sudah diaplikasikan secara komersial pada sistem tertentu karena
kelebihannya yang menahan frekuensi dari sistem lain dan dapat mereduksi interferensi
dari sistem lain yang menggnakan frekuensi yang sama
2.2.4.1 Karakteristik WCDMA
Salah satu karakteristik yang terpenting dari WCDMA adalah kenyataan bahwa
power merupakan resource yang dishare secara bersama-sama. Hal ini menjadikan sistem
WCDMA sangat fleksibel dalam menyediakan paduan layanan dan layanan yang
membutuhkan variable bit rate. Radio Resource Management dilakukan dengan
mengalokasikan power untuk setiap user (call), dan untuk menjamin bahwa kualitas sinyal
![Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/10.jpg)
14
tidak melampaui batas maksimum interference yang telah ditentukan. Tidak ada alokasi
kode maupun time slot yang dibutuhkan ketika terjadi perubahan bit rate. Hal ini berarti
bahwa alokasi physical channel tidak terpengaruh pada saat terjadi perubahan bit rate.
Sistem WCDMA tidak membutuhkan perencanaan frekuensi, dikarenakan setiap cell
menggunakan frekuensi yang sama.
Fleksibilitas dimiliki oleh system WCDMA, dikarenakan sistem ini menggunakan
kode OVSF (Orthogonal Variable Spreading Codes) untuk channelization dari user yang
berbeda. Kode ini memiliki karakteristik dalam hal orthogonalitas antara users (layanan
yang berbeda dialokasikan untuk satu user) meskipun user tersebut menggunakan bit rate
yang berbeda. Sebuah physical resource dapat membawa beberapa layanan dengan bit rate
yang tidak sama. Berubahnya bit rate, maka alokasi power untuk physical resource tersebut
juga akan berubah sehingga QoS dijamin pada setiap komunikasi. Setiap radio frame
memiliki periode sebesar 10 ms yang dibagi ke dalam 15 slot, yang menggambarkan satu
periode power control. Power control yang digunakan didasarkan pada SIR (Signal to
Interference Ratio), dimana fast closed loop disesuaikan dengan SIR dan perubahan SIR
target dilakukan oleh outer loop.
2.2.4.2 Konsep Dasar Jaringan 3G WCDMA (Wideband Code Division Multiple
Access)
Wideband Code Division Multiple Access disingkat WCDMA merupakan salah satu
standar teknologi seluler yang berkembang berdasarkan prakarsa dari International
Telecommunication Union ( ITU ) yang memperkenalkan standar komunikasi seluler yang
disebut International Mobile Telecommunication – 2000 ( IMT-2000 ). Teknologi
WCDMA menggunakan 1 kanal frekuensi yang digunakan secara bersama-sama yang
masing-masing pengguna diberikan kode untuk membedakan satu pengguna dengan
lainnya. Skema metode akses yang digunakan untuk penyebaran sinyal WCDMA adalah
direct sequence wideband CDMA (DS-WCDMA untuk FDD maupun TDD) dimana code
sequence digunakan secara langsung untuk memodulasi sinyal radio yang dipancarkan
dengan menggunakan sinyal penebar.
![Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/11.jpg)
15
Teknologi WCDMA dikembangkan dengan berbagai keunggulan sebagai berikut :
1. Fleksibilitas layanan.
2. Efisiensi Spektrum frekuensi.
3. Efisiensi Jaringan.
4. Kapasitas yang lebih banyak.
5. Akses layanan yang lebih cepat.
Teknologi komunikasi bergerak generasi ketiga (3G) yaitu Universal Mobile
Telecommunication System (UMTS). UMTS merupakan suatu evolusi dari GSM, dimana
interface radionya adalah WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) dimana
teknologi ini memungkinkan kecepatan data mencapai 384 Kbps. Teknologi WCDMA
sangat berbeda dengan teknologi jaringan GSM. Pada jaringan 3G dibutuhkan kualitas
suara yang baik, data rate yang semakin tinggi (mencapai 2 Mbps dengan menggunakan
release 99, dan mencapai 10 Mbps dengan menggunakan HSDPA) oleh sebab itu
bandwidth sebesar 5 Mhz dibutuhkan pada sistem WCDMA. Posibilitas setiap user untuk
mendapatkan bandwidth yang bervariasi sesuai permintaan layanan pengguna adalah salah
satu fitur keunggulan jaringan UMTS. Teknik diversitas digunakan untuk menigkatkan
kapasitas pengguna downlink, aktifitas frequency planning yang rumit pada jaringan GSM
tidak perlu dilakukan. Packet data scheduling tergantung pada kapasitas jaringan sehingga
lebih efisien dibandingkan jaringan GSM yang bergantung pada kapasitas timeslot (Fatmi,
2016).
2.2.5 Propagasi Gelombang Radio
Propagasi merupakan peristiwa perambatan gelombang radio dari antena pemancar ke
antena penerima. Gelombang radio suatu gelombang yang terdiri dari garis garis listrik dan
garis-garis gaya magnet yang merambat di ruang bebas dengan kecepatan cahaya.
Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik pada umumnya
dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks yaitu :
1. Kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca
2. Fenomena luar angkasa yang tidak menentu
![Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/12.jpg)
16
Mekanisme dasar propagasi gelombang elektromagnetik bermacam-macam, tetapi
secara umum dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu: refleksi, difraksi, dan scattering.
2.2.5.1 Refleksi (Pantulan)
Refleksi atau pantulan terjadi pada saat suatu sinyal bertumbukan dengan suatu
permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan panjang gelombang sinyal. Pemantulan
sinyal ini mengakibatkan sinyal mengalami redaman. Redaman sinyal akibat refleksi
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti; frekuensi radio, sudut sinyal memantul, sifat-sifat
material dan ketebalan bidang permukaan pantulan. Refleksi dapat terjadi melalui
permukaan bumi, bangunan dan permukaan dinding.
2.2.5.2 Difraksi (Pembelokkan)
Difraksi terjadi saat lintasan dari gelombang dihalangi oleh permukaan yang tidak
teratur (tajam dan kecil). Difraksi memungkinkan gelombang radio merambat sepanjang
permukaan bumi yang berbeda-beda ketinggiannya. Pembelokan sinyal dapat terjadi ke
berbagai arah yang bersumber dari sisi penghalang yang dilalui sinyal tersebut. Gelombang
sekunder yang dihasilkan dari permukaan penghalang dapat mencapai ruangan dan bahkan
belakang penghalang, sehingga menyebabkan lenturan gelombang disekitar penghalang.
Pada frekuensi tinggi, difraksi bergantung pada geometri objek, amplitudo, fasa dan
polarisasi gelombang dimana titik terjadinya difraksi.
2.2.5.3 Scattering ( Hamburan)
Scattering (Hamburan) terjadi ketika perambatan gelombang elektromagnetik
dihalangi oleh media yang mempunyai ukuran dimensi lebih kecil jika dibandingkan
dengan panjang gelombang yang dikirim dari transmitter sehingga menyebabkan
pemantulan ke segala arah.
Kinerja sistem komunikasi dipengaruhi oleh efek propagasi sinyal, sehingga efek
propagasi sinyal perlu dipertimbangkan dalam perencanaan. Bila sinyal yang langsung
diterima oleh receiver(mobile station) secara LOS (line of sight), maka pengaruh difraksi
dan scattering merupakan masalah kecil, meskipun refleksi dapat berakibat besar. Bila
sinyal diterima tidak ada LOS, maka penerimaan sinyal terutama terjadi melalui difraksi
![Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/13.jpg)
17
dan scattering. Pada Gambar 2.6 memperlihatkan mekanisme propagasi radio (difraksi,
refleksi, dan scattering).
Gambar 2.2 Mekanisme Propagasi Gelombang Radio
2.2.6 Karakteristik Propagasi Gelombang Radio
Ada beberapa karakteristik propagasi gelombang radio yaitu fast fading, shadow
fading,redaman propagasi (pathloss).
2.2.6.1 Fast Fading
Fast Fading adalah fluktuasi fasa, polarisasi atau level daya terima sebagai fungsi
waktu. Umumnya fast fading disebabkan oleh pengaruh mekanisme propagasi terhadap
gelombang radio seperti: refleksi, refraksi, difraksi, dan lain-lain. Faktor yang
mempengaruhi fading antara lain :
a. Propagasi multipath.
b. Kecepatan pergerakan receiver.
c. Kecepatan gerak objek lain.
d. Bandwidth transmisi dari sinyal.
Dengan kata lain fast fading diakibatkan oleh kondisi geometri dan meteorologi
lingkungan. Fast fading menyebabkan suatu kondisi dimana sinyal yang diterima terlalu
buruk untuk dilakukan pemrosesan sinyal
![Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/14.jpg)
18
2.2.6.2 Shadow Fading
Shadow fading atau shadowing merupakan fluktuasi daya rata-rata sinyal terima
disekitar letak kejadian fluktuasi cepat, dengan perubahan sinyal yang lambat. Fenomena
shadowing terjadi karena adanya penghalang antara pemancar dan penerima dilingkungan
yang memiliki kontur menonjol seperti: pegunungan, hutan, bangunan dan persimpangan
jalan. Sinyal yang terhalangi akan mengalami redaman karena sinyal mengalami reflection,
difraction dan scatter. Variasi sinyal karena shadowing, sebanding dengan panjang objek
penghalang antara pemancar dan penerima, yang terjadi pada jarak 10 sampai 100 m.
2.2.7 Power Link Budget
Power Link budget merupakan parameter dalam merencanakan suatu jaringan yang
menggunakan media transmisi berbagai macam. Link budget dapat berguna untuk
menentukan berapa banyak power yang dibutuhkan untuk mengirim sinyal agar dapat
diterima dengan baik di penerima. Link budget ini dihitung berdasarkan semua gain dan
loss anatara pengirim dan penerima, termasuk attenuasi, penguatan gain, gain antena, dan
loss lainnya yang terjadi.
Perhitungan link budget, memerlukan rekomendasi atau persetujuan dari pihak
operator baik dari segi material yang digunakan misalnya seperti frekuensi, feeder, tinggi
antena, gain antena, dan jarak antena dan sebagainya. Biasanya beberapa parameter ini
sudah ditentukan oleh pihak operator.
2.2.7.1 Parameter-parameter Link Budget
Parameter - parameter link budget yang digunakan untuk mengukur kuat sinyal
jaringan yaitu EIRP dan Pathloss
.
1. Effective Isotripic Radiated Power (EIRP)
Effective Isotripic Radiated Power (EIRP) adalah nilai daya yang
dipancarkan antena directional untuk menghasilkan puncak daya yang diamati
pada arah radiasi maksimum penguatan antena. Rumus EIRP dapat dituliskan :
EIRP (dBm) = Tx + Gb – Lc (2-1)
![Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/15.jpg)
19
Keterangan :
EIRP = Nilai daya pancar antena (dBm)
Tx = Daya pancar transmitter (dB)
Gb = Gain Antena BTS (dB)
Lc = Loss cable (dB)
Parameter Parameter Link budget 3G Telkomsel dapat dilihat pada table 2.1 dan
parameter Link budget 3G Indosat dapat dilihat pada table 2.2
Tabel 2.1 Parameter Link budget 3G Telkomsel
No Parameter Nilai dan Satuan
1 Tx Power WCDMA 20 W = 43 dBm
2 Frequency (uplink/downlink) 1940 MHz/2130 MHz
3 Wall Loss/Penetration Loss 18 Db
4 Antenna Gain 18 dBi
5 Tinggi Antenna 27 meter
7 Fading Margin 10 dB
8 Cable Loss 3 dB
Sumber : PT Telkomsel 2015
Tabel 2.2 Parameter Link budget 3G Indosat
No Parameter Nilai dan Satuan
1 Frequency (uplink/downlink) 1955 MHz/2150 MHz
2 Tinggi antenna 20.5 (m)
3 Daya pancar (Tx) 43 (dBm)
4 Gain Antena (Gb) 16.5 (dBi)
5 Fading Margin 5 dB
6 Cable Loss (Lc) 1.01 Db
Sumber : PT INDOSAT TBK 2015.
![Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/16.jpg)
20
2. Redaman Propagasi (Pathloss)
Redaman propagasi (Pathloss) adalah besarnya daya yang hilang dalam
menempuh jarak tertentu. Besarnya redaman ditentukan oleh kondisi alam seperti
tidak adanya halangan antara pemancar dengan penerima. Redaman sangat
dipengaruhi oleh jarak antara pemancar dengan penerima dan frekuensi yang
digunakan. Adanya pemantulan dari beberapa objek dan pergerakan mobile station
menyebabkan kuat sinyal yang diterima oleh mobile station bervariasi dan sinyal
yang diterima tersebut mengalami path loss. Pathloss dipengaruhi pula oleh kontur
medan, kondisi lingkungan, udara sekitar, jarak antara transmitter dan receiver,
juga tinggi dan lokasi antena. Persamaan yang digunakan dalam mengitung pathloss
adalah:
PL = EIRP (Pt) – Daya rata-rata(Pr) (2-2)
2.2.8 Pengenalan Drive Test
Drive test merupakan salah satu bagian pekerjaan dalam optimasi jaringan radio.
Tujuan drive test adalah mengumpulkan informasi jaringan secara real di lapangan.
Informasi yang dikumpulkan merupakan kondisi aktual Radio Frequency (RF) di suatu
Base Transceiver Station (BTS) maupun dalam lingkup base station sub-system (BSS)
yang dilakukan dengan mobil sehingga pengukuran dilakukan bergerak. Perjalananpun
dilengkapi dengan peta digital, GPS, handset dan software drive test, seperti Agilent, Nemo
(Nokia), TEMS (Ericsson), dan Rohde & Schwarz.
Selain tujuan umum diatas, dalam proses drive test dapat bertujuan khusus untuk
optimasi suatu jaringan seperti berikut :
a. Mengetahui Coverage sebenarnya di lapangan,apakah sudah sesuai dengan
prediksi Coverage pada saat Planning
b. Mengetahui parameter jaringan di lapangan,apakah sudah sesuai dengan parameter
Planning dan Optimasi
c. Mengetahui performansi jaringan setelah di lakukan perubahan seperti penambahan
atau pengurangan TRX
d. Mengetahui adanya Interferensi dari sel-sel tetangga
![Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/17.jpg)
21
e. Mencari adanya Poor Coverage atau daerah yang memiliki daya terima signal yang
rendah
f. Mencari RF yang berkaitan adanya Drop Call atau Block Call
g. Mengetahui performansi jaringan operator lain atau Benchmarking
2.2.8.1 Jenis – Jenis Pengukuran Drive Test
Jenis-jenis pengukuran drive test dibagi menjadi beberapa mode pengukuran yaitu:
a. Drive Test Idle Mode
Pengukuran kualitas sinyal yang diterima MS dalam keadaan idle (tidak melakukan
call/sms). Biasanya mode ini dilakukan hanya untuk mengetahui signal strength suatu area
yang terindikasi low signal/no service.
b. Drive Test Dedicated Mode
Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal (long Call/Short Call ke
destination number tertentu). Untuk mengukur dan mengidentifikasi kualitas voice dan
data.
c. Drivetest QoS Mode
Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal dengan metode call set up dan
call end dengan formula time / command squence tertentu.
2.2.8.2 Pengambilan Data Secara Drive Test
Cara pengambilan data secara drive test dibagi menjadi empat proses, antara lain
yaitu :
a. Single Site Verification (SSV), merupakan drive test untuk memverifikasi setiap BTS bagus
atau tidak.
b. Cluster, merupakan drive test yang mengukur jaringan setiap cluster atau daerah yang
terdiri dari beberapa site namun hanya untuk satu operator jaringan.
c. Benchmark, merupakan drive test yang membandingkan beberapa operator dalam satu
cluster atau daerah
d. Optimasi, merupakan bagian analisa gangguan atau kurangnya service quality pada site
yang sudah jadi.
![Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/18.jpg)
22
2.2.8.3 Parameter Drive Test 3G (WCDMA/UMTS)
Meningkatnya jumlah pelanggan sebuah operator tidak hanya berdampak pada
peningkatan revenue, namun juga berakibat pada naiknya jumlah panggilan
gagal. Kegagalan panggilan bisa disebabkan oleh 3 faktor, pertama komponen dalam
ponselnya yang bermasalah, kedua pelanggan memang berada pada luar coverage
BTS sehingga saat handover, ponsel tidak tercakup oleh BTS lain atau pelanggan berada
pada daerah blankspot. Ketiga, jaringan operator yang memang sedang padat.
Faktor pertama tentu bisa diatasi dengan melakukan penggantian komponen,
sementara yang faktor kedua tidak bisa berbuat banyak selain menunggu ponsel
mendapatkan sinyal kembali, solusinya mungkin bisa dilakukan dengan penggantian
simcard operator lain. Pada faktor harus dikembalikan ke operator yang bersangkutan,
apakah jaringan yang mereka pasang sudah baik, sehingga bisa mencakup seluruh
kawasan. Panggilan gagal seringkali terjadi di daerah perkotaan (kepadatan traffic) dan
pegunungan (overlap). Oleh karena itu dilakukan drive test sebagai bagian dari optimasi
jaringan untuk mengetahui parameter-parameter yang terukur agar dapat dievaluasi
sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk menjamin kualitas layanan yang lebih baik lagi.
Sama halnya pada GSM, parameter untuk drive test 3G juga dikelompokkan
menjadi dua yaitu parameter untuk verifikasi data BTS dan parameter untuk verifikasi
kualitas jaringan. Paramater untuk verifikasi data BTS, antara lain :
a. Cell ID
Cell ID merupakan nomor unik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi setiap
BTS atau sektor dari BTS dalam kode area Lokasi (LAC). Pada umumnya digit terakhir
dari Cell ID merupakan Sektor ID sel tersebut. Misalnya sektor 1 BTS maka digit
terakhir cell id-nya 1, dan seterusnya.
b. Universal Absolute Radio Frequency Channel Number (UARFCN)
UARFCN merupakan nomor kanal yang mewakili carrier UMTS sebesar 5 MHz.
Nomor kanal UARFCN dihitung sesuai dengan frekuensi yang digunakan dikalikan 5.
Misalnya jika frekuensi 2132,8 MHz maka UARFCN = 2132,8 MHz* 5 = 10.664.
![Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/19.jpg)
23
c. Scrambling Code (SC)
Scrambling Code merupakan kode yang membedakan antar sektor BTS atau sel
digunakan untuk membedakan user yang satu dengan yang lainnya.
2.2.9 Propagasi Free Space Loss (FSL)
Pada saat sinyal meninggalkan antenna, sinyal akan berpropagasi atau lepas ke
udara. Pada frekuensi 2.4 GHz sangat penting sekali untuk menentukan agar jalur antara
dua antenna ini tidak ada penghalang. Kita kemungkinan besar akan melihat adanya
degradasi dari sinyal yang berpropagasi di udara jika ada hambatan di jalur. Pohonan,
bangunan, tiang PLN, tower, gunung semua merupakan contoh dari penghalang. Tetapi
sebagian besar redaman dalam system wireless adalah redaman karena sinyal harus
merambat diudara. Persamaan dari redaman Free Space (Free Space Loss / FSL) adalah
sebagai berikut:
(2-3)
Keterngan :
FSL = Free Space Loss
d = Jarak (Km)
f = Frekuensi (MHz)
Free Space Loss (FSL) adalah suatu nilai yang menunjukkan rugi-rugi jalur
transmisi. Rugi-rugi jalur transmisi ini dikarenakan karena penggunaan media udara
sebagai media pemandu, jarak jalur transmisi dan penggunaan frekuansi radio. Dan untuk
mencari daya rata-rata pada FSL dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
(2-4)
Keterangan:
= Daya rata-rata FSL
= Nilai daya pancar antena (dBm)
FSL = Free Space Loss
![Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/20.jpg)
24
2.2.10. Uji Normalitas Data dan Nilai Rata-rata
Uji normalitas data dan nilai rata-rata merupakan proses yang dilakukan pada data
hasil penggukuran sebelum dilakukan pengolahan dan analisa data pada bab hasil dan
pembahasan.
2.2.10.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data merupakan salah satu uji mendasar yang dilakukan sebelum
melakukan analisis data lebih lanjut atau lebih dalam, data yang normal dijadikan landasan
dalam beberapa uji statistik meskipun semua data tidak dituntut harus normal.
Uji normalitas data itu sendiri berfungsi untuk melihat bahwa data sampel yang kita
ambil atau kita gunakan mengikuti atau mendekati distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampel kecil. Uji
normalitas dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu melalui pendekatan grafik
(histogram dan P-P Plot) atau uji kolmogorov-smirnov, chi-square, Liliefors maupun
Shapiro-Wilk.
2.2.10.2 Nilai Rata-rata
Menentukan nilai rata-rata merupakan proses perataan semua data hasil pengukuran
yang dilakukan sehingga dapat dilakukan proses selanjutnya yaitu pengolahan data. Proses
penentuan nilai rata-rata dilakukan pada semua parameter yaitu RSCP, Ec/No dan SQI
dengan menggunakan persamaan:
( ) ∑
(2-5)
Keterangan:
Mean = Rata-rata
x = Data
n = Jumlah data
![Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/21.jpg)
25
2.2.11 Parameter-parameter Peneletian
a. RSCP (Receive Signal Code Power)
RSCP adalah tingkat kekuatan sinyal pada jaringan 3G yang diterima ponsel.
Standard RSCP biasanya ditampilkan dalam bentuk warna dan angka dengan satuan
dBm. Setiap operator memiliki standard warna yang berbeda. Tingkat kekuatan sinyal
di jaringan 3G yang diterima ponsel sama halnya dengan RxLev pada GSM dengan
satuan -dBm. Standar nilai RSCP Jaringan 3G/WCDMA Telkomsel dapat dilihat pada
table 2.3 dan standar nilai Rx Level / RSCP Indosat dapat dilihat pada table 2.4
Tabel 2.3 Standar Nilai RSCP Jaringan 3G/WCDMA PT.TELKOMSEL
Level Sinyal (dBm) Kategori Kuat sinyal
-85≤x<-10 Sangat Baik
-95≤x<-85 Baik
-105≤x<-95 Cukup Baik
x≤-105 Kurang Baik
Sumber : PT Telkomsel 2015
Tabel 2.4 Standar nilai Rx Level / RSCP (dBm)
Kategori Rx Level / RSCP (dBm)
Sangat Baik -60 s\d 0
Baik -75 s\d -65
Cukup Baik -85 s\d -75
Cukup -95 s\d -85
Kurang -105 s\d -95
Sangat kurang -120 s\d -105
Sumber : PT Indosat Tbk 2015
![Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI - …eprints.unram.ac.id/9117/3/BAB II.pdfHasil dari penelitian ini adalah perbandingan kuat siynal di jalan Protokol Pekan Baru, operator Telkomsel](https://reader031.fdocuments.net/reader031/viewer/2022021914/5c8402b409d3f20d508c768e/html5/thumbnails/22.jpg)
26
b. CPICH Ec/No (Common Pilot Channel Ec/No)
CPICH Ec/No adalah rasio perbandingan antara energi yang dihasilkan dari sinyal
pilot dengan total energi yang diterima. Ec/No juga menunjukkan level daya minimum
(threshold) dimana MS masih bisa melakukan suatu panggilan. CPICH Ec/No juga
dapat didefenisikan sebagai parameter dat kualitas suara pada jaringan 3G UMTS yang
nilai dan fungsinya sama dengan Rx Quall pada jaringan 2G GSM. Standar nilai
CPICH Ec/No dapat dilihat pada tabel 2.5
Tabel 2.5 Standar nilai CPICH Ec/No (dB)
Range Nilai Kualitas Sinyal
-4 to 1 Sangat baik
-8 to -4 Baik
-10 to -8 Cukup baik
-12 to -10 Sedang
-14 to -12 Cukup buruk
-16 to -14 Buruk
-30 to -16 Sangat buruk
Sumber: Kusuma (2009)
c. Speech Quality Index (SQI)
SQI adalah pengukuran yang lebih dikhususkan untuk menggambarkan kualitas
suara. Skala SQI antara -20 s/d 30, semakin besar nilainya maka semakin baik. Nilai
SQI dihitung oleh TEMS secara otomatis yang di update setiap 0.5 detik. Standar nilai
SQI dapat dilihat pada tabel 2.6
Tabel 2.6 Standar nilai SQI
Rentang Nilai Kualitas
18 hingga 30 Baik
10 hingga 18 Sedang
-20 hingga 10 Buruk
Sumber: Kusuma (2009)