BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Umum
2.1.1 Definisi Strategi
“A company’s strategy consist of the competitive moves and
business approaches that managers employ to attract and please
customer. Complete successfully, grow the business, conduct
operations, and achieve targeted objectives.“ (Thompson&Strickland,
2005)
Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi,
akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi
karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, 2004).
Pengertian strategi secara umum dan khusus sebagai berikut :
1. Pengertian Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai
2. Pengertian khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
10
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu
dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa
yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam
bisnis yang dilakukan.
2.1.2 Definisi Teknologi Informasi Ward dan Peppard (2002) melakukan definisi tentang TI yaitu
“khusus untuk teknologi, pada dasarnya perangkat keras, perangkat
lunak, dan jaringan telekomunikasi”. Teknologi Informasi adalah suatu
teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,
mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk
keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi
yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi yang
memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah
data menjadi informasi yang bermanfaat.
Pengertian teknologi informasi menurut Lucas, Jr. (2000)
adalah sebagai berikut: “Information technology refers to all forms of
technology applied to processing, storing, and transmitting
information in electronic form. The physical equipment used for this
11
purpose includes computers, communications equipment and networks,
fax machines, and even electronic pocket organizers. Information
systems execute organized procedures that process and/or
communicate information. We define information as a tangible or
intangible entity that serves to reduce uncertainty about some state or
event.”
Menurut William & Sawyer (Kadir & Terra, 2003), teknologi
informasi didefinisikan sebagai teknologi yang menggabungkan
komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi, yang membawa
data, suara, dan video.
2.1.3 Definisi Perencanaan Strategis Pengertian perencanaan strategis adalah proses penentuan
sasaran masa depan dari organisasi sebagai respon terhadap
kesempatan dan ancaman yang diketahui serta dengan mengenali
kekuatan dan kelemahan organisasi, untuk selanjutnya dipilih aktifitas-
aktifitas dan alokasi sumber daya untuk mencapai sasaran tersebut.
Perencanaan Strategis dikenal juga sebagai perencanaan jangka
panjang karena mengidentifikasi tujuan-tujuan yang akan memberikan
perusahaan posisi yang paling menguntungkan dalam lingkungannya,
serta menentukan strategi-strategi untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
Rencana strategis merupakan rencana jangka menengah yang
menjadi arah dari rencana operasional. Jangka waktu perencanaan
12
berkisar tiga sampai tujuh tahun ke depan tergantung pada situasi dan
jenis lembaga. Rencana usaha (business plan) merupakan rencana
kegiatan satu sampai tiga tahun ke depan yang mencakup rencana
keuangan (Brinckerhoff, 2010).
Truitt (2002) menguraikan berbagai manfaat perencanaan,
antara lain untuk menyadarkan organisasi agar memahami dan
menyadari tentang masa depan, mendisiplinkan organisasi,
menekankan pilihan-pilihan keputusan, menyadarkan para pemimpin
bahwa mereka harus mengelola lembaga, dan membuat para manajer
berpikir. Terdapat perbedaan pemahaman rencana strategis menurut
para ahli. Dalam hal ini perlu ada pembedaan tentang apa yang disebut
rencana strategis (strategic plan) dengan rencana usaha (business
plan).
“...is the process by which a system maintains its
competitiveness within its work environment by determining where the
organization is, where it wants to go and how it wishes to get there. In
otherwords, examining that strategis will enable the corporation or
association to prosper in the future…“ (Katsioloudes, 2002)
2.2 Bisnis dan IT
Bisnis saat ini mencoba melihat pada sistem informasi untuk
mengumpulkan informasi yang diinginkan. Hal ini penting karena
terjadinya perubahan menyeluruh dalam latar belakang bisnis dikarenakan
munculnya komputer dan internet. Struktur bisnis dan informasi yang
13
diperlukan telah berubah. Daya saing sebagai faktor utama bagi kehidupan
organisasi di sisi informasi harus menghadapi tantangan teknologi
informasi.
Menurut Turban (2006) dengan dukungan teknologi informasi,
maka akan membantu level managerial dalam penyelesaian pekerjaannya,
terlebih dalam hal pengambilan keputusan strategis, dimana informasi
yang dihasilkan suatu sistem informasi akan sangat membantu
memberikan solusi bisnis.
Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam
perekayasaan ulang dalam proses bisnis. Kecepatan, kemampuan
pemrosesan informasi dan konektivitas komputer serta teknologi internet
dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para bisnis, seperti juga
meningkatkan komunikasi dan kerjasama (O Brien, 2005)
Memastikan bahwa objektif dan tujuan bisnis telah didefinisikan
sejelas-jelasnya dengan strategi TI harus mengacu pada terjemahan teknis
dari seluruh objektif, dan tujuan bisnis yang ada. Salah satu cara yang
biasa dilakukan adalah dengan :
a. Mengidentifikasi fungsi-fungsi bisnis apa saja yang dilakukan oleh
perusahaan.
b. Identifikasi dilanjutkan dengan pengelompokan fungsi-fungsi sejenis,
serta menggambarkan hubungan antar-kelompok tersebut.
c. Menentukan area-area bisnis yang selanjutnya dipetakan ke jenis-jenis
penerapan serta layanan-layanan TI yang sesuai.
14
Cara seperti ini tidak serta-merta menyelesaikan semua kesejajaran
hubungan bisnis dan TI, tapi dapat digunakan sebagai titik awal dari
keseluruhan usaha penyejajaran ini. Sabherwal dan Chan (2001)
meringkas konsep tersebut sebagai “the degree of congruence between
business and information strategic orientation”. Adapun gambar model
penyelarasan strategik adalah sebagai berikut :
STRATEGIC FIT AUTOMATION LINKAGE
BUSINESS INFORMATION SYSTEM
Gambar 2.1 Model Penyelarasan Strategik Sabherwal dan Chan (2001)
Seberapa jauh peran TI terhadap bisnis dan seberapa pentingnya TI
terhadap bisnis, merupakan hal-hal yang mendefinisikan batas-batas
pengembangan TI dalam sebuah organisasi bisnis. Sekedar sebagai sebuah
BUSINESS STRATEGY INFORMATION SYSTEM STRATEGY
BUSINESS SCOPE
DISTICNTIVE COMPETENCIES BUSSINESS
GOVERNANCE
TECHNOLOGY SCOPE
SYSTEMIC COMPETENCIES
INFORMATION SYSTEM
GOVERNANCE
ADMINISTRATIVE
INSFRASTRUCTURE
PROCESS SKILL
ORGANIZATIONAL INFRASTRUCTURE AND PROCESS
ARCHITECTURES
PROCESS
INFORMATION SYSTEM INFRASTRUCTURE AND PROCESS
SKILL
15
business supporter, atau sebagai enabler, bahkan sebagai business driver.
Mengenal model-model serta perspektif kesejajaran hubungan bisnis dan
TI merupakan langkah awal mengenal, sampai seberapa jauh potensi
pengembangan TI dapat dilakukan dalam sebuah organisasi bisnis. Tahap
ini penting untuk dilakukan, mengingat semakin ketatnya persaingan
pasar, serta pengembangan bisnis yang juga semakin sulit.
Sebenarnya yang bisa dilakukan untuk menjawab peran TI tersebut
adalah pertama, mengamati di industri mana TI tersebut beroperasi, dan
kedua, bagaimana proses-proses bisnis dilakukan sehari-hari. Ambil
contoh dalam industri ritel buku, misalnya ada dua perusahaan, yang
pertama menjual buku dengan membuka toko di sebuah mal, dan yang
kedua dengan membuka sebuah situs web komersial. Untuk perusahaan
pertama, TI secara sederhana adalah sebagai enabler, namun untuk
perusahaan kedua, TI jelas adalah sebagai driver, driver yang menentukan
bagaimana bisnis perusahaan tersebut akan dilakukan dan dikembangkan.
Sebagai enabler, TI memungkinkan bermacam objektif, dan tujuan
bisnis tercapai dengan lebih efektif dan efisien. Bagi perusahaan pertama,
TI memungkinkan pengendalian stok buku dilakukan dengan lebih tepat,
dan pengelolaannya benar. Begitu pula TI juga dapat digunakan untuk
menganalisis berbagai perilaku pelanggan pembeli buku, sehingga
perusahaan pertama dapat lebih memfokuskan usaha-usaha penetrasi
pasarnya. Jadi dari perspektif ini, TI adalah komponen pendukung dan
penunjang berjalannya proses-proses bisnis internal perusahaan.
16
Sebagai driver, TI mengarahkan dan memiliki peran secara
langsung bagi perusahaan, dalam meningkatkan keuntungan dan
pendapatan bisnis. Dalam contoh perusahaan ritel buku kedua di atas,
komponen TI sangat kental ikut mendefinisikan bisnis perusahaan ini.
Proses pemasaran dilakukan melalui Internet, proses transaksi juga
dilakukan melalui media yang sama. ‘Toko’-nya pun juga berada di dunia
maya. Dengan kata lain, jika Internet bisa di-shutdown, perusahaan ini pun
akan terkena dampaknya. Jika kita kembalikan lagi TI sebagai enabler,
peran TI adalah secara tidak langsung mendukung fungsi bisnis lain dalam
meningkatkan keuntungan dan pendapatan bisnis. Apapun yang terjadi di
Internet, tidak akan punya dampak langsung ke perusahaan pertama.
Karakteristik bisnis, suasana kompetisi, tingkat kemapanan organisasi
bisnis adalah beberapa faktor dari banyak faktor lain, yang nantinya akan
turut mendefinisikan, membentuk serta mengembangkan TI dalam sebuah
organisasi bisnis.
2.3 Strategi Bisnis
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah
ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi,
menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan
customer value terbaik. Menurut Thompson and Strickland (2005),
terdapat 4 strategi yang umum digunakan perusahaan untuk
17
membedakannya dari pesaing serta mencapai keunggulan kompetitif, yaitu
sebagai berikut :
1. Menjadi perusahaan yang menerapkan low cost system sehingga dapat
menghemat biaya perusahaan dan dapat memberikan keuntungan
dalam biaya jika dibandingkan dengan pesaing.
2. Menawarkan produk yang lebih berkualitas, jasa yang lebih baik,
pilihan produk yang lebih banyak, maupun kemampuan teknologi yang
lebih baik dibandingkan dengan pesaing.
3. Lebih fokus terhadap kebutuhan konsumen dengan jumlah pesaing
yang lebih sedikit sehingga berpeluang menjadi market leader pada
industri yang sama.
4. Mengembangkan hal-hal unik lebih banyak dari pesaing yang dapat
dicirikan seperti keunggulan kompetitif, keahlian serta kekuatan
sumber daya perusahaan.
18
Gambar 2.2 Identifikasi Strategi Perusahaan [Thompson & Strickland
(2005)]
Suatu strategi bisnis biasanya meliputi beberapa hal sebagai berikut :
a. Mission, merupakan pernyataan yang memberikan arahan tentang apa
yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam mencapai visinya.
b. Vision, merupakan sebuah pandangan masa depan dari sebuah bisnis
yang menjadi tujuan perusahaan yang berbentuk pencapaian dari
sebuah bentuk misi.
c. Business driver, merupakan faktor kritis sebagai pendorong perubahan
yang dapat memberikan fokus pada bisnis untuk dapat mencapai target
perusahaan.
d. Objectives, merupakan target yang harus dicapai oleh misi perusahaan
Action to gain sales and market share via lower prices, more performance features, more appealing design, better quality or customer service, wider production selection, etc Actions to respond to changing
market conditions and other external circumstances
Action to enter new geographic or products markets or exit existing one
Action to merge with or acquire rival companies
Effort to pursue new market opportunities and defend against threats to the company’s well being
Actions to strengthen competitive capabilities and correct competitive weaknesses
Action to diversify the company’s revenues and earning by entering new business
Actions and approaches that define how the company manages research and development, production, sales and marketing, finance, and other key activities
The pattern of action and business
approaches that define a company’s strategy
Action to form strategic alliances and collaborative partnership
19
e. Strategies, merupakan kebijakan perusahaan sebagai alat untuk
mencapai tujuan dan misi perusahaan
f. Critical success factors (CSFs), merupakan area-area kunci yang harus
berjalan dengan baik sehingga mencapai keberhasilan bisnis
perusahaan
g. Business area plans, merupakan perencanaan dari berbagai area bisnis
yang ada kaitannya dengan strategi bisnis perusahaan.
2.4 Model Bisnis
Menurut Johnson et al, 2008, “Business models consist of four
interlocking elements, that taken together, create and deliver value. These
are: costumer value proporsion, profit formula, key resources, and key
process. Of revenues and cost for the enterprise delivering that value”
Menurut Teece, 2010, “A business model articulates the logic, the
data and other evidence that support a value proporsion for the costumer,
and a viable structure”
Chesbrough dan Rosenbloom (2002) menyarankan bahwa fungsi
sebuah model bisnis adalah untuk :
a. Mengartikulasikan proposisi nilai, yaitu nilai yang diciptakan untuk
pengguna dengan penawaran berdasarkan pada teknologi
b. Mengidentifikasi segmen pasar, yaitu, kepada siapa pengguna
teknologi ini berguna dan untuk apa tujuan, dan menentukan
mekanisme pendapatan generasi bagi perusahaan
20
c. Menentukan struktur dari rantai nilai dalam perusahaan yang
dibutuhkan untuk membuat dan mendistribusikan tawarkan, dan
menentukan asset komplementer yang dibutuhkan untuk mendukung
posisi perusahaan dalam rantai nilai
d. Memperkirakan struktur biaya dan potensi keuntungan dari
memproduksi penawaran, mengingat nilai proposisi dan nilai struktur
rantai dipilih
e. Menggambarkan posisi perusahaan dalam jaringan nilai
menghubungkan pemasok dan pelanggan, termasuk identifikasi
complementors potensial dan pesaing
f. Merumuskan strategi bersaing dengan perusahaan yang berinovasi
akan terus mendapatkan keuntungan atas saingan.
Osterwalder, Pigneur (2010) mengajukan apa yang disebut dengan
business model canvas untuk membantu seseorang/suatu organisasi dalam
merancang suatu business model. Dalam kanvas ini suatu business model
akan memiliki sembilan komponen :
Gam
1. C
k
a
h
2. V
m
m
m
3. C
b
d
m
mbar 2.3 Bus
Customer Se
kelompok or
atau jasa peru
hendak dilay
Value Propos
menciptakan
mengapa pe
masalah atau
Channels (CH
bagaimana V
didistribusika
memainkan p
siness Mode
egments (CS
rang atau or
usahaan. Sem
yani.
sitions (VP)
nilai bagi
elanggan ber
u memenuhi
H) : yaitu m
VP disampaik
an dan mela
peran pentin
el Canvas (O
S): adalah
rganisasi ya
mua organis
: yaitu men
i CS, VP y
ralih perusa
kebutuhan p
media penghu
kan kepada
alui saluran
ng dalam mem
Osterwalder,
para pelang
ang menjadi
sasi pasti me
ggambarkan
yang spesif
ahaan yang
pelanggan.
ubung kepad
CS. Bagaim
atau channe
mpelajari ko
Pigneur, Sm
ggan yang m
menggunak
emiliki pelan
n produk atau
fik merupak
dapat men
a CS. Mengg
mana dikomu
el seperti ap
onsumen.
21
mith, 2010)
merupakan
kan produk
nggan yang
u jasa yang
kan alasan
nyelesaikan
gambarkan
unikasikan,
a. Channel
22
4. Customer Realtionship (CR) : menggambarkan tipe jenis hubungan
perusahaan dengan CS secara khusus disuatu perusahaan sehingga
dapat menggambarkan jenis hubungan yang ingin dibangun dimasing-
masing CS.
5. Revenue Streams (RS) : merupakan pendapatan atau hasil yang
diperoleh atas VP yang dideliver kepada CS
6. Key Resources (KR) : menggambarkan sumber daya utama, aset yang
dibutuhkan untuk membuat bekerjanya sebuah model bisnis,
perusahaan untuk menciptakan dan menawarkan VP, memelihara
hubungan dengan CS sehingga memperoleh RS.
7. Key Activities (KA) : menggambarkan kegiatan utama, perbuatan atau
tindakan apa untuk dapat menghasilkan VP yang dideliver ke CS untuk
mendapatkan RS.
8. Key Partnerships (KP) : menggambarkan mitra utama, jaringan
pemasok dan partner yang membuat model bisnis bekerja.
9. Cost Structure (CS) : merupaka struktur biaya, semua biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk mengoperasikan model bisnis, untuk
dapat menghasilkan VP yang dieliver ke CS dan untuk mendapatkan
RS
2.5 Strategi IS/IT
Menurut Turban (2006) setiap IS/IT merubah tujuan, proses,
produk, atau hubungan lingkungan untuk membantu organisasi
mendapatkan keuntungan kompetitif atau mengurangi kerugian kompetitif
23
adalah strategis IS/IT. Perencanaan strategis SI/TI merupakan proses
identifikasi portofolio aplikasi SI berbasis komputer yang akan
mendukung organisasi dalam pelaksanaan rencana bisnis dan
merealisasikan tujuan bisnisnya. Fitur utama dari IS/IT Strategis adalah
sebagai berikut:
1. Sistem pendukung keputusan yang memungkinkan untuk
mengembangkan pendekatan strategis untuk menyelaraskan IS/IT atau
dengan strategi bisnis organisasi
2. Solusi perencanaan sumber daya perusahaan terutama yang
mengintegrasikan/link bisnis proses untuk memenuhi tujuan
perusahaan untuk optimalisasi sumber daya perusahaan
3. Sistem database dengan kemampuan "data mining". Untuk membuat
penggunaan terbaik pada sumber informasi perusahaan yang tersedia
untuk pemasaran, promosi, produksi, dan inovasi. IS/IT juga
memfasilitasi identifikasi strategi pengumpulan data untuk membantu
mengoptimalkan peluang basis data pemasaran.
4. IS/IT real-time yang akan mempertahankan respon yang cepat
dan menunjukan indicator tentang kondisi kualitas.
Turban (2006) percaya bahwa setiap organisasi mencari keunggulan
kompetitif dalam industry mereka dengan kata lain keuntungan lebih dari
pesaing dalam kadar tertentu seperti biaya, kualitas, atau kecepatan.
Sebuah IS/IT ditandai dengan kemampuannya untuk secara signifikan
mengubah cara di mana bisnis dilakukan, dalam rangka memberikan
keunggulan strategis perusahaan.
24
2.5.1 Pengelolaan Strategi IS/IT
Sebelum melakukan perencanaan strategi di bidang SI/TI akan
lebih tepat untuk lebih dahulu mengulas tentang area atau elemen-
elemen pokok dalam pengelolaan SI/TI agar supaya para manajer
dapat melakukan pendekatan yang lebih tepat dalam melakukan
perencanaan strategi tersebut. Hal ini sangat diperlukan karena elemen-
elemen tersebut berpengaruh terhadap pertimbangan-pertimbangan
nilai yang berkenaan dengan pengalokasian sumber daya baik pada
saat sekarang maupun mendatang, agar para manajer dapat
memaksimalkan benefit dari pengelolaan SI/TI. Adapun 6 elemen
pokok dalam pengelolaan SI/TI adalah sebagai berikut:
1. Strategic Management. Adapun aspek-aspek dari strategic
management adalah menyelaraskan fungsi SI/TI di dalam
organisasi, memperbaiki perencanaan stratejik SI, menggunakan SI
untuk keunggulan kompetitif, mendidik para pengelola senior
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan SI/TI, memfasilitasi proses
pembelajaran organisasi, dan memfasilitasi Business Process
Reengeenering (BPR) serta menaikkan pemahaman peranan dan
kontribusi SI/TI terhadap organisasi.
2. Operational and Tactical Management. Yang termasuk di dalam
elemen ini adalah mengukur efektifitas dan produktifitas dari SI/TI,
pemilihan aktifitas outsourcing dari proyek-proyek di bidang SI/TI,
menentukan level pendanaan atas SI/TI, dan membuat kapasitas
25
Disaster Recovery secara efektif serta mengembangkan dan
mengimplementasikan suatu perencanaan informasi.
3. Application Development and Maintenance. Dalam elemen ini
secara garis besar adalah memperbaiki cara-cara pengembangan
perangkat lunak agar dapat berjalan dengan efektif. Misalnya
dengan menerapkan kelompok-kelompok kerja dan metode-metode
yang tepat dalam pembuatan suatu perangkat lunak.
4. Human Resource Management. Aspek-aspek dalam elemen ini
berisi tentang sistem penerimaan, pengembangan, dan pengelolaan
sumber daya manusia. Misalkan saja tentang spesifikasi sumber
daya manusia yang akan diterima sebagai staff baru, proses
pengetesan (termasuk di dalamnya syarat minimal, loyalitas,
kemauan untuk belajar secara mandiri dan terus menerus,
kemampuan untuk bekerja dalam tim, dan minimal gaji yang
diharapkan), dan proses pelatihan atau pembelajarannya. Hal yang
tidak kalah penting adalah pengelolaan dari sumber daya tersebut
yang berkaitan dengan tingkat mobilitas tenaga kerja yang semakin
tajam sebagai dampak globalisasi, dan tentang standarisasi reward.
5. Data Management Security. Adapun yang termasuk dalam elemen
ini adalah memperbaiki sistem keamanan dan pengontrolan
informasi, memperbaiki integritas data dan quality assurance,
mengelola data dan sistem penyimpanannya, merencanakan dan
mengelola aplikasiaplikasi yang telah dan akan dikembangkan,
membuat penggunaan secara efektif atas sumber data.
26
6. Information Technology Implementation. Elemen ini merupakan
elemen yang paling komplek dibanding dengan elemen lainnya.
Adapun aspek-aspek yang termasuk dalam elemen ini adalah
mengembangkan dan mengelola Electronic Data Interchange
(EDI), memfasilitasi dan mengelola end user computing,
mengimplementasikan dan mengelola collaburative technology,
merencanakan dan menggunakan teknologi Computer Aided
Software Engineering (CASE), mengintegrasikan infrastruktur,
transaksi-transaksi, dan teknologi-teknologi strategis,
memfasilitasi, dan mengelola Decision Support Systems
DSS)/Executive Support Systems (ESS), merencanakan dan
mengelola jaringan computer dan komunikasi, menyeleksi dan
mengintegrasikan perangkat lunak paket maupun outsourcing,
merencanakan dan mengelola multi-vendors systems,
merencanakan dan mengelola distributed systems, dan membangun
suatu TI infrastruktur yang responsif.
2.5.1. Perencanaan Strategis IS/IT Metode Ward &
Peppard
Perencanaan strategis SI/TI mempelajari pengaruh SI/TI
terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih
langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis SI/TI juga
menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi
manajemen untuk menyelaraskan strategi SI/TI dengan strategi bisnis,
27
bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang
inovatif. Ada tiga sasaran utama dari upaya penerapan SI/TI dalam
suatu organisasi. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja dengan
melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua,
meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan
informasi guna pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya
saing atau meningkatkan keunggulan kompetitif organisasi dengan
merubah gaya dan cara berbisnis (Ward & Peppard, 2002).
Gambar 2.4 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, dan Strategi TI
[Ward & Peppard, 2002]
28
Gambar di atas menyediakan pandangan sekilas tentang
komponen-komponen dasar dari perencanaan stratejik SI/TI. Pada
prinsipnya bahwa strategi SI/TI terdiri atas dua bagian, yaitu:
komponen SI dan komponen TI. Strategi SI mendefinisikan kebutuhan
atau permintaan organisasi atas informasi dan system aplikasi dalam
rangka mendukung strategi bisnis secara keseluruhan. Hal ini benar-
benar berdasarkan aspek bisnis, dengan mempertimbangkan baik
pengaruh kompetitif maupun kebutuhan-kebutuhan yang selaras antara
SI dan TI. Sedangkan strategi TI berkaitan dengan garis besar visi
bagaimana permintaan organisasi atas informasi dan sistem-sistem
akan didukung oleh teknologi. Intinya, berkaitan dengan dukungan TI.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan TI dan sumber daya (termasuk
hardware, software dan telekomunikasi) serta layanan-layanannya
seperti halnya operasional TI, pengembangan sistemsistem, dan
dukungan terhadap pengguna.
Pendekatan metodologi versi Ward and Peppard ini dimulai
dari kondisi investasi SI/TI dimasa lalu yang kurang bermanfaat bagi
tujuan bisnis organisasi dan menangkap peluang bisnis, serta fenomena
meningkatkan keunggulan kompetitif suatu organisasi karena mampu
memanfaatkan SI/TI dengan maksimal. Kurang bermanfaatnya
investasi SI/TI bagi organisasi disebabkan karena perencanaan
strategis SI/TI yang lebih fokus ke teknologi, bukan berdasarkan
kebutuhan bisnis.
29
Gambar 2.5 Model Strategis SI/TI [Ward & Peppard 2002]
Kerangka kerja strategi IS/IT dijelaskan pada gambar 2.5,
dimana sebagai masukan (INPUT) adalah hasil analisis internal dan
esternal baik dari sisi bisnis ataupun sisi IT. Sedangkan keluaran
(OUTPUT) dari proses-proses strategi itu terdiri dari tiga kelompok
yaitu strategi bisnis IS, pengelolaan strategi dan strategi IT yang
hasilnya digunakan untuk memetakan portofolio aplikasi yang
direncanakan.
1. Input
Dalam komponen input model IT/IS strategic planning membahas
kondisi lingkungan dalam suatu organisasi baik internal maupun
eksternal. Input ini akan diidentifikasi dan dianalisa menjadi suatu nilai
utama dalam IT/IS strategic planning, komponen tersebut terdiri dari :
30
a. External business environment
Kondisi lingkungan eksternal dalam suatu organisasi dapat
diidentifikasi kedalam beberapa hal, meliputi :
• Kondisi politik dan ekonomi, sosial budaya, hukum dan
teknologi terhadap bisnis suatu organisasi
• Kondisi pangsa pasar yang ada saat ini
b. Internal business environment
Kondisi lingkungan internal dalam suatu organisasi dapat
diidentifikasi kedalam beberapa hal, meliputi :
• Visi dan misi organisasi
• Nilai budaya, keragaman sumber daya, sarana dan
prasarana yang ada di organisasi (Analisis Generic Porter)
• Strategi yang ada dan hasil implementasi
• Alur proses dan informasi yang dibutuhkan
• Analisis SOAR (Strength, Opportunity, Aspiration, Result)
• Diagram Value chain
c. External IS/IT environment
Kondisi lingkungan eksternal di bidang IS/IT dapat diperoleh
dengan cara mengidentifikasi hal-hal dibawah ini :
• Teknologi yang berkembang saat ini didunia
• Teknologi yang digunakan oleh pesaing
• Teknologi yang dipakai untuk mendukung tujuan bisnis
perusahaan
31
d. Internal IS/IT environment
Kondisi lingkungan internal di bidang IS/IT dapat diperoleh
dengan cara mengidentifikasi hal-hal dibawah ini:
• Portfolio aplikasi dari strategic grid McFarlan, dimana
suatu portfolio aplikasi yang menggambarkan penyebaran
dan penempatan aplikasi yang sudah ada maupun yang akan
dikembangkan
2. Proses
Proses merupakan tempat dimana informasi yang diperoleh, hasil
analisa yang diperoleh dari input, akan diolah untuk menghasilkan
output berdasarkan metode yang digunakan.
3. Output
Keluaran atau ouput dari komponen input diatas akan menghasilkan
beberapa hal, antara lain sebagai berikut :
a. Business IS Strategies
Komponen strategi bisnis SI terdiri dari :
• Proses bisnis perusahaan
• Perspektif bisnis dalam lingkungan eksternal dan internal
(Business Model Canvas)
• Penggunaan teknologi informasi pada area bisnis tertentu
• Sistem informasi yang dibutuhkan organisasi
b. IS/IT Management Strategy
32
IS/IT Management Strategy meliputi unsur-unsur umum strategi
yang akan diterapkan pada perusahaan yang meliputi :
• Bentuk organisasi, berupa sumber daya, alokasi kebijakan
dan wewenang atau tanggung jawab
• Kebijakan investasi yang berupa pengalokasian biaya
dalam implementasi strategi IS/IT
• Kebijakan vendor yang berupa ketentuan yang menjadi
panduan pemilihan vendor berdasarkan kriteria finansial,
teknologi dan kesepakatan kedua belah pihak
c. IT Strategy
IT Strategy yang didalamnya terdapat sumber daya dan
teknologi yang digunakan untuk mendukung strategi bisnis
antara lain :
• Topologi jaringan
• Alur sistem informasi
• Perangkat lunak, alat telekomunikasi perangkat keras,
serta pemeliharaannya
d. Future Application Portfolio
Suatu rincian aplikasi yang berisi aplikasi yang diusulkan dan
akan digunakan oleh perusahaan, untuk mengintegrasikan
setiap unit bisnis serta menyesuaikan perkembangan teknologi
dengan kebutuhan perusahaan.
e. Current Application Portfolio
33
Suatu rincian tentang aplikasi yang sudah diterapkan oleh
perusahaan sekarang, hal ini dilakukan dengan menganalisa
manfaat yang didapat dengan menggunakan aplikasi tersebut
serta melihat peran sertanya terhadap kegiatan bisnis
perusahaan dan IT strategic planning untuk mendukung tujuan
perusahaan.
2.6 Teknik dan Alat Analisis
2.6.1. Analisis PEST
Analisis PEST terkait dengan pengaruh lingkungan pada
suatu bisnis. PEST merupakan suatu cara atau alat yang bermanfaat
untuk meringkas lingkungan eksternal dalam operasi bisnis. PEST
harus ditindaklanjuti dengan pertimbangan bagaimana bisnis harus
menghadapi pengaruh dari lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan
teknologi.
Faktor-faktor politik yang dianalisis dan didiagnosis oleh
kebanyakan perusahaan antara lain: (1) Upah minimum; (2)
Pengendalian harga; (3) Kesempatan bekerja yang sama untuk
semua orang; (4) Keselamatan dan kesehatan dalam pekerjaan; (5)
Dimana lokasi pabrik boleh didirikan; (6) Apa yang boleh
dikeluarkan pabrik itu ke udara; (7) Berapa keributan yang boleh
dilakukan dalam berproduksi; (8) Apakah perusahaan dapat
melakukan periklanan dan iklan mana yang boleh dilakukan; (9)
Peraturan dan perlindungan lingkungan; (10) Perpajakan
34
(perusahaan; konsumen); (11) Peraturan perdagangan
internasional; (12) Perlindungan konsumen; (13) Hukum
ketenagakerjaan; (14) Perusahaan/sikap pemerintah; (15) Peraturan
kompetisi.
Keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan di masa
yang akan datang dapat mempengaruhi kemajuan dan strategi
perusahaan. Faktor-faktor ekonomi yang spesifik yang dianalisis
dan didiagnosis oleh kebanyakan perusahaan termasuk (1)
Pertumbuhan ekonomi; (2) Kebijakan moneter; (3) Pengeluaran
pemerintah; (4) Kebijakan ke arah unemployment; (5) Tahapan
siklus bisnis. Ekonomi dapat diklasifikasikan seperti dalam
keadaan depresi, resesi, kebangkitan (recovery) atau kemakmuran;
(7) Gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang-barang dan jasa.
Kalau inflasi sangat tajam, mungkin diadakan pengendalian upah
dan harga; (8) Kebijaksanaan keuangan, tingkat bunga dan
devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang
asing; (9) Kebijaksanaan fiskal: tingkat pajak atau perusahaan dan
perorangan; (10) Neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam
hubungannya terhadap perdagangan luar negeri.
Setiap segi ekonomi ini dapat membantu atau menghambat
usaha mencapai tujuan perusahaan dan menyebabkan keberhasilan
ataupun kegagalan strategi. Misalnya, resesi sering menyebabkan
pengangguran, bila kita memproduksi barang sesuka hati kita, yang
dapat menyebabkan penjualan rendah. Kebijaksanaan perpajakan
35
dapat mengurangi daya tarik investasi dalam suatu industri atau
mengurangi pendapatan setelah dipotong pajak dari para
konsumen, yang akhirnya mengurangi tingkat pengeluarannya.
Faktor-faktor sosial terpusat pada penilaian dari sikap
konsumen dan karyawan yang mempengaruhi strategi. Para
perencanaan strategi harus mengikuti perubahan pada tingkatan
pendidikan dan penilaian sosial dengan maksud menilai
dampaknya terhadap strategi mereka. Tetapi reaksi khas dari
perusahaan terhadap faktor-faktor sosial berbeda-beda, dari
perubahan dalam tingkah laku sampai ke usaha mengubah
penilaian sosial dan sikap melalui usaha hubungan
kemasyarakatan. Faktor-faktor sosial yang dianalisis dan
didiagnosis oleh kebanyakan perusahaan antara lain (1) Distribusi
pendapatan; (2) Demografi; (3) Tenaga kerja / mobilitas social; (4)
Perubahan gaya hidup; (5) Sikap kerja; (6) Pendidikan; (7)
Kesehatan dan kesejahteraan; (8) Kondisi kehidupan (polusi,
perumahan, dsb).
Perencana strategi yang efektif meneliti lingkungan untuk
mencari perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi bahan
baku, operasi, dan produk serta jasa perusahaan, karena perubahan
teknologi dapat memberikan peluang besar untuk meningkatkan
hasil, tujuan atau mengancam kedudukan perusahaan. Dorongan
pemerintah melalui kebijaksanaan pajak dan undang-undang juga
memainkan peranan dalam perubahan teknologi. Kemauan untuk
3 36
2.6.2.
melakuka
kompone
menghen
Faktor-fa
kebanyak
industri
pengemb
Rates of
teknologi
dari perub
Analisis
M
yang dap
persainga
Pembeda
Tab
an inovasi
en yang p
ndaki iklim
aktor politi
kan perusah
pada ke
bangan baru
f technology
i; (6) Perub
bahan tekno
s Generic
Michael A. P
pat digunaka
an yaitu:
aan Produk (D
le 2.1 Porter
dan menga
penting. Se
sosial ekon
k yang d
haan antara
majuan te
; (3) Kecep
y obsolesce
bahan dalam
ologi.
c Strategis
Porter memb
an di perusah
Keunggula
Differentiati
r Generic Str
ambil resiko
elanjutnya
nomis yang
dianalisis d
lain (1) F
eknologi; (
patan dari t
ence; (5) B
m ilmu peng
s Porter
berikan altern
haan untuk,
an Biaya
ion), dan Foc
rategies (Por
o nampak m
perubahan
g dapat men
dan didiagn
Fokus peme
(2) Penem
transfer tekn
iaya dan p
getahuan; (7
natif adanya
menghadap
(Cost Le
cus.
rter, 2008)
merupakan
teknologi
nerimanya.
nosis oleh
rintah dan
muan dan
nologi; (4)
penggunaan
7) Dampak
a 3 strategi
pi ancaman
eadership),
37
1. Strategi Keunggulan Biaya (Cost Leadership)
Perusahaan yang menerapkan strategi ini akan berusaha
menjadi produsen dengan biaya rendah dan memiliki cakupan
segmen industri yang luas. Strategi ini menekankan pada upaya
memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan
biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa)
biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah
terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau
menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi
perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan
pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement,
ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek,
(relatif) tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat
sejumlah besar konsumen memiliki kekuatan tawar-menawar yang
signifikan.
Sumber dari keefektifan biaya (cost effectiveness) ini
bervariasi, termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan skala
ekonomi (economies of scale), investasi dalam teknologi yang
terbaik, sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi,
dampak kurva pembelajaran dan pengalaman (learning and
experience curve), optimasi kapasitas utilitas, dan akses yang baik
terhadap bahan baku atau saluran distribusi. Pada prinsipnya,
alasan utama pelaksanaan strategi integrasi ke hulu (backward
integration), ke hilir (forward integration), maupun ke samping
38
(horizontal integration) adalah untuk memperoleh berbagai
keuntungan dari strategi biaya rendah ini.
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah
perusahaan harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang,
yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi. Strategi ini hanya
mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di
bidang sumber daya perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil
pada rekayasa proses (process engineering), pengawasan yang
ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan promosi rendah.
Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki
kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi
pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target (alokasi
insentif berbasis hasil).
2. Strategi Differensiasi (Differentiation)
Melalui strategi ini sebuah perusahaan berusaha untuk
menciptakan sesuatu yang baru yang dalam industrnya dikenal
sebagai hal yang unik dengan harga premium (premium prices).
Differensiasi dapat dilakukan melalui citra rancangan, teknologi,
kualitas yang tinggi, pelayanan pelanggan, jaringan distribusi dan
sebagainya. Industri ini juga memiliki cakupan sasaran yang luas.
Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar,
tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau
pengalaman kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang
didapat oleh konsumen dari produk tersebut. Berbagai kemudahan
39
pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan
berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit
contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada
para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga
dalam pengambilan keputusannya (price insensitive).
Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan
diferensiasi. Diferensiasi tidak memberikan jaminan terhadap
keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar yang
beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika
kompetitor/pesaing dapat melakukan peniruan dengan cepat.
Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk
barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh
pesaing. Resiko lainnya dari strategi ini adalah jika perbedaan atau
keunikan yang ditawarkan produk tersebut ternyata tidak dihargai
(dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing
yang menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah
akan sangat mudah merebut pasar. Oleh karenanya, dalam strategi
jenis ini, kekuatan departemen Penelitian dan Pengembangan
sangatlah berperan.
3. Strategi Fokus
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan
produk diterapkan perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan
bersaing (competitive advantage) terhadap para pesaingnya pada
semua pasar. Secara umum, terdapat dua bidang syarat yang harus
40
dipenuhi ketika perusahaan memutuskan untuk memanfaatkan
strategi ini, yaitu: bidang sumber daya (resources) dan bidang
organisasi. Dari sisi sumber daya perusahaan, maka untuk
menerapkan strategi ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi
dalam hal pemasaran produk, kreativitas dan bakat, perekayasaan
produk (product engineering), riset pasar, reputasi perusahaan,
distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi organisasi,
perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi
antar fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang
berkemampuan tinggi, dan mengukur insentif yang subyektif di
samping yang obyektif. (Umar, 2001).
Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih
berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche market),
wilayah geografis tertentu, atau produk barang atau jasa tertentu
dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik,
excellent delivery. Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya
besaran pasar yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan
yang baik, dan jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu
yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing dalam rangka mencapai
keberhasilannya (pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk
tersebut).
41
2.6.3. Analisis SOAR
Stavros, Cooperrider, dan Kelly (2003) menawarkan konsep
SOAR (Strengths, Opportunities, Aspirations, Results) sebagai
alternatif terhadap analisis SWOT, yang berasal dari pendekatan
Appreciative Inquiry (AI). Pendekatan ini mulai dipopulerkan oleh
David Cooperrider, dalam bukunya Introduction to Appreciative
Inquiry (1995). Beliau sebelumnya sudah menulis dalam disertasi
doktoralnya Appreciative Inquiry: Toward a Methodology for
Understanding and Enhancing Organizational Innovation, di
Universitas Case Western Reserve, Ohio. Sehingga boleh dibilang,
beliau adalah pelopor dan yang mempopulerkan pendekatan ini.
Model SOAR mengubah analisis SWOT, yang sudah sangat
mapan, dalam hal faktor-faktor kekurangan (weakness) internal
organisasi serta ancaman (threats) eksternal yang dihadapinya ke
dalam faktor-faktor aspirasi (aspiration) yang dimiliki perusahaan
serta hasil (results) terukur yang ingin dicapai. Model analisis ini
beranggapan bahwa faktor kekurangan dan ancaman dapat
memunculkan perasaan negatif bagi para anggota organisasi, sehingga
menurunkan motivasi mereka untuk berbuat yang terbaik.
Dalam kerangka kerja SOAR, sebanyak mungkin stakeholder
dilibatkan, yang didasarkan pada integritas para anggotanya. Masalah
integritas menjadi sangat penting karena para stakeholder harus
menyadari asumsi-asumsi yang menjadi dasar penggerak bagi para
pemimpin organisasi.
42
1. Strength (S)
Hal-hal yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang dimiliki
diungkapkan, baik aset yang berwujud maupun aset yang tidak
berwujud. Tujuan pengungkapan ini adalah untuk memberikan
penghargaan terhadap segala hal-hal positif yang dimiliki, yang pasti
akan selalu dimiliki baik oleh individu maupun organisasi. Kekuatan
inilah yang akan terus dikembangkan demi kemajuan organisasi
maupun individu di masa depan.
2. Opportunities (O)
Berarti dilakukannya analisis terhadap lingkungan eksternal guna
mengidentifikasi peluang terbaik yang dimiliki serta dapat
dimanfaatkan oleh organisasi. Lingkungan eksternal adalah sebuah
wilayah yang penuh dengan berbagai macam kemungkinan dan
peluang. Salah satu syarat bagi keberhasilan suatu perusahaan adalah
kemampuannya memaksimalkan peluang yang dimiliki. Hal ini
mensyaratkan adanya cara pandang yang positif dalam memandang
lingkungan eksternal yang berubah dengan sangat cepat.
3. Aspirations (A)
Para anggota organisasi berbagi aspirasi dan merancang kondisi
masa depan yang mereka impikan, yang dapat menimbulkan rasa
percaya diri dan kebanggaan baik terhadap diri sendiri, pekerjaan,
departemen, maupun organisasi secara keseluruhan. Saling berbagi
aspirasi ini menjadi hal yang sangat penting guna menciptakan visi,
43
misi serta nilai yang disepakati bersama, yang menjadi panduan bagi
perjalanan organisasi menuju masa depan.
4. Results (R)
Berarti menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai
(measurable results) dalam perencanaan strategis, guna mengetahui
sejauh mana pencapaian dari tujuan yang telah disepakati bersama.
Agar para anggota organisasi merasa termotivasi dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditetapkan ini, maka perlu dirancang
sistem pengakuan (recognition) dan reward yang menarik.
44
2.6.1.1. Tahapan Analisis SOAR
Gambar 2.6 Tahap Analisis SOAR (Stavros, 2009)
Analisis SOAR bagi perencanaan strategis dimulai dengan
initiate (keputusan untuk memilih SOAR) kemudian dilanjutkan
dengan penyelidikan (inquiry) yang menggunakan pertanyaan
positif guna mempelajari nilai-nilai inti, visi, kekuatan, dan
INQUIRY Gunakan pertanyaan positif guna mempelajari nilai-
nilai inti, visi, kekuatan, dan peluang potensial setiap anggota organisasi.
IMAJINASI Merancang masa depan yang diharapkan. Dalam fase ini nilai-nilai diperkuat, visi dan misi diciptakan. Sasaran jangka panjang dan alternative strategis dan
rekomendasi di umumkan.
INOVASI Perancangan bersama sasaran jangka pendek,
rencana taktikal dan fungsional, program, sistem, dan struktur yang terintegrasi untuk mencapai
tujuan masa depan yang diharapkan.
INSPIRE TO IMPLEMENT Sistem Pengakuan dan Penghargaan
INITIATE Keputusan organisasi melakukan SOAR Framework
45
peluang potensial. Dalam fase ini, pandangan-pandangan dari
setiap anggota organisasi dihargai. Penyelidikan juga dilakukan
guna memahami secara utuh nilai-nilai yang dimiliki oleh para
anggota organisasi serta hal-hal terbaik yang pernah terjadi di masa
lalu.
Kemudian anggota organisasi dibawa masuk ke dalam fase
imajinasi, memanfaatkan waktu untuk “bermimpi” dan merancang
masa depan yang diharapkan. Dalam fase ini, nilai-nilai diperkuat,
visi dan misi diciptakan. Sasaran jangka panjang dan alternatif
strategis dan rekomendasi diumumkan.
Fase selanjutnya adalah inovasi, yaitu dimulainya
perancangan sasaran jangka pendek, rencana taktikal dan
fungsional, program, sistem, dan struktur yang terintegrasi untuk
mencapai tujuan masa depan yang diharapkan. Guna tercapainya
hasil terbaik yang terukur, karyawan harus diberikan inspirasi
melalui sistem pengakuan dan penghargaan.
2.6.1.2. Diagram Analisis SOAR
Diagram analisis SOAR merupakan diagram yang
berfungsi untuk mengidentifikasi situasi dan posisi yang dihadapi
oleh perusahaan dalam persaingan bisnis menurut faktor-faktor
strategi internal yang dimiliki perusahaan dan eksternal yang
dihadapi perusahaan. diagram SOAR menurut Stavros,
Cooperrider, and Kelley (2003) adalah sebagai berikut :
46
Tabel 2.2 Diagram Analisis SOAR (Stavros, Cooperrider, and Kelley, 2003)
Diagram diatas menggambarkan 2 kondisi yaitu :
1. Strategic Planning Fokus : perencanaan yang dilakukan focus
berdasarkan hasil tabel Strengths dan Opportunities.
Berdasarkan kondisi dari perusahaan / organisasi
2. Human Development Strategy : perencanaan yang fokus
berdasarkan hasil tabel Aspiration dan Results. Bersumber dari
semua elemen stakeholder (personal) perusahaan / organisasi.
2.6.1.3. Matrix SOAR
Matrix Analisis SOAR dibagi menjadi 4 kondisi sebagai berikut :
47
Table 2.3 Matrix SOAR (Stavros, 2009)
Internal
Eksternal
Strength Daftar faktor kekuatan Internal
Oppurtunities Daftar peluang eksternal
Aspirasi Daftar faktor harapan dari internal
Strategi SA ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mencapai aspirasi.
Strategi OA Ciptakan strategi yang beriorientasi kepada aspirasi yang diharapkan untuk memanfaatkan peluang
Result Daftar hasil yang terukur untuk diwujudkan
Strategi SR Ciptakan strategi yang berdasarkan kekuatan untuk mencapai Hasil yang terukur
Strategi OR Strategi yang beriorientasi kepada kesempatan untuk mencapai Result yang sudah terukur
Matrik SOAR berfungsi untuk menyusun faktor-faktor
strategis perusahaan yang menggambarkan bagimana kekuatan dan
peluang eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan aspirasi dan hasil terukur yang dimilikinya.
Penjelasan matrix SOAR :
a) Strategi SA : strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk mencapai aspirasi yang diharapkan
b) Strategi OA : strategi ini dibuat untuk mengetahui dan
memenuhi aspirasi dari setiap stakeholder yang beriorientasi
kepada peluang yang ada
c) Strategi SR: strategi ini dibuat untuk mewujudkan kekuatan
untuk mencapai Hasil yang terukur
d) Strategi OR : Strategi ini beriorientasi kepada Peluang untuk
mencapai Result yang sudah terukur
48
2.6.4. Analisis IT Balanced Scorecard
Konsep IT Balance Scorecard merupakan suatu pengembangan
dari metode balance scorecard yang dikembangkan oleh Robert S.
Kaplan dan David P. Norton (2002), yaitu Balance Scorecard
merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran dan pengendalian
secara cepat, tepat dan komprehensif sehingga bisa memberikan
pemahaman untuk manajer bisnis mengenai kinerja bisnis.
Gambar 2.7 Balance Scorecard Perspektif [Kaplan & Norton (2000)]
Menurut Rusydiawan dan Krisnadi (2011), pengukuran dengan metode
IT Balanced Scorecard dilakukan untuk mengukur kinerja infrastruktur
teknologi informasi yang sudah ada, dengan begitu bisa didapatkan
skala prioritas untuk mengoptimalisasikan infrastruktur teknologi
informasi yang sekarang. IT Balanced Scorecard sendiri mempunyai
fungsi yang sama seperti Balance Scorecard yaitu mengukur kinerja,
49
tetapi yang membedakannya adalah IT Balanced Scorecard mengukur
kinerja IT di sebuah perusahaan dengan memandang 4 (empat)
perspektif yaitu perspektif kontribusi pengguna, orientasi pengguna,
penyempurnaan operasional serta orientasi masa depan.
Menurut Harjanto (2007), Metode untuk mengukur efektifitas
dan efisiensi IT dapat menggunakan IT Balanced Scorecard yang
memiliki empat perspektif, yaitu 1) Corporate Contribution, 2) User
Orientation, 3) Operational Excellence, dan 4) Future Orientation .
Tiap-tiap perspektif memiliki ukuran-ukuran dan target yang harus
dicapai organisasi IT dan diturunkan dalam ukuran-ukuran dan target
tiap fungsi yang ada di perusahaan. Jenis ukuran dan target dapat
diubah, diperbaiki, atau disempurnakan sesuai dengan perkembangan
dan sasaran perusahaan.
Pengukuran IT Balanced Scorecard dimulai dengan
menyelaraskan visi, misi serta strategi perusahaan dengan visi, misi
dan strategi IT di perusahaan tersebut. kemudian hasil penyelarasan
tersebut akan muncul ukuran dan sasaran strategis yang menjadi target
perusahaan berdasarkan 4 (empat) perspektif IT Balanced Scorecard,
setelah itu dilakukan pengukuran terhadap keadaan eksisting di
perusahaan berdasarkan sasaran strategis yang telah ditentukan
sebelumnya.
50
Gambar 2.8 IT Balance Scorecard [Kaplan & Norton (2002)]
Tabel 2.4 Misi dan Sasaran IT Balanced Scorecard
[Kaplan & Norton (2002]
USER ORIENTATION BUSINESS CONTRIBUTION Bagaimana pandangan user terhadap departemen IT ? Misi Menjadi supplier pilihan sistem informasi Sasaran • Pemilihan aplikasi supplier • Pemilihan operasi untuk
supplier • Kemitraan dengan user • Kepuasan user
Bagaimana pandangan manajemen terhadap departemen IT ? Misi Memperoleh alasan kontribusi bisnis dari invesment IT Sasaran • Mengontrol pembelanjaan IT • Nilai bisnis dari projek IT • Penyediaan kemampuan bisnis
baru OPERATIONAL EXCELLENCE
FUTURE ORIENTATION
Seberapa efektif dan efesien proses IT yang digunakan ? Misi Mendistribusikan aplikasi dan servis yang efektif dan efesien Sasaran • Pembuatan aplikasi yang efektif
dan efesien • Proses operasi yang efektif dan
efesien
Seberapa bagus posisi IT untuk mengakomodasi kebutuhan di masa yang akan datang ? Misi Membuat kemungkinan untuk mengakomodasi tantangan masa depan Sasaran • Pelatihan dan pendidikan staf
IT • Keahlian Staf IT • Riset akan teknologi baru • Masa aplikasi portofolio
Balance Scorecard
Financial
Customer
Internal Business Process
Learning and Growth
IT Balance Scorecard
Corporate Contribution
Customer (user) Orientation
Operational Excellence
Future Orientation
51
1. Perspektif kontribusi perusahaan
Perspektif ini fokus tentang bagaimana perusahaan memandang divisi
IT dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan kompetitif terhadap
investasi IT. Sasarannya adalah pengendalian investasi atas aplikasi
yang akan digunakan, nilai bisnis dari penggunaan proyek IT yang
baru dan sedang berjalan di perusahaan.
2. Perspektif orientasi pengguna
Perspektif ini fokus tentang bagaimana pengguna melihat divisi IT
dengan tujuan pengoptimalan aplikasi SI/TI untuk mendapatkan
keuntungan kompetitif bagi perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan
memberi dukungan terhadap IT untuk menyediakan aplikasi yang
sesuai dengan kebutuhan pengguna aplikasi.
3. Perspektif keunggulan operasional
Perspektif ini fokus tentang seberapa optimal operasional SI/TI dalam
suatu perusahaan, hal ini diukur dengan fokus kepada komputerisasi
dengan misi untuk menyampaikan informasi secara efektif dan efisien
serta kualitas pelayanan yang sesuai dengan tujuan perusahaan.
4. Perspektif orientasi masa depan
Perspektif ini fokus tentang bagaimana infrastruktur atau sumber daya
yang dimiliki perusahaan dapat mendukung tujuan perusahaan, yaitu
dengan mengadakan pelatihan atau pendidikan secara periodik
sehingga dapat meningkatkan skill personil.
52
2.6.5. Analisis Impact Grid
Gambar 2.9 IT Strategic Impact Grid (McFarlan, 1984)
Berikut deskripsi ringkas mengenai empat peran tersebut.
1. Pendukung (support) untuk stabilitas berbiaya rendah dan
perbaikan inkremental dengan prinsip “jangan buang uang” (don’t
waste money). Bagian ini masih memberlakukan IT untuk :
• Evaluation planning, localized application, decentralized
control
• Ulitility focus
• Efficiency focus
2. Pengubah (turnaround) untuk uji coba dan ekspolitasi cepat
dengan prinsip “jangan mengacaukan” (don’t screw it). Bagian ini
masih memberlakukan IT untuk :
• Methodical planning,
53
• Integrated solutions,
• Centralized control
• Current business performance focus
3. Pabrik (factory) untuk efisiensi dan keandalan seperti pabrik
dengan prinsip “jangan potong kompas” (don’t cut corners).
Bagian ini masih memberlakukan IT untuk :
• Inovation / Exploitation focus
• Federatio - Business-led, decentralized, enterpreneurial or new
technology driven
4. Strategis (strategic) untuk disiplin operasi dan kelincahan bisnis
dengan prinsip “belanjakan sebanyak yang diperlukan, dan pantau
hasilnya dengan ketat” (spend what it takes, and monitor result like
crazy). Bagian ini masih memberlakukan IT untuk :
• Business opportunity driven
• Competitive / Exploitation focus
• Complex - Organizational planning, multiple methods based on
goal seeking
2.6.6. Analisis Value Chain
Value chain analysis merupakan suatu metode yang
menganalisa dan mengklasifikasi sumber daya yang ada sampai ke
tahap proses sehingga menjadi suatu produk atau jasa. Porter (1985)
membagi aktifitas dalam organisasi menjadi sembilan aktifitas yang
54
kemudian diklasifikasikan menjadi dua aktifitas besar yaitu 4 aktifitas
utama dan 5 aktifitas pendukung.
1. Aktifitas Utama
Merupakan suatu aktifitas dalam memproduksi produk secara fisik,
menjual dan menyampaikannya kepada konsumen, aktifitas ini juga
sampai bentuk purna jual. Aktifitas utama dibagi menjadi 5 kelompok
umum sebagai berikut:
a. Penanganan dan penyimpanan bahan baku (inbound logistic)
b. Operasional (Operations)
c. Penanganan dan penyimpanan bahan jadi (outbound logistic)
d. Penjualan dan pemasaran (marketing and sales)
e. Pelayanan purna jual (service)
2. Aktifitas Pendukung
Merupakan aktifitas penunjang aktifitas utama dengan menyediakan
masukan tentang teknologi, sumber daya, serta berbagai fungsi yang
dibutuhkan oleh perusahaan, antara lain sebagai berikut:
a. Infrastruktur perusahaan (Firm Infrastructure)
b. Manajemen sumber daya manusia (Human Resources
Management)
c. Pengembangan teknologi (Technology Development)
d. Pengadaan barang (Procurement)
Menurut Porter (1985), value chain merupakan suatu metode untuk
mencapai keuntungan kompetitif perusahaan, keseluruhan kegiatan
tersebut harus dimiliki dan ditingkatkan oleh perusahaan sehingga
55
dapat lebih efektif dan efisien. Nilai setiap kegiatan akan membawa
kegiatan lainnya dan akan menambah nilai, kegiatan berikutnya.
Gambar 2.10 Value chain analysis Diagram [Ward & Peppard (2002)]
Value chain menunjukan hubungan antara aktifitas dan fungsi
yang ada pada lingkungan internal organisasi. Setiap aktifitas dalam
value chain membutuhkan biaya dan penggunaan aktiva,
membebankan biaya operasional serta aktiva yang digunakan untuk
setiap aktifitas, Value chain sendiri membuat perhitungan biaya antara
aktifitas tersebut. Setiap aktifitas dari value chain harus diubah
menjadi kemampuan kompetitif sehingga dapat menjadi keunggulan
kompetitif dan dapat menciptakan hal tersebut dapat lebih bernilai,
maka diperlukan suatu kemampuan serta integrasi pengetahuan dari
56
setiap individu dalam perusahaan, mengkoordinasikan agar aktifitas
value chain dapat lebih efektif.
2.6.7. Analisis Key Performance Indicator
Persyaratan untuk menyusunan KPI yang merupakan
pengukuran kinerja proses sebagai berikut:
1. Struktur organisasi harus jelas dan terstruktur dengan baik yakni
berbasis strategi (Strategic objectives/strategic initiative)
2. Job Analysis (Job Description) harus baik dan memenuhi syarat
yakni berbasis kontribusi.
Sehingga skema alur penyusunan KPI dalam organisasi harus ada
hubungan (link) antara visi, misi, strategi, dan KPI. Alur dapat
dijelaskan pada gambar 2.11 dibawah. Pada praktek penyusunan KPI
sesuai skema alur diatas, strategic objective memiliki peran yang
sangat penting dan menentukan langkah dalam penyusunan KPI. Dari
strategic objective ditentukan performance goal dan dipetakan peran
masing masing unit dalam mencapai performance goal tersebut, karena
dalam upaya mencapai satu aspek performance goal unit tertentu dapat
memiliki peran dan tanggungjawab penuh, parsial, ataupun support.
57
Gambar 2.11 Alur Penyusunan KPI
58
BAB II ................................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 9
2.1 Definisi Umum ................................................................................................... 9
2.1.1 Definisi Strategi ........................................................................................... 9
2.1.2 Definisi Teknologi Informasi ...................................................................... 10
2.1.3 Definisi Perencanaan Strategis ................................................................. 11
2.2 Bisnis dan IT ..................................................................................................... 12
2.3 Strategi Bisnis .................................................................................................. 16
2.4 Model Bisnis .................................................................................................... 19
2.5 Strategi IS/IT .................................................................................................... 22
2.5.1 Pengelolaan Strategi IS/IT ......................................................................... 24
2.5.1. Perencanaan Strategis IS/IT Metode Ward & Peppard ............................ 26
2.6 Teknik dan Alat Analisis .................................................................................. 33
2.6.1. Analisis PEST .............................................................................................. 33
2.6.2. Analisis Generic Strategis Porter ............................................................... 36
2.6.3. Analisis SOAR ............................................................................................ 41
2.6.1.1. Tahapan Analisis SOAR ...................................................................... 44
2.6.1.2. Diagram Analisis SOAR ...................................................................... 45
2.6.1.3. Matrix SOAR ...................................................................................... 46
2.6.4. Analisis IT Balanced Scorecard .................................................................. 48
2.6.5. Analisis Impact Grid .................................................................................. 52
2.6.6. Analisis Value Chain .................................................................................. 53
2.6.7. Analisis Key Performance Indicator .......................................................... 56
59
GAMBAR 2.1 MODEL PENYELARASAN STRATEGIK ................................................ 14 GAMBAR 2.2 IDENTIFIKASI STRATEGI PERUSAHAAN.............................................. 18 GAMBAR 2.3 BUSINESS MODEL CANVAS ............................................................... 21 GAMBAR 2.4 HUBUNGAN ANTARA STRATEGI BISNIS, STRATEGI SI, DAN STRATEGI
TI .................................................................................................................... 27 GAMBAR 2.5 MODEL STRATEGIS SI/TI .................................................................. 29 GAMBAR 2.6 TAHAP ANALISIS SOAR ................................................................... 43 GAMBAR 2.7 BALANCE SCORECARD PERSPEKTIF .................................................... 47 GAMBAR 2.8 IT BALANCE SCORECARD ................................................................... 48 GAMBAR 2.9 IT STRATEGIC IMPACT GRID ............................................................. 51 GAMBAR 2.10 VALUE CHAIN ANALYSIS DIAGRAM ................................................... 54 GAMBAR 2.11 ALUR PENYUSUNAN KPI ................................................................ 56
60
TABLE 2.1 PORTER GENERIC STRATEGIES (PORTER, 2008) ........................................................................ 36 TABEL 2.2 DIAGRAM ANALISIS SOAR ................................................................................................... 45 TABLE 2.3 MATRIX SOAR .................................................................................................................. 45 TABEL 2.4 MISI DAN SASARAN IT BALANCED SCORECARD .......................................................................... 49