BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

27
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pembedahan Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh umumnya dilakukan dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani tampak, dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Sjamsuhidayat, et al., 2010). Pembedahan merupakan pengalaman unik perubahan terencana pada tubuh dan terdiri dari tiga fase: Praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif (Kozier, 2010). a. Praoperasi Fase praoperatif dimulai saat keputusan untuk melakukan pembedahan dibuat dan berakhir ketika klien dipindahkan ke meja operasi. Aktivitas keperawatan yang termasuk dalam fase ini antara lain mengkaji klien, mengidentifikasi masalah keperawatan yang potensial atau aktual, merencanakan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu dan memberikan penyuluhan praoperatif untuk klien dan orang terdekat klien (Kozier, 2010). b. Pengkajian psikososial praoperasi Ansietas pasien pre operasi kemungkinan merupakan suatu respon antisipasi terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh atau bahkan kehidupan itu sendiri. Pasien pra operatif dapat mengalami berbagai ketakutan. Takut terhadap anestesi, nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuan atau takut tentang deformitas atau ancaman lai terhadap citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer & Bare, 2001).

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka

1. Konsep Pembedahan

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian

tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh umumnya dilakukan

dengan membuat sayatan. Setelah bagian yang akan ditangani tampak,

dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan

penjahitan luka (Sjamsuhidayat, et al., 2010). Pembedahan merupakan

pengalaman unik perubahan terencana pada tubuh dan terdiri dari tiga fase:

Praoperatif, intraoperatif dan pascaoperatif (Kozier, 2010).

a. Praoperasi

Fase praoperatif dimulai saat keputusan untuk melakukan pembedahan

dibuat dan berakhir ketika klien dipindahkan ke meja operasi. Aktivitas

keperawatan yang termasuk dalam fase ini antara lain mengkaji klien,

mengidentifikasi masalah keperawatan yang potensial atau aktual,

merencanakan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu dan

memberikan penyuluhan praoperatif untuk klien dan orang terdekat klien

(Kozier, 2010).

b. Pengkajian psikososial praoperasi

Ansietas pasien pre operasi kemungkinan merupakan suatu respon

antisipasi terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh atau bahkan

kehidupan itu sendiri. Pasien pra operatif dapat mengalami berbagai

ketakutan. Takut terhadap anestesi, nyeri atau kematian, takut tentang

ketidaktahuan atau takut tentang deformitas atau ancaman lai terhadap

citra tubuh dapat menyebabkan ketidaktenangan atau ansietas (Smeltzer

& Bare, 2001).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

9

c. Persiapan fisik praoperasi

1) Nutrisi dan Cairan

Hidrat dan nutrisi adekuat meningkatkan proses penyembuhan.

Perawat perlu mencatat tanda-tanda malnutrisi atau

ketidakseimbangan cairan. American Society of Anasthesiology (ASA)

merevisi praktik puasa bagi klien yang sehat yang menjalani prosedur

elektif.

a) Konsumsi cairan bening sampai 2 jam sebelum pembedahan elektif

yang memerlukan anestesi umum, regional dan analgesia- sedasi.

b) Sarapan ringan (misalnya teh dan roti) diperbolehkan 6 jam

sebelum prosedur.

c) Makan malam yang lebih berat 8 jam sebelum pembedahan.

2) Eliminasi

Enema sebelum pembedahan tidak lagi menjadi prosedur rutin, tetapi

mungkin diprogramkan apabila pembedahan usus direncanakan.

Enema membantu mencegah konstipasi pasca operasi dan kontaminasi

area pembedahan oleh feses. Setelah pembedahan yang melibatkan

usus, peristaltik sering belum kembali selama 24/48 jam. Sebelum

pembedahan, pemasangan kateter retensi mungkin diprogramkan

untuk memastikan bahwa kandung kemih telah kosong. Hal ini

membantu mencegah cedera yang tidak perlu pada kandung kemih.

Jika klien tidak terpasang kateter, kandung kemih harus dalam

keadaan kosong selama pembedahan.

3) Higiene

Di beberapa tatanan, klien diminta untuk mandi sore hari atau dipagi

hari pembedahan (atau keduanya). Tujuan dari tindakan higiene ini

adalah menurunkan resiko infeksi luka. Mandi meliputi keramas

apabila memungkinkan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

10

4) Istirahat dan Tidur

Perawat harus melakukan apapun yang membantu klien untuk tidur di

malam hari sebelum pembedahan. Seringkali membantu klien

mengatsi stres pembedahan dan membantu penyembuhan.

d. Jenis-jenis pembedahan

Menurut Kozier (2010) prosedur pembedahan secara umum

dikelompokkan berdasarkan tujuan, tingkat keterdesakan dan derajat

resiko.

1) Berdasarkan tujuan

a) Diagnostik

Menginformasi atau menegakkan diagnosis, cotohnya: biopsi

massa di payudara.

b) Paliatif

Menurunkan atau mengurangi nyeri atau gejala penyakit,

contohnya: reseksi akar saraf.

c) Ablatif

Mengangkat bagian tubuh yang berpenyakit, contohnya:

mengangkat kandung empedu (kolesisstektomi).

d) Konstruktif

Memperbaiki fungsi atau penampilan yang telah hialng atau

menurun, Contoh: implantasi payudara.

e) Transplantasi

Mengganti struktur yang tidak berfungsi. Contoh transplantasi

ginjal.

2) Berdasarkan tingkat keterdesakan

a) Bedah darurat

Dilakukan segera untuk menyelamatkan fungi atau hidup klien.

Pembedahan untuk mengendalikan perdarahan internal atau

memperbaiki fraktur adalah contoh bedah darurat.

b) Dilakukan jika intervensi bedah merupakan terapi pilihan untuk

kondisi yang tidak secara langsung membahayakan keselamatan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

11

klien. Contohnya kolesistektomi untuk penyakit kandung empedu

kronis, pembedahan penggantian panggul dan prosedur bedah

plastic seperti bedah reduksi payudara.

3) Berdasarkan derajat resiko

a) Bedah Mayor

Merupakan pembedahan dengan derajat resiko tinggi, dilakukan

untuk berbagai alasan. Pembedahan mungkin memiliki komplikasi

atau lama, kehilangan darah dalam jumlah besar mungkin dapat

terjadi. Contohnya transplantasi organ, bedah jantung terbuka dan

pengangkatan ginjal.

b) Bedah Minor

Biasanya memiliki resiko kecil, menghasilkan sedikit komplikasi,

dan sering dilakukan pada bedah rawat jalan. Contohnya biopsi

payudara, pengangkatan tonsil dan pembedahan lutut.

e. Jenis-jenis Anestesi

Menurut Hidayat (2012) anestesi dapat dibagi menjadi anestesi umum,

anestesi regional, anestesi lokal, hipoanestesi dan akupuntur.

1) Anestesi Umum

Anestesi umum adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok pusat

kesadaran otak dengan menghilangkan kesadaran dan menimbulkan

relaksasi serta hilangnya sensasi rasa. Pada umumnya, metode

pemberiannya adalah dengan inhalasi dan intravena.

2) Anestesi Regional

Anestesi Regional adalah anestesi yang dilakukan untuk meniadakan

proses kejutan pada ujung atau serabut saraf serta hilangnya rasa pada

daerah tubuh tertentu dan pasien masih berada dalam keadaan sadar.

Metode umum yang digunakan adalah melakukan blok saraf, blok

regional intravena dengan torniquet,blok daerah spinal dan melalui

epidural.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

12

3) Anestesi Lokal

Anestesi lokal adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok

transmisi impuls saraf pada daerah yang akan dilakukan anestesi dan

pasien dalam keadaan sadar. Metode yang digunakan adalah infiltrasi

atau topikal.

4) Hipoanestesi

Hipoanestesi adalah anestesi yang dilakukan untuk membuat status

kesadaran pasif secara artifisial sehingga terjadi peningkatan ketaatan

pada saran atau perintah serta mengurangi kesadaran sehingga

perhatian menjadi terbatas. Metode yang digunakan adalah hipnosis.

5) Akupuntur

Akupuntur adalah anestesi yang dilakukan untuk memblok rasa nyeri

dengan merangsang keluarnya hormon endorfin tanpa menghilangkan

kesadaran. Metode yang banyak digunakan adalah jarum atau

elektrode pada permukaan.

f. Gangguan pemenuhan istirahat tidur pasien preoperasi

Menurut Potter (2009) pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada

pasien bedah dalam periode preoperasi bertujuan sebagai persiapan aspek

fisik dan mental atau psikologis pasien yang akan menjalani operasi, hal

tersebut karena kondisi fisik dan psikologis dapat mempengaruhi tingkat

resiko intra operasi, mempercepat pemulihan serta menurunkan

komplikasi pasca operasi. Dampak dari kualitas tidur pasien yang buruk

antara lain: peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, gangguan

penyembuhan luka, peningkatan kadar glukosa darah,dan konsumsi

makanan, gangguan fungsi imunologi, perubahan fungsi kognitif dan

emosi serta prediktor mortalitas. Bila pasien yang akan menjalani operasi

denyut jantung dan tekanan darahnya meningkat abis, kemungkinan

besar operasi akan ditunda. Sebagian besar komponen tidur ( Kualitas

tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur dan disfungsi

tidur siang) yang baik saat dikaji pada periode pre-admission,

dipengaruhi secara negatif saat hospitlisasi. Hal tersebut menunjukan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

13

bahwa dirumah sakit, pasien membutuhkan waktu yang lebih lama untuk

dapat tertidur nyenyak sehingga durasi tidur menjadi berkurang.

Faktor internal seperti nyeri, delirium, depresi, kecemasan, setress,

ketdakmampuan untuk berbaring dengan nyaman memiliki pengaruh

terhadap kualitas tidur seseorang. Penelitian tentang perbedaan kualitas

tidur pada pasien periode praoperasi dan pascaoperasi yang pernah

dilakukan sebelumnya melaporkan kualitas tidur dalam periode

preoperasi sangat dipengaruhi oleh rasa takut dan kecemasan akan

terjadinya disabilitas. Sedangkan pada pasien pasca operasi, laporan

ganggua tidur disebabkan karna tidak mampu mengambil posisi yang

nyaman ditempat tidur akibat luka operasi, nyeri dan obat yang memiliki

efek negatif pada kualitas tidur (Robby, dkk 2015).

B. Konsep Tidur

1. Pengertian Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi

individu terhadap lingkungan menurun atau hilang (Asmadi, 2009:134) atau

juga dapat dikatakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi semua

orang (Mubarak& Chayatin, 2007:255).

Menurut Potter dan Perry (2005), mendefenisikan tidur merupakan suatu

status istirahat yang terjadi selama periode tertentu yang ditandai dengan

penurunan kesadaran dan penyediakan waktu untuk perbaikan dan

kesembuhan sistem tubuh dengan mengurangi interaksi dengan lingkungan

dan akan mengakibatkan segarnya seseorang dan merasakan kesejahteraan.

2. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua

Bulbar Synchronizing Region (BSR). RAS dibagian atas batang otak

diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan

dan kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori

raba serta emosi dan proses berpikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

14

katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin

dari BSR (Tarwoto&Wartonah, 2011).

Fisiologi tidur merupakan siklus alami tidur yang diperkirakan

dikendalikan oleh pusat yang terletak dibagian bawah otak. Pusat ini secara

aktif menghambat keadaan terjaga, sehingga akan menyebabkan tidur

(Kozier, 2010:661).

3. Jenis-jenis Tidur

Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu

tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement-REM), dan

tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non Rapid Eye Movement-NREM).

Tidur REM yaitu tidur dengan kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal

tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali. Namun fisiknya yaitu

kedua gerakan bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai

dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata

cepat, sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki-laki, gerakan otot

tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernapasan tidak teratur sering lebih

cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat (Asmadi, 2009).

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur

NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar

atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang,

keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernapasan turun,

metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat (Asmadi, 2009).

Tahapan tidur NREM:

a. Tahap 1

Merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi

tidur. Pada tahap 1 ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan

rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua

bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan

pernapasan menurun secara jelas, pada EEG terlihat terjadi penurunan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

15

voltasi gelombang-gelombang alfa. Seseorang yang tidur pada tahap 1 ini

dapat dibangunkan dengan mudah.

b. Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II

ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh

menurun, tonus otot perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung

dan peernapasan turun dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta

yang berfrekuensi 14-18 siklus/detik. Gelombang-gelombang ini disebut

dengan gelombang tidur. Tahap II ini berlangsung 10-15 menit.

c. Tahap III

Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap

secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh

berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf

parasimpatis. Pada EEG memperlihatkan perubahan gelombang beta

menjadi 1-2 siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit

dibangunkan.

d. Tahap IV

Merupakan tahap tidur dmana seseorang berada dalam keadaan rileks,

jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, dan sulit

dibangunkan. Pada EEG, tampak hanya terlihat gelombang delta yang

lambat dengan frekuensi 1-2siklus/detik. Denyut jantung dan pernapasan

menurun sekitar 20-30%. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain itu,

tahap IV ini dapat memulihkan keadaan tubuh (Asmadi, 2009).

Tidur REM biasanya kembali terjadi sekitar setiap 90 menit dan

berlangsung selama 5-30 menit. tidur REM tidak setenang tidur NREM

dan mimpi paling sering terjadi selama tidur REM. Lebih jauh mimpi ini

biasanya diingat yaitu, mimpi tersebut dimasukkan kedalam memori.

Selam tidur REM, otak sangat aktif dan metabolisme otak dapat

meningkat sebesar 20%. Tipe tidur ini juga disebut tipe tidur paradoksial

karena tamp aknya bertentangan (paradoks) bahwa tidur dapat terjadi

secara simultan dengan tipe aktivitas otak ini. Pada fase ini, individu

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

16

yang sedang tidur dapat sulit dibangunkan atau dapat bangun secara

spontan, tonus otot ditekan, sekresi lambung meningkat, dan denyut

jantung serta frekuensi pernapasan sering kali tidak teratur (Kozier,

2010:662).

4. Siklus Tidur

Selama siklus tidur, individu melalui tidur NREM dan REM, siklus

komplet biasanya berlangsung sekitar 1,5 jam pada orang dewasa. Dalam

siklus tidur pertama, orang yang tidur melalui tiga tahap pertama tidur

NREM dalam total waktu 20-30 menit. Kemudian tahap IV dapat

berlangsung sekiar 30 menit. Setelah tahap IV NREM, tidur kembali ke

tahap III dan II sekitar 20 menit. Setelah itu, terjadi tahap REM pertama,

yang berlangsung sekitar 10 menit, melengkapi siklus tidur pertama. Orang

tidur biasanya mengalami empat sampai enam siklus tidur selama 7-8 jam.

Orang tidur yang dibangunkan ditahap manapun harus memulai tahap I

tidur NREM yang baru dan berlanjut keseluruh tahap tidur REM.

Durasi tahap tidur NREM dan REM bervariasi selama periode tidur.

Seiring dengan berlalunya malam, orang tidur menjadi tidak terlalu lebih

dan meluangkan lebih sedikit waktu di Tahap III dan IV tidur NREM. Tidur

REM meningkat dan mimpi cenderung memanjang, apabila orang tidur

sangat lelah, siklus REM sering kali terjadi singkat misalnya 5 menit

sebagai pengganti 20 menit selama bagian awal tidur. Sebelum tidur

berakhir, terjadi periode hampir terbangun, dan didominasi oleh Tahap I dan

Tahap II tidur NREM dan tidur REM (Kozier, 2010:662).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

17

Bangun NREM I REM NREM II NREM II NREM II NREM III NREM III NREM IV

Gambar 1. Siklus tidur

Sumber (Hidayat, 2006)

5. Fungsi dan Tujuan Tidur

Efek tidur pada tubuh tidak dipahami secara penuh. Tidur memberi

pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur tubuh lain. Tidur

sedemikian rupa memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan

normal di antara bagian sistem saraf. Tidur juga penting untuk sintesi

protein, yang memungkinkan terjadinya proses perbaikan.

Peran tidur dalam kesejahteraan psikologis paling terlihat dengan

memburuknya fungsi mental akibat tidak tidur. Individu dengan jumlah

tidur yang tidak cukup cenderung menjadi mudah marah secara emosional,

memiliki konsentrasi yang buruk, dan mengalami kesulitan dalam

memnbuat keputusan (Kozier, 2010).

6. Kebutuhan dan Pola Tidur Normal

Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan

seseorang. Semakin tua usia, maka makin sedikit pula lama tidur yang

dibutuhkan (Asmadi, 2009).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

18

Tabel 1. Kebutuhan tidur manusia

No Tingkat Perkembangan Pola Tidur Normal

1 Bayi dengan berat badan lahir rendah

Biasanya tidur 14-18 jam/hari, pernapasan teratur, mudah berespons terhadap stimulus. Minggu pertama kelahiran 50% dari siklus tidur adalah tidur REM, siklus tidur berlangsung selama 45-60 menit.

2 Bayi Biasanya tidur 12-14 jam/hari. Pada usia 1 bulan-1 tahun, 20-30% dari siklus tidur adalah tidur REM bayi mungkin akan tidur sepanjang malam.

3 Usia 1-3 tahun Biasanya tidur 10-12 jam/hari. Sekitar 25% dari siklus tidur atau tidur REM anak tidur pada siang dan sepanjang malam.

4 Pra-sekolah (3-6 tahun) Tidur sekitar 11Jam/hari 20% dari siklus tidur adalah tidur REM.

5 Usia Sekolah Tidur sekitar 10 jam/hari pada malam hari 18,5% dari siklus tidur adalah tidur REM.

6 Akil balik Tidur sekitar 7-8,5 jam/hari 20% dari siklus tidur adalah tidur REM.

7 Dewasa Muda Tidur sekitar 7-8 jam/hari 20-25% dari siklus tidur adalah tidur REM.

8 Dewasa Menengah Tidur sekitar 7-8 jam/hari 20% dari siklus tidur adalah tidur REM. Individu mungkin mengalami insomnia

9 Dewasa Tua Tidur sekitar 6 jam/hari 20-25% dari siklus tidur adalah tidur REM. Individu sering mengalami insomnia dan sering terjaga dalam waktu tidur. Tahap IV NREM menurun

Sumber Mubarak dan Chayatin (2005).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

19

7. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seorang

individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran ketika terbangun. Kualitas

tidur mencakup aspek kuantitatif seperti durasi tidur, latensi tidur, serta

aspek subjektif seperti tidur dalam dan istirahat (Khasanah & Hidayati,

2012).

Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan

tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya.

Tanda-tanda gangguan tidur pada pasien antara lain gelisah, kehitaman

disekitar mata, mata bengkak, konjungtiva merah, dan sering menguap dan

mengantuk (Hidayat, 2012).

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,

diantaranya :

a. Penyakit

Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat

menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu

tidur yang lebih banyak daripada biasanya. Di samping itu,siklus bangun-

tidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan.

b. Lingkungan.

Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur.

Tidak adanya situmulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat

menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yng tidak nyaman

atau ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan

tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh

dengan kondisi tersebut.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

20

c. Kelelahan

Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur sesorang.

Semakin lelah seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang

dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali

memanjang.

d. Gaya hidup

Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya agar

bisa tidur pada waktu yang tepat.

e. Stress emosional

Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. Kondisi

ansietas dapat meningkatkan kadar norepinefrin darah melalui stimulasi

sistem saraf simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus

tidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.

f. Stimulan dan alkohol

Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang

SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan, mengkonsumsi

alkohol yang berlebihan dapat menggangu siklus tidur REM. Ketika

pengaruh alkohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi

buruk.

g. Diet

Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan

seringnya terjaga dimalam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan

dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di

malam hari.

h. Merokok

Nikotin memiliki efek stimulan pada tubuh, dan perokok sering kali lebih

sulit tertidur dibandingkan bukan perokok. Perokok biasanya mudah

terbangun dan sering kali menggambarkan diri mereka sebagai orang

yang tidur diwaktu fajar. Dengan tidak merokok setelah makan malam,

seseorang biasanya dapat tidur dengan lebih baik. Terlebih lagi, banyak

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

21

orang yang dahulunya perokok melaporkan bahwa pola tidur mereka

membaik setelah mereka berhenti merokok (Kozier, 2010:667).

i. Motivasi

Keinginan untuk tetap terjaga sering kali dapat mengatasi rasa letih

seseorang. Misalnya, seseorang yang sudah lelah mungkin dapat tetap

terjaga saat menghadiri konser yang menarik. Sebaliknya, ketika

seseorang mengalami rasa bosan dan tidak termotivasi untuk tetap

terjaga, tidur sering kali terjadi dengan cepat.

j. Obat-obatan

Beberapa obat mempengaruhi kualitas tidur. Hipnotik dapat

mempengaruhi tahap III dan IV tidur NREM. penyekat beta diketahui

menyebabkan insomnia dan mimpi buruk. Narkotik, seperti meperidin

hidroklorida (Demerol) dan morfin, diketahui menekan tidur REM dan

menyebabkan sering terbangun dan rasa ngantuk. Obat penenang

mempengaruhi tidur REM Amfetamin dan antidepresan menurunkan

tidur REM secara tidak normal. Seorang klien yang putus obat dari setiap

obat-obatan ini mendapatkan lebih banyak tidur REM dibandingkan

biasanya dan akibatnya dapat mengalami mimpi buruk yang menggangu

(Kozier, 2010).

9. Macam-macam gangguan tidur

a. Insomia

Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik

secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui

pada individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau

karena faktor mental seperti perasaan gundah atau gelisah.

b. Parasomnia

Parasomnia adalah perilaku yang dapat menggangu tidur atau muncul

saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak-anak.

Beberapa turunan parasomnia anatara lain sering terjaga (misalnya, tidur

berjalan, night terror), gangguan transisi bangun tidur (misalnya,

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

22

mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya, mimpi

buruk), dan lainnya.

c. Hipersomnia

Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berlebihan

terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi

medis tertentu, seperti kerusakan sistem saraf, gangguan pada hati atau

ginjal, atau karena gangguan metabolisme (misalnya, hipertiroidisme).

Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme

koping untuk menghindari tanggung jawab pada siang hari.

d. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul

secara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai

“serangan tidur” atau sleep attack . Penyebab pastinya belum diketahui.

Diduga karena kerusakan genestik sistem saraf pusat yang menyebabkan

tidak terkendalinya periode tidur REM. Alternatif pencegahan nya adalah

dengan obat-obatan atau metilpenidase hidroklorida, atau dengan

antidepresan eperti imipramin hidroklorida.

e. Apnea saat tidur

Apnea saat tidur atau sleep apnea adalah kondisi terhentinya napas

secara periodik pda saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang

mengorok dengan keras, sering terjaga dimalam hari, insomnia,

mengantuk berlebihan pada siang hari, sakit kepala dipagi hari,

iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau

aritmia jantung (Mubarak dan Chayatin, 2005).

f. Enuresis

Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada

anak-anak dan remaja,pling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab

secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkan enuresis seperti gangguan bladder, setres, dan toilet

training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah

enuresis antara lain: hindari setres, hindari minum yang banyak sebelum

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

23

tidur, dan kosongkan kandung kemih (berkemih dulu) sebelum tidur

(Asmadi, 2009).

g. Somnambulisme

Somnabulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks

mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti

membuka pintu, menutup pintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi,

berjalan kaki, dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam

beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002). Somnambulisme ini

lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa

(Asmadi, 2009).

10. Meningkatkan kualitas tidur

Menurut Potter & Perry (2006) tindakan yang dapat memperbaiki

kualitas tidur antara lain:

a. Kontrol Lingkungan

Klien memerlukan lingkungan tidur dengan temperatur ruangan yang

nyaman dan ventilasi yang baik, sumber bising yang minimal, tempat

tidur yang nyaman dan pencahayaan yang tepat

b. Meningkatkan rutinitas menjelang tidur

Rutinitas menjelang tidur merilekskan klien dalam persiapan untuk tidur.

Contohnya dengan membaca buku, menonton tv, atau mendengarkan

musik

c. Meningkatkan kenyamanan

Tempat tidur harus bersih dan kering, kebersihan diri harus dijaga agar

klien nyaman, anjurkan klien untuk menggunakan pakaian tidur yang

longgar, anjurkan klien berkemih sebelum tidur, berikan selimut agara

klien tidak kedinginan, mengatur posisi senyaman mungkin untuk tidur

d. Menetapkan periode istirahat & tidur

Meningkatkan aktifitas disiang hari dapat menguramgi masalah tidur,

karena mereka cenderung tidur di malam hari. Kegiatan isirahat dan tidur

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

24

harus dilakukan pada waktu yang sama untuk mempertahankan jadwal

yang konsisten.

e. Pengendalian gangguan fisiologis

Untuk klien dengan penyakit fisik, perawat dapat membantu

mengendalikan gejala-gejala yang mengganggu tidur. Misalnya klien

dengan abnormalitas pernapasan harus tidur dengan dua bantal atau

dengan posisi semi fowler. Dan dapat berkolaborasi dengan dokter untuk

pemberian bronkodilator agar saat tidur tidak terjadi obstruksi jalan nafas

f. Pengurangan stres

Anjurkan klien utnutk melakukan kegiatan yang membuat rileks

contohnya membaca buku, menonton tv, atau mendengarkan musik

santai agar sejenak tidak memikirkan tentang masalah yang dihadapi

g. Kudapan menjelang tidur

Konsumsi makanan atau minuman yang mengandung L-Triptofan seperti

keju dan susu yang dapat menginduksi tidur. Klien tidak dianjurkan

untuk mengkonsumsi kafein sebelum tidur karena menyebabkan seseorag

terjaga bahkan terbangun sepanjang malam. Alkohol dapat mengganggu

siklus tidur dan mengurangi jumlah tidur dalam. Kopi, teh, kola, dan

alkhol bekerja sebagai diuretik dan dapat menyebabkan seseorang

terbangun dimalam hari untuk berkemih

h. Penatalaksanaan farmakologis

Obat tidur dapat membantu klien jika digunakan dengan benar. Tetapi

penggunaan agnes antiansietas, sedatif atau hipnotik jangka panjang

dapat mengganggu tidur dan menyebabkan masalah yang lebih serius.

Contohnya obat Diazepam, Alparazolam, Flurazepam, temazepam, dan

lain-lain.

i. Promosi kesehatan melalui penyuluhan kepada klien

Memberikan penjelasan kepada klien tentang keadaan yang dialaminya

agar klien dapat lebih tenang dan dapat mengatur pola tidurnya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

25

11. Penanganan masalah tidur

Berbagai macam cara dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan tidur

pada seseorang, baik dengan terapi farmakologi maupun terapi non

farmakologi. Terapi farmakologi misalnya dengan bantuan obat tidur atau

obat penenang lainnya (Harmanto& Subroto, dalam Diva,dkk 2007 ). Terapi

non farmakologis dapat dilakukan dengan cara non farmakologis (Djohan,

2006). Satu terapi non-farmakologi yang bisa digunakan untuk

meningkatkan kualitas tidur adalah terapi musik instrumental kitaro koi.

Menurut jurnal (Astriawan, 2016) mendengarkan musik selama 1,5 jam

sama efeknya dengan memperoleh suntikan 10 ml gram valium (sejenis obat

tidur) (Djohan 2009). Peran musik dalam terapi musik tentunya bukan

seperti obat yang dapat dengan segera menghilangkan rasa sakit atau dengan

segera mengatasi sumber penyakit. Namun , dengan terapi musik dapat

membantu memberi pengaruh positif dan mengatasi stres, mencegah

penyakit,dan meringankan rasa sakit (Djohan, 2006).

Terapi musik menyembuhkan secara fisik dan psikis manusia. Para

peneliti dari The Neuro, melalui MRI scan membuktikan bahwa otak

melepas zat dopamin (hormon yang terkait dengan sistem otak, memberikan

perasaan dan penguatan untuk memotivasi seseorang secara proaktif

melakukan kegiatan tertentu) saat melakukan terapi musik dalam kapasitas

yang tidak berlebihan. Tubuh manusia akan memberi respon jika ada

getaran atau frekuensi yang masuk. Setiap sel yang terdapat dalam tubuh

adalah merupakan resonator bunyi. Sel-sel baru terbentuk pada setiap organ

tubuh yang menyebabkan sistem organ tubuh memiliki frekuensi masing-

masing pada saat kita sakit maka gelombang bunyi akan memberi harmoni

pada area yang terinfeksi sehingga frekuensi setiap sel bisa diperbaharui

(Natalina, 2013).

Menurut jurnal Geraldina (2017) (World federation of Music Therapy

menjelaskan terapi musik sebagai penggunaan profesional dari musik dan

elemenya sebagai salah satu intervensi dalam bidang kesehatan, pendidikan,

dan lingkungan sehari-hari dengan individu, kelompok, keluarga, atau

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

26

komunitas yang mencoba untuk melakukan optimalisasi kualitas hidupnya

dan meningkatkan kesehatan fisik, sosial, komunikatof, emosional,

intelektual, spritualnya serat kondisi well-being dirinya (Edwards, 2017).

C. Terapi Musik

1. Pengertian Terapi Musik

Terapi musik terdiri dari dua kata,yaitu “terapi” dan “musik” kata “terapi

berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau

menolong orang. Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah

fisik atau mental. Dalam kehidupan sehari-hari, terapi terjadi dalam

berbagai bentuk. Misalnya, para psikolog akan mendengar dan berbicara

dengan klien melalui tahapan konseling yang kadang-kadang perlu disertai

terapi, ahli nutrisi akan mengajarkan tentang asupan nutrisi yang tepat, ahli

fisioterapi akan memberikan berbagai latihan fisik untuk mengembalikan

fungsi otot tertentu. Seorang terapis musik akan menggunakan musik dan

aktivitas untuk memfasilitasi proses terapi dalam membantu kliennya.

Kata “musik” dalam terapi musik” digunakan untuk menjelaskan media

yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi, Berbeda dengan

berbagai terapi dalam lingkungan psikolog yang justru mendorong klien

untuk bercerita tentang permasalahan-permasalahannya, terapi musik adalah

terapi yang bersifat nonverbal. Dengan bantuan musik, pikiran klien

dibiarkan untuk mengembara, baik untuk mengenang hal-hal yang

membahagiakan, membayangkan ketakutan-ketakutan yang dirasakan,

mengangankan hal-hal yang diimpikan dan dicita-citakan, atau langsung

mencoba menguraikan permasalahan yang ia hadapi (Djohan, 2006).

Terapi Musik adalah suatu proses yang menggabungkan antara aspek

penyembuhan musik itu sendiri dengan kondisi suatu fisik/tubuh, emosi,

mental, spritual, kognitif dan kebutuhan sosial seseorang. Terapi musik

merupakan pengobatan secara holistik yang langsung menuju pada simptom

penyakit (Natalina, 2013). Terapi musik merupakan terapi yang dilakukan

menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi kekurangan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

27

dalam aspek fisik, emosi, kognitif, dan sosial pada anak-anak (Djohan,

2006). Terapi musik adalah suatu profesi dibidang kesehatan yang

menggunakan musik dan aktivitas musik untuk mengatasi berbagai masalah

fisik, psikologis, kognitif, dan kebutuhan sosial individu yang mengalami

cacat fisik (AMTA, 1997). Terapi musik adalah penggunaan musik dalam

lingkup klinis, pendidikan, dan sosisal bagi klien atau pasien yang

membutuhkan pengobatan, pendidikan atau intervensi pada aspek sosial dan

psikologis (Djohan, 2006).

Terapi musik bisa membantu pasien kanker agar bisa tidur lebih nyenyak

karena biasanya pasien kanker memiliki gangguan sulit tidur. Terapi musik

juga dapat meningkatkan kekebalan pada anak-anak penderita kanker (Dofi,

2010). Mendengarkan musik secara rutin membuat suasana batin dan hati

akan menjadi lebih tenang. Musik bisa membantu pasien lebih santai/relax

dan mudah tidur. Penggunaan terapi musik bisa diterapkan kepada setiap

orang dalam berbagai kondisi. Terapi musik bisa dilakukan untuk

mengurangi rasa khawatir pasien yang menjalani berbagai operasi atau

serangkaian proses perawatan penyakit berat di rumah sakit. Musik akan

membantu mengurangi timbulnya rasa sakit dan memperbaiki mood pasien

(Yudfi, 2010).

2. Jenis Terapi Musik

Menurut Natalina (2013) terapi musik terdiri dari dua jenis:

a. Aktif-Kreatif

Terapi musik diterapkan dengan melibatkan klien secara langsung untuk

ikut aktif dalam sebuah sesi terapi melalui cara:

1) Menciptakan lagu (Composing) klien diajak untuk menciptakan lagu

sederhana ataupun membuat lirik

2) Improvisasi, klien membuat musik secara spontan dengan menyanyi

ataupun bermain musik pada saat itu juga atau membuat improvisasi

dari musik yang diberikan oleh terapis.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

28

3) Re- creating klien menyanyi ataupun bermain instrumen musik dari

lagu-lagu yang sudah dikenal.

b. Pasif-reseptif

Dalam seni reseptif, klien akan mendapat terapi dengan mendengarkan

musik. Terapi ini menekankan pada physical, emotional intellectual,

aesthetic or spritual dari musik itu sendiri sehingga klien akan

merasakan ketenangan/relaksasi. Musik yang digunakan dapat bermacam

jenis tergantung dengan kondisi yang dihadapi klien.

3. Pengertian musik instrumental Kitaro Koi

Menurut (Aditia, 2012 dalam Faridah 2014) Musik Instrumental Kitaro

Koi adalah musik yang melantun tanpa vokal,dan hanya instrument atau alat

musik dan atau backing vocal saja yang melantun. Manfaat musik

instrumental adalah musik instrumental menjadikan badan,pikiran,dan

mental menjadi lebih sehat. Musik Instrumental yang bermanfaat

menjadikan badan, pikiran, dan mental menjadi lebih sehat.

(Swarihardiyanti, dkk 2014). Musik instrumental membantu penderita

imsomnia, bagi mereka musik instrumental Kitaro merupakan musik yang

memiliki sifat seperti penyembuh hal ini disebabkan karena musik ini dapat

membuat seseorang merasa dan membayangkan diri berada ditempat yang

indah, sehat serta merasa terbebas dari segala penyakit. (Drajat, dkk 2017).

Alifiyanti (2015) pasien kanker payudara yang akan menjalani pembedahan

67% dari 252 mengalami kualitas tidur buruk. Pasien yang mengalami sulit

tidur atau penderita insomnia dianjurkan untuk mendengarkan musik yang

lembut atau musik klasik selama 45 menit sebelum tidur, dengan musik ini

otak menjadi rileks sehingga dapat tidur dengan pulas. Robby (2015)

ditemukan bahwa sebagian besar komponen tidur yang terdapat pada lembar

PSQI (kualitas tidur subjektif, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, dan

disfungsi tidur siang) dipengaruhi secara negatif saat hosipitalisasi.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

29

4. Musik Klasik Mozart

Musik klasik merupakan istilah yang biasanya mengacu pada musik yang

dibuat atau berakar dari tradisi keseniat barat. Musik klasik memiliki tempo

berkisar antara 60-80 ketukan per menit selaras dengan detak jantung

manusia. Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian

banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan Wolfgang Amadeus Mozart

yang paling dianjurkan.

Beberapa penelitian ini sudah membuktikan dapat mengurangi tingkat

ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu diantaranya dilakukan oleh

Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell, mereka mengistilahkan sebagai

“efek Mozart”. Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang

tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan

daerah kreatif dan motivatif di otak. Musik Mozart sangat misterius, mudah

dihayati ketika didengarkan, memberikan kesan charming, polos, penuh

humor, cerdas dan mampu mengajak menggali yang terbaik pada diri kita.

Musik klasik dapat memberikan energi terhadap otak dan membuatnya

menjadi lebih santai. Yang tidak kalah penting adalah kemurnian dan

kesederhanaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya

komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Dofi, 2010).

5. Pengaruh Musik Bagi tubuh

Semua jenis bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur

yang kita kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian

menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan ditelinga bagian dalam

serta menggetarkan sel-sel berambut di dilam koklea untuk selanjutnya

melalui saraf koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah jaras retikuler yang

diketahui sampai saat ini yaitu: yang pertama jaras retikuler talamus, musik

akan diterima langsung oleh talamus,yaitu suatu bagian otak yang mengatur

emosi, sensasi, perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak

yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia. Kedua melalui

hipotalamus mempengaruhi struktur basal “fprebrain” termasuk sistem

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

30

limbik dan ketiga melalui axon neuron secara difus mempersarafi

neokoerteks. Hipotalamus merupakan pusat syaraf otonom yang mengatur

fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus,

fungsi endokrin, memori dan lain-lain (Feriyadi, 2012). Musik

mempengaruhi gelombang alfa di otak sehingga mempengaruhi ketenangan,

relaksasi otot dan menekan emosi. Pengaruh terhadap relaksasi tubuh dapat

diukur dari denyut nadi, tekanan darah, kadar kortisol, dan efineprin, enzim

yang meningkat pada seseorang yang mengalami gejolak fisik maupun

mental (Widiatmoko, 2015).

Terapi musik dapat meningkatkan kadar melatonin yang mendorong

pasien untuk tidur nyenyak. Musik mempengaruhi imaginasi, intelegensi

dan memori serta mempengaruhi hipofisis di otak untuk melepaskan

endorfin yang dapat mengurangi rasa nyeri sehingga dapat mengurangi

penggunaan obat analgetik, juga menurunkan kadar katekolamin dalam

darah sehingga denyut jantung menurun.

Penelitian oleh satriadarma mengukur suhu kulit, pada saat subyek

penelitian mendengarkan musik hingar-bingar suhu kulit lebih rendah dari

suhu normal, sebaliknya ketika mendengarkan musik lembut suhunya

meninggi dari biasanya. Musik juga menyebabkan otak melepas horon

setres yaitu adrenalin yang dapat mempengaruhi bekerja pembuluh darah di

kulit untuk vasokontriksi dan vasodilatasi. Pada kondisi setres, adrenalin

banyak dikeluarkan pembuluh darah kulit menyempit, sehingga suhu kulit

menurun. Kesimpulannya jenis musik Hingar-bingar dapata membuat kita

setres, sedangkan musik lembut memilik efek menenangkan.

6. Manfaat Terapi Musik

Beberapa manfaat terapi musik yang dikutip dari terapimusik.com yaitu:

a. Relaksasi

Manfaat yang dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan

rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih Ifresh. Dalam kondisi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

31

yang lebih rileks, seluruh sel dalam tubuh diseimbangkan dan pikiran

mengalami penyegaran.

b. Meningkatkan kecerdasan

Sebuah efek terapi musik yang bisa mengembangkan intelegensi adalah

musik Mozart. Masa dalam kandungan adalah adalah waktu yang tepat

untuk mnstimulasi otak anak agar menjadi cerdas. Hal ini karena otak

sedang dalam masa pertumbuhan sehingga sangat baik jika mendapat

rangsangan positif.

c. Mengurangi rasa sakit

Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang

bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung, dan fungsi

otak, dan mengontrol perasaan serta emosi. Mendengarkan musik secara

teratur dapat mencegah rasa saskit karna tubuh menjadi rileks.

d. Mengurangi insomnia

Salah satu manfaat yang cukup besar dalam terapi musik adalah untuk

mengendalikan diri. Karena musik mengandung vibrasi energi, vibrasi ini

mengaktifkan sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia.

7. Tahapan Dalam Terapi Musik

Tahapan dalam melakukan terapi musik adalah:

a. Anjurkan responden untuk menentukan posisi yang nyaman.

b. Responden mendengarkan musik instrumental kitaro koi dan musik

klasik mozart dari mp3 melalui earphone.

c. Volume diatur jangan terlalu keras.

d. Ketika musik diperdengarkan, responden diminta untuk mendengarkan

dengan seksama instrumennya, seolah-olah pemainnya sedang ada

diruangan memainkan musik khusus untuk responden.

e. Musik didengarkan selama 15-30 menit. Setelah, responden

mendnegarkan musik mp3 dimatikan.

f. Responden bisa kembali istirahat.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

32

D. Penelitian Terkait

Astriawan (2016) yang berjudul Pengaruh Musik Instrumental Kitaro

Terhadap Kualitas Tidur Pasien Rawat Inap yang Mengalami Gangguan Tidur

Di RSUD Ungaran dengan jumlah sampel sebanyak 36 pasien. Hasil Uji

statistik menggunakan T test diperoleh nilai P value sama dengan 0,041

(0,005).

Faridah (2016) yang berjudul Terapi Musik Instrumental dan Musik Klasik

Mampu Menurunkan Intensitas Nyeri Wound Care Gangrene Di Ruang Teratai

RSUD Dr. Soegiri Lamongan dengan jumlah sampel 34 pasien. Hasil

Penelitian dengan uji wilcoxon diperoleh nilai Z = -4,667 dan p=0,000 dimana

p<0,05.

Damayanti, dkk (2013) yang berjudul Faktor-Faktor yang Berhubungan

Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Pasien yang Dirawat Diruang Baji

Kamase RSUD Labuang Baji Makasar. Dengan jumlah sample 35 orang.

Dengan hasil uji menggunakan Chi-Square adanya hubungan nyeri dengan

pemenuhan kebutuhan tidur P=0.043 (ɑ-0,05).

Rahmayati dan Handayani (2016) yang berjudul Perbedaan Pengaruh Terapi

Musik Psikoreligius dengan Terapi Musik Klasik terhadap Kecemasan Pasien

Pre Operatif di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dengan jumlah

sempel 80 orang dibagi kedalam 2 kelompok. Hasil penelitian menyimpulkan

ada perbedaan pengaruh terapi psikoreligius dan terapi musik klasik terhadap

kecemasan pasien pre operatif.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

33

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan gambaran dari teori dimana suatu problem riset

berasal atau dikaitkan.

Gambar 2. Kerangka Teori Penelitian

(Potter & Perry, 2006) dan (Mubarak dan Chayatin, 2005).

Faktor- faktor yang mempengaruhi tidur:

1. Penyakit fisik 2. Lingkungan 3. Kelelahan 4. Gaya hidup 5. Stress emosional 6. Stimulan & alkohol 7. Diet 8. Merokok 9. Motivasi 10. Obat-obatan

Tindakan memperbaiki kualitas tidur:

1. Kontrol lingkungan 2. Meningkatkan rutinitas menjelang

tidur 3. Meningkatkan kenyamanan 4. Meningkatkan periode istirahat &

tidur 5. Pengendalian gangguan fisiologis 6. Pengurangan stres dengan

mendengarkan musik 7. Kudapan menjelang tidur 8. Pendekatan farmakologi untuk

meningkatkan tidur 9. Promosi kesehatan melalui

penyuluhan

Kualitas tidur

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep ...

34

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo, 2018).

Berdasarkan konsep diatas, maka penulis membuat kerangk konsep sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka Konsep

Sumber (Riyanto, 2011)

Kualitas tidur

sebelum diberikan intervensi

Kualitas tidur

sesudah diberikan intervensi

Pemberian terapi

musik instrumental Kitaro Koi/ Mozart